berkualitas.
Dikarenakan perkembangan ekonomi di era globalisasi seperti saat ini, segala sesuatu dituntut
untuk mampu menghadapi persaingan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sehingga
perusahaan dituntut untuk meningkatkan efisiensi dalam kegiatan operasional nya. Salah satu
caranya adalah melalui pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dalam setiap
keahlian yang dimilikinya. Konsumen pada zaman sekarang mengharapkan barang dan jasa yang
berkualitas tinggi dan sesuai dengan keinginan. Ini berarti bahwa karyawan harus bekerja dengan
keras dan cerdas. Sehingga seorang manajer perlu mengetahui cara memotivasi karyawan agar
dapat memenuhi keinginan konsumen dengan baik sehingga mampu menghasilkan produk
berkualitas bagi sebuah perusahaan.
Motivasi merupakan seperangkat kekuatan yang menyebabkan orang mau melakukan sesuatu
dengan cara tertentu (Ebert & Griffin, 2009). Dalam hubungan antar manusia di tempat kerja,
ada tiga teori motivasi yang dikemukakan para ahli, diantaranya :
1. Teori Klasik dan Manajemen Ilmiah
Dalam teori ini dinyatakan bahwa karyawan hanya termotivasi oleh uang. oleh karena itu,
menurut Frederick W. Taylor yang merupakan pencetus manajemen ilmiah, perusahaan harus
mampu menganalisis pekerjaan untuk menemukan cara terbaik dalam melaksanakan pekerjaan
tersebut untuk menghasilkan produk yang murah, menghasilkan laba atau keuntungan lebih
besar, dan membayar karyawan lebih tinggi. Hal inilah yang dapat memotivasi karyawan untuk
lebih giat dalam bekerja.
Teori X dan teori Y yang diusulkan oleh Douglas McGregor menyatakan ada dua
pandangan manajer terhadap karyawan. Manajer yang dikatagorikan menurut teori X
mempunyai keyakinan bahwa pada dasarnya malas dan tidak mau bekerjasama sehingga
harus diberi hukuman agar mereka dapat bekerja secara produktif. Sementara itu manajer
yang menerima teori Y memiliki keyakinan bahwa orang pada dasarnya bersemangat,
ingin tumbuh dan berkembang, memiliki motivasi tinggi, dan ingin selalu produktif.
Menurut McGregor manajer yang menerima teori Y dapat lebih memotivasi dan
memuaskan karyawan daripada manajer yang menerima teori X. Teori Y lebih baik dari
teori X sehingga karyawan yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan, mempunyai
pekerjaan yang menantang dan menuntut tanggung jawab lebih banyak, dan hubungan
yang baik antar kelompok kerja karyawan akan lebih dapat memotivasi karyawan.
Teori hierarki kebutuhan oleh Abraham Maslow menyatakan manusia memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda dan mencoba untuk memenuhi kebutuhannya. Terdapat
lima teori kebutuhan menurut Maslow yaitu kebutuhan fisiologi (makan, pakaian,
perumahan); kebutuhan rasa aman (pendidikan, jaminan hari tua); kebutuhan sosial
(dapat berinteraksi dengan orang lain); kebutuhan penghargaan diri; dan kebutuhan
aktualisasi diri. Apabila kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi maka kebutuhan
yang ada diatasnya akan dicoba memenuhinya.. Kemudian Maslow membagi lagi
kebutuhan itu menjadi dua yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisiologis dan rasa aman) dan
kebutuhan tingkat tinggi (sosial, penghargaan diri dan aktualisasi diri).
Teori Dua Faktor yang diusulkan oleh Frederick Herzberg menyatakan bahwa kepuasan
dan ketidakpuasan kerja tergantung pada dua faktor, yaitu hygiene factors yang meliputi
kondisi kerja dan motivation factors yang meliputi pengenalan pekerjaan secara baik.
Melalui teori tersebut dinyatakan bahwa hygiene factors memengaruhi motivasi dan
kepuasan hanya apabila mereka gagal memenuhi harapannya.
Dari teori para ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi diibaratkan bensin sebuah
kendaraan. Apabila tidak ada bensin, kendaraan tidak dapat beroperasi dengan baik. Demikian
halnya dengan motivasi karyawan di sebuah perusahaan. Selain meningkatkan kerjasama tim,
karyawan yang termotivasi akan membantu dalam meraih profit yang akan ditargetkan.
Langkah-langkah yang bisa dilakukan seperti:
Sumber: