Anda di halaman 1dari 3

kelompok 4.

Radityo putra pratama.


Muhammad Saifullah.
Muhammad syahrul.
Idham halith fauzan.
Noval ferdiyansyah.
Muhammad luthfi.
Garuda Isay Toban
Dewa saputra.
Samari.

1. Judul Artikel:
Korban Longsor

2. Nama organisasi:
Tim SAR Gabungan

3. Terbentuknya organisasi Tim SAR Gabungan:


pembentukan organisasi SAR di Indonesia berawal dari penyebutan
Black Area bagi negara yang tidak mempunyai organisasi SAR. Pada
1950, pasca-kemerdekaan, Indonesia masuk sebagai anggota organisasi
penerbangan internasional ICAO (International Civil Aviation
Organization).

4. Visi dan Misi Tim SAR:


VISI Badan SAR Nasional
“Mewujudkan Badan SAR Nasional yang andal, terdepan, dan unggul
dalam pelayanan jasa SAR di wilayah NKRI”
MISI Badan SAR Nasional
1.Menyelenggarakan siaga terus-menerus dalam pencarian dan
petrolongan, penyelamatan, dan evakuasi kepada masyarakat dalam
kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia secara andal,
efektif, cepat, efisien, serta aman.
2.Melaksanakan koordinasi dengan instansi/organisasi nasional maupun
internasional dalam rangka menyelenggarakan operasi pencarian dan
pertolongan (SAR), serta melakukan pemasyarakatan SAR untuk
memaksimalkan potensi SAR.
3.Menyelenggarakan peningkatan kemampuan teknis dan manajerial
organisasi dan senantiasa tumbuh, berkembang dan melakukan perbaikan
di segala aspek secara berkesinambungan.

4.Melaksanakan pembinaan kemampuan dan kesiapan sumberdaya


manusia serta koordinasi berkelanjutan agar setiap saat dapat
melaksanakan tugas operasi pencarian dan pertolongan dengan sebaik-
baiknya.
5.Menyediakan sarana dan prasarana operasi, peralatan komunikasi dan
sistem informasi SAR sesuai dengan kebutuhan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi.

5. Tempat dan waktu Visi Misi di laksanakan:


Ialah di segala keadaan selalu menjalankan dan memegang teguh Visi
Misi tersebut

6. Artikrl terkait
Korban Longsor
28.02.201928 Februari 2019
Tim SAR gabungan masih berupaya mengevakuasi korban longsor di
penambangan rakyat di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulut. Upaya
penyelamatan dipersulit medan dan kondisi lubang yang rapuh.
Evakuasi korban longsor di penambangan rakyat di Kabupaten Bolaang
Mongondow Provinsi Sulawesi Utara terus dilakukan oleh tim SAR
gabungan. Hingga berita ini diturunkan sudah 26 korban berhasil
diselamatkan. Setidaknya tujuh orang dinyatakan tewas, sementara 19
lainnya selamat.

Salah seorang korban yang harus dievakuasi dengan cara diamputasi


akhirnya meninggal dunia, tulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana
dalam keterangan persnya. Kaki korban harus diamputasi karena tertimbun
batu besar.

"Jika batu disingkirkan dikhawatirkan lubang tambang makin runtuh karena batu
tersebut menahan bagian atas lubang," tulis BNPB lagi.

Kami berharap mereka yang masih terperangkap bisa bertahan hidup dengan
makanan dan air minum yang sudah kami kirimkan," kata Kepala Seksi Tanggap
Darurat BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow, Abdul Muin Paputungan. Saat ini
tim penyelamat masih menggunakan tandu buatan untuk memindahkan jenazah
korban.
BNPB melaporkan tim SAR gabungan yang beroperasi di bawah koordinasi Badan
SAR Nasional sedang mempertimbangkan buat menggunakan alat berat. Pasalnya
dengan jumlah korban yang meninggal dunia dan waktu evakuasi yang telah
mencapai hari ketiga, Basarnas mengkhawatirkan ancaman terhadap kesehatan
anggota tim SAR apabila masih menggunakan cara manual buat mengangkat
jenazah korban.

Meski demikian kondisi medan yang cukup berat lantaran dipenuhi lereng terjal
menjadi faktor yang menghalangi penggunaan alat berat.

berdasarkan keterangan korban yang selamat," kata Yasti Soepardjo, Bupati 


Bolaang Mongondow.

Kecelakaan di lubang tambang rakyat bukan kali pertama terjadi. Pada 2016 silam
setidaknya 11 penambang meninggal dunia setelah longsor tanah mengubur sebuah
lubang di Jambi, Sumatera. Setahun sebelumnya 12 orang tewas akibat runtuhnya
lubang tambang yang telah ditinggalkan

Sebab itu tim penyelamat harus menggunakan sekop atau tangan kosong untuk
menggali lubang penyelamatan. Kesalahan dalam penggalian bisa menyebabkan
runtuhnya atap lubang dan memperparah kondisi korban. "Kami harus membatasi
jumlah anggota yang diterjunkan karena munculnya keretakan baru di lokasi," kata
Paputungan.

"Kami khawatir jika terlalu banyak orang, akan lebih berbahaya."

Insiden terjadi ketika palang kayu yang menahan dinding dan atap lubang patah,
tulis BNPB. Sejauh ini belum bisa dipastikan berapa jumlah korban yang
terperangkap di dalam lubang tambang.  "Angkanya tidak konsisten karena
berdasarkan keterangan korban yang selamat," kata Yasti Soepardjo, Bupati 
Bolaang Mongondow.

Kecelakaan di lubang tambang rakyat bukan kali pertama terjadi. Pada 2016 silam
setidaknya 11 penambang meninggal dunia setelah longsor tanah mengubur sebuah
lubang di Jambi, Sumatera. Setahun sebelumnya 12 orang tewas akibat runtuhnya
lubang tambang yang telah ditinggalkan.

Anda mungkin juga menyukai