Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasus Lapindo sesungguhnya cukup memperlihatkan betapa kekuatan

modal menjadi segala-galanya. Kekuatan sumber daya itu dalam kasus

Lapindo ini bergerak sangat lincah untuk melangkahi serta menekuk hajat

hidup orang banyak bahkan, otoritas negara. Pada sisi lain juga telah

membuktikan bahwa proses pembangunan seringkali alpa dari muatan unsur

etika yang berperan dalam menghitung setiap nisbah pembangunan yang

dilaksanakan. Kasus ini menyebabkan ribuan masyarakat sekitar terkena

dampak dan tergusur dari tanah kelahirannya.

Semua itu berawal dari adanya PT. Lapindo Brantas Inc. Perusahaan

pertambangan yang melakukan operasi pengeboran minyak Banjar Panji di

Porong. PT. Lapindo melakukan keteledoran yaitu tidak pernah melakukan

pemadatan tanah di lokasi yang bakal di exploitasi yang akibatnya, terdapat

kebocoran dan lumpur akhirnya menyembur keluar. Selain itu perusahaan itu

tidak pernah berusaha menyumbat aliran-aliran kecil patahan tanah yang

berada di daerah sekitar lokasi pengeboran.

Dengan adanya musibah yang datang secara tiba-tiba, maka akan dapat

menimbulkan suatu problema besar bagi masyarakat apalagi berkaitan dengan

kesejahteraan sosial yang merupakan suatu institusi atau bidang kegiatan yang

1
2

melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh lembaga-

lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah,

mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah sos ial

dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat.1

Dampak sosial yang timbul pada masyarakat Porong semakin komplek

sehingga menimbulkan kerawanan sosial dan semua ini terjadi akibat dari

semburan lumpur panas pada 29 Mei 2006. Oleh karena itu maka YTBI

berupaya memberdayakan korban Lumpur Lapindo untuk kualitas hidup

masyarakat yang lebih baik. Khususnya pada Kholid bin Walid, Mi Darul

Ulum dan SD Muhammadiyah 5. Oleh manajer tim lumpur panas Lapindo

yang mampu menumbuhkan semangat kepada para kepala sekolah, guru dan

siswa bahkan masyarakat sekitar untuk kembali melihat masa depan mereka

dan berupaya dengan sekuat tenaga untuk menggapainya.

Ketiga sekolah ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah

dibanding dengan sekolah-sekolah lainnya di sekitar tanggul, maka

pendampingan dilakukan oleh YTBI. Pada korban yang terdiri dari 495 jiwa

diantaranya siswa-siswi, guru, dan wali murid dari ketiga sekolah. Maka

sebagai upaya untuk melibatkan sumber daya manusia di dalam korban

lumpur lapindo ini maka YTBI berupaya melakukan kegiatan yang berbasis

sekolah antara lain yaitu pelatihan kesiap siagaan dan pendampingan psiko

sosial. Kegiatan ini berdampak positif karena anak-anak bersemangat kembali

untuk belajar dan kegiatan yang lainnya. Pelatihan kesiap siagaan

1
Suisyanto, dkk, Model-model Kesejahteraan Sosial Islam, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
2007), hal. 33.
3

menghasilkan jalur evakuasi dan mampu membangun sistem peringatan dini

di sekolah. Selain itu juga memberikan bantuan kendaraan antar jemput dari

tempat pengungsian pasar Porong ke sekolah untuk siswa-siswa.

Jurusan pengembangan masyarakat Islam fakultas dakwa IAIN Sunan

Ampel Surabaya dengan tiga bidang konsentrasi studi yaitu pengembangan

sumber daya manusia, pengembangan ekonomi kerakyatan, dan

pengembangan sarana dan prasarana wilayah. Dan proses pengembangan

dapat dilakukan dari berbagai aspek yaitu: aspek lingkungan, aspek sosial

budaya, aspek kesehatan, aspek hukum, aspek pendidikan dan ekonomi.

Dari berbagai aspek yang dapat dijadikan sarana pengembangan

masyarakat, maka pendampingan yang dilakukan oleh YTBI merupakan salah

satu cara yang dapat dijadikan sebagai sarana pemberdayaan.

B. Rumusan Masalah

Dalam menggunakan pada fokus penelitian ini, peneliti untuk

menghindari perluasan masalah, yaitu:

1. Bagaimana bentuk YTBI dalam Pendampingan korban Lumpur Lapindo di

Porong Sidoarjo?

2. Bagaimana faktor pendukung dan faktur penghambat dalam pelaksananaan

pendampingan korban lumpur Lapindo oleh YTBI?

3. Bagaimana relevansi pendampingan korban Lumpur Lampindo dengan

Pengembangan Masyarakat Islam.


4

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kehidupan sosial dan upaya pendampingan korban

lumpur Lapindo di Porong oleh YTBI.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam

pelaksanaan pendampingan korban lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo

oleh Yayasan Tanggul Bencana Indonesia.

3. Untuk mengetahui relevansi pendampingan korban Lumpur Lampindo

dengan Pengembangan Masyarakat Islam

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan oleh penulis dari diadakan

penelitian ini:

1. Secara teoritis

Dengan adanya penelitian diharapkan dapat menambah cakrawala

keilmuan di bidang ilmu pengembangan masyarakat khususnya

pendampingan korban Lapindo.

2. Secara praktis

Diharapkan untuk bahan masukan dan acuan bagi korban lumpur

Lapindo, akan pentingnya sosial bagi korban Lapindo dalam

memberdayakan supaya tidak terjadi kejenuhan pada masyarakat Porong

dalam menghadapi musibah. Sehingga upaya pendampingan yang


5

dilakukan oleh YTBI, agar tetap exsis dalam menghadapi masalah yang

melingkupi setiap sisi kehidupan masyarakat.

E. Definisi Konsep

Agar tidak terjadi ketimpang siuran pembahasan istilah dalam skripsi

ini, maka penelitian memberikan definisi dari konsep yang ada. Sebab konsep

merupakan unsur dari penelitian yang memiliki pengertian sebuah definisi

singkat dari sejumlah fakta atau gejala-gejala yang ada.2

Sehubungan dengan hal diatas, maka sang penulis akan menjelaskan

sedikit tentang istilah-istilah sebagai berikut:

1. Pendampingan

Pendampingan adalah membantu masyarakat baik individu maupun

kelompok untuk menemukan kemampuan yang ada pada diri mereka. Dan

kemungkinan mereka agar mendapatkan kecakapan untuk


3
mengembangkan kemampuan itu hingga mencapai penuhan. Dalam hal

ini pendampingan dilakukan demi untuk kepentingan pihak yang

didampingi bukan kepentingan orang yang mendampingi atau mencari

keuntungan demi kepentingan sendiri.

Sedangkan menurut Edi Suharto, pendampingan sosial merupakan

strategi yang sangat menentukan keberhasilan program pemberdayaan

masyarakat yang sesuai dengan prinsip-prinsip pekerjaan sosial yakni,

membantu orang-orang agar mampu membantu dirinya sendiri,


2
Kuncoro Ningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 2002), hal. 21.
3
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat , (Bandung: PT. Aditama, 2005),
h. 93
6

pemberdayaan masyarakat sangat memperlihatkan pentingnya partisipasi

publik yang kuat. 4

2. Korban

Adalah satu kelompok atau individu yang mendapat beban/derita

karena tindakan kekerasan atau kejahatan yang dilakukan orang lain, orang

itu bisa berbentuk individu atau kelompok atau malah sistem negara,

korban ini menerima tindakan ini di luar peri kemanusiaan sehingga

mengalami penderitaan baik fisik maupun non fisik.5

3. Lumpur Lapindo

Adalah lumpur yang keluar dari semburan yang berasal dari akibat

kebocoran aliran-aliran kecil patahan tanah yang berada di sekitar lokasi

pengeboran. Sedangkan Lapindo yaitu PT. Lapindo Brantas Inc.

Perusahaan pertambangan yang melakukan operasi pengeboran sumur

minyak di Banjar Panji Porong Sidoarjo. 6

1. YTBI

Adalah yayasan tanggul bencana indonesia, yang merupakan

lembaga yang dapat mewujudkan masyarakat yang bersiap siaga dan


7
berdaya mandiri dalam menghadapi bencana.

4
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat , (Bandung: PT. Aditama, 2005),
h. 93
5
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depak RI, Insklopedi Islam, (Jakarta:
Anda Utama, 1993), h. 939
6
Muhammad Mirdasi. Bernafas dalam Lumpur Lapindo. (Surabaya: Harian Surya, 2007), hal. 15.
7
Dokumen YTBI.
7

F. Sistematika Pembahasan

Pada tahap sistematika pembahasan ini dibagi menjadi 5 bab, antara lain:

BAB I : Pendahuluan, menguraikan tentang konteks penelitian, fokus

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan

sistematika pembahasan.

BAB II : Kerangka teoritik, yang meliputi kajian pustaka, kajian

teoritik dan penelitian terdahulu yang relevan.

BAB III : Metodologi penelitian, yang meliputi pendekatan dan jenis

penelitian dan wilayah penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, teknik keabsahan

data.

BAB IV : Penyajian data deskripsi lokasi penelitian dan analias data

yang membahas tentang pendampingan korban lumpur Lapindo di Porong

Sidoarjo oleh Yayasan Tanggul Bencana Indonesia (YTBI).

BAB V: Penutup yang berisi kesimpulan dan rekomendasi.

Anda mungkin juga menyukai