Anda di halaman 1dari 21

Pertemuan

12
KONSTITUSI NKRI
PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN

M. Baihaqi Lathif M.Phil.

Universitas Mercu Buana Yogyakarta


2019
[BAHAN KAJIAN]
• Pengertian konstitusi
• Materi Muatan Konstitusi
• Fungsi Konstitusi
• Konstitusi NKRI
• Proses Perumusan dan Penetapan
Konstitusi
• Perubahan UUD
[UNSUR PEMBENTUK NEGARA]
KONSTITUTIF
• Wilayah
• Rakyat
• Pemerintahan yang berdaulat
DEKLARATIF
• Tujuan negara
• Konstitusi
• Pengakuan dari negara lain
• Masuk dalam PBB
KONSTITUSI DAN UUD
Istilah Konstitusi

• “constitution” (bahasa Inggris),


• “constitutie” (bahasa Belanda),
• “constitutionel” (bahasa Prancis),
• “verfassung” (bahasa Jerman),
• “constitutio” (bahasa Latin),
• “fundamental laws” (Amerika Serikat)
Undang-Undang Dasar (bahasa Belanda
Grondwet).
 wet = undang-undang, dan
 grond = tanah/dasar

UUD (grondwet) adalah bagian tertulis dari suatu


konstitusi,
Konstitusi (constitution) memuat baik peraturan tertulis
maupun yang tidak tertulis. (L.J Van Apeldoorn)
PENGERTIAN KONSTITUSI

Konstitusi adalah peraturan tertulis,


kebiasaan, dan konvensi-konvensi
kenegaraan (ketatanegaraan) yang
menentukan susunan dan kedudukan
organ-organ negara, mengatur
hubungan antara organ-organ
negara itu, dan mengatur hubungan
organ-organ negara tersebut dengan
warga negara. (Jimly Asshiddiqe)
KEBIASAAN, KONVENSI KENEGARAAN

Kebiasaan (konvensi) ketatanegaraan ialah perbuatan dalam kehidupan


ketatanegaraan yang dilakukan berulang kali, sehingga ia diterima dan
ditaati dalam praktek ketatanegaraan, walaupun ia bukan hukum.
• Maklumat Wakil Presiden No. X Tahun 1945 tanggal 16 Oktober 1945
yang mengubah sistem pemerintahan dari presidensil ke parlementer.
• Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang memberlakukan kembali UUD 1945
• Amanat 17 Agustus, berupa pidato Presiden Republik Indonesia
sebagai Panglima Besar Revolusi, setiap tanggal 17 Agustus.
• Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia di hadapan Sidang
Paripurna DPR, setiap tanggal 16 Agustus .
• Tap MPR No.1/MPR/1983 tentang mempertahankan UUD 1945 dan
diperkenalkannya referendum dalam sistem ketataegaraan Republik
Indonesia.
• Praktik musyawarah mufakat yang dilakukan oleh lembaga tinggi
negara Majelis Permusyawaratan Rakyat.
• Keterangan Pemerintah tentang RAPBN di hadapan DPR, pada
minggu pertama bulan Januari setiap tahunnya.
• Adanya menteri negara non departemen dan pejabat negara setingkat
menteri
PENGERTIAN YANG LAIN

1. Konstitusi dalam pengertian politis-


sosiologis. (konstiusi mencerminkan
kehidupan politik didalam masyarakat
sebagai suatu kenyataan )
2. Konstitusi dalam pengertian yuridis.
(konstitusi merupakan satu kesatuan
kaidah hidup dalam masyarakat yang
selanjutnya dijadikan satu sebagai satu
kesatuan kaidah hukum)
3. Konstitusi pengertiannya lebih luas dari
undang-undang dasar. (konstitusi adalah
yang ditulis dalam suatu naskah sebagai
UU yang tertinggi yang berlaku dalam
suatu negara )
MATERI MUATAN KONSTITUSI

• Organisasi negara
• Hak asasi manusia
• Prosedur mengubah Undang-
Undang Dasar
• Adakalanya memuat larangan untuk
mengubah sifat tertentu dari
Undang-Undang Dasar
FUNGSI KONSTITUSI

• Membatasi kekuasaan pemerintah


sedemikiran rupa sehingga
penyelenggara kekuasaan tidak bersifat
sewenang-wenang.

• Dengan demikian diharapkan hak-hak


warga negara akan lebih terlindungi
PROSES AMANDEMEN
PERUBAHAN PERTAMA UUD 1945

• Ditetapkan tanggal 19 Oktober 1999 dalam


Sidang Umum MPR (berlangsung tanggal 14-21
Oktober 1999).

• Dalam perubahan pertama itu, MPR mengubah


Pasal 5 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 ayat
(2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 ayat (2) dan (3),
Pasal 20, dan Pasal 21 UUD 1945.
PERUBAHAN KEDUA UUD 1945

• Ditetapkan tanggal 18 Agustus 2000 dalam


Sidang Tahunan MPR tahun 2000 (tanggal 7-18
Agustus 2000).
• Pada sidang tahunan tersebut, MPR mengubah
dan/atau menambah Pasal 18, Pasal 18A, Pasal
18B, Pasal 19, Pasal 20 ayat (5), Pasal 20A,
Pasal 22A, Pasal 22B, Bab IXA, Pasal 25A, bab
X, Pasal 26 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 27 ayat
(3), Bab XA, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C,
Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, Pasal 28G,
Pasal 28H, Pasal 28I, Pasal 28J, Bab XII, Pasal
30, Bab XV, Pasal 36A, Pasal 36B, dan Pasal
36C UUD 1945.
PERUBAHAN KETIGA UUD 1945

• Ditetapkan tanggal 9 November 2001 dalam Sidang Tahunan


MPR Tahun 2001 (tanggal 1-9 Nopember 2001).
• Melalui Sidang Tahunan itu, MPR mengubah dan/atau
menambah Pasal 1 ayat (2) dan (3); Pasal 3 ayat (1), (3), dan
(4); Pasal 6 ayat (1) dan (2); Pasal 6A ayat (1), (2), (3), dan (5);
Pasal 7A; Pasal 7B ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan (7); Pasal
7C; Pasal 8 ayat (1) dan (2); Pasal 11 ayat (2) dan (3); Pasal 17
ayat (4); Bab VIIA, Pasal 22C ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal
22D ayat (1), (2), (3), dan (4); Bab VIIB, Pasal 22E ayat (1), (2),
(3), (4), (5), dan (6), Pasal 23 ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23A;
Pasal 23C; Bab VIIIA, Pasal 23E ayat (1), (2), dan (3); Pasal
23F ayat (1) dan (2); Pasal 23G ayat (1) dan (2); Pasal 24 ayat
(1) dan (2); Pasal 24A ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Pasal 24B
ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 24C ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan
(6) UUD 1945.
PERUBAHAN KE EMPAT UUD 1945

• Ditetapkan tanggal 10 Agustus 2002 dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2002 (tanggal
1-11 Agustus 2002).
• Dalam naskah perubahan keempat ini, MPR menetapkan:
1. UUD Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama,
kedua, dan ketiga, dan perubahan keempat ini adalah Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan
secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat;
2. Penambahan bagian akhir pada perubahan kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dengan kalimat “Perubahan tersebut diputuskan dalam Rapat
Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-9 tanggal 18 Agustus
2000 Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dan mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan;
3. Perubahan penomoran Pasal 3 ayat (3) dan ayat (4) Perubahan Ketiga Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi Pasal 3 ayat (2) dan (3), Pasal 25E
Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi
Pasal 25A;
4. Penghapusan judul Bab IV tentang Dewan Pertimbangan Agung dan pengubahan substansi
Pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan negara;
5. Pengubahan dan/atau penambahan Pasal 2 ayat (1); Pasal 6A ayat (4); Pasal 8 ayat (3);
Pasal 11 ayat (1); Pasal 16; Pasal 23B; Pasal 23D; Pasal 24 ayat (3); Bab XIII; Pasal 31 ayat
(1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5); Pasal 32 ayat (1) dan ayat (2); Bab XIV, Pasal 33
ayat (4) dan ayat (5); Pasal 34 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4); Pasal 37 ayat (1), ayat
(2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5); Aturan Peralihan Pasal I, II, dan III; Aturan Tambahan
Pasal I dan II Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
NASKAH UUD NRI 1945
KESADARAN KONSTITUSIONAL
TINGKAT KESADARAN KONSTITUSIONAL
Terima Kasih
M. Baihaqi Lathif M.Phil.

Anda mungkin juga menyukai