Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.

3664

THE EFFECT OF DRINKING YOGURT ON THE pH SALIVA


OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

Siti Sulastri*

ABSTRAK

Saliva menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi proses terjadinya karies, karena saliva selalu
membasahi gigi geligi sehingga mempengaruhi lingkungan dalam rongga mulut. Saliva berfungsi tidak hanya
membantu dalam mengunyah makanan, tetapi juga berfungsi sebagai pelindung. Anak-anak sering
mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, sehingga bakteri penyebab karies di
rongga mulut akan memproduksi asam yang menyebabkan terjadinya demineralisasi. Di antara periode makan,
saliva akan bekerja menetralisir asam dan membantu proses remineralisasi. Mengkonsumsi yoghurt dapat
menjadi salah satu upaya untuk pencegahan karies pada anak. Yoghurt mengandung kalsium, yang bila
dipertahankan lebih lama dalam saliva diharapkan dapat meembantu proses remineralisasi. Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui pengaruh minum yoghurt terhadap pH saliva.
Penelitian ini merupakan true eksperiment dengan rancangan Pre and Post Test With Control Group
Design. Populasi adalah seluruh siswa kelas I sampai kelas V SD Puluhan Argomulyo, Sedayu, Bantul. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 100 siswa dengan menggunakan tehnik random sampling. Analisa data yang
digunakan adalah uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum minum yogurt pH saliva 6,80, sesudah minum yogurt pH
saliva 7,44 dengan selisih 0,64. Ada pengaruh minum yogurt terhadap pH saliva siswa Sekolah Dasar Puluhan
Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta (p=0,005).

Kata kunci : yogurt, pH saliva


__________________________________________________________________________________________

ABSTRACT

Saliva is one of the factors that influence the process of caries because saliva always wet the teeth so
that affect the environment in the oral cavity. Saliva works not only to help in chewing food but also serves as a
protector. Children often consume foods and beverages containing carbohydrates, so the caries-causing
bacteria in the oral cavity will produce acids that cause demineralization. Among feeding periods, saliva will
work to neutralize acids and help the process of remineralization. Consuming yogurt can be an effort to prevent
caries in children. Yogurt contains calcium, which, if maintained longer in saliva, is expected to help with
remineralization. The purpose of this study was to determine the effect of drinking yogurt on saliva pH.
This research is a true experiment with the design of Pre and Post Test With Control Group Design.
The population is all students of class I to class V Elementary School of Argomulyo, Sedayu, Bantul. The sample
in this study amounted to 100 students by using random sampling technique. The data analysis used is the
Wilcoxon test.
The results showed that before drinking yogurt pH saliva 6,80, after drinking yogurt pH saliva 7.44
with difference 0,64. Drinking yogurt can increase saliva pH so that there is the influence of drinking yogurt to
pH saliva of Elementary School Student of Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta (p = 0,005).

Keywords : yogurt, saliva pH


___________________________________________________________
*)
Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


: sitislstr7@gmail.com

24 The Effect of Drinking Yogurt on the pH Saliva


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.3664

PENDAHULUAN diharapkan dapat membantu proses


remineralisasai (Purba, 2016).
Usia anak sekolah dasar merupakan Salah satu minuman siap saji yang
masa anak tumbuh dan berkembang dengan sering dikonsumsi masyarakat adalah
sangat pesat. Pertumbuhkembangan tersebut yoghurt. Yoghurt memiliki banyak manfaat
salah satunya tergantung dari pemberian bagi tubuh manusia, tetapi karena kurangnya
nutrisi yang diberikan oleh orangtuanya. informasi dan pengetahuan tentang yoghurt,
Kualitas dan kuantitas nutrisi yang baik serta maka yoghurt dianggap hanya terbatas untuk
benar dapat bermanfaat bagi tumbuh membantu sistem pencernaan tubuh.
kembang anak. Usia paling rawan adalah Keadaan yang terlalu asam dalam mulut pada
usia anak Sekolah Dasar (Sarayati, 2016). pH 5,5 akan mengakibatkan demineralisasi
Menurut penelitian di negara-negara Eropa, kemudian karies gigi. Karies gigi dan
Amerika dan Asia termasuk Indonesia, anak- penyakit peridontal merupakan masalah
anak dibawah umur 18 tahun terserang karies kesehatan masyarakat yang di semua negara
gigi sebesar 80 – 90% (Utami, 2010). di dunia, keduanya menjadi suatu "silent
Penyebab karies gigi antara lain epidemic" yang mengancam anak-anak dan
karena anak lebih sering mengonsumsi orang dewasa di seluruh dunia (Winarmi,
jajanan seperti makanan manis, cereal bar 2014). Cara alternatif untuk menanggulangi
dan biskuit. Ada beberapa anak yang pernah keadaan tersebut dan pH saliva yang terlalu
minum minuman ringan ada juga yang asam dalam mulut yaitu dengan konsumsi
minum yogurt. Penelitian suatu lembaga yoghurt (Siswosubroto dkk., 2015).
studi di daerah Jakarta Timur Saliva merupakan salah satu
mengungkapkan bahwa jenis jajanan yang komponen yang memberikan kontribusi
sering dikonsumsi oleh anak-anak sekolah terhadap tingkat keasaman (pH) mulut.
adalah es sirup dan cilok. Sisa makanan atau Saliva sebagai sistem penyangga untuk
minuman dapat membentuk plak yang menjaga pH optimal mulut, yaitu pH yang
nantinya akan mempengaruhi pH saliva dan cenderung basa. Jika tanpa saliva, maka
dapat menyebabkan terjadinya penyakit gigi setiap makan akan terbentuk lingkungan
dan mulut (Maranatha, 2013). yang asam yang akan mendukung
Penyakit gigi dan mulut yang banyak pertumbuhan bakteri yang merusak gigi. Di
ditemukan di masyarakat adalah penyakit dalam saliva juga terdapat ion-ion seperti
karies dan periodontitis. Karies gigi Kalsium dan Fosfat yang merupakan
disebabkan beberapa faktor seperti makanan, komponen pembentuk struktur gigi. Fungsi
bakteri, gigi dan saliva (Sari, 2011). Keadaan lain dari saliva adalah membantu proses
saliva yang terlalu asam dalam mulut pada remineralisasi lesi-lesi kecil pada lapisan
pH 5,5 akan mengakibatkan demineralisasi email gigi (Kusumasari, 2012).
kemudian karies gigi. Cara alternatif untuk Tujuan penelitian ini ingin
menanggulangi keadaan yang terlalu asam mengetahui pengaruh minum yogurt
dalam mulut yaitu dengan mengkonsumsi terhadap pH saliva pada siswa Sekolah
yoghurt (Maqassary, 2015). Dasar.
Mengkonsumsi yoghurt dapat
menjadi salah satu upaya untuk pencegahan
karies pada anak. Bakteri asam laktat seperti METODE PENELITIAN
species Lactobacillus Bulgaricus dan
Streptococcus Thermophilus dalam yoghurt Jenis penelitian ini true eksperiment
memiliki efek bakterisidal untuk bakteri lain dengan rancangan yang digunakan adalah
sehingga mengurangi pembentukan plak. Pre and Post Test with Control Group
Yoghurt mengandung kalsium, yang bila Design. Rancangan penelitian sebagai
dipertahankan lebih lama dalam saliva berikut :

25 The Effect of Drinking Yogurt on the pH Saliva


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.3664

Pretest Perlakuan Posttest dengan selisih 0,64, artinya ada pengaruh


Kelompok Perlakuan O1 X1 O2 atau ada perbedaan sebelum dan sesudah
Kelompok Kontrol O3 - O4
minum yogurt terhadap pH saliva responden.
Perbedaan ini disebabkan karena
Keterangan :
meningkatnya angka pH saliva responden
O1 : pengukuran pH saliva awal kelompok
sesudah minum yogurt. Meningkatnya pH
perlakuan
saliva sesudah minum yogurt karena adanya
X1 : Perlakuan kandungan probiotik dalam yogurt, probiotik
O2 : pengukuran pH saliva akhir kelompok dapat menghambat pertumbuhan bakteri
perlakuan acidogenik penyebab karies gigi, dan
O3 : pengukuran pH saliva akhir kelompok meningkatkan pH saliva, sehingga proses
control demineralisasi terhambat.
Sesuai juga dengan pendapat
Populasi dalam penelitian ini adalah Siswosubroto dkk (2015), bahwa penyakit
siswa kelas I – V SDN Puluhan Argomulyo, gigi dan mulut banyak ditemukan di
Sedayu, Bantul Yogyakarta. Sampel masyarakat adalah penyakit karies dan
penelitian adalah siswa kelas I – V yang periodontitis yang disebabkan beberapa
berumur 7 – 11 tahun yang berjumlah 100 faktor seperti makanan, bakteri, gigi dan
siswa. Sampel pada penelitian ini dibagi saliva. Keadaan saliva yang terlalu asam
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok dalam mulut pada pH 5,5 akan
perlakuan dan kelompok kontrol. Masing- mengakibatkan demineralisasi/kelarutan
masing kelompok berjumlah 15 orang. email kemudian terjadi karies gigi. Cara
Kelompok perlakuan minum yogurt alternatif untuk menanggulangi keadaan
sebanyak 100 ml dan kelompok kontrol tidak yang terlalu asam dalam mulut yaitu dengan
minum yogurt. Pengukuran pH saliva mengkonsumsi yogurt.
menggunakan pH meter. Adapun kelompok kontrol sesudah
Data yang diperoleh dari hasil dilakukan pemeriksaan pH saliva yang kedua
pengukuran pH saliva responden kemudian mengalami peningkatan dari pemeriksaan pH
dihitung rerata pH saliva sebelum dan saliva awal yaitu 7,16 menjadi 7,30 dengan
sesudah perlakuan. Uji statitik menggunakan selisih 0,14. Hasil ini sesuai dengan pendapat
uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Putri dkk (2010) dan Najoan (2012), bahwa
peningkatan pH saliva ini dapat disebabkan
oleh beberapa factor antara lain rata-rata
HASIL DAN PEMBAHASAN aliran saliva, mikroorganisme dalam rongga
mulut dan kapasitas buffer saliva.
Rerata pH saliva responden sebelum Berdasarkan uji Wilcoxon bahwa nilai
dan sesudah minum yogurt dapat dilihat pada Asymp.Sig (p) sebesar 0,005 < 0,05 jadi Ho
tabel berikut. ditolak dan Ha diterima, maka secara
statistik menunjukkan adanya perbedaan
Tabel 1. Rerata pH Saliva Responden Sebelum
yang bermakna antara nilai pH saliva Siswa
dan Sesudah Minum Yogurt
Kelompok Sebelum Sesudah Selisih
SDN Puluhan sebelum dan sesudah minum
Minum Yogurt 6.80 7,44 0,64
yogurt, artinya ada pengaruh minum yogurt
terhadap pH saliva siswa SDN Puluhan.
Tidak Minum 7,16 7,30 0, 14 Semula asam menjadi basa. Setelah minum
Yogurt
yogurt, pH saliva responden berubah dari
asam menjadi basa, karena selain
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai pH mengandung probiotik, yogurt juga
saliva pada kelompok perlakuan sesudah mengandung kalsium yang dapat
minum yogurt mengalami peningkatan. meningkatkan pH saliva dari asam menjadi
Sebelum minum yogurt 6,80 menjadi 7,44
26 The Effect of Drinking Yogurt on the pH Saliva
Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.3664

basa. Penelitian ini sesuai dengan hasil bagian tubuh tertentu termasuk rongga
penelitian Purba (2017), yang menyatakan mulut. Probiotik yang digunakan dalam
bahwa mengkonsumsi yogurt dapat menjadi industri makanan dan telah terbukti dapat
salah satu upaya untuk pencegahan karies menghambat pertumbuhan bakteri
pada anak. Bakteri asam laktat seperti kariogenik terutama menggunakan bakteri-
species Lactobacillus Bulgaricus dan bakteri asam laktat seperti Lactobacilli dan
Streptococcus Thermophilus dalam yogurt Bifidobacteria. Salah satu jenis probiotik
memiliki efek bakterisidal untuk bakteri lain yaitu yogurt atau susu fermentasi. Secara
sehingga mengurangi pembentukan plak. tradisional, pada pembuatan yogurt
Yogurt mengandung kalsium, yang bila digunakan kultur starter campuran
dipertahankan lebih lama dalam saliva Lactobacillus sp. dan Streptococcus
diharapkan dapat membantu proses thermophilus dengan perbandingan 1: 1.
remineralisasai. Proses pemasukan kembali Penelitian lain yang dilakukan oleh
mineral-mineral dalam bentuk ion-ion Ilyas dan Phielip (2012), bahwa yogurt
mineral ke struktur kisi-kisi kristal terbukti efektif untuk menurunkan jumlah
hydroxyapatit sehingga gigi menjadi kuat koloni bakteri kariogenik dalam saliva
dan stabil lagi. Adanya proses remineralisasi, apabila dikonsumsi secara rutin dalam
maka terjadinya karies gigi dapat dicegah. jangka waktu tertentu. Bakteri Lactobacillus
Penelitian ini sesuai dengan yang terdapat dalam yogurt akan
penelitian Ilyas dan Phielip (2012) meneliti berkompetisi dengan bakteri kariogenik /
efek anti bakteri. Yogurt pada suhu yang Streptococcus yang terdapat dalam rongga
berbeda secara in vitro menunjukkan bahwa mulut untuk mendapatkan ruang, nutrisi
yogurt dengan kandungan probiotik L.Casei lokal dengan adanya interaksi metabolit.
yang disimpan dalam suhu 26ᵒC, memiliki Aksi bakteri probiotik dalam rongga mulut
potensi yang lebih besar untuk menurunkan bekerja melalui kombinasi secara local yaitu
koloni bakteri acidogenik secara bermakna melekat pada plak gigi dan secara sistemik
dibandingkan yogurt yang disimpan dalam melalui respon imun dalam rongga mulut.
suhu 4ᵒC. Bakteri memiliki sifat fisiologis Prinsip kerja dari bakteri probiotik yang
spesifik diantaranya dalam hal suhu terdapat dalam yogurt ini bertujuan
pertumbuhan. Suhu terbaik untuk meningkatkan pertahanan imun mukosa dan
pertumbuhan bakteri disebut suhu optimal. aktifitas makrofag serta meningkatkan
Di bawah suhu minimal atau di atas suhu jumlah killer cells, sel T dan inferno. Selain
maksimal, aktifitas enzim akan berhenti itu bakteri probiotik juga mampu melekat
sehingga metabolisme dan pertumbuhan sel pada mukosa oral dan jaringan pada gigi
bakteri akan terganggu bahkan dapat untuk menjadi bagian dalam plak dan
menyebabkan kematian sel. bersaing dengan pertumbuhan dari bakteri
Dengan minum yogurt dapat pathogen.
mengurangi bakteri acidogenik dalam rongga Menurut Simark-Matson dalam
mulut/saliva. Bakteri acidogenik tersebut Winarmi (2014), bahwa L.acidophilus
penyebab karies gigi yang memetabolisme memberikan efek penghambatan yang kuat
karbohidrat dan menghasilkan asam serta terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.
melarutkan email dan merusak jaringan Arezoo dan Rooha (2011) dalam Winarmi
organik gigi. Ada banyak cara menurunkan (2014), mengatakan Lactobacillus
jumlah koloni bakteri dalam rongga mulut acidophilus sebagai bakteri probiotik
salah satu cara yang sedang dikembangkan menghasilkan berbagai Senyawa organik
yaitu metode probiotik. Metode ini seperti asam, diacetyl, hidrogen peroksida,
merupakan metode buatan yang bertujuan dan bakteriosin atau bakterisida protein dapat
untuk mengganti bakteri pathogen dengan menyebabkan penurunan kepatuhan
bakteri yang tidak membahayakan bagian- Streptococcus yang mungkin terkait interaksi

27 The Effect of Drinking Yogurt on the pH Saliva


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.3664

antara bakteri dan dapat mempengaruhi Didukung juga oleh Jensen dalam
ekologi dalam mulut. Sehingga dengan Ilyas (2012) bahwa dalam penelitiannya
mengonsumsi minuman probiotik dapat menggunakan yogurt untuk mengamati
memberikan efek terhadap penurunan risiko penurunan pH saliva selama 20 menit setelah
karies gigi dan jumlah Streptococcus mutans. mengkonsumsi yogurt, didapatkan hasil
Penelitian lain oleh Bhushan dan bahwa yogurt tidak menurunkan pH saliva
Chachra (2010) dalam Winarmi (2014), sampai melewati batas pH kritis yaitu 5,5.
bahwa beberapa bakteri probiotik bertindak Sesuai juga penelitian Sonmes dan Aras yang
sebagai bakteriosin atau seperti zat menyebutkan bahwa yogurt tidak
penghambat khususnya mencegah mengakibatkan penurunan pH saliva di
pertumbuhan bakteri kariogenik memiliki bawah 5, yogurt tidak dapat mengakibatkan
kemampuan untuk melindungi gigi dan demineralisasi email, tetapi dapat
mempengaruhi pertumbuhan plak mengurangi jumlah koloni bakteri
supragingiva. Pengurangan adhesi dapat kariogenik.
menjadi cara yang efektif untuk mengurangi Selanjutnya dilakukan uji statistik
bakteri kariogenik seperti Streptococcus. Mann Whitney antara rerata pH saliva yang
Pemberian lactobacilli probiotik dalam susu minum yogurt dan pH saliva tidak minum
anak-anak di Helsinki, Finlandia yogurt didapatkan hasil nilai Asymp.Sig
mengakibatkan pengurangan terjadinya sebesar 0,447 lebih besar dari 0,05 jadi Ho
karies awal. Probiotik bersifat aman untuk diterima dan Ha ditolak, maka secara
dikonsumsi manusia dan peran teraupetiknya statistik menunjukkan tidak ada beda yang
memiliki potensi besar untuk mencegah/ bermakna antara nilai pH saliva siswa yang
mengobati karies gigi dan berpotensi pada minum yogurt dengan pH saliva siswa yang
gangguan mulut lainnya. Probiotik tidak minum yogurt. Kelompok perlakuan
memperkuat fungsi epitel barier, modulasi pH saliva sebelum dan sesudah minum
sistem imun meningkatkan resistensi yogurt selisih 0,64, kelompok kontrol pH
terhadap infeksi rongga mulut, modulasi saliva selisih 0,14 antara pH saliva awal dan
komposisi biofilm, reduksi bakteri pH saliva akhir.
kariogenik, manajemen penyakit periodontal,
reduksi bakteri pathogen periodontal
manajemen karies, antagonis dengan KESIMPULAN
patogen, beragregasi dengan rongga mulut
interaksi dengan epitel rongga mulut. Berdasarkan hasil penelitian yang
Hasil penelitian ini didukung oleh telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Darmawan (2015) dan Purba (2017), bahwa minum yogurt dapat meningkatkan pH saliva
saliva merupakan komponen yang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak
memberikan kontribusi terhadap tingkat minum yogurt. Sehingga ada pengaruh
keasaman (pH) mulut. Saliva sebagai sistem minum yogurt terhadap pH saliva siswa SDN
penyangga/buffer untuk menjaga pH optimal Puluhan Argomulyo Sedayu Bantul
mulut yaitu pH yang cenderung basa, jika (p=0,005<0,05).
tanpa saliva maka setiap makan ataupun
minum minuman yang asam akan terbentuk
lingkungan yang asam tempat bakteri DAFTAR PUSTAKA
perusak gigi berkembang. Di dalam saliva
juga terdapat ion-ion seperti kalsium, fosfat Darmawan, Arif R. 2015. Pengaruh
yang merupakan komponen pembentuk Minuman Susu terhadap pH Saliva.
struktur gigi. Fungsi lain dari saliva adalah Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi
membantu proses remineralisasi lesi-lesi Universitas Sumatra Utara. Medan.
kecil pada lapisan email gigi.

28 The Effect of Drinking Yogurt on the pH Saliva


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.3664

Ilyas,M., Phielip,C.,2012. Konsumsi Yogurt http://repository.unair.ac.id/29636/3/


Menurunkan Jumlah Koloni Bakteri 14.pdf. Diakses 4 Januari 2017.
Kariogenik Dalam Saliva Pada Usia
Remaja., Makasar Dental Jurnal, Sari, NI Nyoman Gemini. (2011). Permen
Vol.1. No.1. Karet Xylitol yang Dikunyah Selama
Menit Meningkatkan dan
Kusumasari, N. 2012. Pengaruh Larutan Mempertahankan pH Saliva Perokok
Kumur Ekstrak Siwak (Salvadora Selama 3 Jam. Tesis. Program Studi
persica) terhadap pH Saliva. Ilmu Biomedik Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Sarjana Universitas Udayana. Denpasar.
Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang Siswosubroto, A. E., Pangemanan, D.H.C.,
Lema,M.A. 2015. Gambaran
Maranatha. 2013. Perubahan pH Saliva Konsumsi Yogurt Terhadap Waktu
setelah Mengonsumsi Jajanan. Peningkatan pH Saliva, Pharmacon
Bandung. repository.pdf . Diakses 19 Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT,
Oktober 2015). vol.4, No. 4, ISNN 238-2493.

Maqassary, A.A.,2015., Gambaran Utami NK. 2010. Indeks DMF T pada


Konsumsi Yogurt Terhadap Waktu Murid-Murid Madrasah Ibtidaiyah
Peningkatan pH Saliva. (MI) Muhammadiyah Martapura
2010. Dentino Jurnal Kedokteran
Notoatmodjo, S.,2012. Metodologi Gigi; 2(1):1-2.
Penelitian Kesehatan, Rinekacipta,
Jakarta. Winarmi, 2014., Efektifitas Minum Probiotik
Yogurt Dalam Menurunkan Jumlah
Najoan, SB.,2014, pH Saliva Sesudah Streptococcus Mutans Pada Plak
Menyikat Gigi dengan Pasta Gigi Gigi Anak Usia 12-14 Tahun.
Mengandung Xylitol
Dan Perubahan pH, Jurnal e-Gigi
(eG). Vol.2. No 2.

Putri, M.H., Herijulianti,E, Nurjanah, N.


2010. Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan
Pendukung Gigi. Bandung: Buku
Kedokteran. EGC.

Purba, N.O., 2016, Pengaruh Lama Waktu


Mengulum Yogurt Terhadap pH
Saliva,Kadar Kalsium dan
Pembentukan Plak Anak Usia 12- 14
Tahun.
repository.ugm.ac.id/index.php/mod .
Diakses 2 Januari 2017.

Sarayati. 2016., Psikologi Perkembangan


Anak Usia Sekolah Dasar-Dunia
Anak Indonesia, Artikel,

29 The Effect of Drinking Yogurt on the pH Saliva

Anda mungkin juga menyukai