Anda di halaman 1dari 206

PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kepada for Disaster Risk Reduction (GPDRR).
Tuhan Yang Maha Esa yang telah GPDRR ini merupakan forum multi-
memberikan rahmat dan karunia-Nya pemangku kepentingan yang
sehingga Laporan Kinerja BNPB Tahun dilaksanakan setiap dua tahun oleh
2022 dapat diselesaikan. Sepanjang Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau
tahun 2022, Indonesia dilanda bencana PBB. Hal ini merupakan kesempatan
alam yang didominasi bencana yang sangat berharga dan menjadi wujud
hidrometeorologi seperti cuaca ekstrem, keseriusan Indonesia dalam menciptakan
banjir dan tanah longsor. Kasus Covid-19 dunia yang lebih baik melalui
di Indonesia berangsur-angsur turun, pengarusutamaan pengurangan risiko
sehingga diberlakukan pelonggaran bencana (PRB), khususnya dalam
kebijakan pada mobilitas dan aktivitas konteks perubahan iklim dan penanganan
sosial masyarakat. Implikasi kebijakan ini pandemi Covid-19. Pertemuan ini
secara tidak langsung mendorong menghasilkan Rangkuman Ketua
pemulihan di sektor ekonomi, terutama Bersama (Co-chairs’ Summary) berjudul
pertumbuhan ekonomi di sektor Agenda Bali untuk Resiliensi dan
pariwisata. pembacaan 7 butir final considerations
Kejadian bencana yang terjadi di pada saat penutupan GPDRR.
Indonesia menuntut pemerintah Akhir kata, semoga Laporan Kinerja
Indonesia melalui BNPB melakukan BNPB tahun 2022 ini dapat meningkatkan
berbagai upaya penanggulangan peran kelembagaan dan peningkatan
bencana guna mengurangi dampak atau efisiensi, efektivitas, serta produktivitas
pun resiko yang disebabkan dengan kinerja seluruh jajaran pejabat dan
terjadinya bencana tersebut. Hal tersebut pegawai di lingkungan BNPB pada tahun
dibuktikan dengan terus menurunnya tren mendatang, sehingga dapat mendukung
Indeks Risiko bencana Indonesia (IRBI) kinerja BNPB secara keseluruhan dalam
sebesar 2,34% dari tahun 2021-2022. mewujudkan Good Governance dan
Tahun 2022, Indonesia menjadi tuan Clean Government.
rumah penyelenggaraan Global Platform
Jakarta, Februari 2023
Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana

Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., M.M.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | i


RINGKASAN EKSEKUTIF

Penyusunan laporan kinerja merupakan bentuk pertanggungjawaban Kepala BNPB atas


pelaksanaan program dan kegiatan serta pengelolaan anggaran yang dilaksanakan dalam
rangka mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan. Dalam Laporan Kinerja
tertuang capaian program dan kegiatan serta pengelolaan anggaran pada Tahun 2022
dan mengevaluasi atas capaian tersebut.
Indikator kinerja BNPB yang telah ditetapkan di Tahun 2022 sebagai berikut:

Dalam pencapaian sasaran strategis melalui indikator kinerja utama (IKU), penurunan
indeks risiko bencana tahun 2022 mencapai realisasi 135,56 dari target 135,38, artinya
telah dapat menurunkan indeks risiko bencana sebesar 2,34% dari target penurunan
sebesar 2% per tahun. Penurunan rata-rata angka kematian akibat bencana saat
keadaan darurat per 100.000 jiwa telah mencapai 78,13% dari target sebesar 2,5%.
Untuk kenaikan indeks pemulihan pascabencana sebesar 6,5 dari target sebesar 6.
Sedangkan untuk Indeks Reformasi Birokrasi (RB) belum diperoleh hasil penilaiannya

ii | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


dari KemenPAN&RB. Tantangan dalam mencapai sasaran strategis pada tahun 2022
adalah masih adanya kondisi pandemi covid-19, sehingga selain penanganan bencana
alam, BNPB juga melaksanakan tugas sebagai Satuan Tugas (Satgas) Penanganan
Covid-19 dan Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mewabah pada
hewan ternak di 20 provinsi.

Selama tahun 2022 Satgas Penanganan Covid-19 memberikan sosialisasi, edukasi dan
komunikasi kepada masyarakat dalam beradaptasi kebiasaan baru berupa penerapan
pola hidup bersih dan sehat serta mendukung pelaksanaan vaksinasi. Dalam
penanganan PMK, BNPB memberikan dukungan pemulihan dan pengendalian di daerah
yang terkena wabah. Berikut ini adalah rekapitulasi capaian kinerja Penanganan Covid-
19 dan PMK.

No Uraian/Kegiatan/Keluaran Vol. Target Vol. Realisasi


Penanganan Covid-19

Edukasi perubahan perilaku kepada masyarakat dalam


2.600.000
1 penerapan protokol kesehatan sebagai upaya 2.600.000 orang
orang
pencegahan penularan Covid-19
2 Dukungan Darurat Penanganan Covid (PEN) 1 Kegiatan 1 Kegiatan
Dukungan Sumber Daya Darurat pada Operasional
3 9.685 Pasien 9.685 Pasien
RSDC Wisma Atlit Kemayoran
Dukungan Sumberdaya Darurat pada Tempat Karantina
4 Wisma Atlet Pademangan, Rusun Pasar Rumput 5.000 Orang 5.000 Orang
Manggarai dan Rusun Nagrak Cilincing
Dukungan Operasional Tempat Karantina Covid-19
5 1 Lokasi 1 Lokasi
Pekerja Migran Indonesia
Layanan Pendampingan Karantina Pekerja imigran
6 990 Orang 21.665 Orang
Indonesia/PMI di Provinsi Kalimantan Barat
Layanan manajemen Sekretariat Satuan Tugas
7 4 Layanan 4 Layanan
Penanganan COVID-19
Layanan pembinaan, pengendalian dan pengawasan
8 akuntabilitas pelaksanaan kinerja dan anggaran Satgas 1 Dokumen 1 Dokumen
Penanganan Covid-19
Layanan komunikasi publik tentang penerapan protokol
9 5 Layanan 5 Layanan
kesehatan penanganan Covd-19 (PEN)
10 Rekomendasi Kebijakan Penanganan Covid-19 2 Rekomendasi 2 Rekomendasi
Layanan pengedalian operasi Satgas Penanganan
11 2 Layanan 2 Layanan
Covid-19
Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku

1 Layanan Pemulihan Dampak Penyakit Mulut dan Kuku 1 Kegiatan 1 Kegiatan


2 Dukungan Darurat Penanganan Penyaki Mulut dan Kuku 20 Lokasi 20 Lokasi

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | iii


No Uraian/Kegiatan/Keluaran Vol. Target Vol. Realisasi
Layanan Manajemen Sekretariat Satuan Tugas
3 1 Layanan 1 Layanan
Penanganan PMK
Layanan Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan
4 akuntabilitas pelaksanaan kinerja dan anggaran Satgas 1 Dokumen 1 Dokumen
Penanganan PMK
Layanan Data, IT dan Komunikasi Publik Penanganagn
5 5 Layanan 5 Layanan
PMK
6 Rekomendasi Kebijakan Penanganan PMK 2 Rekomendasi 2 Rekomendasi
7 Edukasi pencegahan penularan Penyakit Mulut dan Kuku 20 Provinsi 20 Provinsi
Layanan Pengendalian Operasi Satgas Penanganan
8 20 Provinsi 20 Provinsi
PMK

Dalam melaksanakan sasaran strategis BNPB, kegiatan penanggulangan bencana


terangkum dalam program ketahanan bencana dan program dukungan manajemen
menggunakan alokasi anggaran yang tercantum dalam DIPA awal sebesar Rp1,127
triliun dan pagu BNPB hingga akhir tahun 2022 menjadi sebesar Rp5,4 triliun.
Penambahan pagu BNPB diantaranya untuk penanganan bencana alam berupa dana
siap pakai sebesar Rp2 triliun dan penanganan Covid-19 serta penanganan penyakit
mulut & kuku pada hewan ternak berupa Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
sebesar Rp2,1 triliun.
Realisasi anggaran tahun 2022 sebagai berikut:

Realisasi
No Program Pagu
Rp %
Program Ketahanan Bencana 5.194.077.796.000 4.799.884.392.734 92,41%
1.1 Rupiah Murni 327.338.885.000 326.594.472.794 99,77%
1.2 Dana Siap Pakai (DSP) 2.271.615.437.000 2.270.980.254.930 99,97%
1
1.3 Dana PEN 2.160.361.465.000 2.135.505.743.846 98,85%
1.4 Pinjaman Luar Negeri (IDRIP) 430.308.726.000 62.403.677.042 14,50%
1.5 Hibah 4.453.283.000 4.400.244.122 98,81%
Program Dukungan Manajemen 275.256.288.000 245.796.089.709 89,30%
2.1 Rupiah Murni 245.582.396.000 238.578.794.080 97,15%
2
2.3 PNBP 1.363.688.000 1.213.437.724 88,98%
2.4 Pinjaman Luar Negeri (IDRIP) 28.310.204.000 6.003.857.905 21,21%
Jumlah 5.469.334.084.000 5.045.680.482.443 92,25%
TOTAL (RUTIN) 572.921.281.000 565.173.266.874 98,65%

iv | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Realisasi anggaran BNPB pada tahun 2022 mencapai 92,25%, dengan realisasi dana
rutin sebesar 98,65%. Belum optimalnya serapan anggaran BNPB berada di sumber
dana Pinjaman Luar Negeri (IDRIP). Kedepannya, BNPB beserta jajarannya akan terus
berupaya optimal dalam kegiatan penanggulangan bencana baik bencana alam maupun
bencana non alam dengan tantangan dilapangan yang tidak mudah namun tetap
menjaga optimisme dalam setiap kesempatan.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | v


DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF ii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL xiv

PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 2


1.2. Isu Strategis 8
1.3. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja 15

PERENCANAAN KINERJA 16

PERENCANAAN 16

2.1. Rencana Strategis 17


2.2. Prioritas Nasional Tahun 2022 18
2.3. Penetapan Kinerja BNPB Tahun 2022 20

AKUNTABILITAS KINERJA 23

3.1. Capaian Kinerja Organisasi 24


3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama 24
3.3. Realisasi Agenda Prioritas 147
3.4. Realisasi Anggaran Tahun 2022 148
3.5. Analisis Keberhasilan dan kegagalan 149

PENUTUP 152

LAMPIRAN 155

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja 156


Lampiran 2. Nilai IRBI Tahun 2021-2022 158
Lampiran 3. Kab/kota yang melaksanakan perhitungan IKD Tahun 2022 159

vi | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Lampiran 4. Rekap Dokumen RPB di Daerah 174
Lampiran 5. Kabupaten/Kota yang menyampaikan kebutuhan rambu dan papan
informasi 181
Lampiran 6. Lokasi Pelaksanaan Budaya Sadar Bencana 183
Lampiran 7. Kaji Cepat 185
Lampiran 8. Daftar Provinsi Penerima Dukungan Teknologi Pengendalian Operasi
Tahun 2022 186
Lampiran 9. Capaian Kegiatan/Keluaran dan Anggaran Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (per 31 Januari 2023) 187
Lampiran 10. Capaian Kegiatan/Keluaran dan Anggaran Penanganan Penyakit Mulut
dan Kuku (per 31 Januari 2023) 188

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | vii


DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal.

1. Struktur Organisasi BNPB 6

2. Jumlah Pegawai Per Eselon I 7

3. Komposisi SDM berdasarkan Pendidikan 8

4. Peta Indeks Risiko Bencana Indonesia Tahun 2022 9

5. Sebaran Bencana Alam di Indonesia sampai dengan 31 Desember 2022 11

6. Sebaran Covid-19 di Indonesia sampai dengan 31 Desember 2022 13

7. Penyusunan Kajian Risiko Bencana 25

8. Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2015-2022 27

9. Perbandingan Jumlah Kejadian Bencana di Provinsi Jambi Tahun 2021 &


2022 28

10. Perbandingan Jumlah Korban Jiwa Akibat Bencana di Provinsi Jambi


Tahun 2021 & 2022 28

11. Jumlah Kab/Kota Yang Melakukan Pengukuran IKD Tahun 2019-2022 29

12. Bimtek Pengkajian Risiko Bencana di kota Bogor 30

13. Asistensi Dokumen Awal RPB Kab. Sampang 31

14. Tujuh Rekomendasi Agenda Bali untuk Resiliensi Berkelanjutan 32

15. Kegiatan InaRISK dalam Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2022 di


Yogyakarta 34

16. Peta Sebaran Penyusunan RPB di daerah (update September 2022) 37

17. Dokumentasi RPB KSPN Raja Ampat 38

18. Kegiatan Penyusunan RSNI Sistem Peringatan Dini Banjir 39

19. Arahan Presiden RI dalam Pembukaan Rakornas PB 2022 40

viii | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


20. Studi Kelayakan 42

21. Lokasi Pemasangan alat EWS Banjir di Kab. Banjar 43

22. Surat Diseminasi Peringatan Dini Bulan September Tahun 2022 44

23. Dashbord Pencegahan 45

24. Erection Tower Unit Repeater di Kantor BPBD Kabupaten Gresik 47

25. Instalasi Perangkat Pengendali Sirine di Kantor BPBD Kab. Banjar 47

26. Instalasi Perangkat Pengendali Sirine di Kantor BPBD Kab. Karangasem 47

27. Pelaksanaan Hari Kesiapsiagaan dengan gladi lapang dan edukasi


kesiapsiagaan 49

28. Koordinasi Penguatan Ketangguhan Bencana 50

29. Kegiatan Donor Darah sebagai rangkaian Kegiatan Bulan PRB 2022 52

30. SPAB di SDN Karang Asih 54

31. Peta Kebutuhan Rambu dan Papan Informasi Kota Raja 55

32. Grafik Persentase Cakupan Pemenuhan Peralatan 58

33. Pengiriman Trailer Tangki Air ke BPBD Kab. Mamuju, Prov. Sulawesi Barat 58

34. Pengiriman Mobil Dapur Lapangan ke BPBD Kab. Malang, Prov. Jatim 58

35. Instalasi Peralatan TIK di kab/kota penerima hibah Pusdalops 59

36. Poster Penayangan Sandiwara Radio 60

37. Pagelaran Kesenian Tradisional di Bukittinggi 62

38. Pagelaran Kesenian Tradisional di Kab. Sumbawa, NTB 62

39. Rata-rata angka kematian tahun 2020-2022 65

40. Rumah Rusak Akibat Bencana Gempabumi di Kab. Pandeglang, Provinsi


Banten 66

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | ix


41. Kunjungan Kepala BNPB Pascabencana Gempa Bumi di Kab Pandeglang,
Provinsi Banten 66

42. Infografis Gempa 6,1M Pasaman Barat 67

43. Kepala BNPB melakukan peninjauan lapangan bencana gempa Kab.


Pasaman, Prov. Sumatera Barat 68

44. BNPB memberikan bantuan untuk Penanganan Darurat Bencana Banjir


dan Longsor Kab. Garut 69

45. Dampak Bencana Gempabumi Kab. Cianjur (Update 2 Februari 2022) 70

46. Penyaluran Bantuan oleh Kepala BNPB kepada Masyarakat terdampak


Bencana Gempabumi Kab. Cianjur 70

47. Bantuan Peralatan BNPB Dampak Gempabumi di Kab. Cianjur 71

48. Arahan Presiden RI untuk memberikan bantuan stimulan kepada warga


yang yang mengalami kerusakan terdampak gempabumi 72

49. Jembatan Geladak Perah, Desa Sumberwuluh, Kec. Candipuro 73

50. Bantuan Dana Kedaruratan Untuk APG Gunung Semeru 74

51. Sosialisasi Panduan Operasional Pengerahan Sumber Daya Manusia saat


Darurat 75

52. Koordinasi Progres Pembangunan Hunian Tetap dan Sementara Kab.


Lumajang 76

53. Tim BNPB berkoordinasi dengan BPBD Kab. Belu 76

54. Penyaluran DSP Bencana Alam berdasarkan jenis bencana 78

55. Pendampingan perencanaan dan verifikasi prasarana vital sarana dan


utilitas bencana banjir di Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Aceh 79

56. Pendampingan perencanaan dan verifikasi prasarana vital sarana dan


utilitas bencana Gempa Bumi di Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera
Barat 79

x | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


57. Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan dukungan infrastruktur
prasarana vital sarana dan utilitas bencana Erupsi Gunung Merapi di wilayah
Kabupaten Sleman Provinsi DIY 80

58. Pendampingan Pengelolaan Infrastruktur Darurat 81

59. Aktivasi Posko Bersama Kapusdalops BNPB dan BPBD Kab. Pasaman 82

60. Pelaksanaan Bimtek TRC Penanggulangan Bencana 84

61. Kegiatan Pendampingan SKPDB di Kota Batam 86

62. Pelaksanaan Bimtek Petugas Pusdalops di Kota Mataram, Prov. NTB 87

63. Rumusan Strategi Penanganan Covid-19 di Indonesia 90

64. Kegiatan Talkshow di Media Centre 90

65. Jumlah Elemen Duta Perubahan Perilaku 91

66. Kegiatan vaksinasi Kab. Lombok Tengah, Prov NTB 92

67. Strategi Utama Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) 93

68. Kegiatan Koordinasi PMK di Aceh 93

69. Kegiatan Vaksinasi Sapi 94

70. Perkembangan Kasus PMK (Update 31 Desember 2022) 94

71. Kondisi masyarakat Desa Sade Kab. Lombok pascabencana 98

72. Indeks RR di Provinsi NTB 99

73. Grafik Indeks RR Kota Mataram 100

74. Grafik Indeks RR Kab. Lombok Utara 101

75. Grafik Indeks RR Kab. Lombok Barat 102

76. Grafik Indeks RR Kab. Lombok Timur 103

77. Grafik Indeks RR Kab. Lombok Tengah 104

78. Grafik Indeks RR Kab. Sumbawa Barat 105

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | xi


79. Grafik Indeks RR Kab. Sumbawa 106

80. Grafik Indeks RR Prov. Sulawesi Tengah 107

81. Grafik Indeks RR Kab. Sigi 108

82. Grafik Indeks RR Kab. Donggala 109

83. Grafik Indeks RR Kab. Parigi Moutong 110

84. Grafik Indeks RR Kota Palu 111

85. Kondisi Huntap di Kabupaten Lampung Selatan 111

86. Grafik Indeks RR Prov. Lampung 112

87. Kondisi Huntap Panimbangan 113

88. Grafik Indeks RR Kab. Pandeglang 113

89. Inventarisasi di Provinsi Papua 115

90. Penerbitan Surat Penetapan Pemberian Hibah (SPPH) TA 2022 116

91. Koordinasi di Kabupaten Lumajang 117

92. Pendampingan Petugas Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitupasna)


dan Rencana Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P) di
Provinsi Papua Barat 118

93. Dukungan Pemasaran di Bandung 119

94. Pendampingan Ekonomi dengan UMKM di Kab, Mamuju 120

95. Produk Pembinaan Pendampingan Ekonomi di Kab. Tanggamus 121

96. MoU BNPB dengan Universitas Sulawesi Barat 122

97. Pendampingan Sosial di Kab. Tanah Laut, Kalimantan Selatan 122

98. Kegiatan Pendampingan SDA dan Lingkungan dengan Universitas


Lampung 123

99. Pemantauan Kegiatan Pemetaan Aset di Daerah Kabupaten Bandung 126

xii | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


100. kegiatan Pendampingan/Bimtek/Seminar/Kajian RR Infrastruktur Tahan
Bencana (Istana) dan Rumah Tahan Gempa (RTG) 127

101. Kegiatan pendampingan pemulihan dan peningkatan fisik sektor


permukiman dan infrasruktur di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur 128

102. Kunjungan Pendampingan Pemulihan dan Peningkatan Fisik Sektor


Permukiman dan Infrastruktur ke Kab. Jayapura 129

103. Perkembangan Indeks RB BNPB Tahun 2015-2021 130

104. Nilai RB BNPB Tahun 2021 131

105. Hasil Antara Masing-masing Instansi Leading Sector 131

106. Hasil Survei Reformasi Birokrasi 136

107. Evaluasi Proses Bisnis 138

108. Jabatan Fungsional Bidang Kebencanaan di lingkungan BNPB yang lolos


Inpassing 139

109. Pusdiklat PB Raih Penghargaan Pelayanan Publik Tahun 2021 139

110. Peta Pelatihan Teknis PB Tahun 2022 140

111. Perbandingan Rincian Penilaian Hasil Outcome BNPB 142

112. Nilai IKPA BNPB Tahun 2022 142

113. Pengukuran Indeks Profesionalitas ASN 143

114. Jumlah peserta yang mengikuti Diklat PB 144

115. Workshop Pengawasan PMPRB 145

116. Kegiatan Penilaian Risiko 146

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | xiii


DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal.

1. Prioritas Nasional BNPB Tahun 2022 19

2. Penetapan Kinerja BNPB Tahun 2022 20

3. Perbandingan Pagu Awal dan Pagu Akhir Tahun Anggaran 2022 21

4. Capaian Kinerja BNPB Tahun 2022 24

5. Standar Pemenuhan Logistik PB 55

6. Standarisasi Peralatan PB 55

7. Jenis Peralatan yang digunakan di Tahun 2022 56

8. Realisasi Pemenuhan Kebutuhan dan Ketersediaan Logistik Tahun 2022


(Paket) 56

9. Pemenuhan Peralatan Tahun 2022 57

10. Persentase daerah yang memiliki Logpal tahun 2022 58

11. Daftar 3 Radio Lokal Untuk Talkshow Interaktif 61

12. Traffic Call BNPB 88

13. Kategori Call Januari 2022 – Desember 2022 89

14. Perbandingan Sektor Terdampak Bencana 99

15. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di Kota Mataram Tahun 2017-


2022 100

16. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di Kabupaten Lombok Utara


Tahun 2017-2022 101

17. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di Kabupaten Lombok Barat


Tahun 2017-2022 102

18. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di Kabupaten Lombok Timur


Tahun 2017-2022 103

xiv | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


19. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di Kabupaten Lombok Tengah
Tahun 2017-2022 104

20. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di Kabupaten Sumbawa Barat


Tahun 2017-2022 105

21. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di Kabupaten Sumbawa Tahun


2017-2022 106

22. Perbandingan Sektor Terdampak Bencana di Provinsi Sulawesi Tengah


Tahun 2017-2022 107

23. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di Kabupaten Sigi Tahun 2017-


2022 108

24. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di Kabupaten Donggala tahun


2017-2022 109

25. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di Kabupaten Parigi Moutong


Tahun 2017-2022 110

26. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di Kabupaten Lampung Selatan


tahun 2017-2022 112

27. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di Kabupaten Pandeglang Tahun


2017-2022 113

28. Progres Pemetaan Aset Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Provinsi Jawa


Barat 125

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | xv


PENDAHULUAN
Kegiatan BNPB dalam Pembangunan Huntara Dan Huntap Warga
Terdampak Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 1


1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014 tentang


Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan
Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2020 tentang Sistem Akuntansi Kinerja
Pemerintah, BNPB sebagai instansi pemerintah dan unsur penyelenggara negara wajib
untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi, dan peranannya dalam
pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya.
Laporan Kinerja ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas yang
berfungsi, antara lain sebagai alat penilaian kinerja, wujud akuntabilitas pelaksanaan
tugas dan fungsi BNPB, dan wujud transparansi/pertanggungjawaban kepada
masyarakat, serta merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja setiap
unit organisasi di lingkungan BNPB.
BNPB merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada dibawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan
penanggulangan bencana. Tingginya frekuensi bencana yang terjadi di Indonesia
menyebabkan Penanggulangan Bencana masuk dalam agenda pembangunan nasional
untuk lima tahun kedepan. Arah kebijakan umum penanggulangan bencana dalam
RPJMN 2020 – 2024 adalah Peningkatan Ketangguhan Bencana Menuju Kesejahteraan
yang Berketahanan untuk Pembangunan.
Pelaporan Kinerja ini dilakukan secara berkala yakni triwulanan, semesteran, dan
tahunan dimana pada tahun 2022 ini berisi capaian yang mendukung Indikator Kinerja
Utama (IKU) Kepala BNPB yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2022 dan
pelaksanaan program dan anggaran selama Tahun 2022. Evaluasi dan analisis dari hasil
laporan ini dilakukan agar kualitas pelaksanaan program dan anggaran semakin
meningkat dan memberikan kontribusi yang positif dalam pelaksanaan penyelenggaraan
penanggulangan bencana.

2 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


A. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan laporan kinerja tahun 2022 ini merupakan bentuk
pertanggungjawaban Kepala BNPB atas pelaksanaan program dan kegiatan serta
pengelolaan anggaran yang dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran strategis
yang telah ditetapkan. Tujuan penyusunan Laporan Kinerja ini adalah untuk menilai dan
mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran BNPB selama tahun 2022.

B. Tugas dan Fungsi BNPB


Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 01 tahun 2019 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana dan Peraturan BNPB Nomor 4 Tahun 2019, disebutkan
bahwa tugas BNPB dalam bidang Penanggulangan Bencana, yaitu meliputi:
1. Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana
yang mencakup pencegahan bencana, penanganan keadaan darurat bencana,
rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara;
2. Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan
bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan;
3. Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat;
4. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap
sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
5. Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan
internasional;
6. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
8. Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana tersebut di atas, BNPB
menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan dan penetapan norma, standar, prosedur, kriteria, serta persyaratan dan
prosedur perizinan dan/atau rekomendasi penyelenggaraan penanggulangan
bencana.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 3


2. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien; dan
3. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, dan menyeluruh.

C. Sumber Daya Manusia


Menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2019 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, telah ditetapkan Peraturan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Nomor 4 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional
Penanggulangan Bencana. Unit kerja Eselon I di lingkup BNPB yakni:
1. Sekretariat Utama (Settama) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala dan bertugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan,
dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Susunan organisasi Settama terdiri dari:
Biro Perencanaan; Biro Keuangan, Biro SDM dan Umum, dan Biro Hukum, Organisasi,
dan Kerjasama.
2. Deputi Bidang Sistem dan Strategi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala, mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang sistem dan strategi penanggulangan bencana. Susunan organisasi Deputi
Bidang Sistem dan Strategi terdiri dari Direktorat Pemetaan dan Evaluasi Risiko
Bencana; Direktorat Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana; dan
Direktorat Sistem Penanggulangan Bencana.
3. Deputi Bidang Pencegahan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
dan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pencegahan. Susunan organisasi Deputi Bidang Pencegahan terdiri dari
Direktorat Mitigasi Bencana; Direktorat Kesiapsiagaan; dan Direktorat Peringatan Dini.
4. Deputi Bidang Penanganan Darurat berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala dan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan keadaaan darurat, meliputi
penyelenggaraan siaga darurat, tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan.

4 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Susunan organisasi Deputi Bidang Penanganan Darurat terdiri dari Direktorat
Dukungan Sumber Daya Darurat; Direktorat Dukungan Infrastruktur Darurat; dan
Direktorat Fasilitasi Penanganan Korban dan Pengungsi.
5. Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala dan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi. Susunan
organisasi Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi terdiri dari Direktorat
Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi; Direktorat Pemulihan dan Peningkatan
Fisik; dan Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Sosial, Ekonomi, dan Sumber Daya
Alam.
6. Deputi Bidang Logistik dan Peralatan berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala dan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang logistik dan peralatan penanggulangan bencana.
Susunan organisasi Deputi Bidang Logistik dan Peralatan terdiri dari Direktorat
Pengelolaan Logistik dan Peralatan; dan Direktorat Optimasi Jaringan Logistik dan
Peralatan.
7. Inspektorat Utama berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala dan
mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan BNPB.
Susunan organisasi Inspektorat Utama terdiri dari Inspektorat I; Inspektorat II, dan
Inspektorat III.
8. Pusat dipimpin oleh Kepala Pusat yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala melalui Sekretaris Utama dan mempunyai tugas menyelenggarakan
dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
BNPB untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis BNPB. Susunan
organisasi Pusat terdiri dari Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan;
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana; dan Pusat Pengendalian
Operasi.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 5


Gambar 1. Struktur Organisasi BNPB

6 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Jumlah Pegawai Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Pada tahun 2022, jumlah pegawai BNPB mencapai 966 pegawai yang terdiri atas 681
pegawai ASN dan 285 pegawai PPNPN. Pegawai tersebut tersebar pada 7 Unit
eselon I dan 3 Pusat dengan komposisi pegawai sebagai berikut: Sekretariat Utama
(29,7%), Inspektorat Utama (7,8%), Deputi Bidang Sistem dan Strategi (5,9%), Deputi
Bidang Pencegahan (9,2%), Deputi Bidang Penanganan Darurat (13,3%), Deputi
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (9,3%), Deputi Bidang Logistik dan Peralatan
(8,3%), PusdatinKK (5,6%), Pusdiklat (5,2%), dan Pusdalop (5,8%). Keragaman SDM
BNPB tahun 2022 berdasarkan jumlah pegawai per unit kerja seperti pada diagram
berikut:

J UML A H PEGAWA I PE R ES E LON I


PNS PPNPN Total
287
168

128
119

103

90
89

80
75

70
68

62
61

57

56
54

50
45

41

34

29
27
25
21

20

18

16
14

13
12

SETTAMA ITTAMA DEP-1 DEP-2 DEP-3 DEP-4 DEP-5 PUSDATINKK PUSDIKLAT PUSDALOPS

Gambar 2. Jumlah Pegawai Per Eselon I

Keterangan:
1. Sekretariat Utama (Settama)
2. Inspektorat Utama (Ittama)
3. Deputi Bidang Sistem dan Strategi (Dep-1)
4. Deputi Bidang Pencegahan (Dep-2)
5. Deputi Bidang Penanganan Darurat (Dep-3)
6. Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Dep-4)
7. Deputi Bidang Logistik dan Peralatan (Dep-5)
8. Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (PusdatinKK)
9. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Pusdiklat)
10. Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop)

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 7


Sedangkan keragaman ASN S3, 1% SMU sederajat;
6,8%
BNPB menurut golongan adalah S2, 19,8%
sebagai berikut: Golongan IV DIII, 18,1%
sebanyak 83 orang, Golongan III
sebanyak 469, dan Golongan II
sebanyak 129 orang. Jabatan
fungsional di BNPB terdiri atas
68,9% jabatan fungsional umum
dan 31,1% fungsional tertentu 37,4% S1/DIV,
62,6%
dengan klasifikasi pendidikan 54,3%
SMU sederajat DIII S1/DIV S2 S3
dan jenis kelamin seperti grafik
Gambar 3. Komposisi SDM berdasarkan Pendidikan
disamping.

1.2. Isu Strategis

Negara Indonesia terkenal didunia karena memiliki posisi strategis secara


geografis. Terletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia dan
diantara dua samudera yaitu Samudra Hindia dan Samudera Pasifik. Hal ini
menjadikan Indonesia berada di sepanjang jalur pelayaran dan perdagangan utama
dunia seperti perdagangan negara-negara industri dan negara-negara yang sedang
berkembang. Untuk itu, Indonesia perlu memaksimalkan keuntungan posisi strategis
Indonesia baik dari darat, udara, maupun lautan dalam menunjang dan mendukung
jalur pelayaran dan perdagangan dunia secara penuh.
Disisi lain, secara geologis dan geografis Indonesia memiliki risiko bencana yang
tinggi karena berada pada pertemuan empat lempeng utama yaitu Eurasia, Indo
Australia, Filipina dan Pasifik sehingga menjadikan Indonesia rawan bencana
gempabumi, tsunami, dan letusan gunung api. Hasil perhitungan Indeks Risiko
Bencana Tahun 2022 menunjukkan 13 provinsi berada pada kelas risiko bencana
tinggi dan 21 provinsi berada pada kelas risiko bencana sedang dan tidak ada provinsi
yang berada pada risiko bencana rendah.

8 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Gambar 4. Peta Indeks Risiko Bencana Indonesia Tahun 2022

Gambar di atas terlihat bahwa seluruh wilayah Indonesia memiliki indeks risiko
bencana yang tinggi sampai sedang. Frekuensi kejadian bencana alam terus
meningkat tiap tahunnya, baik yang merupakan bencana hidrometeorologi maupun
bencana geologis, tetap menjadi ancaman yang serius. Namun demikian ancaman
bencana kedepan tentunya tidak hanya ancaman bencana alam saja, akan tetapi
bencana non alam perlu menjadi perhatian pula seperti kegagalan teknologi dan
wabah/epidemi penyakit, sebagai contoh adanya bencana akibat pandemi Covid 19
yang terjadi di akhir tahun 2019 dan masih berlangsung sampai saat ini. Sehingga
manajemen penyelenggaraan penanggulangan bencana kedepan perlu dirancang
pula untuk dapat mengakomodir upaya-upaya antisipasi terhadap kemungkinan
kejadian bencana yang diakibatkan faktor non alam tersebut.
Karakteristik Indonesia yang memiliki risiko bencana tinggi ditambah dengan
adanya pengaruh perubahan iklim dapat menimbulkan dampak bencana berupa
kehilangan, kerugian dan kerusakan yang lebih besar di masa mendatang apabila
tidak diantisipasi dan dikelola dengan baik.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 9


10 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022
Sampai dengan 31 Desember 2022 tercatat 3.531 kejadian bencana alam yang
didominasi bencana hidrometerologi. Banjir, puting beliung, tanah longsor, dan
kebakaran hutan dan lahan berturut-turut menjadi bencana yang sering terjadi di tahun
2022. Korban yang ditimbulkan akibat bencana alam yaitu 851 orang meninggal dunia,
46 orang hilang dan 5.492.046 orang menderita dan mengungsi, serta 8.726 jiwa luka-
luka.

Gambar 5. Sebaran Bencana Alam di Indonesia sampai dengan 31 Desember 2022

Selain bencana alam, masih ada bencana non alam berupa kebakaran,
kecelakaan, dan kejadian luar biasa Bencana non alam yaitu pandemi Covid-19 yang
berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Cina (RRC). Penanganan
Coronavirus disease 2019 atau COVID-19 di Indonesia telah dimulai pada awal tahun
2020 dengan memulangkan WNI di Wuhan ke tanah air.
Memasuki tahun ketiga situasi pandemi Covid-19 di Indonesia masih memberikan
banyak pembelajaran untuk semua pihak dalam upaya penanganan pandemic.
Pemerintah terus berupaya melakukan percepatan penanganan darurat dan
memberikan pelayanan kesehatan yang layak. Berbagai upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat dan Daerah memberikan hasil yang cukup melegakan dimana
kasus harian dan positivity rate serta merta menurun, begitu juga dengan angka
kematian meskipun belum mencapai rata-rata tingkat kematian di dunia. Meskipun

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 11


indikator COVID-19 saat ini menunjukan perbaikan namun Indonesia masih dalam
status Pandemi. Seluruh pihak masih perlu waspada terhadap adanya mutasi virus
yang terus terjadi di berbagai belahan dunia dan kembalinya kegiatan serta mobilitas
masyarakat yang berisiko adanya peningkatan kasus kembali di kemudian hari.

Dampak pandemi COVID-19 masih berlanjut hingga tahun 2022, karena itu,
berbagai bentuk intervensi pemerintah baik secara promotif, preventif, maupun kuratif,
termasuk pelaksanaan vaksinasi untuk mencapai herd immunity perlu dilanjutkan.
Pandemi COVID-19 juga perlu dipandang sebagai momentum untuk penguatan
sistem kesehatan nasional dengan meningkatkan keamanan dan ketahanan
kesehatan.
Sampai dengan 31 Desember 2022, kasus bencana non alam tercatat 6.719.815
orang positif COVID-19 dan 160.612 orang meninggal dunia. Penyebaran COVID-19
didunia cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu, menimbulkan korban jiwa

12 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


dan kerugian material yang lebih besar, dan telah berimplikasi pada aspek sosial,
ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.

Gambar 6. Sebaran Covid-19 di Indonesia sampai dengan 31 Desember 2022

Setiap bencana menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Selain itu, bencana
menimbulkan kerusakan dan kerugian berupa harta benda (materi) dan gangguan
psikologis (nonmateri) serta menghambat pembangunan nasional. Penanganan
bencana tidak hanya mengandalkan aspek kesehatan namun juga operasi
kemanusiaan. Kearifan lokal yang berisi nilai-nilai kebaikan dapat membantu
masyarakat tumbuh bangkit kembali. Penguatan ketahanan berkelanjutan
(suistainable resilience) perlu dilakukan, mengingat ancaman bencana masih terus
akan terjadi. Mengingat tingginya tingkat risiko bencana di Indonesia, upaya
penanggulangan bencana menjadi tantangan yang sangat berat bagi seluruh
pemangku kepentingan. Membangun ketangguhan bangsa adalah jalan keluar agar
kita mampu menghadapi dan keluar dari kesulitan setiap bencana datang.
Indonesia dan negara-negara dunia pada tahun 2015 telah menyepakati Sendai
Framework for Disaster Risk Reduction yang menggantikan Hyogo Framework for
Action. Sendai Framework memiliki tujuh tujuan global, yaitu:

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 13


a. Secara substansial mengurangi angka kematian akibat bencana global pada tahun
2030, dengan tujuan menurunkan rata-rata per 100.000 angka kematian global
pada dekade 2015-2030 dibandingkan dengan periode 2005-2015.
b. Secara substansial mengurangi jumlah orang yang terkena dampak secara global
pada tahun 2030, bertujuan untuk menurunkan angka global rata-rata per 100.000
pada dekade 2015-2030 dibandingkan dengan periode 2005- 2015.
c. Mengurangi kerugian ekonomi akibat bencana langsung terkait dengan produk
domestik bruto global (PDB) pada tahun 2030.
d. Secara substansial mengurangi kerusakan bencana pada infrastruktur kritis dan
gangguan layanan dasar, di antaranya fasilitas kesehatan dan pendidikan,
termasuk melalui pengembangan ketahanan terhadap bencana pada tahun 2030.
e. Secara substansial meningkatkan jumlah negara dengan strategi pengurangan
risiko bencana nasional dan lokal pada tahun 2020.
f. Secara substansial meningkatkan kerja sama internasional dengan negara-
negara berkembang melalui dukungan yang memadai dan berkelanjutan untuk
melengkapi tindakan nasional dalam implementasi Kerangka Pengurangan Risiko
Bencana pada tahun 2030.
g. Secara substansial meningkatkan ketersediaan dan akses ke sistem peringatan
dini multi-bahaya dan informasi penilaian risiko bencana kepada masyarakat pada
tahun 2030.
Pencapaian tujuan ini dicanangkan dalam empat aksi prioritas, yaitu: (1)
memahami risiko bencana, (2) memperkuat tata kelola risiko bencana, (3) berinvestasi
dalam pengurangan risiko bencana untuk ketahanan, dan (4) meningkatkan
kesiapsiagaan bencana untuk respon yang efektif serta “Membangun Kembali dengan
Lebih Baik dan Lebih Aman” dalam pemulihan pasca bencana melalui rehabilitasi dan
rekonstruksi.
Dalam mewujudkan upaya pencapaian Agenda Pembangunan Global dengan
mengaitkan sebagian besar target dan indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals-SDGs) ke dalam dokumen perencanaan
pembangunan nasional. Pembangunan berkelanjutan merupakan paradigma
pembangunan masa depan yang diharapkan oleh bangsa-bangsa di dunia untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Pembangunan
berkelanjutan memuat 3 (tiga) isu utama, yaitu: (1) Ekonomi hijau dalam konteks

14 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan, (2) Pengembangan
kerangka kelembagaan pembangunan berkelanjutan, serta (3) Kerangka aksi dan
instrumen pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2020-2024. Terdapat 7 (tujuh) agenda pembangunan dari
RPJMN ke IV tahun 2020-2024 yang merupakan amanat RPJPN 2005-2025 untuk
mencapai tujuan utama dari rencana pembangunan nasional periode terakhir. Ke-7
(tujuh) agenda pembangunan tersebut di dalamnya terdapat Program Prioritas,
Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas. Tujuan RPJMN IV tahun 2020 - 2024 telah
sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Target dari 17 tujuan (goals)
dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) beserta indikatornya telah
ditampung dalam 7 (tujuh) agenda pembangunan nasional.

1.3. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,
Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan secara ringkas latar belakang, tugas dan fungsi, isu strategis
dan sistematika penyajian;
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
Menjelaskan Rencana Strategis BNPB selama tahun 2020-2024, Rencana
Kinerja Tahun 2022 dan Penetapan Kinerja tahun 2022;
Bab III Akuntabilitas Kinerja
Menjelaskan analisis pencapaian kinerja BNPB selama tahun 2022
dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian
sasaran strategis.
Bab IV Penutup
Menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja
selama tahun 2022 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi
perbaikan kinerja dimasa mendatang.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 15


PERENCANAAN KINERJA

Kegiatan BNPB dalam Pembangunan Huntara Dan Huntap Warga


Terdampak Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru

PERENCANAAN
KINERJA
Presiden Joko Widodo berkunjung pada kegiatan Rumah
Resilience Indonesia (RRI) - Bali

16 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


2.1. Rencana Strategis
Dalam upaya mencapai agenda pembangunan yang telah disusun dalam
RPJMN 2020-2024, BNPB turut berkontribusi pada fokus prioritas “membangun
lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim”.
Oleh karena itu, visi BNPB sejalan untuk mendukung visi Presiden tahun 2020-2024:
Visi BNPB 2020-2024 adalah:
“BNPB yang andal dan profesional mewujudkan Indonesia tangguh
bencana untuk mendukung terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong”
RPJMN 2020-2024 memberikan sasaran utama mewujudkan masyarakat
Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang
kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh
sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Untuk dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan demi mencapai
masyarakat Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan
gotong-royong, dibutuhkan masyarakat Indonesia yang tangguh bencana. Indonesia
tangguh bencana adalah Indonesia yang seluruh elemennya, mulai dari bagian
terkecil pada tingkat keluarga dan desa hingga pemerintah daerah dan pemerintah,
memiliki kesadaran terhadap risiko bencana, memiliki pengetahuan dan keterampilan
terkait manajemen penanggulangan bencana, dan berketahanan dalam menghadapi
keadaan darurat bencana serta mampu pulih menjadi lebih baik dan lebih aman pada
pascabencana.
Arah kebijakan dan strategi BNPB 2020-2024 dijalankan searah dengan
RPJMN 2020-2024. Arah kebijakan BNPB 2020-2024 adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan sistem dan strategi Penanggulangan Bencana yang andal, inovatif,
kolaboratif dan implementatif.
2. Peningkatan kesiapsiagaan pemerintah/pemerintah daerah, lembaga usaha,
masyarakat, perguruan tinggi dan media yang terkoordinasi dalam menghadapi
bencana.
3. Peningkatan layanan darurat bencana yang cepat, tepat, efektif dan terkoordinasi.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 17


4. Peningkatan layanan pendampingan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana
guna mendukung pencapaian kehidupan dan penghidupan masyarakat di wilayah
terdampak bencana yang berkualitas.
5. Penyediaan logistik dan peralatan penanggulangan bencana serta pengembangan
jaringan sesuai standar kebutuhan minimal dan karakteristik wilayah.
6. Penguatan tata kelola penyelenggaraan penanggulangan bencana yang
profesional dan inklusif.
Strategi BNPB 2020-2024 diarahkan untuk Penguatan Sistem, Regulasi, dan
Tata Kelola Bencana dan Proyek Prioritas Nasional, Integrasi Kerjasama Kebijakan
dan Penataan Ruang Berbasis Risiko Bencana.
Sejalan dengan visi, misi, dan tujuan BNPB 2020-2024, sasaran strategis
BNPB 2020-2024 adalah sebagai berikut:
a. Menurunnya risiko bencana di daerah rawan bencana;
b. Terselamatkannya sebanyak mungkin jiwa pada saat keadaan darurat bencana;
c. Terpulihkannya sarana dan prasarana, sosial, ekonomi dan produktivitas sumber
daya alam pada daerah terdampak pascabencana;
d. Meningkatnya kualitas tata kelola penyelenggaraan penanggulangan bencana
yang professional, akuntabel dan transparan.

2.2. Prioritas Nasional Tahun 2022


Prioritas Nasional merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) yang disusun tiap tahunnya. Untuk Tahun 2022, tema RKP 2022 yaitu
“Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural”, dimana hal ini sebagai dampak dari
pandemi COVID-19 di Indonesia.
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2022 merupakan dokumen
perencanaan pembangunan tahunan yang disusun sebagai penjabaran tahun ketiga
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2020-2024. Selain itu penyusunan RKP juga dilakukan dalam rangka memenuhi
amanat Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun
2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Nasional. Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2022 memuat arah kebijakan nasional

18 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


tahunan demi menjaga kesinambungan pembangunan secara terencana dan
sistematis yang tanggap akan perubahan.
Sehubungan dengan hal tersebut, penyusunan program dan kegiatan prioritas
nasional dalam RKP Tahun 2022 berpengaruh dalam penentuan kegiatan prioritas di
seluruh Kementerian/Lembaga. Tahun 2022, Pemerintah menetapkan 7 (tujuh)
prioritas nasional, diantaranya:
1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan
berkeadilan;
2. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin
pemerataan;
3. Meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing;
4. Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan;
5. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan
pelayanan dasar; dan
6. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan
perubahan iklim; serta
7. Memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.
BNPB mendukung Prioritas Nasional nomor 6 yang diwujudkan dalam proyek prioritas
dan menjadi output Renja Tahun 2022 tabel berikut:
Tabel 1. Prioritas Nasional BNPB Tahun 2022

No Rincian Output Target


1 Penguatan Desa Tangguh Bencana 90 Desa
Fasilitasi Penguatan Ketangguhan Masyarakat
2 2.000 Desa
Berbasis Komunitas dan Keluarga
Pendampingan pemulihan Pascabencana Bidang
3 9 Daerah
Fisik
Layanan Fasilitasi Pemulihan dan Peningkatan
4 Sosial Ekonomi dan Sumber Daya Alam 14 Layanan
Pascabencana
Pendamping Pengkajian Kebutuhan
5 Pascabencana (Jitupasna) dan Rencana 120 Orang
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
6 Pengelolaan dana bantuan kedaruratan 36 Paket
Prasarana pengelolaan database dan teknologi
7 10 Unit
informasi kebencanaan

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 19


No Rincian Output Target
8 Budaya Sadar Bencana 43 Layanan
9 Layanan Data dan Informasi 1 Layanan
Rekomendasi
10 Pemetaan Risiko Bencana 1
Kebijakan
Analisis Pengembangan Strategi Penanggulangan Rekomendasi
11 5
Bencana Kebijakan
Rekomendasi
12 Rancang Bangun Sistem PB 3
Kebijakan
Sistem
13 Sistem Informasi Bidang Kebencanaan 2
Informasi
14 Satuan Pendidikan Aman dari Bencana (SPAB) 190 Orang
Pembuatan dan Pemasangan Rambu, Papan
15 8600 Unit
Evakuasi dan Informasi Bencana (IDRIP)
16 Layanan Sistem Peringatan Dini 5 Layanan
17 Pengelola Infrastruktur Darurat 100 Orang
18 Pendamping Penanganan Korban dan Pengungsi 570 Orang
Pendampingan Sistem Komando Penanganan
19 105 Orang
Darurat Bencana dan Keposkoan
20 Pemenuhan Kebutuhan Logistik PB 33 Paket
21 Bantuan Peralatan / Sarana 36 Unit
22 Distribusi Logistik dan Peralatan PB 1 Paket
Pendidikan dan Pelatihan Teknis PB dan Simulasi
23 570 Orang
PB di daerah

2.3. Penetapan Kinerja BNPB Tahun 2022


Untuk mendukung terwujudnya visi dan misi BNPB Tahun 2020-2024, maka
ditetapkan sasaran strategis dan indikator kinerja utama sebagaimana penetapan
kinerja BNPB tahun 2022, secara rinci sebagai berikut:

Tabel 2. Penetapan Kinerja BNPB Tahun 2022

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

Menurunnya risiko bencana di


1 Indeks Risiko Bencana 135,38
daerah rawan bencana

20 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

Penurunan rata-rata angka


kematian akibat bencana pada saat
Terselamatkannya sebanyak
2 keadaan darurat per 100.000
mungkin jiwa pada saat keadaan 2.5%
penduduk wilayah terdampak (%
darurat bencana
penurunan rata-rata angka
kematian)

Terpulihkannya sarana dan


prasarana, sosial, ekonomi
Indeks Pemulihan Pascabencana
3 dan produktivitas sumber 6
(% kenaikan indeks)
daya alam pada daerah
terdampak pascabencana

Meningkatnya kualitas tata kelola


penyelenggaraan
4 penanggulangan bencana yang Indeks Reformasi Birokrasi 83
profesional, akuntabel dan
transparan

Dalam melaksanakan sasaran strategis BNPB, kegiatan penanggulangan bencana


terangkum dalam program ketahanan bencana dan program dukungan manajemen
menggunakan alokasi anggaran yang tercantum dalam DIPA awal sebesar Rp1,127
triliun sebagaimana DIPA Nomor: DIPA-103.01.1.648521/2022 tanggal 17 November
2021 dan pagu akhir tahun 2022 menjadi sebesar Rp5,4 triliun. Penambahan pagu
BNPB diantaranya untuk penanganan bencana alam sebesar Rp2 triliun dan
penanganan Covid-19 & PMK berupa Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
sebesar Rp2,1 triliun. Adapun rincian anggaran BNPB tahun 2022 adalah sebagai
berikut:

Tabel 3. Perbandingan Pagu Awal dan Pagu Akhir Tahun Anggaran 2022
No Program Pagu Awal (Rp) Pagu Akhir (Rp)
Program Ketahanan Bencana 838.234.849.000 5.194.077.796.000

1.1 Dana Rutin 153.926.123.000 327.338.885.000

1 1.2 Dana Siap Pakai (DSP) 250.000.000.000 2.271.615.437.000

1.3 Dana PEN 2.160.361.465.000

1.4 Pinjaman Luar Negeri (IDRIP) 434.308.726.000 430.308.726.000

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 21


No Program Pagu Awal (Rp) Pagu Akhir (Rp)
1.5 Hibah 4.453.283.000

Program Dukungan Manajemen 289.010.347.000 275.256.288.000

2.1 Dana Rutin 264.148.705.000 245.582.396.000


2
2.2 PNBP 551.438.000 1.363.688.000

2.3 Pinjaman Luar Negeri (IDRIP) 24.310.204.000 28.310.204.000

Total 1.127.245.196.000 5.469.334.084.000

22 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


AKUNTABILITAS KINERJA

AKUNTABILITAS
KINERJA
Penanganan Bencana Gempa Bumi di Cianjur

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 23


3.1. Capaian Kinerja Organisasi
Pengukuran kinerja BNPB Tahun 2022 dilakukan dengan cara membandingkan
antara target (rencana) dan realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU). Indikator kinerja
tersebut merupakan Indikator yang telah ditetapkan targetnya pada dokumen
Perjanjian Kinerja (PK) Kepala BNPB Tahun 2022.
Tabel 4. Capaian Kinerja BNPB Tahun 2022

3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama


Tahun 2022 terdapat empat Indikator Kinerja Utama (IKU) BNPB sebagai sasaran
strategis dengan penjelasan sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1. Menurunnya Risiko Bencana Di Daerah Rawan Bencana

Menurunnya Risiko Bencana Di Daerah Rawan Bencana memiliki Indikator Kinerja


yaitu Indeks Risiko Bencana dengan target tahun 2022 yaitu sebesar 135,38.

SASARAN STRATEGIS IKU TARGET CAPAIAN

Menurunnya
risiko bencana Indeks Risiko 135,38 135,56
di daerah rawan Bencana Menurun 2% Menurun 2,34%
bencana

24 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) berisi nilai indeks risiko bencana dan capaian
penurunan indeks risiko bencana di tingkat kabupaten/kota dan tingkat provinsi
seluruh Indonesia. Perhitungan indeks risiko bencana didasarkan pada hasil kajian
risiko bencana (KRB) berdasarkan penilaian kemungkinan dan besarnya dampak
yang diukur dari keterpaparan atau exposure (potensi jiwa terpapar, kerugian
ekonomi, dan kerusakan lingkungan) dan kapasitas (capacity) dari setiap bahaya
(hazard) dan gabungan dari beberapa hazard yang terdapat pada daerah tersebut
(multi-hazards).

Gambar 7. Penyusunan Kajian Risiko Bencana

Penghitungan Indeks Risiko Bencana Indonesia


Penentuan tingkat risiko bencana telah dilakukan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) sejak periode awal berdiri, yaitu pada tahun 2008. Pada tahun 2009,
BNPB menerbitkan status kebencanaan melalui Indeks Kerawanan Bencana
Indonesia yang diperbaharui dengan Indeks Rawan Bencana Indonesia pada tahun
2011. Sejak tahun 2013, BNPB menerbitkan Indeks Risiko Bencana Indonesia.
Perubahan terminologi dari “rawan” menjadi “risiko” menunjukkan perubahan
substansi dari penilaian dampak bencana (korban jiwa, kerusakan atau kerugian)
menjadi penilaian potensi kehilangan atau kerugian (risiko).

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 25


Dalam indeks risiko, tingkat kebencanaan dinilai berdasarkan komponen
penyusunnya, yaitu bahaya, keterpaparan, dan kapasitas pemerintah serta komunitas
dalam menghadapi bencana. Penilaian tingkat risiko berdasarkan potensi kerugian di
atas memungkinkan adanya perhitungan capaian suatu upaya pengurangan risiko
bencana di suatu daerah. Risiko bencana akan mengalami penurunan atau
peningkatan seiring adanya perubahan pada komponen tersebut. Oleh karena itu,
program atau kegiatan yang berkaitan dengan pengurangan kerentanan atau
peningkatan kapasitas dapat dilihat kontribusinya secara kuantitatif dalam bentuk
penurunan indeks risiko bencana. Penilaian secara berkala terhadap indeks risiko ini
dapat menjadi perangkat pemantauan dan evaluasi terhadap capaian program
penanggulangan bencana pada periode tertentu.

Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) ini dihitung berdasarkan pendekatan risiko
berikut:

𝑉𝑢𝑙𝑛𝑒𝑟𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦
𝑅𝑖𝑠𝑘 = 𝐻𝑎𝑧𝑎𝑟𝑑 𝑥
𝐶𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦

Di mana Hazard (bahaya) dihitung berdasarkan probabilitas spasial, frekuensi dan


kekuatan (magnitude) dari suatu fenomena alam seperti gempabumi, banjir, letusan
gunung api, dan lainnya. Vulnerability (kerentanan) dihitung berdasarkan parameter
sosial budaya, ekonomi, fisik dan lingkungan. Komponen Capacity (kapasitas) dinilai
dengan menggunakan pendekatan tingkat ketahanan daerah berdasarkan tujuh
prioritas yaitu: (1) Perkuatan kebijakan dan kelembagaan; (2) Pengkajian risiko dan
perencanaan terpadu; (3) Pengembangan sistem informasi, diklat dan logistik; (4)
Penanganan tematik kawasan rawan bencana; (5) Peningkatan efektivitas
pencegahan dan mitigasi bencana; (6) Perkuatan kesiapsiagaan dan penanganan
darurat bencana; dan (7) Pengembangan sistem pemulihan bencana.

Tren risiko bencana diukur utamanya berdasarkan perubahan pada komponen


kapasitas. Adapun komponen bahaya dan kerentanan mengacu kepada baseline
(IRBI 2013). Indeks Risiko Bencana Indonesia dibatasi pada bahaya-bahaya yang
ditimbulkan oleh faktor alam, yang mencakup sembilan jenis ancaman yaitu:
Gempabumi, Tsunami, Letusan Gunung Api, Tanah Longsor, Banjir, Banjir Bandang,
Kekeringan, Kebakaran Hutan dan Lahan, dan Gelombang Ekstrim dan Abrasi.

Berikut capaian Indeks Risiko rata-rata nasional dari tahun 2015 hingga tahun 2022

26 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


156,43
150,58
148,82
145,85
144,02
141,65
138,81
135,56

Penurunan IRBI 2021-2022


3,25 poin (2,34%)

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Gambar 8. Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2015-2022

BNPB telah menetapkan target sasaran strategis pada tahun 2022, yaitu penurunan
indeks risiko bencana 10% dalam 5 tahun sehingga rata-rata pertahun penurunan
sebesar 2%. Selama tahun 2022 target tersebut telah tercapai dengan penurunan
sebesar 2,34% (tahun 2021 sebesar 138,81 dan tahun 2022 sebesar 135,56). Namun
secara agregat belum dapat memenuhi target yang telah ditetapkan di tahun 2022
sebesar 135.38.

Hasil perhitungan indeks risiko bencana tahun 2022 (Lampiran 2) menunjukkan 13


provinsi berada pada kelas risiko bencana tinggi dan 23 provinsi berada pada kelas
risiko bencana sedang dan tidak ada provinsi yang berada pada risiko bencana
rendah. Tiga provinsi yang berisiko paling tinggi yaitu Sulawesi Barat (skor 165,23),
Maluku (skor 162,47), dan Kepulauan Bangka Belitung (skor 158,52). Sementara itu,
tiga provinsi yang memiliki indeks risiko terendah pada kelas sedang adalah Jawa
Tengah (skor 115,38), Kepulauan Riau (skor 110,93), dan DKI Jakarta (skor 62,58).

Dari 514 Kabupaten kabupaten/kota di Indonesia terdapat 192 kabupaten/kota yang


berada pada kelas indeks risiko tinggi dan 322 yang berada pada kelas indeks risiko
sedang. Tiga kabupaten/kota dengan Skor Paling Tinggi adalah Halmahera Selatan,
Provinsi Maluku Utara (skor 216,99), Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku (skor

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 27


216,64), Kota Gunung-sitoli, Provinsi Sumatera Utara (skor 215,60). Sementara itu,
tiga yang memiliki skor terendah (berada pada kelas sedang) adalah Kepulauan
Seribu, Provinsi DKI Jakarta (skor 51,53), Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (skor 49,27),
dan Mamberamo Tengah, Provinsi Papua (skor 44,80).

Salah satu daerah yang berhasil menurunkan Indeks Risiko Bencana adalah Provinsi
Jambi. Indeks Risiko Bencana Provinsi Jambi pada Tahun 2021, yaitu sebesar
(135.32). Sementara pada Tahun 2022, berhasil menurun menjadi sebesar (133.49).
Sejalan dengan keberhasilan penurunan Indeks Risiko Bencana di Provinsi Jambi,
berdasarkan Data Bencana Indonesia (DIBI) 2021 – 2022, maka dari segi jumlah
kejadian bencana, korban jiwa, kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan akibat
bencana juga relatif menurun.

Gambar 9. Perbandingan Jumlah Kejadian Bencana di Provinsi Jambi


Tahun 2021 & 2022

Gambar 10. Perbandingan Jumlah Korban Jiwa Akibat Bencana di


Provinsi Jambi Tahun 2021 & 2022

28 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Nilai penurunan indeks risiko bencana di Provinsi Jambi berkolerasi positif dengan
penurunan jumlah kejadian bencana dan korban jiwa akibat bencana alam. Hal ini
salah satunya disebabkan oleh peningkatan komponen kapasitas pemerintah dan
masyarakat dalam merespon kejadian bencana sekaligus upaya-upaya yang
dilaksanakan untuk mencegah kejadian bencana. Dapat disimpulkan pula,
pengetahuan pengurangan risiko bencana mengarah kepada peningkatan
kesiapsiagaan masyarakat. Dalam konteks pembangunan, investasi pengurangan
risiko bencana telah berdampak pada peningkatan ketangguhan di Provinsi Jambi.

Dalam mencapai indeks tersebut, kegiatan yang telah dilaksanakan sepanjang tahun
2022 diantaranya:

a. Meningkatnya Indeks Ketahanan Daerah (IKD) dalam Menurunkan Risiko


Bencana

Pengukuran Indeks Ketahanan Daerah berdasarkan tujuh prioritas yaitu: (1)


Perkuatan kebijakan dan kelembagaan; (2) Pengkajian risiko dan perencanaan
terpadu; (3) Pengembangan sistem informasi, diklat dan logistik; (4)
Penanganan tematik kawasan rawan bencana; (5) Peningkatan efektivitas
pencegahan dan mitigasi bencana; (6) Perkuatan kesiapsiagaan dan
penanganan darurat bencana; dan (7) Pengembangan sistem pemulihan
bencana.
418
390
121
114

2019 2020 2021 2022

Gambar 11. Jumlah Kab/Kota Yang Melakukan Pengukuran IKD Tahun 2019-2022

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 29


Berdasarkan jumlah daerah yang melakukan pengukuran IKD dari tahun 2019-
2021 terjadi peningkatan yang signifikan pada tahun 2021 yaitu lebih dari 322%
dibandingkan tahun 2020. Jumlah daerah yang melakukan pengukuran IKD
pada tahun 2021 yaitu 34 Provinsi (100 %) dan 390 Kab/Kota (75,8 %). Adapun
nilai dan rincian kab/kota yang melakukan pengukuran IKD Tahun 2020 hingga
2022 bisa dilihat dilampiran 3.

Dalam upaya pencapaian IKD ini, telah dilakukan beberapa kegiatan yang terkait
antara lain:

1. Bimbingan Teknis Penyusunan Kajian Risiko Bencana yang telah


dilaksanakan sebanyak 2 gelombang dengan total peserta sebanyak 59
orang.
Bimtek dilaksanakan dalam rangka penguatan Kapasitas Daerah untuk
Menyusun dokumen KRB. Selain itu juga dalam rangka mensosialisasikan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Penanggulangan Bencana.

Gambar 12. Bimtek Pengkajian Risiko Bencana di kota Bogor

2. Pembahasan Pelaksanaan Pemetaan Kajian Risiko Bencana di DAS


Juwana, Provinsi Jawa Tengah; Penyusunan pemetaan ini melibatkan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian
Agraria dan Tata Ruang (ATR), Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas), Badan Informasi Geospasial (BIG), Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan

30 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah serta
BPBD Kabupaten Pati.
3. Pembahasan Rancangan Peraturan BNPB tentang Renas PB Tahun 2020-
2024 sebagai tindaklanjut disahkannya Renas PB pada Desember 2020.

Kajian Pengembangan Perencanaan Penanggulangan Bencana;


Sosialisasi dan Advokasi RIPB dan Renas PB dan Asistensi Penyusunan
Rencana Penanggulangan Bencana Daerah telah dilaksanakan di tahun
2022. Pelaksanaan kegiatan kajian pengembangan perencanaan
penanggulangan bencana dilaksanakan dalam bentuk webinar desk RIPB,
Renas PB dan pendampingan asistensi RPB untuk Kabupaten/Kota dan
Provinsi yang telah dilakukan dalam rentang bulan Januari-September
2022 meliputi 32 daerah. Dari hasil kegiatan ini, daerah yang melakukan
asistensi belum menggunakan outline penyusunan RPB yang baru
sehingga perlu pendampingan lebih lanjut. Selain itu, ditemukan juga
penentuan ancaman prioritas bencana, isu strategis sampai pada program
kegiatan yang belum sesuai. Tindak lanjut dari asistensi ini, BNPB
mendorong daerah untuk melegalisasi dokumen KRB dan RPB yang telah
disusun, agar dapat diinternalisasi pada perencanan Tata ruang dan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten dan Kota.

Gambar 13. Asistensi Dokumen Awal RPB Kab. Sampang

4. Pelaksanaan Global Platform for Disaster Risk Reduction atau Platform


Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR). GPDRR merupakan
forum multi-pemangku kepentingan yang dilaksanakan setiap dua tahun

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 31


oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meninjau kemajuan,
berbagi pengetahuan dan mendiskusikan perkembangan dan tren terbaru
dalam upaya pengurangan risiko bencana. Tahun 2022, GPDRR ke-7 yang
berlangsung pada tanggal 25-27 Mei 2022 di Indonesia tepatnya di Provinsi
Bali secara hybrid yang dihadiri lebih dari 4.000 peserta dari 185 negara.
Hasil dari kegiatan GPDRR ini yakni Rangkuman Ketua Bersama (Co-
chairs’ Summary) berjudul Agenda Bali untuk Resiliensi. Dokumen
sebanyak 5 halaman ini terdiri dari total 52 butir pesan yang terbagi menjadi
5 butir introduction, 9 butir stocktaking of progress, 29 butir taking the
Sendai Framework implementation forward, dan 7 butir final considerations
dan 2 butir way forward. Dokumen ini juga mencantumkan pesan Presiden
RI untuk dunia mengenai konsep resiliensi berkelanjutan (sustainable
resilience) serta 7 butir final considerations yang dibacakan oleh Kepala
BNPB dalam upacara penutupan kegiatan GPDRR 2022.

Gambar 14. Tujuh Rekomendasi Agenda Bali untuk Resiliensi


Berkelanjutan

32 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Tujuh Rekomendasi Agenda Bali untuk Resiliensi Berkelanjutan yakni:
a. Transformasi mekanisme tata Kelola PRB perlu diintegrasi dengan
upaya pencegahan Agenda 2030.
b. Perubahan sistemik dibutuhkan untuk memastikan pembiayaan dan
investasi dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
c. Peningkatan peran PRB sebagai bagian dari solusi untuk mengatasi
keadaan darurat iklim dibutuhkan dengan cara menghormati komitmen
yang dibuat di Glasgow serta secara drastis meningkatkan pembiayaan
dan dukungan untuk adaptasi dan resiliensi.
d. Pentingnya perencanaan dan Implementasi PRB terhadap masyarakat
yang berisiko melalui pendekatan partisipatif dan berbasis HAM serta
investasi terhadap generasi muda.
e. Pengembangan sistem peringatan dini yang menyeluruh dan berpusat
pada masyarakat dibutuhkan untuk mendukung seruan Sekjen PBB agar
setiap orang di muka Bumi dapat terlindungi oleh sistem tersebut dalam
5 tahun ke depan, terutama dari risiko multibahaya.
f. Pembelajaran transformatif dari pandemi covid-19 dibutuhkan untuk
mendorong sistem manajemen risiko bencana yang adaptif dan
responsif dengan kolaborasi multi-pemangku kepentingan.
g. Pelaporan yang komprehensif dan sistematis, termasuk tinjauan
mendalam terhadap semua target Kerangka Sendai oleh negara-negara
anggota dibutuhkan untuk memahami tantangan dan hambatan
implementasinya serta mempercepat upaya pencapaian target pada
tahun 2030.
5. Pengembangan Sistem InaRISK

BNPB terus berupaya mengembangkan sistem informasi dalam


memberikan edukasi Penanggulangan Bencana kepada masyarakat yang
tertuang dalam Aplikasi InaRISK. Aplikasi InaRISK terbagi menjadi 2 (dua)
yaitu InaRISK Web dan InaRISK Personal. Untuk tahun 2021-2022, BNPB
fokus pada InaRISK personal dengan menambahkan tata kelola dan
melibatkan Kementerian/Lembaga terkait dalam pengembangannya.
BNPB juga melakukan survey untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 33


dilaksanakan pada tahun 2021. Dengan bertambahnya pengguna harus
diikuti dengan penguatan server untuk menjamin kelancaran dan
kestabilan penggunaan InaRISK termasuk juga dengan perpanjangan
license ArcGIS.

Sosialisasi dan survey pemantauan InaRISK dilaksanakan di Yogyakarta


sebagai bentuk dukungan dalam rangkaian peringatan Hari Kesiapsiagaan
Bencana tahun 2022. Maksud dari penyelenggaraan Sosialisasi dan
Survey Pemanfaatan inaRISK Tahun 2022 adalah untuk mendukung serta
menyebarkan informasi terkait pengembangan sistem inaRISK web dan
inaRISK personal tahun 2022 serta sebagai wadah evaluasi
pengembangan inaRISK di tahun 2022, sedangkan tujuannya adalah untuk
melihat persepsi masyarakat tentang tantangan, kendala dan kebutuhan
pengembangan aplikasi InaRISK di tahun 2022 sehingga mampu
menjawab kebutuhan pengguna. Dalam rangka untuk pemahaman risiko
bencana maka sistem InaRISK kedepannya harus terus dikembangkan
sehingga dapat lebih bermanfaat untuk semua golongan.

Gambar 15. Kegiatan InaRISK dalam Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2022 di
Yogyakarta

Kendala dalam upaya peningkatan Indeks Ketahanan Daerah (IKD) dalam


menurunkan risiko bencana yakni pemotongan anggaran (refocussing) baik

34 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


ditingkat Pusat dan Daerah, sehingga upaya meningkatan ketahanan daerah
dalam penanggulangan bencana relatif terhambat.

Upaya yang telah dilakukan dalam upaya peningkatan Indeks Ketahanan


Daerah (IKD) dalam menurunkan risiko bencana

a. Optimalisasi peran supervisi, advokasi, pendampingan dan bimbingan teknis


secara online, karena situasi Pandemi Covid- 19 membatasi pergerakan
(limited movement). Mendorong dengan bersurat kepada Kepala
Daerah/Sekda sebagai Kepala BPBD (ex-officio)

b. Optimalisasi koordinasi antar lintas unit kerja baik maupun lintas K/L, sebagai
upaya menyamakan kebijakan dan strategi dalam mendorong upaya
meningkatkan ketahanan/resiliensi di daerah dalam konteks upaya
pengurangan risiko bencana.

Langkah kedepan yakni

a. Sedang disusun Surat Edaran Bersama (Ka BNPB) dengan Menteri Dalam
Negeri dalam hal pemenuhan SPM.

b. Memanfaatkan platform teknologi, untuk melakukan supervisi, advokasi,


pendampingan dan bimbingan teknis secara online dengan materi yang lebih
komunikatif, informatif, dan edukatif untuk upaya peningkatan ketahanan
daerah.

c. Meningkatkan Kolaborasi dengan unit kerja di BNPB, K/L, akademisi, dunia


usaha, masyarakat, media dan seluruh pihak terkait (Inklusif) dalam upaya
memampukan dan menguatkan daerah secara Terpadu.

d. Memperkuat koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dan strategi dengan


Kementerian Dalam Negeri untuk pemenuhan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) di daerah. Mekanisme Insentif dan Disinsentif Fiskal dengan
Kementerian Keuangan dalam upaya pengurangan risiko bencana dan
meningkatkan ketahanan daerah, serta dengan Bappenas-Bappeda terkait
integrasi upaya/pengarusutamaan pengurangan risiko bencana ke dalam
rencana pembangunan daerah.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 35


b. Peningkatan Jumlah Daerah yang memiliki Strategi Penanggulangan
Bencana Berdasarkan Penilaian Risiko

Dalam mencapai sasaran tersebut di tahun 2022, terdapat beberapa daerah


yang telah menyusun Strategi dan Rencana Penanggulangan Bencana pada
tahun 2022. Pada tahun 2020, Daerah yang memiliki Strategi dan Rencana
Penanggulangan Bencana, yaitu 34 Provinsi (100%) dan 190 Kab/Kota (36,9%),
atau secara akumulasi Provinsi dan Kab/Kota yang memiliki Strategi
Penanggulangan Bencana sebesar 40,8% (Persen) pada tahun 2020. Pada
tahun 2021 terdapat beberapa daerah yang menyusun strategi penanggulangan
bencana sebanyak 16 daerah secara mandiri maupun difasilitasi (total akumulasi
45%).

Beberapa daerah yang menyusun RPB secara mandiri antara lain, Kabupaten
Agam, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Lampung Selatan, Kota Bekasi,
Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kota Kediri,
Kabupaten Lamandau, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Samarinda.

Tren perkembangan penyusunan strategi penanggulangan bencana (RPB) di


daerah secara mandiri, tidak terlepas dari proses komunikasi, informasi, edukasi
(KIE) serta advokasi BNPB melalui Deputi Sistem dan Strategi kepada
Pemerintah Daerah. Tantangan pencapaian peningkatan prosentase rencana
penanggulangan bencana (RPB) adalah kurangnya komitmen dari pimpinan
daerah dalam hal melakukan pengarusutamaan pengurangan risiko bencana ke
dalam rencana pembangunan di daerah (RPJMD). Disamping itu, keterbatasan
anggaran di daerah, serta adanya refocussing selama Pandemi Covid-19
selama kurun waktu tahun 2020-2021 membuat pemenuhan standar pelayanan
minimun (SPM) khususnya penyusunan strategi/rencana penanggulangan
bencana di berbagai daerah belum dipenuhi. Rekap Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB) provinsi/kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran 4. Berikut
peta sebaran penyusunan RPB di daerah:

36 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Gambar 16. Peta Sebaran Penyusunan RPB di daerah (update September 2022)

Upaya yang telah dilaksanakan dalam meningkatkan kemampuan Daerah


Dalam Menyusun Strategi Penanggulangan Bencana Untuk Mendukung
Perencanaan Pembangunan yang Berkelanjutan yakni

1. Penyusunan Kebijakan Teknis dan NSPK Bidang Pemetaan dan Evaluasi


Risiko Bencana yakni Analisis Risiko Bencana (ARB). ARB ini kedepannya
akan dibuat peraturan BNPB tentang Norma Standard Prosedur Kriteria
Analisis Risiko Bencana. NSPK ARB bertujuan untuk mengetahui dan
menilai tingkat risiko dari suatu kondisi atau kegiatan yang dapat
menimbulkan bencana, yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar
dalam penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan, penataan ruang
serta pengambilan tindakan pencegahan dan mitigasi bencana. Diharapkan
peraturan ini dapat menjadi acuan bagi pembangunan terutama pada
Kawasan yang berisiko bencana agar kegiatan tersebut dapat terhindar dari
bencana baru.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 37


2. Pelaksanaan Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB). Bimtek RPB dengan melakukan asistensi dan konsultansi
penyusunan RPB sebagai salah satu upaya peningkatan Kebijakan PB
dalam Perencanaan Daerah. Peserta asistensi berasal dari 9 daerah yakni
(1) Kab Tegal, (2) Provinsi Banten, (3) Kota Cirebon (Asistensi I Penyusunan
KRB), (4) Provinsi Gorontalo, (5) Kota Denpasar, (6) Provinsi Kepulauan
Riau, (7) Kota Cirebon (Koordinasi Tim Teknis Penyusunan Dokumen RPB),
8) Provinsi Aceh, dan (9) Provinsi Kalimantan Timur.

3. Penyusunan RPB Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di


Wakatobi dan Raja Ampat. Sebelum melakukan penyusunan, dilaksanakan
survey lapangan dan harmonisasi Penyusunan RPB KSPN di Wakatobi dan
Raja Ampat. Survey dilaksanakan kepada 5 kelompok yang mempengaruhi
keamanan dan keselamatan kepariwisataan dari bencana, yaitu pemerintah
daerah, pengelola atraksi wisata, transportasi dan sarana prasarana
aksesibilitas, pengelola sarana prasarana penunjang pariwisata, dan
masyarakat sekitar. Tujuan utama survey untuk mendapatkan gambaran
pengelolaan risiko bencana dengan berbagai isu-isu yang berkembang di
KTA Prioritas. Dari survey ini akan dijadikan bahan penyusunan RPB KSPN
di Wakatobi dan Raja Ampat.

Gambar 17. Dokumentasi RPB KSPN Raja Ampat

38 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


4. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Keamanan
Masyarakat – Terminologi (adopsi ISO 22300:2021) dan RSNI Sistem
Peringatan Dini Banjir Bandang. Penyusunan RSNI masih dalam
pembahasan dan kesepakatan mengenai konsep RSNI bersama Gugus
Kerja dan Komtek 13-08.

Dari kegiatan penyusunan ini juga merekomendasikan pengkajian ulang SNI


ISO 22300: 2012 Keamanan masyarakat-Terminologi (ISO 22300:
2012,IDT) sesuai dengan perubahan kebijakan saat ini. Sehubungan
dengan hal tersebut, perlu disusun SNI Keamanan Masyarakat —
Terminologi yang merupakan adopsi identik metode terjemahan dari ISO
22300: 2021.

Gambar 18. Kegiatan Penyusunan RSNI Sistem Peringatan Dini Banjir

5. Pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana


(Rakornas PB) tahun 2022 dengan tema “Meningkatkan Kolaborasi dan
Integrasi dalam Membangun Ketangguhan Bangsa Menghadapi Bencana”.

Penyelenggaraan Rakornas PB 2022 di tengah pandemi Covid-19 ini


dilakukan secara hybrid. Kegiatan pembukaan dihadiri sekitar 7.000 peserta
dari perwakilan kementerian/lembaga, TNI-Polri, pemerintah daerah,
akademisi, lembaga usaha, media dan organisasi masyarakat, baik lokal,
nasional maupun internasional.

Rakornas PB 2022 bertujuan untuk (1) Penguatan kolaborasi dan sinergitas


lembaga PB dari level pusat hingga ke daerah, (2) Identifikasi hambatan,
tantangan, dan evaluasi capaian program PB di daerah hingga tahun 2021,

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 39


(3) Internalisasi dan penyelarasan rencana program PB nasional-provinsi-
kabupaten/kota dan antar daerah tahun 2022 dan 2023, (4) Penyusunan
rumusan rencana aksi BNPB-BPBD untuk tahun 2022 dan 2023, serta (5)
Sinkronisasi rencana aksi penyusunan teknokratis RPJMD 2025-2029
terkait kebencanaan di daerah.

Gambar 19. Arahan Presiden RI dalam Pembukaan Rakornas PB 2022

Kendala dalam Penyusunan Strategi PB di daerah diantaranya:


1 Pemotongan anggaran (refocussing) pada Pemerintah Daerah (Pemda),
sehingga penganggaran untuk penyusunan Strategi/Rencana
Penanggulangan Bencana dialihkan untuk kegiatan penanganan Pandemi
Covid-19;
2 Pergantian Kepala Daerah maupun kepala OPD/BPBD, sehingga komitmen
untuk penyusunan strategi/rencana penanggulangan bencana tidak
dilaksanakan;

40 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


3 Belum optimalnya pemahaman dari pemangku kepentingan di daerah
mengenai informasi umum berkaitan dengan penyusunan dokumen strategi
penanggulangan bencana (RPB).
Upaya yang telah dilakukan dalam Penyusunan Strategi Penanggulangan
Bencana di Daerah diantaranya:
1. Optimalisasi peran komunikasi secara virtual/online dalam bentuk supervisi,
advokasi, pendampingan dan bimbingan teknis, melalui Webinar maupun
platform E-Bimtek untuk penyusunan Strategi Penanggulangan Bencana
kepada seluruh pemangku kepentingan di daerah (pemerintah dan non-
pemerintah);
2. Koordinasi dan Sinkronisasi dengan Kementerian Dalam Negeri dalam hal
kebijakan, strategi dan implementasi pemenuhan Standar Pelayanan
Minimum (SPM), khususnya terkait penyusunan Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB) di Daerah.
Langkah Kedepan yang akan dilakukan dalam Upaya Penyusunan Strategi
Penanggulangan Bencana di Daerah yakni
1. Saat ini sedang disusun Surat Edaran Bersama (SEB) Kepala BNPB dan
Menteri Dalam Negeri perihal penyusunanan strategi bencana di daerah;
2. Memanfaatkan platform teknologi, untuk melakukan asistensi,
pendampingan, dan bimbingan teknis dengan menyiapkan materi yang
interaktif dan mudah dipahami oleh pemerimtah Daerah;
3. Memperkuat kolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas untuk merumuskan kebijakan dan
strategi percepatan untuk mendorong daerah dalam hal penyusunan
stratetegi penanggulangan bencana di daerah dengan mekanisme insetif
(reward) dan disinsentif (punishment);
4. Terus melaksanakan koordinasi intensif dengan seluruh pemangku
kepentingan pusat dan daerah untuk mengakselerasi capaan strategi
penanggulangan bencana di daerah.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 41


c. Penerapan Sistem Peringatan Dini oleh Kab/Kota

1. Rancang Sistem Peringatan Dini Multi Ancaman Bencana

Rancang Sistem Peringatan Dini Multi Ancaman Bencana mendeskripsikan


suatu sistem peringatan dini yang mampu mengatasi beberapa bahaya
dan/atau dampak dari jenis yang sama atau berbeda dalam konteks di mana
peristiwa berbahaya dapat terjadi sendirian, secara bersamaan, secara
berjenjang atau kumulatif dari waktu ke waktu, dan dengan
mempertimbangkan potensi efek yang saling terkait. Adapun sumber dana
kegiatan ini berasal dari pinjaman luar negeri atau IDRIP.

Di tahun 2022, BNPB menyusun 2 (dua) dokumen yakni dokumen studi


kelayakan dan dokumen Rancang Sistem Peringatan Dini Multi Ancaman
Bencana.

Dokumen studi kelayakan


memetakan alternatif/skenario
terbaik dalam pembentukan Multi
Hazard Early Warning System
(MHEWS) atau disebut dengan
Sistem Peringatan Dini Multi
Ancaman Bencana
(SISPERDIMANA). Berdasarkan
Dokumen Studi Kelayakan yang
telah dibuat direkomendasikan
Gambar 20. Studi Kelayakan
perlunya suatu perencanaan/
perancangan yang matang baik secara desain sistem ataupun teknis
pembangunan dan pengoperasiannya. Perencanaan atau perancangan
tersebut akan diimplementasikan dalam bentuk kajian Detailed Engineering
Design sistem MHEWS (DED-MHEWS). Selanjutnya tujuan kegiatan
penyusunan DED-MHEWS adalah menyusun rancangan teknis dan
operasional dalam rangka mendukung implementasi proses pembangunan,
operasi, dan pemeliharaan sistem peringatan dini multi ancaman bencana.
Pelaksanaan kegiatan ini di rencanakan multi years hingga tahun 2023,
progress pada Akhir Periode Tahun Anggaran 2022 telah dilaksanakan

42 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


penyusunan Studi Kelayakan MHEWS, serta sedang berlangsung
pelaksanaan Detail Engineering Design (DED) MHEWS hingga tahun
anggaran 2023 (multi years).

2. Penguatan Sistem Peringatan Dini

Kegiatan ini berupa penyediaan sistem peringatan dini (Early Warning


System-EWS) untuk daerah rawan bencana di Indonesia. Selain penyediaan
peralatan layanan sistem peringatan dini kegiatan ini juga didukung dengan
penguatan kapasitas masyarakat melalui program Sistem Peringatan Dini
Berbasis Komunitas yang melibatkan stakeholder terkait
(BPBD/NGO/Organisasi Masyarakat). Diharapkan kedepannya dapat
mewujudkan terselenggaranya informasi peringatan dini secara cepat dan
terpadu ke masyarakat, agar dapat mengurangi dampak bencana yang
ditimbulkan.

Pada tahun 2022, fokus pembangunan instrumen peringatan dini khusus


untuk bencana gunung api, banjir (FEWS) dan longsor (LEWS) yang telah
dilaksanakan pengintegrasian sistem peringatan dini bencana dengan KL
dan daerah dan pengembangan Sistem Peringatan Dini Daerah yang telah
dilaksanakan koordinasi di Kab Gresik, Kab Banjar, dan Kab. Karangasem.

Gambar 21. Lokasi Pemasangan alat EWS Banjir di Kab. Banjar

Penguatan sistem peringatan dini merupakan kegiatan partisipatif dengan


masyarakat untuk penyebaran informasi peringatan dini, memastikan upaya
yang cepat dan tepat dalam merespon peringatan dini dan menghadapi
kejadian bencana serta melakukan evaluasi sistem peringatan dini.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 43


3. Diseminasi dan Evaluasi Integrasi Sistem Peringatan Dini Bencana

Diseminasi dan Evaluasi Integrasi Sistem Peringatan Dini Bencana


merupakan kegiatan partisipatif dengan masyarakat dalam penyebaran
informasi peringatan dini. Memastikan upaya yang cepat dan tepat dalam
merespon peringatan dini dan tangguh menghadapi kejadian bencana serta
dapat melakukan evaluasi dan pemeliharaan sistem peringatan dini. Bentuk
kegiatannya berupa penyampaian informasi peringatan melalui medsos
(infografis, whatapps, sms) terkait Peringatan Dini Kebencanaan.
Diharapkan proses diseminasi dapat berjalan dengan efektif, menjangkau
lapisan masyarakat dan informasi bencana yang disampaikan dapat
dimengerti. Tahun 2022, BNPB terus melakukan diseminasi peringatan dini
bencana tiap bulannya baik melalui surat, SMS Blast, Aplikasi Whatsapp,
maupun website BNPB.

Gambar 22. Surat Diseminasi Peringatan Dini Bulan September Tahun 2022

44 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


4. Pengembangan Dashboard Pencegahan

Dashboard Pencegahan Bencana adalah sebuah portal kebencanaan yang


memiliki fungsi mengkompilasi berbagai prediksi bahaya berdasarkan
keluaran berbagai kementerian dan lembaga. Pada tahun 2022 ini,
Dashboard Pencegahan berfokus pada proses interoperabilitas data dengan
SIHKA (https://sihka.sda.pu.go.id/), SIMADU PUPR, data DIBI dan geoportal
BNPB, serta data tutupan lahan KLHK. Model verifikasi yang semula secara
realtime pada Dashboard Pencegahan 2022 mengalami perubahan method
yaitu dapat diverifikasi dalam jangka waktu 21 hari. Proses peningkatan uji
akurasi pun mulai dilakukan melalui pemanfaatan data DIBI dan Geoportal
BNPB. Dukungan resmi diberikan oleh BMKG, KemenPUPR, LIPI, BIG,
KLHK, BBWS Bengawan Solo, BBWS Citarum, dan BBWS Ciliwung
Cisadane. Pengembangan Dashboard Pencegahan di tahun 2022 yang
berfokus pada integrasi data dengan Kementerian PUPR melalui aplikasi
Sistem Manajemen Air Terpadu (SIMADU) dari Direktorat Bina Operasional
dan Pemeliharaan PUPR dan aplikasi Sistem Informasi Hidrologi dan
Kualitas Air (SIHKA) dari Direktorat Bina Teknik PUPR. Data dari aplikasi
SIMADU dan SIHKA tersebut diharapkan dapat membantu memberikan
tambahan input pada proses analisis Dashboard Pencegahan serta
mendukung penyempurnaan hasil analisis pada Dashboard Pencegahan
sehingga hasil analisisnya lebih akurat. Identifikasi ketersediaan data dan
informasi dari aplikasi SIHKA dan SIMADU.

Gambar 23. Dashbord Pencegahan

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 45


5. Layanan Sistem Peringatan Dini

Layanan sistem peringatan dini merupakan kegiatan prioritas nasional,


output dari kegiatan ini berupa penyediaan sistem peringatan dini (Early
Warning System-EWS) untuk daerah rawan bencana di Indonesia. Target
tahun anggaran 2022 adalah tersedianya sistem peringatan dini di 5
Kabupaten/Kota. Selain penyediaan peralatan layanan sistem peringatan
dini kegiatan dini juga didukung dengan penguatan kapasitas masyarakat
melalui program Sistem Peringatan Dini Berbasis Komunitas yang
melibatkan stakeholder terkait (BPBD/NGO/Organisasi Masyarakat).
Program Sistem Peringatan Dini Berbasis Komunitas ini terdiri dari kegiatan
Pembekalan fasilitator daerah, sosialisasi dan workshop, finalisasi dan gladi
evakuasi.

Sistem peringatan dini (EWS) dapat digunakan untuk menghindari korban


jiwa akibat bencana, yang pada akhirnya dapat menurunkan indeks risiko
bencana nasional. Tujuan utama dari pemasangan sistem peringatan dini ini
adalah untuk membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bencana.

Pada tahun 2022, fokus pembangunan instrumen peringatan dini khusus


untuk bencana gunung api, banjir (FEWS) dan longsor (LEWS). Adapun
lokus kegiatan pada tahun 2022 antara lain:

a. Layanan Sistem Peringatan Dini Bencana Gunung Api di 1 Lokasi yaitu


di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.
b. Layanan Sistem Peringatan Dini Banjir di 2 lokasi yaitu di Kabupaten
Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Gresik, Provinsi
Jawa Timur.
c. Layanan Sistem Peringatan Dini Longsor di 2 lokasi yaitu di Kabupaten
Sukabumi dan Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.

46 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Gambar 26. Instalasi
Gambar Perangkat
24. Erection TowerPengendali Sirine
Unit Repeater di Kantor
di Kantor BPBD
BPBD Kab. Karangasem
Kabupaten Gresik

Gambar 25. Instalasi Perangkat Pengendali Sirine di Kantor BPBD Kab. Banjar

d. Penerapan upaya kesiapsiagaan oleh Kab/Kota

1. Penyusunan Rencana Penanggulangan Kedaruratan bencana dalam


ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim (RPKB).

RPKB adalah dokumen perencanaan yang disusun secara terkoordinasi


untuk mengantisipasi lebih dari satu jenis ancaman bencana yang mungkin
terjadi dan digunakan sebagai acuan bagi pelaksanaan penanggulangan
kedaruratan bencana baik sebelum bencana terjadi, pada saat penetapan
status keadaan darurat bencana maupun pada saat penetapan status
keadaan tertentu. RPKB memuat kebijakan dan strategi untuk
mengantisipasi lebih dari satu jenis ancaman bencana yang mungkin terjadi,

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 47


disusun secara terkoordinasi oleh BNPB dan/atau BPBD dengan melibatkan
pihak-pihak terkait dan mencakup tindakan-tindakan kunci pada fase
prabencana, saat penanganan darurat, dan pascabencana yang berkaitan
langsung dengan kedaruratan bencana. RPKB perlu disusun oleh daerah
untuk memastikan kesiapan pelaksanaan operasi penanganan darurat
bencana yang cepat, tepat dan terpadu.

Pada tahun 2022, telah disusun Rekomendasi Kebijakan yakni Penyusunan


RPKB di Kawasan Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan
Penyiapan Jalur Evakuasi di Provinsi Bangka Belitung.

2. Pemberdayaan sumberdaya masyarakat, lembaga usaha dan perguruan tinggi


untuk penguatan ketangguhan masyarakat.

Penanggulangan bencana adalah suatu kegiatan yang kompleks dan


mempunyai kaitan dengan klaster serta membutuhkan partisipasi yang
terkoordinir dari berbagai lapisan. Keterlibatan semua sektor baik dari
masyarakat yang terdampak bencana hingga peran di kementerian/lembaga
yang membuat keputusan tentang kebijakan nasional dibutuhkan dengan cepat
dan memerlukan penanganan yang segera, akurat dan kompleks. Oleh karena
itu BNPB dibentuk untuk menanggulangi potensi kebencanaan yang mungkin
terjadi dan menangani bencana yang terjadi hingga masyarakat yang terpapar
bencana dapat bangkit dan hidup secara mandiri kembali. Tahapan
penanggulangan bencana yang dilakukan adalah pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan yang sering dirinci menjadi
rehabilitasi dan rekonstruksi.

Dalam penanggulangan bencana dibutuhkan adanya partisipasi aktif


masyarakat terutama sebelum terjadinya bencana termasuk partisipasi dari
lembaga usaha dan organisasi sosial masyarakat. Hal ini dikarenakan bencana
yang terjadi di suatu wilayah akan berdampak pada setiap lini kehidupan
masyarakat, baik infrastruktur, sosial, ekonomi dan sebagainya. Partisipasi aktif
ini termasuk dalam hal pemberdayaan peran relawan penanggulangan bencana.

Sepanjang tahun 2022, BNPB terus melaksanakan kegiatan yang melibatkan


masyarakat, Lembaga usaha dan perguruan tinggi seperti pelaksanaan Hari

48 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Kesiapsiagaan Bencana (HKB) pada tanggal 26 April 2022 yang rutin
dilaksanakan tiap tahun.

Gambar 27. Pelaksanaan Hari Kesiapsiagaan dengan gladi lapang dan edukasi
kesiapsiagaan

3. Penguatan Desa Tangguh Bencana

Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk
beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan
segera dari dampak bencana yang merugikan (Peraturan Kepala BNPB Nomor
1 Tahun 2012). Program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana merupakan salah
satu program utama BNPB yang mulai dilaksanakan pada tahun 2012 dan terus
dikembangkan sampai saat ini. Program ini dimaksudkan untuk memfasilitasi
pembentukan dan pengembangan program pemberdayaan di desa/kelurahan
menuju masyarakat tangguh bencana. Kegiatan pelaksanaan Penguatan Desa
Tangguh Bencana yaitu penguatan kapasitas aparatur desa/kelurahan,
kecamatan, pelatihan dan sosialisasi ketangguhan sekolah, pasar, rumah,
peribadatan dan perkantoran, inventarisasi kesiapsiagaan masyarakat desa,
penilaian ketangguhan desa/kelurahan, pembentukan Forum Pengurangan
Risiko Bencana dan pembentukan relawan desa. Melalui kegiatan itu nantinya
juga diharapkan dapat memberikan dampak nyata peningkatan kapasitas
pengetahuan dan kesadaran masyarakat melalui materi Kajian Risiko Bencana,
Forum Pengurangan Risiko Bencana, Relawan, dan Penilaian Ketangguhan
Desa (PKD). Terlaksananya Penilaian Ketangguhan Desa/kelurahan (PKD) juga
akan menjadi indikator tingkat ketangguhan desa/kelurahan guna
mengembangkan program destana di wilayahnya masing-masing secara
berkelanjutan. Pada tahun 2021 telah dilakukan kegiatan penguatan Destana

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 49


pada 10 Desa di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan
Penguatan Desa Tangguh Bencana Pada Tahun Anggaran 2022 dilaksanakan
di 10 desa di Kabupaten Bogor (Desa Batulatang, Desa Cibeurem, Desa
CIlember, Desa CIsarua, Desa Citeko, Desa Jogjogan, Desa Kopo, Desa
Leuwimalang, Desa Tugu Selatan, Desa Tugu Utara).

Gambar 28. Koordinasi Penguatan Ketangguhan Bencana

4. Fasilitasi Penguatan Ketangguhan Masyarakat Berbasis Komunitas dan


Keluarga

Dalam upaya untuk mewujudkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi


bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memiliki perhatian
serius atas upaya-upaya peningkatan kapasitas untuk masyarakat
desa/kelurahan. Desa/Kelurahan ialah pemerintah di tingkat paling bawah, dan
masyarakatnya adalah pelaku utama dalam upaya penanggulangan bencana,
dan sekaligus menjadi kelompok pertama yang menerima dampak bencana.
Oleh karena itu, penguatan kapasitas masyarakat di Desa/Kelurahan adalah
upaya strategis untuk mewujudkan visi BNPB yaitu “Ketangguhan Bangsa dalam
Menghadapi Bencana”. Fokus dari peningkatan tata Kelola risiko ditingkat
komunitas dalam rangka penguatan kesiapsiagaan menghadapi bencana akan
dilakukan melalui pendekatan region, yaitu

• Region-I : Sumatera, Jawa dan Kalimantan


• Region-II : Bali-Nusa Tenggara
• Region III : Sulawesi Bagian Tengah-Utara
• Region IV : Sulawesi Bagian Selatan – Maluku Bagian Utara
• Region V : Maluku Bagian Selatan – Papua

50 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Dimana target penyebaran dan diseminasi informasi kepada 2.000
Desa/Kelurahan. Proyek Penguatan Kesiapsiagaan Bencana dilaksanakan
dengan sumber dana dari Pinjaman Luar Negeri /Program IDRIP. Namun
setelah pembahasan antara World Bank dan BNPB disesuaikan menjadi 180
desa/kelurahan. Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan manfaat langsung
kepada masyarakat dan pemerintah desa di wilayah rawan bencana Tsunami,
dan secara tidak langsung juga bermanfaat bagi desa/kelurahan sekitar,
pemerintah desa/kelurahan dan kabupaten/kota serta provinsi sasaran.

Keluaran yang diharapkan dari Proyek Penguatan Kesiapsiagaan Bencana


Program IDRIP Tahun anggaran 2022 terdiri atas:

1) Tersusunnya dokumen rencana kontinjensi bencana tsunami berbasis


elektronik di 70 kabupaten/kota.
2) Tersedianya Data Penilaian Ketangguhan Desa (PKD) yang disusun melalui
proses partisipatif dengan masyarakat/ aparat desa di 2.355
Desa/Kelurahan.
3) Tersusunnya peta risiko desa/kelurahan dengan ancaman tsunami di setiap
desa.
4) Tersusunnya Rencana Aksi Pengurangan Risiko Bencana Tsunami dan
Gempa Bumi yang dilakukan di 2.355 desa/kelurahan.
5) Sekurang-kurangnya terbentuk 2.355 Forum Pengurangan Risiko Bencana
(FPRB) tingkat desa/kelurahan yang dilakukan melalui musyawarah warga.
6) Tersedianya Relawan Desa Tangguh Bencana sekurang-kurangnya
sebanyak 2 (dua) orang di setiap desa/kelurahan di 2.355 Desa/Kelurahan
yang dipilih melalui proses musyawarah warga sesuai kriteria, penugasan,
kewajiban dan haknya.
7) Terbentuknya Keluarga Tangguh Bencana minimal sebanyak 10 (sepuluh)
Keluarga di setiap desa/kelurahan.
8) Terlaksananya percontohan mitigasi bencana melalui pendekatan stimulan
mitigasi vegetatif pada desa-desa yang memenuhi kriteria.
9) Tersusunnya Peringatan Dini Berbasis Masyarakat dengan memanfaatkan
kearifan lokal di masing-masing desa/kelurahan
10) Terselenggaranya Penyusunan dan Uji Coba Rencana Evakuasi Mandiri.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 51


Hingga akhir tahun 2022, fasilitasi ini masih dalam proses lelang dan akan
berlanjut di tahun 2023.

e. Penerapan upaya Mitigasi oleh Kab/Kota

1. Pelaksanaan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2022

Rangkaian kegiatan Peringatan Bulan PRB Tahun 2022 diselenggarakan


pada tanggal 12 – 14 Oktober 2022 di Provinsi Kalimantan Timur dan pusat
pelaksanaan kegiatan di BSCC Dome, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan
Timur.

Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Tahun 2022 ini merupakan


sarana untuk memperkuat pemahaman pemerintah, lembaga usaha dan
masyarakat terhadap aktivitas PRB sebagai investasi untuk ketangguhan.
Secara umum, peringatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran
bersama, membangun dialog dan mengembangkan jejaring antar pelaku PRB
serta dapat dijadikan ajang pembelajaran bersama bagi pelaku PRB seluruh
Indonesia. Peserta Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional
Tahun 2022 diperkirakan berjumlah lebih dari 2.000 orang, yang terdiri dari
Kepala Daerah, DPR/DPD/DPRD, Kementerian/Lembaga, pejabat OPD
Provinsi dan Kab/Kota (terutama BPBD Provinsi/Kab/Kota), Pejabat dan staf
Organisasi Nasional/Daerah/Internasional, Forum PRB, praktisi
kebencanaan, akademisi dari perguruan tinggi, pelaku lembaga usaha, dan
tokoh masyarakat.

Gambar 29. Kegiatan Donor Darah sebagai rangkaian Kegiatan Bulan PRB 2022

52 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


2. Pelaksanaan Penerapan Satuan Pendidikan Aman dari Bencana (Fasilitasi
dan Pembinaan Masyarakat)

Satuan Pendidikan Aman Bencana merupakan sebuah program


kebencanaan untuk meningkatkan kapasitas dan mengurangi kerentanan di
satuan pendidikan dengan tujuan untuk mengurangi risiko bencana di satuan
pendidikan. Urgensi pelaksanaan program SPAB ini menjadi sangat penting
karena sebagian besar masyarakat yang berkegiatan di sekolah pada usia
anak yang termasuk dalam kelompok rentan.

BNPB bermaksud untuk melakukan peningkatan kapasitas masyarakat di


dunia pendidikan terkait Satuan Pendidikan Aman Bencana. Peserta bimtek
akan diberikan pengetahuan dan pembelajaran terkait cara melakukan
penerapan SPAB, agar kemudian dapat melakukan penerapan di sekolah
masing-masing dan di sekolah sekitarnya. Telah dilaksanakan evaluasi
kegiatan pelaksanaan bimtek fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana
yang diselenggarakan sepanjang tahun 2021. Ditentukan bahwa untuk tahun
2022, penerapan program Satuan Pendidikan Aman Bencana masih
menggunakan strategi Bimbingan Teknis Fasilitator SPAB.

Pada tahun 2021, BNPB telah melaksanakan evaluasi pelaksanaan bimtek


fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana. Ditentukan bahwa untuk tahun
2022, penerapan program Satuan Pendidikan Aman Bencana masih
menggunakan strategi Bimbingan Teknis Fasilitator SPAB. dan pelaksanaan
Bimtek SPAB di Kab/Kota berikut

Kepulauan Bangka Belitung Banten

• Bangka Barat • Pandeglang


• Belitung Timur • Serang

Kegiatan Bimtek SPAB dihadiri oleh 4 kab/kota yang masing-masing daerah


diwakili 45 orang.

Pendekatan SPAB yang komprehensif dengan menerapkan tiga pilar secara


pentahelix akan bermanfaat bagi peserta didik, pendidik dan tenaga

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 53


kependidikan, serta warga sekolah. Dalam melakukan pembentukan SPAB,
perlu disosialisasikan pemahaman terkait SPAB kepada peserta. Diharapkan
dengan implementasi penyelenggaran SPAB secara mandiri ini dapat
mendorong peningkatan budaya sadar bencana pada masyarakat Kabupaten
Bekasi khususnya pada warga sekolah. Kegiatan diselenggarakan di SDN
Karang Asih 13 tanggal 14 – 18 Maret 2022.

Gambar 30. SPAB di SDN Karang Asih

3. Pembuatan dan Pemasangan Rambu, Papan Evakuasi dan Informasi Bencana

BNPB melalui Direktorat Mitigasi mengadakan rambu sejumlah 8.600 unit yang
akan disebarkan di sejumlah kabupaten/kota seluruh Indonesia. Di awal
kegiatan, BNPB telah berkirim surat pada BPBD kabupaten kota calon penerima
pengadaan rambu dan papan informasi kebencanaan. Selanjutnya, BPBD
memberikan informasi terkait jumlah kebutuhan rambu dan papan informasi
bencana beserta titik koordinat pemasangan. Dari data yang telah diterima,
didapat 51 kabupaten/kota yang membutuhkan rambu dengan rincian dapat
dilihat di lampiran 5.

Titik koordinat tersebut akan diolah ke dalam bentuk Peta Kebutuhan Rambu
dan Papan Informasi. Namun terdapat perubahan strategi dimana lokasi
pengadaan rambu terintegrasi dengan kegiatan Destana, sehingga pemasangan
rambu menunggu pelaksanaan program Destana.

54 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Gambar 31. Peta Kebutuhan Rambu dan Papan Informasi Kota Raja

4. Pemenuhan kebutuhan dan ketersediaan logistik dan peralatan PB

Tahun 2022, target daerah yang memiliki logistik dan peralatan sesuai standar
minimal yakni 50% dari jumlah BPBD di seluruh Indonesia atau sebesar 259
lokasi dan target tersebut bersifat kumulatif dari tahun sebelumnya di 2020 dan
2021.

Standar pemenuhan logistik Penanggulangan Bencana sesuai Peraturan Kepala


BNPB Nomor 23 tahun 2014 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5. Standar Pemenuhan Logistik PB


No. Kategori Rumus Perhitungan
1. Pangan Jumlah Penduduk x 1% x 3 hari
2. Sandang Jumlah Penduduk x 1 hari/4 jiwa
3. Papan Jumlah Penduduk x 1 hari/4 jiwa
4. Lainnya Jumlah Penduduk x 1 hari/4 jiwa

Untuk Standarisasi Peralatan Penanggulangan Bencana mengikuti Peraturan


Kepala BNPB Nomor 17 Tahun 2009 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 6. Standarisasi Peralatan PB


No. Nama Alat No. Nama Alat
1. Tenda Komando 15. Mobil Dapur Umum Lapangan
2. Tenda Peleton 16. Mobil BBM
3. Tenda Regu 17. Mobil Tangki Air

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 55


No. Nama Alat No. Nama Alat
4. Tenda Keluarga 18. Water Pillow
5. Tenda Posko Kesehatan 19. Instalasi Penjernih Air
6. Mobil Komando 20. Velbet
7. Mobil Ambulans 21. Dapur Umum
8. Mobil Rescue 22. Alat Komunikasi
9. Mobil Operasional 23. Genset+Lampu Sorot
10. Mobil Truk 24. Tukang Kayu
11. Truk Trailer 25. Tukang Batu
12. Motor Trail 26. Tukang Elektronik
13. Mobile Water Treatment 27. Vertical Rescue
14. Toilet Mobile 28. Mega Phone

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 28 jenis peralatan penanggulangan bencana


yang wajib dimiliki oleh BNPB maupun BPBD. Namun, sejalannya waktu,
terdapat kebijakan dari pimpinan di Deputi Bidang Logistik dan Peralatan yang
menentukan bahwa standar minimal jenis peralatan berdasarkan seringnya
frekuensi permintaan dari daerah dan jenis peralatan yang paling sering
diberikan kepada daerah. Adapun jenis peralatan terstandar yang digunakan
untuk menjadi baseline data dalam laporan ini antara lain:

Tabel 7. Jenis Peralatan yang digunakan di Tahun 2022


No Jenis Bantuan
1. Mobil Dapur Lapangan
2. Mobil Pick Up
3. Mobil Rescue/Komando
4. Mobil Tangki Air
5. Motor Trail
6. Truk Serbaguna
7. Tenda Pengungsi
Adapun realisasi Pemenuhan kebutuhan dan ketersediaan logistik tahun 2022
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 8. Realisasi Pemenuhan Kebutuhan dan Ketersediaan Logistik Tahun 2022 (Paket)
Pemenuhan
Standar Pemenuhan % Pemenuhan
No Jenis Bantuan 2020 - Tahun
Logistik Logistik s.d. 2022
2022
1. Pangan 141.000 7.977.006 1,8%
2. Sandang 63.000 664.751 9,5%
3. Papan 23.375 664.751 3,5%
4. Lainnya 1.348.500 3.988.503 33,8%
Rata-rata 12,11%

56 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Berdasarkan tabel di atas, dapat diinterpretasikan bahwa pemenuhan logistik
secara kumulatif dari tahun 2020 sampai tahun 2022 untuk BPBD pada 33
provinsi di Indonesia masih belum sesuai standar sesuai dengan Perka BNPB
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Standarisasi Logistik Penanggulangan Bencana.
Pemenuhan logistik dilihat kumulatif dari tahun 2020 disebabkan barang bantuan
logistik bersifat habis pakai bukan berupa aset seperti bantuan peralatan. Secara
umum, pemenuhan logistik yang dapat dipenuhi oleh pusat sampai dengan
Tahun 2022 baru mencapai 12,1% sedangkan untuk pemenuhan peralatan
dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 9. Pemenuhan Peralatan Tahun 2022


Target %
Pemenuhan
Pemenuhan Pemenuhan Pemenuhan
No Jenis Bantuan s.d. 2021
Tahun 2022 Peralatan Peralatan
(Lokasi)
(Lokasi) s.d. 2022
Mobil Dapur
1. Lapangan/ Trailer 160 36 518 37,8%
Dapur Lapangan
2. Mobil Pick Up 235 25 518 50,2%
Mobil
3. 524 - 518 100.0%
Rescue/Komando
Mobil Tangki Air/
4. 232 34 518 51,4%
Trailer Tangki Air
Motor Trail/ Motor
5. 516 2 518 100.0%
Listrik
6. Truk Serbaguna 164 1 518 31.9%
7. Tenda Pengungsi 523 3 518 100.0%
Rata-rata 67,3%

Berdasarkan tabel pemenuhan peralatan di atas, dapat diinterpretasikan bahwa


untuk mengukur persentase pemenuhan peralatan sesuai standar minimal di
seluruh BPBD dilihat dari pemenuhan sejak tahun 2009, hal ini disebabkan sifat
barang bantuan peralatan yang merupakan aset bukan habis pakai seperti
barang bantuan logistik sehingga secara fisik masih tersedia di BPBD walaupun
peralatan tersebut didistribusikan sebelum tahun 2020. Dari tujuh jenis peralatan
tersebut dapat terlihat bahwa pemenuhan untuk peralatan berupa mobil
rescue/komando, Motor Trail/Motor Listrik dan tenda pengungsi sudah dimiliki
oleh seluruh BPBD di Indonesia (100%), selanjutnya diikuti mobil tangki air/
Trailer Tangki Air (51,4%), mobil pick up (50,2%), truk serbaguna (31,9%), dan
mobil dapur lapangan/ Trailer dapur lapangan (37,8%) sehingga rata-rata

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 57


realisasi pemenuhan peralatan untuk BPBD di seluruh Indonesia sudah
mencapai 67,3%. Adapun gambaran cakupan pemenuhan peralatan hingga
tahun 2022 dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

Gambar 32. Grafik Persentase Cakupan Pemenuhan Peralatan

Berkaitan dengan kedua tabel pemenuhan logistik dan peralatan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan tentang persentase daerah
yang memiliki logistik dan peralatan sesuai standar minimal di tahun 2022
digambarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 10. Persentase daerah yang memiliki Logpal tahun 2022


% Daerah yang memiliki
No Jenis Bantuan Logpal sesuai standar Target
minimal
1 Logistik dan Peralatan 67,3% 50%

Gambar 33. Pengiriman Trailer Tangki Air Gambar 34. Pengiriman Mobil Dapur
ke BPBD Kab. Mamuju, Prov. Sulawesi Lapangan ke BPBD Kab. Malang, Prov.
Barat Jatim

58 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


5. Layanan Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan

Dalam penyebaran informasi dan komunikasi kebencanaan, BNPB memiliki


jaringan satelit Very Small Aperture Terminal (VSAT) yang digunakan BNPB
dengan fungsi utama untuk menerima dan mengirim data baik secara visual
maupun audio. Saat ini, mobil komunikasi satelit dan fixed antenna VSAT BNPB
telah terhubung dengan layanan atau jaringan via satelit VSAT untuk
meningkatkan kinerja, fleksibilitas dan menjawab kebutuhan yang sangat
dinamis di lapangan. Selain itu dapat juga digunakan untuk kegiatan edukasi dan
sosialisasi kebencanaan.
Selain itu, BNPB juga memberikan penguatan peralatan bagi Pusdalops BPBD
kab/kota seperti instalasi jalur internet, instalasi laptop, PC, NAS storage, router
wireless, printer, POC dan mini PC serta melakukan pemasangan switch,
stabilizer, perlengkapan video conference, bracket, stand floor TV dan TV 55
inch. Selain melakukan instalasi peralatan TIK Pusdalops, petugasa yang
bertugas juga melakukan pengecekan dan uji fungsi pointing satelit pada mobil
komunikasi satelit hibah BNPB kepada BPBD. BPBD yang telah dilakukan
instalasi peralatan TIK di antaranya yaitu Kab. Grobogan, Kab. Demak, Kab.
Gorontalo, Kab. Sumba Barat, Kab. Pulang Pisau, Kab. Solok Selatan, Kab.
Kepulauan Aru, Prov. Sulawesi Barat, dan Kab. Penajam Paser Utara.

Gambar 35. Instalasi Peralatan TIK di kab/kota penerima hibah Pusdalops

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 59


BNPB juga memiliki mobil komunikasi (Komob) yang tersebar di seluruh BPBD
provinsi di Indonesia. Mobil komunikasi BNPB memiliki beberapa fungsi, di
antaranya : (1) alat bantu dalam tanggap darurat, (2) sebagai pusat data dan
informasi saat bencana, (3) alat bantu media center, (4) Pusat komando di lokasi
bencana, dan (5) sebagai edukasi bencana.

6. Pelaksanaan Budaya Sadar Bencana

Tahun 2022, BNPB melaksanakan budaya sadar


bencana dalam bentuk sandiwara radio di 41
kab/kota yang tersebar di 20 provinsi (Lampiran 6).

Tema Sandiwara Radio tahun ini yaitu Resiliensi


Berkelanjutan dengan judul cerita “Ketika Alam
Murka”. Berdurasi 30 menit, ditayangkan secara
stripping sebanyak 15 episode di 41 radio lokal
daerah yang memiliki jangkauan luas. Sandiwara
Radio ditayangkan 1 kali sehari di Prime Time sore.
Untuk mengenalkan program Sandiwara Radio
Gambar 36. Poster
kepada masyarakat sekitar, BNPB memanfaatkan Penayangan Sandiwara Radio
poster sesuai gambar disamping.

Selain Sandiwara Radio ada juga penayangan Iklan Layanan Masyarakat (ILM)
yang disiarkan di 41 radio lokal. ILM yang disajikan berisi pesan-pesan sosial
berdurasi 60 detik. ILM BNPB yang ditayangkan tahun ini memiliki 2 versi/judul
yaitu Pandemi Covid-19 Masih Ada dan Siaga Mengadapi Bencana. Selanjutnya
ada juga talkshow interaktif yang disiarkan melalui radio lokal. Talkshow ini
disiarkan secara live (langsung) diisi oleh narasumber dari BNPB dan tokoh
masyarakat yang memiliki cerita mengenai kearifan lokal dan cerita baik tentang
penanggulangan bencana dari masing – masing daerah.

Selanjutnya ada juga talkshow interaktif yang disiarkan melalui radio lokal.
Talkshow ini disiarkan secara live (langsung) diisi oleh narasumber dari BNPB
dan tokoh masyarakat yang memiliki cerita mengenai kearifan lokal dan cerita
baik tentang penanggulangan bencana dari masing – masing daerah.

60 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Talkshow interaktif hanya disiarkan di 3 radio lokal pilihan dengan durasi 60 menit
sebanyak 3 episode. Berikut adalah daftar radio pilihan untuk menyiarkan
talkshow interaktif BNPB :

Tabel 11. Daftar 3 Radio Lokal Untuk Talkshow Interaktif


Provinsi
No Nama Radio Frekuensi Alamat
(Kab/Kota)
1. Bali – Kab. Radio Gelora 104.8 FM Jl. Manik No.1 Gianyar,
Gianyar Bali

2. Sulawesi Barat – Radio Mammis 91.9 FM Jl. Gatot Subroto No. 59,
Kab. Majene Komp. Kantor Bupati
Majene, Sulawesi Barat

3. Bengkulu – Kab. Radio Santana 103.5 FM Jl. KH. A. Dahlan No. 5


Kepahiang Kebun Ros, Bengkulu

BNPB juga melaksanakan pagelaran seni tradisional guna penyebaran informasi


bencana dengan menyasar masyarakat yang masih menganut kearifan budaya
di berbagai aspek kehidupannya sebagai sasaran komunikasi. Pagelaran
Kesenian Tradisional telah dilaksanakan di Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera
Barat dan Kab. Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pagelaran Kesenian Tradisional di Bukittinggi ditampilkan adalah Tari


Pasambahan, Tari Anak Nagari, Tari Randai Tapuak Galambuak dan Tari Piring
Rancah Pocah. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala BNPB, Gubernur Prov.
Sumatera Barat, Walikota Bukittinggi, Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi,
Pejabat Eselon I di lingkungan BNPB, Budayawan Sumatera Barat, dan
masyarakat Bukittinggi. Kegiatan diawali dengan serah terima masker secara
simbolis dari Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, S.Sos, M.M. kepada
Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi, Drs. Martias Manto, M.M. Selanjutnya
dilakukan pembagian masker oleh personil dari BPBD kepada masyarakat yang
berada di sekitar Alun-Alun Jam Gadang. Kegiatan pembagian masker dilakukan
sebagai bentuk langkah aktif pemerintah dalam mengedukasi masyarakat
tentang pentingnya penggunaan masker untuk mencegah penularan Covid-19.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 61


Gambar 37. Pagelaran Kesenian Tradisional di Bukittinggi

Kegiatan pagelaran kesenian tradisional di Kab. Sumbawa dihadiri oleh Kepala


BNPB, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Bupati Sumbawa, Ketua Umum Pajatu
Adat Lats Kab. Sumbawa, dan Pejabat Tinggi di lingkungan BNPB serta
masyarakat Kab. Sumbawa. Kesenian yang ditampilkan pada kegiatan tersebut
adalah pertunjukan seni Tari Kreasi Tolak Bala. Tari Kreasi yang mengangkat ide
cerita dari tradisi Sumbawa dalam mengantisipasi bencana alam, yang
melibatkan unsur api, air, dan angin. Tari Tolak Bala merupakan tari kreasi baru
yang menggambarkan tentang sekelompok anak remaja yang mencintai
lingkungan dan menjaga alam dari bencana. Tarian tersebut memvisualisasikan
gerakan menyapu, memungut dan membuang sampah, menanam pohon dan
bersuka ria.

Gambar 38. Pagelaran Kesenian Tradisional di Kab.


Sumbawa, NTB

62 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Tujuan dari kegiatan pagelaran kesenian tradisional yaitu untuk membangun
kesadaran publik tentang kebencanaan, terbentuknya budaya sadar bencana,
mendorong masyarakat bersikap dan berperilaku sadar bencana mulai dari
pencegahan, tanggap darurat, hingga rehabilitasi dan rekonstruksi,
memperkenalkan kembali kearifan lokal, contoh-contoh baik penanggulangan
bencana, dan pengelolaan bencana dengan harapan dapat direplikasi dengan
pendekatan sesuai dengan karakter masyarakat daerah masing-masing.

Sasaran Strategis 2. Terselamatkannya Sebanyak Mungkin Jiwa Pada Saat


Keadaan Darurat Bencana

Terselamatkannya Sebanyak Mungkin Jiwa Pada Saat Keadaan Darurat Bencana


memiliki indikator kinerja utama yakni penurunan rata-rata angka kematian akibat
bencana pada saat keadaan darurat per 100.000 penduduk wilayah terdampak
(persentase penurunan rata-rata angka kematian) dengan target di tahun 2022
sebesar 2,5%.

Merujuk pada UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, pasal 1


poin 22, korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau
meninggal dunia akibat bencana. BNPB berupaya melakukan Pengurangan Risiko
dari korban akibat bencana yang salah satunya diukur dengan target penurunan
angka kematian akibat bencana yang telah menjadi komitmen global dalam SFDRR.

Indikator utama yang diukur dari perhitungan angka kematian akibat bencana adalah
rata-rata angka kematian akibat bencana per hari keadaan darurat per 100.000
penduduk berpotensi terpapar bencana. Adapun target rata-rata angka kematian
tahun 2022 adalah sebagai berikut

Target Capaian
Sasaran Strategis Indikator Sasaran Strategis
2022 2022
Penurunan rata-rata angka
kematian akibat bencana pada
Terselamatkannya
saat keadaan darurat per
Sebanyak Mungkin Jiwa
100.000 penduduk wilayah 2,5% 78,13%
Pada Saat Keadaan
terdampak (persentase
Darurat Bencana
penurunan rata-rata angka
kematian)

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 63


Perhitungan angka kematian akibat bencana per hari keadaan darurat per
kejadian
Rumus perhitungan angka kematian akibat bencana per kejadian adalah sebagai
berikut:
𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐊𝐞𝐦𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐢𝐛𝐚𝐭 𝐛𝐞𝐧𝐜𝐚𝐧𝐚 𝐩𝐞𝐫 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐝𝐢𝐚𝐧 =
Jumlah kejadian + Hilang × Nilai Konstanta (100.000)
Jumlah Hari Kejadian Bencana x Jumlah Penduduk Berisiko
(1)

Jumlah hari kejadian dihitung berdasarkan lamanya masa tanggap darurat dan jumlah
penduduk berisiko menggunakan jumlah potensi penduduk terpapar tingkat
Kabupaten/ Kota dalam Kajian Risiko Bencana (KRB) milik BNPB.
Dari angka kematian diatas maka perhitungan rata-rata angka kematian akibat
bencana adalah sebagai berikut:

∑𝑛𝑖=1 𝐴𝑖
𝐴̅ =
𝑛
(2)

Penjelasan dari masing-masing variabel dari rumus di atas adalah sebagai


berikut:
𝐴̅: rata-rata angka kematian akibat bencana di wilayah tertentu pada periode 1
tahun tertentu (1 Januari – 31 Desember) [jiwa/hari keadaan darurat/100.000
penduduk berpotensi terpapar bencana]
𝐴𝑖 : angka kematian akibat bencana pada setiap kejadian bencana yang terjadi di
wilayah tertentu, pada periode 1 tahun tertentu (1 Januari – 31 Desember)
[jiwa/hari keadaan darurat/100.000 penduduk berpotensi terpapar bencana]
𝑛: jumlah kejadian bencana di wilayah tersebut pada periode 1 tahun tertentu (1
Januari – 31 Desember)
Dari rumus diatas, didapat angka kematian penduduk akibat bencana di Indonesia
Tahun 2022 sebesar 0,14. Jika dibandingkan dengan angka kematian tahun 2021
sebesar 0,64 maka terjadi penurunan angka kematian sebagai berikut:

64 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


% Penurunan rata-rata angka kematian =
(0,64 − 0,14 = 0,5)
𝑥100% = 78,13%
0,64
Hal ini menunjukkan bahwa penurunan rata-rata angka kematian akibat bencana
telah melampaui target yang ditetapkan pada tahun 2022. Gambar dibawah
merupakan rata-rata angka kematian akibat bencana dari tahun 2020 hingga
tahun 2022.

0,64
0,43

Terjadi penurunan rata-rata angka


kematian akibat bencana sebesar
78,1%

0,14
2020 2021 2022

Gambar 39. Rata-rata angka kematian tahun 2020-2022

Adapun kegiatan yang mendukung penurunan angka kematian diantaranya:

1. Memberikan Pendampingan Komando dan pengerahan Sumber Daya Darurat

Intensitas kejadian bencana di wilayah Indonesia dari tahun ke tahun frekuensinya


meningkat baik dari jumlah kejadian, jumlah korban, maupun dampak kerusakan
sarana dan prasarana umum lainnya. Sementara di sisi lain kapasitas daerah untuk
menangani bencana berbeda-beda, belum terjadi keseragaman mengingat sumber
daya yang dimiliki masing-masing daerah berbeda-beda. Hal ini menyebabkan
perlu dilakukan Pendampingan Komando dan Pengerahan Sumber Daya Darurat
dalam rangka mendampingi daerah untuk memberikan petunjuk dan arahan,
perintah serta mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang terkait dalam masa
kedaruratan bencana di daerah yang terkena bencana sehingga penanganan
darurat bencana dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan akuntabel.

Pada Tahun 2022, BNPB telah memberikan dukungan pengerahan sumber daya
manusia ke lokasi terdampak bencana diantaranya

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 65


a. Bencana Gempa Bumi di Kab. Lebak, Provinsi Banten,

Gempabumi dengan magnitudo 6,7 mengguncang wilayah Kabupaten


Pandeglang, Banten pada tanggal 14 Januari 2022. Sebanyak 257 unit rumah
mengalami kerusakan pascagempa-bumi M6.6 di Kabupaten Pandeglang,
Provinsi Banten, sebagaimana menurut data sementara yang dihimpun Pusat
Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB. Pada kesempatan ini, Kepala
BNPB meninjau langsung beberapa lokasi yang terdapat kerusakan bangunan
akibat gempa.

Gambar 40. Rumah Rusak Akibat Bencana Gempabumi di Kab. Pandeglang,


Provinsi Banten

Rincian data kerusakan paling banyak adalah di Kabupaten Pandeglang dengan


total rumah rusak berat ada sebanyak 26 unit, rusak sedang 33 unit, rusak ringan
131 unit, termasuk 10 unit sekolah, 1 puskesmas, 1 pabrik, 1 kantor
pemerintahan, 1 tempat ibadah dan 1 tempat usaha.

Gambar 41. Kunjungan Kepala BNPB


Pascabencana Gempa Bumi di Kab
Pandeglang, Provinsi Banten

66 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Pada kesempatan ini, Kepala BNPB meninjau langsung beberapa lokasi yang
terdapat kerusakan bangunan akibat gempa. Pada kunjungan Kepala BNPB di
Kab. Pandeglang, BNPB memberikan bantuan dana kepada BPBD Kab.
Pandeglang untuk menangani tanggap darurat bencana gempabumi.

b. Bencana Gempabumi di Kab. Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat

Gempabumi mengguncang sejumlah wilayah di Sumatera Barat pada Jumat


pagi tanggal 25 Februari 2022 lalu. Guncangan kuat gempabumi dirasakan
masyarakat 11 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Pasaman barat, Pasaman,
Agam, Padang Pariaman, Kepulauan Mentawai, Lima Puluh Kota, dan Kota
Padang, Pariaman, Bukittinggi, Padang Panjang, hingga Kota Pekanbaru.

Gambar 42. Infografis Gempa 6,1M Pasaman Barat

Pusdalops BNPB mencatat terdapat 11 orang meninggal dunia, 4 orang hilang,


388 orang luka-luka, dan hingga 13.000 jiwa mengungsi. Dalam rangka
merespon kondisi darurat akibat gempabumi Sumatera Barat, pemerintah baik
di level pusat maupun daerah turun bersama dalam menangani kondisi di
lapangan. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Letjen TNI
Suharyanto, bersama dengan perwakilan Komisi VIII DPR mengunjungi lokasi
terdampak. Posko penanganan darurat pascagempa M6,1 dipimpin oleh
Komandan Kodim Pasaman Barat dan dibantu wakilnya yaitu Kapolres Pasaman
Barat dan Pasaman. Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat dan

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 67


Kabupaten Pasaman sendiri telah menyatakan masa tanggap darurat selama 14
hari TMT 25 Februari 2022 – 10 Maret 2022.

Dalam kunjungannya, Letjen TNI


Suharyanto juga berharap bahwa
pencarian korban, penanganan pengungsi,
serta pendataan kerusakan baik yang
ringan, sedang maupun berat dapat
terlaksana dengan baik. Untuk membantu
Gambar 43. Kepala BNPB melakukan
peninjauan lapangan bencana gempa penanganan bencana gempabumi ini,
Kab. Pasaman, Prov. Sumatera Barat
BNPB telah mengirimkan bantuan ke
BPBD Kabupaten Pasaman dan BPBD Kabupaten Pasaman Barat masing-
masing berupa masker non medis sejumlah 400.000 pcs, handsanitizer 20.000
pcs, selimut 2.500 lembar, makanan tambahan gizi 300 paket, perlengkapan
bayi 200 paket, perlengkapan keluarga 200 paket, paket kebersihan keluarga
200 paket, dan kantong jenazah sebanyak 20 lembar.

c. Bencana Banjir dan Longsor Kab. Garut, Provinsi Jawa Barat

Banjir dan tanah longsor yang sudah kerap terjadi di Kabupaten Garut, Provinsi
Jawa Barat. Kali ini mengakibatkan 19.546 jiwa terdampak dan 1.239 jiwa
mengungsi. Banjir dan tanah longsor yang terjadi pasca hujan yang cukup tinggi
dengan durasi yang cukup lama ini terjadi pada hari Jumat, 15 Juli 2022 sekitar
pukul 20.00 WIB. Kejadian ini tidak hanya berlokasi di satu tempat, akan tetapi
menyebar di 14 kecamatan di Kabupaten Garut. Adapun 14 kecamatan tersebut
yaitu Cibatu, Banyuresmi, Tarogong Kaler, Samarang, Pasir Wangi, Tarogong
Kidul, Karangpawitan, Garut Kota, Bayongbong, Cilawu, Cigedug, Cikajang,
Banjarwangi, dan Singajaya.

Banjir dan tanah longsor yang sudah kerap terjadi di Kabupaten Garut, Provinsi
Jawa Barat. Kali ini mengakibatkan 19.546 jiwa terdampak dan 1.239 jiwa
mengungsi. Banjir dan tanah longsor yang terjadi pasca hujan yang cukup tinggi
dengan durasi yang cukup lama ini terjadi pada hari Jumat, 15 Juli 2022 sekitar
pukul 20.00 WIB. Kejadian ini tidak hanya berlokasi di satu tempat, akan tetapi
menyebar di 14 kecamatan di Kabupaten Garut. Adapun 14 kecamatan tersebut
yaitu Cibatu, Banyuresmi, Tarogong Kaler, Samarang, Pasir Wangi, Tarogong

68 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Kidul, Karangpawitan, Garut Kota, Bayongbong, Cilawu, Cigedug, Cikajang,
Banjarwangi, dan Singajaya.

Bupati Garut menetapkan status tanggap darurat bencana melalui Keputusan


Bupati Garut Nomor 362/ KEP.415-BPBD/2022 tentang Penetapan Status
Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Wilayah Kabupaten
Garut. Status tanggap darurat ini berlaku selama 14 (empat belas) hari, sejak
tanggal 16 Juli 2022 sampai dengan 29 Juli 2022. Tim Tanggap Darurat BNPB
didampingi BPBD Kab Garut telah meninjau salah satu lokasi banjir di Desa
Kulon, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota dan Kecamatan Ciwalen.
Lokasi ini dipilih dikarenakan rumah warga berada disamping aliran Sungai
Cimanuk dan diperkirakan lokasi paling parah terdampak banjir dan
longsor.Berkaitan dengan kejadian ini, Kepala BNPB memberikan bantuan DSP
(Dana Siap Pakai) kepada Wakil Bupati Garut untuk operasional pada masa
tanggap darurat.

Gambar 44. BNPB memberikan bantuan untuk Penanganan Darurat Bencana Banjir dan
Longsor Kab. Garut

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap
siaga menghadapi potensi bahaya banjir susulan. Menghadapi bahaya banjir,
pemerintah daerah bersama warga dapat secara rutin dapat membersihkan
saluran air, normalisasi sungai, melakukan perbaikan dan penguatan tanggul,
serta menghijaukan kembali daerah resapan air di hulu dan sepanjang aliran
sungai.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 69


d. Bencana Gempabumi di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat

Gempabumi dengan M 5.6 mengguncang wilayah Kabupaten Cianjur pada


Senin 21 November 2022. Akibat gempa tersebut, 602 orang meninggal dunia,
5 orang hilang, dan 114.683 jiwa mengungsi. Sedangkan kerusakan fisik
diantaranya 67.504 rumah rusak dan sejumlah fasilitas umum rusak.

Gambar 45. Dampak Bencana Gempabumi Kab. Cianjur (Update 2 Februari 2022)

Upaya yang dilakukan pasca


terjadinya gempabumi sesuai
dengan arahan Presiden Jokowi
yang menghimbau agar seluruh
korban gempabumi ditangani dengan
baik dengan memprioritaskan
evakuasi dan distribusi logistik serta
memberikan instruksi langsung untuk
Gambar 46. Penyaluran Bantuan oleh Kepala
BNPB kepada Masyarakat terdampak segera membuka akses daerah
Bencana Gempabumi Kab. Cianjur
terisolasi akibat gempabumi. Adapun
BNPB mengkoordinasi pemasangan 33 unit tenda pengungsi berukuran 6 x 12
pada lokasi pengungsian dan rumah sakit terdampak dengan dukungan BPBD
Provinsi Jawa Barat. Pada Senin (28/11) BNPB kembali melakukan
pendistribusian logistik yang meliputi kasur set (bantal, sprei, sarung bantal)
sebaganyak 300 set dan tenda pengungsi ke BPBD Kabupaten Cianjur

70 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


sebanyak 6 unit. Terkait pendistribusian logistik untuk daerah yang sulit
dijangkau akan terus diupayakan melalui jalur udara yakni dengan
menggunakan 1 unit helikopter serta melalui jalur darat dengan menggunakan
50 unit sepeda motor. Tercatat pos pengungsi sebanyak 451 titik dengan rincian
351 titik terpusat dan 100 titik mandiri. Dinas sosial juga telah mengoperasikan
18 unit dapur umum, serta terdapat penambahan 150 bilik MCK untuk pos-pos
pengungsian terpusat, sehingga total telah terdapat 197 MCK.

Gambar 47. Bantuan Peralatan BNPB Dampak Gempabumi di Kab. Cianjur

Pemerintah Kabupaten Cianjur telah menetapkan Status Tanggap Darurat


selama 30 hari (21 November 2022 s/d 20 Desember 2022). Dari peninjauan
Bupati Cianjur bersama Kemenko PMK dan Kepala BNPB terkait relokasi di
Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku. Personil pendukung dibantu dengan alat
berat guna membuka lahan untuk lokasi relokasi hunian tetap di Desa Sirnagalih
dengan luas lahan adalah 2,5 hektar yang kemudian akan diperuntukan
sebanyak 200 unit rumah dengan tipe 36 (6m x 6m). Adapun perencanaan
pembangunan hunian tetap ini ditargetkan 1 bulan, kemudian disusul
pembangunan fasilitas umum. Seluruh pengerjaan hunian tetap berada di bawah
kendali Kementerial PUPR dengan penyediaan lahan dari Pemerintah
Kabupaten Cianjur.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 71


Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto
menyerahkan bantuan berupa Dana Stimulan kepada warga terdampak
gempabumi M 5.6 Cianjur di Batalyon Rider 300, Cianjur, Jawa Barat. Bantuan
Dana Stimulan itu diberikan kepada warga pemilik rumah yang mengalami
kerusakan terdampak gempabumi sesuai kategori dan tingkat kerusakan.

Gambar 48. Arahan Presiden RI untuk memberikan bantuan stimulan


kepada warga yang yang mengalami kerusakan terdampak gempabumi

Kepada seluruh warga yang menerima bantuan, Presiden meminta agar Dana
Stimulan diprioritaskan untuk membangun rumah kembali. Presiden melarang
penggunaan dana tersebut kemudian dipakai untuk membeli barang lain yang
bukan prioritas seperti kendaraan bermotor. Guna mengantisipasi hal itu terjadi,
maka penyaluran Dana Stimulan akan dibuat skema berjangka. Artinya tidak
sepenuhnya dana tersebut dicairkan ke pemilik rekening, melainkan akan
bertahap dengan perbandingan 40% di awal dan sisanya akan disusulkan.

Lebih lanjut, Presiden juga berpesan agar dalam pembangunan rumah nanti
memperhatikan struktur bangunan tahan gempabumi, sesuai yang
direkomendasikan oleh Kementerian PUPR.

72 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


e. Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru

Gunung Semeru kembali erupsi pada tanggal 4 Desember 2022, terjadi persis
satu tahun setelah erupsi pada 4 Desember 2021 lalu, yang mana pada saat itu
menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan. Pada tahun ini erupsi tidak
menimbulkan korban jiwa. Namun, dilaporkan setidaknya 2.489 jiwa mengungsi.

Wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru tahun 2022 merupakan sebagian


dari wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru di tahun 2021, dimana warga
yang terdampak erupsi 2021 sudah di relokasi di hunian tetap (huntap) Desa
Sumbermujur Kecamatan Candipuro (gambar 34). Oleh karena itu, korban jiwa
dapat dihindarkan dalam peristiwa ini. Berkaca pada kejadian sebelumnya, pada
saat terjadi Erupsi, masyarakat lereng Gunung Semeru melakukan evakuasi baik
secara mandiri maupun dengan petugas berwenang.

Berdasarkan laporan Pudalops BNPB, pada Gunung Semeru tahun 2022,


tercatat 2.489 jiwa mengungsi di 21 titik pengungsian. Selain itu, Awan Panas
Guguran berdampak pada ± 106 ha lahan.

Gambar 49. Jembatan Geladak Perah, Desa Sumberwuluh, Kec. Candipuro

BNPB akan terus berkoordinasi dengan tim BPBD di lapangan dalam melakukan
kaji cepat, monitoring dan evakuasi warga untuk meminimalisir dampak erupsi.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 73


Selain itu, BNPB juga memberikan bantuan dana kedaruratan untuk tanggap
darurat bencana APG Gunung Semeru di Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

Gambar 50. Bantuan Dana Kedaruratan Untuk APG Gunung Semeru

f. Bantuan Indonesia untuk Banjir Pakistan

Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada Pemerintah


Pakistan, untuk percepatan penanganan dan pemulihan pascabanjir bandang
yang telah menewaskan lebih dari 1000 jiwa. Dukungan bantuan itu dilepas
secara simbolis dengan menempelkan stiker Bendera Indonesia oleh Presiden
Joko Widodo didampingi Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M.,
Menteri Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan RI
(Menko PMK) Muhadjir Effendy di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin
(26/9).

Bantuan yang dikirimkan merupakan bentuk kepedulian bangsa Indonesia untuk


warga terdampak banjir bandang Pakistan yang dihimpun dari pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha. Bantuan yang diberikan diantaranya baju dewasa,
selimut, alat kerusakan, dan bantuan medis. Total keseluruhan bantuan yang
dikirimkan itu senilai kurang lebih satu juta USD.

2. Sosialisasi Panduan Operasional Pengerahan Sumber Daya Manusia Pada saat


Keadaan Darurat Bencana

Sosialisasi Panduan Operasional Pengerahan Sumber Daya Manusia Pada saat


Keadaan Darurat Bencana dihadiri berbagai pihak yang merupakan unsur
pentahelix yakni unit kerja di BNPB, BPBD Kota Bogor, dan Lembaga masyarakat.

74 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Panduan ini diharapkan dapat digunakan saat pelaksanaan lapangan dan tetap
berpegang pada konsep kolaborasi Pentahelix.

Pada tahun 2022, panduan ini mendapatkan penambahan kontes yakni bencana
pandemi atau non-alam. Tujuan panduan operasional ini terbagi menjadi Jangka
Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka Panjang. Jangka pendek yaitu
tersusunnya panduan operasional pengerahan sumber daya manusia ke lokasi
bencana di masa pandemi. Jangka menengah yaitu sosialisasi dan implementasi
panduan operasional pengerahan sumber daya manusia ke lokasi bencana di
masa pandemi. Jangka panjang yaitu monitoring, evaluasi dan pengembangan
panduan operasional pengerahan sumber daya manusia ke lokasi bencana di
masa pandemi.

Diharapkan manfaat bagi organisasi yaitu


pada peningkatan kinerja organisasi,
meningkatkan kualitas pelayanan terkait
pengerahan SDM, dan sebagai acuan
dalam rangka pengerahan SDM pada
penanganan darurat bencana di saat
Gambar 51. Sosialisasi Panduan pandemi. Sedangkan manfaat bagi
Operasional Pengerahan Sumber Daya
Manusia saat Darurat pemangku kepentingan yaitu sebagai
sarana komunikasi dan edukasi
stakeholder, memudahkan kerangka estimasi pengerahan SDM, memudahkan
koordinasi dan komunikasi, serta meningkatkan pelayanan masyarakat pada saat
penanganan darurat bencana.

3. Daerah yang menerima dana bantuan kedaruratan pada saat keadaan darurat
bencana yang diintervensi oleh BNPB

Dalam penanganan darurat bencana, koordinasi antara pusat dan daerah serta
instansi terkait lainnya sangat diperlukan agar penyelenggaraan bencana dapat
berjalan lancar dan meminimalisir terjadinya keterlambatan pengambilan
kebijakan dalam proses penanganan bencana. Pelaksanaan kegiatan koordinasi
ini dilakukan melalui pertemuan-pertemuan antara pimpinan/pejabat BNPB
dengan pejabat daerah dan instansi lainnya guna mengambil suatu kebijakan atau
keputusan dalam penanganan darurat bencana, sehingga diharapkan

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 75


penanganan darurat dapat dilakukan secara cepat, tepat dan akuntabel. Hal ini
juga berlaku dalam pengelolaan dana bantuan kedaruratan, dimana perlu adanya
pendampingan dan koordinasi antara pusat sebagai pihak yang memberikan dana
dengan daerah sebagai penerima dana.

Pada tahun 2022, BNPB telah melakukan


pemantauan Penanganan darurat banjir,
tanah longsor, angin kencang dan gelombang
pasang di Kab. Belu, Provinsi Nusa Tenggara
Timur dan Bencana Awan Panas Guguran
(APG) Gunung Semeru di Kab. Lumajang,
Provinsi Jawa Timur. Untuk BPBD Kab
Lumajang telah dilaksanakan peninjauan ke
hunian tetap dan huntara Desa Sumbermujur. Gambar 53. Tim BNPB
berkoordinasi dengan BPBD Kab.
Adapun rencana pembangungan huntara Belu
sebanyak 1.951 dengan 719 unit sudah
dibangun, sedangkan hunian tetap rencananya dibangun sebanyak 1.951 unit dan
telah selesai dibangun sebanyak 446 unit. Sehingga diharapkan pemerintah Kab
Lumajang dapat mempercepat pembangunan hunian tetap dan sementara
dengan dilengkapi infrastruktur dan fasilitas, seperti air dan listrik.

Gambar 52. Koordinasi Progres Pembangunan Hunian Tetap dan Sementara Kab.
Lumajang
Pada tahun 2022, terdapat 30 lokasi yang mendapatkan bantuan dana
kedaruratan bencana yakni:

No. Prov/Kab/Kota Keterangan


1 Kabupaten Toli-toli, Provinsi Sulawesi Tanggap Darurat Banjir
Tengah
2 Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Tanggap Darurat Gempa Bumi
Barat

76 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


No. Prov/Kab/Kota Keterangan
3 Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tanggap Darurat Banjir
Tengah
4 Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Transisi Darurat Erupsi Gunung Berapi
Timur
5 Kabupaten Lebak, Provinsi Banten Tanggap Darurat Angin Puting Beliung
6 Kabupaten Minahasa Selatan, Tanggap Darurat Abrasi Pantai
Provinsi Sulawesi Selatan
7 Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Tanggap Darurat Banjir Bandang
Sulawesi Tengah
8 Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tanggap Darurat Bencana Banjir
Tengah
9 Kabupaten Kotawaringin Barat, Tanggap Darurat Bencana Banjir
Provinsi Kalimantan Tengah
10 Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Tanggap Darurat Bencana Banjir dan
Tanah Longsor
11 Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Tanggap Darurat Bencana Embun Es
Papua
12 Kabupaten Cilacap, Provinsi Jateng Tanggap Darurat Bencana Banjir,
Tanah Longsor, dan Angin Puting
Beliung
13 Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Tanggap Darurat Bencana Gempa
Sumut Bumi
14 Kabupaten Kepulauan Mentawai, Tanggap Darurat Bencana Gempa
Prov. Sumbar Bumi
15 Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu Tanggap Darurat Bencana Banjir dan
Tanah Longsor
16 Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Tanggap Darurat Bencana Gempa
Barat Bumi
17 Kabupaten Gowa, Provinsi Sulsel Tanggap Darurat Bencana Banjir dan
Tanah Longsor
18 Kabupaten Kubu Raya, Prov. Kalbar Tanggap Darurat Bencana Banjir dan
Tanah Longsor
19 Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh Tanggap Darurat Bencana Banjir)
20 Kabupatem Aceh Utara, Provinsi Tanggap Darurat Bencana Banjir
Aceh
21 Kab. Purbalingga, Prov. Jawa Tengah Tanggap Darurat Bencana Banjir dan
Tanah Longsor
22 Kabupaten Melawi, Provinsi Tanggap Darurat Bencana Banjir
Kalimantan Barat
23 Provinsi NTB Bencana Kekeringan
24 Kabupaten Kotawaringin Barat, Tanggap Darurat Bencana Banjir
Provinsi Kalteng
25 Kabupaten Sukamara, Provinsi Tanggap Darurat Bencana Banjir
Kalimantan Tengah
26 Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali Tanggap Darurat Bencana Banjir
27 Kabupaten Pati, Provinsi Jateng Tanggap Darurat Bencana Banjir dan
Tanah Longsor
28 Provinsi Kalimantan Tengah Tanggap Darurat Bencana Banjir dan
Tanah Longsor

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 77


No. Prov/Kab/Kota Keterangan
29 Provinsi Sulawesi Barat Tanggap Darurat Bencana Banjir dan
Tanah Longsor
30 Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Tanggap Darurat Bencana Gempa
Barat Bumi.

Banjir, Longsor, angin


putting beliung
5%

Gempa bumi, tsunami,


Karhutla 2021 dan liquifaksi
67% 21%

Letusan gunung berapi


1%
Bencana Lainnya
6%

Gambar 54. Penyaluran DSP Bencana Alam berdasarkan jenis bencana

4. Koordinasi Pemenuhan Infrastruktur Darurat

Pasca terjadinya bencana, BNPB akan melaksanakan kaji cepat infrastruktur


darurat yaitu kegiatan pengkajian yang dilakukan secara cepat dan tepat di lokasi
bencana dalam waktu tertentu dalam rangka mengidentifikasi kerusakan prasarana
vital, sarana dan utilitas, gangguan terhadap fungsi pelayanan umum dan
pemerintahan serta kemampuan sumber daya alam maupun buatan serta saran
yang tepat dalam upaya penanganan bencana dan juga menghasilkan laporan
yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan perlu atau tidaknya
diberikan bantuan dukungan infrastruktur pada saat keadaan darurat bencana.

Pada tahun 2022, BNPB telah melaksanakan Kaji Cepat Infrastruktur Darurat di
daerah yang terkena bencana di 15 lokasi (Lampiran 7) diantaranya bencana
gempabumi di Kab. Pandeglang, Provinsi Banten, bencana banjir di Aceh Utara,
Provinsi Aceh, dan bencana gempabumi di Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi
Sumatera Barat.

78 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Manfaat kegiatan kaji cepat infrastruktur darurat yang dilaksanakan, diantaranya
adalah

a. Terlaksananya penanganan darurat bencana oleh pemerintah daerah sesuai


dengan kaidah dan pedoman yang berlaku. Serta keterlibatan OPD terkait
penanganan darurat secara menyeluruh.

b. Memperoleh data dan informasi terkait kerusakan, korban dan kejadian


bencana serta informasi lainnya yang dapat digunakan oleh pimpinan untuk
pengambilan keputusan dalam penanganan darurat bencana.

c. Memperoleh informasi serta gambaran terkait kapasitas, kendala, dan sumber


daya pemerintah daerah khususnya BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota dalam
melaksanakan penanganan darurat.

Setelah dilakukan kaji cepat, BNPB akan memberikan pendampingan perencanaan


dan verifikasi prasarana vital sarana dan utilitas di lokasi terdampak bencana baik
bencana alam maupun bencana non alam sebagai dasar rekomendasi dalam
pengambilan keputusan bagi BNPB, Kementerian dan Lembaga atau Pemerintah
Daerah.

Gambar 56. Pendampingan perencanaan


dan verifikasi prasarana vital sarana dan
utilitas bencana banjir di Kabupaten Aceh

Gambar 55. Pendampingan perencanaan


dan verifikasi prasarana vital sarana dan
utilitas bencana Gempa Bumi di
Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera
Barat

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 79


Gambar 57. Pemantauan evaluasi dan analisis
pelaporan dukungan infrastruktur prasarana
vital sarana dan utilitas bencana Erupsi Gunung
Merapi di wilayah Kabupaten Sleman Provinsi
DIY

Manfaaat kegiatan pendampingan perencanaan dan verifikasi prasarana vital


sarana dan utilitas yakni

a. Terlaksananya penanganan darurat bencana oleh pemerintah daerah sesuai


dengan kaidah dan pedoman yang berlaku. Serta keterlibatan berbagai
stakeholder terkait penanganan darurat secara menyeluruh.

b. Memperoleh data dan informasi terkait kerusakan, korban dan kejadian


bencana serta informasi lainnya yang dapat digunakan oleh pimpinan untuk
pengambilan keputusan dalam penanganan darurat bencana. Serta adanya
pembagian kewenangan bagi instansi teknis pemerintah pusat dan pemerintah
daerah maupun dunia usaha dan masyarakat untuk kegiatan pemulihan
infrastruktur pada status kedaruratan bencana. Atau bisa disebut dengan cost
sharing untuk pemulihan infrastruktur secara darurat.

c. Memperoleh informasi serta gambaran terkait kapasitas, kendala, dan sumber


daya pemerintah daerah khususnya BPBD Prov/Kab/Kota dalam
melaksanakan penanganan darurat.

Dalam penanganan Infrastruktur darurat, BNPB juga dilaksanakan pemantauan,


evaluasi, dan analisis pelaporan dukungan infrastruktur prasarana vital sarana dan
utilitas yang dilaksanakan di daerah terdampak bencana. Kegiatan ini merupakan
kegiatan untuk mengukur pencapaian upaya pelaksanaan pemulihan segera
infrastruktur prasarana vital yang terdampak bencana (siaga darurat, tanggap
darurat dan transisi darurat ke pemulihan) baik bencana alam maupun bencana
non alam.

80 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


5. Pendampingan Pengelola Infrastruktur Darurat

BNPB telah melaksanakan kegiatan pendampingan pengelola infrsturuktur darurat


dilaksanakan di 1 (satu) wilayah yaitu wilayah barat di Kota Padang Provinsi
Sumatera Barat. Dipilihnya Provinsi Sumatera Barat sebagai tempat pelaksanaan
kegiatan, karena selain merupakan salah satu Provinsi dengan skor Indeks Risiko
Bencana yang tinggi, beberapa Kab/Kota di Provinsi Sumatera Barat juga pernah
menerima bantuan Dana Siap Pakai untuk kegiatan perbaikan darurat dampak
bencana. Sehingga mendukung dalam penentuan lokasi kunjungan lapangan yang
akan dilaksanakan pada saat kegiatan. Jumlah peserta kegiatan sebanyak 100
orang yang terdiri dari pejabat setingkat eselon III dan IV bidang kedaruratan dari
BNPB, BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota. Kegiatan pendampingan pengelola
infrastruktur darurat bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan
pegawai BPBD dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan pendampingan
dukungan infrastruktur darurat prasarana vital, sarana dan utilitas.

Gambar 58. Pendampingan Pengelolaan Infrastruktur Darurat

Manfaat kegiatan:

a. Terciptanya pemahaman dan kesepakatan tentang penyelenggaraan program


percepatan dukungan pendampingan pengelola infrastruktur darurat;

b. Meningkatnya kapasitas pengelola infrastruktur darurat bagi personil kepada


BPBD maupun instansi terkait lainnya;

c. Meningkatnya koordinasi antara BPBD kabupaten/kota/provinsi dengan


instansi yang berkaitan dengan pengelolaan infrastruktur darurat;

d. Meningkatnya pemahaman tentang peraturan perundang-undangan terbaru


yang terkait dengan pengelolaan infrastruktur darurat;

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 81


e. Adanya masukan-masukan terhadap pengelolaan infrastuktur darurat dan
program percepatan melalui kegiatan pendampingan, verifikasi, kajian,
prioritas, regulasi dan dukungan pendanaan

6. Pendampingan penyelamatan dan evakuasi korban akibat bencana

Pendampingan Penyelamatan dan


evakuasi korban akibat bencana telah
dilaksanakan di 6 lokasi yakni 1.
Kabupaten Lebak; 2. Kota Jayapura; 3.
Kabupaten Pasaman & Pasaman Barat;
4. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
5. Provinsi Jawa Timur; 6. Provinsi
Gambar 59. Aktivasi Posko Bersama
Kapusdalops BNPB dan BPBD Kab.
Sulawesi Barat.
Pasaman

Adapun hasil dari pendampingan BNPB pada saat penyelamatan dan evakuasi
korban akibat bencana yakni diantaranya pendampingan dan memberikan bantuan
untuk penanganan bencana melalui anggaran Dana Siap Pakai (DSP).

7. Pendampingan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pengungsi Akibat Bencana

Pada tahun 2022, telah dilaksanakan Pendampingan Penyelamatan dan evakuasi


korban akibat bencana di 11 lokasi yakni 1. Kabupaten Padang Lawas; 2.
Kabupaten Pasaman Barat; 3. Kabupaten Cirebon; 4. Kabupaten Jombang; 5.
Kabupaten Lumajang; 6. Provinsi Sumatera Barat; 7. Kota Bekasi, Kabupaten
Bekasi, dan Kabupaten Bogor; 8. Kota Bekasi; 9. Provinsi Nusa Tenggara Timur;
10. Provinsi Bali; 11. Kabupaten Cirebon.

Dalam melaksanakan Pendampingan Penyelamatan dan evakuasi korban akibat


bencana, BNPB berkoordinasi dengan melibatkan semua pihak seperti Polri, TNI,
relawan, masyarakat, dan dunia usaha. BNPB juga mendistribusikan bantuan
logistik di posko pengungsian terkait kebutuhan dasar pengungsi.

82 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


8. Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Personil TRC Daerah dalam
Penanganan Darurat

Tahun 2022, BNPB melaksanakan Bimbingan Teknis Personil TRC yang dilakukan
2 gelombang, yakni pada tanggal 28 Maret - 1 April 2022 dan 17 - 21 Mei 2022.
Pelaksanaan Bimbingan Teknis berlokasi di Hotel Grand Mercure, Kota Bandung
Provinsi Jawa Barat. Jumlah total peserta 300 personil yang berasal dari BPBD,
Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan. Kegiatan ini memberikan manajemen
penanganan darurat bencana serta membangun kerjasama tim ketika penanganan
darurat bencana.

Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini sebagai berikut: (1) Pengantar
Manajemen Penanganan Darurat Bencana; (2) Membangun Kerjasama Tim; (3)
Pembentukan TRC PB multi sektor di daerah; (4) Pengantar Pengkajian Cepat; (5)
Pelayanan Psikososial bagi Korban Bencana; (6) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Dasar; (7) Penyiapan Penampungan/Hunian Sementara; (8) Teknik Pencarian dan
Pertolongan Korban bagi Petugas Lapangan; (9) Bantuan Hidup Dasar; (10) Studi
Kasus (diskusi kelompok).

Delegasi peserta bimbingan tknis TRC Gelombang I terdiri dari: Provinsi Sulawesi
Tengah, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Gorontalo, Provinsi Jambi,
Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Bali, Kota Pariaman, Kota Probolinggo, Kota
Gorontalo, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten
Donggala, Kabupaten Banggai, Kabupaten Karang Asem, Kabupaten Barito
Kuala, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Bulungan, Kota Bukit Tinggi, Kota Palu,
Kota Dumai, Kabupaten Agam, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sigi,
Kabupaten Buleleng, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Banjar, Kabupaten
Pangkajene, Kabupaten Siak, dan Kabupaten Gorontalo Utara.
Adapun delegasi peserta bimbingan teknis TRC Gelombang II terdiri dari: Kota
Sungai Penuh, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Kerinci, Kabupaten
Merangin, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten
Kepulauan Meranti, Kabupaten Mamasa, Kabupaten Mamuju Tengah, Kabupaten
Hulus Sungai Utara, Kabupaten Buol, Kabupaten Poso, Kabupaten Morowali,
Kabupaten Parigi Muotong, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Mandailing
Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Nagakeo, Kabupaten Bolaang

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 83


Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten Banggai
Kepulauan, Kabupaten Bombana, Kabupaten Baubau, Kabupaten Bone,
Kabupaten Luwu, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Buru
Selatan, Kabupaten Tual, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Jawa Barat.

Gambar 60. Pelaksanaan Bimtek TRC Penanggulangan Bencana

9. Bimbingan Teknis Personil Penanganan Korban dan Pengungsi Akibat Bencana

BNPB juga melaksanakan Bimbingan Teknis Personil Penanganan Korban dan


Pengungsi Akibat Bencana yang dilaksanakan di 8 (delapan) lokasi, yakni:
a. Kota Sofifi, Maluku Utara (30 Agustus - 2 September 2022)
b. Kota Ambon, Maluku 27 - 30 September 2022)
c. Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (8 - 11 November 2022)
d. Kota Jayapura, Papua (16 - 19 November 2022)
e. Kota Makassar, Sulawesi Selatan (5 - 8 Desember 2022)
f. Kota Surabaya, Jawa Timur (7 - 10 Desember 2022)

84 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


g. Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (14 - 17 Desember 2022)
h. Kota Yogyakarta, DIY (21 - 24 Desember 2022)

Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini sebagai berikut :


a. Manajemen Penanganan Darurat Bencana;
b. Manajemen Penanganan Pengungsi
c. Standar Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pengungsi Akibat Bencana
d. Perencanaan Tempat Pengungsian
e. Simulasi Koordinasi Manajemen Tempat Pengungsian (KMTP)

Metodologi yang digunakan dalam penyampaian materi tersebut antara lain :

a. Metode Penyampaian Materi dan tanya jawab


b. Metode Focus Group Discussion (FGD)
c. Metode Praktek (simulasi)
10. Bimbingan Teknis SKPDB dan Keposkoan

Dalam Perka BNPB No 3 Tahun 2016, Sistem Komando Penanganan Darurat


Bencana (SKPDB) merupakan suatu standar penanganan darurat bencana yang
digunakan dengan mengintegrasikan pengerahan fasilitas, peralatan, personil,
prosedur dan komunikasi dalam suatu struktur organisasi. Dalam penyelenggaraan
penanganan bencana di lokasi bencana, berbagai permasalahan masih sering
terjadi. Beberapa permasalahan tersebut diantaranya masih sering ditemui
Pemerintah Daerah yang terkesan tidak berdaya pada saat terjadi bencana,
banyak lembaga (NGO, Swasta dan masyarakat) ingin membantu dengan caranya
sendiri, adanya ego sektoral dari tiap Kementerian/Lembaga, kewenangan
komando sering tidak jelas, banyak posko didirikan dan tidak terintegrasi, respon
bencana yang terkesan lambat, distribusi bantuan dan penanganan yang tidak
merata.

Berdasarkan hal tersebut, sehingga sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang
mampu melaksanakan tugas-tugas tersebut agar dapat membangun serta
menjalankan SKPDB pada saat keadaan darurat bencana. Selanjutnya, dalam
rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Pemerintah Daerah
BNPB khususnya Pusat Pengendalian Operasi dirasa perlu menyelenggarakan

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 85


suatu pendampingan SKPDB melalui kegiatan bimbingan teknis SKPDB dan
keposkoan.

Kegiatan Pendampingan Teknis Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana


(SKPDB) dan Keposkoan Tahun 2022 telah dilaksanakan selama 5 (hari) pada
tanggal 6 – 11 Juni Juni 2022 di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau dengan baik
secara tatap muka dan secara daring yang diikuti oleh 111 orang dari 1 BPBD
Provinsi, 41 BPBD Kabupaten/Kota, dan 1 Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan dengan rincian sebanyak 98 orang hadir secara fisik dan 13 orang
hadir secara virtual.

Praktik simulasi SKPDB dan Keposkoan telah dilakukan dengan baik, para peserta
yang mayoritas bertugas di Pusdalops BPBD atau bertugas di Bidang Kedaruratan
dan Logistik BPBD telah memahami aktivasi, mekanisme dan pengorganisasian
SKPDB dan Keposkoan dan seluruh materi tentang SKPDB dan Keposkoan telah
disampaikan dengan baik oleh para narasumber melalui metode ceramah, curah
pendapat, diskusi kelompok, dan tanya jawab yang dilakukan secara tatap muka
dan secara daring.

Gambar 61. Kegiatan Pendampingan SKPDB di Kota Batam

11. Bimbingan Teknis Petugas Pusdalops Daerah

Kegiatan Bimbingan Teknis Petugas Pusat Pengendalian Operasi Daerah Tahun


2022, dilaksanakan selama 4 (empat) hari pada tanggal 04 s.d 07 Juli 2022 di Hotel
Santika, Jl.Pejanggik No.32, Kec.Selaparang, Kota Mataram, Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB). Peserta kegiatan Bimbingan Teknis Petugas Pusat
Pengendalian Operasi Daerah Tahun 2022 berjumlah 50 orang. Terdiri dari BPBD

86 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Prov dan Kabupaten/Kota se-Prov.NTB sebanyak 22 orang dan sebanyak 16 orang
dari BPBD Prov dan Kab/Kota se-Prov.Bali serta 12 orang dari BNPB.

Metode pelatihan pada kegiatan Bimbingan Teknis Petugas Pusdalops Daerah


Tahun 2022 menekankan pada upaya yang mendorong peran serta aktif peserta
secara penuh, dengan metode luring melalui ceramah dan tanya jawab, diskusi
kelompok, dan praktik lapangan dengan mengedepankan Protokol Kesehatan
Covid-19 sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Diharapkan dari kegiatan ini
dapat memicu tugas-tugas keseharian di Pusdalops BPBD daerah masing-masing
kearah yang lebih baik.

Gambar 62. Pelaksanaan Bimtek Petugas Pusdalops di Kota Mataram, Prov. NTB

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 87


12. Operasional Call Center

Pelaksanaan pengadaan fasilitas Call Center Pusdalops BNPB terdiri dari


infrastruktur, media interkoneksi, online tools, perangkat kerja, sumber daya
manusia, dan fasilitas sarana prasarana pendukung lainnya. Pelaksanaan
pengadaan layanan Call Center Pusdalops BNPB didukung dari 2 jenis sumber
pendanaan yaitu anggaran rutin (rupiah murni) dan anggaran IDRIP (hutang luar
negeri). Layanan Call Center terdiri dari infrastruktur, media interkoneksi, online
tools, perangkat kerja, sumber daya manusia, dan fasilitas sarana prasarana
pendukung lainnya. Seluruh layanan ini akan disediakan oleh anggaran rutin dari
awal tahun yaitu bulan Januari hingga April. Mulai bulan Mei, layanan call center
diluar penyediaan sumber daya akan disediakan oleh dana IDRIP. Namun karena
beberapa kendala maka pengadaan peralatan call center berikut sistemnya belum
dapat terwujud hingga bulan Mei 2022 sehingga mengakibatkan pelayanan call
center terhenti selama dua bulan dari mulai bulan Mei hingga Juni. Kemudian pada
awal Juli bisa kembali dilaksanakan dengan menggunakan dana rutin dengan
skema yang sama seperti bulan Januari hingga April yaitu melalui Penunjukan
Langsung (PL) oleh pihak ketiga.

Berikut laporan operasional Call Center 117 BNPB tahun 2022 yang terdiri dari
Laporan Traffic Call yang dirinci berdasarkan kriteria dan kategori seperti tabel dan
grafik di bawah ini.
Tabel 12. Traffic Call BNPB

Berdasarkan kategori Call di tahun 2022 dapat dilihat rinciannya pada tabel
sebagai berikut:

88 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Tabel 13. Kategori Call Januari 2022 – Desember 2022

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah call dari seluruh kategori, kecuali
kategori permintaan mengalami puncak di Bulan Agustus dan menurun di Bulan
September. Hal ini dapat dimaklumi karena dari laporan pada triwulan sebelumnya
bahwa informasi yang banyak ditanyakan oleh penelefon Call center adalah
mengenai Covid-19. Dengan semakin menurunnya kasus Covid maka jumlah
penelefon dengan kategori informasi pun menurun.

13. Dukungan Teknologi Pengendalian Operasi

Dalam rangka upaya Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi


Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami, BNPB akan memastikan pusat
pengendalian operasi yang berada di lembaga pemerintah nonkementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penanggulangan bencana
beroperasi 24 jam secara terus menerus untuk menindaklanjuti informasi gempa
bumi dan peringatan dini tsunami dengan tindakan penyelamatan masyarakat.

Kegiatan penyediaan teknologi pengendalian operasi dilaksanakan secara


terintegrasi antar pusat dan daerah serta terhubung dengan sistem informasi
peringatan multi bencana. Pada tahun 2022, kegiatan ini akan difokuskan untuk
pengembangan sistem contact center di Pusat (sebagai luncuran dari Tahun 2021
yang belum bisa terlaksana) dan juga penyediaan peralatan contact center di
daerah. Kegiatan ini dilaksanakan di 33 provinsi dan 69 kabupaten/kota. Daftar
lokasi penerima dukungan teknologi pengendalian operasi berupa sistem call
center penanggulangan bencana terdapat di Lampiran 8.

Untuk penanganan bencana non alam, BNPB juga telah melaksanakan kegiatan
diantaranya

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 89


Penanganan Covid-19

Kepala BNPB selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 terus berkomitmen
melaksanakan penanganan Penyakit Covid-19 di Indonesia. Tahun 2022, BNPB terus
melaksanakan kajian strategis dari berbagai aspek dengan tujuan akhir untuk
mendukung percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia.

Gambar 63. Rumusan Strategi Penanganan Covid-19 di Indonesia

Kajian yang telah dikeluarkan Satgas Covid-19 diantaranya 25 Surat Edaran dan 3
Adendum Surat Edaran terkait Protokol Kesehatan. Dalam menyampaikan hasil kajian
tersebut dan informasi teraktual dalam penanganan covid-19, Satgas Covid-19
melakukan komunikasi publik melalui Pers Release dan menyebarkan ke media, Iklan
display di media cetak, televisi, dan penyampaian melalui media center.

Gambar 64. Kegiatan Talkshow di Media Centre

90 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Selain itu, guna melakukan perubahan perilaku di masa pandemi telah dilaksanakan
sosialisasi dan edukasi secara massif serta pembentukan Duta Perubahan Perilaku
(DPP) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sampai akhir Desember 2022 para DPP telah berhasil mengedukasi 2.920.003
orang di seluruh Indonesia (menerima dan berkomitmen 2.889.547 orang). Para
DPP juga berhasil membagikan 1.126.441 masker kepada masyarakat. Sebagian
besar masker tersebut merupakan sumbangsih sukarela dari para DPP untuk
masyarakat yang diedukasi.

Gambar 65. Jumlah Elemen Duta Perubahan Perilaku

Isu atau topik penyampaian pesan pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:

Dalam pengendalian operasi Satgas Penanganan Covid-19, Satgas Covid-19 terus


melaksanakan koordinasi bersama mitra pentahelix untuk pengoperasian dan
pemantauan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Wisma Atlet Pademangan, Rusun
Pasar Rumput dan Rusun Nagrak Cilincing (PEN). Satuan Tugas Penanganan
Covid-19 juga turut serta dalam meningkatkan ketahanan masyarakat secara

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 91


langsung dalam menghadapi penyebaran Covid-19 dalam bentuk dukungan pada
kegiatan vaksinasi yang dilakukan di daerah-daerah dengan tingkat vaksinasi
rendah serta daerah dengan potensi berkumpulnya banyak massa.

Gambar 66. Kegiatan vaksinasi Kab. Lombok Tengah, Prov NTB

Berikut laporan capaian output dan anggaran untuk penanganan Covid-19 Tahun 2022
per 31 Januari 2023 dapat dilihat pada lampiran 9. Sedangkan kegiatan penanganan
covid-19 secara rinci akan dijelaskan Laporan Penanganan Covid-19 Tahun 2022
tersendiri.

Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak

Di Tahun 2022, BNPB mendapat tugas tambahan sebagai Tim Satgas PMK dimana
BNPB melakukan koordinasi antara Satgas di tingkat pusat, daerah dan
Kementerian/Lembaga terkait rencana strategi kegiatan bidang penanggulangan
Satgas Penanganan PMK dari tingkat pusat seperti BNPB, Kementerian Pertanian,
TNI, Polri dan Kementerian/Lembaga terkait, serta melibatkan Satgas Penanganan
PMK tingkat daerah seperti BPBD, Dinas Pertanian/ Dinas Peternakan di tingkat
provinsi/ kabupaten/ kota secara intensif dengan tema Pengendalian Penyebaran
PMK melalui Penerapan Biosecurity. Kegiatan dilaksanakan di 4 Provinsi yaitu Jawa
Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur.

92 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Berikut Strategi Utama Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku tahun 2022

Gambar 67. Strategi Utama Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

Dalam pencegahan penyebaran PMK, BNPB


terus melakukan penyebaran informasi
penanganan PMK melalui media elektronik,
media sosial dan peliputan kegiatan BNPB
dalam menangani PMK Produksi konten
media sosial telah dilaksanakan di Provinsi
Bangka Belitung, Provinsi Bali, dan Provinsi
Aceh. Kegiatan yang diliput diantaranya
Gambar 68. Kegiatan Koordinasi PMK
di Aceh kegiatan koordinasi dan Evaluasi Posko
Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku .

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 93


Selain itu, BNPB memfasilitasi penyelenggaraan vaksinasi seperti peralatan logistik
vaksinasi (APD, masker, dan lainnya).

Gambar 69. Kegiatan Vaksinasi Sapi

Keberhasilan penanganan PMK salah satunya ditentukan dari penanggulangan


yang baik antar pemangku kepentingan. Koordinasi yang baik dapat diwujudkan
dengan beberapa prinsip antara lain komunikasi yang efektif antara Satgas di
tingkat pusat, daerah dan Kementerian/Lembaga terkait. BNPB terus
melaksanakan koordinasi.

Gambar 70. Perkembangan Kasus PMK (Update 31 Desember 2022)

Adapun capaian kegiatan/keluaran penanganan PMK per 31 Januari 2023 dapat


dilihat pada lampiran 10. Sedangkan kegiatan penanganan PMK secara rinci akan
dijelaskan Laporan Penanganan PMK Tahun 2022 tersendiri.

94 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Sasaran Strategis 3. Pulihnya Kehidupan Dan Penghidupan Yang Lebih Baik,
Lebih Aman Dan Berkelanjutan Di Daerah Pascabencana

Pulihnya kehidupan dan penghidupan yang lebih baik, lebih aman dan berkelanjutan
di daerah pascabencana memiliki Indikator Kinerja Rata-rata kenaikan indeks
pemulihan pascabencana dengan target tahun 2022 sebagai berikut:

Indikator Sasaran Target Capaian


Sasaran Strategis
Strategis 2022 2022
Terpulihkannya sarana dan Rata-rata kenaikan 6 6,5
prasarana, sosial, ekonomi, indeks pemulihan
dan produktivitas sumberdaya pascabencana
alam pada daerah terdampak
pascabencana

Dalam tahap pascabencana, kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana


merupakan rangkaian kegiatan dalam mengupayakan pemulihan kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang terdampak bencana. Pemulihan pascabencana
dilakukan dengan menetapkan prioritas dari kegiatan rehabilitasi didasarkan pada
analisis kerusakan dan kerugian akibat bencana (PP No. 21/2008). Untuk melihat
kinerja pemulihan pascabencana dibutuhkan perhitungan indeks rehabiltasi dan
rekonstruksi pascabencana atau Indonesia Post Disaster Recovery Index (Ina-PDRI).
Pengukuran indeks rehabilitasi dan rekonstruksi ini diharapkan mampu untuk
mengukur perubahan dinamis aspek pokok penghidupan di suatu kabupaten/kota
(makro) dan sebagian kecil dari suatu wilayah suatu kabupaten/kota di tingkat
desa/kelurahan (mikro).

Indeks pemulihan pascabencana yang akan dilakukan fokus pada indeks mikro yang
akan dianalisa menggunakan aplikasi berbasis web. Perhitungan indeks pemulihan
pascabencana sendiri akan dilakukan pada 5 sektor pemulihan pascabencana, yaitu
sebagai berikut:

1. Sektor Perumahan yang meliputi rumah dan prasarana lingkungan dengan


indikator pemulihan terdiri dari tersedianya rumah/tempat tinggal dan sarana
prasarana lingkungan yang layak bagi korban bencana.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 95


2. Sektor Infrastruktur yang meliputi transportasi, energi, air bersih dan sanitasi,
sumber daya air, informasi, dan telekomunikasi dengan indikator pemulihan
terdiri dari tersedianya infrastruktur dasar bagi korban bencana.
3. Sektor Sosial meliputi kesehatan, pendidikan, agama, lembaga sosial, sosial
budaya, dan cultural heritage dengan indikator pemulihan yang terdiri dari
tersedianya fasilitas layanan kesehatan, pendidikan, dan ibadah serta pulih dan
meningkatkan kehidupan sosial budaya korban bencana.
4. Sektor Ekonomi meliputi pertanian, peternakan, perikanan, perdagangan,
koperasi dan UMKM, industri, dan pariwisata dengan indikator pemulihan yang
terdiri dari pulih dan meningkatnya kegiatan ekonomi korban bencana.
5. Sektor Lintas Sektor meliputi pemerintahan, lembaga keuangan dan perbankan,
ketertiban dan keamanan, sumber daya alam, dan lingkungan dengan indikator
pemulihan yang terdiri dari pulihnya layanan pemerintahan, lembaga keuangan
dan perbankan, ketertiban dan keamanan masyarakat, dan daya dukung
lingkungan.

Kelima sektor dan indikator di atas akan menjadi acuan pada kuesioner
kegiatan, di mana setiap pertanyaan terdapat 4 pilihan jawaban yang mewakili
skor/nilai indikator antara 1-4. Jawaban dalam setiap pertanyaan akan diisi dengan
skor/nilai indikator tersebut sesuai dengan kondisi pra bencana, saat bencana terjadi,
dan pasca bencana. Masing-masing skor atau nilai indikator tersebut mempunyai
skala-skala penilaian yang telah ditentukan sebagai berikut:

1. Skor atau nilai minimum (min.Xi) = 1 (0,00)


2. Skor atau nilai mendekati minimum = 2 (33,33)
3. Skor atau nilai mendekati maksimum = 3 (66,67)
4. Skor atau nilai maksimum (maks.Xi) = 4 (100,00).

Selanjutnya, skala penilaian tersebut akan dihitung dengan menggunakan


persamaan di bawah:

1. Standarisasi skor/nilai indikator.

SXi = (Xi – min.Xi) / maks.Xi – min.Xi) * 100


SXi = nilai indikator i yang sudah dinormalisasi.
Xi = nilai indikator.

96 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Min. Xi = nilai minimum indikator i.
Maks Xi = nilai maksimum indikator i.

2. Indeks dimensi/aspek.

∑𝑛𝑖=1 𝑆𝑋𝑗𝑖
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐷𝑗 = ( ) × 100
𝑛𝑗

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐷𝑗 = 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒 − 𝑖

𝑆𝑋𝑗𝑖 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖

𝑛𝑗 = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒 − 𝑗

3. Ina-PDRI Mikro.
1) Perhitungan Nilai Ina-PDRI tahun t-1

𝑖𝑛𝑎 − 𝑃𝐷𝑅𝐼𝑡−1
𝐼𝑛𝑎 − 𝑃𝐷𝑅𝐼 𝑡 − 1 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑𝑖𝑧𝑒𝑑 = × 100%
𝑖𝑛𝑎 − 𝑃𝐷𝑅𝐼𝑡−1

• Dijadikan Benchmark =100%


• Nilai Ina-PDRI tahun t-1 merupakan Nilai Ina-PDRI sebelum
bencana atau disebut dengan Ina-PDRI Baseline
2) Perhitungan Nilai Ina-PDRI Tahun t-0

𝑖𝑛𝑎 − 𝑃𝐷𝑅𝐼𝑡𝑜
𝐼𝑛𝑎 − 𝑃𝐷𝑅𝐼 𝑡 − 0 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑𝑖𝑧𝑒𝑑 = × 100%
𝑖𝑛𝑎 − 𝑃𝐷𝑅𝐼𝑡−1

• Ina-PDRI tahun t0 = Nilai pada saat terjadi bencana atau Ina-


PDRI Initial (Ina-PDRI t0)
• Perbedaan antara nilai Ina-PDRI Initial terhadap Ina-PDRI
Benchmark menunjukan efek atau dampak dari bencana
terhadap aspek-aspek yang dipulihkan melalui kegiatan RR.
Sebagai interprestasi seberapa besar penurunan aspek-aspek
pemulihan
3) Perhitungan Nilai Ina-PDRI Tahun t+1, merupakan pelaksanaan RR,
dinyatakan sebagai Ina-PDRI t+1; i=1,2,3

𝑖𝑛𝑎 − 𝑃𝐷𝑅𝐼𝑡+𝑖
𝐼𝑛𝑎 − 𝑃𝐷𝑅𝐼𝑡+1 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑𝑖𝑧𝑒𝑑 = × 100%; 𝑖 = 1,2,3
𝑖𝑛𝑎 − 𝑃𝐷𝑅𝐼𝑡−1

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 97


• Perbedaan nilai Ina-PDRI t+1; I dengan Ina-PDRI t-1 (Baseline)
disebut dengan ∆ Ina-PDRI.
• Nilai ∆ Ina-PDRI menunjukan tingkat pemulihan (performance)
proses pemulihan (RR). Apabila kondisi telah pulih seperti
kondisi sebelum bencana, maka akan ditunjukan oleh nilai ∆ Ina-
PDRI=0 atau nilai Ina-PDRI standarized akan bernilai 100%.

Dari hasil penilaian di atas, maka akan dihasilkan penilaian indeks pemulihan
pascabencana yang akan menunjukkan tingkat kepulihan masyarakat dan
peningkatan hidup masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Sulawesi
Tengah, dan Provinsi Lampung, Kabupaten Pandeglang/Provinsi Banten.

1. Provinsi Nusa Tenggara Barat

Ketidakpulihan pascabencana di Provinsi Nusa Tenggara Barat juga


ditunjukkan di lapangan di mana masih banyak masyarakat yang masih mengalami
kesulitan. Salah satu kasus yang ditemui di lapangan adalah masyarakat Desa
Pemenang Barat Kabupaten Lombok Utara dan Desa Sade Kabupaten Lombok
Tengah yang mayoritas penduduknya bergantung pada subsektor pariwisata pantai.

Gambar 71. Kondisi masyarakat Desa Sade Kab.


Lombok pascabencana
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2022.

Mereka mengatakan masih mengalami kesulitan ekonomi karena belum


pulihnya sektor pariwisata pascabencana yang saat ini juga diperparah oleh kondisi

98 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Covid-19. Selain itu, kondisi di lapangan juga menunjukkan belum rampungnya
pembangunan infrastruktur Desa Pemenang Barat dan masih ada 55 rumah yang
belum layak huni di Desa Gelangsar, Kabupaten Lombok Barat. Hasil perhitungan
indeks pemulihan pascabencana di Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat dilihat
pada tabel dan grafik di bawah ini.

Tabel 14 Perbandingan Sektor Terdampak Bencana


di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017-2022

100,00

80,01
71,30
62,66
55,77
46,00

T-1 T-0 T+1 T+2 T+3 T+4

Gambar 72. Indeks RR di Provinsi NTB

Secara keseluruhan, pemulihan pascabencana di Provinsi Nusa Tenggara


Barat baru mencapai angka 80,01% di tahun 2022. Angka ini mengalami
peningkatan sebesar 8,71% dari tahun 2021 ke tahun 2022, di mana sebelumnya
pada tahun 2021 nilai yang dicapai yaitu 71,30%.

Berikut beberapa data pemulihan pascabencana dari tahun 2021 ke tahun


2022 Kabupaten/Kota di Provinsi NTB:

a. Kota Mataram

Peningkatan pemulihan pascabencana dari tahun 2021 ke tahun 2022 di Kota


Mataram sebesar 8%. Pada tahun 2021, pemulihan pascabencana di Kota

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 99


Mataram berada pada nilai 72,90% dan di tahun 2022 meningkat menjadi
80,90%. Nilai ini menunjukkan belum pulihnya pemulihan pascabencana di
Kota Mataram. Tabel perbandingan dan grafik indeks pemulihan
pascabencana di Kota Mataram dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 15. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di Kota Mataram


Tahun 2017-2022

Gambar 73. Grafik Indeks RR Kota Mataram

b. Kabupaten Lombok Utara

Berdasarkan hasil perhitungan indeks di Kabupaten Lombok Utara, pemulihan


pascabencana pada tahun 2022 baru mencapai 77,72%. Angka ini
menunjukkan belum pulihnya sektor-sektor terdampak pascabencana di
Kabupaten Lombok Utara. Pada tahun 2021, pemulihan pascabencana
berada pada nilai 69,55% dan terjadi peningkatan 8,17% di tahun 2022
menjadi 77,72%. Berikut adalah tabel perbandingan dan grafik indeks
pemulihan pascabencana di Kabupaten Lombok Utara.

100 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Tabel 16. Perbandingan Pemulihan Pascabencana
di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2017-2022

Gambar 74. Grafik Indeks RR Kab. Lombok Utara

c. Kabupaten Lombok Barat

Hasil perhitungan menunjukkan terjadi peningkatan pemulihan pascabencana


di Kabupaten Lombok Barat sebesar 8,73% dari tahun 2021 ke tahun 2022.
Pada tahun 2021, pemulihan pascabencana berada di nilai 68,82% dan pada
tahun 2022 berada di nilai 77,56%. Angka ini berada di bawah baseline, yaitu
100% sehingga dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Lombok Barat belum
pulih. Berikut adalah tabel perbandingan dan grafik indeks pemulihan
pascabencana di Kabupaten Lombok Barat.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 101


Tabel 17. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di
Kabupaten Lombok Barat Tahun 2017-2022

100,00

77,56
68,82
60,47
52,78
46,36

T-1 T-0 T+1 T+2 T+3 T+4

Gambar 75. Grafik Indeks RR Kab. Lombok Barat

d. Kabupaten Lombok Timur

Dari hasil perhitungan, pemulihan pascabencana di Kabupaten Lombok Timur


mengalami peningkatan sebesar 8,11% dari tahun 2021 ke tahun 2022. Pada
tahun 2021, angka pemulihan pascabencana berada pada nilai 72,87% dan
meningkat menjadi 80,98% di tahun 2022. Nilai ini masih menunjukkan
ketidakpulihan karena masih berada di bawah baseline, yaitu 100%. Berikut
adalah tabel perbandingan dan grafik indeks pemulihan pascabencana di
Kabupaten Lombok Timur.

102 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Tabel 18. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017-2022

100,00

80,98
72,87
63,86
55,98
50,84

T-1 T-0 T+1 T+2 T+3 T+4

Gambar 76. Grafik Indeks RR Kab. Lombok Timur

e. Kabupaten Lombok Tengah

Berdasarkan hasil perhitungan indeks di Kabupaten Lombok Tengah,


pemulihan pascabencana pada tahun ke-4, yaitu 2022 baru mencapai
81,17%. Nilai ini masih berada di bawah baseline, yaitu 100% sehingga
menunjukkan belum pulihnya pascabencana di Kabupaten Lombok Tengah.
Pada tahun 2021, pemulihan pascabencana di Kabupaten Lombok Tengah
berada pada angka 71,42% dan meningkat 9,75% di tahun 2022 menjadi
81,17%. Berikut adalah tabel perbandingan dan grafik indeks pemulihan
pascabencana di Kabupaten Lombok Tengah.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 103


Tabel 19. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2017-2022

Gambar 77. Grafik Indeks RR Kab. Lombok Tengah

f. Kabupaten Sumbawa Barat

Pada tahun 2022, nilai pemulihan pascabencana di Kabupaten Sumbawa


Barat berada di angka 87,74%. Angka ini mengalami peningkatan sebesar
13,24%, di mana sebelumnya pada tahun 2021 berada pada angka 74,50%.
Akan tetapi, angka yang dihasilkan pada tahun 2022 tersebut masih
menunjukkan belum pulihnya pascabencana di Kabupaten Sumbawa Barat
karena masih berada di bawah baseline, yaitu 100%. Berikut adalah tabel
perbandingan dan grafik indeks pemulihan pascabencana di Kabupaten
Sumbawa Barat.

104 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Tabel 20. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di
Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2017-2022

Gambar 78. Grafik Indeks RR Kab. Sumbawa Barat

g. Kabupaten Sumbawa

Berdasarkan hasil perhitungan indeks pemulihan pascabencana di Kabupaten


Sumbawa, pemulihan pascabencana di tahun 2022 baru mencapai 74,04% di
mana nilai ini masih berada di bawah baseline, yaitu 100%. Sebelumnya pada
tahun 2021, angka pemulihan pascabencana berada di angka 69,07%
sehingga mengalami peningkatan sebesar 4,98% dari tahun 2021 ke tahun
2022. Berikut adalah tabel perbandingan dan grafik indeks pemulihan
pascabencana di Kabupaten Sumbawa.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 105


Tabel 21. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di
Kabupaten Sumbawa Tahun 2017-2022

Gambar 79. Grafik Indeks RR Kab. Sumbawa

2. Provinsi Sulawesi Tengah

Kondisi di lapangan di Provinsi Sulawesi Tengah menunjukkan infrastruktur


pendukung seperti infrastruktur ekonomi dan pertanian masih belum rampung.
Kondisi ini menyebabkan masyarakat belum bisa beradaptasi dengan mata
pencaharian mereka. Akan tetapi, berdasarkan hasil yang didapatkan di lapangan
infrastruktur vital di Provinsi Sulawesi Tengah sudah selesai. Tabel dan grafik indeks
pemulihan pascabencana di Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

106 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Tabel 22. Perbandingan Sektor Terdampak Bencana di
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017-2022

Gambar 80. Grafik Indeks RR Prov. Sulawesi Tengah

Secara keseluruhan, tingkat pemulihan pascabencana di Provinsi Sulawesi


Tengah berada pada angka 82,88%. Angka ini mengalami peningkatan 4,95% dari
sebelumnya pada tahun 2021 berada pada angka 77,94%. Akan tetapi, angka ini
masih berada di bawah baseline, yaitu 100% sehingga Provinsi Sulawesi Tengah
belum pulih.

Berikut beberapa data pemulihan pascabencana dari tahun 2021 ke tahun


2022 Kabupaten/Kota di Provinsi NTB:

a. Kabupaten Sigi

Pemulihan pascabencana di Kabupaten Sigi mengalami kenaikan sebesar


2,24% dari tahun 2021 menjadi 82,01% di tahun 2022. Sebelumnya pada tahun
2021, pemulihan pascabencana di Kabupaten Sigi berada pada angka 79,77%.
Angka ini menunjukkan ketidakpulihan karena masih berada di bawah baseline,
yaitu 100%. Berikut adalah tabel perbandingan dan grafik indeks pemulihan
pascabencana di Kabupaten Sigi.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 107


Tabel 23. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di
Kabupaten Sigi Tahun 2017-2022

Gambar 81. Grafik Indeks RR Kab. Sigi

b. Kabupaten Donggala

Berdasarkan hasil perhitungan indeks pemulihan pascabencana di Kabupaten


Donggala pada tahun 2022, tingkat pemulihan di kabupaten ini masih di bawah
baseline, yaitu sebesar 80,60%. Angka ini mengalami peningkatan 6,23% dari
tahun 2021 yang sebelumnya berada pada angka 74,37%. Berikut adalah tabel
perbandingan dan grafik indeks pemulihan pascabencana di Kabupaten
Donggala.

108 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Tabel 24. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di
Kabupaten Donggala tahun 2017-2022

Gambar 82. Grafik Indeks RR Kab. Donggala

c. Kabupaten Parigi Moutong

Pemulihan pascabencana di Kabupaten Parigi Moutong berada pada angka


84,66% di tahun 2022. Angka ini menunjukkan belum pulihnya pascabencana di
Kabupaten Parigi Moutong karena masih berada di bawah baseline, yaitu 100%.
Sebelumnya pada tahun 2021, indeks pemulihan pascabencana di Kabupaten
Parigi Moutong berada pada angka 79,14% dan mengalami peningkatan 5,52%
di tahun 2022. Berikut adalah tabel perbandingan dan grafik indeks pemulihan
pascabencana di Kabupaten Parigi Moutong.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 109


Tabel 25. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di
Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2017-2022

Gambar 83. Grafik Indeks RR Kab. Parigi Moutong

d. Kota Palu

Pada tahun 2021, tingkat pemulihan pascabencana di Kota Palu berada pada
angka 78,46% dan mengalami peningkatan sebesar 5,80% di tahun 2022
menjadi 84,26%. Akan tetapi angka ini masih berada di bawah baseline 100%,
sehingga belum dapat dikatakan pulih. Berikut adalah tabel perbandingan dan
grafik indeks pemulihan pascabencana di Kota Palu.

110 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


100,00

84,26
78,46
65,49
56,67
48,30

T-1 T-0 T+1 T+2 T+3 T+4

Gambar 84. Grafik Indeks RR Kota Palu

3. Provinsi Lampung dan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten


a. Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung

Ketidakpulihan pascabencana di Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat dari


kondisi di lapangan, di mana kondisi perekonomian masyarakat yang masih
belum bangkit. Banyaknya masyarakat yang beralih mata pencaharian dari
nelayan menjadi pedagang di kawasan pantai dan Huntap menjadi salah satu
upaya untuk mengatasi permasalahan ekonomi masyarakat. Berdasarkan hasil
observasi di lapangan, infrastruktur pendukung seperti jalan di Kabupaten
Lampung Selatan sudah sangat baik. Fasilitas ibadah juga belum ada, sehingga
sektor infrastruktur masih belum dikatakan pulih. Akan tetapi, untuk sektor
perumahan masih ditemukan kualitas bangunan yang tidak rapih.

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022


Gambar 85. Kondisi Huntap di Kabupaten Lampung Selatan

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 111


Berikut adalah tabel perbandingan dan grafik indeks pemulihan pascabencana di
Kabupaten Lampung Selatan.
Tabel 26. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di
Kabupaten Lampung Selatan tahun 2017-2022

Gambar 86. Grafik Indeks RR Prov. Lampung

Berdasarkan hasil perhitungan indeks rehabilitasi dan rekonstruksi pada tahun


2022, tingkat pemulihan Kabupaten Lampung Selatan masih di bawah baseline,
yaitu sebesar 83,75%. Sebelumnya pada tahun 2021, indeks pemulihan
pascabencana berada pada angka 75,40% dan mengalami peningkatan sebesar
8,35% dari tahun 2021 ke tahun 2022.

b. Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten

Salah satu kondisi di lapangan menunjukkan infrastruktur jalan di Huntap


Panimbangan masih kurang baik dan tidak bisa dilewati jika hujan. Kualitas air di
Huntap Panimbangan juga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan minum dan
masak. Sedangkan di Huntap Sumberjaya, 233 unit huntap sudah dihuni oleh

112 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


masyarakat terdampak dari 3 desa di Kecamatan Sumur. Untuk kualitas
bangunan sendiri, kondisi tembok dengan rumah deret tidak bersambung.

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022


Gambar 87. Kondisi Huntap Panimbangan

Berikut adalah tabel perbandingan dan grafik indeks pemulihan pascabencana di


Kabupaten Pandeglang.

Tabel 27. Perbandingan Pemulihan Pascabencana di


Kabupaten Pandeglang Tahun 2017-2022

100,00
90,01
85,91
72,65
61,96

43,16

T-1 T-0 T+1 T+2 T+3 T+4

Gambar 88. Grafik Indeks RR Kab. Pandeglang

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 113


Pada tahun 2021, tingkat pemulihan pascabencana di Kabupaten Pandeglang
berada pada angka 85,91% dan mengalami peningkatan sebesar 4,1% menjadi
90,01% di tahun 2022. Akan tetapi, angka ini masih berada di bawah baseline,
yaitu 100% sehingga Kabupaten Pandeglang belum pulih.

4. Perbandingan Peningkatan Pemulihan Pascabencana di Provinsi Sulawesi


Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Kabupaten Lampung Selatan,
Kabupaten Pandeglang

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, Provinsi Nusa Tenggara


Barat menjadi provinsi yang mengalami rata-rata kenaikan dari tahun 2021 ke tahun
2022 tertinggi dengan nilai 8,71%, diikuti oleh Kabupaten Lampung Selatan Provinsi
Lampung sebesar 8,35%, Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 4,95%, dan Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten 4,10%.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan nilai rata-rata kenaikan indeks


pemulihan pascabencana di keempat provinsi tersebut sebesar 6,5% dari tahun 2021
ke tahun 2022.

Dalam mencapai indeks tersebut, BNPB telah melaksanakan serangkaian kegiatan


sebagai berikut:

1. Melaksanakan Inventarisasi, Verifikasi dan Pendampingan Analisis Kebutuhan


Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana

Kegiatan inventarisasi dilaksanakan dalam rangka mengetahui perkiraan nilai


kerusakan dan kerugian setelah bencana terjadi sebagai data awal yang
dipergunakan untuk pengambilan kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi.
Inventarisasi kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana merupakan
bentuk kolaborasi antara BNPB bersama-sama dengan Kementerian/Lembaga,
BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota melaksanakan pendampingan kepada
pemerintah daerah yang wilayahnya terdampak bencana dengan melakukan
penilaian kerusakan dan kerugian di lapangan. Hasil dari perhitungan kerusakan
dan kerugian akan dirilis oleh pemerintah daerah dan selanjutnya menjadi bahan
penyusunan dokumen Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi (R3P).

114 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Kegiatan verifikasi dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti proposal/usulan
daerah sehingga mengetahui nilai kebutuhan untuk kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi. Pendampingan terhadap Pemda dalam menyusun dokumen
Jitupasna dan R3P.
Setelah kegiatan inventarisasi di wilayah terdampak bencana, selanjutnya
dilakukan kegiatan Pendampingan Analisis kebutuhan rehabilitasi dan
rekonstruksi pascabencana berupa pendampingan penyusunan dokumen
Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi (R3P) yang akan ditetapkan oleh Kepala
Daerah. Dokumen R3P tersebut memuat antara lain hasil penilaian kerusakan dan
kerugian terhadap 5 sektor terdampak serta kebutuhan penanganannya. Hasil
praverifikasi ditindaklanjuti dengan melakukan verifikasi oleh tim verifikasi yang
terdiri dari personil BNPB, K/L, dan BPBD. Hasil verifikasi selanjutnya akan
diajukan alokasi pendanaannya melalui Hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi
kepada Kementerian Keuangan.
Kegiatan yang telah dilaksanakan di tahun 2022 diantaranya inventarisasi
kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana banjir dan tanah longsor di
Provinsi Papua dan Pendampingan Analisis Kebutuhan Pascabencana Gempa
Bumi di Kab. Pasaman dan Kab. Pasaman Barat.

Gambar 89. Inventarisasi di Provinsi Papua

2. Rekomendasi Penyaluran Pendanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Hasil verifikasi usulan Hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi selanjutnya


ditindaklanjuti dengan pengajuan usulan alokasi pendanaan kepada Kementerian
Keuangan. Kegiatan diawali dengan pembahasan usulan alokasi Hibah RR.
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut akan diterbitkan Surat Penetapan
Pemberian Hibah (SPPH) oleh Menteri Keuangan. Setelah penetapan pemberian

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 115


hibah oleh Menteri Keuangan selanjutnya akan dilakukan pendampingan kepada
pemerintah daerah calon penerima hibah dalam penyusunan Rencana Kegiatan
Anggaran (RKA) Hibah RR.

Gambar 90. Penerbitan Surat Penetapan Pemberian Hibah (SPPH)


TA 2022

3. Melaksanakan Koordinasi, Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan Teknis Bidang


Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Dalam rangka efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan rehabilitasi dan


rekonstruksi pascabencana yang dilaksanakan oleh berbagai pihak, maka perlu
dilakukan koordinasi terkait kebijakan teknis baik peraturan maupun perencanaan
pendanaan di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi dengan melibatkan pemangku
kepentingan seperti Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat, dunia usaha,

116 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


NGO, Praktisi, dan Media (Pentahelix). Kegiatan koordinasi dilakukan di beberapa
lokasi di Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, Provinsi D.I. Yogyakarta, Provinsi
Sulawesi Selatan, Provinsi Kalimantan Timur, dan Provinsi Maluku.

Untuk memastikan bahwa kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang tertuang


dalam R3P berjalan sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditetapkan maka
perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi. Pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi dokumen R3P untuk 4 (empat) Provinsi/Kabupaten/Kota terdampak
bencana yaitu R3P Provinsi Sulawesi Tengah, R3P Provinsi NTB, R3P
Kabupaten Pandeglang dan R3P Kabupaten Lumajang

Gambar 91. Koordinasi di Kabupaten Lumajang

4. Pendampingan Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitupasna) dan Rencana


Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P) dengan sub output
Melaksanakan Pendampingan Petugas Pengkajian Kebutuhan Pascabencana
(Jitupasna) dan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P)

Untuk mewujudkan dokumen perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang baik


dan berkualitas, diperlukan pemahaman dan persepsi yang sama antara
pemangku kepentingan dalam melakukan pengkajian kebutuhan pascabencana.
Tahun 2022, BNPB memberikan pendampingan kepada petugas pengkajian
kebutuhan pascabencana yang telah dibentuk oleh pemerintah daerah agar
standar pelayanan minimal penanggulangan bencana di daerah dapat terpenuhi.
Kegiatan melaksanakan pendampingan petugas pengkajian kebutuhan
Pascabencana (Jitupasna) dan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi
pascabencana (R3P) telah dilaksanakan di Provinsi Papua Barat, Provinsi
Bengkulu, dan Kalimantan Timur.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 117


Gambar 92. Pendampingan Petugas Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitupasna)
dan Rencana Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P) di Provinsi Papua
Barat

5. Dukungan Pemasaran Kelompok Terdampak Bencana

Kegiatan dukungan pemasaran kelompok terdampak bencana


mempromosikan/mensosialisasikan hasil kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
pascabencana serta meningkatkan pendapatan ekonomi korban terdampak
bencana. Sasaran/penerima manfaat dari Kegiatan Dukungan Pemasaran
Kelompok Terdampak Bencana adalah masyarakat kelompok terdampak
bencana yang memiliki usaha ataupun industri kecil yang masih perlu upaya
dukungan pemasaran dalam meningkatakan kapasitas pasar.

Selain itu, untuk mempromosikan kegiatan dan produk-produk dari kelompok


binaan masyarakat terdampak bencana perlu dibuatkan buletin sebagai media
promosi dan sosialisasi kepada pihak terkait. Buletin akan memuat informasi
mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan, informasi produk binaan, kontak
person kelompok binaan dan informasi lain yang dirasa perlu untuk dimuat

Pada tahun 2022 telah dilaksanakan kegiatan Dukungan Pemasaran Hasil


Pendampingan Ekonomi pada masyarakat terdampak bencana melalui Pameran
Gebyar Produk Unggulan, Pariwisata dan Investasi Daerah (GPUPID 2022) yang
diselenggarakan di Festival Citylink Bandung pada tanggal 26-29 Mei 2022.

118 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Gambar 93. Dukungan Pemasaran di Bandung
6. Melaksanakan Pendampingan dan Pembinaan Ekonomi di Daerah
Pascabencana

Layanan Pendampingan dan Pembinaan Ekonomi di Daerah Pascabencana


adalah kegiatan pemulihan pascabencana bidang ekonomi di daerah terdampak
bencana. Lokasi penerima manfaat disesuaikan dengan kebutuhan saat terjadi
bencana pada tahun 2019 hingga tahun 2021. Kegiatan pemulihan terdiri dari
kajian dampak bencana, analisis potensi sumberdaya dan komoditas lokal,
pembentukan kelompok, peningkatan kapasitas kelompok, dukungan stimulan
berupa peralatan produksi, pelatihan produksi, dan bahan produksi untuk
kelompok, serta legalitas kelompok.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 119


Lokasi kegiatan pendampingan ekonomi tahun 2022 dilaksanakan di 3 (tiga)
lokasi yaitu

a. Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi


Barat dengan Universitas pelaksana
Universitas Sulawesi Barat.
Pendampingan yang dilakukan pada
subsektor perdagangan terhadap
kelompok usaha terdampak bencana.

Gambar 94. Pendampingan Ekonomi


dengan UMKM di Kab, Mamuju

b. Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan dengan Universitas


Pelaksana Universitas Lambung Mangkurat. Pendampingan yang dilakukan
pada subsektor peternakan (ayam petelur), dengan rencana kegiatan
pendampingan yaitu budidaya ayam petelur.

c. Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan dengan Universitas


Pelaksana Universitas Lambung Mangkurat. Pendampingan yang dilakukan
pada subsektor peternakan (ayam petelur), dengan rencana kegiatan
pendampingan yaitu budidaya ayam petelur.

Kegiatan Layanan Pembinaan Pendampingan Ekonomi di Daerah Pascabencana


merupakan komponen utama yang akan dilakukan sebanyak 5 (lima) lokasi
sebagai berikut :

a. Kota Mataram, Provinsi NTB kerjasama dengan Universitas Mataram


b. Kab. Lebak, Provinsi Banten kerjasama dengan Universitas Ageng Tirtayasa
c. Kab. Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu kerjasama dengan Universitas
Bengkulu

d. Kab. Tanggamus, Provinsi Lampung kerjasama dengan Universitas Lampung

e. Kab. Pesawaran, Provinsi Lampung kerjasama dengan Universitas Lampung

120 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Gambar 95. Produk Pembinaan Pendampingan Ekonomi di Kab. Tanggamus

7. Pendampingan Sosial di Daerah Pascabencana

Kegiatan Layanan Pendampingan Sosial di Daerah Pascabencana dilaksanakan


dalam rangka memulihkan kembali modal-modal sosial masyarakat di daerah
pascabencana untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi sosial dalam rangka
pemulihan kehidupan masyarakat terdampak bencana. Ada pun subsektor dalam
pemulihan sektor sosial terdiri dari kesehatan, pendidikan, keagamaan, sosial
budaya, cultural heritage, seni budaya, kelembagaan sosial, olahraga,
kepemudaan, dan psikososial.

Pada Tahun 2022 lokus dan pelaksanaan kegiatan pendampingan sosial adalah

1. Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat kerjasama dengan Universitas


Sulawesi Barat. Kegiatan Pendampingan Sosial Sulbar saat ini dalam
pengumpulan data kajian dan identifikasi kebutuhan kelompok dampingan.
Pendampingan telah mendapatkan kesepakatan subsektor yang akan
diintervensi, yaitu subsektor Pendidikan yang membentuk pusat kegiatan
belajat masyarakat Tangguh bencana dengan nama Sulo Banua.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 121


Gambar 96. MoU BNPB dengan Universitas Sulawesi Barat

2. Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan kerjasama dengan


Universitas Lambung Mangkurat sudah melaksanakan koordinasi program,
kajian penentuan lokasi dan kebutuhan, pembentukan kelompok, dan
perencanaan intervensi pendampingan sosial.
3. Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan kerjasama dengan
Universitas Lambung Mangkurat dengan melakukan posyandu di kecamatan
Martapura Barat.

Gambar 97. Pendampingan Sosial di Kab. Tanah Laut, Kalimantan


Selatan

8. Pendampingan Pemulihan dan Peningkatan Produktifitas Sumber Daya Alam dan


Lingkungan di Daerah Pascabencana

Kegiatan Pendampingan Pemulihan dan Peningkatan Produktifitas Sumber Daya


Alam dan Lingkungan di Daerah Pascabencana melalui berbagai kegiatan dalam
rangka memulihkan kembali sumber daya alam dan lingkungan di daerah
pascabencana, untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi sumber daya alam dan
lingkungan dalam rangka pemulihan kehidupan masyarakat terdampak bencana.

122 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Lokasi kegiatan pendampingan pemulihan dan peningkatan produktivitas sumber
daya alam dan lingkungan tahun 2022 dilaksanakan di 3 (tiga) lokasi sebagai
berikut:

a. Kabupaten Lampung Selatan kerjasama dengan Universitas Lampung


dengan jumlah anggota sebanyak 25 orang, Sampai dengan September
2022 telah dilakukan restorasi terumbu karang di 3 titik lokasi sebanyak 150
blok beton dengan penanaman 750 bibit terumbu karang seluas 11.132,58
m2. Penanaman pohon penahan tsunami seluas 4.340 m2 dengan pohon-
pohon yang ditanam terdiri dari 125 pohon ketapang laut, 50 pohon kelapa
biasa, dan 25 pohon kelapa merah. Dengan demikian, terhitung sejak tahun
2021 sampai dengan sekarang telah dilakukan restorasi terumbu karang di
7 titik lokasi sebanyak 350 media blok beton dengan penanaman 1.750 bibit
terumbu karang, seluas 39.888,82 m2. Sedangkan untuk penanaman pohon
penahan tsunami total 400 pohon untuk lahan seluas 12.190 m2.

Gambar 98. Kegiatan Pendampingan SDA dan Lingkungan dengan Universitas


Lampung

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 123


b. Kabupaten Donggala kerjasama dengan Universitas Tadulako dengan jumlah
anggota kelompok sebanyak 20 orang. Kegiatan yang telah dilaksanakan
yakni koordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait dan penetapan
intervensi kegiatan untuk pembuatan media, penanaman, perawatan terumbu
karang.
c. Kabupaten Bogor kerjasama dengan IPB dengan progress pelaksanaan telah
dilaksanakan koordinasi dan sinkronisasi program dengan pemerintah daerah
Kabupaten Bogor terkait demplot yang telah ditanam pada 2021. Sampai
dengan September 2022, kegiatan yang telah dilaksanakan terdiri dari
koordinasi, survei ke lokasi, sosialisasi program kepada kelompok
masyarakat, analisis kebutuhan, serta bimbingan teknis. Bimbingan teknis
yang telah diberikan seputar pembibitan serta media tumbuh mengikat,
budidaya tanaman dalam pot, dan pembibitan vegetatif tanaman.

9. Pemetaan Aset Bantuan Pemulihan dan Peningkatan Fisik Pascabencana

Mapping Aset Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Fisik merupakan lanjutan dari
kegiatan pemetaan aset-aset yang telah dibangun melalui dana bantuan
rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana BNPB mulai dari tahun anggaran
2009-2013 dan hibah RR tahun anggaran 2015-2019, dengan pendekatan
geografis yaitu pada ruang lingkup wilayah yang berbeda.

Kegiatan pemetaan aset bantuan pemulihan dan peningkatan fisik pascabencana


pada Tahun 2022 ini dilakukan di Provinsi Jawa Barat. BNPB juga masih terus
memberikan pemetaan aset di 3 daerah yang belum selesai input, yaitu
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang. Daerah yang
belum menyelesaikan pemetaan asetnya dikarenakan banyaknya aset yang perlu
dipetakan sementara sumber daya BPBD terbatas. Khususnya bagi daerah yang
memiliki aset rumah. Dibawah ini adalah rincian progres pemetaan aset di Jawa
Barat sebagaimana dirinci pada tabel di bawah ini.

124 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Tabel 28. Progres Pemetaan Aset Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Provinsi Jawa Barat
Total
Tahun Nilai Alokasi Total Aset Aset yang
No Daerah Persentase
Anggaran (Rp) + Rumah telah di
mapping
1 Provinsi Jawa Barat 2009 Rp30,303,426,000
2009 Rp7,190,401,000 17
2 Kabupaten Majalengka 17 100%
2011 Rp3,223,029,000
2010 Rp15,686,875,000
3 Kabupaten Kuningan 74 74 100%
2016 Rp13,000,000,000
4 Kab Bandung 2011 Rp7,411,011,000 7 7 100%
5 Kabupaten Bandung Barat 2017-2 Rp15,000,000,000 64 64 100%
6 Kab Ciamis 2011 Rp10,155,514,000 8 8 100%
2011 Rp11,959,291,000
7 Kab Sukabumi 2013 Rp6,000,320,000 133 109 81,95%
2017-2 Rp19,000,000,000
2016 Rp14,000,000,000
8 Kabupaten Garut 977 225 26,1%
2017-1 Rp140,667,000,000
9 Kabupaten Sumedang 2017-1 Rp29,844,960,000 124 86 69,35%
Total 1.404 590 42,02%

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa capaian input data aset sepanjang tahun 2022
mencapai 42,02% atau sebanyak 590 aset dari total aset sebanyak 1.404 yang
terdiri dari aset dalam bentuk rumah maupun infrastruktur. Dari hasil evaluasi yang
telah dilakukan terhadap kegiatan pemetaan aset ini, aset yang masih belum
terinput adalah aset yang berupa rumah. Hal ini dikarenakan aset rumah
merupakan target yang jumlahnya paling banyak dan membutuhkan lebih banyak
sumberdaya untuk dapat menyelesaikannya.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 125


Gambar 99. Pemantauan Kegiatan Pemetaan Aset di Daerah Kabupaten Bandung

10. Pendampingan/Bimtek/Seminar/Kajian RR Infrastruktur Tahan Bencana (Istana)


dan Rumah Tahan Gempa (RTG)

Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk forum/kelompok kerja/gugus tugas


pascabencana bidang fisik yang melibatkan (K/L, Pemerintah Daerah, Lembaga
Non Pemerintah (NGO), Dunia Usaha, Perguruan Tinggi, serta masyarakat)
(Pentahelix) dilakukan dengan cara koordinasi bersama stakeholder membahas
isu dan permasalahan pelaksanaan RR bidang fisik (tematik/sesuai dengan
kebutuhan penyelenggaraan RR bidang fisik).

Kegiatan yang dilaksanakan yakni penyusunan rumusan rekomendasi hasil


Pendampingan /Bimtek/Seminar/Kajian RR Infrastruktur Tahan Bencana (Istana)
dan Rumah Tahan Gempa (RTG) di Yogyakarta. Maksud dan tujuan dari kegiatan
ini adalah diharapkan para peserta/daerah yang mengusulkan bantuan Hibah RR
(proposal) dapat memahami strategi penganggaraan dan pelaksanaan dari awal
perencanaan hingga pelaporan akhir kegiatan, termasuk mengidentifikasi
keterlibatan stakeholders terkait. Selain itu diharapkan terciptanya percepatan
penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana yang efektif dan
efisien dan memberikan pemahaman bahwa bencana adalah urusan bersama
sehingga diperlukan sinergi untuk mewujudkan penyelenggaraan rehabilitasi dan
rekonstruksi yang akurat dan cepat sehingga manfaatnya dapat segera dirasakan
oleh masyarakat terdampak.

126 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Gambar 100. kegiatan Pendampingan/Bimtek/Seminar/Kajian RR Infrastruktur Tahan
Bencana (Istana) dan Rumah Tahan Gempa (RTG)

Dari kegiatan tersebut didapat bahwa tantangan yang dihadapi oleh Pemda dalam
pelaksanaan hibah RR yakni penganggaran sehingga perlu memerhatikan
kesiapan penganggaran di daerah.

11. Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah Fisik

Kegiatan ini bertujuan memfasilitasi pendampingan pelaksanaan rehabilitasi dan


rekonstruksi pascabencana bidang fisik terhadap daerah yang terkena bencana
masif. BNPB melakukan pendampingan langsung melalui PIC pada setiap
wilayah terdampak bencana masif (9 daerah) dengan melibatkan Perguruan
Tinggi. Adapun 9 lokus prioritas nasional, yaitu Provinsi NTB, Provinsi Sulawesi
Tengah, wilayah Selat Sunda (Provinsi Banten dan Provinsi Lampung), Provinsi
Papua, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Maluku,
Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi NTT. Sementara itu, 4 daerah yang menjadi
lokus tambahan adalah Kabupaten Lebak, Kabupaten Halmahera Selatan,
Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Bogor

Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah pendampingan melalui media


informal (zoom meeting), peninjauan langsung ke lapangan, pendampingan
dengan pelibatan pakar/praktisi dengan berbagai pihak (K/L terkait). Selain itu,
pendampingan dengan melibatkan 3 perguruan tinggi, yaitu

a. Universitas Lambuang Mangkurat untuk wilayah terdampak bencana banjir di


Provinsi Kalimantan Selatan,

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 127


b. Universitas Nusa Cendana untuk wilayah terdampak bencana siklon seroja di
Provinsi NTT, dan

c. Universitas Sulawesi Barat untuk wilayah terdampak bencana gempabumi di


Provinsi Sulawesi Barat.

Gambar 101. Kegiatan pendampingan pemulihan dan peningkatan fisik sektor


permukiman dan infrasruktur di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

Kegiatan pendampingan yang dilakukan mulai dari mengadakan pertemuan


teknis dengan stakeholder terkait, koordinasi melalui virtual meeting dan
pendampingan secara intens oleh para pemangku wilayah atau PIC melalui desk
analysis serta melakukan kunjungan langsung terhadap daerah-daerah yang
mengalami kesulitan ataupun permasalahan yang menghambat kelancaran
proses pemulihan bidang fisik. Kegiatan tersebut rutin dilakukan untuk terus
mengetahui progres atau perkembangan kegiatan perbaikan sektor perumahan
dan infrastruktur yang terdampak bencana. Selain itu, untuk mengetahui kendala
dalam pelaksanaan dan merumuskan solusi penyelesaiannya sehingga kegiatan
pemulihan bidang fisik dapat berjalan tepat waktu, tepat perencanaan, tepat
adiministrasi, tepat teknis dan tepat anggaran (5T).

Lingkup pendampingan ini biasanya pada lokus yang terdampak bencana masif
dan membutuhkan pembiayaan diluar APBD, seperti pembiayaan melalui APBN
ataupun pendanaan lain terhadap pemulihan bidang fisik pascabencana seperti
hibah luar negeri yang menjadi tugas dan tanggung jawab BNPB. Pada tahun
2022, terdapat 13 daerah terdampak bencana masif yang yang telah
menyelesaikan pemulihan bidang fisik sektor perumahan dan infrastruktur dengan
lingkup pendampingan BNPB, yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sulawesi
Tengah, Lampung, Banten (tsunami Selat Sunda di Pandeglang) dan Gempa di
Lebak, Papua, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Jawa

128 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Timur (gempabumi dan awan panas gunung Semeru), Nusa Tenggara Timur,
Jawa Barat (Kabupaten Bogor).

Gambar 102. Kunjungan Pendampingan Pemulihan dan Peningkatan Fisik Sektor


Permukiman dan Infrastruktur ke Kab. Jayapura

Sasaran Strategis 4. Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Penyelenggaraan


Penanggulangan Bencana Yang Profesional, Akuntabel Dan Transparan

Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana


Yang Profesional, Akuntabel Dan Transparan memiliki indikator kinerja yaitu Indeks
Reformasi Birokrasi (RB) dengan target tahun 2022 sebesar 83. Adapun capaian
Indeks RB BNPB Tahun 2022 belum diperoleh hasil penilaian dari KemenPAN-RB.

Berikut perkembangan hasil evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi BNPB


tahun 2015 – 2021 sebagaimana gambar dibawah ini.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 129


78
75,08 75,56
76

74

72

70
68,07 67,91
68

66 65,11
64,01
64 62,97

62

60

58

56
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Gambar 103. Perkembangan Indeks RB BNPB Tahun 2015-2021

Reformasi Birokrasi di Badan Nasional Penanggulangan Bencana terus tumbuh


semakin baik. Terlihat dari grafik diatas, secara umum nilai RB mengalami
peningkatan, dimana capaian nilai RB tahun 2021 naik 0,48 poin menjadi 75,56.
Upaya-upaya yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan Indeks Reformasi
Birokrasi yaitu dengan mengevaluasi dan menindaklanjuti rekomendasi dari penilaian
RB ditahun sebelumnya. Tujuan dari evaluasi ini untuk menilai kemajuan pelaksanaan
program reformasi birokrasi dalam rangka mencapai sasaran yaitu mewujudkan
birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang efektif, serta birokrasi yang
mampu memberikan pelayanan publik yang semakin baik. Selain itu, evaluasi ini juga
bertujuan untuk memberikan saran perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas
reformasi birokrasi di lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Kesimpulan hasil evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi adalah sebagai berikut:

1) Indeks Reformasi Birokrasi BNPB Tahun 2021 adalah sebesar 75,56 dengan
kategori “BB”. Terdapat kenaikan nilai sebesar 0,48 poin dibanding tahun
sebelumnya dengan rincian hasil evaluasi adalah sebagai berikut:

130 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Gambar 104. Nilai RB BNPB Tahun 2021

Hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa BNPB telah berupaya untuk


mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik. Hal tersebut terlihat dari
komponen pengungkit yang menunjukkan peningkatan sebanyak 1.13 poin dan
pada komponen hasil pada kinerja organisasi jika dibandingkan pada tahun
sebelumnya.

2) Terdapat sepuluh hasil antara area perubahan BNPB yang dilakukan pengukuran
oleh instansi leading sector, dengan rincian sebagai berikut:

Gambar 105. Hasil Antara Masing-masing Instansi Leading Sector

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 131


Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terdapat peningkatan kualitas hasil
antara, yaitu kualitas pengelolaan pengadaan barang dan jasa serta kualitas
pengelolaan arsip, kemudian terdapat hasil antara yang baru dilakukan
pengukuran di tahun 2021, yaitu kualitas pengelolaan aset. Untuk hasil antara
yang tidak dilakukan pengukuran pada tahun 2021, maka menggunakan data
tahun sebelumnya jika tersedia.

3) Berbagai rekomendasi perbaikan pada hasil evaluasi tahun sebelumnya telah


ditindaklanjuti diantaranya:
a. Menetapkan Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Pedoman Pengembangan Budaya Kerja di Lingkungan BNPB yang
melahirkan asas budaya kerja baru di lingkungan BNPB, yaitu integritas,
professional, dan akuntabel;
b. Membuat “call center 117” yang merupakan salah satu quick wins terkait
layanan darurat bebas pulsa bagi masyarakat yang ingin melakukan
pelaporan atau memperoleh informasi terkait kebencanaan. Quick wins ini
telah berjalan dengan baik, memiliki standar layanan, pelaporan secara
berkala, dan survey kepuasan pelanggan atas penggunaan call center
tersebut;
c. Penyederhanaan birokrasi telah dilakukan dengan mengalihkan 80 jabatan
struktural ke jabatan fungsional yang telah ditetapkan dengan Peraturan
BNPB Nomor 8 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan BNPB
Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja BNPB;
d. Melakukan penyempurnaan pada cascading perkin berorientasi outcome;
e. Telah memiliki aplikasi kinerja e-SAKIP BNPB yang digunakan dalam
perencanaan, pengukuran capaian kinerja, monitoring dan evaluasi bulanan
atas rencana aksi kinerja dan anggaran, dan pelaporan hasil monitoring dan
evaluasi;
f. Telah memiliki standar pelayanan untuk sertifikasi dan uji kompetensi,
Akreditasi Penanggulangan Bencana, dan Diklat Penanggulangan Bencana
sebagai strategi peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
4) Selain tindak lanjut tersebut, BNPB juga telah berupaya meningkatkan kualitas
implementasi reformasi birokrasi. Namun demikian, beberapa hal masih harus
diperhatikan untuk mengoptimalkan program reformasi birokrasi, diantaranya

132 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


sebagai berikut:
a. Agen perubahan telah dipilih dan memiliki rencana aksi, namun rencana aksi
tersebut masih berupa kegiatan dan kedisiplinan yang belum mendorong
inovasi, internalisasi budaya kerja, dan peningkatan kinerja di unit kerja;
b. Melakukan internalisasi budaya kerja dan delapan area Reformasi Birokrasi
secara massif. Namun, tingkat pemahaman pegawai terhadap RB dan
budaya kerja belum dilakukan pengukuran pada seluruh pegawai;
c. Telah memiliki peta keterkaitan antar kebijakan yang tidak harmonis/sinkron,
dan saat ini sedang disusun Peraturan Presiden tentang pengendalian
bencana dan status kesiagaan, untuk menjawab kebutuhan regulasi hasil
pemetaan tersebut;
d. Penerapan Sistem Merit dalam manajemen SDM Aparatur di lingkungan
BNPB mendapatkan hasil evaluasi dengan nilai 273 dalam kategori “Baik”
oleh KASN pada tahun 2021, namun masih terdapat beberapa hal yang
belum optimal, diantaranya penilaian kinerja pegawai, kesenjangan
kompetinsi pegawai, dan manajemen talenta yang belum
berkesinambungan;
e. Pengawasan internal belum didukung manajemen audit internal yang cukup.
Hal ini terlihat dari tingkat Maturitas SPIP yang berada di level 2;
f. Tingkat kepatuhan terhadap pelaporan harta kekayaan ASN (LHKASN)
dilingkungan BNPB belum mencapai 100% atau masih berada pada angka
88,99%;
g. Pada tahun 2021 mengajukan delapan unit kerja ZI menuju WBK, namun
belum ada yang berhasil mendapat predikat menuju WBK;
h. Telah menetapkan Peraturan Kepala BNPB Nomor 7 Tahun 2020 tentang
Pelayanan Publik di lingkungan BNPB, namun masih terdapat standar
pelayanan yang belum disesuaikan dengan peraturan terbaru tersebut;
i. Telah berkolaborasi dengan instansi lain, seperti Kementerian Dalam Negeri
dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
dalam pelaksanaan program Desa Tangguh Bencana, namun belum
menjangkau ke seluruh daerah.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 133


5) Terkait komponen hasil, menunjukkan bahwa BNPB memperoleh nilai yang cukup
baik dengan rincian sebagai berikut:

Pada tahun 2021 terdapat perubahan metode pengukuran pada Indeks


Persepsi Anti Korupsi (IPAK) dan survey internal organisasi yang menggunakan
hasil pengukuran yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola birokrasi serta


menumbuhkan budaya integritas, kinerja, dan melayani di lingkungan BNPB,
terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan, yaitu:

a. Mengoptimalkan peran agen perubahan dalam internalisasi pembangunan


Reformasi Birokrasi melalui monitoring dan evaluasi terhadap rencana aksi
agar tampak perubahan yang dilakukan;
b. Melakukan internalisasi Core Values ASN BeraKhlak dan melaksanakan
pengukuran tingkat pemahaman pegawai terhadap 8 (delapan) area
pembangunan Reformasi Birokrasi dan budaya kerja yang telah
dinternalisasi atau disosialisasikan terhadap selurub pegawai;
c. Menyelesaikan proses penyusunan Peraturan Presiden tentang
pengendalian bencana dan status kesiagaan;
d. Mengoptimalkan perbaikan manajemen SDM secara menyeluruh mulai dari
penetapan sasaran kinerja pegawai (SKP) melalui dialog kinerja, penilaian
kinerja secara berkala, pengembangan pegawai berbasis kompetisi, dan
penerapan manajemen talenta di lingkungan BNPB;

134 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


e. Meningkatkan efektivitas pengawasan internal pemerintah oleh APIP
dengan melakukan upaya peningkatan maturitas SPIP;
f. Meningkatkan kepatuhan pelaporan LHKASN sebagai wujud transparansi
dan penegakan integritas pegawai;
g. Meningkatkan monitoring dan evaluasi terhadap unit kerja yang melakukan
pembangunan Zona Integritas sehingga dapat menjadi pemicu percepatan
pelaksanaan reformasi birokrasi melalui berbagai inovasi terkait penerapan
manajemen internal, sistem pengawasan, dan sistem integritas di tingkat
unit kerja;
h. Melakukan reviu dan penyesuaian atas seluruh standar pelayanan yang
dimiliki agar selaras dengan peraturan Kepala BNPB Nomor 7 Tahun 2020;
i. Meningkatkan sinergitas pelaksanaan program Desa Tangguh Bencana,
terutama dengan BPBD setempat, sehingga program tersebut mampu
menjangkau sampai kewilayah administrasi terkecil.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2022 yang mendukung capaian
indikator kinerja yang dilakukan antara lain :

1. Manajemen Perubahan

Manajemen perubahan bertujuan untuk mengubah secara sistematis dan


konsisten dari sistem dan mekanisme kerja organisasi serta pola pikir dan budaya
kerja individu atau unit kerja di dalamnya menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan
dan sasaran reformasi birokrasi. Berikut capaian reformasi birokrasi pada tahun
2022 pada area manajemen perubahan diantaranya pembentukan Tim RB di
Lingkungan BNPB, Penyusunan Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Tahun 2022,
dan penguatan Penguatan Reformasi Birokrasi Level Unit.

Manajemen Perubahan juga melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan


reformasi birokrasi dilakukan dengan cara melakukan survei pada pegawai BNPB.
Survei dilakukan secara online dengan materi meliputi pemahaman pegawai
tentang pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan budaya kerja di lingkungan BNPB.
Hasil survei menunjukkan bahwa pegawai BNPB sudah memahami Reformasi
Birokrasi dengan cukup baik, yaitu pada skor 87,42 (skala 1-100).

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 135


Gambar 106. Hasil Survei Reformasi Birokrasi

Hasil/Nilai Pemahaman Pegawai terhadap Reformasi Birokrasi dan Budaya


Kerja. Selain itu, evaluasi tentang agen perubahan juga dilakukan, yaitu
mengenai peran agen perubahan dalam internalisasi pembangunan
Reformasi Birokrasi dan budaya kerja. Sebagian besar responden
menjawab bahwa agen perubahan berperan (39,8%) dan sangat berperan
(34,6%) dalam internalisasi budaya kerja dan pembangunan Reformasi
Birokrasi di unit kerjanya masing-masing. Dalam rangka pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BNPB juga akan dibuat video
testimoni tentang impelemantasi Reformasi Birokrasi di unit kerja masing-
masing.

2. Kegiatan Deregulasi Kebijakan

Program Deregulasi Kebijakan bertujuan untuk mencapai peraturan/regulasi


yang harmonis dan sinkron sehingga pelaksanaannya dapat efektif dan
efisien. Program ini dilaksanakan melalui penataan peraturan perundang
undangan dan melakukan pengembangan dan pendampingan Hukum.
Berikut capaian program Deregulasi Kebijakan Tahun 2022 diantaranya
Penyusunan Kebijakan Peraturan Penanggulangan Bencana dan
Sosialisasi peraturan, organisasi tata laksana dan kerja sama.Peraturatn
yang telah diundangkan pada tahun 2022 :

136 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


a. Pengundangan Peraturan BNPB Nomor 3 Tahun 2022 tentang
Pemulihan Dengan Segera Prasarana dan Sarana Vital.
b. Pengundangan Peraturan BNPB Nomor 4 Tahun 2022 tentang
Pelaksanaan Peringatan Dini Bencana pada BNPB dan BPBD.
c. Pengundangan Peraturan BNPB Nomor 5 Tahun 2022 tentang
Perubahan atas Peraturan BNPB Nomor 5 Tahun 2021 tentang Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan Bagi Pekerja.
d. Pengundangan Peraturan BNPB Nomor 6 Tahun 2022 tentang Klaster
Logistik Penanggulangan Bencana
e. Pengundangan Peraturan BNPB Nomor 7 Tahun 2022 tentang Rencana
Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2020-2024.
f. Pengundangan Peraturan BNPB Nomor 8 Tahun 2022 tentang Tata
Cara Pemilihan dan Tata Kerja Unsur Pengarah Penanggulangan
Bencana.

3. Kegiatan Penataan Tata Laksana


Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan efisensi dan efektivitas bisnis
proses dan mekanisme kerja/prosedur dalam sistem manajemen organisasi.
Berikut kegiatan Penataan Tata Laksana Tahun 2022:
a. Penyusunan/Reviu Pedoman, SOP dan Surat Edaran pada Biro
Keuangan
b. Penyusunan Norma Standar Pedoman dan Kriteria (NSPK) pada Diklat
PB
c. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Dalam Pengelolaan Kearsipan
d. Evaluasi Proses Bisnis di lingkungan BNPB
e. Digitalisasi Pengelolaan Keuangan Negara Melalui Aplikasi Sakti
f. Akreditasi Lembaga Pelatihan PB dengan Aplikasi SIAKANG

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 137


Gambar 107. Evaluasi Proses Bisnis
4. Kegiatan Penataan dan Penguatan Organisasi

Penataan dan penguatan organisasi sebagai salah satu indikator untuk


menilai tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi instansi Pemerintah secara
proporsional sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas masing-masing
sehingga menjadi tepat fungsi. BNPB dalam rangka mencapai target
peningkatan Nilai LKE Reformasi Birokrasi pada area Penataan dan
Penguatan Organisasi, dilakukan penyederhanaan birokrasi.
Penyederhanaan birokrasi tidak hanya dilaksanakan di Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) namun juga afiliasi nya seperti Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Kementerian/Lembaga
yang bergerak pada bidang penanggulangan bencana.

Kegiatan yang telah dilaksanakan di Tahun 2022:


a. Perhitungan Kebutuhan Jabatan Fungsional Analis Kebencanaan dan JF
Penata Penanggulangan Bencana
b. Penyusunan Jabatan Fungsional Penyuluh Kebencanaan dan Pranata
Kebencanaan dan pelaksanaan Inpassing Jabatan Fungsional Bidang
Kebencanaan.
c. Sosialisasi Pelaksanaan Inpassing JF Bidang Kebencanaan

138 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Penata PB, 45,5 Analis
Kebencanaan,
54,5

Gambar 108. Jabatan Fungsional Bidang Kebencanaan di lingkungan


BNPB yang lolos Inpassing

5. Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik


Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai
dengan kebutuhan harapan masyarakat (stakeholder). Adapun capaian
program peningkatan kualitas pelayanan publik) pada tahun 2022 antara lain:
a. Evaluasi Pelayanan Publik/ Standar Pelayanan di Lingkungan BNPB
b. Penyampaian Hasil Evaluasi & Penghargaan Pelayanan Publik Lingkup
Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah Tahun 2021

Gambar 109. Pusdiklat PB Raih Penghargaan Pelayanan Publik Tahun 2021

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 139


c. Pelatihan Bidang Pencarian, Pertolongan dan Penanganan Bencana
(Pelatihan Teknis PB di Pusat dan Gladi PB)
d. Pelatihan Bidang Pencarian, Pertolongan dan Penanganan Bencana,
Pelatihan Teknis PB di Daerah yaitu: Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, DI
Yogyakarta, Papua Barat, Maluku Utara, NTB, Sulawesi Utara, Lampung,
Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Gorontalo, dengan
masing-masing peserta sejumlah 30 orang, dan jumlah keseluruhan 390 orang.

Gambar 110. Peta Pelatihan Teknis PB Tahun 2022

e. Kegiatan Diklat Teknis Penanggulangan Bencana di Daerah melibatkan panitia


daerah dari BPBD dan BPSDM serta dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang.
Kegiatan ini didahului dengan 1 kali rapat persiapan pada setiap kegiatan diklat
yang akan dilaksanakan. Sampai dengan bulan Desember tahun 2022, Diklat
Teknis sudah terlaksana tiga lokasi yaitu di Provinsi Bangka Belitung, Provinsi
Kalimantan Barat, dan Provinsi Banten.
f. Kegiatan simulasi penanggulangan bencana diselenggarakan di 6
daerah, yaitu Riau, Lampung, Banten, Kalimantan Utara, Sulawesi
Tengah, dan Sulawesi Barat dengan masing-masing peserta sejumlah 40
orang, dan jumlah keseluruhan total sejumlah 240 orang. Peserta latihan
terdiri dari BNPB, BPBD, Pemda, TNI/POLRI, Akademisi, dan Media.
g. Indeks Kepuasan Layanan Keuangan
h. Koordinasi Kearsipan dan Penerimaan Penghargaan Nilai Pengawasan
Kearsipan Tahun 2021

140 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


i. Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana
j. Penggunaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dalam
penyelenggaraan pemerintah.
6. Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Upaya penguatan akuntabilitas kinerja dilaksanakan dengan penerapan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yaitu rangkaian
sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk
tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian,
pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah. Capaian
penguatan akuntabilitas kinerja reformasi birokrasi pada tahun 2022 adalah
sebagai berikut:
a. Kegiatan Reviu Rencana Strategis BNPB Tahun 2020-2024
b. Koordinasi Penelaahan Perjanjian Kinerja di Lingkungan BNPB
c. Penyusunan Laporan Kinerja BNPB Tahun 2021
d. Peningkatan Kapasitas Bagi Tim Evaluasi Program dan Anggaran Tahun
2022
e. Evaluasi Program dan Anggaran BNPB TA 2022
f. Penelaahan RKA-K/L Unit Kerja Eselon II BNPB dalam rangka revisi
g. Peningkatan nilai akuntabilitas kinerja (SAKIP).
Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun
2021, nilai SAKIP BNPB Tahun 2021 memperoleh nilai sebesar 76,77
atau predikat BB. Terdapat kenaikan 3,8 point nilai SAKIP BNPB tahun
2021 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penilaian tersebut
menunjukkan bahwa tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran cukup baik jika dibandingkan dengan capaain kinerjanya.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 141


Gambar 111. Perbandingan Rincian Penilaian Hasil Outcome BNPB

h. Kegiatan Pengembangan Dashboard Informasi Kinerja e-SAKIP BNPB


i. Nilai Indeks Kepuasan Layanan Perencanaan
j. Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Tahun 2022

Adapun nilai IKPA BNPB Tahun Anggaran 2022 sebagai berikut :

Gambar 112. Nilai IKPA BNPB Tahun 2022

7. Kegiatan Penataan Sistem Manajemen SDM


Program ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme SDM ASN BNPB
yang didukung oleh sistem rekrutmen dan promosi aparatur berbasis

142 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


kompetensi dan transparan. Capaian Penataan Sistem Manajemen SDM
pada tahun 2022 sebagai berikut:
a. Operasional Pemeliharaan Data dan Aplikasi SDM
b. Kegiatan Pembinaan SDM tentang Penilaian Indeks Implementasi
Norma, Standar, Kriteria dan Prosedur (NSPK) Manajemen ASN.
c. Bimbingan Teknis Penyusunan SKP
d. Penyusunan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Jabatan
Pelaksana di Lingkungan BNPB
e. Rekonsiliasi Data Aplikasi E-Formasi ASN dan Manajemen Data
Pegawai
f. Kegiatan Kelompok Kerja Reformasi Birokrasi Penguatan Sumber Daya
Manusia
g. Kegiatan Operasional Pemeliharaan Data dan Aplikasi SDM Sosialisasi
Surat Edaran KemenPANRB No. 16 Tahun 2022
h. Rekonsiliasi Data Aplikasi E-Formasi ASN dan Manajemen Data Pegawai
i. Kegiatan Pembinaan Pegawai di Lingkungan BNPB
j. BNPB Perkuat Kapasitas Pegawai Melalui Leader Talk
k. Sosialiasi Aplikasi SIPINTER
l. Kegiatan Pembinaan Pegawai Sosialisasi Budaya Kerja
m. Pengukuran Indeks Profesionalitas ASN

Gambar 113. Pengukuran Indeks Profesionalitas ASN

n. Pelaksanaan Pelatihan Penanggulangan Bencana (PB) baik internal BNPB


maupun eksternal BNPB dengan capaian dari tahun 2020 adalah sebagai
berikut

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 143


2020 2021 2022

Gambar 114. Jumlah peserta yang mengikuti Diklat PB

8. Penguatan Pengawasan
a. Nilai Internal Audit Capacity Model (IACM)
Berdasarkan hasil validasi yang telah dilakukan BPKP sebagaimana
tertuang dalam laporan nomor LR-239/D203/2/2019 tanggal 23 Desember
2019 tentang Laporan Hasil Penjaminan Kualitas atas Penilaian Mandiri
Kapabilitas APIP pada Inspektorat Utama Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Tahun 2019, nilai maturitas IACM
BNPB sampai saat ini berada pada level 3 dari skala 5.
b. Pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM di BNPB tahun
2022
Pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM di BNPB tahun
2022 adalah melakukan evaluasi atas pembangunan zona integritas di
Unit Kerja lingkup wewenangnya untuk kemudian diusulkan kepada
Kemeterian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
menjadi Unit Kerja Layanan Berpredikat Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani. BNPB telah
melaksanakan evaluasi atas pembangunan zona integritas di unit kerja
yang kemduain diusulkan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi menjadi Unit Kerja Layanan Berpredikat
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan

144 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Melayani. Di Tahun 2022, terdapat 4 (empat) unit kerja yang memenuhi
syarat yang dapat di usulkan yaitu
1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan PB
2) Direktorat Dukungan Infrastruktur Darurat
3) Direktorat Pengelolaan Logistik dan Peralatan
4) Pusat Pengendalian Operasi
Disamping itu, BNPB melakukan monitoring penyampaian Laporan Harta
Kekayaan Aparatur Sipil Negara di Lingkungan BNPB yang merupakan
bagian dari pendampingan pembentukan Zona Integritas.

c. Workshop Pengawasan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi


Birokrasi (PMPRB)
Tujuan diadakannya Workshop ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman dan perubahan paradigma APIP dalam prosedur
pelaksanaan pengawasan yang lebih berkualitas kepada unit kerja di
Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Melalui
Workshop ini diharapkan APIP mampu menjalankan prosedur
pengawasan yang telah ditetapkan dan mampu menciptakan Reformasi
Birokrasi yang baik di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.

Gambar 115. Workshop Pengawasan PMPRB

d. Nilai Evaluasi atas Implementasi Pengendalian Internal


Untuk penilaian maturitas SPIP BNPB Tahun 2021, BNPB telah
melaksanakan evaluasi atas penilaian mandiri penyelenggaraan SPIP.
Hasil penilaian mandiri tersebut menghasilkan BNPB berada pada Level
3,00, penilaian mandiri tersebut saat ini masih divalidasi oleh BPKP

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 145


beserta semua dokumen pendukung. Namun sampai dengan saat ini
penilaian mandiri tersebut masih dalam proses validasi oleh BPKP.
Dalam tahun 2022, BNPB melalui Inspektorat Utama telah melakukan
pendampingan penilaian risiko dan perancangan tindak pengendalian
yang dibutuhkan atas risiko prioritas terhadap seluruh Unit
Organisasi/Kerja di lingkup wewenang pengawasannya. Output dari
kegiatan tersebut adalah peta risiko yang terupdate atas kegiatan atau
program utama di masing-masing Unit Organisasi/Unit Kerja yang
kemudian akan dinilai secara mandiri untuk menentukan risiko prioritas
yang akan dimitigasi.

Gambar 116. Kegiatan Penilaian Risiko

Tantangan Implementasi Reformasi Birokrasi di Lingkungan BNPB

Pada tahun 2022, diperoleh nilai Indeks Reformasi Birokrasi BNPB Tahun
2021 sebesar 75.56. Meskipun capaian kinerja tahun 2022 diukur diakhir
tahun, BNPB perlu melakukan percepatan hasil tindak lanjut RB di BNPB
tahun sebelumnya dan kedepan perlu komitmen pimpinan untuk terus
melakukan assessment kelengkapan evidence dan memantau pelaksanaan
RB. Target di tahun 2022, indikator kinerja sebesar 83 maka kedepan akan
menjadi fokus untuk perbaikan kinerja pada periode berikutnya. Diharapkan
semua program dan kegiatan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan
target yang telah ditetapkan.

Hasil yang telah diraih dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BNPB


menjadi pendorong, serta penyemangat bagi seluruh unit kerja.
Keberlanjutan dan penguatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di tahun
2022 memiliki peran penting dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik dalam mewujudkan visi dan misi BNPB. Untuk itu, diharapkan

146 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


sinergitas, koordinasi dan kolaborasi antar unit kerja di BNPB yang telah
terjalin baik, dapat terus terjaga dan semakin meningkat.

3.3. Realisasi Agenda Prioritas


Target realisasi prioritas nasional di lingkungan BNPB Tahun 2022 sesuai dengan
DIPA Revisi 24 Tanggal 30 Desember 2022 adalah sebagai berikut

No RO Target Realisasi
1 Penguatan Desa Tangguh Bencana 90 Desa 10 Desa
2 Fasilitasi Penguatan Ketangguhan 2.000 Desa -
Masyarakat Berbasis Komunitas dan
Keluarga
3 Pendampingan pemulihan 9 Daerah 9 Daerah
Pascabencana Bidang Fisik
4 Layanan Fasilitasi Pemulihan dan 14 Layanan 14 Layanan
Peningkatan Sosial Ekonomi dan
Sumber Daya Alam Pascabencana
5 Pendamping Pengkajian Kebutuhan 120 Orang 120 Orang
Pascabencana (Jitupasna) dan
Rencana Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pascabencana
6 Pengelolaan dana bantuan 25.126 Paket 25.126 Paket
kedaruratan
7 Prasarana pengelolaan database dan 10 Unit 1 Unit
teknologi informasi kebencanaan
8 Budaya Sadar Bencana 43 Layanan 43 Layanan
9 Layanan Data dan Informasi 1 Layanan 0,2 Layanan
10 Pemetaan Risiko Bencana 1 Rekomendasi 1 Rekomendasi
Kebijakan Kebijakan
11 Analisis Pengembangan Strategi 5 Rekomendasi 5 Rekomendasi
Penanggulangan Bencana Kebijakan Kebijakan
12 Rancang Bangun Sistem PB 3 Rekomendasi 3 Rekomendasi
Kebijakan Kebijakan
13 Sistem Informasi Bidang 2 Sistem Informasi 2 Sistem Informasi
Kebencanaan
14 Satuan Pendidikan Aman dari 190 Orang 190 Orang
Bencana (SPAB)
15 Pembuatan dan Pemasangan 8600 Unit -
Rambu, Papan Evakuasi dan
Informasi Bencana (IDRIP)
16 Layanan Sistem Peringatan Dini 5 Layanan 5 Layanan
17 Pengelola Infrastruktur Darurat 100 Orang 100 Orang
18 Pendamping Penanganan Korban 570 Orang 810 Orang
dan Pengungsi
19 Pendampingan Sistem Komando 105 Orang 105 Orang
Penanganan Darurat Bencana dan
Keposkoan
20 Pemenuhan Kebutuhan Logistik PB 33 Paket 33 Paket
21 Bantuan Peralatan / Sarana 62 Unit 62 Unit
22 Distribusi Logistik dan Peralatan PB 1 Paket 1 Paket
23 Pendidikan dan Pelatihan Teknis PB 570 Orang 570 Orang
dan Simulasi PB di daerah

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 147


Capaian Output Program Prioritas Nasional Sebagian besar telah tercapai,
kecuali kegiatan yang anggarannya bersumber dari Pinjaman Luar Negeri atau
IDRIP. Dimana kegiatan IDRIP di tahun 2022 masih mendapat kendala dalam
melaksanakan kegiatannya.

3.4. Realisasi Anggaran Tahun 2022

Dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2022 BNPB


mendapatkan pagu awal sebesar Rp1,127 triliun sebagaimana DIPA Nomor: DIPA-
103.01.1.648521/2022 tanggal 17 November 2021 dan pagu akhir BNPB Tahun 2022
menjadi sebesar Rp5,4 triliun. Penambahan pagu BNPB diantaranya untuk
penanganan bencana alam sebesar Rp2 triliun dan penanganan Covid-19 & PMK
berupa Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp2,1 triliun:

Realisasi anggaran BNPB tahun 2022 sebagai berikut


Realisasi
No Program Pagu
Rp %
Program Ketahanan Bencana 5.194.077.796.000 4.799.884.392.734 92,41%
1.1 Rupiah Murni 327.338.885.000 326.594.472.794 99,77%
1.2 Dana Siap Pakai (DSP) 2.271.615.437.000 2.270.980.254.930 99,97%
1
1.3 Dana PEN 2.160.361.465.000 2.135.505.743.846 98,85%
1.4 Pinjaman Luar Negeri (IDRIP) 430.308.726.000 62.403.677.042 14,50%
1.5 Hibah 4.453.283.000 4.400.244.122 98,81%
Program Dukungan Manajemen 275.256.288.000 245.796.089.709 89,30%
2.1 Rupiah Murni 245.582.396.000 238.578.794.080 97,15%
2
2.3 PNBP 1.363.688.000 1.213.437.724 88,98%
2.4 Pinjaman Luar Negeri (IDRIP) 28.310.204.000 6.003.857.905 21,21%
Jumlah 5.469.334.084.000 5.045.680.482.443 92,25%
TOTAL (RUTIN) 572.921.281.000 565.173.266.874 98,65%

Realisasi anggaran BNPB pada tahun 2022 mencapai 92,25%, dengan


realisasi dana rutin sebesar 98,65%. Rendahnya serapan anggaran BNPB berada di
sumber dana Pinjaman Luar Negeri (IDRIP). Kedepannya, BNPB beserta jajarannya
akan terus berupaya optimal dalam kegiatan penanggulangan bencana baik bencana
alam maupun bencana non alam dengan tantangan dilapangan yang tidak mudah
namun tetap menjaga optimisme dalam setiap kesempatan.

148 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


3.5. Analisis Keberhasilan dan kegagalan

Pada tahun 2022, BNPB mengalami beberapa kendala dalam melaksanakan


kegiatan untuk mencapai taget yang ditetapkan, yaitu:
1. Kendala upaya peningkatan Indeks Ketahanan Daerah (IKD) dalam
menurunkan risiko bencana yakni pemotongan anggaran (refocussing) baik
ditingkat Pusat dan Daerah, sehingga upaya meningkatan ketahanan daerah
dalam penanggulangan bencana relatif terhambat.
2. Belum meratanya pemahaman dan penyelenggaraan upaya penanggulangan
bencana dan meningkatkan kemampuan atau kapasitas penanggulangan
bencana di Daerah.
3. Beberapa kegiatan yang bersumber dari pembiayaan PLN (IDRIP) tidak tercapai
dan tidak terserap sepenuhnya. Hal-hal yang menjadi kendala pada
program/kegiatan IDRIP, adalah sebagai berikut:
a. Terdapat perubahan – perubahan dalam desain IDRIP sehingga
membutuhkan waktu diskusi dan proses penyesuaian kembali baik di World
Bank maupun Pemerintah Indonesia, antara lain penyesuaian target lokasi
yang mengalami perubahan yang mana semula 25 Provinsi, 176 Kab/Kota,
2000 Desa/Kelurahan menjadi 20 Provinsi, 93 Kab/Kota dan 956 Desa
kemudian berubah kembali menjadi 17 Provinsi, 30 Kab/Kota dan 180
Desa/Kel sesuai dengan Loan Agreement dan Project Appraisal Document
IDRIP.
b. Perlu dilakukan sinkronisasi lokasi dan strategi pelaksanaan di Komponen 1
dan Komponen 2 sehubungan dengan perubahan target dan lokasi terbaru.
c. Pengunduran jadwal pengadaan karena masih memerlukan
perubahan/perbaikan TOR dan RAB dengan adanya perubahan target (lokasi
provinsi, kabupaten dan desa).

Keberhasilan yang telah dicapai BNPB ditahun 2022 diantaranya

1. Menurunnya Rata-rata angka kematian diperoleh salah satunya karena BNPB


memberikan dukungan pengerahan Sumber Daya Darurat, melaksanakan
kaji cepat Infrastruktur Darurat, dan Bimbingan Teknis Personil TRC Daerah.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 149


2. Rata-rata Kenaikan Indeks Pemulihan Pascabencana dicapai diantaranya
BNPB memberikan pendampingan petugas Pengkajian Kebutuhan
Pascabencana (Jitupasna) dan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana (R3P) serta pendampingan pembinaan ekonomi, sosial, dan
sumber daya air bagi masyarakat yang terdampak bencana.

150 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


PENERIMAAN PENGHARGAAN BNPB

8 Maret 2022 18 Mei 2022

BNPB melalui Pusdiklat PB Pengelolaan arsip di BNPB menjadi


mendapatkan penghargaan Salah satu yang terbaik yang
sebagai Unit Penyelenggara dinilai oleh Arsip Nasional
Pelayanan Publik Kategori Republik Indonesia (ANRI). Atas
Sangat Baik Lingkup K/L Tahun menerima kinerja ini, BNPB
2021 yang disampaikan mendapatkan penghargaan pada
Kementerian PAN RB kategori Nilai Pengawasan
Kearsipan 2021 di Pekanbaru

5 September 2022 22 September 2022

BNPB menerima penghargaan


BNPB meraih dua penghargaan untuk kategori Wajar Tanpa
dari Badan Kepegawaian Pengecualian (WTP) minimal
Nasional (BKN) Award dengan 10 kali berturut-turut atas
Laporan Keuangan BNPB
kategori Manajemen Aparatur
Tahun 2021. Penghargaan ini
Sipil Negara (ASN) Terbaik dan diberikan oleh Menteri
peringkat ke-3 Implementasi Keuangan kepada Kepala
Manajemen Kinerja. BNPB

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 151


PENUTUP

PENUTUP
Pagelaran Budaya Sadar Bencana

152 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Laporan Kinerja BNPB tahun 2022 disusun sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi BNPB. Laporan Kinerja
tahun 2022 merupakan tahun ketiga dalam periode RPJMN 2020-2024 sesuai dengan
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024. Penyusunan Laporan Kinerja BNPB mengacu
pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2019
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah.

Penetapan indikator kinerja merupakan tujuan dan sasaran strategis BNPB menuju
terwujudnya visi dan misi BNPB. Capaian kinerja merupakan wujud sinergi seluruh
jajaran BNPB dalam melaksanakan kegiatan dengan berbagai tantangan di tahun
2022. Namun demikian, upaya penyempurnaan dan perbaikan indikator kinerja akan
terus dilakukan melalui penetapan kinerja yang lebih terukur, berkualitas, dan
mencakup seluruh kegiatan BNPB.

Sepanjang tahun 2022, Indonesia tidak hanya menghadapi bencana alam namun juga
bencana non alam. Bencana alam di Indonesia terjadi diberbagai wilayah Indonesia
dengan bencana hidrometerologi seperti banjir, longsor dan puting beliung yang paling
banyak terjadi. Bencana non alam yaitu pandemi covid-19 dan Penyakit Mulut dan
Kuku (PMK) yang turut melanda dunia, menyebabkan masyarakat dan seluruh
kegiatan ekonomi dan pemerintah menjadi terbatas. Dalam menghadapi tantangan
bencana yang terus beragam perlu dilakukan upaya mendorong peningkatan
kinerja dan menghadapi tantangan ke depan yaitu:

1. Memperkuat koordinasi dan sosialisasi dengan kementerian/lembaga dan


pemerintah daerah guna memperkuat pemahaman stakeholder terkait dalam
penanggulangan bencana.
2. Memperkuat peran aktif Kolaborasi, Inklusif, Terpadu Aman bencana, agar
dapat lebih efektif dalam melaksanakan berbagai program dan kegiatan
sehingga capaian kinerja yang telah dilakukan memberikan manfaat sesuai
target sasaran yang ditetapkan.

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 153


3. Perencanaan pemenuhan logistik dan peralatan yang terstandar agar lebih
ditingkatkan untuk memperkuat kesiapsiagaan daerah dalam Penanggulangan
Bencana.
4. Menyiapkan strategi untuk upaya percepatan dalam pendataan pada Jitupasna
yang meliputi sektor perumahan, sektor infrastruktur, sektor ekonomi, sektor
sosial, dan lintas sektor.
5. Koordinasi pelaksanaan dan monitoring evaluasi pelaksanaan rencana aksi RB
BNPB serta menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi AKIP dan
KemenPANRB yang belum diselesaikan
6. Percepatan pelaksanaan kegiatan Prioritas Nasional.
7. Melakukan reviu dan evaluasi kinerja TA 2022, hal tersebut untuk dijadikan
bahan pertimbangan dan perbaikan dalam rangka pencapaian kinerja yang lebih
baik di tahun 2023,.
8. Strategi percepatan lainnya pada program/kegiatan IDRIP, diantaranya:
a. Penyesuaian kegiatan sesuai dengan NOL AWP IDRIP 2022 – 2024.
b. Berkoordinasi dengan BMKG untuk sinkronisasi lokasi dan kegiatan IDRIP
di Komponen 1 dan Komponen 2.
c. Melakukan pemetaan proyeksi pelaksanaan kegiatan di Quartal 4 TA 2022
dan proyeksi potensi lanjutan kegiatan di TA 2023.
9. Digitalisasi proses administrasi program atau kegiatan untuk efektivitas dan
efisiensi (penyederhanaan birokrasi).

Laporan Kinerja BNPB tahun 2022 ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
komprehensif dan transparan atas capaian kinerja dan strategi instansi dalam
mencapai tujuan instansi serta dapat menjadi bahan evaluasi dalam meningkatkan
capaian kinerja BNPB sehingga berdampak pada penanggulangan bencana yang
lebih baik.

154 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


LAMPIRAN
LAMPIRAN
Penanganan Covid-19, Vaksin dan Pembagian Masker

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 155


Lampiran 1. Perjanjian Kinerja

156 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 157
Lampiran 2. Nilai IRBI Tahun 2021-2022

158 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Lampiran 3. Kab/kota yang melaksanakan perhitungan IKD Tahun 2022

No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

1 Simeulue 0,29 0,29


2 Aceh Singkil 0,23 0,28
3 Aceh Selatan 0,22 0,30
4 Aceh Tenggara 0,36 0,41 0,34
5 Aceh Timur 0,42 0,42 0,42
6 Aceh Tengah 0,20 0,35
7 Aceh Barat 0,42 0,42
8 Aceh Besar 0,30 0,33 0,34
9 Pidie 0,27 0,29 0,32
10 Bireuen 0,21 0,34
11 Aceh Utara 0,29 0,35
12 Aceh Barat Daya 0,23 0,25
13 Gayo Lues 0,39 0,39
14 Aceh Tamiang 0,40 0,41 0,41
15 Nagan Raya 0,30 0,34
16 Aceh Jaya 0,47 0,48 0,38
17 Bener Meriah 0,36 0,37
18 Pidie Jaya 0,28 0,27
19 Kota Banda Aceh 0,60 0,58 0,59
20 Kota Sabang 0,42 0,45 0,30
21 Kota Langsa 0,32 0,36 0,42
22 Kota Lhokseumawe 0,49 0,41
23 Kota Subulussalam 0,26 0,26 0,31
24 Nias 0,34 0,31
25 Mandailing Natal 0,28 0,28
26 Tapanuli Selatan 0,39 0,42
27 Tapanuli Tengah 0,28 0,28
28 Tapanuli Utara 0,32 0,31
29 Toba Samosir 0,22 0,23
30 Labuhanbatu 0,23 0,28
31 Asahan 0,24 0,54
32 Simalungun 0,28 0,30
33 Dairi 0,41 0,45
34 Karo 0,46 0,49
35 Deli Serdang 0,35 0,40

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 159


No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

36 Langkat 0,37 0,24


37 Nias Selatan 0,42 0,32
38 Humbang Hasundutan 0,31 0,35
39 Pakpak Bharat 0,31 0,37
40 Samosir 0,27 0,26
41 Serdang Bedagai 0,51 0,37
42 Batu Bara 0,23 0,24
43 Padang Lawas Utara 0,27 0,32
44 Padang Lawas 0,20 0,33
45 Labuhanbatu Selatan 0,25 0,22
46 Labuhanbatu Utara 0,23 0,23
47 Nias Utara 0,26 0,26
48 Nias Barat 0,23 0,25
49 Kota Sibolga 0,26 0,26
50 Kota Tanjung Balai 0,28 0,31
51 Kota Pematangsiantar 0,29 0,29
52 Kota Tebing Tinggi 0,34 0,40
53 Kota Medan 0,64 0,62
54 Kota Binjai 0,21 0,23
55 Kota Padang Sidimpuan 0,27 0,26
56 Kota Gunungsitoli 0,27 0,30
57 Kepulauan Mentawai 0,20
58 Pesisir Selatan 0,50 0,53
59 Solok 0,20
60 Sijunjung 0,25
61 Tanah Datar 0,20
62 Padang Pariaman 0,47 0,48
63 Agam 0,43
64 Lima Puluh Kota 0,20
65 Pasaman 0,33
66 Solok Selatan 0,20
67 Dharmasraya 0,37
68 Pasaman Barat 0,20
69 Kota Padang 0,20 0,35
70 Kota Solok 0,20 0,43
71 Kota Sawahlunto 0,20 0,50

160 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

72 Kota Padang Panjang 0,20


73 Kota Bukittinggi 0,20 0,34
74 Kota Payakumbuh 0,20 0,28
75 Kota Pariaman 0,31 0,44
76 Kuantan Singingi 0,31 0,30
77 Indragiri Hulu 0,30 0,37
78 Indragiri Hilir 0,30 0,30
79 Pelalawan 0,27 0,29
80 Siak 0,45 0,48
81 Kampar 0,48 0,45
82 Rokan Hulu 0,25 0,29
83 Bengkalis 0,49 0,49
84 Rokan Hilir 0,42 0,39
85 Kepulauan Meranti 0,24 0,32
86 Kota Pekanbaru 0,34 0,30
87 Kota Dumai 0,20 0,30
88 Kerinci 0,49 0,47
89 Merangin 0,21 0,26
90 Sarolangun 0,55 0,36
91 Batanghari 0,20 0,29
92 Muaro Jambi 0,37 0,37
93 Tanjung Jabung Timur 0,20 0,26
94 Tanjung Jabung Barat 0,44 0,52
95 Tebo 0,20 0,24
96 Bungo 0,20 0,35
97 Kota Jambi 0,20 0,41
98 Kota Sungai Penuh 0,41 0,45
99 Ogan Komering Ulu 0,32 0,41
100 Ogan Komering Ilir 0,29 0,38
101 Muara Enim 0,30 0,34
102 Lahat 0,39 0,39
103 Musi Rawas 0,41 0,33
104 Musi Banyuasin 0,39 0,43
105 Banyuasin 0,33 0,39 0,45
106 Ogan Komering Ulu Selatan 0,43 0,57
107 Ogan Komering Ulu Timur 0,24 0,32

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 161


No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

108 Ogan Ilir 0,46 0,40 0,38


109 Empat Lawang 0,36 0,32
110 Penukal Abab Lematang Ilir 0,20 0,44
111 Musi Rawas Utara 0,33 0,43
112 Kota Palembang 0,22 0,25
113 Kota Prabumulih 0,23 0,30
114 Kota Pagar Alam 0,20 0,25
115 Kota LubukLinggau 0,32 0,31
116 Bengkulu Selatan 0,26
117 Rejang Lebong 0,64 0,24
118 Bengkulu Utara 0,47 0,34
119 Kaur 0,36 0,44
120 Seluma 0,58 0,43
121 MukoMuko 0,33
122 Lebong 0,30 0,37
123 Kepahiang 0,20 0,64
124 Bengkulu Tengah 0,36
125 Kota Bengkulu 0,20 0,34
126 Lampung Barat 0,54 0,32
127 Tanggamus 0,52 0,36
128 Lampung Selatan 0,20 0,40
129 Lampung Timur 0,20 0,22
130 Lampung Tengah 0,20 0,44
131 Lampung Utara 0,20 0,27
132 Way Kanan 0,20 0,45
133 Tulang Bawang 0,20 0,44
134 Pesawaran 0,20 0,38
135 Pringsewu 0,22 0,26
136 Mesuji 0,20 0,32
137 Tulang Bawang Barat 0,20 0,32
138 Pesisir Barat 0,20 0,26
139 Kota Bandar Lampung 0,46 0,76
140 Kota Metro 0,53 0,50
141 Bangka 0,28 0,29
142 Belitung 0,28 0,35 0,49
143 Bangka Barat 0,31 0,32

162 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

144 Bangka Tengah 0,30 0,31


145 Bangka Selatan 0,29 0,33
146 Belitung Timur 0,27 0,28
147 Kota PangkalPinang 0,26 0,28
148 Karimun 0,20 0,21
149 Bintan 0,29 0,30
150 Natuna 0,20 0,20
151 Lingga 0,30 0,38
152 Kepulauan Anambas 0,44 0,47
153 Kota Batam 0,35 0,54
154 Kota Tanjungpinang 0,20 0,21
155 Kepulauan Seribu 0,55 0,64 0,52
156 Jakarta Selatan 0,55 0,64 0,52
157 Jakarta Timur 0,55 0,64 0,52
158 Jakarta Pusat 0,55 0,64 0,52
159 Jakarta Barat 0,55 0,64 0,52
160 Jakarta Utara 0,55 0,64 0,52
161 Bogor 0,50 0,51
162 Sukabumi 0,38 0,43
163 Cianjur 0,34 0,52 0,50
164 Bandung 0,42 0,52
165 Garut 0,39 0,56 0,65
166 Tasikmalaya 0,49 0,50
167 Ciamis 0,62 0,70 0,64
168 Kuningan 0,50 0,64 0,68
169 Cirebon 0,50 0,50
170 Majalengka 0,59 0,66 0,62
171 Sumedang 0,55 0,63 0,49
172 Indramayu 0,86 0,90 0,64
173 Subang 0,32 0,35 0,43
174 Purwakarta 0,30 0,47 0,41
175 Karawang 0,33 0,39 0,40
176 Bekasi 0,43 0,48
177 Bandung Barat 0,52 0,47
178 Pangandaran 0,76 0,50
179 Kota Bogor 0,84 0,74

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 163


No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

180 Kota Sukabumi 0,49 0,53


181 Kota Bandung 0,58 0,59
182 Kota Cirebon 0,49 0,57
183 Kota Bekasi 0,41 0,33
184 Kota Depok 0,50 0,53
185 Kota Cimahi 0,58 0,65 0,65
186 Kota Tasikmalaya 0,34 0,35
187 Kota Banjar 0,25 0,39
188 Cilacap 0,79 0,81 0,84
189 Banyumas 0,34 0,70 0,80
190 Purbalingga 0,42 0,43
191 Banjarnegara 0,48 0,65 0,79
192 Kebumen 0,55 0,87 0,90
193 Purworejo 0,53 0,68 0,69
194 Wonosobo 0,78 0,84
195 Magelang 0,81 0,96 0,95
196 Boyolali 0,56 0,82
197 Klaten 0,71 0,92 0,94
198 Sukoharjo 0,27 0,56
199 Wonogiri 0,47 0,62 0,65
200 Karanganyar 0,50 0,75 0,79
201 Sragen 0,40
202 Grobogan 0,47 0,67 0,81
203 Blora 0,38 0,51 0,52
204 Rembang 0,38 0,64 0,65
205 Pati 0,31 0,34 0,37
206 Kudus 0,33 0,45 0,68
207 Jepara 0,38 0,51 0,57
208 Demak 0,57 0,57 0,59
209 Semarang 0,51 0,74 0,75
210 Temanggung 0,39 0,51 0,54
211 Kendal 0,55 0,52 0,59
212 Batang 0,37 0,40
213 Pekalongan 0,36 0,45 0,45
214 Pemalang 0,40 0,66 0,76
215 Tegal 0,50 0,64 0,68

164 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

216 Brebes 0,41 0,49 0,54


217 Kota Magelang 0,20 0,32
218 Kota Surakarta 0,53 0,65 0,81
219 Kota Salatiga 0,20 0,33
220 Kota Semarang 0,50 0,64 0,65
221 Kota Pekalongan 0,37 0,41 0,41
222 Kota Tegal 0,20 0,48
223 Kulon Progo 0,51 0,63
224 Bantul 0,69 0,50
225 Gunungkidul 0,48 0,66
226 Sleman 0,73 0,60
227 Kota Yogyakarta 0,56 0,65
228 Pacitan 0,57 0,66 0,66
229 Ponorogo 0,45 0,54 0,55
230 Trenggalek 0,58 0,58 0,61
231 Tulungagung 0,57 0,65 0,65
232 Blitar 0,43 0,56 0,61
233 Kediri 0,52 0,54 0,59
234 Malang 0,51 0,55 0,58
235 Lumajang 0,70 0,75 0,75
236 Jember 0,40 0,55 0,57
237 Banyuwangi 0,61 0,69 0,70
238 Bondowoso 0,34 0,76 0,57
239 Situbondo 0,44 0,71 0,64
240 Probolinggo 0,30 0,60 0,59
241 Pasuruan 0,70 0,72 0,72
242 Sidoarjo 0,67 0,73 0,73
243 Mojokerto 0,57 0,69 0,66
244 Jombang 0,41 0,42 0,43
245 Nganjuk 0,52 0,54 0,57
246 Madiun 0,53 0,53 0,54
247 Magetan 0,43 0,59 0,61
248 Ngawi 0,32 0,38 0,41
249 Bojonegoro 0,51 0,56 0,57
250 Tuban 0,32 0,46 0,49
251 Lamongan 0,59 0,62 0,59

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 165


No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

252 Gresik 0,57 0,61 0,52


253 Bangkalan 0,40 0,56 0,50
254 Sampang 0,35 0,47 0,51
255 Pamekasan 0,20 0,63 0,67
256 Sumenep 0,37 0,53 0,53
257 Kota Kediri 0,51 0,65 0,71
258 Kota Blitar 0,38 0,38 0,37
259 Kota Malang 0,43 0,56 0,60
260 Kota Probolinggo 0,50 0,55 0,57
261 Kota Pasuruan 0,58 0,58 0,59
262 Kota Mojokerto 0,25 0,25
263 Kota Madiun 0,42 0,42 0,45
264 Kota Surabaya 0,38 0,42 0,43
265 Kota Batu 0,56 0,56 0,62
266 Pandeglang 0,49 0,78 0,75
267 Lebak 0,21 0,66 0,56
268 Tangerang 0,54 0,70 0,70
269 Serang 0,27 0,58 0,64
270 Kota Tangerang 0,20 0,35 0,55
271 Kota Cilegon 0,56 0,56 0,57
272 Kota Serang 0,23 0,46 0,47
273 Kota Tangerang Selatan 0,40 0,50 0,53
274 Jembrana 0,41 0,43 0,43
275 Tabanan 0,41 0,41 0,46
276 Badung 0,64 0,64 0,38
277 Gianyar 0,39 0,39 0,34
278 Klungkung 0,56 0,57 0,49
279 Bangli 0,46 0,41 0,42
280 Karangasem 0,67 0,67 0,57
281 Buleleng 0,61 0,77 0,59
282 Kota Denpasar 0,52 0,52 0,54
283 Lombok Barat 0,61 0,72
284 Lombok Tengah 0,44 0,49
285 Lombok Timur 0,46 0,57
286 Sumbawa 0,29
287 Dompu 0,61 0,52

166 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

288 Bima 0,52 0,48


289 Sumbawa Barat 0,51
290 Lombok Utara 0,75 0,73
291 Kota Mataram 0,52

292 Kota Bima 0,55 0,59


293 Sumba Barat 0,20 0,35
294 Sumba Timur 0,30 0,37
295 Kupang 0,30
296 Timor Tengah Selatan 0,42
297 Timor Tengah Utara 0,20
298 Belu 0,23
299 Alor 0,50 0,54
300 Lembata 0,20 0,47
301 Flores Timur 0,20
302 Sikka 0,50 0,48
303 Ende 0,51 0,50
304 Ngada 0,20
305 Manggarai 0,20
306 Rote Ndao 0,28 0,47
307 Manggarai Barat 0,28 0,45
308 Sumba Tengah 0,20 0,38
309 Sumba Barat Daya 0,32
310 Nagekeo 0,20
311 Manggarai Timur 0,30 0,40
312 Sabu Raijua 0,23
313 Malaka 0,20 0,35
314 Kota Kupang 0,41 0,43
315 Sambas 0,38 0,52
316 Bengkayang 0,74 0,41
317 Landak 0,20 0,37
318 Mempawah 0,38 0,38
319 Sanggau 0,20 0,37
320 Ketapang 0,50
321 Sintang 0,43 0,25
322 Kapuas Hulu 0,27 0,35
323 Sekadau 0,20 0,42

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 167


No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

324 Melawi 0,20 0,22


325 Kayong Utara 0,33 0,49
326 Kubu Raya 0,20
327 Kota Pontianak 0,45
328 Kota Singkawang 0,20 0,26
329 Kotawaringin Barat 0,43 0,50
330 Kotawaringin Timur 0,29 0,49
331 Kapuas 0,21 0,46
332 Barito Selatan 0,20 0,43
333 Barito Utara 0,35 0,39
334 Sukamara 0,21 0,36
335 Lamandau 0,20 0,48
336 Seruyan 0,21 0,40
337 Katingan 0,26 0,36
338 Pulang Pisau 0,57 0,66
339 Gunung Mas 0,21 0,29
340 Barito Timur 0,36 0,47
341 Murung Raya 0,20 0,31
342 Kota Palangkaraya 0,57 0,55
343 Tanah Laut 0,24 0,54
344 Kotabaru 0,20 0,48
345 Banjar 0,41 0,49
346 Barito Kuala 0,39 0,58
347 Tapin 0,42 0,62
348 Hulu Sungai Selatan 0,31 0,39
349 Hulu Sungai Tengah 0,36 0,40
350 Hulu Sungai Utara 0,27 0,31
351 Tabalong 0,33 0,54
352 Tanah Bumbu 0,43 0,62
353 Balangan 0,39 0,39 0,43
354 Kota Banjarmasin 0,20 0,56
355 Kota Banjarbaru 0,24 0,52
356 Paser 0,26 0,31
357 Kutai Barat 0,25 0,34
358 Kutai Kartanegara 0,49 0,49 0,46
359 Kutai Timur 0,26 0,38

168 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

360 Berau 0,31 0,42


361 Penajam Paser Utara 0,34 0,38 0,42
362 Mahakam Ulu 0,20 0,25
363 Kota Balikpapan 0,21 0,63
364 Kota Samarinda 0,45 0,59
365 Kota Bontang 0,47 0,53
366 Malinau 0,20
367 Bulungan 0,20
368 Tana Tidung 0,33 0,33
369 Nunukan 0,20
370 Kota Tarakan 0,44 0,40
371 Bolaang Mongondow 0,85 0,68
372 Minahasa 0,37 0,38
373 Kepulauan Sangihe 0,34 0,31
374 Kepulauan Talaud 0,26 0,35
375 Minahasa Selatan 0,49 0,44
376 Minahasa Utara 0,37 0,38
377 Bolaang Mongondow Utara 0,25 0,25
378 Kep. Siau Tagulandang Biaro 0,57 0,60
379 Minahasa Tenggara 0,39 0,42
380 Bolaang Mongondow Selatan 0,20 0,39
381 Bolaang Mongondow Timur 0,40 0,49
382 Kota Manado 0,51 0,61
383 Kota Bitung 0,65 0,61
384 Kota Tomohon 0,20 0,41
385 Kota Kotamobagu 0,34 0,42
386 Banggai Kepulauan 0,20 0,24
387 Banggai 0,20 0,31
388 Morowali 0,20 0,30
389 Poso 0,49 0,45
390 Donggala 0,20
391 ToliToli 0,25 0,42
392 Buol 0,20 0,21
393 Parigi Moutong 0,63 0,63
394 Tojo Una-Una 0,20 0,24
395 Sigi 0,40 0,41

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 169


No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

396 Banggai Laut 0,20


397 Morowali Utara 0,28 0,29
398 Kota Palu 0,20 0,52
399 Kepulauan Selayar 0,20 0,35
400 Bulukumba 0,24 0,30
401 Bantaeng 0,63 0,63
402 Jeneponto 0,20 0,23
403 Takalar 0,38 0,38
404 Gowa 0,62 0,51
405 Sinjai 0,32 0,32
406 Maros 0,39 0,42
407 Pangkajene dan Kepulauan 0,28 0,29
408 Barru 0,48 0,49
409 Bone 0,37 0,41
410 Soppeng 0,31 0,30
411 Wajo 0,20 0,22
412 Sidenreng Rappang 0,29 0,28
413 Pinrang 0,48 0,49
414 Enrekang 0,37 0,41
415 Luwu 0,37 0,35
416 Tana Toraja 0,20 0,24
417 Luwu Utara 0,49 0,54
418 Luwu Timur 0,30 0,44
419 Toraja Utara 0,20 0,26

420 Kota Makassar 0,40 0,46


421 Kota Pare Pare 0,29 0,37
422 Kota Palopo 0,40 0,43
423 Buton 0,31 0,36
424 Muna 0,20 0,29
425 Konawe 0,20
426 Kolaka 0,43
427 Konawe Selatan 0,38 0,41
428 Bombana 0,20 0,38
429 Wakatobi 0,30 0,32
430 Kolaka Utara 0,20 0,27
431 Buton Utara 0,20 0,42

170 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

432 Konawe Utara 0,40 0,40


433 Kolaka Timur 0,30
434 Konawe Kepulauan 0,20
435 Muna Barat 0,20 0,26
436 Buton Tengah 0,29 0,32
437 Buton Selatan 0,27
438 Kota Kendari 0,54 0,59
439 Kota Bau Bau 0,28 0,27
440 Boalemo 0,31 0,38
441 Gorontalo 0,65
442 Pahuwato 0,28
443 Bone Bolango 0,20 0,44
444 Gorontalo Utara 0,35
445 Kota Gorontalo 0,69 0,66
446 Majene 0,20 0,38
447 Polewali Mandar 0,47 0,52
448 Mamasa 0,38
449 Mamuju 0,39 0,21
450 Mamuju Utara 0,20 0,20
451 Mamuju Tengah 0,20 0,23
452 Maluku Tenggara Barat 0,20
453 Maluku Tenggara 0,24
454 Maluku Tengah 0,60 0,41
455 Buru 0,44 0,30
456 Kepulauan Aru 0,20
457 Seram Bagian Barat 0,22 0,32
458 Seram Bagian Timur 0,20
459 Maluku Barat Daya 0,20 0,36
460 Buru Selatan 0,32 0,28
461 Kota Ambon 0,61 0,58
462 Kota Tual 0,20
463 Halmahera Barat 0,20
464 Halmahera Tengah 0,20
465 Kepulauan Sula 0,42
466 Halmahera Selatan 0,20 0,24
467 Halmahera Utara 0,45 0,45

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 171


No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

468 Halmahera Timur 0,21 0,31


469 Pulau Morotai 0,43 0,42
470 Pulau Taliabu 0,39 0,30
471 Kota Ternate 0,54 0,53
472 Kota Tidore Kepulauan 0,22 0,26
473 FAKFAK 0,20 0,22
474 KAIMANA 0,25 0,28
475 TELUK WONDAMA 0,35
476 TELUK BINTUNI 0,27
477 MANOKWARI 0,43
478 SORONG SELATAN 0,24 0,27
479 SORONG 0,20
480 RAJA AMPAT 0,33
481 TAMBRAUW 0,20
482 MAYBRAT 0,24
483 MANOKWARI SELATAN 0,26 0,21
484 PEGUNUNGAN ARFAK 0,21
485 KOTA SORONG 0,28
486 MERAUKE 0,20
487 JAYAWIJAYA 0,20
488 JAYAPURA 0,20
489 NABIRE 0,40
490 KEPULAUAN YAPEN 0,20
491 BIAK NUMFOR 0,20
492 PANIAI 0,20
493 PUNCAK JAYA 0,21
494 MIMIKA 0,20
495 BOVEN DIGOEL 0,20
496 MAPPI 0,20
497 ASMAT 0,20
498 YAHUKIMO 0,20
499 PEGUNUNGAN BINTANG 0,20
500 TOLIKARA 0,20
501 SARMI 0,35
502 KEEROM 0,20 0,23
503 WAROPEN 0,20

172 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


No. Kab/Kota IKD 2020 IKD 2021 IKD 2022

504 SUPIORI 0,20


505 MAMBERAMO RAYA 0,20
506 NDUGA 0,20
507 LANNY JAYA 0,20
508 MAMBERAMO TENGAH 0,20
509 YALIMO 0,20
510 PUNCAK 0,21
511 DOGIYAI 0,20
512 INTAN JAYA 0,20
513 DEIYAI 0,20
514 KOTA JAYAPURA 0,54 0,63

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 173


Lampiran 4. Rekap Dokumen RPB di Daerah
1. Rekap RPB Provinsi
No Provinsi Status RPB Periode RPB
1 ACEH RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
2 SUMATERA UTARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
3 SUMATERA BARAT RPB Aktif 2021-2025
4 RIAU RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
5 JAMBI RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
6 SUMATERA SELATAN RPB Aktif 2021-2025
7 BENGKULU RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
8 LAMPUNG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
9 KEP. BANGKA BELITUNG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
10 KEP. RIAU RPB Aktif 2023-2027
11 DKI JAKARTA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
12 JAWA BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
13 JAWA TENGAH RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
14 DI YOGYAKARTA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2022
15 JAWA TIMUR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
16 BANTEN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
17 BALI RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
18 NUSA TENGGARA BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
19 NUSA TENGGARA TIMUR RPB Aktif 2018 -2023
20 KALIMANTAN BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
21 KALIMANTAN TENGAH RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
22 KALIMANTAN SELATAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
23 KALIMANTAN TIMUR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
25 SULAWESI UTARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
26 SULAWESI TENGAH RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
27 SULAWESI SELATAN RPB Aktif 2021-2025
28 SULAWESI TENGGARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
29 GORONTALO RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
30 SULAWESI BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
31 MALUKU RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
32 MALUKU UTARA RPB Aktif 2020-2024
33 PAPUA BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
34 PAPUA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016

174 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


2. Rekap Dokumen RPB di kab/kota
No Provinsi Kab/Kota Status RPB Periode RPB
1 ACEH ACEH BESAR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
2 ACEH PIDIE RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
3 ACEH ACEH UTARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
4 ACEH NAGAN RAYA RPB Aktif 2020-2024
5 ACEH ACEH JAYA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
6 ACEH KOTA LANGSA RPB Aktif 2021-2025
7 RIAU INDRAGIRI HILIR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
8 SUMATERA UTARA NIAS RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
9 SUMATERA UTARA TAPANULI TENGAH RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
10 SUMATERA UTARA SIMALUNGUN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
11 SUMATERA UTARA DAIRI RPB Aktif 2019-2023
12 SUMATERA UTARA KARO RPB Aktif 2019-2023
13 SUMATERA UTARA DELI SERDANG RPB Aktif 2019-2023
14 SUMATERA UTARA LANGKAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
15 SUMATERA UTARA KOTA SIBOLGA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
16 SUMATERA UTARA KOTA MEDAN RPB Aktif 2023-2027
17 SUMATERA UTARA KOTA GUNUNGSITOLI RPB Aktif 2020-2024
18 SUMATERA BARAT KEPULAUAN MENTAWAI RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
19 SUMATERA BARAT PESISIR SELATAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
20 SUMATERA BARAT SOLOK RPB Aktif 2020-2025
21 SUMATERA BARAT TANAH DATAR RPB Aktif 2021-2025
22 SUMATERA BARAT PADANG PARIAMAN RPB Aktif 2022-2025
23 SUMATERA BARAT AGAM RPB Aktif 2021-2025
24 SUMATERA BARAT PASAMAN BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
25 SUMATERA BARAT KOTA PADANG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
26 SUMATERA BARAT KOTA PADANG PANJANG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2018
27 SUMATERA BARAT KOTA BUKITTINGGI RPB Aktif 2019-2023
28 SUMATERA BARAT KOTA PARIAMAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
29 JAWA TENGAH JEPARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2016-2020
30 DI YOGYAKARTA KOTA YOGYAKARTA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
31 JAWA TIMUR BANYUWANGI RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
32 JAMBI KERINCI RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
33 JAMBI SAROLANGUN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
34 JAMBI KOTA SUNGAI PENUH RPB Aktif 2021-2025
35 JAWA TIMUR SUMENEP RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
36 SUMATERA SELATAN MUARA ENIM RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif
37 BALI TABANAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2021
38 BALI GIANYAR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
39 BALI BULELENG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
40 SUMATERA SELATAN BANYUASIN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
41 BALI KOTA DENPASAR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
42 NUSA TENGGARA LOMBOK TENGAH
BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
43 NUSA TENGGARA DOMPU
BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
44 NUSA TENGGARA KOTA BIMA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif
BARAT 2015-2019

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 175


No Provinsi Kab/Kota Status RPB Periode RPB
45 BENGKULU BENGKULU UTARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
46 BENGKULU SELUMA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
47 BENGKULU MUKOMUKO RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
48 KALIMANTAN TANAH LAUT
SELATAN RPB Aktif 2019-2023
49 LAMPUNG TANGGAMUS RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
50 LAMPUNG LAMPUNG SELATAN RPB Aktif 2022-2026
51 LAMPUNG MESUJI RPB Aktif 2022-2027
52 KALIMANTAN TABALONG
SELATAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2016-2020
53 LAMPUNG KOTA BANDAR LAMPUNG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2021
54 KALIMANTAN TIMUR KOTA BALIKPAPAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2021
55 KEP. BANGKA KOTA PANGKAL PINANG
BELITUNG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
56 KALIMANTAN TIMUR KOTA BONTANG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
57 KALIMANTAN UTARA KOTA TARAKAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
58 SULAWESI SELATAN LUWU TIMUR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
59 SULAWESI SELATAN TORAJA UTARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2021
60 DKI JAKARTA KEPULAUAN SERIBU RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
61 DKI JAKARTA KODYA JAKARTA SELATAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
62 DKI JAKARTA KODYA JAKARTA TIMUR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
63 DKI JAKARTA KODYA JAKARTA PUSAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
64 DKI JAKARTA KODYA JAKARTA BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
65 DKI JAKARTA KODYA JAKARTA UTARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2012-2016
66 JAWA BARAT SUKABUMI RPB Aktif 2020-2024
67 JAWA BARAT CIANJUR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2015-2019
68 JAWA BARAT BANDUNG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
69 JAWA BARAT TASIKMALAYA RPB Aktif 2020-2024
70 JAWA BARAT CIAMIS RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
71 JAWA BARAT CIREBON RPB Aktif 2019-2023
72 JAWA BARAT BANDUNG BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
73 JAWA BARAT PANGANDARAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
74 JAWA BARAT KOTA BOGOR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
75 JAWA TENGAH CILACAP RPB Aktif 2020-2024
76 JAWA TENGAH KEBUMEN RPB Aktif 2021-2025
77 JAWA TENGAH PURWOREJO RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
78 JAWA TENGAH MAGELANG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
79 JAWA TENGAH KLATEN RPB Aktif 2020-2024
80 JAWA TENGAH WONOGIRI RPB Aktif 2019-2023
81 JAWA TENGAH KARANGANYAR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2021
82 JAWA TENGAH BLORA RPB Aktif 2022-2026
83 JAWA TENGAH PATI RPB Aktif 2023-2027
84 SULAWESI KOLAKA
TENGGARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
85 JAWA TENGAH DEMAK RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2021
86 JAWA TENGAH SEMARANG RPB Aktif 2020-2024
87 JAWA TENGAH KENDAL RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2021
88 JAWA TENGAH PEMALANG RPB Aktif 2021-2025
89 JAWA TENGAH TEGAL RPB Aktif 2023-2027

176 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


No Provinsi Kab/Kota Status RPB Periode RPB
90 JAWA TENGAH BREBES RPB Aktif 2021-2025
91 JAWA TENGAH KOTA SEMARANG RPB Aktif 2019-2023
92 DI YOGYAKARTA KULON PROGO RPB Aktif 2023-2026
93 DI YOGYAKARTA BANTUL RPB Aktif 2019-2024
94 DI YOGYAKARTA GUNUNG KIDUL RPB Aktif 2019-2023
95 DI YOGYAKARTA SLEMAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
96 JAWA TIMUR PACITAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
97 JAWA TIMUR TRENGGALEK RPB Aktif 2020-2024
98 JAWA TIMUR TULUNGAGUNG RPB Aktif 2020-2025
99 JAWA TIMUR BLITAR RPB Aktif 2021-2025
100 JAWA TIMUR KEDIRI RPB Aktif 2021-2026
101 JAWA TIMUR MALANG RPB Aktif 2022-2027
102 JAWA TIMUR LUMAJANG RPB Aktif 2019-2023
103 JAWA TIMUR JEMBER RPB Aktif 2022-2026
104 JAWA TIMUR BONDOWOSO RPB Aktif 2022-2027
105 JAWA TIMUR SITUBONDO RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2015-2019
106 JAWA TIMUR PROBOLINGGO RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2022
107 JAWA TIMUR PASURUAN RPB Aktif 2019-2024
108 JAWA TIMUR SIDOARJO RPB Aktif 2021-2026
109 JAWA TIMUR MOJOKERTO RPB Aktif 2019-2024
110 JAWA TIMUR JOMBANG RPB Aktif 2022-2026
111 JAWA TIMUR NGANJUK RPB Aktif 2021-2026
112 JAWA TIMUR MADIUN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2016-2021
113 JAWA TIMUR MAGETAN RPB Aktif 2022-2026
114 JAWA TIMUR BOJONEGORO RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
115 JAWA TIMUR TUBAN RPB Aktif 2022-2027
116 JAWA TIMUR LAMONGAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2021
117 JAWA TIMUR GRESIK RPB Aktif 2021-2026
118 JAWA TIMUR SAMPANG RPB Aktif 2023-2027
119 JAWA TIMUR PAMEKASAN RPB Aktif 2022-2027
120 GORONTALO POHUWATO RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif
121 JAWA TIMUR KOTA KEDIRI RPB Aktif 2021-2025
122 JAWA TIMUR KOTA BLITAR RPB Aktif 2022-2026
123 JAWA TIMUR KOTA MALANG RPB Aktif 2021-2025
124 JAWA TIMUR KOTA PROBOLINGGO RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2022
125 JAWA TIMUR KOTA BATU RPB Aktif 2022-2026
126 GORONTALO KOTA GORONTALO RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
127 BANTEN LEBAK RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
128 BANTEN TANGERANG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
129 BANTEN KOTA CILEGON RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2021
130 PAPUA BARAT MANOKWARI RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
131 BALI BADUNG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
132 ACEH KOTA LHOKSEUMAWE RPB Aktif 2019-2023
133 BALI KARANG ASEM RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
134 NUSA TENGGARA LOMBOK BARAT
BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2015-2019
135 NUSA TENGGARA LOMBOK TIMUR
BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2015-2019

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 177


No Provinsi Kab/Kota Status RPB Periode RPB
136 NUSA TENGGARA SUMBAWA
BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2015-2019
137 NUSA TENGGARA BIMA
BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2015-2019
138 NUSA TENGGARA SUMBAWA BARAT
BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
139 NUSA TENGGARA LOMBOK UTARA RPB Aktif
BARAT 2022-2025
140 NUSA TENGGARA KOTA MATARAM
BARAT RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
141 NUSA TENGGARA TIMOR TENGAH SELATAN
TIMUR RPB Aktif 2019-2023
142 NUSA TENGGARA BELU
TIMUR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
143 NUSA TENGGARA ENDE
TIMUR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
144 NUSA TENGGARA NGADA
TIMUR RPB Aktif 2019-2023
145 NUSA TENGGARA MANGGARAI
TIMUR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
146 NUSA TENGGARA MANGGARAI TIMUR
TIMUR RPB Aktif 2021-2025
147 OGAN KOMERING ULU
SUMATERA SELATAN
SELATAN RPB Aktif 2022-2026
148 NUSA TENGGARA KOTA KUPANG
TIMUR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
149 KALIMANTAN BARAT SAMBAS RPB Aktif 2020-2024
150 KALIMANTAN BARAT BENGKAYANG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
151 KALIMANTAN BARAT LANDAK RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2022
152 KALIMANTAN BARAT SANGGAU RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2019
153 SUMATERA SELATAN OGAN ILIR RPB Aktif 2022-2026
154 KALIMANTAN BARAT KOTA PONTIANAK RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
155 KALIMANTAN BARAT KOTA SINGKAWANG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
156 KALIMANTAN TENGAH KOTAWARINGIN BARAT RPB Aktif 2018-2023
157 KALIMANTAN TENGAH KAPUAS RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
158 BENGKULU KOTA BENGKULU RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
159 KEP. RIAU BINTAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2022-2026
160 KEP. RIAU LINGGA RPB Aktif 2019-2023
161 KALIMANTAN KOTA BARU
SELATAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
162 KALIMANTAN BARITO KUALA
SELATAN RPB Aktif 2019-2023
163 KALIMANTAN TAPIN
SELATAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
164 BANTEN PANDEGLANG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
165 BALI BANGLI RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2015-2019
166 NUSA TENGGARA ALOR
TIMUR RPB Aktif 2019-2023
167 NUSA TENGGARA SIKKA
TIMUR RPB Aktif 2019-2023
168 NUSA TENGGARA MANGGARAI BARAT
TIMUR RPB Aktif 2020-2024
169 KALIMANTAN TIMUR KUTAI BARAT RPB Aktif 2020-2024
170 KALIMANTAN TIMUR KUTAI KARTANEGARA RPB Aktif 2021-2025
171 KALIMANTAN TIMUR PENAJAM PASER UTARA RPB Aktif 2021-2025
172 KALIMANTAN TIMUR KOTA SAMARINDA RPB Aktif 2022-2026
173 KALIMANTAN BARAT SINTANG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022

178 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


No Provinsi Kab/Kota Status RPB Periode RPB
174 KALIMANTAN UTARA NUNUKAN RPB Aktif 2019-2023
175 SULAWESI UTARA BOLAANG MONGONDOW RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
176 SULAWESI UTARA MINAHASA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
177 SULAWESI UTARA KEPULAUAN SANGIHE RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
178 SULAWESI UTARA KEPULAUAN TALAUD RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
179 SULAWESI UTARA MINAHASA SELATAN RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
180 SULAWESI UTARA MINAHASA UTARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
181 BOLAANG MONGONDOW
SULAWESI UTARA
UTARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
182 SULAWESI UTARA SIAU TAGULANDANG BIARO RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
183 SULAWESI UTARA MINAHASA TENGGARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
184 BOLAANG MONGONDOW RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif
SULAWESI UTARA
SELATAN 2014-2018
185 BOLAANG MONGONDOW
SULAWESI UTARA
TIMUR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
186 SULAWESI UTARA KOTA MANADO RPB Aktif 2021-2025
187 SULAWESI UTARA KOTA BITUNG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
188 SULAWESI UTARA KOTA TOMOHON RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2014-2018
189 SULAWESI UTARA KOTA KOTAMOBAGU RPB Aktif 2021-2025
190 SULAWESI TENGAH POSO RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
191 SULAWESI TENGAH DONGGALA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2021
192 SULAWESI TENGAH TOLI-TOLI RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
193 SULAWESI TENGAH PARIGI MOUTONG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
194 SULAWESI TENGAH SIGI RPB Aktif 2022-2026
195 KALIMANTAN TENGAH SERUYAN RPB Aktif 2022-2026
196 SULAWESI TENGAH KOTA PALU RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2022-2027
197 SULAWESI SELATAN BANTAENG RPB Aktif 2019-2023
198 KALIMANTAN TENGAH KOTA PALANGKA RAYA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
199 SULAWESI SELATAN TAKALAR RPB Aktif 2019-2023
200 KALIMANTAN BANJAR RPB Aktif
SELATAN 2020-2024
201 SULAWESI SELATAN MAROS RPB Aktif 2019-2023
202 SULAWESI SELATAN BARRU RPB Aktif 2023-2027
203 SULAWESI SELATAN BONE RPB Aktif 2023-2027
204 SULAWESI SELATAN WAJO RPB Aktif 2023-2027
205 SULAWESI TENGAH MOROWALI RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
206 SULAWESI KONAWE
TENGGARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
207 SULAWESI KOTA KENDARI
TENGGARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
208 SULAWESI SELATAN ENREKANG RPB Aktif 2022-2026
209 GORONTALO GORONTALO RPB Aktif 2022-2026
210 SULAWESI BOMBANA
TENGGARA RPB Aktif 2021-2025
211 GORONTALO BONE BOLANGO RPB Aktif 2022-2027
212 SULAWESI KOLAKA UTARA
TENGGARA RPB Aktif 2021-2025
213 SULAWESI BARAT MAJENE RPB Aktif 2020-2024
214 SULAWESI BARAT POLEWALI MANDAR RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
215 SULAWESI BARAT MAMUJU RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
216 MALUKU MALUKU TENGGARA RPB Aktif 2019-2023

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 179


No Provinsi Kab/Kota Status RPB Periode RPB
217 MALUKU BURU RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
218 MALUKU SERAM BAGIAN BARAT RPB Aktif 2019-2023
219 MALUKU SERAM BAGIAN TIMUR RPB Aktif 2019-2023
220 MALUKU KOTA AMBON RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
221 MALUKU UTARA HALMAHERA SELATAN RPB Aktif 2020-2024
222 MALUKU UTARA HALMAHERA UTARA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
223 MALUKU UTARA HALMAHERA TIMUR RPB Aktif 2019-2023
224 MALUKU UTARA KOTA TERNATE RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
225 MALUKU UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN RPB Aktif 2019-2023
226 PAPUA BARAT TELUK WONDAMA RPB Aktif 2019-2023
227 PAPUA BARAT SORONG RPB Aktif 2019-2023
228 PAPUA BARAT RAJA AMPAT RPB Aktif 2019-2023
229 PAPUA BARAT KOTA SORONG RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2018-2022
230 PAPUA MERAUKE RPB Aktif 2019-2023
231 PAPUA JAYAPURA RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2021
232 PAPUA NABIRE RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2013-2017
233 PAPUA KEPULAUAN YAPEN RPB Aktif 2019-2023
234 PAPUA BIAK NUMFOR RPB Aktif 2019-2023
235 PAPUA SARMI RPB Habis Masa Berlaku/tidak aktif 2017-2021

180 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Lampiran 5. Kabupaten/Kota yang menyampaikan kebutuhan rambu dan papan
informasi

NO NAMA KABUPATEN KOTA NO NAMA KABUPATEN KOTA

1 KOTA PAREPARE 26 KOTA AMBON

2 KABUPATEN HALMAHERA UTARA 27 KOTA SORONG

3 KABUPATEN SUMBA TENGAH 28 KABUPATEN MANGGARAI

4 KABUPATEN PANGANDARAN 29 KABUPATEN MUKOMUKO

KABUPATEN BOLAANG
5 30
KOTA GUNUNGSITOLI MONGONDOW TIMUR

6 KABUPATEN TANGGAMUS 31 KABUPATEN MAJENE

KABUPATEN BOLAANG
7 32
KABUPATEN MANDAILING NATAL MONGONDOW

8 KABUPATEN SELUMA 33 KABUPATEN FLORES TIMUR

9 KOTA MATARAM 34 KABUPATEN ENDE

KABUPATEN BOLAANG
10 35
MONGONDOW SELATAN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

KABUPATEN BOLAANG
11 36
MONGONDOW UTARA KABUPATEN MALUKU TENGAH

12 KABUPATEN TOJO UNA-UNA 37 KABUPATEN LOMBOK BARAT

13 KABUPATEN ACEH JAYA 38 KABUPATEN GIANYAR

14 KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR 39 KOTA BITUNG

15 KABUPATEN PACITAN 40 KABUPATEN BULELENG

KABUPATEN KEPULAUAN
16 41
KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE MENTAWAI

17 KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT 42 KABUPATEN BLITAR

18 KABUPATEN BANGGAI 43 KABUPATEN BENGKULU SELATAN

19 KOTA PARIAMAN 44 KOTA BENGKULU

20 KABUPATEN TAPANULI TENGAH 45 KABUPATEN MANGGARAI BARAT

21 KABUPATEN MINAHASA 46 KABUPATEN ACEH BESAR

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 181


NO NAMA KABUPATEN KOTA NO NAMA KABUPATEN KOTA

22 KABUPATEN TRENGGALEK 47 KABUPATEN NAGAN RAYA

23 KABUPATEN BANYUWANGI 48 KABUPATEN SIMEULUE

24 KABUPATEN PADANG PARIAMAN 49 KABUPATEN CIANJUR

25 KABUPATEN BENGKULU TENGAH 50 KABUPATEN PANDEGLANG

51 KABUPATEN MALUKU TENGAH

182 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Lampiran 6. Lokasi Pelaksanaan Budaya Sadar Bencana
No. Provinsi (Kab/Kota) Stasiun Radio Frekuensi
Aceh
1 Kab. Simeulue Dalka FM 101.3 FM
2 Kab. Pidie Radio Megaphone 105.6 FM
Sumatera Utara
3 Kab. Mandailing Natal Radio Start 102.6 FM
4 Kab. Nias Selatan Radio Suaka 99.8 FM
Sumatera Barat
5 Kab. Tanah Datar M Radio 91.2 FM
6 Kab. Agam Radio Swara Kencana Lima 89.7 FM
Riau
7 Kab. Rokan Hulu Radio Lima Luhak 104.4 FM
8 Kab. Rokan Hilir Radio BBC 102.5 FM
Bengkulu
9 Kab. Kepahiang Hits FM 89.6 FM
Jambi
10 Kab. Kerinci Radio Sungai Penuh 87.6 FM
11 Kab. Muaro Jambi D Radio 104.4 FM
Kep. Riau
12 Kab. Karimun Radio Azam 103.5 FM
13 Kab. Bintan Radio Tanjung Pinang 96.0 FM
Sumatera Selatan
14 Kab. Muara Enim Gelumbang Radio 90.20 FM
Kep. Bangka Belitung
15 Kab. Bangka Radio SQ 104.3 FM
16 Kab. Bangka Barat Radio Pilar 102.1 FM
Lampung
17 Kab. Lampung Selatan Radio Mandala FM 90.1 FM
18 Kab. Lampung Timur Radio SGP FM 97.8 FM
DKI Jakarta
19 Kab. Kepulauan Seribu Radio SG 107.7 FM
20 Kota Jakarta Selatan Radio SG 107.7 FM
Jawa Barat
21 Kab. Cianjur Trisara FM 93.9 FM
22 Kab. Sumedang Radio ERKS 106.1 FM
Jawa Tengah
23 Kab. Klaten Voks FM 105.3 FM
24 Kab. Kudus Radio Café 95.1 FM
D.I Yogyakarta
25 Kab. Gunung Kidul Radio Swara Adhiloka 99.9 FM
Jawa Timur

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 183


No. Provinsi (Kab/Kota) Stasiun Radio Frekuensi
26 Kab. Pasuruan Jayabaya FM 93.0 FM
Bali
27 Kab. Gianyar Gelora FM 104.8 FM
Banten
28 Kab. Lebak Panorama FM 94.4 FM
Kalimantan Barat
29 Kab. Melawi Radio Juang 92.7 FM
Kalimantan Utara
30 Kab. Bulungan Tanjung FM 91.6 FM
Kalimantan Tengah
31 Kab. Gunung Mas Radio Canisa 102.6 FM
Kalimantan Selatan
32 Kab. Tanah Bumbu Sehati Batulicin 94.9 FM
Kalimantan Timur
33 Kab. Berau Berau FM 88.4 FM
Nusa Tenggara Barat
34 Kab. Sumbawa Cahaya Timur 93.0 FM
Nusa Tenggara Timur
35 Kab. Sumba Timur Radio Manggarai 88.0 FM
Sulawesi Utara
Kab. Bolaang
36 Radio Nurhadad 100.0 FM
Mongondow
Sulawesi Tenggara
37 Kab. Konawe Unaaha FM 97.9 FM
Sulawesi Selatan
38 Kab. Jeneponto Phinisi FM 89.9 FM
Sulawesi Tengah
39 Kab. Banggai Radio Galasika FM 93.6 FM
Gorontalo
40 Kab. Bone Bolango Insania FM 97.9 FM
Kab. Sulawesi Barat
41 Kab. Majene Mammis FM 91.9 FM

184 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Lampiran 7. Kaji Cepat
Tanggal
No Tanggal Pulang Kegiatan
Berangkat
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana banjir di
1 4 Januari 2022 8 Januari 2022 wilayah Kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana banjir di
2 3 Januari 2022 7 Januari 2022 wilayah Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera
Utara
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana banjir di
3 9 Januari 2022 13 Januari 2022 wilayah Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan
Utara
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana banjir dan
4 8 Januari 2022 12 Januari 2022 tanah longsor di wilayah Kabupaten Aceh Tenggara
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana gempa bumi di
5 16 Januari 2022 21 Januari 2022
Provinsi Banten
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana gempa bumi di
6 14 Januari 2022 20 Januari 2022
Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana gempa bumi di
7 14 Januari 2022 18 Januari 2022
Kabupaten Lebak Provinsi Banten
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana banjir di
8 23 Januari 2022 26 Januari 2022
Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana banjir di
9 17 Februari 2022 20 Februari 2022
Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana pergerakan
10 24 Februari 2022 27 Februari 2022
tanah di Kabupaten Lebak Provinsi Banten
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana Banjir
11 24 Februari 2022 27 Februari 2022 Bandang Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan
Utara
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana Gempa Bumi
12 25 Februari 2022 2 Maret 2022
Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana Banjir
13 1 Maret 2022 3 Maret 2022
Bandang di Kota Serang Provinsi Banten
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana Banjir
14 3 Maret 2022 6 Maret 2022
Bandang di Kota Serang Provinsi Banten
Kaji Cepat infrastruktur darurat bencana Banjir di
15 22 Maret 2022 26 Maret 2022 Kabupaten Kab Bone Bolango dan Kabupaten
Gorontalo Provinsi Gorontalo

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 185


Lampiran 8. Daftar Provinsi Penerima Dukungan Teknologi Pengendalian Operasi
Tahun 2022

186 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022


Lampiran 9. Capaian Kegiatan/Keluaran dan Anggaran Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (per 31 Januari 2023)

Kode MAK Uraian/Kegiatan/Keluaran Vol. Target Vol. Realisasi Pagu Anggaran Realisasi %

Edukasi perubahan perilaku kepada masyarakat dalam


3882.BEE.001 penerapan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan 2.600.000 orang 2.600.000 orang 3.376.521.000 3.375.611.904 99,97
penularan Covid-19

3891.BEE.001 Dukungan Darurat Penanganan Covid (PEN) 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1.164.703.918.000 1.163.114.473.759 99,86
Dukungan Sumber Daya Darurat pada Operasional RSDC
3891.BEE.002 9.685 Pasien 9.685 Pasien 321.603.316.000 321.005.182.059 99,81
Wisma Atlit Kemayoran

Dukungan Sumberdaya Darurat pada Tempat Karantina


3891.BEE.003 Wisma Atlet Pademangan, Rusun Pasar Rumput 5.000 Orang 5.000 Orang 316.132.027.000 315.090.731.138 99,67
Manggarai dan Rusun Nagrak Cilincing

Dukungan Operasional Tempat Karantina Covid-19


3891.BEE.004 1 Lokasi 1 Lokasi 85.672.393.000 85.617.214.679 99,94
Pekerja Migran Indonesia

Layanan Pendampingan Karantina Pekerja imigran


3891.BEE.005 990 Orang 21.665 Orang 5.554.782.000 5.554.782.000 100,00
Indonesia/PMI di Provinsi Kalimantan Barat

Layanan manajemen Sekretariat Satuan Tugas


3891.BEE.006 4 Layanan 4 Layanan 16.865.340.000 16.807.527.920 99,66
Penanganan COVID-19

Layanan pembinaan, pengendalian dan pengawasan


3891.BEE.007 akuntabilitas pelaksanaan kinerja dan anggaran Satgas 1 Dokumen 1 Dokumen 1.167.014.000 1.166.252.199 99,93
Penanganan Covid-19

Layanan komunikasi publik tentang penerapan protokol


3893.BEE.001 5 Layanan 5 Layanan 60.917.488.000 60.907.509.199 99,98
kesehatan penanganan Covd-19 (PEN)

4282.BEE.001 Rekomendasi Kebijakan Penanganan Covid-19 2 Rekomendasi 2 Rekomendasi 4.003.716.000 4.003.194.251 99,99

4287.BEE.001 Layanan pengedalian operasi Satgas Penanganan Covid-19 2 Layanan 2 Layanan 9.220.763.000 9.219.030.804 99,98

1.989.217.278.000 1.985.861.509.912 99,83

Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022 | 187


Lampiran 10. Capaian Kegiatan/Keluaran dan Anggaran Penanganan Penyakit
Mulut dan Kuku (per 31 Januari 2023)
Kode MAK Uraian/Kegiatan/Keluaran Vol. Target Vol. Realisasi Pagu Anggaran Realisasi %

3885.BEE.001 Layanan Pemulihan Dampak Penyakit Mulut dan Kuku 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1.510.964.000 1.510.890.700 100,00

3891.BEE.008 Dukungan Darurat Penanganan Penyaki Mulut dan Kuku 20 Lokasi 20 Lokasi 63.812.745.000 63.172.584.140 99,00

Layanan Manajemen Sekretariat Satuan Tugas


3891.BEE.009 1 Layanan 1 Layanan 3.002.536.000 2.981.725.765 99,31
Penanganan PMK
Layanan Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan
3891.BEE.010 akuntabilitas pelaksanaan kinerja dan anggaran Satgas 1 Dokumen 1 Dokumen 849.118.000 848.499.889 99,93
Penanganan PMK
Layanan Data, IT dan Komunikasi Publik Penanganagn
3893.BEE.002 5 Layanan 5 Layanan 14.111.775.000 14.108.745.261 99,98
PMK

4282.BEE.002 Rekomendasi Kebijakan Penanganan PMK 2 Rekomendasi 2 Rekomendasi 1.099.224.000 1.098.634.741 99,95

4283.BEE.001 Edukasi pencegahan penularan Penyakit Mulut dan Kuku 20 Provinsi 20 Provinsi 35.781.952.000 32.124.624.186 89,78

4287.BEE.002 Layanan Pengendalian Operasi Satgas Penanganan PMK 20 Provinsi 20 Provinsi 52.332.025.000 37.948.604.829 72,52

172.500.339.000 153.794.309.511 89,16

188 | Laporan Kinerja BNPB Tahun 2022

Anda mungkin juga menyukai