Anda di halaman 1dari 18

IMPLEMENTASI REFOKUSING PENGGUNAAN

DAU DAN DBH TA 2021 DALAM RANGKA


PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19
PMK 17/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan TKDD TA. 2021 tentang Dalam
Rangka Mendukung Penanganan Pandemi COVID19 dan Dampaknya

Jakarta, 27 Mei 2021

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


RINGKASAN EKSEKUTIF
1. Dengan kondisi pandemic Covid-19 sampai dengan saat ini, Pemerintah masih memperkuat kebijakan pemulihan ekonomi pada tahun 2021 dengan
melanjutkan kebijakan prioritas antara lain program vaksinasi masal, penguatan 3M dan 3T serta melanjutkan program PEN TA. 2021. untuk itu
diperlukan dukungan dan peran serta Pemerintah daerah untuk bersama-sama mendukung program-program tersebut.
2. Melalui PMK No. 17/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan TKDD TA 2021 Dalam Rangka Mendukung Penanganan Pandemi COVID-19 dan Dampaknya,
kepada setiap Pemda diwajibkan untuk melakukan refokusing penggunaan DAU dan/atau DBH sebesar minimal 8% untuk mendukung kegiatan
pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di daerah, mendukung pelaksanaan penanganan Pandemi COVID-19 tingkat kelurahan, Insentif tenaga kesehatan
yang menangani COVID-19, serta penganggaran belanja kesehatan lainnya dan kegiatan prioritas yang ditetapkan oleh Pemerintah.
3. Berdasarkan laporan sampai dengan tanggal 26 Mei 2021, jumlah Pemda yang telah melaporkan sebanyak 492 Daerah, dengan rincian:
 Total anggaran earmarked DAU/DBH pada 492 daerah sebesar Rp30,78 Triliun yang terdiri dari:
a. Anggaran untuk penanganan COVID-19 sebesar Rp9,52 Triliun;
b. Anggaran dukungan pelaksanaan vaksinasi di daerah sebesar Rp6,20 Triliun;
c. Anggaran dukungan penanganan Pandemi COVID-19 tingkat kelurahan sebesar Rp0,98 Triliun;
d. Anggaran untuk Insentif tenaga kesehatan yang menangani COVID-19 sebesar Rp6,63 Triliun; dan
e. Anggaran belanja kesehatan lainnya dan kegiatan prioritas yang ditetapkan oleh Pemerintah sebesar Rp7,44 Triliun.
 Secara keseluruhan total realisasi anggaran earmarked DAU/DBH pada 492 daerah mencapai Rp1,93 Triliun atau 6,33% dari anggaran.
5. Beberapa kendala rendahnya realisasi dukungan penanganan COVID-19 yang bersumber dari earmarked DAU/DBH antara lain:
 Perubahan Perkada Penjabaran APBD TA 2021 baru dilaksanakan pada bulan Maret (pasca penetapan PMK 17/PMK.07/2021), sehingga
pelaporan realisasinya pada bulan April masih sangat sedikit;
 Beberapa Daerah masih terkendala dalam penyusunan juknis yang masing masing Pemda berbeda percepatan pelaksanaannya;
 Terkait pembayaran insentif tenaga Kesehatan daerah, beberapa Daerah masih akan memanfaatkan sisa dana BOKT TA 2020 yang terdapat
pada Kas Daerah terlebih dahulu, baru kemudian menggunakan dana yang bersumber dari earmarked DAU/DBH.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
TKDD 2021
Refocusing TKDD TA 2021 untuk Penanganan Pandemi COVID-19

DANA DESA DBH


Mendukung Pemulihan Perekonomian Mengoptimalkan pemanfaatan DBH dalam
Desa melalui pelaksanaan BLT Desa rangka mendukung penanganan
sebesar Rp300.000,00/KPM/bulan dan
earmarked 8% untuk kegiatan
penanganan pandemi COVID-19 antara
06 01 kesehatan, Innakes daerah, jaring
pengaman sosial serta pemulihan
ekonomi dampak Covid-19
lain untuk aksi desa aman COVID-19
DAU
DID Dukungan pendanaan ditetapkan paling
Penggunaan DID paling sedikit 30%

05 02
sedikit sebesar 8% yang digunakan antara
untuk bidang kesehatan termasuk untuk
lain untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-
penanganan pandemic Covid-19,
19, Innakes daerah,mendukung kelurahan
sarana prasaran kesehatan, digitalisasi
dan pelayanan kesehatan dalam kegiatan pos komando tingkat
kelurahan.

DAK FISIK
DAK NON FISIK
Penanganan Covid19 melalui
penyesuaian penggunaan DAK Non
04 03 Mendukung pemulihan ekonomi melalui
pengutamaan metode padat karya DAK
Fisik
Fisik Kesehatan

PMK No. 17/PMK.07/2021


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Penyesuaian dan Refocusing TKDD 2021
untuk Penanganan Pandemi COVID-19

PMK No. 17/PM.07/2021 tentang Pengelolaan TKDD TA. 2021 Dalam Rangka Mendukung
Penanganan Pandemi COVID19 dan Dampaknya

Perubahan Alokasi Refocusing Penggunaan Penyaluran


TKDD TA. 2021 TKDD TA. 2021 TKDD TA. 2021

Penggunaan minimal 25% DTU


Dana Alokasi Umum (DAU) Penyaluran DAU
Earmarking minimal 8% DAU atau DBH bagi
yang tidak mendapat DAU
Dana Otonomi Khusus Pengutamaan metode padat karya DAK Fisik
Penyaluran DAK Fisik
Penyesuaian penggunaan DAK Non Fisik
Dana Alokasi Khusus Fisik Kesehatan Penyaluran DAK Nonfisik
Penggunaan DID paling sedikit 30% untuk
bidang Kesehatan
Dana Alokasi Khusus
Nonfisik
Pelaksanaan BLT Desa dan earmarked 8% Penyaluran Dana Desa
untuk penanganan COVID19

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Refocusing DAU dan DBH
1. Paling sedikit 8% DAU; atau
2. Paling sedikit 8% DBH (bagi daerah yang tidak mendapat DAU)
dukungan pendanaan untuk belanja
Pemda kesehatan & belanja prioritas
Jika pendanaan melalui
Penerimaan Umum APBD DAU/DBH belum mencukupi

Dukungan Pendanaan pemda dalam bentuk Realokasi dan refocusing DAU dan/atau DBH, antara lain:
a. Untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19, berupa:
• dukungan operasional;
• pemantauan dan penanggulangan dampak kesehatan ikutan pasca vaksinasi COVID-
19;
• distribusi, pengamanan, dan penyediaan tempat penyimpanan vaksin COVID-19
• Insentif tenaga kesehatan daerah dalam rangka pelaksanaan vaksinasi,
b. Mendukung kelurahan dalam pelaksanaan penanganan Pandemi COVID-19 melalui
penyediaan anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kelurahan dan
digunakan antara lain untuk kegiatan pos komando tingkat kelurahan.
c. Insentif tenaga kesehatan daerah dalam rangka penanganan Pandemi COVID-19.
d. Belanja kesehatan lainnya dan kegiatan prioritas yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Sumber Pendanaan Penanganan Covid-19 dari earmarking DAU sekitar Rp 30
triliun
Penghitungan besaran dukungan pendanaan dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan
memperhatikan tingkat perkembangan kasus COVID-19 di Daerah masing-masing

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 5


Persyaratan Tambahan Penyaluran DAU
Sesuai dengan PMK No. 17/PMK.07/2021, DAU bulan April disalurkan setelah
Pemerintah Daerah menyampaikan persyaratan berikut:

Laporan Realisasi Dukungan Program Pemulihan


PALING
Ekonomi Daerah*
LAMBAT
TANGGAL
Laporan Realisasi Dukungan Pendanaan Belanja
Kesehatan dan Belanja Prioritas Lainnya (Eramark
8% DAU/DBH)

*) Penyampaian laporan realisasi dukungan program PED untuk periode laporan bulan April disertai pernyataan
pengalokasian dukungan program pemulihan ekonomi daerah yang ditandatangani oleh Kepala Daerah atau Pejabat
yang ditunjuk.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 6


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
REKAPITULASI PENYAMPAIAN LAPORAN REALISASI DUKUNGAN KESEHATAN
(EARMARKED 8% DAU/DBH)

Penyampaian Laporan
Nasional

Laporan realisasi dukungan


kesehatan menjadi salah satu
syarat penyaluran DAU setiap
bulan sesuai PMK
17/PMK.07/2021. Beberapa
pemda belum menyampaikan
laporan karena dalam proses
refocusing.

Data per 26 Mei 2021, Total Data 492 Daerah (11 daerah bulan Februari, 27 daerah bulan Maret, dan 454 daerah bulan April)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


ANGGARAN DAN REALISASI BELANJA DUKUNGAN KESEHATAN
(EARMARKED 8% DAU/DBH)

Total anggaran untuk belanja kesehatan pencegahan dan/atau penanganan Covid-19 dan Belanja Prioritas Rp30.781,8 miliar
dengan realisasi s.d. 26 Mei 2021 sebesar Rp1.935 miliar (6,3% dari anggaran)

893,7

471,9
288,5 251,4

9.519,3
6.629,3 7.439,1
6.206,9
29,5
987,2
Penanganan Covid-19 Dukungan vaksinasi Dukungan pada kelurahan Insentif tenaga kesehatan Belanja kesehatan lainnya
daerah dan kegiatan prioritas

Anggaran Realisasi

** Data per 26 Mei 2021 berdasarkan laporan yang telah disampaikan oleh 492 Daerah (27 daerah periode Maret dan 454 periode bulan April)
** Termasuk anggaran yang bersumber dari DBH dan PU APBD.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 8


ANGGARAN DAN REALISASI DUKUNGAN VAKSINASI DAN INAKES

Total anggaran untuk dukungan vaksinasi Rp6.206,9 miliar dengan Total anggaran untuk insentif nakes daerah Rp6.629,3 miliar
realisasi s.d. 26 Mei 2021 sebesar Rp288,5 miliar (4,6% dari dengan realisasi s.d. 26 Mei 2021 sebesar Rp251,4 miliar (3,8%
anggaran) dengan porsi terbesar untuk dukungan operasional dari anggaran) dengan porsi terbesar untuk bidan & perawat
pelaksanaan vaksinasi sebesar Rp2.765,6 miliar (44,6% dari total sebesar Rp2.638,6 miliar (39,8% dari total anggaran insentif nakes
anggaran dukungan vaksinasi) daerah)

Anggaran dan Realisasi Dukungan Vaksinasi Anggaran dan Realisasi Inakes


Miliar Rp Miliar Rp

79,88
154,23
116,12

103,75

2.765,61
2.638,56
2.097,88 2.279,87
18,19
12,32 29,15 26,27
774,03
569,39
842,49 868,36
dukungan operasional pemantauan dan distribusi, pengamanan, insentif tenaga kesehatan
untuk pelaksanaan penanggulangan dampak penyediaan tempat daerah dalam rangka
vaksinasi kesehatan ikutan pasca penyimpanan vaksin pelaksanaan vaksinasi
vaksinasi dokter spesialis dokter umum & dokter gigi bidan & perawat tenaga kesehatan lainnya

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

** Data per 26 Mei 2021 berdasarkan laporan yang telah disampaikan oleh 492 Daerah (27 daerah periode Maret dan 454 periode bulan April)
** Termasuk anggaran yang bersumber dari DBH dan PU APBD.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


ANGGARAN DAN REALISASI BELANJA DUKUNGAN KESEHATAN
PER PROVINSI

Anggaran dukungan belanja kesehatan tertinggi adalah se- Realisasi dukungan belanja kesehatan s.d. 29
150,2 Prov. Jawa Tengah dengan total Rp3.086,9 miliar (10,0% dari April 2021 tertinggi adalah se-Prov. Jawa Timur
234,6 278,1 total nasional), diikuti se-Prov. Jawa Barat sebesar Rp2.773,2 dengan total Rp278,1 miliar (10,4% dari
miliar (9,0% dari total nasional), dan se-Prov. Jawa Timur anggaran), diikuti se-Prov. Jawa Barat sebesar
sebesar Rp2.681,3 miliar (8,7% dari total nasional). Angka ini Rp234,6 miliar (8,5% dari anggaran), dan se-
diperkirakan masih akan bertambah karena beberapa pemda Prov Jawa Tengah sebesar Rp201,4 miliar
belum menyampaikan laporan. (11,4% dari anggaran).
57,0 201,4
3.086,9 100,4
2.773,2
2.681,3
37,4 61,8
46,8 45,5 7,2 93,7
1.806,0
1.761,9 50,4
1.538,0 52,5 50,1 45,3 71,3 9,9
11,9 40,2 35,4
1.129,0
1.065,6990,7 969,2 950,1 8,1 19,8 23,7 68,6
894,6 817,7 1,3 17,0
719,2 694,4 691,8 688,4 674,1 655,6 653,3 591,1 579,2 9,8 22,1
520,2 498,4 492,9 460,7 443,4 381,4 374,7 16,4 29,0 25,1 13,0
324,7 305,0 298,6 270,7
0,0

