Anda di halaman 1dari 4

PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT UMUM SRI PAMELA

NOMOR : SPKRS/PER/02/ 2017

TENTANG

KEBIJAKAN ASESMEN NYERI


DI RSU SRI PAMELA

Menimbang : a. Bahwa untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien di


RSU Sri Pamela.
b. Bahwa dalam rangka mewujudkan Visi yaitu Menjadi Rumah
Sakit Terkemuka, Terpercaya dan pilihan Masyarakat dengan
Layanan Prima serta Profesional.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b, perlu menetapkan Surat Keputusan Kepala
Rumah Sakit RSU Sri Pamela tentang Kebijakan Asesmen
Nyeri RSU Sri Pamela.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/Per/III/2008
tentang Rekam Medis

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN KEPALA RSU SRI PAMELA TENTANG


ASESMEN NYERI RSU SRI PAMELA.

KESATU : Asesmen Nyeri RSU Sri Pamela sebagaimana yang terlampir


dalam Peraturan ini;

KEDUA : Pembinaan dan Pengawasan penyelenggaraan Asesmen Nyeri


RSU Sri Pamela dilaksanakan oleh Kabid Pelayanan RS;

KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan


apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan maka akan
diperbaiki sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN di : Tebing tinggi

PADA TANGGAL :10 April 2017

KEPALA RSU SRI PAMELA

Tembusan :
1. Kabid Pelayanan
2. Arsip
Lampiran
Peraturan Kepala Rumah Sakit Umum Sri
Pamela tentangKebijakan Asesmen Nyeri di
RSU Sri Pamela.
Nomor : SPKRS/PER/02/2017

KEBIJAKAN ASESMEN NYERI


DI RSU SRI PAMELA
1. Setiap pasien rawat inap dan rawat jalan dilakukan skrining untuk rasa sakit.
2. Pasien yang teridentifikasi nyeri dilakukan asesmen lebih dalam mengenai rasa nyerinya
sesuai dengan umur dan tingkat kesadaran pasien.
3. Asesmen nyeri dilakukan berdasarkan prinsip PQRST, yaitu menilai provocation (penyebab
nyeri) /paliatif, quality/quantity, region/radiation, severity, time (lama) nyeri.
4. Penilaian skala nyeri di RSU Sri Pamela menggunakan:
 Skala nyeri CRIES (untuk pasien berusia < 2 bulan)
 Skala nyeri FLACC (untuk 2 bulan s/d < 10 tahun)
 Skala nyeri Numerik (untuk 10 tahun ke atas)
 Skala nyeri CPOT (untuk pasien yang tidak sadar)

5. Asesmen nyeri ringan ( skore 1-3 ) dilakukan oleh perawat, nyeri sedang ( skore 4-6)
dilakukan oleh dokter umum atau DPJP, dan untuk nyeri berat (skore 7-10) dilakukan oleh
dokter anastesi.ini dikerjakan mulai sejak awal pasien masuk rumah sakit.
6. Asesmen nyeri dicatat di rekam medis sehingga dapat menfasilitasi asesmen ulangan yang
teratur dan tindak lanjut sesuai kriteria yang ditetapkan oleh rumah sakit dan diberikan
pelayanan penanggulangan nyeri sesuai dengan kebutuhannya.
7. Asesmen ulang nyeri dilakukan secara teratur:
 Setiap 30 menit – 1 jam setelah tata laksana nyeri
 Setiap 5 menit setelah tata laksana nyeri pada pasien kardiak (jantung)
 Sesuai kondisi pasien jika diperlukan
 Setiap shift jaga
 Sesudah pindah/transfer unit intra rumah sakit (pada pasien yang direncakan
dirawat > 2 jam di unit tersebut)
 Sebelum pindah/transfer/rujuk antar rumah sakit
 Sebelum pasien pulang

DITETAPKAN di : Tebing tinggi


PADA TANGGAL :10 April 2017
KEPALA RSU SRI PAMELA

dr. Nina Zuliani, MARS

Anda mungkin juga menyukai