Anda di halaman 1dari 19

KONSEP PENGANTAR HUKUM BISNIS

PENGERTIAN:
1. SUBJEK HUKUM
2. OBJEK HUKUM
3. PERISTIWA HUKUM
4. PERBUATAN HUKUM
5. HUBUNGAN HUKUM
6. AKIBAT HUKUM DAN
7. PRINSIP-PRINSIP DALAM
HUKUM

(DIRDJOSISWORO, 2019)
SUBJEK HUKUM
sifat:
SUBJEK HUKUM : law of subject (Inggris) atau
mandiri,
rechtsubject (Belanda): segala sesuatu
2 macam (CST terlindungi
yang mempunyai hak dan kewajiban K ,
a perantara
n
s
i
1. Orang/Manusia (naturlijk persoon) l
)
☻ setiap orang yang mempunyai
kedudukan yang sama selaku
pendukung hak dan kewajiban
a. Badan Hukum Publik
☻ prinsipnya orang dari mulai lahir
- Dibuat menurut hukum
sudah menjadi subjek hukum publik
- Dibentuk oleh Pemerintah
dan diberi wewenang
menurut hukum publik
- Misal: Negara,
Pemerintah Daerah,
2. Badan Hukum (rechtpersoon/legal Bank Indonesia
b. Badan Hukum Privat
persons) - Dibuat menurut dasar
hukum perdata atau
☻ Perkumpulan/Lembaga yang dapat hukum sipil
menanggung hak dan kewajiban - Misalnya : PT, Yayasan
SUBJEK HUKUM: 1. ORANG

ORANG (NATUURLIJK Menurut KUHPer


PERSON) Pasal 1330
PASAL 2 Menentukan
KUHPerdata mereka yang oleh
 dalam hukum perdata: subjek hukum telah
dinyatakan tidak
hukum orang adalah setiap  Anak yang ada cakap untuk
orang yang mempunyai dalam kandungan
melakukan sendiri
perbuatan hukum
kedudukan yang sama selaku seorang perempuan
pendukung hak dan dianggap telah anak yang
kewajiban lahir, setiap kali belum
 kepentingan si anak dewasa
 Pada prinsipnya orang
sebagai subjek hukum dimulai menghendakinya.
sejak lahir hingga meninggal Bila telah mati
sewaktu dilahirkan, Orang yang
dunia dan bahkan sebelum dibawah
dilahirkan sudah dianggap dia dianggap tidak
pengampuan
sebagai subjek hukum (Pasal pernah ada (sakit ingatan,
2 KUHPerdata pemabuk,
pemboros)
SUBJEK HUKUM: 1. ORANG

ALASAN MANUSIA SEBAGAI


SUBJEK HUKUM

2. Manusia mempunyai hak


1. Manusia namun tidak semua manusia
mempunyai hak- mempunyai kewenangan dan
hak subjektif dan kecakapan untuk melakukan
kewenangan perbuatan hukum
hukum

Dalam pandangan KUHPidana yang menjadi


subjek tindak pidana adalah seseorang
manusia sebagai oknum
SUBJEK HUKUM: 2. BADAN HUKUM
TEORI-TEORI BADAN
HUKUM 4. Teori kekayaan Bersama
(Planiol dan Molengraaff)
1. Teori Fiksi (C. Von Savigny) • Hak dan kewajiban Badan
adalah buatan negara dan bayangan artinya
Hukum hakekatnya adalah hak
suatu yang sesungguhnya tidak ada, tetapi
dan kewajiban para anggota
orang menghidupkannya dalam bayangan • adalah suatu konstruksi yang
sebagai subjek hukum yang dapat
yuridis artinya kekayaan Badan
melakukan perbuatan hukum seperti
Hukum adalah kepunyaan
manusia
bersama-sama anggotanya
2. Teori Kekayaan Bertujuan (Brinz dan R.H. Siccama)
5. Teori  L. Duguit
• Sesuatu kekayaan yang dipisahkan dan diberti tujuan-tujuan
• Tidak mengakui adanya
tertentu
badan hukum, sama halnya
• Hanya manusia saja yang dapat menjadi subjek hukum. Ada
seperti ia tidak mengakui
kekayaan (vermogen) yang bukan merupakan kekayaan
adanya hak-hak subyek
seseorang, melainkan kekayaan itu terikat pada tujuan tertentu
hukum. Yang ada hanyalah
inilah yang diberi nama Badan Hukum
3. Teori Organ (Otto von Gierke) fungsi-fungsi sosial yang
• bukan abstrak (fiksi) dan bukan harus dilaksanakan; dan
kekayaan (hak) yang tidak bersubjek subyek hukum itu hanya
• adalah suatu organisme yang riil, 6. Teori kenyataan
manusia Yuridis
saja (Mejers)
yang menjelma sungguh-sungguh • Sesuatu konkret dan riil, walaupun tidak bisa
dalam pergaulan hukum, yang dapat diraba, bukan khayal, tetapi kenyataan yuridis
membentuk kemauan sendiri dengan • Mempersamakan Badan Hukum dengan
perantara alat- alat yang ada manusia terbatas sampai pada bidang hukum
SUBJEK HUKUM: 2. BADAN HUKUM
OBJEK HUKUM

segala sesuatu berguna bagi subjek  BENDA EKONOMIS


hukum (manusia atau badan hukum) DIBEDAKAN ATAS:
dan yang dapat menjadi pokok suatu
1.  Benda berwujud dan
hubungan hukum karena sesuatu itu
benda tidak berwujud
dapat dukuasai subjek hukum
OBJEK (Pasal 503 KUHPer)
(Dirdjosisworo, 2019)
H a.  Benda yang
U berwujud yaitu segala
K suatu benda dapat tergolong dalam sesuatu yang dapat dicapai
U golongan benda yang tidak bergerak dilihat dan diraba oleh
M (onroerend) karena:   sifatnya,  tujuan panca indra. Contoh:
pemakaiannya dan memang rumah, meja, kuda, pohon,
demikian ditentukan oleh undang- dan sebagainya.
undang (Subekti, 2018)
Menurut terminologi ilmu hukum, obyek b.  Benda tidak berwujud,
hukum disebut pula benda atau barang yaitu segala sesuatu yang
sedangkan benda atau barang tidak berwujud, seperti:
menurut hukum adalah segala barang segala hak yang melekat
dan hak yang dapat dimiliki dan bernilai pada suatu benda. Contoh:
ekonomois (Benda ekonomi) hak cipta, hak atas merek
dan hak atas tanah
2.  Benda bergerak dan benda
tidak bergerak (Pasal 504
OBJEK HUKUM
Berdasarkan Pasal 504 KUHPer:
1. benda bergerak (Pasal 509 – Pasal 518 KUHPer)
2. benda tidak bergerak (diatur dalam Pasal 506 – Pasal 508 KUH Per)
BENDA TIDAK BERGERAK
BENDA BERGERAK
1. Karena sifatnya (Pasal 506 KUHPer) misalnya tanah dan
1. karena sifatnya dapat berpindah segala sesuatu yang melekat atau didirikan di atasnya, atau pohon-
atau dapat dipindahkan pohon dan tanaman-tanaman yang akarnya menancap dalam
Misalnya tanah atau buah-buahan di pohon yang belum dipetik, demikian
- ayam, buku, pensil, meja, kursi juga barang-barang tambang
(Pasal 509 KUHPer) 2. Karena tujuannya: setiap benda yang dihubungkan dengan
- kapal-kapal, perahu-perahu, dan benda yang karena sifatnya tidak bergerak (Pasal 507
tempat-tempat pemandian yang KUHPer) misalnya pabrik dan barang-barang yang dihasilkannya,
dipasang di perahu (Pasal 510 penggilingan-penggilingan, dan sebagainya. Juga perumahan
KUHPer) beserta benda-benda yang dilekatkan pada papan atau dinding
seperti cermin, lukisan, perhiasan, dan lain-lain
2. karena ketentuan UU (Pasal 511
KUHPer) 3. Karena ketentuan UU. segala hak atau penagihan yang
misalnya: mengenai suatu benda tak bergerak.
- Hak pakai hasil dan hak pakai atas Contoh:
benda-benda bergerak - hak pakai hasil, dan hak pakai atas kebendaan tidak bergerak,
- Hak atas bunga-bunga yang hak pengabdian tanah, hak numpang karang, hak usaha, dan
diperjanjikan lain-lain (Pasal 508 KUHPer)
- Penagihan-penagihan atau piutang- - Menurut ketentuanPasal 314 Kitab UU Hukum Dagang,
piutang kapal-kapal berukuran berat kotor 20 m 3 ke atas dapat
- Saham-saham atau andil-andil dibukukan dalam suatu register kapal sehingga termasuk
dalam persekutuan dagang kategori benda-benda tidak bergerak
AKIBAT HUKUM
PERISTIWA DAN PERBUATAN HUKUM

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN PERISTIWA HUKUM?


APAKAH SEMUA PERISTIWA YANG TERJADI DINAMAKAN DENGAN
PERISTIWA HUKUM?
APAKAH SEMUA HUBUNGAN ITU ADALAH HUBUNGAN HUKUM?
PERISTIWA DAN PERBUATAN HUKUM

PERISTIWA HUKUM YANG MERUPAKAN


PERBUATAN SUBJEK HUKUM
 adalah perbuatan yang akibatnya diatur oleh
hukum dan di anggap dikehendaki oleh pelaku
perbuatan
PERISTIWA HUKUM  Dibedakan menjadi
 adalah peristiwa yang ada dalam a. Perbuatan Hukum Bersegi satu: akibat
masyarakat yang akibatnya diatur perbuatan hukum dikehendaki oleh satu pihak
oleh hukum atau peristiwa hukum saja
adalah peristiwa yang menimbulkan b. Perbuatan Hukum Bersegi dua: akibat
akibat hukum perbuatan hukum dikehendaki kedua belah
 Cirinya: pihak (contoh:
PERISTIWA HUKUM perjanjian)
YANG BUKAN MERUPAKAN
a. Peristiwa hukum terjadi jika ada PERBUATAN SUBJEK HUKUM
norma hukum yang mengaturnya 1. Kelahira: Akibat Hukum dari kelahiran
b. Menimbulkan akibat hukum menimbulkan hak dan kewajiban, yaitu hak bagi
anak sedang orang tua menjadi kewajiban
2. Kematian: Menimbulkan hak dan kewajiban bagi
ahli waris
PERISTIWA DAN PERBUATAN HUKUM
CONTOH
HUBUNGAN HUKUM/RECHTSBETREKKINGEN
HUBUNGAN HUKUM
TUGAS

Kasus Mr Sambo.

Silakan mengintrepretasikan istilah dibawah ini


sesuai dengan kasus diatas…..
Subjek Hukum
Objek Hukum
Akibat Hukum
Peristiwa Hukum
Perbuatan Hukum

selamat mengerjakan tugas…


DAFTAR PUSTAKA

Dirdjosisworo Soedjono. 2019. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: PT Radjagrafindo


Persada.
Ishaq. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Sinar Grafika. Jakarta
Mas Marwan. 2014. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prodjodikoro, Wirjono. 2003. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. Jakarta: Refika
Aditama. Satjipto, R. 1991. Ilmu Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Subekti. 2013.  Pokok-Pokok Hukum Perdata 
Suroso, R. 2017. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. J

Anda mungkin juga menyukai