Anda di halaman 1dari 8

Daftar Isi

Cover……………………………………………………………………….. i

Daftar isi…………………………………………………………………….
ii

A. Identitas film…………………………………………………………….. 1

B. Resensi film……………………………………………………………… 2

1. Kehidupan di tepi Musi…………………………………………………… 2

2. Dididik dengan hati………………………………………………………. 2

3. Surga ada di rumah………………………………………………………. 3

C. Unsur-unsur dalam film…………………………………………………. 5

1. Unsur Intrinsik…………………………………………………………… 5

2. Unsur Ekstrinsik……………………………………………………….… 6

D. Kelebihan dan Kekurangan film………………………………………… 7

ii

Resensi Film "Ada Surga di Rumahmu" Kelompok 1


A. Identitas Film

Nama Film : Ada Surga di


Rumahmu

Genre : Drama Religi

Sutradara : Aditya Gumay

Penulis Naskah : Oka Aurora dan


Al Habsyi

Pemeran : Husein Alatas, Nina


Septiani, Zee Zee Shahab, Ahmad
Al Habsyi

Perusahaan produksi : Mizan


Productions dan Nava Productions

Tanggal Rilis : 02 April 2015


(Indonesia)

Bahasa : Indonesia dan Palembang

Durasi film : 106 Menit

Resensi Film "Ada Surga di Rumahmu" Kelompok 1


B. Resensi Film
PENDIDIKAN karakter adalah jargon yang marak kita dengar beberapa tahun terakhir di
dunia pendidikan kita. Adalah film berjudul Ada Surga di Rumahmu yang diadaptasi dari novel
dengan judul yang sama yang berhasil mengejawantahkan pendidikan karakter dalam kehidupan
nyata.

1. Kehidupan di tepian Musi

Film karya Aditya Gumay ini dibuka dengan kisah kehidupan masyarakat di tepian
Sungai Musi, Palembang pada tahun 2004. Ramadhan adalah putra dari Abuya dan Umi, sebuah
keluarga kecil yang bahagia. Bersama kakak dan adiknya, Ramadhan dibesarkan oleh kedua
orang tuanya dengan penuh kasih sayang.

Di masa kecilnya Ramadhan dikenal sebagai anak yang badung dan suka berkelahi. Karena
begitu menyayangi putranya, Abuya dan Umi memutuskan untuk menitipkan Ramadhan di
Pondok Pesantren yang diasuh oleh Ustadz Attar (Ustadz Alhabsyi).

Suasana haru dan sedih hadir saat perpisahan terjadi di antara Ramadhan dan keluarganya.
Dengan hati berat Ramadhan meninggalkan rumahnya menuju pesantren diantar oleh Abuya.

Sesampainya di pesantren, Ramadhan bertemu dengan Ustadz Attar dan penghuni pesantren
lainnya. Di situlah Ramadhan dipertemukan dengan Fauzan, Kiagus dan Abdul. Dua orang yang
terakhir kemudian menjadi sahabat karib Ramadhan hingga ia beranjak remaja.

2. Dididik dengan hati

Selama menempuh pendidikan di pesantren, Ramadhan bersama teman-temannya


mendapat pendidikan iman dan kesalehan hidup dari Ustadz Attar dan pengajar lainnya. Nilai-
nilai kejujuran, ketulusan, keteguhan hati, keberanian, berani bertanggung jawab dan nilai-nilai
kehidupan yang begitu luhur lainnya sungguh-sungguh ditanamkan di dalam pesantren tersebut.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sepuluh tahun kemudian, Ramadhan (Husein Alatas –
finalis Indonesian Idol) dan teman-temannya telah menjadi anak-anak remaja. Sejak kecil,
Ramadhan terobsensi menjadi artis di televisi. Jalan hidup mempertemukannya dengan Kirana
(Zee Zee Shahab), seorang artis asli Palembang yang ketika itu sedang melakukan syuting
sebuah film dan mengambil lokasi di Pondok Pesantren tempat Ramadhan dan kawan-kawannya
menuntut ilmu. Pintu untuk menjadi calon artis terbuka dan Ramadhan mendapat undangan
untuk mengikuti casting sebuah film laga di Jakarta.

2
Resensi Film "Ada Surga di Rumahmu" Kelompok 1
Bersama dua orang sahabat karibnya, Ramadhan pun pergi menyeberangi laut menuju Jakarta,
tempat semua impian masa kecilnya hendak dilabuhkan. Di Jakarta, Ramadhan dan teman-
temannya menginap di sebuah masjid dan menjadi guru ngaji di masjid itu. Ramadhan dan
teman-temannya terpaksa menginap di situ karena harus menunggu datangnya saat casting.

Menjelang hari casting tiba, saat subuh Ramadhan bermimpi bahwa tentang Uminya yang jatuh
pingsan. Bergegas ia terbangun dan sejurus kemudian dia mendapati seorang anak laki-laki yang
dengan berdoa di dalam masjid sembari menangis tersedu-sedu.

Perbincangan di antara mereka pun terjadi. Anak laki-laki itu sembari menangis berkisah tentang
kematian kedua orang tuanya yang tragis. Tiba-tiba Ramadhan tercenung dan teringat pada
Uminya di kampung. Saat menelpon Abuya, Ramadhan telah mendapati firasat bahwa sesuatu
hal telah terjadi pada Uminya.

Saat hari mulai terang, Ramadhan bergegas meninggalkan masjid untuk kembali ke
kampungnya. Kiagus dan Abdul sempat mencegah langkah-langkahnya, namun Ramadhan tetap
bersikeras pulang kampung.

3. Surga ada di rumah

“Surga yang paling dekat dan mudah kita dapatkan ada di rumah kita dan itu adalah
orang tua kita,” demikian disampaikan Ustadz Ramadhan dalam sebuah siaran rohani di sebuah
televisi di Jakarta.

Dalam suatu adegan tampak Umi Ramadhan tengah menyaksikan siaran tersebut bersama
dengan Abuya, Nayla (Nina Septiani) serta kakak-adik Ramadhan. Umi Ramadhan terlihat masih
terbaring di rumah sakit pasca operasi beberapa waktu sebelumnya.

Film berdurasi sekitar 100 menit ini kaya akan nilai-nilai kehidupan yang indah. Nilai-nilai yang
mungkin sebagian diantaranya tidak lagi menjadi perhatian dan diajarkan oleh para orang tua
jaman sekarang kepada anak-anaknya. Sehingga sudah menjadi kisah yang umum kita dengar,
ketika ada begitu banyak keluarga mengalami suasana “broken home”.

Seorang anak yang lahir ke dunia selalu didahului oleh pengorbanan ibunya yang harus
meneteskan darah dalam proses kelahiran anaknya. “Seorang ibu dapat melahirkan sepuluh
orang anak, namun belum tentu satu diantara kesepuluh anak itu dapat membalas budi baik dan
pengorbanan ibunya,” itulah sekelumit kalimat dan diucapkan oleh Ustadz Attar kepada
Ramadhan sesaat sebelum meninggal dunia.

Resensi Film "Ada Surga di Rumahmu" Kelompok 1


Ucapan ini sungguh dihayati dan diperjuangkan Ramadhan dalam kisah yang ditampilkan dalam
film keluarga yang inspiratif ini. Sehingga film ini patut diapresiasi dan disambut antusias
sebagai film pendidikan, bukan saja bagi anak-anak, namun juga bagi para orang tua yang tengah
membesarkan dan mendidik anak-anak mereka.

“Surga itu begitu dekat. Tapi, mengapa kita sibuk mengejar yang jauh?”***

Resensi Film "Ada Surga di Rumahmu" Kelompok 1


C. Unsur-unsur dalam Film
1. Unsur Intrinsik film

a. Tema film

Adapun tema yang diangkat dalam Film Ada Surga di Rumahmu adalah berbakti kepada
orangtua.

b. Latar

1) Waktu

Latar waktu dalam Film Ada Surga di Rumahmu tidak ditunjukkan secara jelas, dalam
arti tidak menekankan waktu sejarah yang pasti seperti terjadi pada kurun tahun
sekian hingga tahun sekian. Latar waktu yang terdapat dalam novel ini lebih terpusat
pada waktu harian, seperti pagi, siang, sore, dan malam

2) Tempat

Film Ada Surga di Rumahmu secara garis besar banyak mengambil tempat di dua kota,
yaitu Palembang dan Jakarta.

3) Suasana

Latar suasana dalam Film Ada Surabaya di Rumahmu meliputi segalanya. Contoh hal
nya sedih, haru, bahagia, menegangkan, takut, khawatir, dll.

c. Alur
Novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora memiliki alur yang bersifat maju.
Alinea cerita disusun berdasarkan urutan waktu yang berjalan ke depan, bukan berbalik
ke masa lampau.

d. Penokohan
1) Ramadhan
Seseorang yang sangat sayang kepada keluarganya, berbakti kepada kedua orangtua, dan
bercita-cita tinggi.

2) Nayla
Santun dan menghormati orangtua.

Resensi Film "Ada Surga di Rumahmu" Kelompok 1


3) Rindu
Santun dan anggun.

4) Buya Athar (Paman sekaligus guru Ramadhan)


Penyabar dan percaya diri. H

Dll.

e. Amanat

Pesan moral yang dapat kita ambil dalam film ini tentunya sangat banyak, salah satunya
ialah senantiasa berbakti kepada orangtua dan menghormati oranglain.

f. Sudut Pandang
Sudut pandang yang ditentukan oleh pengarang film ini adalah persona ketiga “dia”.
Pengarang novel menceritakan kehidupan “dia”.

2. Unsur Ekstrinsik (Biografi Oka Aurora)


Pemilik nama lengkap Oka Aurora ini lahir di Jakarta pada 19 Juli 1974. Oka menikah
dengan Muadzin Jihad dan dikaruniai tiga orang anak yaitu Axantara Akram, Arkana Sulthon,
dan Dhanakara Alayka.
Beberapa tahun berkarir di bidang telekomunikasi tidak langsung mengantarkan Oka
menjadi seorang penulis. Ia sempat mencoba untuk berbisnis, dengan membuka sebuah salon.
Oka masih mencari jati dirinya dan bidang apa yang akan ia tekuni selanjutnya. Pertemuan
dengan sahabat lamanya membuat Oka tertarik untuk berkarir di dunia penulisan. Adik dari
sahabat lamanya adalah seorang penulis skenario yang sudah cukup senior di bidangnya. Ia
dikenalkan kepada adik sahabatnya tersebut, namanya Titien Wattimena. Titien sangat
membantu Oka untuk mengenali banyak hal di bidang penulisan. Oka memiliki hobi dan bakat
menulis sejak kecil dan iapun giat menggali ilmu tentang penulisan kepada Titien. Setelah
melalui berbagai proses belajar di bidang penulisan, Titien memberikan kesempatan kepada Oka
untuk menulis buku behind the scene Di Bawah Lindungan Ka’bah. Oka dipercaya untuk
membuat beberapa skenario, dan kenal dengan beberapa sutradara sehingga karyanya
berkembang. Oka juga dipercaya oleh beberapa produser untuk menulis novel, sehingga ia
menjadi lebih percaya diri untuk menulis novel selanjutnya. Pada tahun 2010 sampai sekarang,
Oka menekuni karirnya sebagai penulis skenario layar lebar, penulis novel, dan editor.

Resensi Film "Ada Surga di Rumahmu" Kelompok 1


D. Kelebihan dan Kekurangan film
Bisa dibilang film ini minim konflik. Yang menjadi bumbu sedap film ini adalah adegan
dan dialog lucu dan keharuan yang saling bergantian mengisi cerita. Hukuman dari Ustadz
Athar yang mengharuskan Ramadhan dan kawan-kawannya berceramah di kuburan, atau
pukulan dengan penggaris saat ustadz Athar mengira Ramadhan berdusta, celetukan Abdul
yang doyan makan atau Raihan adiknya Ramadhan, atau rahasia besar antara Ustadz Athar dan
Abuya (Khairul Budi) dan sikap tidak bersahabat yang ditunjukkan ibunya Kirana dan cinta
segitiga antara Ramadhan. Sayangnya,konflik antara Kirana dan Naila kurang digali lebih
dalam, padahal bisa membuat film ini jadi lebih dramatis.

Meski dialog dalam film ini dominan menggunakan bahasa Palembang, penonton tidak
perlu khawatir karena bisa memahami jalan cerita lewat teks terjemahan yang muncul di layar.
Lokasi syuting di Palembang, rumah-rumah panggung dan tentu saja wajah gantengnya Husein
dan cantiknya Zee zee Shahab yang beradu akting jadi salah satu daya tarik buat menonton film
yang inspiratif ini.

Ada adegan ketika Ramadhan yang menawarkan pada Naila untuk dibonceng naik
motor. Mulanya, Naila menolak namun akhirnya setuju untuk pergi bareng dengan Ramadhan
dengan alasan searah. Padahal seharusnya Naila bersikeras menolak dan Ramadhan sebagai
ustadz juga tahu soal ini. Tapi ini jadi bumbu cerita yang menggelitik penonton untuk
berkomentar, kan, ya? :D Selain itu, Ramadhan yang katanya jago bermain bela diri kurang
diekspos. Sepertinya adegan 'kekerasan' memang sengaja dihindarkan dalam film ini.

Beberapa perpindahan dari satu adegan ke adegan lain terasa cepat, seperti ada bagian
yang 'tepotong'. Wajar sih, karena ga semua cerita dari buku bisa diadaptasi semuanya dalam
cerita film dengan durasi sekitar 100 menit. Meski konflik yang dibangun kurang ‘nendang’,
beberapa babak cerita dalam film sukses memancing gelak tawa dan hujan air mata secara
bergantian.

7
Resensi Film "Ada Surga di Rumahmu" Kelompok 1

Anda mungkin juga menyukai