Anda di halaman 1dari 12

BAHAN BACAAN

PENGETAHUN ALAT, BAHAN DAN TEKNIK BERKARYA SENI RUPA 2 DIMENSI

A. Tujuan
1. Mengetahui berbagai jenis dan perbedaan jenis karakter alat dan bahan yang
digunakan untuk berkarya seni rupa 2 dimensi.
2. Memahami berbagai alat dan bahan yang biasa digunakan dalam praktek
berkarya seni rupa 2 dimensi.
3. Mengenal karakter alat adan bahan dengan baik yang dilakukan dengan kegiatan
praktek secara langsung.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Dapat menerapkan pengetahuan jenis alat dan bahan yang akan digunakan
untuk berkarya seni rupa 2 dimensi secara tepat.
2. Dapat menerapkan berbagai alat dan bahan yang biasa digunakan dalam praktek
berkarya seni rupa 2 dimensi.
3. Dapat menerapkan karakter alat adan bahan dengan baik yang dilakukan dengan
kegiatan praktek secara langsung.

C. Uraian Materi

Bahan berkarya seni rupa adalah material habis pakai yang digunakan untuk
mewujudkan karya seni rupa . Sesuai dengan keragaman jenis karya seni rupa,
bahan untuk berkarya seni rupa ini juga banyak macam dan ragamnya, ada yang
berfungsi sebagai bahan utama (medium) dan ada pula sebagai bahan penunjang.
Sebagai contoh, pada umumnya perupa membuat karya lukisan menggunakan
kanvas dan cat sebagai bahan utamanya serta kayu dan paku sebagai bahan
penunjang. Kayu digunakan sebagai bahan bingkai (spanram) untuk menempatkan
kanvas dan paku untuk mengaitkan kanvas pada permukaan kayu bingkai tersebut.
Bahan untuk berkarya seni rupa dapat dikategorikan menjadi bahan alami dan bahan
sintetis berdasarkan sumber bahan dan proses pengolahannya. Bahan baku alami
adalah material yang bahan dasarnya berasal dari alam. Bahan-bahan ini dapat
digunakan secara langsung tanpa proses pengolahan secara kimiawi di pabrik atau
industri terlebih dahulu. Adapun bahan baku olahan adalah bahan-bahan alam yang
telah diolah melalui proses pabrikasi atau industri tertentu menjadi bahan baru yang
memiliki sifat dan karakter khusus. Berdasarkan sifat materialnya, bahan berkarya
seni rupa ini dapat juga dikategorikan ke dalam bahan keras dan bahan lunak, bahan
cair dan bahan padat dan sebagainya. Alat dan bahan yang diperlukan antara lain:

1
Alat dan bahan:

1. Cat Air
Cat air adalah media seni rupa yang memiliki sifat khusus yaitu tembus
pandang / transparan. Apabila terjadi susunan warna tumpang tindih maka warna
yang tertindih tidak tertutup sepenuhnya. Bahkan dari garis tumpang tindih itu
menimbulkan efek warna campurannya. Cat air menggunakan air sebagai
medium pengencernya sehingga tidak dapat digunakan di atas kanvas cat
minyak. Kertas yang digunakan sebaiknya khusus untuk cat air, karena daya
serapnya telah disesuaikan dengan sifat cat air yang harus banyak
menggunakan air dalam penggunaannya. Cat air tidak digunakan untuk pewarna
yang tebal dan pekat, karena jika digunakan secara tebal dan pekat
pengeringannya lama dan kemungkinan merusak kertas jika tertempel dengan
kertas atau benda lain. Pada waktu mengeluarkannya tidak boleh diambil dengan
kuas yang basah langsung dari tubenya, sebab jika air masuk ke dalam tube
warna di dalam akan menjadi keras dan tidak dapat dikeluarkan. Dalam
menggunakannya keluarkanlah warna cat air secukupnya di atas palet cat air.
Kemudian tetesi air secukupnya dan aduk sampai rata baru dapat digunakan
dengan menguaskan di atas kertas. Dalam penggunaannya cat air harus 'sekali
gores jadi’ dan tidak bisa diperbaiki kembali jika ada kesalahan. Oleh sebab itu
penggunaan cat air harus betul-betul cermat, penuh konsentrasi dan berhati-hati.
Sebelum menerapkan warna, sebaiknya kertas dibersihkan dahulu dengan
menggunakan kapas atau tisu lembab dengan cara mengusapkannya di
permukaan kertas dengan lembut dan hati-hati agar kertas tidak luka. Kapas atau
tisu jangan terlalu basah karena dapat menyebabkan kertas bergelombang.
Pembersihan ini penting dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran pada
permukaan kertas yang dapat mengganggu penyerapan warna yang digunakan.
Teknik pewarnaan dengan cat air biasanya mulai dari warna tipis dan ringan
kemudian secara perlahan diberikan tonasinya ke warna yang lebih kuat. Cat
yang masih basah tidak dapat segera ditindih dengan warna lain karena warna
akan bercampur dan nampak kotor, untuk itu harus ditunggu sampai warna
setengah kering.

2
Gambar 34.Cat Air

Gambar 35. Contoh karya dengan bahan cat air


Sumber: Karya guru Diklat seni budaya di PPPPTK-SB, foto: Budi Saptoto

Gambar 36. Contoh karya dengan bahan cat air


Sumber: Karya guru Diklat seni budaya di PPPPTK-SB, foto: Budi Saptoto

3
2. Kuas
Kuas merupakan alat pokok dalam menggambar, selain pena dan pensil. Mutu
kuas ditentukan oleh mutu bulunya dan teknik mencengkeramkan pada
gagangnya. Bentuk goresan yang dihasilkan ditentukan oleh bentuk, ketebalan
dan panjang bulunya. Bulu kuas cat air berbeda dengan bulu kuas cat minyak.
Bulu dari serat tumbuhan baik untuk cat air karena daya serapnya baik
sedangkan untuk cat minyak kuas yang berkualitas dibuat dari bulu binatang dan
nilon. Ukuran kuas dibuat bervariasi sesuai dengan teknik dan proses
pembentukan gambarnya. Saat ini banyak jenis kuas di jual di pasaran, kuas
yang mutunya baik lebih mahal harganya tetapi cukup tahan lama dan dapat
menghasilkan karya yang bermutu, terutama dalam membuat karya yang halus
dan detail agak sulit jika menggunakan mutu kuas yang kurang baik.

Gambar 37. Contoh jenis kuas dari beberapa ukuran

Gambar 38. Contoh jenis kuas dari beberapa ukuran

4
3. Pisau Palet

Gambar 40. Pisau Palet


Sumber: http://artaddictclub.blogspot.com/

4. Kanvas
Kanvas digunakan sebagai media bidang gambar untuk melukis menggunakan
cat akrilik, namun pemakaiannya untuk melukis harus dibentang diatas kayu
span ram. Berikut dibawah ini contoh beberapa kanvas yang telah dibentang dan
siap digunakan.

Gambar 43 . Kanvas dalam bentuk spanram


Sumber: http://www.guidetooilpainting.com/paintCanvas.html

5
5. Cat Minyak
Sesuai dengan namanya, dalam penggunaannya cat minyak memerlukan minyak
khusus untuk mencairkannya dan daya keringnya sangat lambat. Cat minyak
terdiri dari bahan pigment, minyak dari tumbuh-tumbuhan, dan terpentin. Pigmen
warna adalah bahan warna berupa serbuk alami, atau sintetis. Pigmen warna
berasal dari mineral (tanah), tumbuh-tumbuhan, dan binatang tertentu, akan
tetapi saat ini kebanyakan yang digunakan adalah bahan sintetis yang berasal
dari bagian industri bahan bakar minyak bumi. Kualitas cat minyak ditentukan
oleh kehalusan dan kepekatan pigmennya yang dicampur dengan minyak. Setiap
pigmen memiliki karakteristik tingkat kekeringan dan stabiltasnya jika terkena
sinar matahari langsung.
Ada beberapa pigmen yang memiliki karakter, khususnya warna putih. Titanium
wahite misalnya memiliki sifat menutup cat sebelumya dan dapat mempermuda
warna lainnya. Zinc white adalah untuk mendapatkan efek transparan, Lead
white memiliki karakter stabil dan elastis. Oleh sebab itu untuk membersihkan
kuas dan palet setelah selesai bekerja, terlebih dahulu menggunakan minyak
tanah atau terpentin, selanjutnya baru dicuci dengan air dan sabun. Alat dan
bahan bantu menggunakan cat minyak relatif lebih banyak dibandingkan
menggunakan media lainnya. Kuas yang digunakan adalah kuas khusus cat
minyak yang dalam satu setnya terdiri kurang lebih kuas nomor 1 hingga 12,
disamping kuas khusus untuk mengerjakan bagian-bagian tertentu dari lukisan
yang dibuat. Keistimewaan cat minyak adalah tahan terhadap perubahan cuaca
sehingga karya lukisan yang menggunakan cat minyak dapat bertahan berabad-
abad. Dalam perkembangan penggunaannya, cat minyak dapat ditorehkan
langsung dari tubenya ke atas kanvas guna keperluan ekspresi yang ingin
diungkapkan oleh pelukisnya.

Gambar 44 . Cat minya, sumber: fjb.kaskus.co.id

6
Gambar 45 . Cat minyak. Sumber: www.hijauart.com

6. Cat Acrilik
Cat akrilik adalah suatu cat sintetis yang cepat kering, cat akrilik dibuat dari
campuran larutan emulsi resin sebagai medium (cairan) dan pigmen warna,
bahan resin berfungsi sebagai medium untuk mengikat pigmen (warna), terbuat
dari bahan minyak alami seperti minyak biji rami yang digunakan dalam catakrilik.
Cat akrilik memiliki kelebihanantara lain pengeringan cat akrilik lebih cepat
dibandingkan dengan cat minyak, namun dapat larut dalam air, sehingga mampu
menyerupai cat minyak ataupun cat air, tergantung kekentalan adonan
perbandingan antara air dan cat akrilik.
Pada awal tahun 1934 resin akrilik telah dikenalkan dan digunakan pertama kali
oleh syarikat kimia Jerman BASF, yang dipatenkan oleh Rohm and Haas. Antara
1946 dan 1949, Leonard Bocour dan Sam Golden mencipta larutan cat akrilik di
bawah perusahaan Magna paint. Ini merupakan cat yang mengandung alkohol
galian "mineral spirits" Cat akrilik mulai dijual dipasaran di Jerman pada 1950-an.
Cat yang dapat larut didalam air ini awalnya dikenal sebagai "Aquatec" kemudian
menyusul penemuan Otto Rohm menciptakan formula baru resin akrilik, yang
dengan cepat dikenal dengan nama cat akrilik. Pada tahun 1953, tahun di mana
Rohm dan Haas membangunkan rumusan formula akrilik pertama. Kemudian
perkembangan cat akrilik pada saat itu sangay pesat, Jose L. Gutierrez
menemukan sebuah formula Politec Acrylic Artists' Colorsdi Mexico, sedangkan
perusahaan cat Permanent Pigments Co. of Cincinnati, Ohio, menghasilkan
warna Liquitex. Dua keluaran produk cat akrilik ini merupakan cat khusus

7
diperuntukkan untuk para pelukis, sekaligus merupakan emulasi akrilik pertama
untuk seni rupa 2 dimensi. Cat akrilik menggunakan medium air sebagai
pengencernya. Cat akrilik untuk melukis mula dijual secara besar-besaran pada
sekitar tahun1950-an, ditawarkan oleh Liquitex, dengan cat kepekatan tinggi,
tidak berbeda dengan yang ada di pasaran saat ini.

Gambar 46 . Cat akrilik dalam bentuk tub


Sumber: http://www.dreamstime.com/ acrylic-painting-tools

Gambar 47. Cat akrilik dalam kemasan kaleng Sumber:


http://www.dreamstime.com/ acrylic-painting-tools

8
7. Palet Cat Akrilik
Palet cat akrilik berbeda dengan palate untuk cat air, palet cat air memiliki banyak
sekat-sekat untuk menampung cat dan air, sedangkan palet cat akrilik memilik
permukaan datar tanpa ada sekat- sekat pembatas. Palet ini digunakan untuk
mencampur cat dengan sedikit air saja, atau bahkan tanpa air. Pilih palet yang
dibuat dari plastik dan dijual di toko-toko alat gambar.

Gambar49. Palet cat akrilik


Sumber: http://artaddictclub.blogspot.com

8. Kain Lap
Untuk membersihkan dan mengeringkan kuas pada waktu melukis dengan cat
air perlu juga kamu siapkan sebuah lap. Lap dari kain katun atau kaos T-shirt
usang yang mempunyai daya serap yang baik terhadap air sangat kamu
perlukan untuk menyerap air yang terlalu banyak yang menggantung pada kwas.
Jangan memijit dan menarik kwas dengan lap karena akan merusak kwas. Kwas
cat minyak dapat diperlakukan seperti itu, tetapi kwas cat air tidak. Kwas yang
mengandung banyak air cukup kamu sapukan pada kain lap.

Gambar 51 . Kain Lap. Sumber: juragankeset.blokspot.com

9
Teknik - Teknik Karya Seni Rupa 2 Dimensi

  Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang menggunakan media melalui
indra penglihatan dan dapat dirasakan indra peraba. Masudnya apa ?
Maksudnya adalah bahwa seni ini mempunyai ciri ciri dapat dilihat serta diraba. 

    Dilihat dari bentuknya, seni rupa dibagi menjadi dua, yaitu seni rupa 2
dimensi dan seni rupa 3 dimensi. Dan kali ini, hanya akan dibahas mengenai
seni rupa 2 dimensi.

Seni rupa 2 dimensi adalah suatu karya seni yang hanya memiliki dua sisi,
yaitu sisi lebar dan panjang. Jadi kita hanya dapat melihatnya melalui SATU
ARAH. Seni rupa 2 dimensi ini tidak memiliki ruang karena tidak memiliki
ketinggian atau ketebalan. Sedangkan seni rupa 3 dimensi tidak hanya terdiri
sari panjang dan lebar saja, melainkan memiliki ruang atau volume. Dan karya
seni rupa 3 dimensi dapat dilihat dari SEGALA ARAH.

Berikut Teknik - Tekniknya :


  Seni rupa juga memiliki beberapa teknik yang perlu kita ketahui, ada  dalam
seni rupa memiliki 12 teknik. Banyak juga ya, padahal cuma menggambar atau
melukis. Berikut teknik tekniknya :
a. Teknik Plakat : Teknik plakat adalah teknik melukis dengan
menggunakan cat minyak, cat poster atau cat akrelik, dengan goresan
yang tebal agar mendapatkan hasil yang pekat dan padat. 
b. Teknik Transparan : Teknik transparan adalah teknik untuk melukis seni
rupa menggambar dengan menggunakan cat cair. Sapuan – sapuan
warna untuk melukis harus tipis agar hasilnya juga tampak seperti
transparan.
c. Teknik Kolase : Teknik kolase adalah teknik yang akan memberikan
hasil lukisan yang realis atau abstrak karena terbuat dari potongan –
potongan kertas yang di tempel dengan menggunakan lem.

10
d. Teknik 3 M (Merekat, Menggunting, Menempel) : adalah teknik dari
seni rupa yang juga merupakan proses manipulasi lembaran kertas yang
akan menjadi suatu bentuk 3 dimensi. 
e. Teknik Linear : Teknik linear adalah teknik untuk menggambar objek
yang dengan menggunakan pola garis dari pensil atau pena.
f. Teknik Blok : Teknik blok adalah teknik yang di gunakan untuk menutupi
objek lukis dengan menggunakan satu warna. 
g. Teknik Arsir : Teknik arsir adalah teknik yang di gunakan untuk
menutupi objek lukis yang dengan pulasan garis sejajar atau garis
menyilang dengan menggunakan pensil atau pena. 
h. Teknik Dussel : Teknik dussel adalah teknik yang di gunakan untuk
membuat gelap terang pada objek lukis dengan goresan – goresan
miring yang menggunakan pensil.
i. Teknik Pointilis : Teknik pointilis adalah teknik yang di gunakan untuk
menghitamkan objek lukis dengan beberapa titik – titik yang ada.
j. Teknik Aquarel :  Teknik aquarel adalah teknik yang di gunakan untuk
menutup objek lukis yang dilakukan dengan menyapu cat cair secara
tipis.
k. Teknik Mozaik : Teknik mozaik adalah teknik yang di gunakan untuk
melukis dengan cara menempelkan benda – benda 3 dimensi
l. Teknik Menganyam : Teknik menganyam adalah teknik yang di gunakan
untuk menumpang tindih dan juga untuk menyilangkan bahan – bahan
yang anda sehingga menghasilkan karya seni anyaman.

REFERENSI:

Banu Arsana, 2013, Gambar Bentuk untuk Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan

A Agung Suryahadi, 2008, Seni Rupa untuk Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen
Pendidikan Nasional

Banu Arsana, 2013, Seni rupa 2 dimensi Realis untuk Sekolah Menengah Kejuruan, Kelas
XI Semester 2, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Rohmad Sulistya, 2015, Modul Diklat PKB Guru Kriya Keramik, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan

Buku Siswa Seni Budaya Kelas X SMA/MA/SMK/MAK, 2014, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan

Buku Guru Seni Budaya Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK, 2014, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan

Buku Seni Budaya Kelas X Semester 2 SMA/MA/SMK/MAK, 2014, Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan

11
I Gst. Ngurah Swastapa, A Agung Suryahadi, 2010, Bahan Ajar Diklat Seni Rupa, PPPPTK
Seni dan Budaya

The Complate Course on Painting and Drawing, 1994, The Basic of Artistic Drawing,
Barron’s Educational series,Inc

Halim Budi, 2015, Panduan Terlengkap Jago Gambar dengan Pensil, Pustaka Diantara.

Agus Sachari, 2006, Seni Rupa dan Desain untuk SMA Kelas X, Penerbit Airlangga.

Adrian Hill, 1884, Bagaimana Menggambar, Penerbit Angkasa Bandung.

Agus Sachari, 2006, Seni Rupa dan Desain untuk SMA Kelas XI, Penerbit Airlangga.

Rasjoyo, 1999, Pendidikan Seni Rupa untuk SMU Kelas I, Penerbit Airlangga

Agus Sachari, 2006, Seni Rupa dan Desain untuk SMA Kelas XII, Penerbit Airlangga.

I Daksopartono, 1983, Ilmu Menggambar untuk SLTA, PN Balai Pustaka

Dr. Iskandar Agung, M.Si., 2012, Panduan Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru, PT. Bestari
Buana Murni.

12

Anda mungkin juga menyukai