I. PENDAHULUAN
Saliva adalah cairan oral kompleks yang terdiri atas campuran sekresi dari
kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk
kelenjar parotis, 5 persen oleh kelenjar sublingual dan 5 persen lagi oleh kelenjar-
kelenjar ludah yang kecil. Sebagian besar saliva dihasilkan pada saat makan,
makanan. Pada saat tidak sedang makan aliran saliva sangat sedikit (Kidd dan
Bechal, 1992).
Di dalam mulut, saliva adalah unsur penting yang dapat melindungi gigi
terhadap pengaruh dari luar, maupun dari dalam rongga mulut itu sendiri. Saliva
antibakteri. Faktor yang ada dalam saliva yang berhubungan dengan karies antara
lain adalah aksi penyangga dari saliva, komposisi kimiawi, aliran (flow),
viskositas dan faktor anti bakteri. Anak yang berisiko karies tinggi memiliki aliran
saliva yang rendah yaitu tingkat unstimulated salivary flow (USF) < 0,1 ml per
menit dan stimulated salivary flow (SSF) < 0,5 ml per menit. Secara teori saliva
dapat mempengaruhi proses terjadinya karies dalam berbagai cara, antara lain
aliran saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan juga
1
DERAJAT KEASAMAN (pH) SALIVA SETELAH KONSUMSI KENTANG REBUS DAN SINGKONG
REBUS PADA ANAK USIA 7-8
TAHUN (Kajian pada siswa di SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta) 2
RIZKI NURUL FATIMAH
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
1991). Menurut Soesilo (2005) peran lingkungan saliva terhadap proses karies
atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Keasaman adalah konsentrasi ion
hydrogen dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan
dikatakan netral apabila memiliki nilai pH=7. Nilai pH>7 menunjukkan larutan
memiliki sifat basa, sedangkan nilai pH<7 menunjukan keasaman (Soesilo, 2005).
Derajat keasaman (pH) dan kapasitas buffer saliva ditentukan oleh susunan
susunan bikarbonat, karena susunan bikarbonat sangat konstan dalam saliva dan
berasal dari kelenjar saliva. Derajat keasaman saliva dalam keadaan normal antara
(pH) saliva optimum untuk pertumbuhan bakteri 6,5–7,5 dan apabila rongga
adalah gula atau sukrosa. Karbohidrat yang bersifat lengket serta mudah hancur di
dalam mulut lebih mudah menimbulkan karies dibanding bentuk fisik lain.
disakarida, baik dengan asam maupun dengan enzim. Glukosa merupakan jenis
bakteri untuk mengubah glukosa menjadi asam laktat dan mampu menyebabkan
penurunan terhadap pH saliva (Kidd, 2005). Di dalam tubuh glukosa juga didapat
dari hasil akhir pencernaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa (Yusrin dan
Mukaromah, 2010).
panjang seperti amilum dan dekstrin, kemudian akan diurai menjadi molekul yang
menyediakan 4 kalori energi pangan per gram. Kentang (Solanum tuberosum) dan
kentang. Kandungan karbohidrat pada kentang yaitu 19,1 gram dan kandungan
pada singkong yaitu 34,7 gram dalam setiap 100 gramnya. Kentang dan singkong
DERAJAT KEASAMAN (pH) SALIVA SETELAH KONSUMSI KENTANG REBUS DAN SINGKONG
REBUS PADA ANAK USIA 7-8
TAHUN (Kajian pada siswa di SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta) 4
RIZKI NURUL FATIMAH
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
sangat sering di konsumi oleh masyarakat baik dalam bentuk olahan potato atau
amilum (zat pati), yaitu senyawa karbohidrat kompleks yang mengandung lebih
dari 60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun
untuk gigi karena tidak dicerna secara sempurna didalam mulut (Kidd dan
Joyston, 1991). Berbeda dengan pengamatan Kidd Joyston (1991) hasil penelitian
Grenby (1967) menunjukkan bahwa makanan dengan kadar pati tinggi memiliki
potensi kariogenik. Penelitian ini dilakukan pada hewan percobaan yang diberi
makanan pati tinggi yang dimasak. Bibby dkk (1986 sit. Kaskhet dkk., 1996)
probandus diberi makanan dengan kadar pati tinggi. Hasil dari penelitian tersebut
Menurut Samadi (2007) kentang dan singkong merupakan salah satu jenis
umbi umbian bergizi yang kaya akan karbohidrat. Kentang dan singkong
mengadung kadar gula yang rendah. Kandungan gula berupa glukosa pada
kentang dan singkong yang rendah sangat baik dikonsumsi terutama untuk
program diet dan penderita diabetes, akan tetapi menurut penelitian Ahadiyah
Karies gigi merupakan masalah rongga mulut utama pada anak-anak dan
remaja. Usia yang paling rentan terhadap karies adalah 4-8 tahun (Wong dkk,
permukaan gigi, diet karbohidrat, dan bakteri mulut spesifik. Karbohidrat yang
terkandung pada produk-produk makanan yang tertahan dalam waktu yang lama
di dalam mulut mungkin lebih kariogenik daripada produk makanan yang tertahan
Anak usia 7-8 tahun merupakan suatu golongan umur yang sering
merangsang pertumbuhan plak dan menyebabkan karies gigi. Anak usia 7-8 tahun
merupakan anak yang rentan terhadap karies. Makanan ringan yang mengandung
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
saliva setelah konsumsi kentang rebus dan singkong rebus pada anak usia 7-8
tahun.
DERAJAT KEASAMAN (pH) SALIVA SETELAH KONSUMSI KENTANG REBUS DAN SINGKONG
REBUS PADA ANAK USIA 7-8
TAHUN (Kajian pada siswa di SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta) 6
RIZKI NURUL FATIMAH
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
D. Keaslian Penelitian
penurunan derajat asam (pH) saliva setelah konsumsi kentang goreng dan kentang
rebus pada anak (Ahadiyah, 2010). Sejauh pengetahuan peneliti belum pernah
kentang rebus dan singkong rebus pada anak usia 7-8 Tahun.
E. Manfaat Penelitian
(pH) saliva setelah konsumsi kentang rebus dan singkong rebus pada anak usia 7-
8 tahun.
2. Untuk Masyarakat
pemilihan jenis karbohidrat yang baik untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi