PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehat kita tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik. Oleh sebab itu
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
yang produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat
kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara
minuman kedalam tubuh. Mulut merupakan pintu utama system pencernaan, dan
dalam mulut terdapat bibir, ludah gusi, gigi dan ludah yang berfungsi sebagai
indera pengecap 95% air ludah terdiri dari air, sisanya bermacam-macam zat
1
2
mulut., sehingga diperlukan dalam jumlah yang cukup. Kekurangan saliva akan
membuat tingginya jumlah plak dalam mulut. Fungsi perlindungan ini sangat
viskositas, derajat keasaman, dan susuan ion serta protein saliva(Amalia, 2013)
Derajat keasaman (pH) saliva merupakan salah satu faktor penting yang
elektrolit didalam saliva terutama oleh susunan ion bikarbonat. Dalam keadaan
normal, pH saliva berkisar antara 5,6-7,0 dengan rata-rata 6,7 (Agustina, 2014)
merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitasnya ibu dan anak
tinggi. Keluarga berencana tidak dapat menjamin kesehatan ibu dan anak, tetapi
Hal ini sesuai dengan data yang disampaikan oleh Badan Kependudukan dan
2012). Hormon yang terkandung dalam kontrasepsi ini adalah hormon sintetik
estrogen dan ptrogesterone. Metode kontrasepsi hormonal terdiri dari pil, suntik,
Pil merupakan salah satu alat kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk
kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih
Mardiantari 2014)
wanita, fluktuasi hormonal mempunyai perbedaan yang kuat pada rongga mulut,
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Devita Candrarin pada tahun 2014
dan suntik terhadap nilai indeks gingival pada pengguna kontrasepsi pil dan
4
dan volume saliva. (Hanrum, 2016) Adanya hormon esterogen dan progesteron
lingkungan rongga mulut terutama pada kondisi saliva dan gingiva pemakainya
(Putri, 2014)
dan jumlah eksudat dalam sulkus gingiva, keadaan ini merupakan predisposisi
dari perluasan lesi radang sehingga akan memperberat radang kronis pada
gingiva terhadap iritasi lokal, karena adanya kerusakan sel mastosit gingiva,
progesteron dalam plasma darah. Pada kondisi inflamasi gingiva tidak terjadi
saat probing dengan tekanan ringan dan perubahan bentuk gingiva (fisiologik) .
(Wulansari, 2015)
jaringan perifer dan jumlah eksudasi dalam sulkus gingiva. Keadaan ini
kontrasepsi hormonal pil mengandung estrogen 20-100 mcg dan progestin 0,4
mg dan 0,05 -0,15 mg, efek dari estrogen dan progestational dari pil oral
mempunyai pengaruh pada organ-organ dan jaringan tubuh dan pil yang
saliva karena bila kadar pH mengalami penurunan dalam rongga mulut dapat
cara modern terbanyak pada pemakai kontasepsi pil sebanyak 185 dan pemakai
suntik, maka diasumsikan bahwa imflami pada gingiva dan prevalensi penyakit
mulut.
cenderung asam.
hormonal pil dan sunik pada wanita usia 20-40 tahun di Kelurahan Gedawang
B. Rumusan Masalah
hormonal pil dan suntik pada wanita usia 20 – 40 tahun dikelurahan Gedawang
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
hormonal pil dan suntik pada wanita usia 20-40 tahun dikelurahan
2. Tujuan Khusus
2018.
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
hormonal pil dan suntik pada wanita usia 20-40 ttahun di Kelurahan Gedawang
sebelumnya.
9
terletak pada: