Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN 8 o Teori tentang Badan Hukum

o Subyek Hukum 1. Fiksi/Anggapan (Von Savigny, C.W. Opzoomer, Houwing)


→ segala sesuatu yang menurut hokum dapat menjadi pendukung/memiliki hak → dasarnya subjek hokum itu hanya manusia, badan hokum hanya anggapan aja
dan kewajiban yang dibuat oleh negara dan disamakan dengan orang.
Algra : setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang menimbulkan weweang 2. Kekayaan Tujuan (A. Brinz, EIJ van der Heyden)
hokum (rechtsbevoegheid) → kekayaan yang terikat pada tujuannya
Utrecht : pendukung hal yaitu manusia/badan yang menurut hokum berkuasa. → subjek hokum hanya manusia dan badan hokum hanya untuk melayani
Subyek hokum memiliki kekuasaan untuk mendukung hak kepentingan tertentu
Subekti : pembawa hak/subyek dalam hokum adalah orang 3. Organ (Otto von Gierke)
Subyek Hukum → manusia = badan hokum, badan hokum berkehendak sendiri melalui perartara
1. Subyek hokum manusia (Natuurlijk Persoon) organ/pengurus. Fungsi badan hokum sama dengan fungsi manusia
→ setiap orang yang mempunyai kedudukan yang sama selaku pendukung hak → badan hokum sungguh-sungguh ada secara abstrak dari konstruksi yudiris.
dan kewajiban 4. Milik Kolektif (W.L.P.A. Molengraff, Marcel Planiol)
 Manusia sebagai subyek hokum dimulai sejak lahir → badan hokum adalah harta yang tidak dapat dibagi, hak dan kewajiban adalah
 Pengecualian (Pasal 2 KUHPerdata) bayi dalam kandungan termasuk dalam milik anggota. Jadiii, badan hokum hanya konstruksi yudiris
subyek hokum. Akan tetapi jika meninggal dinggap tidak pernah ada. 5. Duguit
 Manusia yang bukan subyek hokum karena tidak cakap (pasal 1329 KUHPdt) : → tidak mengakui badan hokum sebagai subjek hokum tetapi hanya sebagai
a. Yang belum dewasa fungsi sosial yang harus dilaksanakan.
b. Dibawah pengampuan (gila, mabuk, pemboros) 6. Eggens
c. Perempuan dalam pernikahan (sudah dicabut dengan SEMA 3/67) → badan hokum adalah hulpfiguur karena diperlakukan dan dibolehkan hokum
karena seorang subyekhukum tidak dapat berwenang secara sendiri dalam
2. Subyek hokum badan hokum (Rechtspersoon) rangkaian peristiwa hokum.
→ sekelompok manusia yang bertindak dalam pergaulan hokum seolah-olah ia
adalah badan tunggal (Van Apeldoorn) o Obyek Hukum
→ setiap pendukung hak yang tidak berjiwa atau bukan manusia (utrecht) → segala sesuatu yang bermanfaat bagi subyek hokum dan dapat menjadi objek
→ badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak melakukan perbuatan dalam suatu hubungan hokum.
seperti manusia, serta memiliki kekayaan sendiri yang dapat digugat atau 1. Benda berwujud dan tidak berwujud
menggugat di depan hakim (subekti) → menurut pasal 503 KUHPerdata
Unsur badan hokum  Berwujud → yang dapat diraba oleh panca indra
a. Ada pemisahan harta antara pendiri dengan badan hokum Ex. Rumah, kendaraan
b. Mempunyai harta kekayaan tertentu  Tidak Berwujud → segala macam hak
c. Memiliki kepentingan tertentu Ex. Hak cipta, merek
d. Memiliki organ yang menjalankan badan hokum
e. Terdapat manajemen yang teratur
Badan Hukum → privat : PT, Koperasi, Yayasan
→ public : negara, provinsi, kab., bank Indonesia

faizahndaa faizahndaa
2. Benda bergerak dan tidak bergerak  bukan perbuatan hokum → perbuatan yang akibat hukumnya tidak
bergerak dikehendaki
 sifatnya (pasal 509 KUHPdt) → dipindahkan (meja), pindah sendiri (ternak) a. zaakwaarneming (1345 KUHPdt)
 UU (551 KUHPdt) → hak pakai, saham, perseroan terbatas → perbuatan yang memperhatikan kepentingan orang lain.
tidak bergerak b. Onrechtmatigedaad (1365 KUHPdt)
 Sifatnya → tanah yg diatasnya pohon, tumbuhan arca dan patung → perbuatan menentang/melawan hokum yang akibatnya tetap diatur
 Tujuan mesin yang dipakai dalam pabrik/industri dalam peraturan hokum meskipun akibat tersebut tidak dikehendaki
 UU → hak pungut hasil dan hipotik pelaku.

MANUSIA SEBAGAI OBYEK HUKUM 2. Bukan perbuatan subyek hokum atau peristiwa hokum lainnya → kelahiran bayi,
→ dulu, waktu masih jaman budak, manusia sebagai obyek hokum. kematian, kadaluwarsa
Kondisi yang membuat manusia menjadi obyek hokum o Perbuatan dan Akibat Hukum
a. Sengketa hak asuh atas anak PERBUATAN HUKUM
b. Adopsi anak oleh orang lain → perbuatan atau tindakan subyekhukum yang mempunyai akibat hokum, dan
c. Tidak cakap dalam hokum (belum dewasa/dalam pengampuan) akibat tersebut dikehendaki subyek hokum
1. Perbuatan hokum bersegi Satu
o Peristiwa Hukum → dilakukan oleh satu pihak (ex. Wasiat, pengakuan anak)
→ peristiwa yang didasarkan hokum menimbulkan atau menghapuskan (van 2. Perbuatan hokum bersegi dua
Apeldoorn) → dilakukan oleh dua orang atau lebih
→ peristiwa atau kejadian yang dapat menimbulkan akibat hokum antara pihak
yang mempunyai hubungan hokum (Soedjono Dirdjosisworo) AKIBAT HUKUM
→ Akibat yang diberikan oleh hokum atas suatu peristiwa hokum atau perbuatan
Peristiwa hokum adalah semua kejadian atau fakta yang terjadi dalam kehidupan dari subyek hokum
masyarakat yang mempunyai akibat hokum. Contoh : 1. Akibat hokum berupa lahirnya, berubahnya, lenyapnya suatu keadaan hokum
1. Perkawinan yang menimbulkan hak dan kewajiban antara dua mempelai → usia 21 melahirkan hokum baru yang semula tidak cakap menjadi cakap
2. Jual-beli yang menimbulkan hak dan kewajiban antara penjual dan pembeli 2. akibat hokum berupa lahirnya, berubahnya, lenyapnya suatu hubungan
Peristiwa hokum dari segi isi → kreditur dan debitur melakukan akad kredit, maka memunculkan hokum
1. Karena perbuatan subyek hokum → surat wasiat (875 KUHPdt), hibah (1666 KUPt) utang-piutang
 yang merupakan perbuatan hokum → yang akibatnya dikehendaki 3. akibat hokum berupa sanksi yang tidak dikehendaki subyek hokum
ex. Jual beli, sewa-menyewa a. bidang hokum public
 perbuatan hokum sepihak → berupa hukuman pokok dan tambahan (10 KUHP)
a. sepihak murni → pihak yang berkaitan tidak ada di tempat atau tidak b. bidang hokum privat
penting → onrechtmatigedaad : perbuatan yang mengakibatkan kerugian yang
contoh : warisan tidak dijanjikan sehingga diminta ganti rugi
b. sepihak tidak murni → pihak yang aktif hanya satu sisi → wanprestasi : kelalaian tidak melakukan kewajibannya tepat waktu atau
contoh : hibah tidak sesuai perjanjian.
SANKSI DARI ASPEK SOSIOLOGIS
 perbuatan hokum ganda → ditimbulkan oleh dua pihak Positif → pemulihan nama baik, pembebasan tuntutan, pencabutan izin
ex. Perjanjian, perkawinan, perjanjian dalam hokum benda Negative → penjara, pemulihan keadaan, hukuman
faizahndaa faizahndaa
PERTEMUAN 9 o Manfaat Teori Hukum
o Teori 1. Memperlihatkan pentingnya praktisi hokum dalam mengambil keputusan
→ theoria (latin) yang berarti perenungan 2. Hari-hati dengan hokum positif
→ KBBI :
a. Pendapat yang didasarkan pada hasil penelitian, penemuan, didukung oleh data o Cakupan Teori Hukum
dan argument 1. Pengertian hokum
b. Penyelidikan eksperimental yang menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti 2. Struktur system hokum
c. Asas dan hokum umum yang menjadi dasar suatu ilmu dan seni 3. Pengertian dan fungsi asas hokum
d. Pendapat, cara, aturan untuk melakukan sesuatu 4. Pengertian serta interrelasi konsep yudiris
→ kontruksi alam berupa cita/ide manusia yang dibangun untuk menggambarkan o Teori hokum
secara reflektif fenomena yang dijumpai (Soetandyo W.) 1. Van Hoecke
→ seperangkat konsep, batasan, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan → system pernyataan, pandangan dan pengertian yang saling berkaitan secara
sistematis tentang fenomena dengan merinci hubungan antar variable dengan logika tentang system hokum tertentu/bagian dari system hokum tersebut,
menjelaskan dan memprediksi gejala itu (Kerlinger) sehingga memungkinkan untuk menjabarkan interpretasi aturan hokum atau
pengertian dalam hokum yang terbuka bagi pengujian.
o Teori dalam ilmu hokum System hokum
→ serangkaian asumsi, konsep, definisi dan proposisi untuk menerangkan Primary Rules → menekankan kewajiban manusia untuk bertindak/tidak
fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar bertindak
konsep. Ada keteraturan di masyarakat da nada tekanan sosial bagi pelanggar
Dirasakan sebagai sebuah kewajiban oleh mayoritas masyarakat
o Teori secara terminology
Secondary Rules → aturan tentang aturan
Legal theory → hokum adalah apa yang ada di undang-undang
Aturan yang mengesahkan suatu peraturan
Yang diluar UU dianggap bukan bagian hokum
Bagaimana dan oleh siapa dapat diubah (rule of change)
Praktisi tidak terlalu suka karena dianggap terbatas dan sempit
Bagaimana dan oleh siapa dapat ditegakkan (rule of enforcement)
Jurisprudence → hokum dan masyarakat adalah satu kesatuan yang tidak dapat
2. Hans Kelsen
dipisahkan dan saling mempengaruhi (dialektika fungsional)
a. Tujuan teori hokum untuk mengurangi kekacauan dan kemajemukan
Oleh L.A. Hart, W.Halverson
menjadi kesatuan
Legal history → teori hokum yang mengaitkan dengan ideology
b. Teori hokum merupakan ilmu tentang hokum yg berlaku (ius constitutum)
Teori hokum sangat erat dengan sejarah hokum
bukan hokum bagaimana seharusnya (ius constituendum)
o Tugas teori hokum c. Teori hokum adalah ilmu normative bukan ilmu alam
1. Menjelaskan hubungan norma dasar dan norma dibawahnya d. Teori hokum Sebagai teori tentang norma gaada hubungannya dg daya kerja
2. Bersifat praktis dan berguna dalam pemecahan masalah kehidupan (Karl norma
Raimund Popper) e. Teori hokum adalah formal, cara menata, mengubah isi dengan cara khusus
3. Perkembangan teori harus melalui uji kritis yang ketat f. Hubungan antara teori hokum dan system yang khas dari hokum positif
adalah apa yang mungkin dengan hokum yang ada

faizahndaa faizahndaa
Teori hokum murni o Teori Kontemporer tentang Hukum dan Masyarakat
Ilmu hokum adalah ilmu normative. → hokum merupakan pengendalian sosial dari pemerintah (Donald Black, 1976)
Karakteristik dari normaadalah hipotesis, lahir bukan karena proses alami tapi → rule of law hanya mungkin terjadi apabila kelompok dalam masyarakat saling
karena kemauan akal manusia mengendalikan system hokum (Roberto Mangaberia, 1976)

o Teori hokum yang sering digunakan praktisi dan ilmuwan hokum o Titik tolak teorisasi hokum
1. Legalisasi → berporos pada hubungan masyarakat dan hokum
→ mengkasi/menganalisis cara atau teknik pembentukan peraturan perundang- → landasan suatu teori bergeser ke factor peraturan, maka semakin menjadi unit
undangan tertutup yang formal legalistic
→ Aan Seidman, Hans Kelsen, Hans Nawiasky, Julius Stahl, Montesquieu → semakin bergeser ke manusia. Teori itu terbuka dan menyentuh mosaic sosial
→ digunakan untuk mengkaji apakah peraturan yang disusun telah sesuai kemanusiaan
2. Pluralisme Hukum o Kontribusi Teori Hukum
→ mengkaji dan menganalisis keanekaragaman hokum yang berlaku dan → memberi visi dan pencerahan terhadap aksi konkret
diterapkan di masyarakat → melakukan pembangunan hokum (ga Cuma legalisasi, yudikasi, penegakan huku.
→ Lawrence, M. Friedman, Ade Suparman Tapi juga tentang hokum itu sendiri/edukasi)
3. Penyelesaian Sengketa →pikiran, gagasan, dan visi keilmuan para akademisi sangat penting bagi kemajuan
→ mengkaji dan menganalisis tentang kategori atau penggolongan sengketa, hokum di Indonesia
factor penyebab dan strategi menyelesaikan sengketa
o Teori Hukum Menurut Titik Triwulan Tutik
→ Dean G Pruitt, Laura Nader
1. Hokum alam
4. Kewenangan → hokum berlaku universal
→ mengkaji dan menganalisis kekuasaan dari pemerintah maupun alat → aliran ini timbul karena kegagalan manusia dalam mencari keadilan absolut,
kelengkapan negara baik di lapangan public maupun privat sehingga hokum alam dipandang sebagai hokum universal dan abadi (Friedman)
→ Indroharto, FAM Stronik, JG Steen Beek Ada 2 hukum alam (Aristoteles) :
5. Perlawanan/Resistensi a. Hokum yang berlaku karena penetapan penguasa
→ mengkaji dan menganalisis bentuk perlawanan yang dilakukan oleh kaum b. Hokum yang tidak bergantung dari pandagan manusia tentang baik/buruk
tani, buruh, atau kaum lemah atas penindasan negara/perusahaan 2. Sejarah → Friedrick Karl Von Savigy
→ James C Scoot, Samuel J popkin, Gramsci  Menganalogikan timbulnya hukun dengan bahasa
6. Perlindungan hokum  Menolak cara berfikir penganut aliran hokum alam
→ mengkaji dan menganalisis bentuk atau tujuan, subyek, obyek perlindungan  Hokum timbul dari jiwa bangsa (volkgeist)
hokum  Hokum tidak dibuat tetapi tumnuh dan berkembang bersama masyarakat
→ Roscou Pound, Sudikno mertokusumo, Antonio Fortin 3. Teokrasi
7. Efektifitas hokum → perintah dari Tuhan dijadikan hokum
→ mengkaji dan menganalisis keberhasilan, kegagalan, factor yang → pernah berlaku di Eropa pada masa renaissance
mempengaruhi pelaksanaan dan penerapan hokum.
→ Lawrence Friedman, Soerjono Soekanto

faizahndaa faizahndaa
4. Kedaulatan rakyat → pengembangan dari teori terokrasi PERTEMUAN 10
→ kekuasaan raja/penguasa bukan dari Tuhan tapi dari rakyat, yang mendorong o Tata Hukum
kesewenangan dan saling berperang merebutkan wilayah → semua peratuean hokum yang diadakan atau diatur dan disahkan oleh negara
→ dari JJ Roseau dengan teori kontrak sosial → negara terbentuk karena adanya dan bagiannya sedang berlaku dalam masyarakat atau negara (ius contitutum)
perjanjian sosial dan peraturan yang berasal dari rakyat. → hokum yang sedang berlaku : jika ketentuan hokum dilanggar maka pelanggar
akan mendapat konsekuensi dari badan/lembaga yg berwenang
5. Kedaulatan negara (Hans kelsen)
→ hakikatnya, tata hokum = system hokum (Ridwan Halim)
→ negara memiliki wewenang yang tidak terbatas
Suatu cara atau system yang membentuk keberlakuan hokum di suatu wilayah
6. Kedaulatan hokum Tata hokum Indonesia
→ sumber hokum adalah rasa keadilan. → tata hokum yang berlaku di Indonesia pada waktu sekarang (ius constitutum)
→ rasa keadilan mayoritas masyarakat dalah hokum yang berlaku. YAITU tata hokum yang menata, menyusun, dan mengatur tata tertib kehidupan
masyarakat, dibuat dan ditetapkan oleh pemerintah
7. Teori keseimbangan
→ kesadaran hokum adalah dasar adanya hokum o Tujuan dibentuknya tata hokum
→ untuk mempertahankan, memelihara, dan melaksanakan tata tertib di kalangan
o Paradigma Hukum anggota masyarakat dan penyelenggara pemerintah dengan peraturan yang
 Filsafat hokum : hokum sbg asas kebenaran diadakan negara
 Ajaran hokum murni : hokum adalah norma positif o Tata hokum Indonesia ditetapkan oleh masyarakat Indonesia
 American sociological jurisprudence : hokum adalam apa yg diputuskan hakim → hokum Indonesia lahir/ada sejak Indonesia merdeka, dapat dilihat dalam
 Sosiologi hokum : hokum adalah pola perilaku sosial yg terlembagakan Pembukaan UUD ‘45
 Sosiologi & antropologi hokum : hokum manifesti maksa simbolik
o Tujuan belajar tata hokum Indonesia
→ untuk mengetahui perbuatan/tindakan yang menurut hokum bertentangan
→ untuk mengetahui bagaimana kedudukan seseorang dalam masyarakat
→ apakah semua kewajiban dan wewenangnya sesuai dengan hokum Indonesia
o Ruang Lingkup Tata Hukum Indonesia
Perdata, pidana, acara perdata, acara pidana, adat, dagang, tata negara, dll
(pertemuan 12)
o Masyarakat dan Politik Hukum
Masyarakat hokum
→ suatu masyarakat yg menetapkan tata hokum bagi masyarakat itu sendiri dan
oleh sebab itu turut aktif dalam berlakunya tata hokum (tunduk pada hokum yg
dibuat)
Politik hokum nasional
→ kebijakan (policy) dari penguasa negara mengenai hokum yang berlaku di negara
Indonesia

faizahndaa faizahndaa
o Sejarah Tata Hukum Indoensia o pasca perubahan UUD ‘45
Pra kemerdekaan → pasal I Aturan peralihan UUD ’45 : segala peraturan perundangan yang ada masih
 Masa VOC (1602-1799) tetap berlau selama belum diadakan yg baru menurut UUD
→ VOC dibentuk untuk mengamankan ekonomi Belanda, Oleh Belanda VOC → pasal II Aturan Peralihan UUD ’45 : semua badan negara yg ada masih tetap
DIberi hak istimewa (Hak Oktroi) termasuk membuat peraturan dan membuat berfungsi sepanjang untuk melakukan ketentuan UUD dan belum diadakan yang
militer baru.
→ 1910 VOC diberi kewenangan untuk menyelesaikan perkara termasuk pidana
o Politik HUkum Pasca Perubahan UUD ‘45
dan perdata
1. Penguatan check and balance (eksekutif vs legislate, legislative vs yudikatif ?
 masa Regerings Reglement (1855-1926)
2. Penguatan demokrasi
→ 1800 Indonesia diambil alih dari VOC ke pemerintah belanda
3. Penguatan kelembagaan negara
→ pada masa Daendels hokum pribumi tetap diakui selama tidak bertentangan
4. Penguatan jaminan HAM
dengan aturan pemerintah belanda
5. Penguatan system pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi & desentralisasi
→ masa penjajahan inggris (Rafles) hokum pribumi diakui tetapi dibawah hokum
eropa o Landasan Dasar Berlakunya Peraturan Perundang-Undangan
Perundangan masa belanda : Dasar Filosofis
1. A.B. (algemene Bepeting Van Wetgeving Voor Indonesia) → berkaitan dengan filosofi/ideology negara.
2. Stadblad (Stb. 1847 No 23) → 30 April 1847 Masyarakat berharap agar hokum dapat menciptakan keadilan, ketertiban,
3. R.R (Regerings Reglemenf) kesejahteraan. DISEBUT dengan cinta hokum, yaitu yg berkaitan baik/buruk dan
4. Stb. 1854 → 2 september 1854 adil atau tidak.
5. I.S (Indische Staatsregeling) → 23 Mei 1925 Stb. 125 No 415 Dasar Sosiologis
6. Peraturan organic → Ordonantie, Regering Verordering, Locale Verordering → berkaitan dengan kondisi/kenyataan yang hidup dalam masyarakat
 masa Indische Staatsregeling (1926-1942) Kondisi dapat berupa kebutuhan/tuntutan yang dihadapi oleh masyarakat
 masa jepang (1942-1945) Dasar Yudiris
→ berpedoman pada UU Jepang (Gunseirei) → sangat penting dalam penyusunan perundang-undangan, karena :
→ badan pemerintah, hokum, UU dari pemerintah terdahulu diakui sah asal tidak  Keharusan adanya wewenang dari pembuat peraturan perundang-undangan
bertentangan (Osamu Seirei UU NO 1 tahun 1942)  Keharusan adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan peraturan
→ hokum berlaku bagi semua golongan perundang-undangan (ex. Pajak harus dengan UU)
Pasca kemerdekaan
masa ’45 – ’49 → masa ’49 – ’50 → masa ’50 – ’59 → masa ’59 - sekarang o Politik Hukum
→ menyelidiki tuntutan sosial yg akan diperhatikan oleh hokum sehingga isi ius
o dasar Hukum Berlakunya Keanekaragaman Hukum di Indonesia contituendum ditunjuk oleh politik supaya contitutum disesuaikan (bellefroid)
→ pasal II aturan peralihan UUD ’45, semua badan negara dan peraturan yang ada → menyelidiki perubahan yg harus diadakan dalam hokum yg sekarang berlaku
masih berlaku selama belum ada perubahan menurut UUD supaya sesuai dengan kenyataan sosial (utrecht)
→ pasal 142 ketentuan peralihan UUDS ’50, yg sudah ada sejak 17 agustus ’50 → untuk menentukan jenis/macam, bentuk, materi/sumber hokum yang
tetap berlaku kecuali ada perubahan diberlakukan negara saat ini/yg akan datang
→ pasal 192 ketentuan peralihan konstitusi RIS, aturan yang sudah ada sejak → bertugas meneruskan perkembangan hokum, membuat ius constituendum
konstitusi RIS tetap berlaku kecuali ada perubahan menjadi constitutum
→ dapat diketahui lembaga pembuat, pelaksana, penegak, penemu, penafsir
faizahndaa faizahndaa
PERTEMUAN 11 2. Daerah kekuasaan/tempat berlakunya
o Klasifikasi Hukum a. Hokum local
→ penggolongan yg didasarkan pada berbagai sudut pandang dan ukuran → hokum yg berlaku hanya untuk suatu suku/adat dalam suatu wilayah/daerah
(maatstaven) → bersifat terbatas dalam wilayah tertentu dalam suatu negara
o Tujuan Klasifikasi Hukum b. Hokum nasional
→ dari segi nilai teoritis : untuk mencapai suatu pengertian yg lebih baik → hukum yg berlaku dalam suatu negara
→ dari segi praktis : lebih mudah menemukan dan menetapkan hokum → bersifat mengikat pada warga negara yang bertempat tinggal di negara
tersebut, setiap orang wajib menaati peraturan yg telah diterapkan pemerintah.
o Klasifikasi Hukum → yang melanggar dikenai sanksi
1. Sumbernya
c. Hokum Internasional
Dilihat dari segi pembentukannya
→ hokum yg mengatur hubungan hokum dalam dunia internasional
a. Hokum perundang-undangan
→ mengikat suatu negara bukan individu
→ yg bersumber dari Undang-undang/timbul karena ada ketentuan UU yg
mengikat ssebagai hokum d. Hokum Asing
→ undang-undang yg telah disahkan oleh badan legislative/unsur pemerintah → hokum yang berlaku di negara lain
lainnya. Contoh : UU, Perpu
3. Kekuatan berlakunya/cara mempertahankan (berdasar sifatnya)
b. Hokum kebiasaan  Hokum materiil
→ hokum yg berdasar kebiasaan/timbul karena kebiasaan dalam suatu → sekelompok peraturan hokum yg mengatur suatu bidang tertentu, yg pada
masyarakat yg sudah mengikat dan ditaati oleh semua orang dasarnya menggariskan :
c. Hokum Traktat a. Pengertian yudiris tentang seluk beluk hal yg diatur dalam bidang tersebut
→ traktat adalah suatu perjanjian yg dibuat oleh dua negara/lebih dalam b. Masalah apa saja yg pasti/bisa timbul dan bagaimana pemecah dan
bidang perdata yg merupakan ketentuan yg mengikat bagi negara yg pencegahannya
mengadakannya untuk menaatinya c. Apa saja yg diwajibkan, dilarang/dibolehkan untuk dilakukan
Contoh : perjanjian Indonesia-Malaysia, Indonesia-Filipina tentang batas d. Sanksi yg dapat dijatuhkan kepada pelanggar aturan
negara Hokum material → hokum yg memuat tentang peraturan yg mengatur
d. Hokum Yurispudensi kepentingan dan hubungan yg berupa perintah dan larangan yg ditentukan oleh
→ keputusan hakim akan suatu perkara yang tidak/belum diatur dalam factor ideal dalam masyarakat
undang-undang dan kemudian dijadikan pedoman bagi hakim pada ex. KUHP, KUHPdt
kasus/perkara yang sama  Hokum formil
e. Hukum Doktrin → pendapat sarjana hukum → hokum yg mengatur bagaimana caranya mempertahankan hokum materiil
→ pendapat seseorang/beberapa sarjana hokum yang terkenal dalam ilmu → tempat dimana menemukan dan mengenal hokum
pengetahuan hokum. → hal yg bersangkut paut dengan masalah prosedur/cara pembentukan dari UU
→ doktrin ini yg dapat menjadi dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan yg menjadi tugas badan legislative
putusannya → perturan hokum yg mengatur mengenai bagaimana cara pelaksanaan dan
penerapan hokum materiil dalam praktek pengadilan sehari-hari
Ex. KUHAP, HIR (Herzein Inlandsch Reglement. RGB (Rechtreglement voor de
BUitengewesten), Rv (Rechtvordering)

faizahndaa faizahndaa
4. Isinya 7. Wujudnya
 Hokum Privat (hokum sipil)  Hukum obyektif
→ mengatur antara subyek hokum satu dengan lainnya (kepentingan pribadi) → kaidah hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak
→ hokum yg isinya mengutamakan peraturan kepentingan pribadi/individu dimaksudkan untuk mengatur sikap tindak orang tertentu saja
dalam masyarakat  Hukum subyektif
Ex. Hokum perdata, hokum ekonomi, hokum bisnis → hukum yg timbul dari hukum obyektif dan berlau terhadap seorang/ha;
 Hukum Publik (hokum negara) tertentu
→ yang isinya mengutamakan kepentingan umum ex. UU tentang ASN, UU Perbankan, UU Asuransi
→ yang mengatur hubungan negara dengan warga negara dan aparatnya 8. Waktu berlakunya
Terdiri atas  Ius constitutum
a. hukum tata negara → hukum yang sekarang berlaku bagi suatu masyarakat tertentu dalam daerah
→ yg mengatur bentuk dan susunan suatu negara serta hubungan kekuasaan tertentu (hukum positif)
antara alat kelengkapan negara satu sama lain, hubungan pemerintah pusat → hukum yang diadakan dengan tujuan agar hukum tersebut dapat diusahakan
dan daerah. untuk berlaku secara pasti dan untuk waktu yg tidak ditentukan (terus berlaku
b. hukum administrasi negara/tata usaha negara selama tidak ada perubahan atau pencabutan)
→ hukum yang mengatur cara menjalankan tugas alat perlengakapan negara  Ius constituendum
c. hukum pidana → hukum yg diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang
d. Hukum internasional (perdata dan publik) → hukum yg masih dicita-citakan untuk berlaku
5. Fungsinya  Hukum asasi
 Hokum materiil (substantive law) → hukum yg berlaku dimana saja yang tidak mengenal batas waktu/tempat dan
→ peraturan yg memberi hak dan membebani dengan kewajiban berlaku selamanya terhadap siapapun dimanapun
 Hukum alam
 Hokum formil (adjective law)
→ hukum yang berlaku universal
→ peraturan hokum yg fungsinya melaksanakan/menegakkan hokum materiil/
menentukan bagaimana melaksanakan hokum materiil/bagaimana 9. sifatnya
mewujudkan hak dan kewajiban apabila ada pelanggaran hokum/sengketa  hukum yang memaksa (imperatif)
→ hukum yg dalam keadaan apapun harus mempunyai paksaan mutlak dan
6. Bentuknya mempunyai sanksi
 Hukum tertulis → hukum yg secara tegas dan mutlak menggariskan hal-hal yang harus ditaati
→ peraturan yg dibukukan dan tertulis serta disahkan oleh pihak yang secara penuh oleh setiap individu tanpa terkecuali tanpa dapat disimpangi
berwenang, dikodifikasikan dan tidak dikodifikasikan sedikitpun kecuali alasan yang sungguh memaksa yang dapat dibenarkan oleh
→ hukum yg secara nyata sudah tertuang dalam bentuk tulisan dan secara resmi hukum itu sendiri
telah diumumkan berlaku oleh lembaga negara  hukum yang mengatur (pelengkap/fakultatif)
→ hukum tertulis menjadi ciri hukum modern yg harus mengatur dan melayani → hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak yang bersangkutan telah
kehidupan modern membuat peraturan sendiri dalam perjanjian
 Hukum tidak tertulis → mengatur hubungan individu yg berlaku apabila yang bersangkutan tidak
→ hukum yg dibuat oleh masyarakat melalui peraturan yg tidak tertulis menggunakan alternative lain : peraturan yg mengatur untk tercipta ketertiban
→ hukum yg hidup dalam masyarakat karena keyakinan/kebiasaan ex h. adat di masyarakat
faizahndaa faizahndaa
PERTEMUAN 12 OBYEK HTN
o hukum positif/ius constitutum → negara yaitu negara dipandang dari sifat atau pengertian yang konkrit yang
→ hukum yg berlaku di suatu negara/masyarakat tertentu pada saat tertentu. berarti bahwa obyeknya terikat pada tempat, keadaan dan waktu tertentu
→ dalam hukum positif, obyek yang diatur sekaligus merupakan subyek → HTN Membahas tatanan, struktur negara, mekanisme hubungan antara struktur
organ atau kenegaraan serta mekanisme hubungan antara struktur negara dan
o hukum positif adalah system/tatanan hukum dan asas berdasarkan keadilan yg
warga negara
mengatur kehidupan manusia di masyarakat
→ sumber hukum adadlah segala sesuatu yg berupa tulisan, dokumen, naskah
o hukum positif Indonesia yang digunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidup pada masa tertentu
→ keseluruhan asas dan kaidah berdasar keadilan yg mengatur hubungan manusia → sumber hukum tata negara di Indonesia
dalam masyarakat berupa hubungan antar manusia UUD ’45, Tap MPR, UU/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,
Peraturan pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan pelaksana lainnya,
Dalam hukum positif mengenai hubungan hukum dalam masyarakat tidak lepas Convention, traktat
dari moral → struktur pemerintah sebelum amandemen UUD ’45 adalah MPR, Presuden,
Hukum berfungsi membentuk dan menjaga setiap individu menjadi sosok yg DPA, DPR, BPK, dan MA. Kemudian setelah amandemen DPA dihapuskan,
bermoral baik, dengan begitu hukum positif merupakan landasar unata dalam ditambah DPD, MK, dan KY
mengatur hubungan hukum dalam masyarakat. Karena, hukum positif merupakan
aturan yang berfungsi untuk menjaga ketertiban umum dan kesejahteraan RUANG LINGKUP HTN
masyarakat. HTN adalah struktur umum dari negara sebagai organisasi yaitu
a. Bentuk negara → kesatuan/federal
o HUKUM YANG SEDANG BERLAKU DI INDONESIA
b. Bentuk pemerintah → kerajaan/republic
1. Hukum Tata Negara
c. System pemerintah → presidensiil.parlementer/monarki
→ hukum yg mengatur mengenai tata organisasi negara (paul Scholten)
d. Corak pemerintah → dictator/nasionalis/sosialis/liberal/demokrasi
→ peraturan yg menentukan badan serta kewenangannya, hubungan satu sama
e. System delegasi kekuasaan negara → negara bagian/desentralisasi/terpusat
lain dan hubungannya dengan warga negara (Van der Pot)
→ hukum yg mengatur organisasi negara (J.C.H. Logemann)
ASAS HTN
“suatu cabang ilmu hukum kenegaraan yang berada di ranah public, mencakup a. asas negara kesatuan, yang berbentuk republic sebagaimana yg tercantum
kajian tentang organ negara, fungsi dan mekanisme hubungan antar organ dalam pasal 1 dan pembukaan UUD ‘45
negara, serta persoalan yg muncul dalam mekanisme hubungan antar organ b. asas kedaulatan rakyat, pasal 1 ayat 2 bahwa MPR penyelenggara negara
negara.” tertinggi
Menurut Jimly (2006) c. assas kedaulatan negara adalah asas negara demokrasi
Cabang ilmu hukum yang mempelajari prinsip dan norma hukum yang tertuang d. asas cabinet presidensial (passal 17), cabinet bertanggung jawab kepada
secara tertulis ataupun yg hidup dalam kenyataan praktik negara berenaan presiden
dengan : e. asas saling mengawasi (check and balance), antara kekuasaan eksekutif dan
a. Konstitusi yg berisi kesepakatan kolektif suatu komunitas rakyat mengenai legislative
cita-cita untuk hidup bersama dalam suatu negara f. asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan asas pembantuan dari system
b. Institusi kekuasaan negara beserta fungsinya pemerintah daerah
c. Mekanisme hubungan antar institusi
d. Prinsip hubungan antara institusi kekuasaan negara dengan warga negara

faizahndaa faizahndaa
2. Hukum Administrassi Negara ASAS HAN
→ hukum pemerintah yang menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan a. Asas legalitas, bahwa setiap perbuatan administrasi berdasarkan hukum
akan memungkinkan para pejabat Administrasi Negara melakukan tugas mereka b. Asas tidak boleh menyalahgunakan kekuasaan/ detourne ment de pouvoir
yang khusus (Utrecht) c. Asas tidak boleh menyerobot wewenang badan administrasi negara (EXES DE
→ merupakan kelanjutan dari HTN bahwa Administrasi Negara mewujudkan POUVOIR)
tugas dari HTN yg artinya HTN memberi wewenang kepada badan kenegaraan d. Asas diskriminatif, kesamaan hak bagi setiap penduduk negara
(van Vollenhoven) e. Asas umum pemerintah yang baik
→ HTN menggambarkan negara dalam keadaan diam (Staats in Rust) sedangkan f. Asas kepastian hukum
HAN menggambarkan negara dalam keadaan bergerak. g. Asas keadilan sosial
JADIIII, HAN ADALAH h. Asas orang yang tepat di tempat yang tepat (The right man in the right place)
“badan pemerintah setelah mendapat kekuasaan dari HTN, kemudian badan i. Asas persatuan dan kesatuan
tersebut melakukan aksi/aktivitas dalam rangka menjalankan tugas pemerintah j. Asas batal karena kecerobohan
berdasarkan hukum administrasi yang berlaku” k. Asas kebebasan
ARTI DAN PERAN HAN 3. Hukum Pidana
→ sebagai aparatur negara, organ dibawah pemerintah spt presiden, menteri, RUANG LINGKUP HUKUM PIDANA
sekjen, dirjen, inspektur jenderal, gubernur, bupati → menentukan perbuatan yang dilarang disertai sanksi pidana
→ sebagai fungsi/aktifitas, kegiatan pemerintahan/mengurus kepentingan → menentukan kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang melanggar
negara larangan dapat dikenai sanksi pidana
→ sebagai proses teknik penyelenggaraan undang-undang, meliputi segala → menentukan dengan cara bagaimana sanksi pidana dapat dikenakan
tindakan aparatur negara dalam menyelenggarakan undang-undang
HUKUM PIDANA
OBYEK HAN
 Hukum Pidana Materiil
 Obyek material
→ mengatur tentang perbuatan yang dilarang dan ancaman hukuman
→ manusia dalam hal ini adalah aparat pemerintah/aparat administrasi negara
terhadap orang yang melakukan
sebagai pihak yang memerintah dan warga masyarakat atau suatu badan hukum
 Hukum Pidana Formil
privat sebagai pihak yang diperintah. Diantara dua pihak ada hubungan hukum
→ mengatur cara mempertahankan Hukum Pidana Materiil
public, bukan privat (?)
 Obyek formal
FUNGSI HUKUM PIDANA
→ perilaku/kegiatan/keputusan hukum badan pemerintah, baik yg bersifat
a. UMUM : Mengatur dan menyelenggarakan kehidupan masyarakat agar tercipta
peraturan maupun ketetapan.
dan terpelihara ketertiban umum.
b. KHUSUS : melindungi kepentingan hukum
Memberi dasar legitimasi bagi negara dalam rangka negara
menjalankan fungsi perlindungan atas kepentingan hukum
Mengatur dan membatasi kekuasaan negara dalam rangka negara
melaksanakan fungsi perlindungan atas kepentingan hukum

faizahndaa faizahndaa
ISTILAH DALAM HUKUM PIDANA ASAS POKOK DALAM HUKUM PERDATA
 Kriminologi, memfokuskan kajian pada orang yang melakukan kejahatan itu a. Manusia merupakan subyek hukum
sendiri, dengan tujuan untuk memahami latar belakang yg melakukan kejahatan b. Hak kebendaan mengikuti bendanya
 Delik, perbuatan yg dilarang oleh hukum pidana dan diancam dengan pidana c. Sahnya perkawinan harus dilakukan menurut agama dan kepercayaan
MACAM HUKUM PIDANA RUANG LINGKUP HUKUM PERDATA
a. Hukum Pidana Umum, berlaku bagi masyarakat umum, dikenal sbg Hukum  Sistematika menurut BW/KUHPerdata
Pidana Sipil Buku I : tentang orang (van personen) yang memuat tentang hukum diri
b. Hukum Pidana Militer, khusus bagi anggota TNI seseorang dan keluarga
c. Hukum Pidana Fiskal, ketentuan pidana mengenai penghasilan dan persewaan Buku II : tentang benda (van zaken) yg memuat hukum kebendaan dan waris
negara, dimana hukuman yg dijatuhkan mirip sanksi perdata, yaitu kewajiban Buku III : tentang perikatan (van verbintenissen) yg memuat tentang hukum
membayar denda atau diganti kurungan (jika tidak mampu) kekayaan mengenai hak dan keajiban yang berlaku terhadap
orang/pihak tertentu
SUMBER HUKUM PIDANA
Buku IV : tentang pembuktian dan daluarsa (bewijs en verjaring) memuat
a. KUH Pidana (WvS)
tentang alat pembuktian dan akibat lewat waktu terhadap hubungan
b. UU no 6 tahun 2011 tentang Imigrasi
hukum
c. UU no 35 tahun 2009 tentang Narkotika
d. UU no 5 tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme  Sistematika menurut Ilmu Hukum
e. UU no 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Hukum tentang diri seseorang hukum kekayaan
Pencucian Uang Hukum kekeluargaan hukum warisan
f. UU no 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
5. Hukum acara pidana
SISTEMATIKA KUHP → kumpulan peraturan yg digunakan untuk mempertahankan hak dan
Terdiri dari 3 buku menjalankan kewajiban dalam proses peradilan pidana oleh institusi penegak
Buku I : ketentuan umum, yg terdiri dari 9 BAB 103 Pasal hukum (polisi, jaksa, hakim, advokat) dalam rangka menegakkan hukum pidana
Buku II : kejahatan, yg terdiri dari 31 BAB 385 Pasal materiil.
Buku III : pelanggaran, yg terdiri dari 10 bab 82 pasal
 Fungsi represif hukum acara pidana
4. Hukum Perdata → untuk melakukan tindakan terhadap perilaku menyimpang/perbuatan yg
Hukum perdata terbagi menjadi bertentangan dengan UU
a. Hukum Perdata Materiil ex. Penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pemidanaan
→ hukum pokok yang mengatur kepentingan perseorangan/antar negara
Sumber hukum perdata materiil :  Fungsi Preventif hukum acara pidana
Peraturan perundang-undangan, hukum adat, kebiasaan, yurispudensi, doktrin, → untuk menjamin terlaksananya perlindungan hukum dan HAM dari semua
konvensi/traktat/perjanjian internasional pihak, melalui tindakan administrative
b. Hukum perdata formil
→ mengatur tentang cara mempertahankan hukum perdata materiil
Sumber hukum perdata formil :
hukum perdata belanda

faizahndaa faizahndaa
DASAR HUKUM ACARA PIDANA DI INDONESIA ASAS HUKUM ACARA PERDATA
 Umum 1) Asas Kebebasan Hakim
UU Kekuasaan Kehakiman UU Mahkamah Agung 2) Hakim Pasif
UU Peradilan Umum UU Kepolisian 3) Mendengarkan para pihak
UU Kejaksaan UU KUHAP 4) Hakim Bersifat Menunggu
5) Peradilan Terbuka Untuk Umum
 Khusus
6) Asas Obyektivitas
Hukum Acara Pidana yang termuat dalam UU Khusus
7) Putusan Disertai Alasan
Contoh : UU TIPIKOR, UU MONEY LAUNDERING
8) Tidak ada keharusan untuk mewakilkan
ASAS HUKUM ACARA PIDANA 9) Beracara Dikenakan Biaya
a. Asas legalitas 10) Peradilan dilakukan “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Asas keseimbangan antara perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia 11) Peradilan dilakukan dengan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan
dengan perlindungan terhadap kepentingan dan ketertiban masyarakat
c. Asas praduga tidak bersalah atau presumption of innocent KOMPETENSI PENGADILAN
d. Asas pembatasan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan → lembaga peradilan memiliki pembagian kewenangan agar tercipta ketertiban
hanya dilakukan berdasarkan perintah tertulis oleh pejabat berwenang yang dalam pemeriksaan
diatur dengan undang-undang  Kompetensi absolut (terkait dengan tingkat pengadilan dan jenis perkara)
e. Asas ganti kerugian, orang yg ditangkap/ditahan/dituntut/diadili tanpa alasan Kompetensi absolut perkara
yg berdasar undang-undang karena kesalahan, makahukum yang diterapkan → peradilan umum berwenang mengadili
wajib diberi ganti rugi dan rehabilitasi sejak tingkat penyidikan Pidana, baik umum maupun khusus
f. Asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan serta bebas, jujur dan tidak Pidana, baik perdata maupun perniagaan
memihak → peradilan agama berwenang mengadili
g. Asas bantuan hukum, setiap orang yang tersangkut perkara wajib diberi Perkawinan
kesempatan memperoleh bantuan hukum Warisan, wasiat, hibah
h. Asas terbuka untuk umum Wakaf dan shadaqah
i. Asas pengawasan atau pelaksanaan putusan pengadilan → peradilan tata usaha negara berwenang mengadili
j. Asas pengadilan memeriksa perkara pidana dengan hadirnya terdakwa Terbatas pada perkara sengketa tata usaha negara
→ peradilan militer berwenang mengadili
6. Hukum Acara Perdata Perkara pidana yg terdakwanya terdiri dari prajurit berdasar pangkat
Proses ber acara dalam pengadilan perdata, diatur dalam tertentu
1) HIR (Herziene Indonesische Reglement) berlaku bagi golongan bumi putera di
jawa dan Madura Komperensi absolut institusi
2) RBg (Rechtsreglement voor de Buitenwesten) bagi golongan bumi putera diluar → secara institusional, peradilan terdiri dari peradilan tingkat pertama dan
jawa dan Madura peradilan tingkat kedua serta MA. MA merupakan pengadilan negara tertinggi.
3) BRv (Reglement opde Burgerlijke REchtcordering) bagi golongan eropa dan yg Karena itu, keberadaan system peraddilan memiliki jenjang atau tingkatan
disamakan secara institusional
4) UU No 14 tahun 1970 terakhir diubah dengan UU No 48 tahun 2009 (UU
Kekuasaan Kehakiman) peraturan yg menjamin ditaatinya hukum perdata

faizahndaa faizahndaa
 hukum tertulis yang belum dikodifikasikan
1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan
2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan
4) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perbankan
5) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
6) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri
7) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten
8) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek
 Kompetensi relative (terkait wilayah hukum suatu pengadilan) 9) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
a. Actor Sequitor Forum Rei (Domisili Tergugat) 10) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
b. Actor Sequitor Forum Rei (Dengan Hak Opsi) 11) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
c. Actor Sequitor Tanpa Hak Opsi 8. Hukum Pajak / hukum fiskal
d. Daerah Tempat Tinggal Tergugat → suatu kumpulan peraturan yang mengatur antara pemerintah sebagai
e. Forum Rei Set (Tempat Benda yang disengketakan) pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak (rachmat soemitro)
f. Kompetensi Berdasarkan Domisili → keseluruhan peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil
g. Setiap Pengadilan Negeri (PN) Yang tergugatnya adalah Pemerintah kekayaan seseorang dan menyerahkannya kempali kepada rakyat melalui kas
7. Hukum Dagang (handelsrecht) negara (santoso brotodiharjo)
→ hukum yang mengatur tingkah laku manusia yg turut melakukan perdagangan Istilah pajak sering disamakan dengan fiscal yg berarti kantong uang/keranjang
dalam usaha untuk memperoleh keuntungan yang.
→ hukum yg mengatur hubungan hukum antara manusia dan badadn hukum satu Fiscal → kas negara
sama lain dalam lapangan perdagangan Fiscus → pihak yang mengurus penerimaan negara atau administrasi pajak
Pengaturan Hukum Dagang :
KUHPerdata : Buku I → subjek hukum adalah manusia dan badan hukum Hukum pajak menganut paham imperative → pelaksanaannya tidak dapat
Buku III → perikatan ditunda
KUHD : Buku I → perdagangan padad umumnya Hukum pidana menganut paham aportunitas → pelaksanaannya dapat ditunda
Buku II → hukum laut (hak dan kewajiban yang terbit dari setelah keputusan lain
pelayaran) CIRI PAJAK
a. Iuran → jika dilihat dari datangnya arus dana dari wajib pajak
HUKUM DAGANG INDONESIA BERSUMBER PADA :
b. Pungutan → jika dilihat dari kacamata pemerintah
 hukum tertulis yang dikodifikasikan
c. Pajak dipungut berdasar undang-undang
KUHD dan KUH Perdata
d. Pajak itu memaksa. Dapat dilihat dari adanya ketentuan sanksi administrative
e. Tidak memperoleh kontra prestasi
f. Pajak untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan menjalankan
pemerintahan

faizahndaa faizahndaa
HAK MEMUNGUT PAJAK f. Pengeluaran Daerah
Dua pendekatan yg menjadi dasar bagi fiscus untuk memungut pajak g. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain
→ benefit principle : bahwa fiskus berwenang memungut pajak karena penduduk berupa uang, surat berharga, piutang barang, serta hak-hak lain yang dapat
menerima manfaat dari adanya negara dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan
→ ability to pay principle : bahwafiskus dalam memungut pajak harus negara/perusahaan daerah
memperhatikan kemampuan penduduk h. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum
9. Hukum Keuangan Negara i. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang
→ sekumpulan kaidah hukum tertulis yg mengatur hak dan keajiban negara yg diberikan pemerintah.
dapat dinilai dengan uang, termsuk uang dan barang milik negara terkait
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut Asas dalam UU Keuangan Negara
Keungan negara  Akuntabilitas
→ semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala → pengelolaan keuangan negara harus dapat dipertanggungjawbkan kepada
sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara yang rakyat.
berkaitan dengan pelaksanaan hak dan kewajiaban tersebut (UU NO 17/2003)  Proporsionalitas
→ mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban pengelolan
Substansi keuangan negara keuangan negara
Luas → APBN, APBD, dan keuangan negara pada BUMN/BUMD  Profesionalitas
Sempit → keuangan negara yg dikelola tiap badan hukum dan → mengutamakan keahlian berdasar kode etik dan ketentuan peraturan
dipertanggungjawabkan sendiri-sendiri perundang-undangan yang berlaku
 Keterbukaan
Landasan hukum keuangan negara
→ masyarakat berhak untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak
a. UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
diskriminatif tentang pengelolaan keuangan negara memperhatikan
b. UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara
c. UU 3/2004 tentang Perubahan UU 23/1999 tentang BI
 Pemeriksaan oleh badan yang bebas dan mandiri
d. UU 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
→ memberi kebebasan bagi BPK untuk melakukan pemeriksaan dengan tidak
Keuangan Negara
boleh dipengaruhi oleh siapapun.
e. UU 15/2006 tentang BPK
f. UU APBN yang tiap tahun diundangkan

Ruang Lingkup Keuangan negara


a. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman
b. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan
negara dan membayar tagihan pihak ketiga
c. Penerimaan Negara
d. Pengeluaran Negara
e. Penerimaan Daerah

faizahndaa faizahndaa
PERTEMUAN 13 o mmm
o Dasar hukum
1. UUD 1945
2. UU Kekuasaan Kehakiman (UU NO 4/2004)
3. UU MA (UU no14/1985, UU no 5/2004, UU no 3/2009)
4. UU MK (UU no 24/2003)
5. UU Pengadilan Umum (UU no 2/1986, UU no 8/2004)
6. UU Pegadilan Agama (UU no 7/1989, UU no 9/2004)
7. UU Pengadilan Tata Usaha Negara (UU no 5/1986, UU no 9/2004)
8. UU Pengadilan Militer (UU 31/1997)
o Struktur kekuasaan kehakiman (UU no 48 tahun 2009)
MA membawahi Peradilan Umum, Agama, Militer, dan Tata Usaha Negara
o Sistem Peradilan

o Perbandingan system peradilan

faizahndaa faizahndaa

Anda mungkin juga menyukai