PENUGASAN
Mengumpulkan gambar ( reproduksi ) karya seni rupa dua dimensi dari berbagai sumber.
Kemudian, membuat analisis sederhana berkaitan dengan nama perupa (jika ada), jenis karya,
medium, (alat ,teknik, dan bahan), serta unsur fisik nonfisik. Kumpulkan juga informasi tentang
perkembangan medium (bahan , alat, dan teknik) yang digunakan dalam membuat karya seni
rupa dua dimensi.
ANALISIS
“BUNGA SAKURA”
4. Unsur nonfisik :
Naturalisme melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyata, artinya
disesuaikan dengan tangkapan mata kita. Lukisan ini juga menjadi simbol saat perang
dunia kedua, lukisan bunga sakura juga sebagai penanda badan pesawat tentara Jepang
yang akan melakukan misi bunuh diri. Di Jepang bunga sakura sangatlah penting.
5. Unsur fisik :
Titik : Pada gambar diatas unsur titik ada pada bagian tengah bunga
Garis : Nyata, dari goresan pensil menimbulkan kesan gelap terang
Bentuk : Bentuk non geometris (bentuk bunga)
Warna : Hitam putih
Tekstur : Semu tidak sesuai kenyataan
Ruang : Bersifat semu (sifat ruang pada benda 2 dimensi)
Objek : Bunga sakura
Malam merupakan bahan bahan utama yang menjadi ciri khas dalam proses membatik. Dalam
proses membatik, malam mempunyai fungsi untuk merintangi warna masuk ke dalam serat kain
dimana motif telah dipolakan dan agar motif tetap tampak. Sebelum menggunakan malam,
pilihlah malam yang sesuai dengan kebutuhan, karena malam memiliki jenis, sifat, dan fungsi
beragam.
Alat Sablon
1. Screen Sablon, merupakan media yang dipakai untuk mengantarkan tinta sablon ke obyek
sablon. Bentuknya balok yang disusun persegi empat kemudian dipasang kain khusus.
2. Rakel, ada beberapa jenis rakel, tapi kali ini kita membahas rackel untuk kain Rakel
dibedakan oleh bentuk dan kegunaan cetakan.
3. Alat Semprot, Untuk alat bantu pembuatan film.
4. Hair Dryer, Untuk proses pengeringan.
5. Lampu Neon atau bisa dengan cahaya matahari.
6. Meja Sablon + Papan + Lem Kayu.
Seni Ilustrasi
Pada dasarnya alat yang digunakan dalam seni ilustrasi sama dengan alat yang digunakan pada
seni lukis. Alat dan bahan untuk menggambar ilustrasi dengan teknik kering seperti pensil, arang,
kapur, krayon, atau bahan lain yang tidak memerlukan air. Sedangkan pada teknik basah media
yang diperlukan berupa cat air, tinta bak, cat poster, cat akrilik dan cat minyak yang
menggunakan air atau minyak sebagai pengencer.
Alat Batik
1. Canting merupakan alat utama yang dipergunakan untuk membatik. Penggunaan canting
adalah untuk menorehkan (melukiskan) cairan malam agar terbentuk motif batik.
2. Dalam proses membatik kuas juga dapat dipergunakan untuk Nonyoki yaitu mengisi
bidang motif luas dengan malam secara penuh. Kuas dapat juga untuk menggores secara
ekspresif dalam mewarnai kain. Anda dapat mempergunakan kuas cat minyak, kuas cat air,
atau bahkan kuas cat tembok untuk bidang sangat luas.
3. Kompor minyak tanah dipergunakan untuk memanasi malam agar cair. Pilihlah kompor
yang ukurannya kecil saja, tidak perlu yang besar.
4. Wadah untuk mencairkan malam menggunakan wajan, terbuat dari bahan logam. Pilihlah
wajan yang memiliki tangkai lengkap kanan dan kiri agar memudahkan kita
mengangkatnya dari dan ke atas kompor. Wajan yang dipakai tidak perlu berukuran besar,
wajan dengan diameter kurang lebih 15 cm sudah cukup memadai untuk tempat pencairan
malam.
5. Pada waktu membatik kain panjang, tidak mungkin tangan kiri pembatik memegangi kain
tersebut. Untuk itu membutuhkan media untuk membentangkan kain tersebut, yang disebut
gawangan. Disebut demikian karena bentuknya seperti gawang sepakbola, terbuat dari
kayu, agar ringan dan mudah diangkat dan dipindahkan. Peralatan tersebut di atas sudah
cukup memadai untuk kegiatan membatik Anda. Memang di masa lalu ada beberapa
peralatan pendukung lainnya seperti saringan, kursi kecil (dingklik) dan lipas/tepas. Tepas
diperlukan untuk membantuk menyalakan api arang kayu di anglo/keren. Sekarang ini
dengan adanya kompor, maka tepas tidak diperlukan dalam kegiatan membatik.
6. Nampan plastik diperlukan untuk tempat cairan campuran pewarna dan mencelup kain
dalam proses pewarnaan. Pilihlah ukuran nampan yang sesuai dengan ukuran kain yang
dibatik agar kain benar-benar tercelup semuanya.
7. Panci aluminium diperlukan untuk memanaskan air di atas kompor atau tungku dan untuk
melorot kain setelah diwarnai agar malam bisa bersih. Pilihlah ukuran panci sesuai dengan
ukuran kain yang dibatik.
8. Sarung tangan diperlukan sebagai pelindung tangan pada saat mencampur bahan pewarna
dan mencelupkan kain ke dalam cairan pewarna. Selama penyiapan warna dan pewarnaan
kain, pergunakanlah selalu sarung tangan karena bahan pewarna batik terbuat dari bahan
kimia yang berbahaya bagi kesehatan kulit dan pernafasan, kecuali pewarna alami
(natural).
9. Sendok makan dibutuhkan untuk menakar zat pewarna dan mangkuk plastik untuk
mencampur zat pewarna tersebut sebelum dimasukkan ke dalam air. Selain itu juga
diperlukan gelas untuk menakar air.
Pengunaan alat, bahan dan teknik dalam proses pembuatan karya seni lukis dapat menyebabkan
efek visualisasi yang berbeda-beda pula. Adakalanya kita dengan mudah mengetahui medium
yang digunakan dalam berkarya seni lukis, tetapi ada kalanya kita sulit untuk membedakan
penggunaan alat, bahan dan teknik pada sebuah karya seni lukis terutama jika hanya melihat
gambar reproduksinya saja.
1. Teknik Kering. Menggambar ilustrasi dengan teknik kering yaitu, tidak perlu
menggunakan pengencer air atau minyak. Ilustrasi dibuat langsung pada bidang dua
dimensi berupa kertas gambar kemudian dibuat sketsa untuk selanjutnya diberi aksen
garis atau warna sesuai dengan media kering yang digunakan.
2. Teknik Basah. Media yang digunakan untuk teknik basah antara lain seperti, cat air, cat
minyak, tinta, atau media lain yang memerlukan air atau minyak sebagai pengencer.
Ilustrasi dibuat dengan cara membuat sketsa pada bidang gambar dua dimensi berupa
kertas atau kanvas kemudian diberi warna sesuai dengan media basah yang sudah
ditentukan.
3. Batik
1. Teknik Canting Tulis. Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan
alat yang disebut canting (Jawa). Canting terbuat dari tembaga ringan dan berbentuk
seperti teko kecil dengan corong di ujungnya. Canting berfungsi untuk menorehkan
cairan malam pada sebagian pola. Saat kain dimasukkan ke dalam larutan pewarna,
bagian yang tertutup malam tidak terkena warna. Membatik dengan canting tulis disebut
teknik membatik tradisional.
2. Teknik Celup Ikat. Teknik celup ikat merupakan pembuatan motif pada kain dengan cara
mengikat sebagian kain, kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Setelah
diangkat dari larutan pewarna dan ikatan dibuka bagian yang diikat tidak terkena warna.
Namun kini celup ikat tidak hanya dapat dilakukan dengan cara dicelup, tapi dapat juga
dilakukan dengan cara disiram, disuntik, spray, dan lain-lain. Celup ikat menggunakan
tali, benang, dan karet sebagai bahan penghambat atau perintang warna. Celup ikat
dikenal dibeberapa daerah di Indonesia dengan nama jumputan, tritik (Jawa Tengah dan
Yogyakarta, Sasirangan (Banjarmasin), dan Pelangi (Palembang).
3. Teknik Printing. Teknik printing atau cap merupakan cara pembuatan motif batik
menggunakan canting cap. Canting cap merupakan ke pingan logam atau pelat berisi
gambar yang agak menonjol. Per mukaan canting cap yang menonjol dicelupkan dalam
cairan malam (lilin batik). Selanjutnya, canting cap dicapkan pada kain. Canting cap
akan meninggalkan motif. Motif inilah yang disebut klise. Canting cap membuat proses
pemalaman lebih cepat. Oleh karena itu, teknik printing dapat menghasilkan kain batik
yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.
4. Teknik Colet Batik Tulis Warna. Motif batik juga dapat dibuat dengan teknik colet. Motif
yang dihasilkan dengan teknik ini tidak berupa klise. Teknik colet biasa disebut juga
dengan teknik lukis, merupakan cara mewarnai pola batik dengan cara mengoleskan cat
atau pewarna kain jenis tertentu pada pola batik dengan alat khusus atau kuas. Hasil
karya dari batik colet sangat di pengaruhi oleh cita rasa, kreatifitas dan ketelatenan
(skill) maupun kombinasi warna dari pelukis batik ini. Ketika semakin kecil, rumit dan
detil gambar(warna) yang di hasilkan oleh pelukis batik, dengan sendirinya akan
semakin tinggi nilai seni dan nilai jual dari batik colet ini(jangan heran kalau anda
melihat harga sebuah karya batik dengan harga yang begitu mencengangkan).