Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Di era modem, manusia dipacu untuk meningkatkan keterampilan dalam

menunjang kinerja dan kemampuannya untuk menghadapi persaingan di berbagai

bidang. Olehnya itu, Aparatur Sipil Negara (ASN) seperti Guru dituntut untuk

dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki sesuai

profesinya. Misalnya, harus mampu mengembangkan kinerja, kreatifitas, kualitas,

disiplin, kemampuan sumber daya manusia, dan penguasaan teknologi.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta peraturan

Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

mengamanatkan agar guru menjadi pendidik yang berkualitas dan profesional.

Pendidik berkualitas dan profesional tentunya harus berkualifikasi akademik dan

kompetensi sebagai pendidik yang sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional. Sebagai upaya

menetapkan standar dan meningkatkan kualitas guru, Pemerintah melalui

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memberikan

berbagai tunjangan dan program sertifikasi guru.

Peran Dinas Pendidikan sangat penting guna menjalankan program dan

strategi agar pemberian tunjangan guru bisa optimal dan maksimal. Sosialisasi

diharapkan sebagai kegiatan penyebaran informasi tentang latar belakang

program sehingga berperan sangat penting dalam kesuksesan suatu program.

Kegiatan sosialisasi formal ditujukan kepada pelaksana program yaitu, Dinas


Pendidikan (provinsi, kabupaten, dan LPTK), aosisiasi guru, organisasi pemerhati

pendidikan.

Pelaksanaan program dengan pemberian tunjangan diharapkan untuk

meningkatkan kesejahteraan guru, meningkatkan daya tarik profesi guru, serta

memberikan dorongan kepada guru untuk berpartisipasi dalam proses sertifikasi.

Pemberian tunjangan diharapkan meningkatkan kualitas guru yang berdampak

terhadap kinerjanya.

Kinerja dan berbagai tunjangan yang diberikan kepada para Guru

dievaluasi instansi Dinas Pendidikan. Dinas Pendidikan merupakan bagian dari

unit kerja perangkat daerah pemerintah Kabupaten Mimika. Unit kerja ini

berfungsi menyelenggarakan urusan pemerintah kabupaten dalam menyusun

kebijakan, program, dan berbagai kegiatan daerah di bidang pendidikan. Fungsi

tersebut dilaksanakan sebagai bentuk implementasi yang diamanatkan dari

pemerintah pusat ke pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan yang tertuang

dalam program dan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Kabupaten

Mimika.

Paisal (2022:456) berpendapat bahwa dalam meningkatkan prestasi, mutu,

daya guna, hasil guna, tunjangan profesi pendidik, serta insentif kepada Guru

maka perlu diperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan kebijakan yang

memberikan pengaruh terhadap kinerja guru dan motivasi kerja. Hal tersebut

memiliki pengaruh dalam meningkatkan kapasitas pendidik agar berjalan efektif

dan efisien. Melalui kebijakan dan program pendidikan di Kabupaten Mimika

diharapkan Dinas Pendidikan memformulasikan berbagai strategi kebijakan

layanan pendidikan, baik kepada pendidik dan peserta didiknya.


Peningkatan pelayanan tunjangan akan berdampak langsung terhadap

kinerja guru. Mekanisme pelayanan mesti sesuai dengan proses perencanaan dan

peraturan yang berlaku saat ini. Pemerintah pusat telah menyusun peraturan

mengenai pemberian tunjangan kepada guru, sehingga secara teknis pelaksanaan

diharapkan agar pemangku kebijakan di daerah membuat aturan turunan dan

strategi kebijakan untuk melaksanakan amanat pemerintah pusat dalam

memberikan tunjangan kepada para guru di daerah.

Berdasarkan ketentuan dalam Permendikbud Nomor 19 Tahun 2019

tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan

Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah. Bertujuan untuk

memberikan penghargaan Guru PNS di daerah, mengangkat martabat,

eningkatkan kompetensi, meningkatkan mutu pembelajaran, meningkatkan

pelayanan pendidikan bermutu, dan membiayai pelaksanaan kegiatan

pengembangan keprofesian berkelanjutan, Permendikbud (2019:14).

Pemberian tunjangan Guru diharapkan berbanding lurus terhadap kinerja

Guru dalam memberikan pengajaran yang berkualitas di sekolah. Hal demikian

disampaikan oleh M. Barber dan M. Mourshed (2007:50) bahwa mutu pendidikan

sangat ditentukan oleh kualitas pengajaran. Mengkonfirmasi hal tersebut, Nye,

Konstantopoulos, dan Hedges (2004:237-257) berpendapat Guru menjadi ujung

tombak dalam menentukan kualitas pengajaran karena pegetahuan dan

keterampilan guru sangat mempengaruhi pembelajaran dan prestasi peserta didik.

Kinerja guru ditentukan dari komponen tunjangan yang diberikan,

rendahnya kualitas pengajaran sangat terkait oleh kuantitas guru, tingkat gaji yang

rendah, dan sistem pengangkatan guru yang masih minim Jalal, dkk (2009). Del

Granado, dkk. (2007) berpandangan bahwa adanya kebijakan desentralisasi


pendidikan justru menjadikan pemerintah daerah merekrut sebanyak guru yang

diinginkan karena mereka sama sekali tidak menanggung keuangan terhadap gaji

guru, karena dibayarkan oleh Pemerintah Pusat. Selain hal itu, kuatitas guru yang

lebih berdampak oleh sistem pengangkatan guru nasional yang memberikan

kesempatan kepada guru untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), di antaranya

berhak menerima tunjangan pensiun.

Problem lain yang dapat mempengaruhi kualitas kinerja guru adalah

lemahnya program pendidikan prajabatan dan sistem penilaian kinerja guru. Data

United States Agency International Development (USAID) yang dihimpun oleh

Smeru (2017:6) menemukan bahwa materi muatan pendidikan prajabatan untuk

guru masih tertinggal jauh dengan praktik pengajaran yang berkualitas sesuai

kebutuhan saat ini. Tidak adanya sistem penilaian kinerja yang efektif membuat

perbedaan besar dalam standar pelatihan di berbagai sekolah. Sementara itu, guru

yang memiliki jabatan tidak ada peningkatan karir dan pengembangan kompetensi

yang jelas dengan sistem penilaian kinerja yang memberikan finansial yang baik.

Sebaliknya, tidak ada langkah yang efektif untuk menangani guru yang berkinerja

buruk. Bisa dikatakan bahwa sistem penilaian berbasis Guru ASN saat ini tidak

relevan untuk mengevaluasi kinerja guru.

Banyak riset menunjukkan bahwa kontribusi terbesar atas capaian prestasi

peserta didik ditentukan oleh Guru. Oleh karena itu pemberian tunjangan bagi

Guru yang bertugas di daerah sangat diperlukan agar pendidikan di daerah,

khususnya Kabupaten Mimika tidak tertinggal dari daerah perkotaan.

Pemerintah melalui Dinas Pendidikan perlu melakukan stimulus agar para

Guru memperkuat kualitas pengajaran. Secara bertahap Pemerintah pusat telah

membuat regulasi untuk menetapkan standar kecakapan Guru agar meningkatkan


kualitas pengajaran. Salah satu regulasi yang dianggap strategis untuk

meningkatkan kualitas Guru yaitu, UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, Jalal (2009:24). Aturan tersebut meletakkan dasar bagi program sertifikasi

guru berskala besar yang berupaya menetapkan standar bagi guru, meningkatkan

kecakapan, dan diharapkan berdampak positif meningkatkan kualitas pendidikan.

Syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang

berkualitas adalah guru yang profesional karena keberadaannya menjadi ujung

tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui jenjang

pendidikan formal. Oleh karena itu, pelayanan, peningkatan kualitas guru dan

pemberdayaan merupakan keharusan yang memerlukan penanganan serius,

khususnya di daerah.

Suwardi (2017:7-9) telah mengidentifikasi salah satu jenis tunjangan yang

diberikan oleh Guru yaitu sertifikasi guru. Ia menyimpulkan bahwa sertifikasi

guru telah dapat memberikan dampak positif bagi guru, antara lain ; perbaikan

kualitas guru, perbaikan kesejhteraan guru, perlindungan profesi guru, mendorong

regenerasi guru baru, meningkatkan administrasi pendidikan, dan meningkatkan

motivasi guru membuat karya ilmiah. Namun Badruzzaman (2016:8) menemukan

hal yang berbeda, ia menemukan bahwa guru sertifikasi masih dominan

memanfaatkan tunjangan sertifikasinya untuk pemenuhan kebutuhan dasar

dibandingkan untuk peningkatan kualitas profesi.

Dalam jangka panjang, salah satu manfaat terbesar pemberian tunjangan

guru ialah kemampuan melahirkan kelompok baru guru sangat terdidik yang

memiliki kualitas tinggi ke dalam profesi pengajarannya. Sayangnya, hal

demikian belum ditanggapi secara memadai oleh Dinas Pendidikan dan lembaga-

lembaga pengadaan tenaga kependidikan dalam mempersiapkan lulusan guru


yang bermutu. Dinas Pendidikan dan lembaga pengadaan tenaga kependidikan

sesungguhnya memiliki keterlibatan yang komprehensif dalam pengembangan

dan pendidikan tenaga profesional guru prajabatan maupun guru dalam jabatan.

Mereka memiliki peran utama dalam meningkatkan kualitas guru, Smeru

(2017:11).

Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika diharap dapat membantu para guru

dalam mensejahterakan dan mengoptimalkan kualifikasi para Guru di lingkungan

kerjanya. Hal ini diperlukan upaya strategis agar dapat meningkatkan pelayanan

tunjangan guru. Dengan meningkatnya pelayanan tunjangan guru, diharapkan

dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru di Kabupaten Mimika.

Guru sebagai tenaga pendidik menjadi ujung tombak pembentukan

karakter SDM (peserta didik) sebelum melanjutkan pendidikan ke Perguruan

Tinggi dan dunia kerja. Olehnya itu, Guru diupayakan untuk meningkatkan

keterampilan mereka, menetapkan standar bagi guru, dan pada akhirnya

meningkatkan mutu pendidikan. Demikian bisa tercapai jika Pemerintah, Dinas

Pendidikan, dan instansi terkait mengoptimalkan program pelayanan pemberian

tunjangan yang berdampak signifikan terhadap peningkatan kinerja Guru dalam

melahirkan peserta didik berkompeten.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang telah dideskripsikan dalam uraian latar

belakang terkait strategi dinas pendidikan dalam meningkatkan pelayanan

tunjangan guru dan pengaruhnya terhadap kinerja guru di kabupaten Mimika,

maka atas dasar identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya ditentukan

rumusan masalah sebagai berikut:


1. Bagaimana strategi Dinas Pendidikan dalam meningkatkan Pelayanan

tunjangan guru di Kabupaten Mimika ?

2. Apa faktor pendorong perlunya peningkatan pelayanan tunjangan terhadap

guru di Kabupaten Mimika ?

3. Bagaimana pengaruh peningkatan pelayanan tunjangan terhadap kinerja guru

di Kabupaten Mimika ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, menganalisis,

dan mengetahui :

1. Pemetaan strategi dan program Dinas Pendidikan terhadap peningkatan

pelayanan tunjangan guru di Kabupaten Mimika.

2. Faktor pendorong pentingnya peningkatan pelayanan tunjangan terhadap guru

di Kabupaten Mimika.

3. Pengaruh peningkatan pelayanan tunjangan dalam mengoptimalkan kinerja

guru di Kabupaten Mimika.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan mampu mengembangkan

teori dan konsep strategi kebijakan instansi Dinas Pendidikan dalam

pelayanan tunjangan guru serta pengaruhnya terhadap kinerja guru, maka hal

tersebut dapat diterima sebagai dokumen akademik yang berguna untuk

pengembangan keilmuan di bidang administrasi pendidikan yakni sebagai

berikut:
a. Sebagai rekomendasi kebijakan yang sifatnya konstruktif dan sustainable

bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika.

b. Sebagai sumber data dan informasi bagi Dinas Pendidikan Kabupaten

Mimika dalam menyusun agenda strategis pada peningkatan pelayanan

tunjangan guru.

c. Sebagai bahan kajian dalam menentukan faktor pendorong pelayanan

tunjangan guru dan dampaknya terhadap kinerja guru di Kabupaten

Mimika.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai salah satu referensi ilmiah yang dimiiki oleh perpustakaan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai rujukan bagi civitas

akademik dalam melakukan penelitian sejenis di bidang administrasi

pendidikan.

c. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian dalam diskusi,

lokakarya, dan seminar mengenai kebijakan instansi pendidikan dalam

pelayanan tunjangan guru dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja

para guru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi

1. Definisi strategi

2. Konsep strategi

3. Teori strategi

4. Jenis-jenis strategi

5. Tahap penyusunan strategi

6. Analisis swot sebagai alat formulasi strategi

a. Kekuatan

b. Kelemahan

c. Peluang

d. Ancaman

B. Dinas Pendidikan

1. Profil dinas pendidikan mimika

2. Tugas pokok dan fungsi dinas pendidikan

3. Visidanmisi

4. Tujuan

5. Sasaran

6. Struktur organisasi

C. Kualitas Pelayanan

1. Definisi kualitas

2. Definisi pelayanan

3. Definisi kualitas pelayanan

4. Dimensi kualitas pelayanan


a. Bukti fisik

b. Keandalan

c. Ketanggapan

d. Jaminan dan kepastian

e. Empati

D. Kinerja Guru

1. Definisi kinerja

2. Definisi kinerja guru

3. Indikator kinerj a guru

a. Kompetensi pedagogik

b. Kompetensi pribadi

c. Kompetensi sosial

d. Kompetensi profesional

4. Faktor yang mempengaruhi kinerja guru

a. Atribut individu

b. Kemauan untuk bekerja

c. Dukungan organisasi
E. Kerangka Pikir

< A
MENINGKATKAN KUALITAS
STRATEGI DINAS
PELAYANAN TUNJANGAN
PENDIDIKAN MIMIKA
GURU

r "A
PENINGKATAN KINERJA
KINERJA GURU BERDASARKAN
PENINGKATAN KUALITAS
PELAYANAN TUNJANGAN
GURU
J
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Untuk memulai penelitian di awali dengan suatu pendekatan. Dalam penelitian

ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Williams menjabarkan

penelitian kualitatif sebagai metode pengumpulan data pada suatu latar alamiah,

menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik

secara alamiah (Williams, 2001:5). Menurut hendricks (Hendricks, 2010:102) secara

umum penelitian kualitatif adalah memahami dan menginterpretasikan fenomena

yang terjadi dalam seting alam. Sedangkan menurut patton penelitian kualitatif adalah

suatu upaya untuk memahami situasi-situasi dalam keunikannya sebagai bagian dari

konteks khusus dan interaksi-interaksinya.

Berdasarkan permasalahan yang dibahas maka penelitian ini menggunakan

peneltian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mendeskripsikan suatu peristiwa atau kejadian saat ini. Prosesnya terdapat upaya

mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan kejadian-

kejadian rill yang terjadi dan apa adanya.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu

gejala, peristiwa, kejadian sebagaimana adanya, dalam arti yang lain bahwa penelitin

deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah

aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilakukan.(suharsimi, 2002:118)

Tujuan peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif adalah peneliti akan

mendeskripsikan strategi dinas pendidikan dalam meningkatkan pelayanan tunjangan

guru dan pengaruhnya terhadap kinerja guru. Dengan demikian, dapat diketahui

bagaimana strategi yang digunakan untuk peningkatan kinerja guru.


B. Lokasi Penelitian

Dalam rangka memperoleh data dan informasi, maka lokasi yang dijadikan

sasaran dalam penelitian ini adalah dinas pendidikan mimika beralamat JI. Elang

No.36, Koperapoka, Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Papua 99971, Indonesia.

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah menerapkan strategi dinas pendidikan mimika

dalam menigkatkan kualitas pelayanan tunjangan guru dalam rangka

menghasilkan kinerja guru yang maksimal dan berkualitas.

2. Deskripsi Fokus

a. Strategi ada;ah sejumlah keputusan dan aksi yang memiliki tujuan untuk

mencapai suatu tujuan atau goal dan menyesuaikan sumber daya organisasi

dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan organisasi.

b. Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan. Apabila jasa atau pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai

dengan yang diharapkan maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan baik

dan memuaskan.

c. Kinerja guru adalah hasil pekerjaan secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai yaitu guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.


D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data

sekunder.

a. Sumber data primer

Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan

informan/narasumber di lapangan. Adapun narasumber dalam penelitian ini

adalah pegawai dinas pendidikan mimika dan guru di kabupaten mimika yang

berkiatan dengan strategi dinas pendidikan dan kinerja guru.

b. Sumber data sekunder

Data yang diperoleh bisa di dapatkan dari sejarah, letak geografis, dan viai

misi. Selain itu, dapat juga diperoleh dari sumber-sumber penelitian yang telah

ada baik dari lokasi penelitian maupun di luar lokasi penelitian. data ini sebagai

data pelengkap yang masih ada hubungan dan kaintannya dengan penelitian

dimaksud serta digunakan untuk mendukung data primer yang telah

didapatkan dari referensi, buku, penelitan terdahulu dan lain sebagainya.

2. Sumber data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah dari mana subjek

memperoleh data (Arikunto, 2006:129). Sumber data dalam penelitian ini yaitu

informan, literatur ilmiah, buku, media online dan media massa.

E. Instriimen Penelitian

Instrumen penelitian melalui beberapa cara yaitu wawancara, observasi dan

dokumentasi. Peneliti akan secara langsung ke lapangan sebagai objek penelitian

untuk mendapatkan dan mengumpulkan data, analisis dan membuat kesimpulan dari

apa yang ditemukan.


1. Wawancara

Wawancara dilakukan bertujuan untuk memperoleh data atau informasi dari

pegawai dan guru terkait strategi peningkatan kualitas pelayanan tunjangan guru

dalam meningkatkan kinerja guru. Responden dalam wawancara ini yaitu pegawai

dinas pendidikan dan guru di wilayah kabupaten mimika.

2. Observasi

Observasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengamati langsung kegiatan

pegawai dinas pendidikan dalam proses pelayanan tunjangan guru yang

sehubungan dengan aktivitas, metode dan strategi yang dapat dijadikan penilaian

atau data oleh peneliti.

3. Telaah dokumentasi

Telahaan dokumentasi yang dapat dijadikan sumber informasi yaitu strategi dan

laporan kinerja pegawai bertujuan untuk melengkapi data-data yang diperoleh dari

teknik pengumpulan data lainnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pada peneliti an ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dikategorikan menjadi bebrapa macam, yaitu oservasi partisipasif

yang dilakukan peneliti dengan ikut terlibat kegiatan sehari-hari. Dengan metode

ini, data yang diperoleh lebih lengkap dan mendalam sehingga mengetahui makna

dari setiap tingkah laku yang nampak. Selanjutnya adalah observasi tersamar atau

terus terang, peneliti sudah menyampaikan sejak awal bahwa ia sedang melakukan

penelitian kepada sumber data. Obersevasi tidak terstruktur dilakukan ketika

fokus penelitina belum jelas. Fokus akan berkembang ketika peneliti melakukan
observasi (Sugiono, 2015 :310). Kegiatan observasi ini memudahkan peneliti

dalam mengumpulkan data untuk dijadikan bahan pembelajaran peneliti, sehingga

untuk selanjutnya akan lebih baik. Observasi yang peneliti lakukan adalah dengan

mengamati langsung bagaimana strategi yang dilakukan di dinas pendidikan

mimika.

2. Wawancara

Melalui wawancara terstruktur peneliti mewawancarai beberapa narasumber

dengan pertanyaan yang sama. Wawancara semistruktur pelaksanaanya lebih

bebas dibandingkan dengan wawancara tersturktur, dilakukan untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka. Yang terakhir adalah waancara tidak

tersturktur, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara (Sugiono, 2015

:319).

Penelitian ini menggunakan metode wawancara agar menyampaikan jawaban

dari pertanyaan yang diajukan secara langsung. Wawancara yang digunakan oleh

peneliti adalah wawancara terstruktur, dengan mempersiapkan pertanyaan

sebelum wawancara berlangsung.

Peneliti mewawancarai pegawai dan guru dengan pedoman wawancara yang

telah di persiapkan terlebih dahulu. Sedangkan wawancara yang dilakukan

terhadap pegawai terkait dengan strategi dalam pelayanan tunjangan guru. Dalam

hal ini baik berupa pertanyaan yang sifatnya umum maupun khusus yang dibuat

atau disusun sebelum melakukan wawancara kepada narasumber.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang telah dilakukan, baik dalam

bentuk gambar, karya atau tulisan. Dengan adanya dokumentasi, hasil wawancara

dan observasi akan lebih valid (Sugiono, 2015 :329).


Dokumentasi dilakukan sebagai pelengkap dari wawancara dan observasi.

Dokumen merupakan catatan sumber informasi dan peristiwa yang membantu

peneliti dalam mengumpulkan data yang ada sehubungan dengan penelitian yang

sedang dilakukan.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data berlangsung ketika pengumpulan data berlangusung data selesai

ketika setelah pengumpulan data berakhir (Sugiono, 2015 :333). Analisis adalah

proses pencarian dan penyusunan data yang diperoleh secara sistematis dengan

mengelompokan data sesuai jenisnya. Kemudian di uraikan dan disusun membuat pola

kemudian dipilah dan disimpulkan agar memudahkan seseorang untuk memahami

data tersebut (Sugiono, 2015 :244). Analisis data merupakan sebuah aktivitas yang

dilakukan untuk mengatur, mengurutkan, menggolongkan, atau tanda serta

mengkategorikan sesuai fokus masalah yang ingin dijawab. Proses ini mengumpulkan

data secara sistematis. Tahapan analisis data adalah sebagai berikt:

1. Pengumpulan data

Data-data yang diperoleh ketika observasi, wawancara dan dokumentasi ketika

berada di lokasi penelitian dikumpulkan menjadi Satu.

2. Penyajian data mentah

dalam penelitian kualitatif data mentah dimasukkan ke dalam lampiran sebab

jumlahnya yang banyak. Data mentah merupakan data yang belum di olah dan

dianalisis, sehingga bentuk data yang disajikan adalah data keseluruhan yang

didapatkan ketika pengambilan dan pengumpulan data.


3. Reduksi data

Saat melakukan penelitian di lapangan tentu akan banyak data yang diperoleh.

Oleh sebab itu, perlu dilakukan pencatatan secara rijid dan teliti kemudian dipilih

mana data yang diperlukan dan yang tidak dibutuhkan.

4. Penyajian data

Langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Hal ini dilakukan untuk menyajikan

data baik berupa narasi maupun gambar agar dapat melihat secara komprehensif

data dan bagian-bagian dalam penelitian.

5. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan awal masih bersifat sementara, perlu bukti valid yang kuat untuk

membuktikan bahwa kesimpulan tersebut kredibel. Dalam penelitian ini

diharapkan adanya temuan baru mengenai strategi peningkatan pelayanan

tunjangan guru yang dapat diimplementasikan kemudian hari agar dapat

meningkatkan pelayanan demi adanya peningkatan kinerja.

H. Pengecekan Keabsahan Data

Uji keabsahan data disebut juga sebagai proses validasi dan realibilitas. Selain

itu, juga untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang berkaitan dengan seberapa jauh

kebenaran hasil penelitian. adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Triangulasi

Peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji apakah data yang didapatkan dapat

dipercaya atau tidak, dengan melakukan pengecekan data merujuk pada sumber

yang relevan dan hasil mengamatan didiskusikan bersama pegawai dinas

pendidikan mimika dan guru. Dilakukan triangulasi untuk mendapatkan data yang

rijid, pasti dan tuntas dan untuk meningkatkan kualitas data.


2. Member check

Member check digunakan peneliti untuk mengetahui sejauh mana data yang

didapatkan dari informan. Peneliti melakukan pengecekan ulang informasi,

keterangan atau data yang didapatkan selama melakukan observasi, wawancara

dan dokumentasi dari informan untuk mengetahui kebenaran data atau informasi

yang didapatkan.

3. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dalam penelitian ini dilakukan jika ditemukan data yang

belum valid. Perpanjangan pengamatan bertujuan untuk menjalin keakraban

dengan informan sehingga semakin adanya keterbukaan, saling mempercayai

antara peneliti dengan narasumber, dengan maksud agar diperolehnya informasi

yang semakin valid.


DAFT AR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara

Badruzzaman. 2016. Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas


Pendidikan di Madrasah Aliyah di Kota Palu. Jumal Al-Qalam, Vol. 22, No. 1,
141-156. http://dx.doi.org/10.31969/alq.v22il.276

Barber, M dan M. Mourshed. 2007. How the World's Best Performing Schools Come Out
on Top. New York: McKinsey & Company.

Del Granado, Arze, F. Javier, Wolfgang Fengler, Andy Ragatz, dan Elif Yavuz. 2007.
Investing in Indonesia ’s Education : Allocation, Equity, and Efficiency of Public
Expenditures. Policy Research Working Paper No. 4329. Washington D.C. : The
World Bank.

Jalal, Fasli, Muchlas Samani, Mae Chu Chang, Ritchie Stevenson, Andrew B. Ragatz,
Siwage D. 2009. Teacher Certification in Indonesia: A Strategy for Teacher
Quality Improvement. Jakarta : the Ministry of National Education and the World
Bank.

Mendikbud. 2019. Permendikbud. Nomor 19 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis


Penyaluran Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan Tambahan Penghasilan
Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah.

Moleong, Lexy. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nye, B., S. Konstantopoulos, dan L.V. Hedges. 2004. How Large are Teacher Effect ?.
Educational Evaluation and Policy Analysis. Vol. 26, 237-253.
https://doi.org/10.3102/016237370260Q3237

Paisal, Entang Adhy Muhtar, Milwan. 2022. Analisis Kinerja Pegawai dalam Pelayanan
Tunjangan Guru di Dinas Pendidikan Kabupaten Malinau. Jumal Ideas:
Pendidikan, Sosial, dan Budaya. Vol. 8, No. 2, bulan Mei.

SMERU. 2017. Penilaian Kebijakan untuk Meningkatkan Kualitas Guru dan


Mengurangi Ketidakhadiran Guru. Jakarta : The Smeru Research Institute

Sugiono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfa Beta


Suwardi. 2017. Dampak Sertifikasi Terhadap Peningkatan Kualitas Guru.
https ://Eprints. stainsalatiga. ac. id

Yuli Eko Siswono, Tatag. 2010. Penelitian Pendidikan Matematika. Surabaya: Unesa
University Press.

Anda mungkin juga menyukai