Anda di halaman 1dari 7

Kisi2 materi lomba cerdas cermat KPU :

- pasal UUD 45 yang di amandemen (terkait pemilu sj)


- pasal /UU penyelenggaraan PEMILU no, pasal ?
- UU Parpol
- Jumlah anggota DPR,MPR,DPD
- Peserta pemilu 2009 
- Materi/media kampanye apa saja
- Apa saja Petugas2 Pemilu, dari pusat hingga kelurahan
- Kelengkapan di TPS 
- Jumlah anggota Petugas Pemilu
- Jadwal Pemungutan suara Gubernur Kaltim, Bupati Kukar
- Sengketa Pemilu
-Syarat jadi anggota KPU
- Syarat jadi Caleg (calon anggota legislatif)
- Yang berhak memilih
- Jumlah pemilih seluruh indonesia, Pemilih Kaltim, Pemilih Kukar (terbaru)
- Jumlah anggota/petugas PANWASLU
- syarat suara sah/tidak sah
- ASAS PEMILU.....

RANGKUMAN MATERI CERDAS CERMAT UUD


1945 DAN TAP MPR RI 2010
RANGKUMAN MATERI CERDAS CERMAT UUD 1945 DAN TAP MPR RI 2010
1. BENTUK PEMERINTAHAN INDONESIA
Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik, dimana kepala Negara Indonesia adalah Presiden,
sekaligus sebagai kepala pemerintahan menurut UUD 1945, menurut pasal 10 sampai 15 UUD 1945
diketahui bahwa disamping kepala pemerintahan menurut pasal 4 ayat (1) UUD 1945 Presiden juga
sebagai kepala pemerintahan.
Pengisian jabatan Presiden diatur dalam pasal 6A ayat (1) UUD 1945, yaitu presiden dan Wakil
Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat,dimana ketentuan ini menegaskan
bahwa pengisian jabatan presiden dengan melalui pemilihan umum,jadi jelas bentuk Negara
indonesia adalah republik
Hal ini dipertegas juga dalam Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang menytakan bahwa “Negara Indonesia
adalah Negara kesatuan yang berbentuk repubik”
Disamping itu juga dipertegas didalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-empat

2. BENTUK NEGARA INDONESIA


Bentuk Negara menunjukkan bagaimana Negara itu diselenggarakan dari pusat hingga daerah dalam
suatu susunan vertikal
Negara Republik Indonesia sebagai Negara kepulauan yang bercirikan Nusantara, memiliki wilayah
yang sangan luas dengan pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota yang otonom, tetapi kekuasaan
menjalankan pemerintahan Negara tetap ditangan pemerintahan pusat yang memiliki kedaulatan
keluar dan kedalam, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berbentuk Negara kesatuan dengan
sistem desentralisasi
Bentuk Negara kesatuan tetap dipertahankan sampai sekarang sesuai dengan pasal 37 ayat (5) hasil
perubahan ke-empat (2002) yang menegaskan bahwa ‘khusus mengenai bentuk Negara kesatuan
republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”
Mengenai system desentralisasi, dirumuskan dalam pasal 18 ayat (1),(2),(5),dan (6) UUd 1945
Ayat 1 ; Negara kesatuan RI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,kabupaten dan kota mempunyai pemerintahan daerah
yang diatur dengan Undang-Undang
Ayat 2 ; Pemerintahan daerah provinsi,daerah kabupaten dan kota mengatur dan megurus sendiri
urusanpemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
Ayat 5 ; Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat
Ayat 6 ; Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain
untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan

3. SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA


Sistem pemerintahan menunjuk pada pembagian kekuasaan dan hubungan antara lembaga-lembaga
Negara, terutama antara eksekutif dan parlemen (legislatif).
Dalam UUD 1945 tersirat system pemerintahan Indonesia yaitu Presidensial, ditandai dengan
beberapa prinsip sebagai berikut ;
a) Presiden dan wakil presiden merupakan satu institusi penyelenggara kekuasaan eksekutif Negara
yang tertinggi di bawah undang-undang dasar, atau kekuasaan dan tanggungjawab politik berada
ditangan presiden (concentration of power and responbility upon the president), Pasal 4 ayat (1) dan
(2)
b) Presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat secara langsung, sehingga presiden tidak
bertanggungjawab kepada MPR sebagai salah satu lembaga parlemen, tetapi bertanggungjawab
kepada rakyat. Dalam perubahan ketiga (2001) pada pasal 6A ayat (1) sampai ayat (5)
c) Presiden dan wakil presiden dapat diminta pertanggungjawabannya secara hukum apabila
melakukan pelanggaran oleh DPR untuk disidangkan oleh MPR, namun sebelumnya harus dibuktikan
secara hukum melalui proses peradilan di Mahkamah Konstitusi, hal in terdapat dalam Pasal 7A, 7B
ayat (1) sampai ayat (7)
d) Para menteri adalah pembantu presiden, yang diangkat dan diberhentikan oleh presiden, serta
bertanggungjawab kepada presiden. Pasal 17 ayat (1) sampai ayat (4)
e) Untuk membatasi kekuasaan presiden yang sangat kuat dalam system pemerintahan presidensial,
maka jabatan presiden ditentukan selama lima tahun, dan hanya dua kali masa jabatan. Pasal 7

4. SISTEM HUKUM DI INDONESIA


Konsep Negara hukum Indonesia terdapat dalam ;
- Pasal 1 ayat (3) ; Negara Indonesia adalah Negara hukum
- Pasal 4 ayat (1) ; Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.
- Pasal 27 ayat (1) ; segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tiada kecualinya.
- Juga terdapat didalam kunci pokok system pemerintahan Indonesia yaitu ;
Negara Indonesia berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka
(machtsstaat)
Pemerintahan berdasar atas system konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolut 

5. PEMILIHAN UMUM DAN DEMOKRASI INDONESIA


PEMILU pertama dilaksanakan pada 29 september 1955 untuk memilih anggota DPR dan 15
desember 1955 untuk memilih anggota konstituante, yang diikuti oleh 170 partai politik lebih termasuk
perseorangan calon independent
PEMILU 2004 memiliki perbedaan dengan PEMILU sebelumnya, karena selain memilih anggota
DPR, rakyat memilih Presiden dan Wakil Presiden, serta perseorangan wakil daerah yang akan
duduk dilembaga perwakilan baru hasil perubahan ketiga UUD 1945 yaitu DPD
Pemilu untuk mimilih legislatif pada tanggal 5 april 2004 yang berlandaskan UU Nomor 23 tahun 2003
ttg pemilihan umum Presiden dan wakil presiden, serta UU Nomor 22 ttg susunan dan kedudukan
anggota MPR,DPR, DPD, dan DPRD
Pemilu di ikuti oleh 24 partai politik, berdasarkan UU Nomor 31 tahun 2002 ttg Partai Politik
Pemilihan presiden dilakukan pada tanggal 5 juli 2004, dengan ketentuan partai-partai politik yang
memperoleh suara lebih besar atau sama dengan tiga persen dapat mencalonkan pasangan calonny

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. Undang-Undang ini mengatur berbagai
upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kredibilitas partai-partai politik di tanah air, serta
mendorong peran partai politik untuk semakin mengedepankan prinsip akuntabilitas publik.
Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD.
Undang-Undang ini mengatur antara lain, tentang peningkatan kapasitas atau capacity building,
peningkatan kapasitas penyelenggara negara secara lebih baik, serta peningkatan kualitas
pemahaman etika politik bagi para penyelenggara Negara

PARTAI - PARTAI YANG MENGIKUTI PEMILU 2009 


Dan berikut ini daftar situs web partai-partai peserta pemilu 2009:
1. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
2. Partai Karya Peduli Bangsa* (PKPB)
3. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI)
4. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN)
5. Partai Gerakan Indonesia Raya Gerindra)
7. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia* (PKPI)
8. Partai Keadilan Sejahtera* (PKS)
9. Partai Amanat Nasional* (PAN)
10. Partai Perjuangan Indonesia Baru (PIB)
11. Partai Kedaulatan
12. Partai Persatuan Daerah (PPD)
13. Partai Kebangkitan Bangsa* (PKB)
14. Partai Pemuda Indonesia (PPI)
15. Partai Nasional Indonesia (PNI) Marhaenisme*
16. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)
17. Partai Karya Perjuangan (PKP)
18. Partai Matahari Bangsa (PMB)
19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia* (PPDI)
20. Partai Demokrasi Kebangsaan* (PDK)
21. Partai Republika Nusantara (RepublikaN)
22. Partai Pelopor*
23. Partai Golongan Karya* (Golkar
24. Partai Persatuan Pembangunan* (PPP)
25. Partai Damai Sejahtera* (PDS)
26. Partai Nasional Benteng Kerakyatan (PNBK) Indonesia
27. Partai Bulan Bintang* (PBB)
28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan* (PDIP)
29. Partai Bintang Reformasi* (PBR)
30. Partai Patriot
31. Partai Demokrat* (PD)
32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI)
33. Partai Indonesia Sejahtera (PIS)
34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)
41. Partai Merdeka
42. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI)
43. Partai Sarikat Indonesia (PSI)
44. Partai Buruh
--- PARTAI LOKAL ACEH ---
35. Partai Aceh Aman Seujahtra (PAAS)
36. Partai Daulat Aceh (PDA)
37. Partai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA)
38. Partai Rakyat Aceh (PRA)
39. Partai Aceh (PA)
40. Partai Bersatu Aceh (PBA)

6. LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA DI INDONESIA


Dalam tiga UUD yang pernah berlaku di Indonesia dalam hal tata kerja lembaga-lembga Negara, baik
eksekutif,legislatif, dan yudikatif, serta auditif, pada dasarnya menganut trias politica dengan sistem
pembagian kekuasaan, dimana MPR sebagai lembaga tertinggi dan merupakan perwujudan seluruh
rakyat, membagi kekuasaan kepada 5 lembaga tinggi Negara yaitu PRESIDEN,DPR,DPA,BPK,MA,
dimana masing-masing lembaga Negara ini mempunyai fungsi dan wewenang masing-masing tetapi
tetap saling berhubungan dalam pelaksanaan tugasnya
Setelah reformasi dan dengan adanya amandemen UUD 1945, maka kedaulatan rakyat dibagikan
secara horizontal dengan cara memisahkannya (separation of power) menjadi kekuasaan-kekuasaan
dan fungsi lembaga-lembaga Negara sebagaimana diatur dalam UUD, yang masing-masing sederajat
yang saling mengawasi dan mengimbangi (prinsip cheks and balance) yang dikenal dengan sistem
pemisahan kekuasaan secara horizontal
Setelah reformasi di Indonesia terdapat 8 lembaga Negara, yaitu ;

1. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR)


Dalam Pasal 2 ayat (1) ditegaskan bahwa “ MPR terdiri atas anggota-anggota DPR ditambah dengan
utusan-utusan dari daerah dan golongan-golongan,menurut aturan yang ditetapkan dengan UU” .
setelah diamandemen berubah menjadi “ Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui Pemilihan
umum dan diatur lebih lanjut dengan UU”
Kewenangan MPR terdapat terdiri atas ;
1. Pasal 3 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa MPR berwenang mengubah dan menetapkan
UUD. Dimana ketentuan tentang cara pengubahan UUD diatur dalam Pasal 37 ayat (1) sampai (5)
2. Pasal 8 ayat (2) dan (3) UUD 1945, menegaskan MPR memiliki kewenangan untuk memilih
preseiden dan wakil presiden yang terpilih dalam pemilu,mangkat,berhenti,diberhentikan, atau tidak
dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatan secara bersamaan
3. Kewenangan yang berkaitan dengan proses pemberhentian Presiden dan /atau wakil presiden
dalam masa jabatan (pemakzulan ).
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya MPR mempunyai hak-hak tertentu yaitu ; Hak
mengajukan usul perubahan pasal-pasal dalam UUD, menentukan sikap dan pilihan dalam
pengambilan putusan, memilih dan dipilih, membela diri,imunitas,protokoler, serta hak keuangan dan
administrasi.
MPR juga memiliki kewajiban-kewajiban yaitu ;
1. Mengamalkan Pancasila
2. Melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan
3. Menjaga keutuhan NKRI dan kerukunan nasional
4. Mendahulukan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi,kelompok dan golongan
5. Melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah

2. PRESIDEN
Kewenangan presiden terdiri atas ;
1) Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, menyatakan Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut
UUD. Sebagai kepala pemerintahan untuk menjalankan UU maka presiden 
- menetapkan Peraturan Pemerintah, Pasal 5 ayat (2)
- serta mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR, Pasal 5 ayat (1)
2) Pasal 10 sampai pasal 15 UUD 1945 yang disebut kewenangan sebagai Kepala Negara. Sebagai
kepala Negara Presiden 
- memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Pasal 10
- Dengan persetujuan DPR, presiden menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian
dengan Negara lain. Pasal 11
- Presiden menyatakan keadaan bahaya, syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan
dengan UU. Pasal 12
- Presiden mengangkat duta dan konsul ( Pasal 13 ayat (1) )serta menerima penempatan duta
Negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR ( Pasal 13 ayat (3)
- Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung,
Pasal 14 ayat (1)
- Presiden memberi amnesty dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR, Pasal 14 ayat
(2)
- Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU, Pasal
15
- Presiden mengesahkan RUU yang telah disetujui bersama untuk menjadi UU, Pasal 20 ayat (4)

3. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR)


DPR memiliki 3 fungsi yang terdapat dalam pasal 20A ayat 1 yang menegaskan “DPR memiliki
fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan”
DPR memiliki 3 hak yang terdapat dalam pasal 20A ayat 2 yang menyatakan “dalam melaksanakan
fungsinya selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain UUD ini, DPR mempunyai hak interpelasi,
hak angket, dan hak menyatakan pendapat”
Fungsi legislasi DPR terdapat di dalam pasal 20 ayat 1 menyatakan “DPR memegang kekuasaan
membentuk UU” dan pasal 21 ayat 1 menyatakan “Anggota DPR berhak mengajukan usul rancangan
UU”
Fungsi anggaran DPR terdapat dalam pasal 23 ayat 2 yang menyatakan “Rancangan UU APBN
diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD”
Fungsi pengawasan DPR terdapat dalam pasal 20A ayat 2 dan pasal 20A ayat 3 yang berisi tentang
hak lain DPR yaitu hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta hak
imunitas.
Setiap anggota DPR mempunyai hak sama dalam beberapa hal, yaitu ; Hak mengajukan rancangan
UU, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, memilih dan dipilih, membela diri,
imunitas, protokoler, dan hak keuangan dan administratif

4. DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)


DPD adalah merupakan wujud perwakilan daerah dalam pengambilan keputusan ditingkat nasional
Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui Pemilu yang diikuti oleh perseorangan (Pasal 22C
ayat 1)
Anggota DPD tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota DPR ( pasal 22C ayat 2)
dan bersidang sedikitnya sekali dalam setahun (pasal 22C ayat 3)
Tugas dan wewenang DPD antara lain ;
1. Mengajukan kepada DPR RUU yang berkaitan dengan OTODA, hubungan pusat dan
daerah,pembentukan dan pemekaran,dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam
dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah (pasal 22D ayat 1)
2. Membahas RUU yang berkaitan dengan
OTODA……………………………………………………………yang diajukan baik oleh DPR maupun
oleh pemerintah ( pasal 22D ayat 2)
3. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN, RUU yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan dan agama
4. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK ( pasal 23 )
5. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU mengenai OTODA, pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama (pasal 22D ayat 3)

5. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)


BPK merupakan lembaga yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab tetang
keuangan Negara yang bebas dan mandiri, termuat dalam Pasal 23E ayat 1 menyatakan “ Untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab tentang keuangan Negara, diadakan satu badan
pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri”
BPK berkedudukan di ibukota Negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi (Pasal 23G)
Pasal 23F ayat 1 “ Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan
diresmikan oleh Presiden”
Tugas BPK antara lain ;
1. Pemeriksaan atas pelaksanaan APBN dan APBD serta pengelolaan keuangan dan kekayaan
Negara dalam arti luas
2. Hasil pemeriksaan dilaporkan kepada DPR ditingkat pusat dan DPD,DPRD Provinsi serta DPRD
Kabupaten/kota sesuai dengan tingkatan kewenangannya masing-masing
3. Melakukan pemeriksaan terhadap lembaga-lembaga Negara atau pemerintahan serta Perusahaan
Daerah,BUMN ataupun Perusahaan swasta yang didalamnya terdapat kekayaan negara

6. MAHKAMAH AGUNG (MA)


Fungsi kekuasaan kehakiman adalah menegakkan hukum dan keadilan melalui penyelenggaraan
peradilan, sehingga kekuasaan kehakiman harus impartial dan bebas dari kekuasaan manapun , hal
ini ditegaskan dalam Pasal 24 ayat 1 menyatakan “ kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan”
Pemegang kekuasaan kehakiman selain MA, juga MK dan KY serta badan peradilan dibawahnya, hal
ini dinyatakan dalam pasal 24 ayat 2 “kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah
Agungdan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum,lingkungan
peradilan agama,lingkungan peradilan militer,lingkungan tata usaha Negara, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi”
Kewenangan MA terdapat dalam pasal, antara lain ‘24A ayat (1) UUD 1945
1. Kewenangan mengadili pada tingkat kasasi 
2. Kewenangan mengujiperaturan perundang-undangan dibawah UU terhadap UU
Selain kewenangan pokok tersebut MA mempunyai kewenangan lain yaitu untuk memeriksa dan
memutus ‘
a) Sengketa kewenangan mengadili (kompetensi pengadilan), baik berdasarkan daerah maupun jenis
pengadilan
b) Permohonan Peninjauan kembali (PK) putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang
tetap
c) Memberikan pendapat hukum atas permintaan presiden ataupun lembaga tinggi Negara lainnya
Kekuasaan kehakiman dalam MA dijalankan oleh Hakim Agung, yang memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak tercela,adil,professional, dan berpengalaman dibidang hukum (Pasal 24A ayat
2)
Hakim Agung dipilih melalui prosedur yang melibatkan peran Komisi yudisial, DPR, dan Presiden
(Pasal 24A ayat 3)
7. MAHKAMAH KONSTITUSI (MK)
MK terbentuk beerdasarkan UU nomor 24 tahun 2003, yang disahkan tanggal 13 agustus 2003 dan
termuat dalam Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 98,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4316
Wewenang MK terdapat didalam pasal 24C ayat 1, antara lain ;
a) Menguji UU terhadap UUD 
b) Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan UUD
c) Memutus perselisihan tentang hasil Pemilu
d) Memutus pembubaran partai politik
Kewajiban MK yaitu memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
presiden atau wakil presiden menurut UUD 1945 sebelum pendapat tersebut dapat diusulkan untuk
memberhentikan presiden atau wakil presiden oleh MPR (pasal 24C ayat 2)
MK memiliki 9 orang Hakim Konstitusi yang ditetapkan Presiden (Pasal 24C ayat 3), dimana ke9
orzng tersebut diajukan masing-masing 3 orang oleh MA, 3 orang oleh DPR dan 3 Orang oleh
Presiden 

8. KOMISI YUDISIAL (KY)


Secara fungsional peranan KY bersifat penunjang terhadap lembaga pelaku kekuasaan kehakiman
yaitu MA dan MK dan badan-badan peradilan dibawahnya, tetapi KY tidak menjalankan fungsi
kekuasaan kehakiman.
KY berurusan dengan soal kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim.
KY terdiri atas pimpinan berupa seorang ketua dan seorang wakil ketua yang merangkap anggota,
serta terdiri atas 7 orang anggota yang diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas persetujuan
DPR
Kewenangan KY terdapat didalam Pasal 24B ayat 1 yaitu “ KY bersifat mandiri yang berwenang
mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai kewenangan lain dalam rangka menjaga
dan menegakkan kehormatan,keluhuran martabat, serta perilaku hakim”

7. SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH


tentang Pemerintahan daerah termuat didalam pasal 18 UUD 1945, dimana berdasarkan ketentuan
ini maka di Indonesia terdapat pembagian daerah otonom yang berjenjang yaitu daerah-daerah
provinsi dan setiap daerah provinsi tersebtu dibagi atas daerah-daerah kabupaten dan kota serta
masing-masing memiliki pemerintahan daerah yang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
Asas otonomi memilki makna bahwa daerah mengatur dan menyelenggarakan urusan rumah
tangganya sendiri berdasarkan prakarsa sendiri untuk kepentingan masyarakat.
Tugas pembantuan bermakna bahwa pemerintah daerah juga melaksanakan suatu urusan
pemerintahan yang sesungguhnya merupakan urusan pemerintahan yang lebih tinggi diwilayah
daerah tersebut. 
Bentuk pelaksanaan asas otonomi adalah desentralisasi,bermakna penyerahan wewenang
pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahannya sendiri dalam sisten Negara Kesatuan Republik Indonesia ( Pemerintah daerah
berkewajiban untuk patuh dan menghormati kewenangan yang dimiliki pemerintah pusat)
Dalam pasal 18B menegaskan adanya Daerah khusus dan daerah istimewa, contohnya DKI Jakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta, hal ini merupakan bentuk pengakuan dan penghormatan terhadap
satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa dan diatur dengan
UU, kekhususan atau keistimewaan daerah-daerah tersebut bisa karena kekhasan masyarakat,
kedudukan suatu daerah dan bahkan asal usul daerah

Anda mungkin juga menyukai