Oleh :
TIM PPI
TAHUN 2022
A. PENDAHULUAN
Pencegahan cedera atau tertusuk jarum suntik dilakukan untuk mencegah tertularnya
penyakit menular seperti penyakit Hepatitis dan HIV. Pusat pengendalian penyakit menular di
Amerika memperkirakan 385000 orang tertusuk jarum suntik dan benda tajam lainya yang
berkaitan dengan pekerjaanya di rumah sakit, dan hampir rata-rata 1000 orang mengalami cedera
seperti itu perharinya.
Dari paparan hasil penelitian tersebut diatas, disimpulkan bahwa telah terjadi kecelakaan
serius pada perawat akibat tertusuk jarum yang memiliki resiko menderita penyakit menular yang
ditularkan oleh jarum bekas menyuntik pasien terutama pada pasien yang menderita penyakit
hepatitis dan HIV. Kejadian tersebut menjadi pembelajaran bagaimana cara melakukan upaya
pencegahannya.
Levy and Wegman (2000) telah mengadvokasi tiga tahapan pengendalian kecelakaan
kerja yaitu pertama melalui engineering controls, pada tahap pertama ini bagaimana supaya jarum
suntik yang telah dipakai menyuntik tidak bisa menusuk kepada perawat yang memegangnya.
Cara kedua adalah dengan metoda administrative control, yaitu bagaimana mengatur atau
memberikan aturan cara penyuntikan yang aman, tentunya ini memerlukan strategi khusus yang
melibatkan berbagai unsur mulai dari adanya kebijakan, prosedur tertulis dan kegiatan pelatihan.
Dan yang ketiga melalui metoda penggunaan alat pelindung diri, tentunya saat ini belum ada alat
pelindung diri yang kebal terhadap benda tajam sejenis jarum suntik yang bisa dilakukan adalah
jarum bekas pakei terkumpul dalam satu box yang tidak mudah tertusuk oleh jarum tersebut untuk
menghindari tercecernya bekas jarum suntik yang bisa membahayakan masyarakat umum.
Program praktek penyuntikan yang aman, artinya tindakan penyuntikan yang tidak
membahayakan bagi si penderita yang akan di suntik, dan tidak memberikan resiko tertusuk pada
si perawat yang melakukannya dan tidak menimbulkan sampah medis yang berbahaya bagi
masyarakat. Oleh karena itu, tim PPI mengadakan sosialisasi tentang bagamana menyuntik yang
aman sesuai dengan standar prosedur kepada petugas medis khususnya perawat/bidan/petugas lab
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo melalui
pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilaksanakan oleh petugas terkait.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan tentang menyuntik yang
aman sesuai standar prosedur
b. Mencegah penyebaran infeksi antar pasien
c. Mencegah penularan infeksi pada petugas medis
d. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat
D. METODE
Ceramah, Tanya Jawab, Demonstrasi, Praktek Individu
E. MEDIA
LCD dan Leaflet
F. NARASUMBER/PELATIH
Dewi Mahfudoh, Amd.Kep
G. RINCIAN KEGIATAN
Season 1 Season 2
09.00-09.05 10.00-10.05 Pretest
09.05-09.20 10.05-10.20 Materi cara menyuntik yang aman
09.20-09.45 10.20-10.45 Praktek
09.45-09.55 10.45-10.55 Diskusi tanya jawab tentang menyuntik yang aman
09.55-10.00 10.55-11.00 Post Test
H. JADWAL PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Senin, 13 Maret 2022
Waktu : 09.00 s/d 11.00 WIB
Tempat : Ruang pertemuan.
I. SUSUNAN PANITIA
J. MATERI SOSIALISASI
a. Pengertian menyuntik yang aman
b. Penyuntikan aman bagi pasien
c. Penyuntikan aman bagi perawat
d. Bekas jarum suntik aman bagi masyarakat
K. ANGGARAN BIAYA
Mengetahui,
Direktur
Ketua Pelaksana
PENGERTIAN
Program praktek penyuntikan yang aman, artinya tindakan penyuntikan yang tidak
membahayakan bagi si penderita yang akan di suntik, dan tidak memberikan resiko tertusuk
pada si perawat yang melakukannya dan tidak menimbulkan sampah medis yang berbahaya
bagi masyarakat. Penyebab langsung terjadinya tertusuk jarum suntik (needle stick injury),
disebabkan oleh dua hal yaitu: oleh adanya perbuatan atau perilaku yang tidak aman (Unsafe
act) dan dan keadaan yang tidak aman bagi siapa saja (unsafe condition).
Upaya penyuntikan yang aman harus dilakukan oleh perawat yang terlatih,
mengunakan sarung tangan dan membuang bekas jarum suntik ke dalam box jarum suntik
yang sudah disediakan, apabila cara ini dilanggar maka disebut praktek penyuntikan yang
tidak aman (unsafe act). Terutama dinegara-negara berkembang 75% ditemukannya spuit dan
jarum suntik yang sudah terkontaminasi, dan ditemukan bekas jarum suntik diperjua belikan
untuk mainan anak-anak dan di gunakan lagi keadaan ini disebut keadaan yang tidak aman
(unsafe condition).