Miliar Rp
Anggaran Realisasi

** Data per 26 Mei 2021 berdasarkan laporan yang telah disampaikan oleh 492 Daerah (27 daerah periode Maret dan 454 periode bulan April)
** Termasuk anggaran yang bersumber dari DBH dan PU APBD.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 10


ANGGARAN DAN REALISASI DUKUNGAN VAKSINASI PER PROVINSI

Anggaran dukungan vaksinasi tertinggi adalah se-Prov. Jawa Realisasi dukungan vaksinasi s.d. 26 Mei 2021
Tengah dengan total Rp608,1 miliar (9,8% dari total tertinggi adalah se-Prov. Papua dengan total
nasional), diikuti se-Prov. Jawa Barat sebesar Rp485,1 miliar Rp64,7 miliar (27,8% dari anggaran), diikuti se-
(7,8% dari total nasional), dan se-Prov. Sumatera Utara Prov. Sulawesi Selatan sebesar Rp52,6 miliar
sebesar Rp396,4 miliar (6,4% dari total nasional). Angka ini (15,4% dari anggaran), dan se-Prov Maluku
diperkirakan masih akan bertambah karena beberapa pemda Utara sebesar Rp17,9 miliar (11,6% dari
belum menyampaikan laporan. anggaran).

608,1

485,1
396,4
371,4
342,3
272,3 268,1 255,0
249,3 248,0 244,3 232,6
202,5
175,2 155,6 154,8
150,6 146,2 145,7 138,3 132,4
126,9
102,4 88,7
78,8 78,6 64,7 62,9 57,7 57,3 48,7 48,0
17,6 0,0

Miliar Rp
Anggaran Realisasi

** Data per 26 Mei 2021 berdasarkan laporan yang telah disampaikan oleh 492 Daerah (27 daerah periode Maret dan 454 periode bulan April)
** Termasuk anggaran yang bersumber dari DBH dan PU APBD.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 11


ANGGARAN DAN REALISASI INSENTIF NAKES PER PROVINSI

Anggaran insentif nakes tertinggi adalah se-Prov. Jawa Realisasi dukungan insentif nakes s.d. 26 Mei
Tengah dengan total Rp1.088,4 miliar (16,4% dari total 2021 tertinggi adalah se-Prov. Jawa Barat
nasional), diikuti se-Prov. Jawa Timur sebesar Rp623,0 miliar dengan total Rp43,7 miliar (7,6% dari
(9,4% dari total nasional), dan se-Prov. Jawa Barat sebesar anggaran), diikuti se-Prov. Jawa Tengah
Rp574,7 miliar (8,7% dari total nasional). Angka ini sebesar Rp24,4 miliar (2,2% dari anggaran),
diperkirakan masih akan bertambah karena beberapa pemda dan se-Prov Jawa Timur sebesar Rp24,1 miliar
belum menyampaikan laporan. (3,9% dari anggaran).

1.088,4

623,0
574,7

351,9
275,1 254,3 245,2 238,4
211,1 197,6 193,1 172,4 168,5
157,6 154,7 151,7 141,5 141,2 138,6 130,1 127,0 115,1
96,8 92,5 86,2 75,0 74,8 65,1 63,7 59,0 58,1 54,8 52,1
0,0

Miliar Rp
Anggaran Realisasi

** Data per 26 Mei 2021 berdasarkan laporan yang telah disampaikan oleh 492 Daerah (27 daerah periode Maret dan 454 periode bulan April)
** Termasuk anggaran yang bersumber dari DBH dan PU APBD.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 12


ANGGARAN DAN REALISASI BELANJA DUKUNGAN KESEHATAN
(EARMARKED 8% DAU/DBH) PER PROVINSI
miliar Rp
Earmarked DAU/DBH Dukungan Vaksinasi Insentif Nakes Earmarked DAU/DBH Dukungan Vaksinasi Insentif Nakes
No Provinsi No Provinsi
Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %

1 Jawa Tengah 3.086,87 150,17 4,86% 608,08 1,36 0,22% 1.088,41 24,43 2,24% 19 Kalimantan Barat 655,60 11,85 1,81% 150,64 1,81 1,20% 138,61 0,00 0,00%

2 Jawa Barat 2.773,15 234,59 8,46% 485,11 15,48 3,19% 574,73 43,67 7,60% Nusa Tenggara
20 653,29 40,17 6,15% 78,63 0,53 0,67% 168,52 19,72 11,70%
Barat
3 Jawa Timur 2.681,33 278,15 10,37% 371,41 14,23 3,83% 622,96 24,13 3,87%
21 Maluku 591,14 35,44 6,00% 138,32 0,41 0,29% 115,09 0,79 0,69%
4 Sumatera Utara 1.805,99 57,05 3,16% 396,44 1,31 0,33% 193,14 8,72 4,52%
22 Bali 579,16 8,10 1,40% 78,76 0,68 0,86% 211,14 0,94 0,44%
5 Sulawesi Selatan 1.761,86 201,42 11,43% 342,30 52,60 15,37% 275,15 0,32 0,12%
23 Papua Barat 520,16 19,80 3,81% 57,34 3,02 5,27% 52,10 1,26 2,41%
Nusa Tenggara
6 1.538,00 100,38 6,53% 249,35 14,06 5,64% 238,37 10,44 4,38%
Timur 24 Bengkulu 498,38 23,73 4,76% 145,71 7,20 4,94% 96,77 4,93 5,10%
7 Sumatera Barat 1.129,02 37,44 3,32% 255,01 14,53 5,70% 351,91 11,94 3,39%
25 Maluku Utara 492,91 68,61 13,92% 154,81 17,89 11,55% 141,17 4,29 3,04%

8 Banten 1.065,60 61,79 5,80% 247,97 10,26 4,14% 245,19 19,29 7,87%
26 Jambi 460,65 1,34 0,29% 102,35 0,03 0,03% 65,14 0,75 1,15%

9 Lampung 990,74 46,79 4,72% 272,34 5,67 2,08% 197,56 10,77 5,45% 27 DI Yogyakarta 443,42 17,04 3,84% 57,65 0,48 0,84% 157,62 0,00 0,00%

10 Sumatera Selatan 969,24 45,50 4,69% 244,34 12,12 4,96% 141,49 3,15 2,22% 28 Kepulauan Riau 381,36 9,78 2,56% 64,74 1,43 2,21% 58,08 0,00 0,00%

11 Aceh 950,08 7,21 0,76% 268,09 2,93 1,09% 86,17 0,00 0,00% 29 Sulawesi Barat 374,68 22,06 5,89% 126,93 15,17 11,95% 74,76 0,00 0,00%

12 Papua 894,60 93,68 10,47% 232,56 64,70 27,82% 154,70 11,46 7,41% 30 Bangka Belitung 324,70 16,36 5,04% 48,01 0,00 0,00% 54,84 0,00 0,00%

13 Kalimantan Tengah 817,69 50,37 6,16% 175,20 2,84 1,62% 254,33 10,27 4,04% 31 Gorontalo 305,00 28,99 9,50% 48,75 0,22 0,45% 59,02 4,78 8,09%

14 Sulawesi Tenggara 719,21 52,47 7,30% 146,20 1,42 0,97% 92,50 4,21 4,55% 32 Kalimantan Utara 298,65 25,14 8,42% 17,60 0,00 0,00% 63,68 4,77 7,49%

15 Sulawesi Utara 694,42 50,07 7,21% 202,53 13,11 6,47% 126,99 9,81 7,72% 33 Kalimantan Timur 270,66 12,98 4,80% 62,95 0,00 0,00% 74,96 0,00 0,00%

16 Sulawesi Tengah 691,76 45,32 6,55% 88,75 4,67 5,27% 172,37 6,00 3,48% 34 DKI Jakarta 0,00 0,00 0,00% 0,00 0,00 0,00% 0,00 0,00 0,00%

17 Kalimantan Selatan 688,36 71,29 10,36% 132,41 8,03 6,06% 151,73 2,02 1,33% Total 30.781,75 1.934,99 6,29% 6.206,91 288,49 4,65% 6.629,28 251,42 3,79%

18 Riau 674,05 9,93 1,47% 155,64 0,32 0,21% 130,08 8,56 6,58%
Rata-rata 905,35 56,91 182,56 8,48 194,98 7,39
Data per 26 Mei 2021, Total Data 492 Daerah (11 daerah bulan Februari, 27 daerah bulan Maret, dan 454 daerah bulan April)
Termasuk anggaran yang bersumber dari DBH dan PU APBD

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


SEBARAN REALISASI BELANJA DUKUNGAN KESEHATAN
Per Pulau – Per Klaster Tingkat Risiko Covid-19
NO PULAU ZONA RISIKO JUMLAH TOTAL ANGGARAN TOTAL REALISASI RATA-RATA %
DAERAH (miliar Rp) (miliar Rp) REALISASI
T/ Terdampak/ Tanpa Kasus 2 77,38 - 0,00%
● Secara nasional, berdasarkan data laporan
1 SUMATERA
Risiko Rendah 31 1.411,32 29,95 1,55% Pemda, rata-rata % realisasi belanja
Risiko Sedang 107 4.937,75 140,18 2,76%
Risiko Tinggi 5 372,83 16,81 2,94% dukungan Kesehatan yang bersumber dari
T/ Terdampak/ Tanpa Kasus - - - 0,00%
Risiko Rendah 22 1.817,81 65,73 3,42%
earmarked DAU/DBH tertinggi adalah klaster
2 JAWA
Risiko Sedang 84 6.545,47 469,30 6,80% T/ Terdampak/ Tanpa Kasus
Risiko Tinggi 2 112,07 9,78 11,74%
T/ Terdampak/ Tanpa Kasus - - - 0,00% ● Pada klaster yang lain, rata-rata % realisasi
Risiko Rendah 4 199,82 16,10 6,45%
3 KALIMANTAN belanja dukungan Kesehatan tersebut baru
Risiko Sedang 45 2.030,28 123,10 5,80%
Risiko Tinggi - - - 0,00%
T/ Terdampak/ Tanpa Kasus - - - 0,00%
sekitar 4,88% sampai dengan 4,98%
Risiko Rendah 42 1.909,46 108,65 5,85%
4 SULAWESI
Risiko Sedang 33 1.774,62 185,09 6,99%
● Yang perlu mendapatkan perhatian adalah
Risiko Tinggi - - - 0,00% rata-rata % realisasi pada daerah-daerah
T/ Terdampak/ Tanpa Kasus - - - 0,00%
BALI NUSA Risiko Rendah 17 797,72 51,41 6,42% klister risiko tinggi yang baru mencapai
5 TENGGARA Risiko Sedang 23 1.280,77 54,30 4,83%
Risiko Tinggi - - - 0,00%
5,45%. Dimana daerah-daerah pada klaster
T/ Terdampak/ Tanpa Kasus 4 142,47 39,59 22,07% ini masih banyak juga yang realisasinya 0%,
Risiko Rendah 33 1.496,24 153,55 6,77%
6 MALUKU PAPUA antara lain:
Risiko Sedang 8 419,32 11,16 3,07%
Risiko Tinggi - - - 0,00% Kab. Deli Serdang realisasi 0,00%
T/ Terdampak/ Tanpa Kasus 6 219,85 39,59 14,71% Kab. Solok realisasi 0,00%
Risiko Rendah 149 7.632,36 425,40 4,88% Kota Bukit Tinggi realisasi 0,00%
7 NASIONAL
Risiko Sedang 300 16.988,21 983,13 4,98% Kota Pekanbaru realisasi 0,00%
Risiko Tinggi 7 484,90 26,59 5,45% Kota Palembang realisasi 14,70%
NASIONAL 462 25.325,33 1.474,71 5,48% Kota Salatiga realisasi 20,13%
* Data per 26 Mei 2021 berdasarkan laporan yang telah disampaikan oleh 462 Daerah Kab./Kota (Zona Risiko per Kab./Kota) Kab. Sleman realisasi 2,43%
* Zona Risiko Covid-19 bersumber dari https://covid19.go.id/peta-risiko data per 16 Mei 2021
* Termasuk anggaran yang bersumber dari DBH dan PU APBD.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 14


TERIMA KASIH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


SUMBER PENDANAAN INNAKES DAERAH
PMK Nomor 17 Tahun 2021

Sumber BOK Tambahan 2020 Sumber Earmarked DAU/DBH 2021

1) carry over 2020 yang belum dibayar dan bersumber dari sisa
dana di Kasda yang dianggarkan kembali pada APBD 2021 3)carry over 2020 yang belum dibayar, namun tidak
2) Sisa dana BOKT 2020 yang masih ada setelah kinerja 2020 memiliki sisa dana di Kasda yang bersumber dari BOKT
telah dibayarkan semua, dapat digunakan untuk dibayarkan melalui earmarked DAU/DBH 2021
membayarkan kinerja Innakes 2021.

1. Kinerja 2020 yang belum dibayarkan pada tahun 2020 dapat dibayarkan menggunakan sisa dana BOKT;
2. Dalam hal sisa dana BOKT tidak mencukupi, kinerja 2020 yang belum dibayarkan pada tahun 2020 dapat
dibayarkan menggunakan earmarking dana DAU dan/atau DBH;
3. Pembayaran insentif tenaga kesehatan daerah atas kinerja Tahun Anggaran 2021 bersumber dari
earmarking dana DAU dan/atau DBH dan sisa dana BOKT (apabila masih ada).
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 16
PENGATURAN INSENTIF TENAGA KESEHATAN

Innakesda yang
dianggarkan bersumber dari
Sisa BOKT
kembali
APBD earmarking DAU/DBH
TA 2020 2021

a. pembayaran innakesda atas kinerja TA 2020 dalam


hal sisa dana BOKT TA 2020 tidak mencukupi.
a. pembayaran innakesda b. pembayaran innakesda atas kinerja TA 2021
kinerja TA 2020.
b.pembayaran innakesda setiap tanggal 14
kinerja TA 2021

Laporan
realisasi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17


Kebijakan Penyaluran DAU (PMK 233/2020)
Penyaluran DAU dilaksanakan setiap bulan sebesar 1/12 (satu per dua belas) dari pagu alokasi, dengan ketentuan:
 Paling cepat pada hari kerja pertama untuk bulan Januari, paling cepat 1 (satu) hari kerja sebelum hari kerja pertama untuk bulan
Februari sampai dengan Desember.
 memperhatikan realisasi pembayaran Gaji Guru PPPK dan jumlah Guru PPPK yang diangkat sesuai data pengangkatan Guru PPPK.

DAU setiap bulan


DAU untuk bulan Februari DAU untuk bulan Agustus
disalurkan setelah daerah
disalurkan setelah daerah disalurkan setelah daerah
menyampaikan laporan Februari Agustus
belanja pegawai meliputi: menyampaikan laporan: menyampaikan laporan:

laporan realisasi penggunaan


Laporan Rencana Penggunaan
realisasi gaji dan tunjangan yang Belanja Wajib yang Bersumber dari
Belanja Wajib yang Bersumber dari
dibayarkan kepada PNSD DTU TA berjalan
DTU semester I tahun anggaran
berjalan

realisasi tunjangan tambahan laporan realisasi penggunaan Belanja


laporan realisasi penggunaan DAU
penghasilan yang dibayarkan Wajib yang Bersumber dari DTU
semester I tahun anggaran berjalan
kepada PNSD untuk tahun anggaran sebelumnya

realisasi gaji dan tunjangan yang


laporan realisasi penggunaan DAU
dibayarkan kepada PPPK Guru tahun anggaran sebelumnya
dan Nonguru
paling lambat disampaikan tanggal 14 setiap paling lambat disampaikan
bulan sebelum bulan penyaluran DAU
paling lambat disampaikan
Pada tanggal 14 Januari Tanggal 14 Juli 18
berkenaan. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai