SKRIPSI
oleh
Wildan Prasetyo
NIM H42172242
PROGRAM STUDI MESIN OTOMOTIF
JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2022
PEMANFAATAN DEBU SISA PEMBAKARAN BATU BARA
(FLY ASH) SEBAGAI CETAKAN PADA PENGECORAN
Al-Si DENGAN VARIASI KOMPOSISI BAHAN
CETAKAN TERHADAP UJI KEKERASAN
DAN BENDING
SKRIPSI
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Teknik
(S.Tr.T) di Program Studi Mesin Otomotif
Jurusan Teknik
oleh
Wildan Prasetyo
NIM H42172242
ii
PERSEMBAHAN
iii
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi
ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada :
1. Orang tua saya Bapak Sutriyono, Ibu Sri lestari dan seluruh anggota keluarga
yang selalu memberi dukungan secara moril maupun materil kepada saya
sehingga bisa sampai di titik seperti sekarang ini,
2. Saiful Anwar, S.TP., M.P. selaku Direktur Politeknik Negeri Jember,
3. Mochammad Nuruddin, ST., M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknik,
4. Aditya Wahyu Pratama, ST., M.T. selaku Ketua Program Studi Mesin
Otomotif,
5. Dicky Adi Tyagita ST., M.T. selaku dosen wali sekaligus dosen pembimbing
saya yang selalu menyediakan waktu, memberikan saran serta dukungan moril
kepada saya dalam proses penulisan skripsi ini,
6. Keluarga Program Studi Mesin Otomotif angkatan 2017, khususnya teman-
teman dekat saya dan semua pihak yang memberi dukungan secara moril
maupun materil yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.
7. Pendamping Hidup yang selalu menyemangati dalam penulisan naskah skripsi
saya yaitu Afryana Lucky Bixwanto.
8. Sahabat-sahabat (Krisna, Rosid, Imam, Anam) yang selalu memberikan
motivasi.
MOTO
iv
“Barang siapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar, maka akan
merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya”
(Imam Syafi'i)
v
SURAT PERNYATAAN
Wildan Prasetyo
NIM. H42172242
vi
vii
PEMANFAATAN DEBU SISA PEMBAKARAN BATU BARA (FLY ASH)
SEBAGAI CETAKAN PADA PENGECORAN Al-Si DENGAN VARIASI
KOMPOSISI BAHAN CETAKAN TERHADAP UJI KEKERASAN DAN
BENDING (The Utilization Of Coal Combustion Residual Dust (Fly Ash) As
Mold In Al-Si Casting With Variation Of Moldings Composition On Hardness
Test And Bending)
Pembimbing (Dicky Adi Tyagita, S.T.,M.T)
Wildan Prasetyo
Study Program of Automotive Engineering
Majoring of Engineering
Program Studi Mesin Otomotif
Jurusan Teknik
ABSTRAK
Abu terbang batu bara (fly ash) dan lumpur Lapindo merupakan limbah yang
dapat menyebabkan polusi air, polusi udara, dan polusi tanah. Oleh karena itu
diperlukan solusi agar polusi yang ditimbulkan dapat diminimalisir. Pada
penelitian ini, fly ash dan lumpur Lapindo digunakan sebagai material cetakan
pada pengecoran logam ditinjau dari hasil uji kuat tekan cetakan. Variasi
komposisi cetakan yang digunakan terdiri dari komposisi 1 (fly ash 80,7%,
lumpur Lapindo 12,6%, dan air 11,4%), komposisi 2 (fly ash 73,61%, lumpur
Lapindo 17,5%, dan air 14,2%), komposisi 3 (fly ash 66,4%, lumpur Lapindo
22,4%, dan air 17,1% %). Fly ash, lumpur Lapindo, dan air yang telah dicampur
kemudian diuji kuat tekan yang bertujuan sebagai indikator pada penelitian ini.
Hasil dari uji kuat tekan cetakan meliputi : komposisi 1 dengan nilai rata-rata
sebesar 52,27 kN/m2, komposisi 2 sebesar 115,7 kN/m2, dan komposisi 3 sebesar
132 kN/m2. Hasil dari uji kekerasan spesimen coran Al-Si pada komposisi 1 nilai
rata-rata sebesar 25,8 HRA, komposisi 2 sebesar 16,4 HRA, dan komposisi 3
sebesar 30,9 HRA. Hasil dari uji bending spesimen Al-Si pada komposisi 1 nilai
rata-rata 273,75 MPa, komposisi 2 sebesar 320,625 MPa, dan komposisi 3 sebesar
258,75 MPa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap variasi komposisi cetakan,
terdapat perbedaan nilai uji. Pada hasil uji spesimen hasil coran komposisi cetakan
ke 2, spesimen coran bersifat ulet, sedangkan spesimen pada komposisi cetakan 1
dan 3 bersifat getas.
Kata kunci : Pengecoran Cetakan Pasir, Fly Ash, Lumpur Lapindo, Air, Paduan
Al-Si, Variasi Komposisi Cetakan, Kekerasan Rockwell A, Uji
Bending, Kuat Tekan Cetakan.
viii
PEMANFAATAN DEBU SISA PEMBAKARAN BATU BARA (FLY ASH)
SEBAGAI CETAKAN PADA PENGECORAN Al-Si DENGAN VARIASI
KOMPOSISI BAHAN CETAKAN TERHADAP UJI KEKERASAN DAN
BENDING (The Utilization Of Coal Combustion Residual Dust (Fly Ash) As
Mold In Al-Si Casting With Variation Of Moldings Composition On Hardness
Test And Bending)
Pembimbing (Dicky Adi Tyagita, S.T.,M.T)
Wildan Prasetyo
Study Program of Automotive Engineering
Majoring of Engineering
Program Studi Mesin Otomotif
Jurusan Teknik
ABSTRACT
The coal fly ash and Lapindo mud are wastes that can cause water pollution, air
pollution and soil pollution. Therefore the solution is needed so that the pollution
caused can be minimized. In this research, fly ash and Lapindo mud are used as
mold materials in metal casting in terms of the results of the compressive strength
test of the mold. Variations in the composition of the mold used consisted
of composition 1 (80,7% fly ash, 12,6% Lapindo mud and 11,4% water),
composition 2 (73,61% fly ash, 17,5% Lapindo mud and 14,2% water),
composition 3 (66,4% fly ash, 22,4% Lapindo mud and 17,1% water). Fly ash,
Lapindo mud and mixed water were then tested for compressive strength as an
indicator in this research. The results of the mold compressive strength test were:
the average value of composition 1 was 52,27 kN/m 2, composition 2 was 115,7
kN/m2, and composition 3 was 132 kN/m2. The results of the hardness test of Al-
Si castings specimens in composition 1 the average value was 25,8 HRA,
composition 2 was 16,4 HRA, and composition 3 was 30,9 HRA. The results of
the bending test of Al-Si castings specimens in composition 1 had an average
value of 273,75 MPa, composition 2 was 320,625 MPa, and composition 3 was
258,75 MPa. So it can be concluded that for each variation of the composition of
the mold, there were differences in test values. In the specimen tested results from
the castings of the composition of the 2nd mold, the specimens of the castings
were ductile, while the specimens in the compositions of the molds 1 and 3 were
brittle.
Keywords : Sand Casting, Fly Ash, Lapindo Mud, Water, Al-Si Alloys, Variations in Mold
Composition, Hardness Rockwell A, Bending Test, Sand Compressive Strength
ix
RINGKASAN
Pemanfaatan Debu Sisa Pembakaran Batu Bara (Fly Ash) Sebagai Cetakan
Pada Pengecoran Al-Si Dengan Variasi Komposisi Bahan Cetakan Terhadap
Uji Kekerasan Dan Bending, Wildan Prasetyo, Nim H42172242, Tahun 2021.
97 Hlm, Program Studi Mesin Otomotif, Jurusan Teknik, Politeknik Negeri
Jember, Pembimbing Dicky Adi Tyagita, S.T.,M.T.
x
komposisi 3 (fly ash 66,4% , lumpur Lapindo 22,4%, air 17,1%). Sebelum
dilakukan proses penuangan logam cair ke cetakan, terlebih dahulu ketiga
komposisi cetakan tersebut dilakukan pengujian kuat tekan.
Hasil uji kuat tekan cetakan komposisi 1 didapat nilai rata-rata sebesar
52,27 kN/m2, komposisi 2 sebesar 115,7 kN/m2, dan komposisi 3 sebesar 132
kN/m2. Hasil pengujian kekerasan spesimen Al-Si hasil coran nilai rata-rata yang
didapat pada komposisi 1 sebesar 25,8 HRA, komposisi 2 sebesar 16,4 HRA dan
komposisi 3 sebesar 30,9 HRA. Pengujian bending spesimen Al-Si dengan nilai
rata-rata komposisi cetakan 1 sebesar 273,75 MPa, komposisi 2 sebesar 320,62
MPa dan komposisi 3 sebesar 258,75 MPa. Berdasarkan analisa grafik
perbandingan variasi komposisi cetakan 1, 2, dan 3 menunjukkan adanya
pengaruh persentase kandungan fly ash, lumpur Lapindo, dan air, terhadap nilai
pengujian kekerasan spesimen hasil coran, nilai pengujian bending spesimen hasil
coran dan kuat tekan cetakan. Pada saat penuangan hingga pembongkaran,
cetakan tidak mengalami runtuh akan tetapi masih terdapat rontok pasir dan cacat
lubang jarum pada spesimen hasil coran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
cetakan berbahan dasar fly ash dan lumpur Lapindo dapat digunakan sebagai
cetakan pada pengecoran pasir ditinjau dari hasil uji kuat tekan cetakan. Akan
tetapi fly ash tidak dapat digunakan pada pengecoran besi cor karena fly ash hanya
mampu menahan temperatur logam dengan titik lebur ± 1300o C.
xi
PRAKATA
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
yang telah memberikan kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis telah mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Debu Sisa Pembakaran Batu
Bara (Fly Ash) Sebagai Cetakan Pada Pengecoran Al-Si Dengan Variasi
Komposisi Bahan Cetakan Terhadap Uji Kekerasan dan Bending”. Sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana terapan teknik (S.Tr.T) di Program
Studi Mesin Otomotif, Jurusan Teknik, Politeknik Negeri Jember.
Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada:
1. Saiful Anwar, S.Tp., M.P. selaku Direktur Politeknik Negeri Jember,
2. Mochammad Nuruddin, ST., M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknik,
3. Aditya Wahyu Pratama, ST., M.T. selaku Ketua Program Studi Mesin
Otomotif ,
4. Dicky Adi Tyagita ST., M.T. selaku dosen wali sekaligus dosen pembimbing,
5. Almamater Politeknik Negeri Jember,
6. Orang Tua beserta seluruh keluarga yang sudah memberikan dukungan penuh,
7. Keluarga Teknik dan Keluarga Progam Studi Mesin Otomotif,
8. Para staf administrasi, pengajar dan teknisi di Program Studi Mesin Otomotif.
Penulis menyadari bahwa laporan Skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan
dimasa mendatang. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
xii
Halaman
ABSTRAK .........................................................................................................viii
RINGKASAN .......................................................................................................x
PRAKATA ..........................................................................................................xii
xiii
2.3 Jenis-jenis Pengecoran Logam ......................................................7
xiv
3.4.1 Variabel Bebas .......................................................................20
xv
4.2.3 Pengujian Kuat Tekan Cetakan ..…………………………...41
DAFTAR TABEL
xvi
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...............................................................................5
Tabel 2.2 Material Property Aluminium................................................................9
Tabel 2.3 Hasil Uji Komposisi Kimia Piston.........................................................10
Tabel 2.4 Karakterisasi Fly Ash.............................................................................12
Tabel 2.5 Karakteristik Lumpur Lapindo...............................................................13
Tabel 2.6 Skala Kekerasan Rockwell.....................................................................15
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian...............................................................18
Tabel 3.2 Pengujian Kekerasan Rockwell Spesimen Al-Si....................................32
Tabel 3.3 Pengujian Bending MFL Systeme Spesimen Al-Si................................33
Tabel 3.4 Pengujian Kuat Tekan Cetakan..............................................................34
Tabel 4.1 Hasil Uji Kekerasan Rockwell Spesimen Al-Si.....................................35
Tabel 4.2 Hasil Uji Bending Spesimen Al-Si........................................................36
Tabel 4.3 Hasil Uji Kuat Tekan Cetakan...............................................................37
DAFTAR GAMBAR
xvii
Halaman
Gambar 2.1 Istilah-istilah sistem pengisian.............................................................8
Gambar 2.2 Fly Ash ..............................................................................................11
Gambar 2.3 Dimensi Spesimen Cetakan Terhadap Uji Kuat Tekan......................14
Gambar 2.4 Failure of a Ductile Material ............................................................17
Gambar 2.5 Failure of a Brittle Material .............................................................17
Gambar 3.1 Desain Saluran dan Cetakan 3D ........................................................21
Gambar 3.2 Desain Saluran Tampak Atas ............................................................22
Gambar 3.3 Desain Rangka Cetak Bagian Atas ....................................................22
Gambar 3.4 Desain Rangka Cetak Bagian Bawah ................................................22
Gambar 3.5 Spesimen Uji Bending Sesuai ASTM E23-02 ..................................25
Gambar 3.6 Diagram Alir .....................................................................................26
Gambar 3.7 Spesimen Uji Kuat Tekan..................................................................27
Gambar 3.8 Alat Uji Kekerasan Rockwell Merk Mitutoyo ...................................28
Gambar 3.9 Alat Uji Bending MFL Systeme .........................................................30
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Pengujian Spesimen Tiap Komposisi .............38
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Pengujian Spesimen Tiap Komposisi .............40
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Pengujian Komposisi Cetakan ........................41
Gambar 4.4 Cacat Lubang Jarum Pada Pengecoran Pasir.....................................43
Gambar 4.5 Cacat Porositas Pada Pengecoran Pasir..............................................43
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
Halaman
Lampiran 1 Desain Pola, Saluran, dan Rangka Cetak .........................................49
Lampiran 2 Gambar Pengujian Kuat Tekan Cetakan Pasir dan
Spesimen Hasil Pengujian .................................................................52
Lampiran 3 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Cetakan........................................53
Lampiran 4 Gambar Pengujian Kekerasan Rockwell tipe A dan
Spesimen Hasil Pengujian ................................................................63
Lampiran 5 Data Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell tipe A..............................66
Lampiran 6 Gambar Pengujian Bending MFL Systeme dan
Spesimen Hasil Pengujian .................................................................68
Lampiran 7 Data Hasil Pengujian Bending ...........................................................72
Lampiran 8 Perhitungan Presentase Komposisi ....................................................75
Lampiran 9 Gambar Suhu Saat Peleburan Logam dan
Pembongkaran Cetakan .....................................................................78
xix
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka penelitian
ini bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh ketiga variasi komposisi fly ash, lumpur Lapindo,
air, terhadap uji kekerasan dan uji bending spesimen Al-Si.
2. Untuk mengetahui variasi komposisi cetakan mana yang menghasilkan
spesimen Al-Si dengan nilai uji kekerasan dan bending tertinggi.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengaruh ketiga variasi komposisi fly ash, lumpur Lapindo,
air, terhadap uji kekerasan dan uji bending spesimen Al-Si.
2. Dapat mengetahui variasi komposisi cetakan mana yang menghasilkan
spesimen Al-Si dengan nilai uji kekerasan dan bending tertinggi.
3. Dapat mengetahui fly ash sebagai pasir cetak dan lumpur Lapindo sebagai
bahan pengikat dengan variasi komposisi yang tepat sehingga dapat digunakan
bahan cetakan pada pengecoran pasir (sand casting)
4. Dapat mengurangi dampak penggunaan batu bara yang menimbulkan abu
terbang (fly ash) sehingga menyebabkan polusi udara, tanah, dan air.
5. Memanfaatkan dampak luapan lumpur Lapindo yang menjadi masalah sosial
bertahun-tahun sebagai material pengikat pengecoran logam.
4. Melakukan pengujian kuat tekan cetakan berbahan dasar fly ash dan lumpur
Lapindo
5. Melakukan pengujian kekerasan dengan metode rockwell dan bending
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
5
6
2.5 Aluminium
Aluminium adalah logam berwarna perak dengan kepadatan rendah
(2,7 g/cc) yang digunakan dalam berbagai macam aplikasi komersial. Aluminium
murni bersifat ulet, menunjukkan kekuatan sedang, dan sangat tahan terhadap
korosi dalam sebagian besar keadaan. Aluminium dapat diperkuat dengan
penambahan elemen paduan yang sesuai (Cu, Mg, Mn, Si, dll.) dan perlakuan
panas/kerja berikutnya. Aluminium umumnya digunakan dalam bentuk tempa dan
cor. Kepadatan aluminium yang rendah menghasilkan penggunaannya yang luas
di industri kedirgantaraan, dan di bidang transportasi lainnya (Matweb.com).
Proses pembentukan aluminium dapat dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya menggunakan metode pengecoran dengan menggunakan cetakan.
Untuk membuat coran harus dilakukan proses-proses seperti pencairan logam,
pembuatan cetakan, menuang dan membersihkan coran. Cetakan dibuat dengan
jalan memadatkan pasir, adapun jenis pasir yang sering digunakan adalah pasir
alam atau pasir buatan yang mengandung tanah liat. Cetakan pasir mudah dibuat
dan memiliki nilai ekonomis yang lebih dibandingkan dengan cetakan logam.
Selain menggunakan cetakan pasir juga dipakai cetakan yang dibuat dengan
menggunakan bahan logam. Jenis logam yang digunakan pada cetakan ini, titik
leburnya harus lebih tinggi dari logam yang dicairkan (Masyrukan, 2010).
9
Sumber : Matweb.com
2.5.3 Piston
Piston merupakan komponen dalam kendaraan yang fungsinya menghisap
udara luar ke dalam ruang bakar yang nantinya digunakan untuk proses kompresi
dan terjadi pembakaran karena adanya udara dan bahan bakar yang dikompresi,
dan sebagai penerus energi dari proses pembakaran ke energi mekanik atau putar.
(Danharjo, 2013)
Tabel 2.3 Hasil Uji Komposisi Kimia Piston
Cast Piston Nilai Forged Piston Nilai
No Unsur
Kandungan Unsur (%) Kandungan Unsur (%)
sifat mekanik yang baik dengan biaya murah yang dapat bersaing dengan
komposit sejenis lainnya (Suprihanto dan Setyana, 2006).
Kecamatan Porong. Lumpur panas tersebut menyembur sejak 29 Mei 2006 dan
sudah menenggelamkan ribuan rumah, ratusan hektar lahan dan puluhan pabrik di
tiga kecamatan. Lokasi semburan ini sekitar 12 km sebelah selatan pusat Kota
Sidoarjo. Ketika semburan lumpur terjadi pertama kali di sekitar sumur Banjar
Panji-1 milik Lapindo, volume lumpur yang keluar masih sekitar 5.000 meter
kubik per hari. Lubang semburan terjadi dibeberapa tempat disekitar pusat
semburan pertama, hingga akhirnya titik-titik semburan itu menjadi satu dan
membesar (Rojiba, 2016). Karakteristik lumpur Lapindo dapat dilihat pada Tabel
2.5 berikut ini :
Tabel 2.5 Karakteristik lumpur Lapindo
Jenis % wt
Senyawa Tanpa kalsinasi 200 oC 600 oC
Al2O3 14 10,1 6,2
SiO2 44,8 27,6 30
K2O 3,1 4,44 4,53
CaO 5,24 6,9 7,68
TiO2 2,09 2,76 2,79
MnO 0,46 6,65 0,65
Fe2O3 30,2 42,84 43,27
Sumber : Mustopa dan Risanti, 2013
F
P= ……………………………………………………… (2.1)
A
Keterangan :
P = Kekuatan tekan (kN/m2)
F = Beban pada patahnya spesimen (kN)
A = Luas irisan spesimen (m2)
(Sumber : Hartono, 2012)
Pasir cetak dibentuk dari campuran pasir, bahan pengikat dan bahan
tambahan lainnya. Pasir merupakan komponen utama dalam pembentukan
cetakan, sedangkan bahan pengikat digunakan sebagai zat atau komponen
pengikat antara butir-butir pasir untuk mendapatkan cetakan dengan karakteristik
tertentu dari logam yang akan dicor dalam cetakan tersebut.
1. Metode gores
2. Metode elastic / pantul (rebound)
3. Metode indentasi : Brinell, Vickers, Rockwell, Uji kekerasan mikro
Peneliti menggunakan pengujian kekerasan menggunakan Rockwell pada
spesimen hasil pengecoran Al-Si, skala yang umum dipakai dalam pengujian
Rockwell adalah :
a. HRa (untuk material yang sangat keras)
b. HRb (Untuk material yang lunak). Identor berupa bola baja dengan diameter
1/16 inchi dan beban uji 100 Kgf
c. HRc (Untuk material dengan kekerasan sedang). Identor berupa kerucut intan
dengan sudut puncak 120o dan beban uji sebesar 150 Kgf.
Sumber : ASTM E 18
E = Nilai konstanta 130 pada indentor bola dan 100 pada indentor intan
e = Nilai kedalaman penekanan yang diberikan beban utama (F1)
1 Studi Literatur
Penyusunan
2
Laporan
3 Seminar Proposal
4 Revisi Proposal
Pelaksanaan
6
Penelitian
7 Pengolahan Data
8 Sidang
18
19
3.2.2 Bahan
1. Piston bekas merk Yamaha
2. Fly ash (Abu terbang batubara PLTU Paiton)
3. Lumpur Lapindo
4. Air
Cetakan pasir terdiri dari dua macam yaitu cetakan atas (cope) dan cetakan
bawah (drag). Seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.3 dan 3.4, merupakan
rangka cetak bagian atas dan bagian bawah. Tinggi dari rangka cetak bagian atas
yaitu 75 mm, sedangkan untuk tinggi dari rangka cetak bagian bawah adalah 75
mm sehingga tinggi total dari rangka cetak 150 mm.
5. Peleburan
Proses peleburan pada pengecoran logam ini menggunakan tanur
peleburan dan memakai sumber bahan bakar LPG. Proses peleburan ini dilakukan
di tungku peleburan yang dipanaskan hingga temperatur ± 700° C hingga material
Al-Si / piston melebur.
6. Penuangan
Proses penuangan coran ini menggunakan ladle. Penuangan ini harus
dilakukan dengan waktu yang cepat agar terhindar dari penurunan suhu yang
terlalu cepat pada logam coran yang akan dituang tersebut. Jika penurunan suhu
yang terlalu cepat terjadi, maka logam coran akan membeku di sistem saluran dan
mengakibatkan coran tidak memenuhi rongga cetakan.
7. Pembekuan
Pembekuan coran dimulai dari bagian logam yang bersentuhan dengan
cetakan, yaitu ketika panas dari logam cair diambil oleh cetakan sehingga bagian
logam yang bersentuhan dengan cetakan itu mendingin sampai titik beku, dimana
kemudian inti inti kristal tumbuh. Proses pembekuan berlangsung ± 30 menit,
selanjutnya dilakukan proses pembongkaran cetakan.
8. Pembongkaran dan pembersihan
Pembongkaran dan pembersihan ini bertujuan untuk mendapatkan atau
memisahkan benda hasil coran Al-Si dari cetakannya. Pembongkaran dilakukan
secara berhati-hati, serta dilakukan pembersihan pada hasil coran Al-Si dari pasir
cetak yang masih melekat pada spesimen, sebelum dilakukan proses finishing.
9. Proses finishing
Proses finishing ini seperti pemotongan hasil coran dengan sistem saluran,
hal tersebut dimaksudkan agar memudahkan untuk melakukan persiapan spesimen
untuk pengujian kekerasan dan bending. Selanjutnya spesimen disesuaikan ukuran
atau dimensinya sesuai ASTM E23-02 untuk selanjutnya dilakukan pengujian
spesimen Al-Si tersebut. Spesimen disesuaikan dengan standart pengujian,
dilakukan proses finishing menggunakan gerinda potong, karena spesimen masih
dalam ukuran toleransi yaitu 20% dari ukuran atau dimensi pengujian.
25
Studi Literatur
Ya
Kesimpulan
Selesai
27
e. Batang spesimen yang telah memenuhi standart dengan toleransi yang sesuai
maka dapat dilakukan pengujian kuat tekan.
2. Tahap Pengujian
a. Mengkalibrasi alat (menempatkan magnet pada titik nol)
b. Melepas spesimen dari tabung pencetak spesimen
c. Meletakkan spesimen pada alat uji spesimen
d. Menghidupkan alat uji
e. Mengamati spesimen sampai mengalami pecah atau rusak, apabila pasir
terjadi pecah maka langsung menekan tombol off
28
Tipe : HR-400
Tampilan : Digital
Minimum Reading : 0,1 HR indication
Total test force setting : Dial switching
Total test force control: Motor drive automatic start
Test force duration 3-60 s setting or manual operation
Maximum specimen height: 180 mm
Maximum specimen depth : 165 mm
Function : 1. Success or failure decision function
2. Offset revision function
3. Hardness conversion function
29
Variasi
Hardness
Komposisi Average Indenter Spesimen
Rockwell A
Cetakan
Komposisi 1 Diamond 1
Komposisi 1 Diamond 2
Komposisi 1 Diamond 3
Komposisi 2 Diamond 1
Komposisi 2 Diamond 2
Komposisi 2 Diamond 3
Komposisi 3 Diamond 1
Komposisi 3 Diamond 2
Komposisi 3 Diamond 3
33
Variasi
σb L d
2
Komposisi, F (N) b (mm) Rata-rata
(mpa) (mm) (mm)
Spesimen
Komposisi 1,
Spesimen 1
Komposisi 1,
Spesimen 2
Komposisi 1,
Spesimen 3
Komposisi 2,
Spesimen 1
Komposisi 2,
Spesimen 2
Komposisi 2,
Spesimen 3
Komposisi 3,
Spesimen 1
Komposisi 3,
Spesimen 2
Komposisi 3,
Spesimen 3
34
Spesimen 1
Kuat Tekan Spesimen 2
(kN/m2)
Spesimen 3
Jumlah
Rata-rata
(kN/m2)
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
35
36
bending sebesar 273,75 MPa. Spesimen hasil coran Al-Si komposisi 2 didapat
nilai rata-rata sebesar 320,62 MPa, dan spesimen hasil coran Al-Si komposisi 3
didapat nilai rata-rata sebesar 258.75 MPa. Pengujian dilakukan menggunakan
metode three point bending sesuai ASTM E 290-14, dengan dimensi spesimen
menggunakan ASTM E 23-02.
4.1.3 Hasil Uji Kuat Tekan
Tabel 4.3 Pengujian Kuat Tekan Cetakan
Rata-rata
(kN/m2) 52,27 115,7 132
* Nilai telah dikonversi dari kg/cm2 (di lampiran 3) ke kN/m2.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengujian Kekerasan Spesimen Al-Si
Hasil pengujian kekerasan yang didapat bahwa pada spesimen hasil coran
Al-Si pada komposisi 1, 2, dan 3 terdapat perbedaan nilai kekerasan, dapat dilihat
pada tabel 4.1. Sehingga grafik perbandingan pengujian kekerasan spesimen Al-Si
terhadap komposisi 1, 2, dan 3, dapat dilihat pada grafik 4. 1 berikut ini :
35
30 Spesimen 1
25 Spesimen 2
Spesimen 3
20
15
10
0
Komposisi 1 Komposisi 2 Komposisi 3
tiga spesimen pada variasi komposisi yang berbeda tersebut, didapat nilai rata-rata
terendah yaitu pada spesimen variasi komposisi ke 2 dengan kandungan air 14,2%
yaitu 16,4 HRA, sedangkan hasil tertinggi spesimen terdapat pada variasi
komposisi ke 3 dengan dengan kandungan air 17,1% yaitu 30,9 HRA.
Perbedaan tersebut dapat diakibatkan penggunaan kadar air pada cetakan,
hal ini diperkuat oleh penelitian (Aji, 2018), bahwa variasi kadar air pada cetakan
pasir berpengaruh pada nilai pengujian kekerasan spesimen hasil coran. Terlihat
pada spesimen komposisi 1 dengan kandungan air sebesar 11,4% merupakan
komposisi terendah ke 2 setelah dilakukan pengujian kekerasan pada spesimen
Al-Si hasil coran. Sedangkan cetakan dengan kadar air 17,1% merupakan cetakan
dengan hasil nilai kekerasan tertinggi. Dengan demikian maka kadar air yang
tepat untuk cetakan berbahan dasar fly ash adalah 17,1% ditinjau dari nilai
tertinggi yang didapat sebesar 30,9 HRA. Selain komposisi dari cetakan kadar
silikon pada material yang akan dilebur juga mempengaruhi nilai kekerasan suatu
material, hal ini diperkuat oleh penelitian (Pranata dan Widayat, 2020), bahwa
semakin tinggi kadar silikon maka tingkat kekerasan material juga semakin tinggi.
Peneliti menggunakan bahan yang akan dilebur yaitu piston dengan kadar silikon
sebesar 6,63 % (pada tabel 2.3), sehingga perlu dilakukan penambahan silikon
pada material yang akan dilebur untuk meningkatkan nilai kekerasan spesimen
hasil coran.
40
400
350
300
250 Spesimen 1
Spesimen 2
200 Spesimen 3
150
100
50
0
Komposisi 1 Komposisi 2 Komposisi 3
rata tertinggi yaitu pada variasi komposisi ke 2, yaitu 320,625 MPa. Sedangkan
hasil terendah terdapat pada variasi komposisi ke 3, yaitu 258,75 MPa.
140
132
120 115.7
(kN/m2)
100
80 Spesimen
60
52.27
40
20
0
Komposisi 1 Komposisi 2 Komposisi 3
1. Hasil konversi kg/cm2 ke kN/m2 spesimen uji kuat tekan komposisi cetakan 1
a Spesimen 1 = 0, 55 kg/cm2 → 53,9 kN/m2
b Spesimen 2 = 0,50 kg/cm2 → 49,03 kN/m2
c Spesimen 3 = 0, 55 kg/cm2 → 53,9 kN/m2
2. Hasil konversi kg/cm2 ke kN/m2 spesimen uji kuat tekan komposisi cetakan 2
a Spesimen 1 = 1,16 kg/cm2 → 113,76 kN/m2
b Spesimen 2 = 1,22 kg/cm2 → 119,64 kN/m2
c Spesimen 3 = 1,16 kg/cm2 → 113,76 kN/m2
3. Hasil konversi kg/cm2 ke kN/m2 spesimen uji kuat tekan komposisi cetakan 3
a Spesimen 1 = 1,27 kg/cm2 → 124,5 kN/m2
42
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan analisa yang telah dilakukan sesuai
dengan rumusan masalah yang diangkat, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Berdasarkan hasil pengujian kekerasan dan uji bending terdapat pengaruh
ketiga variasi komposisi fly ash, lumpur Lapindo, dan air. Hasil uji kekerasan
terdapat perbedaan nilai uji pada tiap komposisi cetakan. Pada komposisi ke 1
nilai rata-rata sebesar 25,8 HRA, komposisi 2 sebesar 16,4 HRA, komposisi 3
sebesar 30,9 HRA. Hasil uji bending komposisi ke 1 nilai rata-rata sebesar
273,75 MPa, komposisi ke 2 sebesar 320,625 MPa, komposisi ke 3 sebesar
258,75 MPa.
2. Variasi komposisi cetakan yang menghasilkan nilai uji kekerasan spesimen
Al-Si tertinggi didapat pada komposisi ke 3 dengan kadar air sebesar 17,1%,
sedangkan nilai uji bending spesimen Al-Si tertinggi didapat pada komposisi
ke 2 dengan kadar air sebesar 14,2%. Sehingga perbedaan penggunaan kadar
air pada tiap komposisi cetakan berpengaruh pada nilai kekerasan dan
bending.
5.2 Saran
1. Fly ash mampu dijadikan pasir cetak pada pengecoran cetakan pasir, akan
tetapi perlu memperhatikan bahan yang akan dicor atau dilebur, karena fly ash
hanya mampu menahan temperatur lebur logam ±1300oC.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan melakukan pemolesan
menggunakan autosol pada spesimen hasil coran sebelum dilakukan pengujian
kekerasan dengan variasi komposisi cetakan yang sama, sehingga spesimen
dapat ditumpu dengan baik dan permukaan spesimen datar.
3. Perlu dilakukan preheat pada cetakan sehingga diharapkan dapat
meningkatkan fluiditas dan kualitas hasil coran
49
50
DAFTAR PUSTAKA
Ariawan, D., Raharjo W.P. dan Azam S. 2005. “Hubungan Variasi Jenis Pasir
Cetak Terhadap Sifat Mekanik Besi Cor Kelabu”. Dalam Jurnal
Mekanika, Vol. 4. No. 1. Hal. 1-7.
Danhardjo. 2013. “Analisis Sifat Mekanik Paduan Al-Si Pada Cast Piston dan
Forged Piston”. Dalam Jurnal Sainstech, Institut Sains dan Teknologi
Nasional. Vol. 23. No.2. Hal. 38-44.
Hartono, D., H. Budi. dan S. Herman. 2012. “Pengaruh Variasi Jenis Bentonit
Terhadap Tingkat Permeabilitas dan Kekuatan Tekan Pada Cetakan Pasir
Green Sand”. Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Universitas
Sebelas Maret, Hal. 1-9.
Mandala, M., Siradj E.S. dan Djamil S. “Struktur Mikro dan Sifat Mekanis
Aluminium (Al-Si) Pada Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan
Logam, Cetakan Pasir, dan Cetakan Castable”. Dalam Jurnal Poros,
Universitas Tarumanegara, Vol. 14. No. 2. Hal. 88-98.
51
Masyrukan. 2010. “Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Aluminium (Al) Paduan Daur
Ulang dengan Menggunakan Cetakan Logam dan Cetakan Pasir”. Dalam
Jurnal Media Mesin. Vol. 11. No. 1. Hal. 1-7.
Pradana, H.F. 2017. “Pengaruh Variasi Komposisi Fly Ash Sebagai Material
Cetakan Pada Pengecoran Aluminium Terhadap Cacat Permukaan,
Kekerasan dan Struktur Mikro”. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Rofandi, A. dan M.A. Irfa’i. 2018. “Studi Temperatur Tuang Terhadap Kekuatan
Bending Paduan Al-Si Dengan Menggunakan Cetakan Pasir”. Dalam
Jurnal Teknik Mesin, Universitas Negeri Surabaya, Vol. 06. No. 01. Hal.
1-4.
Syah, K., Karmiadji D.W. dan Rahmalina D. “Desain Gating System dan
Parameter Proses Pengecoran untuk Mengatasi Cacat Rongga Poros
Engkol”. Dalam Jurnal Teknologi Rekayasa, Politeknik Sukabumi. Vol. 2.
No.1. Hal 55-62.
52
Tjitro, S. dan Hendri. 2009. “Pengaruh Fly Ash Terhadap Kekuatan Tekan dan
Kekerasan Cetakan Pasir”. Seminar Nasional Teknik Mesin, Universitas
Kristen Petra Surabaya, Hal 196-199.