Anda di halaman 1dari 193

Dosen Pengampuh:

Dr.Abdul Wahid S.Pd,M.Pd

KARYA
TULIS ILMIAH

Pendidikan Guru Sekolah Dasar


(PGSD)
Angkatan 2020 Kelas A2

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR


2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.


Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Buku yang berjudul "karya Tulis Ilmiah"
dengan tepat waktu.
Buku ini bertujuan menambah wawasan tentang
karya Tulis Ilmiah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis menyadari Buku ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan Buku ini.

Makassar,10 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II Konsep Dan Lingkup Penulisan Karya Ilmiah
A. Konsep Karya Ilmiah
B. Ruang Lingkup Tulis Ilmiah

BAB III Jenis-Jenis Karya Ilmiah


A. Artikel
B. Makalah
C. Kertas Kerja
D. Paper/Jurnal
E. Skripsi
F. Tesis
G. Disertasi
BAB IV Manfaat Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
A. Pengertian Penyusunan Karya Ilmiah
B. Tujuan Penyususnan Karya Ilmiah
C. Manfaat Karya Tulis Ilmiah
BAB V Pemilihan Topik Penelitian
A. Pemilihan Topik Penelitian
B. Pemilihan Masalah Penelitian
C. Pembatasan Topik Penelitian
D. Penutup Topik Penelitian
BAB VI Kerangka Karya Tulis Ilmiah dan Contohnya
A. Kerangka Karya Tulis Ilmiah
B. Contoh Karya Tulis Ilmiah
BAB VII Pengumpulan Data ,Pembuatan Konsep
Penyuntingan dan Pengetikan Dalam Karya Tulis Ilmiah
A. Pengumpulan Data
B. Pembuatan Konsep
C. Penyuntingan
D. Pengetikan
BAB VIII Sistematika Penulisan Skripsi
A. Komponen Proposal Penelitian
B. Teknik Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya ilmiah adalah karangan yang berisi
gagasan ilmiah yang disajikan secara ilmiah serta
menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah. Karya
tulis ilmiah mengusung permasalahan keilmuan.
Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah
berupa gagasan-gagasan ilmiah, baik berupa hasil
kajian ilmiah maupun hasil-hasil penelitian yang
disajikan dalam karya tulis ilmiah. Gagasan-
gagasan itu merupakan gambaran perkembangan
ilmu pengetahuan yang terekam dalam tulisan
ilmiah.
Dengan kata lain, karya tulis ilmiah
merupakan karangan yang menyajikan fakta
umum yang dapat dibuktikan kebenarannya
secara ilmiah dan ditulis dengan metodologi yang
tepat. Dalam ruang lingkup perguruan tinggi,
karya ilmiah disebut juga sebagai teks akademik.
Salah satu contoh karya tulis ilmiah atau teks
akademik adalah laporan hasil penelitian
khususnya jenjang pendidikan S1 atau yang
lazim disebut dengan skripsi. Skripsi merupakan
karya tulis ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa
tingkat akhir sebagai persyaratan utama untuk
memeroleh gelar kesarjanaan.
Penulisan skripsi oleh mahasiswa pada
umumnya selalu dituntut kecermatan untuk
menghasilkan sebuah skripsi yang berkualitas.
Skripsi yang berkualitas tentu harus memenuhi
ciri-ciri keilmiahan sebuah karya tulis ilmiah.
Pendapat tentang teks akademik yang
berkembang selama ini adalah bahwa teks
akademik mempunyai ciri-ciri antara lain
sederhana, padat, objektif, dan logis. Akan tetapi,
selama ini pula belum ada bukti-bukti empiris
yang diajukan untuk memberikan penjelasan
yang memadai secara linguistik tentang
pengertian sederhana, padat, objektif, dan logis
tersebut.
Hal ini kemudian menjadi sesuatu yang
perlu ditindak lanjut sehingga ciri keilmiahan
sebuah teks tidak hanya dipahami secara naluri,
akan tetapi didasarkan pada data atau teori
tertentu.
B. Rumusan Masalah
BAB I
Konsep Dan Lingkup Penulisan Karya Ilmiah

A. Konsep Karya Ilmiah

1. Pengertian Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah karya tulis yang berisi paparan


suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh
seseorang penulis dan peneliti.karya ilmiah tulis sengaja
dibuat untuk memecahkan suatu masalah yang biasanya
berisi fakta,data serta solusi mengenai isu yang diangkat.
Menurut Dwiloka dan Riana (2012: 1-2), “karya
ilmiah adalah karya seorang ilmuwan yang ingin
mengembangkan ilmu pengetahuan. Teknologi dan
seninya diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan
pengalaman, penelitian dan pengetahuan orang lain
sebelumnya”. Karya ilmiah merupakan pernyataan
sikap ilmiah peneliti. Jadi, bukan sekadar
pertanggungjawaban peneliti dalam penggunaan
sumber daya yang digunakan dalam peneliatian.
Menurut Brotowidjojo (1985: 8-9), “karya ilmiah
adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta
dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik
dan benar”. Tujuan karya ilmiah adalah agar gagasan
penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari lalu
didukung atau ditolak oleh pembaca. Karena itu, karya
ilmiah harus memenuhi sistematika yang sudah
dibakukan supaya tidak sulit untuk mempelajarinya.
2. Ciri-Ciri Karya Ilmiah
Ada beberapa ciri yang menandai sebuah karya ilmiah.
Ciri-ciri tersebut yaitu
a. Logis: segala keterangan atau informasi yang
disajikan memiliki argumentasi yang dapat
diterima dengan akal sehat.
b. Sistematis: segala yang dikemukakan disusun
berdasarkan urutan yang berjenjang dan
berkesinambungan.
c. Objektif: segala keterangan atau informasi yang
dikemukakan itu menurut apa adanya dan tidak
bersifat fiktif.
d. Tuntas dan menyeluruh: segi-segi masalah
yang dikemukakan ditelaah secara lengkap atau
menyeluruh.
e. Seksama: berusaha menghindarkan diri dari
berbagai kesalahan.
f. Jelas: segala keterangan yang dikemukakan
dapat mengungkapkan maksud secara jernih.
g. Kebenarannya dapat teruji.
h. Terbuka: sesuatu yang dikemukakan itu dapat
berubah seandainya muncul pendapat baru.
i. Berlaku umum: simpulan-simpulannya berlaku
bagi semua populasinya.
j. Penyajiannya memperhatikan santun bahasa
dan tata tulis yang baku.

3. Jenis-jenis karya tulis ilmiah

karya ilmiah dibedakan menjadi


makalah,Artikel,Paper,kertas kerja, skripsi, tesis dan
disertasi.
a) Makalah Makalah adalah karya tulis ilmiah yang
menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat
empiris dan objektif. Makalah menyajikan
masalah melalui proses berpikir deduktif atau
induktif. Makalah disusun biasanya untuk
melengkapi tugas mata kuliah atau memberikan
saran pemecahan tentang masalah secara
ilmiah. Makalah adalah bentuk yang paling
sederhana di antara karya tulis ilmiah lainnya.
b) Artikel merupakan karya ilmiah yang memuat
pendapat subjektif pembuatnya menegani sebuah
peristiwa ataupun masalah tertentu.sedangkan jika
dipandang dari sudut pandang ilmiah artikel dapat
diartikan sebagai karya tulis yang sengaja
dirancang untuk dimuat dalam jurnal ataupun
kumpulan artikel yang dibuat dengan
memperhatikan kaidah penulisan ilmiah mengikuti
pedoman ilmiah yang berlaku.
c) Paper adalah sebutan khusus untuk makalah
dikalangan mahasiswa dalam kaitanya dengan
pembelajaran dan Pendidikannya sebelum
menyeesaikan jenjang studi diploma,S1,S2 dan
S3.sistematika penulisan pun sama dengan artikel
atau makalah,tergantung panduan yang berlaku
diperguruan tinggi yang bersangkutan.

d) Kertas Kerja Kerja kerja seperti halnya dengan


makalah namun analisis dalam kertas kerja
lebih mendalam daripada makalah. Biasanya
kertas kerja disajikan dalam suatu seminar.
e) Skripsi adalah karya tulis yang mengemukakan
pendapat penulis berdasarkan pendapat orang
lain. Pendapat yang diajukan harus didukung
oleh data dan fakta empiris dan objektif baik
berdasarkan penelitian langsung maupun tidak
langsung. Skripsi biasanya ditulis untuk
melengkapi syarat guna memperoleh gelar
sarjana (S1).
f) Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya
lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi.
Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang
diperoleh dari penelitian sendiri. Karya tulis ini
akan memperbincangkan pengujian terhadap
satu atau lebih hipotesis dan ditulis oleh
mahasiswa pascasarjana untuk melengkapi
syarat guna memperoleh gelar magister (S2).
g) Disertasi adalah karya tulis yang mengemukakan
suatu keterangan yang dapat dibuktikan oleh
penulis berdasarkan data dan fakta yang valid
dengan analisis yang terperinci. Keterangan yang
dikemukakan biasanya dipertahankan oleh
penulis dari sanggahan- sanggahan guru besar
atau penguji suatu lembaga pendidikan tinggi.
Disertasi berisi temuan original. Jika temuan ini
dapat dipertahankan oleh penulisnya dari
sanggahan penguji, penulis berhak menyandang
gelas doktor (S3).
4. Tahap-Tahap penulisan karya ilmiah
a. Persiapan
1. Pemilihan Topik atau Masalah
Dalam memilih topik atau masalah, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu
a) Topik yang dipilih harus berada di
sekitar kita, baik di sekitar
pengalaman kita maupun di sekitar
pengetahuan kita. Topik yang dipilih
harus topik yang paling menarik
perhatian kita.

b) Topik yang dipilih terpusat pada


suatu segi lingkup yang sempit dan
terbatas.
c) Topik yang dipilih memiliki data dan
fakta yang objektif.
d) Topik yang dipilih harus kita
ketahui prinsip-prinsip
ilmiahnya artinya topik yang dipilih
itu janganlah terlalu baru bagi kita.
e) Topik yang dipilih harus memiliki
sumber acuan, memiliki bahan
kepustakaan yang dapat memberikan
informasi tentang pokok masalah
yang hendak ditulis.
b. Pembatasan Topik dan Penentuan
Judul
Jika topik sudah ditentukan dengan
pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk,
kita tinggal menguji sekali lagi: apakah
topik itu betul-betul cukup sempit dan
terbatas. Jika sudah dilakukan pembatasan
topik, judul karya ilmiah bukanlah hal
yang sulit ditentukan karena pada
dasarnya langkah- langkah yang ditempuh
dalam pembatasan topik sama saja
dengan langkah-langkah dalam
penentuan judul.
Perbedaannya adalah pembatasan
topik harus dilakukan sebelum penulisan
karya ilmiah sedangkan penentuan judul
dapat dilakukan sebelum atau sesudah
penulisan karya ilmiah. Sub judul selain
berfungsi membatasi judul juga berfungsi
sebagai penjelas atau keterangan judul
utama. Dalam hal seperti itu, antara judul
utama dan sub judul harus dibubuhkan
tanda baca
titik dua (:).
c. Pembuatan Outline (Kerangka Karangan
Karya atau Ragangan)
Penyusunan outline adalah proses
penggolongan dan penataan berbagai fakta,
yang kadang-kadang berbeda jenis dan
sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan.
Penyusunan karya ilmiah dapat membuat
ragangan buram, yakni ragangan yang
hanya memuat pokok-pokok gagasan
sebagai pecahan dari topik yang sudah
dibatasi, atau dapat juga membuat ragangan
kerja, yaitu ragangan yang sudah
merupakan perluasan atau penjabaran dari
ragaan buram.

Penulis karya ilmiah harus menentukan


dahulu judul-judul bab dan judul subbab
sebelum menentukan kerangka karya. Judul
bab dan judul subbab itu merupakan
pecahan masalah dari judul karya ilmiah
yang ditentukan. Jika ragangan telah selesai
dibuat, langkah berikutnya adalah
pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah.
Untuk membuat daftar isi yang lengkap,
pada bagian awal dilengkapi dengan tajuk
prakata, daftar isi, daftar table (jika ada),
daftar gambar (jika ada), daftar lampiran
(jika ada). Bab pendahuluan terdiri atas
latar belakang masalah, identifikasi
masalah, cakupan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian. Kemudian dalam bagian terakhir
daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan
dan saran, daftar pustaka dan lampiran
(jika ada).

d. Pengumpulan Data
Adapun langkah-langkah yang
dapat ditempuh dalam pengumpulan data
adalah:
1.Pencarian informasi atau
keterangan dari kepustakaan, seperti
buku, surat kabar dan majalah yang
relevan dengan topik tulisan.
2.Pengumpulan keterangan
(wawancara) dari pihak-pihak yang
mengetahui masalah yang akan ditulis.
3.Pengamatan langsung ke objek yang
akan diteliti.
4.Percobaan dan pengujian di lapangan
atau di laboratorium
e. Pengorganisasian dan Pengonsepan
Jika data sudah terkumpul, penyusun
menyeleksi dan mengorganisasi data
tersebut. Penyusun harus menggolongkan
data menurut jenis, sifat atau bentuk.
Penyusun menentukan data mana yang akan
dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun harus
mengolah danmenganalisis data yang ada
dengan teknik-teknik yang ditentukan.
f. Penyuntingan Konsep

Sebelum mengetik konsep, penyusun


terlebih dahulu memeriksanya. Tentu ada
bagian yang tumpang tindih atau ada
penjelasan yang berulang-ulang. Oleh sebab
itu, penjelasan yang tidak perlu harus dihapus
dan tambahkan penjelasan yang dirasakan
sangat menunjang pembahasan. Secara
ringkas, pemeriksaan konsep mencakup
pemeriksaan isi karya dan cara penyajian
karya, termasuk penyuntingan bahasa yang
digunakan.
g. Pengetikan
Dalam mengetik naskah, penyusun
hendaklah memperhatikan segi kerapian dan
kebersihan. Penyusun memperlihatkan tata
letak unsur-unsur dalam karya ilmiah.
Misalnya penyusun menata unsur- unsur
yang tercantum dalam kulit luar, unsur-
unsur dalam halaman judul, unsur-unsur
dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam
daftar pustaka.
B. Ruang Lingkup Tulis Ilmiah
Ruang lingkup sistematika karya ilmiah
terbagi atas tiga hal, yaitu bagian pembuka, isi,
dan penutup. Penulisan Karya
1. Bagian Pembuka
Bagian pembuka meliputi kulit luar
(jilid), halaman judul, pengesahan,
persembahan, abstrak (dalam bahasa Indonesia
dan Inggris), daftar isi, daftar tabel dan
grafik, serta daftar singkatan dan lambang.
Berikut ini ialah penjelasan bagian-bagian
pembuka karya ilmiah

a. Judut Karangan (Kulit Luar)

Dalam kulit luar, harus dicantumkan


judul karangan (dengan subjudul, bila ada),
nama karangan ilmiah, keperluan penyusunan,
penyusun dan NPM, logo, nama lembaga
pendidikan (jurusan, fakultas, universitas), kota,
dan tahun penyusunan.
1. Judul karangan
2. Nama karangan ilmiah
3. Tujuan penulisa
4. Dilengkapi dengan nama dosen
Pembina
5. Nama penyusun
6. Logo
7. Dicantumkan nama takultas,
universitas atau sekolah tinggi,
nama kota, dan tahun
b. Halaman Judul
Halaman judul sama (identik) dengan
kulit luar (jilid), tetapi dituangkan dalam kertas
A-4 atau kertas jeruk.

c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan ialah halaman khusus
dalam karya ilmiah yang berisikan judul karangan,
nama penyusun. NPM, pembimbing
utama,pembimbing pendamping, diketahui ketua
jurusan, dan disahkan oleh dekan.

d. Halaman Persembahan
Lembaran ini bersifat subjektit.Artinya,
isinya bebas bergantung kepada "keinginan
penulis".Biasanya berisikan ayat-ayat suci
agama.Persembahan disajikan untuk orang-orang
terdekat (ibu, bapak, kakak, adik, istri, suami, atau
anak).

e. Abstrak
Abstrak mencerminkan seluruh isi
karangan dengan mengungkapkan berikut:

1. judul karangan,
2. metode penelitian,
3. sumber data,
4. kerangka teori,
5. masalah yang dibahas, dan
6. hasil yang dicapai.

Abstrak ini disahkan dengan jarak satu


spasi dan ditulis dalam dua bahasa, yaitu
bahasa Indonesia dan Inggris. Jumlah kata
dalam abstrak berkisar 200-500 kata.

f. Kata Pengantar
Kata pengantar dalam karya ilmiah,
misalnya, skripsi berisikan hal-hai berikut:
1. puji syukur kepada Tuhan,
2. judul karangan.
3. tujuan penulisan,
4. ucapan terima kasih,
5. tanggung jawab ilmiah penulis, dan
6. litimangsa.
g. Daftar Tabel
Karangan ilmiah yang lengkap, selain
menganalisis data dengan saksama, juga
mencantumkan tabel yang merupakan
gambaran analisis data (diperlukan). Nama
tabel diberikan nama dengan angka Arab dan
ditulis denyan memakai huM kapital pada
awal kata kecuaG preposisi dan konjungsi
yang bukan di awal:

h. Dattar Gambar/Grafik/Bagan
Daftar grafik gambar/bagan pada
dasarnya sama dengan penulisan daftar fabel.

i. Daitar Singkatan dan Lambang


Tidak ada aturan yang menetapkan
bahwa penufisan lambang dan singkatan
harus memakai hurut kapital atau
tidak.Ketentuan mengenai bentuk singkatan atau
lambang bergantung pada keinginan
penulis.Namun, hal yang perlu dipahami
dalam penulisan daftar singkatan itu harus
konsisten.

2. Bagian Isi

Bagian isi ialah bagian inti dalam karya


ilmiah yang meliputi bab pendahuluan, bab
landasan teoritiss, bab objek lokasi penelitian
(khusus praktik kerja), bab pembahasan
(analisis data), dan bab penutup. Dengan kata
lain, bagian isi merupakan penelitian si
penulis,Bagian Isi atau Inti Karya Ilmiah Bagian
isi ini dibagi menjadi empat atau lima bagian,
yaitu sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Bab pendahuluan memuat penjelasan


atau pengantar tentang isi karangan ilmiah.Bab
ini juga memuat landasan kerja dan arahan
dalam penyusunan karangan ilmiah.
a. Latar Belakang Masalah
Pada bagian ini, diuraikan (a) masalah
yang akan diteliti, (b) contoh masalah, (c)
penjetasan tentang dipilihnya masalah ini
bagi penulis. atau pun bagi orang lain, clan (d)
argumentasi yang logis antara data (realitas) dan
teori (harapan).
2. Identifikasi Masalah atau Pembatasan
Masalah
Identifikasi masalah merupakan garis
besar yang akanditeliti atau diuraikan.
Identifikasi masalah ini disajikan
dalam bentuk pertanyaan.Akan tetapi,
pembatasan masalah merupakan bagian yang
menyempitkan atau membatasi pokok
permasalahan sehingga kajian tidak terlalu luas
dan abstrak.
3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran
yang akan dica ai atau dihasilkan dalam
penelitian ini (harus sejalan dengan identifikasi
masalah), sedangkan kegunaan penelitian
merupakan penegasan tentang manfaat yang
akan dicapai baik secara teoretis maupun secara
praktis.

4. Kerangka Karangan

Kerangka teori berisikan prinsip-prinsip


teori (dari para ahli) yang dijadikan dasar untuk
menganalisis data.
5. Metode dan Teknik penelitian

Penelitian ilmiah harus menerapkan


metode dan teknik penelitian. Metode
penelitian ialah seperangkat alat yang tersusun
secara sistematis dan logis, sedangkan teknik
penelitian ialah tata cara melakukan setiap
langkah-langkah metode penelitian.

6. Lokasidan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ialah tempat


penelitian dilaksanakan.Lamanya penelitian
dapat dilakukan dengan membuat rencana atau
jadwal kegiatan penelitian
7. Sumber Data
Penetitian ilmiah harus menyajikan
sekaligus memaparkan sumber data.Sumber
data ini merupakan bahan yang diteliti. Jika
penelitian ini berasal dari buku, misainya,
novel, majalah, surat kabar, tabloid, identitas
sumber data tersebut harus dicantumkan. Jika
sumber data itu banyak dan beragam, dapat
digunakan sampel dan populasi.
8. Bab KaJian Teori
Bab ini berisikan uraian tentang teori-
teori atau pendapat-pendapat yang relevan
dengan masalah yang dibahas atau
diteliti.Bisa saja, penelitian-penelitian
terdahulu dapat melatarbelakangi penulis
untuk melakukan penelitian setanjutnya.
Dalam bab ini, disertakan alasan-alasan
yang logis.Dengan demikian,penulis dapat
menolak, menerima, mempertanyakan, atau
menguatkan teori yang sudah ada.
9. Bab Objek Penetitian
Dalam bab ini, dijelaskan keadaan
lokasi penelitian atau objek penelitian
secara singkat (bergantung pada kebutuhan
peneiitian). Hal hal yang perlu dijelaskan
dalam bab ini, yaitu (a) sejarah objek
penelitian, (b) struktruk ordanisasi, dan (c)
kegiatan objek penelitian.

10. Bab Pembahasan (Analisis Data)

Bab pembahasan data meruPakan


bab yang paling penting dalam penulisan
karya ilmiah karena dalam bab ini
difakukan kegiatan analisis data, sintetis
pembahasan, interpretasi penulis,
pemecahan masalah, dan temuan pendapat
baru yang diformulakan (bila ada).
3. Bab Penutup
Bab penutup meliputi dua bagian, yaitu
simpulan dan saran.

a. Simpulan
Simpulan ini ialah bentuk singkat dari
uraian yang dibahas pada bab analisis data.
Simpulan ini pun merupakan jawaban atas
pembatasan masalah dan tujuan penelitian.
b. Saran
Saran merupakan informasi untuk
ditndaklanjuti oleh pembaca bila akan
mengadakan penelitian Ianjutan
c. Bagian Akhir
Bagian akhir atau kelengkapan akhir
meliputi :
1. Daftar Pustaka
Satu di antara yang harus ada
(muttak) dalam tulisan karangan ilmiah ialah
adanya sumber acuan dan daftar
pustaka.Dengan adanya daftar pustaka,
pembaca bisa mengetahui sumber acuan
yang menjadi landasan datam pengkajian.
2. Daftar Kamus
Daftar kamus harus dibedakan dengan
aftar pustaka.

3. Dattar Riwayat Hidup


Daftar riwayat hidup berisikan biodata
penulis yang lengkap, yaitu idenlitas,
pendidikan, prestasi, dan pengalaman.
4. Indeks
Indeks merupakan daftar istilah atau
kosakata khusus dalam karya ilmiah yang
disusun secara atfabetis dan diberikan
penunjukan halaman tertentu.
5. Lampiran
Lampiran berisikan hal-hal yang
mendukung penulisan karangan ilmiah.
Isi lampiran bergantung kepada
kebutuhan penulisan, misalnya,
a. acuan wawancara,
b. angket,
c. surat izin penelitian, dan
d. data penelitian.
BAB II

Jenis-Jenis Karya Ilmiah

A. Artikel
1. pengertian

Artikel (research articles) adalah tulisan


yang berisi laporan sistematis mengenai hasil
kajian/hasil penelitian yang disajikan bagi
masyarakat ilmiah tertentu, yang merupakan audiens
khusus dengan tujuan menyampaikan hasil kajian
dan konstribusi penulis artikel kepada mereka untuk
dipikirkan, dikaji kembali dan didiskusikan, baik
secara lisan maupun tertulis. Audiens khusus yakni
seperti mahasiswa, dosen, peneliti, dan ilmuwan
untuk menyampaikan hasil kajian ilmu/penelitian.

Artikel ilmiah adalah karya tulis yang


dirancang untuk dimuat dalam jurnal ilmiah atau
buku kumpulan artikel ilmiah yang ditulis dengan
tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau
konvensi ilmiah (Dalman, 2015:41). Artikel ilmiah
hanyalah salah satu upaya dari sekian banyak upaya
untuk mencari kebenaran sehingga setiap kritikan
yang diterima adalah wajar (Banawi dan Arifin,
2015:139). Jadi, kesimpulannya artikel ilmiah ini
memiliki tujuan untuk menyampaikan hasil kajian
dan sumbangan pengetahuan penulis artikel kepada
pembaca untuk dipikirkan serta dikaji kembali dan
didiskusikan secara lisan maupun tertulis. Di
samping itu pula artikel ilmiah dapat menjadi jalan
untuk membuka waacana diskusi dan kemungkinan
penelitian baru, serta untuk mengetahui apakah teori-
teori atau pandangan-pandangan yang terkait dengan
masalah yang dikaji layak untuk tetap diikuti atau
harus ditinjau kembali.

2. Ciri-Ciri Artikel
a. Isi artikel adalah sebuah fakta, bukan sekedar
opini
b. Artikel bersifat informatif yang memberikan
informasi berdasarkan fakta atau kejadian
yang ada dan informasi tersebut di
pertanggung jawabakan
c. Artikel juga memiliki opini dari pemikiran
penulis tetapi, pemikiran di dasari oleh data
valid dan fakta yang di tulis dalam artikel
d. Penulisan artikel tentuna sangat sistematis
agar informasi yang ada dapat di terima oleh
kalangan masyarakat luas
e. Artikel mengunakan bahasa yang formal dan
baku agar bahasa artikel dapat mudah di
pahami dan terasa padat, serta beris.
3. Jenis Artikel
a. Narasi, narasi adalah suatu cerita berisi fakta
atau fiksi. Narasi juga merupakan suatu cerita
yang terdapat peristiwa atau kejadian dalam
suatu runtutan waktu. Dalam peristiwa itu ada
tokoh yang menghadapi suatu konflik.
b. Deskripsi, deskripsi adalah karangan yang
isinya merupakan gambaran mengenai suatu
hal/kejadian sehingga pembaca seolah-olah
dapat melihat, mendengar, atau merasakan
kejadian terebut seperti nyata dalam
imajinasinya
c. Argumentasi, argumentasi adalah karangan
yang bertujuan untuk membktikan kebenaran
kesimpulan dengan data yang ada sebagai
alasan
d. Persuasi, persuasi adalah tulisan atau
karangan yang tuangkan melalui beberapa
media, baik media offline maupun online, di
mana tulisan tersebut terkandung muatan
pembujukan kepada pembaca untuk
melakukan suatu hal sesuai yang disampaikan
oleh penulis.
4. Susunan Artikel
a. Gagasan
1) Penggarapan artikel
2) Pemecahan topik
3) Kronologi
4) Pendapat
5) Perbandingan
b. Menulis pendahuluan
1) Ringkasan
2) Pertanyaan yang menarik
3) Pelukisan
4) Anekdot
5) Pertanyaan
6) Kutipan orang lain
7) Amanat langsung
c. Menulis pembahasan topik
a. Penutupan artikel
B. Makalah
1. Pengertian

Makalah adalah salah satu jenis karya


ilmiah yang disusun secara sistematis dan
bersifat logis serta berisi pemikiran suatu
permasalahan atau topik tertentu. Biasanya
makalah dibuat oleh mahasiswa untuk
memenuhi tugas terstruktur. Makalah terdiri
atas sampul atau bagian awal; bagian inti
yang terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, dan isi pembahasan; dan penutup
yang berisi kesimpulan dan saran. Menurut
Dalman (2016:180), salah satu tujuan pokok
penulisan makalah adalah untuk meyakinkan
pembaca bahwa topik yang ditulis dengan
dilengkapi penalaran yang logis dan
pengorganisasian yang sistematis memang
perlu untuk diketahui dan diperhatikan.
Makalah yang baik adalah makalah yang
memiliki makna. Maksudnya adalah makalah
tersebut memiliki pembahasan yang mudah
dipahami oleh pembaca. Sehingga penulis
hendaknya harus menguasai gaya
kepenulisan dan bahasa yang baik dalam
memaparkan gagasannya, sehingga mudah
dipahami dan kebermaknaan makalah
menjadi meningkat.

2. Ciri-Ciri Makalah
a. Akurat dan menyeluruh.
Berisi tentang fakta dan gagasan
secara akurat dan membahas
masalahnya secara lengkap, jelas,
dan tuntas
b. Memiliki sumber informasi yang
baik.
Menggunakan kutipan apabila
gagasan bukan asli dari penulis itu
sendiri. Melainkan dari penulis lain
sebagai referensi
c. Seimbang.
Membahas fakta, gagasan, dan sudut
pandang secara objektif dan
seimbang dengan memperhatikan
kekuatan dan kelemahan masing-
masing. Makalah yang baik mungkin
bersikap kritis terhadap karya tulis
sebelumnya, tetapi tidak memberikan
kritis tanpa dasar dan menyerang
kepada penulis lain
d. Kreatif.
Tidak hanya sekedar menyajikan
fakta, tetapi dalam makalah juga
perlu ditata, dianalisis, dipadukan,
dan digunakan sebagai dasar
kesimpulan dengan cara inovatif,
kreatif, dan orisinal;
e. Secara teknis, penulisannya benar.
Terbebas dari kesalahan gaya
bahasa, tata bahasa, tanda baca,
penggunaan kata, dan ejaan
f. Tertata dengan baik.
Dalam makalah yang berkualitas,
materi ditata secara logis, dengan
kata-kata transisi yang baik dan
tepat.

3. Macam-macam makalah ebrdasarkan


sifatnya:
a. Makalah deduktif, merupakan
makalah yang didasarkan pada kajian
teoritis yang mana relevan dengan
permasalahan yang sedang dibahas.
b. Makalah induktif, merupakan jenis
makalah yang ditulis berdasarkan
data empiris yang sifatnya objektif
berdasarkan apa yang didapatkan
dari lapangan tapi tetap relevan
dengan pembahasannya.
c. Makalah campuran, yaitu makalah
yang disusun atau ditulis berdasarkan
kajian toritis dan data empiris.
artinya makalah campuran ini adalah
penggabungan antara makalah
deduktif dan makalah induktif.

4. Susunan Makalah
1) Isi bagian awal
1) Halaman sampul
2) Daftar isi
3) Daftar tabel dan gambar
2) Isi bagian inti
1) Pendahuluan
a) Latar belakang
b) Tujuan penulisan
c) Manfaat penulisan
2) Masalah atau topik pembahasan
3) Penutup
a) Kesimpulan
b) Saran
4) Isi bagian akhir
a) Daftar pustaka
C. Kertas Kerja
1. Pengertian
Kertas kerja atau neraca lajur
(worksheet) adalah daftar kolom yang terdiri
dari beberapa bagian yang merupakan ringkasan
dari neraca saldo, jurnal penyesuaian, laporan
laba/rugi, dan neraca. Kertas kerja merupakan
media pencatatan neraca saldo, jurnal
penyesuaian, neraca saldo disesuaikan, laporan
laba/rugi, dan neraca secara logis dengan tujuan
untuk mempermudah penyusunan laporan
keuangan perusahaan. Kertas kerja tidak wajib
untuk dibuat oleh setiap perusahaan karena
sifatnya hanyalah media pembantu untuk
mempermudah penyusunan laporan keuangan.
2. Susunan Kertas Kerja
a. Membuat kertas kerja sebanyak 12 kolom
yang terdiri atas:
1) No.akun
2) Nama akun
3) Neraca saldo (debit dan kredit)
4) Jurnal penyusaian
5) Laba/rugi
6) Neraca
b. Mengisi neraca saldo
c. Mengisi kolom penyusaian berdasarkan
ayat penyusuaian
d. Mengisi neraca saldo disesuiakan dengan
mengombinasikan saldo dari neraca saldo
dan penyusaian
e. Mengisi pada kolom laba dan rugi dengan
menggunakan akun-akun nominal,
misalnya pendapatan dan beban
f. Mengisi kolom neraca dengan akun-akun
riil yang terdiri dari atas unsur harta,
kewajiban dan modal.

D. Paper/Jurnal
1. Pengertian
Paper adalah sebuah tulisan yang
membahas tentang topik tertentu dengan
didukung data serta argumen yang kuat dan
valid. Selain itu, paper juga diartikan sebagai
ringkasan dari sebuah penelitian yang
dilakukan. Di dalam pengertian lain, paper
dianggap sebagai tugas akhir, hanya saja lebih
ringkas dan tetap rinci. Biasanya paper ditulis
sebanyak enam halaman saja. ‘’Essay Shark
menjelaskan bahwa paper merupakan karya tulis
yang melibatkan penelitian, evaluasi sumber,
pemikiran kritis, komposisi, dan organisasi’’.
Bisa kita simpulkan bahwa paper adalah
penjelasan tentang topik yang sudah dipelajari
secara mendalam. Dalam menulis sebuah paper,
kita akan memasukkan data dari berbagai
macam sumber, baik itu dari buku, artikel,
wawancara, dan juga informasi dari situs
internet. Penekanannya yaitu paper ditulis
berdasarkan argumen penulis. Sehingga isi
paper merupakan hasil dari pemikiran dan
pengetahuan penulisnya.
Paper sendiri dapat dikatakan sebagai
sebuah tulisan yang memuat tentang
pembahasan topik tertentu dengan dukungan
jenis penelitian dan juga argumen. Oleh sebab
itu, menulis paper artinya menghasilkan
pembahasan mengenai sebuah topik yang
didukung oleh argumen yang kuat. Untuk dapat
menghasilkan paper yang berkualitas, alangkah
lebih baik kita harus melakukan riset, yakni
dengan melakukan penyelidikan terhadap topik
penelitian yang kita pilih dengan cara membaca.
Adapun sumber bacaan yang bisa kita gunakan
bisa berupa buku, majalah, surat kabar, dan juga
sumber lainnya dari internet. Informasi yang
diperoleh dari berbagai sumber tersebut akan
digunakan untuk mendukung poin-poin yang
ditulis di dalam paper.
Paper adalah bagian dari artikel ilmiah
yang ditulis ke dalam format tertentu. Sehingga
umumnya paper akan menjadi penelaahan
dalam hasil penelitian baru. Namun di dalam
pembuatan paper juga bisa merupakan hasil dari
penelitian yang sudah ada sebelumnya.
2. Macam-macam paper
a. Paper Argumentatif, Paper argumentatif
biasanya menyajikan dua sisi masalah yang
kontroversial di dalam satu makalah. Dimana
paper jenis ini yang tergolong baik akan
menyertakan kutipan di dalam teks dari para
peneliti terdahulu yang menyajikan fakta
logis dari kedua sisi masalah. Kemudian
ditambah dengan kesimpulan dari penulis
dengan menganalisis pro dan juga kontra dari
setiap argumen.
b. Paper Analitik, Paper analitik akan mencakup
informasi dari berbagai macam sumber,
namun paper jenis ini lebih berfokus dalam
menganalisis berbagai sudut pandang yang
diwakili dari sudut pandang faktual
dibandingkan pendapat. Penulis paper
analitik ini bisa fokus pada temuan,
metodologi, ataupun kesimpulan dari peneliti
lain dan akan menyimpulkan paper tersebut
dengan rangkuman temuan serta kerangka
kerja yang disarankan untuk studi kasus yang
lebih lanjut mengenai masalah tersebut.
c. Paper Definisi, Paper definisi ini tergolong
jelas karena menggambarkan topik dari sudut
pandang faktual yang umumnya tanpa
pendapat penulis. Walaupun paper jenis ini
akan mencakup fakta dari berbagai macam
sumber, informasi ini akan dibiarkan tidak
dianalisis dan hanya akan berisi mengenai
fakta aktual yang ditemukan dari dalam
temuan penelitian lain. Sedangkan paper
definisi mungkin akan dianggap sulit ditulis
terlebih oleh para mahasiswa yang senang
mendiskusikan masalah dari sudut pandang
mereka sendiri.
d. Paper Komparatif dan Kontras, Jenis paper
komparatif dan kontras ini kerap dipakai
dalam bidang sastra untuk membandingkan
dua penulis yang berbeda ataupun cerita dari
genre tertentu. Akan tetapi, hal ini juga bisa
digunakan dalam ilmu sosial untuk
membandingkan dua sudut pandang teoritis
yang berbeda dalam filsafat guna
membandingkan pemikiran dua kerangka
kerja filosofis dan dalam studi bisnis.
e. Paper Sebab dan Akibat, Paper sebab dan
akibat biasanya akan melacak hasil yang
mungkin atau yang diharapkan dari tindakan
atau kebijakan tertentu dalam perkembangan
yang logis yang mudah diikuti oleh para
pembaca. Jenis paper ini khususnya dipakai
dalam bidang bisnis dan juga pendidikan.
Sebab dan akibat yang baik tak hanya akan
menjelaskan mengenai hasil yang diprediksi
dari tindakan atau situasi yang ditentukan.
f. Paper Interpretatif, Paper interpretatif kerap
diperlukan oleh tutor dalam bidang sastra,
humaniora, dan ilmu sosial serta mereka yang
mengharuskan mahasiswa untuk
menggunakan pengetahuan teoritis yang
didapatkan dalam suatu studi untuk contoh
studi kasus tertentu, misalnya karya seni atau
puisi di bidang sastra, situasi bisnis, dan
profil kasus psikologi di bidang psikologi
atau sosiologi.
3. Susunan paper
a. Judul
b. Daftar isi
c. Kata pengantar
d. Konstruksi alasan (bagian bab-
bab)
e. Catatan kaki dan catatan akhir
f. Peta dan gambar (jika ada)
g. Table dan grafik (jika ada)
h. Apendik (tidak wajib)
i. Bibliografi
E. Skripsi
1. Pengertian
Skripsi adalah istilah yang digunakan di
Indonesia untuk mengilustrasikansuatu karya
tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil
penelitian sarjana S-1 yangmembahas suatu
permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu
tertentu denganmenggunakan kaidah-kaidah
yang berlaku. Skripsi merupakan karya tulis
ilmiah berdasarkan hasil penelitian lapangan
dan atau studi kepustakaan yang
disusunmahasiswa sesuai dengan bisang
studinya sebagai tugas akhir dalam
studiformalnya di Perguruan Tinggi.Skripsi
adalah karya ilmiah yang ditulis mahasiswa
program S-1 yangmembahas topik atau bidang
tertentu berdasarkan hasil kajian pustaka yang
ditelitioleh para ahli, hasil penelitian lapangan
atau hasil pengembangan atau eksperimen
(Mansur, 2009:4)
2. Ciri-Ciri skripsi
a. Sebagai salah satu dari ciri karya ilmiah
maka dalam skripsi diperlukan metode ilmiah
dalam penyusunan dan penelitiannya.
b. Hasil penelitian dikaji didasarkan pada suatu
permasalahan atau fenomena yang ada dan
relevan dengan penelitian-penelitian yang
dlakukan sebelumnya.
c. Pemecahan masalah dalam skripsi sesuai
dengan bidang keilmuan yang telah digeluti.
d. Ditulis sesuai dengan rambu-rambu
penelitian atau kepenulisan skripsi yang
dibuat setiap prguruan tinggi.
e. Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku,
kecuali dalam bidang ilmu keahlian tertentu
ditulis dengan menggunakan Bahasa Inggris.
f. Pembahan dari skrispi disusun berdasarkan
hasil penelitian atau observasi di lapangan.
g. Dalam kepenulisannya dibimbing oleh dosen
yang disebut sebgai dosen pembimbing.
h. Karya yang ditulis merupakan karya asli
bukan asil dari plagiat, sehingga dalam hal
ini sering perguruan tinggi menggunakan alat
untuk mengecek plagiarism seperti misalnya
turnitin.
3. Jenis Skripsi
a. Kuantitatif
Sugiyono (2015) menjelaskan penelitian
kuantitatif merupakan penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivism yang
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel
dan teknik pengambilan tertentu, pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan istrumen
penelitian dan teknik analisisnya bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
b. Kualitatif
Skripsi kualitatif merupakan skripsi yang
jenis metode penelitiannya berlandaskan pada
filsafat post-positivisme, digunakan untuk
meneliti suatu objek alamiah, dimana penelitian
sebagai instrument kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secaara purposive dan
snowball, teknik pengumpulan dengan
triangulasi (gabungan).
4. Susunan skripsi
a. Halaman Judul
b. Halaman Persetujuan
c. Halaman Pengesahan
d. Motto dan Persembahan
e. Halaman Pernyataan
f. Kata Pengantar
g. Daftar Isi
h. Daftar Tabel
i. Daftar Gambar
j. Daftar Lampiran
k. Abstrak
l. Bab I Pendahuluan
1) Latar belakang
Berisi permasalahan, informasi, alasan mengapa
permasalahan ini menarik untuk diteliti, dan teori
apa yang akan dipakai.
2) Rumusah masalah
Pertanyaan yang mengandung inti masalah dari
penelitian ini dan berkaitan dengan teori atau kasus
yang diteliti.
3) Tujuan penelitian
Jawaban atau pernyataan yang diharapkan dari
penelitian ini.
4) Manfaat penelitian
Manfaat akademis untuk studi yang ditekuni dan
manfaat praktis untuk penelitian ini.
m. Bab II Landasan Teori
1) Teori atau konsep
Beberapa teori penting yang berkaitan dengan
penelitian ini dan sesuai dengan jurusan yang
ditekuni.
2) Penelitian terdahulu
Penelitian orang lain yang mirip dengan penelitian
ini dilihat dari topik, teori, dan narasumber yang
diteliti.
3) Kerangka pemikiran
Gambaran dalam bentuk tabel atau bagan dari
perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian
penelitian ini.
n. Bab III Metode Penelitian
1) Pendekatan penelitian

Terdiri dari penelitian kualitatif dan


penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif
menekankan pada proses observasi atau
pengamatan obyek secara mendalam. Metode ini
juga menggunakan pengalaman sebagai dasar
analisanya. Sedangkan penelitian kuantitatif yaitu
lebih menekankan pada sifat serta hubungan antar-
fenomena. Kuantitatif bersifat lebih obyektif
dibanding kualitatif, karena adanya uji kuantitatif
pada bagian kesimpulan. Sehingga hasilnya sering
menggunakan analisis statistik.

o. Metode penelitian
Metode yang akan dipakai, contohnya metode
studi kasus yang mengangkat suatu kasus dalam
penelitian ini.
p. Subyek dan obyek penelitian
Subyek penelitian merupakan organisasi atau orang
yang memenuhi kriteria untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Obyek penelitian merupakan materi yang
akan diteliti dari subyek penelitian.
q. Metode pengumpulan data
Terdiri dari data primer dan data sekunder
disertai dengan referensi buku, jurnal, atau
laporan.
r. Teknik pengolahan dan analisis data
Langkah dalam mengolah data, contohnya jika
melakukan wawancara, maka teknik yang
dipakai adalah "key information".
s. Teknik keabsahan data
Melakukan perbandingan data sehingga data
yang diperoleh akurat. Biasanya menggunakan
teknik triangulasi atau observasi.
t. Bab IV Hasil Penelitian
1) Gambaran umum
Menjelaskan profil organisasi dan menyertakan
foto dari subjek penelitian tersebut.
2) Temuan atau analisis
Berisi data atau fakta yang merupakan jawaban
dari pertanyaan penelitian.
3) Diskusi atau pembahasan
Temuan dikaitkan dengan teori atau konsep
yang digunakan.
u. Bab V Kesimpulan dan Saran
1) Kesimpulan
Berisi inti dari hasil penelitian secara
singkat.
2) Saran
Saran akademis bagi calon mahasiswa
yang akan membahas topik yang sama
dan saran praktis bagi subjek penelitian
yang diteliti.
3) Daftar Pustaka
Bersumber dari referensi buku, jurnal,
dan laporan yang terpercaya.
F. Tesis
1. Pengertian
Tesis merupakan karya tulis ilmiah hasil
riset yang dibuat atau ditulis oleh mahasiswa
program magister untuk memperoleh gelar
tertentu jenjang S2 pada Perguruan Tinggi.
Tesis ialah karya tulis ilmiah yang
mengungkapkan pengetahuan baru dengan
melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis
(Munip, 2017:3). Tesis ini memiliki tingkat
pembahasan yang lebih mendalam daripada
skripsi. Menurut Yaniawati (2018:5),
pernyataan-pernyataan dan teori dalam tesis
didukung dengan pendapat-pendapat yang lebih
kuat dan dapat dipertanggungjawabkan,
dibandingkan dengan skripsi.
Karakteristik tesis yakni fokus
pembahasannya adalah pada kajian tentang
salah satu isu sentral yang tercakup dalam
disiplin ilmu tertentu, sesuai dengan disiplin
ilmu yang dipelajari, Karya ilmiah tidak harus
selalu membahas suatu hal yang baru, tetapi bisa
menggunakan data primer yakni data yang
dikumpulkan dari lapangan untuk penelitian
sebagai data utama, dan ditulis dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
2. Susunan Tesis
a. Bagian Awal
1) Halaman Sampul
Halaman sampul berisi judul tesis
dibuat dalam satu kalimat yang ringkas,
komunikatif, dan afirmatif, serta
mencerminkan dan konsisten dengan ruang
lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek
penelitian, dan metode penelitian, kemudian
dicantumkan pula maksud tesis yakni untuk
memenuhi sebagian syarat untuk
memperoleh gelar Magister pada bidang
ilmu tertentu, misalnya untuk memperoleh
gelar Magister pada bidang Sastra Indonesia.
Lalu, dibawahnya diberi lambang
universitas yang diletakkan ditengah dengan
diameter 5,5 cm, misalnya lambang
Universitas Brawijaya.Setelah itu, dituliskan
juga nama mahasiswa ditulis dengan
lengkap, sesuai pada ijazah S-1, dan tanpa
derajat kesarjanaan, serta cantumkan nomor
mahasiswa di bawah nama.Tuliskan instansi
yang dituju, misalnya Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Brawijaya, dan yang terakhir
cantumkantahun penyelesaian tesis yakni
tahun ujian tesis terakhir.
2) Halaman Pengesahan, halaman
pengesahan ini memuat tanda tangan
dosen pembimbing dan enguji,
beserta tanggal ujian.
3) Halaman Pernyataan, halaman
pernyataan ini berisi pernyataan
bahwa isi tesis bukan merupakan
hasil plagiat atau karya orang lain.
4) Kata pengantar, kata pengantar ini
mengandung uraian singkat tentang
maksud tesis, penjelasan-penjelasan,
dan ucapan terima kasih. Dalam kata
pengantar tidak terdapat hal-hal yang
bersifat ilmiah. Kata pengantar yang
dituliskan adalah berisi uraian yang
mengantar para pembaca kepada
permasalahan yang diteliti. Dapat
juga dikemukakan ucapan terima
kasih dan apresiasi kepada pihak-
pihak tertentu yang telah membantu
dalam menyelesaikan karya tulis
ilmiahnya dan disampaikan secara
singkat.
5) Daftar Isi, daftar isi memuat daftar
bab, topik, dan sub-topik beserta
nomor halamannya. Subtopik dan
topik harus ditandai sesuai dengan
bab terkait. Daftar isi merupakan
penyajian sistematika isi secara rinci
yang berfungsi untuk mempermudah
pembaca mencari judul atas sub-
judul bagian yang ingin dibaca.
Maka dari itu, judul dan sub-judul
yang ditulis dalam daftar isi harus
langsung ditunjukkan nomor
halamannya.
6) Daftar Tabel, daftar tabel ini
menyajikan tabel secara berurutan
mulai dari tabel pertama hingga
terakhir. Nomor tabel pada daftar
tabel ditulis dengan dua angka Arab,
dicantumkan secara berurutan yang
masing-masing menyatakan nomor
urut tabel dan nomor urut bab.
7) Daftar Gambar, daftar gambar sama
dengan daftar tabel, yang memuat
judul gambar beserta nomor
halamannya.
8) Daftar Lampiran, daftar lampiran ini
mencantumkan nomor urut lampiran
yang ditulis dengan satu angka Arab,
diikuti dengan nama lampiran, dan
nomor halaman tempat lampiran
dicantumkan.
9) Arti Simbol dan Singkatan, arti
simbol dan singkatan harus ditulis
sesuai dengan konvensi internasional
dan dalam penulisannya diurutkan
sesuai abjad.
10) Intisari Intisari, uraian singkat dan
padat tentang tujuan penelitian, cara
penelitian, dan hasil penelitian.
Umumnya intisari terdiri atas tiga
alinea dengan panjang maksimal satu
halaman. Intisari diketik dalam satu
spasi dan diberi kata kunci penelitian
di akhir paragraf.
11) Abstrak, xtended abstract terdiri atas
satu halaman abstrak atau lebih yang
memuat abstrak tesisnya sendiri.
Abstrak ditulis dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris,
masing-masing dimulai pada
halaman baru. Abstrak terdiri atas
500-800 kata dan memuat
permasalahan yang dikaji, metode
yang digunakan, ulasan singkat, serta
penjelasan hasil dan kesimpulan
yang diperoleh. Di dalam abstrak
tidak boleh ada referensi. Halaman
ini juga memuat judul tesis, nama
lengkap mahasiswa dan NIM yang
bersangkutan. Lembar abstrak
diakhiri dengan daftar kata kunci
(keywords).
b. Bagian Utama
a) Bab 1 Pendahuluan
1) Latar Belakang
Bagian latar belakang
mengungkapkan alasan-alasan
mengapa suatu permasalahan
diangkat sebagai kajian dalam tesis.
Permasalahan harus diungkapkan
dengan jelas melalui argumentasi
dan fakta mengapa tesis harus ditulis.
Penyusunan latar belakang masalah
setidak-tidaknya dapat dilakukan
dengan dua pendekatan, yakni
pertama diawali dengan pemikiran
teoritis yang kemudian mengarah ke
fakta empirik, serta yang kedua
diawali dari dunia empirik ke arah
teoritik. Tujuan adanya pemikiran
teoritik ini adalah untuk memaparkan
bahwa permasalahan pada suatu
kejadian yang ingin dikaji berawal
dari kaidah konsep-konsep
pengetahuan yang dapat dipercaya
berdasarkan konsep khasanah
keilmuan yang berlaku. Kemudian
dihubungkan dengan keadaan fakta-
fakta di lapangan. Sedangkan
pemikiran empirik didasarkan pada
keadaan fakta empirik yang setelah
itu dikaitkan dengan khasanah
teoritik dari fakta empirik tersebut.
2) Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah tahap
awal pemahaman terhadap suatu
permasalahan. Dalam
mengidentifikasi objek permasalahan
yang berada pada jalinan situasi atau
keadaan tertentu, dapat dikenali ada
tidaknya maupun sosok masalah
yang akan dipersoalkan.
3) Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan
bagian terpenting dari bab
pendahuluan, yang pada umumnya
dibaca terlebih dahulu oleh pembaca
tesis karena melalui rumusan
masalah dapat secara singkat
diketahui hal apa yang akan dikaji.
Rumusan masalah dapat ditulis
dengan pertanyaan-pertanyaan yang
ingin dicari jawabannya melalui
penelitian yang dilakukan. Rumusan
masalah pun dapat ditulis berupa
rincian persoalan atau permasalahan
yang akan dikaji.
4) Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup masalah harus
diungkapkan dengan jelas. Lalu,
yang lebih penting lagi adalah uraian
mengenai alasan yang mendasari
pembatasan permasalahan. Misalnya
karena luasnya objek kajian, maka
kajian hanya membatasi diri pada
ragam objek tertentu dengan kriteria
yang ditetapkan berdasarkan
pertimbangan dan alasan tertentu.
5) Tujuan
Tujuan menyatakan target
tertentu yang akan didapat dari
penelitian yang dilakukan. Tujuan
harus dinyatakan secara spesifik,
dalam pernyataan yang jelas dan
tegas, tidak mengundang
kesimpangansiuran arti dalam
memaparkan hasil-hasil yang
diinginkan.
6) Manfaat penelitian
Pada umumnya, pemecahan
masalah keilmuan yang diperoleh
akan memberikan manfaat setidak-
tidaknya bagi kepentingan ilmiah
atau kepentingan terapan.
Mengungkapkan manfaat penelitian
tentu tidak mengada-ada atau
melebih-lebihkan manfaat yang
sebenarnya akan dicapai.
c. Bab II: Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustakan berisi
referensi-referensi atau sumber-
sumber pustaka yang berkaitan
dengan permasalahan yang dikaji.
Sumber-sumber bacaan, baik berupa
buku teks, ensiklopedia, monogram,
jurnal, tesis, dan lain-lain meupakan
dasar argumentasi keilmuan.
Argumentasi ilmiah juga dapat
mendasarkan pada pandangan ahli,
namun hasil-hasil penelitian yang
telah diuji kebenarannya pada
umumnya merupakan dasar
argumentasi ilmiah yang sangat
kokoh. Pada umumnya, pada akhir
bagian bab tinjauan pustaka ini
dicanumkan pula subbab kerangka
teori, studi-studi terdahulu (yang
pernah dilakuakn sebelumnya) atau
subbab lainnya.
d. Bab III: Metode Penelitian dan
Objek Penelitian
Berisi pengembangan metoda
penelitian yang telah dipaparkan
pada proposal tesis, ditambah dengan
pemaparan yang menjadi obyek
(subyek) penelitian. Bagian ini
menjelaskan secara singkat jenis
penelitian (historis, deskriptif, atau
eksperimental), instrumen penelitian
dan teknik pengumpulan datanya
(misalnya, tes tulis/lisan atau tes
tindakan, angket, wawancara,
observasi), dan jika perlu dapat
disajikan pula pendekatan yang akan
digunakan dalam penelitian.
e. Bab IV: Hasil Penelitian dan
Pembahasan
Pada bab ini dituliskan laporan
rinci pelaksanaan kegiatan dalam
mencapai hasil-hasil penelitian atau
kajian. Pada bab hasil dan
pembahasan ini memuat hasil
penelitian dan pembahasan yang
sifatnya terpadu. Hasil penelitian
disajikan dalam bentuk daftar (tabel),
grafik, foto, atau bentuk lain, dan
ditempatkan dekat dengan
pembahasan. Pada alinea pertama
bab ini sebaiknya dijelaskan bahwa
hasil penelitian dapat dilihat pada
daftar dan gambar yang nomornya
disebutkan. Pembahasan berisi
tentang hasil yang diperoleh, berupa
penjelasan teoretik baik secara
kualitatif, kuantitatif, atau statistika,
dan sebaiknya hasil penelitian juga
dibandingkan dengan hasil penelitian
terdahulu yang sejenis. Selain itu,
juga ditampilkan analisis keterkaitan
antara kajian-kajian teori dengan
fakta-fakta empirik yang telah
diperoleh dalam upaya pengambilan
kesimpulan. Dalam bab ini setidak-
tidaknya memberikan jawaban atas
pertanyaan: 1) seberapa tingkat
kebenaran ilmiah dari pemecahan
masalah yang telah dihasillkan dan
2) hal-hal spesifik apa yang penting
untuk menjadi perhatian dari hal
yang dipermasalahkan.
f. Bab V: Penutup
Bab Simpulan dan Saran harus
ditulis terpisah. Kesimpulan
merupakan pernyataan singkat dan
tepat, yang dijabarkan dari hasil
penelitian dan pembahasan untuk
membuktikan kebenaran hipotesis.
Saran dibuat berdasarkan
pengalaman dan pertimbangan
penulis, ditujukan kepada para
peneliti dalam bidang sejenis yang
ingin melanjutkan atau
mengembangkan penelitian yang
sudah diselesaikan.
g. Bagian akhir tesis
1) Daftar Pustaka (sama dengan
Proposal Tesis).
Memuat semua sumber tertulis
(buku, artikel jurnal, dokumen resmi,
atau sumber-sumber lainnya dari
internet), atau tercetak (misalnya
CD, video, film, kaset) yang pernah
dikutip dan digunakan dalam
penulisan karya ilmiah.
2) Lampiran (sama dengan Proposal
Tesis).
Berisi semua dokumen yang
digunakan dalam penelitiaan dan
penulisan hasil-hasilnya. Setiap
lampiran diberi nomor urut dan
judul. Nomor urut lampiran
dinyatakan dengan dua angka, angka
pertama menyatakan nomor bab dan
angka kedua menyatakan nomor urut
lampiran.
G. Disertasi
1. Pengertian
Pada umumnya disertasi adalah paparan
diskusi yang menyertai sebiah pendapat atau
argument. Umumnya, istilah disertasi dipakai
untuk mengacu pemaparan mengenai diskusi
yang bersifat akademis. Menurut Nilam, dkk
(2016) disertasi adalah karya ilmiah yang
mengemukakan suatu pendapat yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan fakta dan
data yang benar dan dengan analisis yang
terinci. Disertasi ditulis untuk menyelesaikan
studi jenjang doktor atau biasanya disebut
dengan S-3. Sama halnya dengan skripsi, dan
tesis bentuk dari disertasi ini terdiri dari bagian
pendahuluan, isi, dan pembahasan, dan
kesimpulan. Perbedaan yang terdapat pada
disertasi ini ialah penulisnya memunculkan teori
baru atau pembuktian baru atas temuan dari
sebuah masalah. Pada saat menulis disertasi,
tidak hanya menggunakan teori untuk
menganalisis, namun juga melakukan pengujian
teori. Pengujian teori ini dilakukan untuk
menemukan apakah teori yang digunakan sudah
tepat dengan permasalahan yang ada atau
apakah ada kelemahan pada teori tersebut.

Pada disertasi biasanya dapat


menghasilkan sebuah teori baru atau merevisi
teori yang sudah ada. Oleh sebab itu, biasanya
pada disertasi terdapat bagian tersendiri yang
membahas mengenai teori yang digunakan.
Penulisan disertasi ini dibimbing oleh dosen
yang sudah profesor dan isi yang terdapat pada
disertasi lebih mendalam daripada persoalan
yang terdapat pada skripsi maupun tesis, serta
disertasi dibuktikan berdasarkan data dan fakta
yang valid dengan analisis yang rinci.

2. Susunan Disertasi
a. Bagian Awal
1) Halaman Sampul Depan
Halaman ini kertas berwarna yang
memuat berturut-turut yaitu berisi judul,
lambang almamater, nama, nomor induk
mahasiswa, nama program studi, nama
tempat/kota dan waktu pengajuan
disertasi.
2) Halaman Judul
Memuat tulisan sama dengan
halaman sampul depan yaitu berisi judul,
lambang almamater, nama, nomor induk
mahasiswa, nama program studi, nama
tempat/kota dan waktu pengajuan
disertasi, tetapi diketik di atas kertas
putih.
3) Halaman Persetujuan
Memuat persetujuan promotor dan
ko-promotor, lengkap dengan tanda
tangan dan tanggal persetujuan
pembuatan disertasi.
4) Halaman Pengesahan
Memuat pengesahan bahwa
penelitian teah lulus uji dan sah.
Halaman ini tercantum tanggal, nama
dan tanda tangan, dosen pembimbing,
dosen penguji dan ketua program yang
bersangkutan.
5) Kata Pengantar
Memuat uraian singkat tentang
maksud disertasi, penjelasan-penjelasan
lain yang diperlukan dan ucapan terima
kasih. Kata pengantar tidak
mengemukakan hal-hal yang bersifat
ilmiah.
6) Daftar Isi
Memuat gambaran secara
menyeluruh mengenai isi disertasi dan
merupakan petunjuk bagi yang ingin
melihat langsung suatu bab atau sub bab
dengan mencantumkan nomor halaman.
7) Abstrak dan Intisari
Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris.
Intisari ditulis dalam bahasa Indonesia.
Masing-masing tidak lebih dari satu
halaman. Ditulis dengan spasi tunggal.
Isinya memuat 3 (tiga) komponen yang
masing-masing dikemukakan dalam satu
alinea, yaitu: latar belakang, tujuan dan
permasalahan yang diteliti; metode
penelitian; dan hasil penelitian. Pada
bagian akhir dicantumkan kata kunci
(key words).
8) Daftar Tabel (jika ada)
9) Daftar Lampiran (jika ada)

b. Bagian Utama
1) Pendahuluan
Memuat latar belakang masalah,
biasanya latar belakang penelitian
disajukan mengenai bidang yang
berkontribusi terhadap suatu teori.
Perumusan masalah dinyatakan sebagai
pernyataan penyimpangan yang muncul.
Tujuan penelitian, keaslian penelitian
atau ke orisinalitas, kegunaan penelitian,
cara penelitian dan sistematika disertasi.
2) Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi elaborasi terhadap
pustaka dalam jumlah yang lebih banyak
dan lebih mendalam daripada uraian
yang telah dikemukakan dalam proposal
3) Landasan Teori
Bab ini berisi penjelasan dan
pandangan kritis peneliti terhadap teori
yang telah dipilih untuk pisau analisis
dalam mengolah data. Uraian harus lebih
tajam dan mendalam daripada yang
tersaji dalam proposal.
4) Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bagian ini memuat penjabaran hasil
penelitian dan pembahasan terhadap
permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Hasil penelitian dan
pembahasan ini dapat dikemukakan
dalam beberapa bab tersendiri, sesuai
dengan substansi, jumlah dan macam
variabel, serta tetap konsisten terhadap
jumlah dan sistematika permasalahan.
5) Penutup
Bab ini berisi dua komponen, yaitu
kesimpulan yang memuat pernyataan
singkat dan tepat yang dijabarkan dari
hasil penelitian dan pembahasan untuk
menjawab permasalahan yang
dirumuskan. Serta, saran yang memuat
pertimbangan yang diusulkan atas dasar
hasil penelitian dan pertimbangan
penulis. Saran hendaknya jelas
sasarannya dan aplikatif.

c. Bagian Akhir
1) Daftar Pustaka
Memuat pustaka yang diacu dalam
disertasi dan disusun ke bawah menurut
abjad nama akhir penulis pertama.
2) Indeks Istilah
Indeks Istilah bertujuan memberikan
panduan yang spesifik, juga mampu
menentukan lokasi sumber informasi
dengan efisien dan dapat digunakan
untuk mencari sumber-sumber informasi
lain yang berkaitan.

BAB III
Manfaat Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
A. Pengertian Penyusunan Karya Ilmiah

Karya Ilmiah merupakan tulisan–tulisan


ilmiah yang sudah disusun berdasarkan dengan
penelitian, walaupun dibuat sesederhana apapun
penelitian ini harus tetap berdasarkan dengan poin–
poin penting didalamnya sebagaimana pendapat
Brotowidjoyo yang mengatakan Karangan ilmiah
atau karya tulis ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.

Dan juga tidak lupa harus terstruktur dengan


baik yang terdiri atas judul, abstrak, pendahuluan,
metode penelitian, pembahasan/isi, kesimpulan, dan
terakhir daftar pustaka.

Dengan membuat Karya Ilmiah tersebut pastinya


akan memberikan manfaat, entah untuk penulis atau
pembacanya.

B. Tujuan Penyusunan karya ilmiah


1. Tujuan penyusunan karya ilmiah adalah
untuk melatih ide tersurat atau dapat
menghasilkan penelitian dalam bentuk karya
ilmiah yang tersusun secara sistematis dan
metodologis.
2. Tujuan penyusunan karya ilmiah adalah
untuk dijadikan sebagai sarana atau wahana
transformasi pengetahuan antar sekolah dan
masyarakat.
3. Tujuan penyusunan karya ilmiah adalah
untuk foster etos ilmiah di kalangan siswa
sampai mahasiswa, sehingga tidak hanya
menjadi seorang konsumen pengetahuan,
tetapi mampu menjadi produsen berpikir dan
menulis di bidang ilmu pengetahuan.
4. Tujuan penyusunan karya ilmiah adalah
untuk bisa membuktikan pengetahuan dan
potensi ilmiah yang dimiliki oleh siswa
sampai mahasiswa dalam menghadapi dan
memecahkan masalah dalam bentuk karya
ilmiah setelah mendapat pengetahuan.
5. Tujuan penyusunan karya ilmiah adalah
untuk melatih keterampilan dasar melakukan
penelitian hingga tercipta ilmu pengetahuan
baru
6. Tujuan penyusunan karya ilmiah adalah
untuk memperluas wawasan dan pengetahuan
bagi penulis dan pembacanya.
7. Tujuan penyusunan karya ilmiah adalah
untuk memberi sumbangan pemikiran baik
berupa konsep teoritis maupun praktis.
8. Tujuan penyusunan karya ilmiah adalah
untuk menginformasikan, menganalisis, dan
membujuk dengan cara yang lugas dan
memungkinkan pembaca untuk terlibat
secara kritis dalam suatu topik ilmiah.
9. Tujuan penyusunan karya ilmiah adalah
untuk peneliti seperti siswa sampai
mahasiswa berpikir lebih komprehensif atau
luas, serta mampu mengkritisi sesuatu
dengan lebih tepat.
10. Tujuan penyusunan karya ilmiah adalah
untuk mengembangkan penelitian lama
hingga menghasilkan penelitian baru yang
lebih matang secara konsep dan pemikiran.

C. Manfaat Penyusunan Karya Ilmiah


Di setiap ilmu pengetahuan memiliki manfaat
sendiri-sendiri, adapun manfaat dari penulisan karya
tulis ilmiah sebagai brikut:

1. Melatih Dan Mengembangkan Kemampuan


Membaca Yang Efektif

Dalam menulis suatu Karya Ilmiah tentunya


bermanfaat sekali dalam mengembangkan
keterampilan membaca yang sangat efektif. Dengan
dijalankannya proses keteremapilan membaca
seefektif mungkin yang mengacu pada meningkatnya
kemampuan yang efektif dalam membaca materi
yang akan disampaikan. Hal  ini dipengaruhi dengan
kecepatan dalam membaca juga memahami  isi dari
keseluruhan materi tersebut.

2. Melatih Diri Dalam Menggabungkan


Referensi Bacaan Yang Diambil Dari
Berbagai  Sumber
Ketika kita melakukan kegiatan penulisan Karya
Ilmiah sudah seharusnya menggunakan banyak
referensi yang kita gunakan sebagai antisipasi dalam
memperkuat argumen yang kita gunakan. Melalui
kegiatan tersebut, kita selaku orang yang melakukan
penelitian akan semakin terlatih dalam
menggabungkan bacaan yang diambil dari berbagai
macam sumber untuk kita susun kembali.

Dengan melakukan Penulisan Karya Ilmiah ini kita


harus merekontruksi materi yang kita baca dengan
menggunakan bahasa diri kita sendiri, sesuai dengan
pemahaman nalar kita akan beragam materi yang
telah kita baca.
3. Membiasakan Diri Dengan Kegiatan
Kepustakaan

Salah satu manfaat yang bisa kita dapat ketika


melakukan kegiatan Penulisan Karya Ilmiah adalah
bisa membiasakan diri dengan kegiatan
kepustakaan.Karena dengan melakukan kegiatan ini
pastinya membutuhkan banyak sekali rujukan atau
referensi yang diambil, sehingga hal ini membuat
kita semakin mengenal kegiatan yang berkaitan
dengan kepustakaan. Hal ini menjadi sangat
bermanfaat sekali bagi kita karena akan membuat
soft skill secara tidak langsung yaitu bisa dengan
mudah mencari referensi bilamana ada tugas yang
bersangkutan dengan kegiatan kepustakaan.

4.  Meningkatkan Tupoksi Antara Data Dan


Fakta Secara  Lugas Dan Sistematis

Melakukan Penulisan Karya Ilmiah, maka pasti


melakukan proses Penelitian didalamnya. Dengan
dilakukannya penelitian tersebut, penulisan dalam
materinya sudah ditentukan sesuai  dengan tema
penelitian yang diambil. Jenis data yang kita ambil
dari proses penelitian harus disusun sedemikian rupa
secara luas juga sistematis dengan mengikuti kaidah
penulisan yang sudah ditentukan. Dengan
menggunakan kaidah yang ditentukan maka akan
menghasilkan informasi baru yang sangat berguna
bagi para pembaca, khususnya pembaca dengan
bidang ilmu yang sama.
5. Mendapatkan Kepuasan Intelektual

Dengan melakukan Penelitian dan dituangkan


pada bentuk Karya Ilmiah, maka kita akan
mendapatkan rasa kepuasan intelektual itu sendiri,
ditambah dengan karya  yang kita buat  dikutip atau
disitasi oleh orang lain. Maka akan timbul rasa
berbangga diri atas karya ilmiah intelektual yang
telah kita buat, hal ini setidaknya menunjukan bahwa
pesan yang kita sampaikan dalamm karya tersebut
sudah dipahami  oleh para pembaca. Dan karya yang
kita buat akan menjadi rujukan dalam penelitian
selanjutnya, sehingga menjadi suatu prestasi
tersendiri bagi diri masing–masing.

6. Memperluas Dunia Ilmu Pengetahuan

Salah satu lagi manfaat yang bisa kita dapatkan


adalah menambah ilmu pengetahuan yang semakin
luas akibat kita selalu membaca banyak referensi dan
melakukan kegiatan kepustakaan. Selain itu, Karya
Ilmiah yang sudah dipublikasikan maka akan banyak
pembaca yang mereviewnya sehingga bisa
mengembangkan materi yang ada dalam penelitian
kita. Apabila penelitian yang kita lakukan hanya
menjadi konsumsi pribadi, tentu Karya Ilmiah yang
kita buat tidak akan memberikan sumbangan apapun
pada Dunia ilmu pengetahuan. Akan tetapi jika kita
publikasikan karya ilmiah tersebut maka hasil
Penelitian yang sudah kita lakukan dan dituangkan
dalam bentuk Karya Ilmiah akan menambah
wawasan baru dan sangat bermanfaat bagi orang
lain.

7. Sebagai Rujukan Untuk Bahan Materi


Penelitian Selanjutnya

Dengan membuat penelitian di suatu bidang


keilmuan, pastinya karya yang kita buat akan
menjadi rujukan atau referensi pada penelitian
selanjutnya di bidang ilmu yang sama. Dengan
membuat Karya Ilmiah entah bertaraf Nasional
ataupun Internasional maka bisa menjadi acuan
untuk para peneliti yang serupa bahkan berbeda
dengan bidang keilmuwan yang kita tekuni.Bisa saja
Karya Ilmiah kita memberikan mereka ruang untuk
bisa melengkapi hasil Penelitian yang serupa,
sehingga penelitian yang kita lakukan menjadi
sangat bermanfaat sekali.

8. Karya Bersifat Abadi

Terakhir dengan membuat suatu proses


penelitian maka Karya Ilmiah kita akan bersifat
abadi. Sehingga diakui untuk kemajuan Ilmu
Pengetahuan Dunia.Dengan begitu Karya yang kita
buat selain bermanfaat untuk banyak orang juga
menjadi suatu kenangan tersendiri bagi
kita.Ditambah Karya Ilmiah kita dipakai oleh banyak
orang untuk menjadi rujukan dalam bidang ilmu
mereka. Kita juga diberi kesempatan untuk 
membuat Karya Ilmiah sebaik mungkin agar bisa
dikenang sepanjang masa oleh seluruh umat manusia
di muka bumi ini. seperti Al Khawarizmi dengan Al
Jabarnya yang dipakai oleh banyak ilmuwan sebagai
rujukan untuk perkembangan Peradaban Umat
Manusia.
9. Sarana untuk mengorganisasi, menyimpan,
dan mensintesiskan gagasan.

Dengan cara menulis, kita dapat lebih mampu


untuk berfokus hanya pada segala pemikiran kita,
juga menemukan saling behubungannya antarmateri
antara gagasan dan informasi yang ditulis. Semua hal
itu akan menimbulkan banyak pertanyaan baru yang
berbobot atau berharga untuk dijawab dan dapat
membantu kita untuk menemukan cara yang baru
dalam penyelesaian masalahnya.

10. Sebagai sarana membantu kesenjangan antara


pemahaman atau logika.

Melalui tulisan, kita mampu menemukan adanya


hambatan, kesulitan, atau pun kekurangan
pengetahuan kita tentang berbagai macam konsep
atau teori. Dengan adanya temuan kekurangan atau
kesulitan itu, memungkinkan kita untuk menyadari
kemudian menemukan jalan sendiri untuk dapat
memahami suatu permasalahan, teori, maupun
konsep. Setidaknya, kita dapat menyadari adanya
berbagai macam isu yang seharusnya dipikirkan dan
mengkaji dengan melalui pembacaan berulang
berbagai macam teori baru.

11. Sebagai sarana membantu mengungkap


sikap terhadap permasalahan.

Melalui tulisan, kita bisa mendapatkan kejelasan


posisi atau kedudukan kita di tengah permasalahan
yang sedang dikaji. Melalui ini, memungkinkan kita
untuk melihat secara objektif kekuatan dan
kelemahan dari berbagai macam perspektif yang
berlainan atau berbeda-beda.

12. Sebagai sarana untuk berkomunikasi.

Melalui tulisan ini kita bisa menata berbagai


macam informasi yang adakalanya berlawanan,
berserakan, atau pun berlawanan. Selain itu juga bisa
menyusun kategori, konsep, dan
mengorganisasikannya dengan berbagai konsep yang
masih simpang siur sehingga menjadi pola yang
mudah untuk dimengerti. Kata-kata sebagai lambang
atau simbol dari emosi atau pemikiran yang
PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH 21 bisa
digunakan untuk menyampaikan emosi tersebut,
pikiran, dan bisa memotivasi tindakan. Serta dengan
tulisan pula akhirnya dapat menyampaikan berbagai
pemikiran, gagasan.

13. Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat luas

sebab karya ilmiah dapat dijadikan acuan atau


referensi selain itu dapat memperluas wawasan
terhadap berbagai perkembangan ilmu pengetahuan
yang ada.

BAB IV

PEMBAHASAN
A. Pemilihan Topik Penelitian

Topik merupakan pokok permasalahan dari


suatu penelitian atau tema pokok permasalahan.
Penetapan topik dalam penelitian sangat penting
karena topik lebih menonjolkan inti persoalan
dan dapat menegaskan batasan masalah yang
dapat membantu mengarahkan dalam
menentukan judul. (Kun Maryati, 2013)

Menurut Maryati dan Suryawati (2013: 210),


hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan topik yang baik yaitu sebagai
berikut:

1) Topik harus ditulis dengan kalimat


pernyataan bukan kalimat pertanyaan.

2) Topik harus jelas, singkat dan tepat.

3) Topik harus berisi variabel-variabel yang


akan diteliti

4) Topik harus dapat menggambarkan


keeluruhan isi dari kegiatan penelitian
Menurut Maryati dan Suryawati (2013:
211),Dalam menentukan topik penelitian, ada
beberapa hal yang diperhatikan antara lain
sebagai berikut :

1. Topik Penelitian harus sesuai dengan


minat peneliti
Topik Penelitian yang sesuai dengan
minat peneliti akan menumbuhkan
Semangat dan gairah tersendiri bagi
peneliti saat melakukan penelitian. Topik
yang menarik namun tidak sesuai dengan
minat peneliti akan Memberikan hasil
yang kurang memuaskan
2). Topik yang dipilih haruslah topik yang
bisa diteliti oleh peneliti
Artinya, peneliti mempunyai kemampuan
melakukan penelitian tersebut. Ditinjau
dari sudut si peneliti, ada empat
pertimbangan untuk

Menentukan dapat dilaksanakan atau tidak suatu


penelitian, yaitu:
a) Peneliti mempunyai kemampuan
untuk meneliti masalah itu. Artinya
Peneliti menguasai teori yang
melatarbelakangi masalah dan metode
Pemecahannya
b) Peneliti mempunyai waktu yang
cukup untuk melakukan penelitian
c) Peneliti mempunyai tenaga untuk
melaksanakan penelitian. Artinya
Peneliti mempunyai fisik yang kuat
untuk merencanakan, menyusul Dan
mengumpulkan data
d) Peneliti mempunyai dana cukup untuk
membiayai kegiatan penelitian.

3) Data cukup tersedia

Artinya, data dilapangan cukup tersedia dan


mudah diperoleh, sehingga Peneliti
dimudahkan dalam pembuatan laporan.

4).Topik memiliki kegunaan praktis, bermanfaat


dan penting untuk diteliti Hasil penelitian
diharapkan dapat berguna untuk dirinya,
masyarakat,Serta ilmu pengetahuan. Peneliti
harus memilih masalah yang belum Diteliti
atau melanjutkan penelitian yang sudah
pernah dilakukan orang Lain. Dengan
demikian, peneliti akan mendapat sesuatu
yang baru dari Hasil penelitian tersebut.

Dikutip dari (Fatonah Akbarini, 2013),


Kesulitan–kesulitan yang umumnya di hadapi
dalam pemilihan topik adalah:

1. Sering kali ide muncul dalam benak peneliti


dan peneliti Manganggap topik yang
terbayangkan tersebut sangat mungkin
Diteliti. Namun ternyata bahan kajian
tersebut telah diteliti oleh Peneliti terdahulu.
Apabila demikian peneliti dapat melakukan
Replikasi untuk topik tersebut dan kajian
yang terdahulu dapat Kita jadikan referensi
pertama untuk mengetahui apakah kajian
Pada masa lalu masih relevan untuk saat ini.
2. Dalam memilih topik sering kali peneliti
tidak bisa membedakan Secara jelas antara
topik dan judul penelitian. Hal ini akan
Menyulitkan karena “Judul” ternyata sangat
luas jangkauannya.
3. Masalah untuk mencari sumber–sumber
referensi yang sebetulny Banyak tersedia di
perpustakaan atau sumber lainnya karena
tidak Memahami bagaimana menggunakan
perpustakaan sebagai sumber Informasi yang
sangat penting. Kenyataan ini terlihat dari
miskinnya Referensi yang diajukan dalam
proposal penelitian.
4. Lemahnya penguasaan bahasa asing
(khususnya bahasa inggris) Dalam
melakukan penelitian seorang peneliti
biasanya mendapatkan Sumber untuk
memperoleh topik penelitian antara lain dari
sumber teori maupun dari pengalaman para
praktisi yang keduanya memiliki perbedaan
yang sangat
kontras. Dari sumber teori berarti
menggunakan pendekatan dedukatif,
sebaliknya dari pengalaman praktipis
menggunakan pendekatan induktif (Fatonah
Akbarini, 2013).

B. Pemilihan Masalah Penelitian

Menentukan masalah penelitian memang


bukan hal yang mudah apalagi dilakukan oleh
peneliti muda. Masalah penelitian yang layak
diteliti sebenarnya banyak sekali dan tidak
terbatas jumlahnya, yang sulit dilakukan adalah
tidak semua peneliti memiliki sensitivitas untuk
mengidentifikasikan masalah penelitian.
Sebenarnya masalah yang layak diteliti utamanya
harus dirumuskan dengan statement yang jelas
dan tidak mendua arti, yang bisa dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan, tergantung pada metode
penelitian yang hendak dilakukan.
Menurut Kerlinger (1973). Whitney
(1969),dan Trelease (1958) Ciri – ciri masalah
yang baik adalah sebagai berikut :

1. Masalah yang dipilih harus memiliki nilai


penelitian
Kriteria masalah yang mempunyai nilai
penelitian antara lain :
a) Masalah harus memiliki nilai keaslian
Masalah yang dipilih harus mengenai hal–
hal yang terkini dan baru. Masalah harus
mempunyai nilai ilmiah atau aplikasi
ilmiah.
b) Masalah harus menyatakan suatu
hubungan Masalah harus menyatakan
suatu hubungan antara dua atau lebih
Variable sebagai konsekuensinya.
c) Masalah harus merupakan hal yang
penting Masalah yang dipilih harus
mempunyai arti dan nilai baik dalam
bidang Ilmunya sendiri maupun dalam
bidang aflikasi untuk penelitian terapan.
d) Masalah harus dapat di uji Masalah harus
dapat di uji kebenarannya. Dengan
perlakuan Perlakuan serta data dan
fasilitas yang ada.Masalah–masalah yang
di pilih Harus sedemikian rupa sehingga
memberikan implikasi untuk kemungkinan
Pengujian secara empiris.
2. Masalah yang di pilih memiliki fisibilitas.
Masalah yang dipilih harus mempunyai
fisibilitas artinya masalah tersebut Harus
dapat di pecahkan, ini berarti :
a. Data serta metode untuk memecahkan
masalah harus tersedia. Masalah yang di
pilih harus mempunyai metode untuk
memecahkanya dan Harus ada data untuk
menunjang pemecahan. Data untuk
menunjang masalah Harus pula
mempunyai kebenaran yang setandar dan
dapat di terangkan.
b. Peralatan (eguipment) dan kondisi harus
mengijinkan Masalah yang di pilih harus
sesuai dengan alat yang tersedia untuk
Control kondisi atau pun untuk mencatat
ketepatan peralatan yang dimiliki. Alat
yang paling penting dalam memecahkan
masalah adalah pikiran (the Mind of man)
c. Biaya untuk memecahkan masalah, sacara
relative harus dalam Batasan kemampuan
dan biaya serta hasil juga harus seimbang.
Biaya untuk memecahkan masalah harus
selalu dipikirkan dalam memilih Masalah.
Jika pemecahan masalah diluar jangkauan
biaya, maka masalah Yang ingin di pilih
tidak fisibel sama sekali.
3. Masalah yang di pilih harus sesuai dengan
kualifikasi peneliti. Dalam hal ini masalah
yang di pilih sekurang–kurangnya harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Menarik bagi si peneliti Masalah yang
dipilih harus menarik keingintahuan
peneliti dan memberi Harapan kepada
peneliti untuk menemukan jawaban atau
pun menemukan Masalah lain yang lebih
penting dan yang lebih menarik.
b. Harus sesuai dengan kualifikasi Sukar
mudahnya masalah yang ingin di
pecahkan harus sesuai dengan Derajat
ilmiah (Derajat daya nalar), sensitivitas
terhadap data serta Kemampuan yang
dimiliki peneliti dalam menghasilkan
orisinalitas
C. Pembatasan Topik Penelitian

Seorang penulis harus membatasi topik


yang akan digarapnya. Setiap penulis harus
betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya
cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus
untuk digarap, sehingga tulisannya dapat
terfokus. Dikutip dari (Sianturi, 2012),
pembatasan topik sekurang-kurangnya akan
membantu peneliti dalam beberapa hal
Pembatasan memungkinkan peneliti untuk
meneliti dengan penuh keyakinan dan
kepercayaan, karena topik itu benar-benar
diketahuinya Pembatasan dan penyempitan topik
akan memungkinkan peneliti untuk mengadakan
penelitian yang lebih intensif mengenai
masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis
akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan
dikembangkan.

Dikutip dari (Sianturi, 2012), cara


membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan
mempergunakan cara sebagai berikut
Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam
kedudukan sentral. Mengajukan pertanyaan,
apakah topik yang berada dalam kedudukan
sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila
dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran
topik pertama tadi. Tetapkanlah dari rincian tadi
mana yang akan dipilih. Mengajukan pertanyaan
apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih
lanjut atau tidak. Lakukan secara berulang
sampai diperoleh sebuah topik yang sangat
khusus dan cukup sempit.

D. Penentuan Judul
Dikutip dari (wardana, 2015) bahwa bagi
pembaca judul akan dianggap mewakili bobot
sebuah hasil penelitian yang akan ditulis, bahkan
merupakan gambaran mutu tulisan yang akan
ditulis. Secara umum, kriteria judul yang baik
adalah: Topik yang diteliti mengandung masalah
yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih
spesifik, menarik, dan aktual secara akademik
dan secara praktis. Belum banyak diteliti orang
lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi
ini mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang
selama ini tidak memperoleh perhatian.
Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi
mampu menunjukkan dengan jelas independent
variabel dan dependent variabel-nya.

Judul setidaknya memperhatikan dua hal,


yaitu kesesuaian judul dengan isi penelitian dan
pemilihan kata-kata dalam judul. Lalu apakah
yang dimaksud dengan kesesuaian judul dengan
isi penelitian? Kesesuaian isi dengan judul
maksudnya, kemampuan memelihara agar judul
dalam karya tulis tetap sesuai dengan isinya dan
tidak menyimpang. Sedangkan yang dimaksud
dengan Pemilihan kata-kata dalam judul artinya,
judul harus ilmiah, logis, dan menggunakan
bahasa Indonesia yang benar (nurayni, 2012).

Judul harus singkat, padat dan jelas. Judul


yang bertele-tele akan membingungkan
pembaca. Namun disisi lain, untuk mendapatkan
judul sebuah penelitian haruslah ada
permasalahan-permasalahan yang sesuai dengan
bidang yang akan diteliti tersebut. Untuk itu
perlu dilakukan penyaringan terhadap
permasalahan-permasalahan yang muncul
(nurayni, 2012).

Contoh judul yang baik diantaranya:

1. Pengaruh Pergaulan Dalam Geng


Terhadap Keterlibatan Pelajar Dalam
Tawuran
2. Sebuah Kajian Komunikasi Budaya
Terhadap Penyelesaian Konfl

BAB V
Kerangka Karya Tulis Ilmiah dan
Contohnya

A. KERANGKA KARYA TULIS ILMIAH

Karya ilmiah adalah suatu karangan yang


didasarkan pada hasil suatu penelitian yang
kemudian ditulis secara sistematis, berdasarkan
pada fakta di lapangan, dan juga dengan
menggunakan pendekatan metode ilmiah. Jadi apa
yang dipaparkan di dalam karya tulis ilmiah adalah
fakta dan bukan karangan hasil imajinasi seperti
karya non ilmiah.  Sifatnya yang memaparkan hasil
penelitian dan menjelaskan mengenai suatu metode
pendekatan tertentu. Maka penyusunan karya tulis
tersebut juga diatur dengan sangat ketat, dari bab
awal sampai akhir untuk menghindari ada data
yang terlewat. Apalagi dalam karya ilmiah ada
kewajiban untuk melakukan sitasi.

Sifatnya yang memaparkan hasil penelitian


dan menjelaskan mengenai suatu metode
pendekatan tertentu. Maka penyusunan karya tulis
tersebut juga diatur dengan sangat ketat, dari bab
awal sampai akhir untuk menghindari ada data
yang terlewat. Apalagi dalam karya ilmiah ada
kewajiban untuk melakukan sitasi. Selain
memaparkan hasil penelitian, penulis juga wajib
memaparkan teori yang mendasari kegiatan
penelitian tersebut. Semua ditempatkan di bab-bab
awal dan semakin masuk ke dalam maka masuk ke
bab yang membahas hasil penelitian. Baru
kemudian ditutup dengan kesimpulan yang ditarik
dari penulis yang juga berlaku sebagai peneliti.
Adanya urutan sistematika penulisan yang
dituangkan dalam bentuk  kerangka penulisan
karya ilmiah di tahap awal bermaksud menjadikan
karya tersebut mudah dibaca dan dipahami.
Berhubung sistematika penulisan dari karya
ilmiah sudah diatur atau ditetapkan terdiri dari
berapa bab dan isinya apa saja. Maka pada
dasarnya penyusunan kerangka penulisan karya
ilmiah menjadi lebih mudah. Cukup mengikuti
aturan sistematika yang ada dan isinya kemudian
disesuaikan dengan tema penelitian yang
dilakukan.

Supaya lebih mudah dalam menyusun


kerangka tulisan ilmiah, maka berikut detail
kerangkanya secara pokok: 

Bab I Pendahuluan
Bagian pertama dalam kerangka karya tulis
ilmiah adalah Pendahuluan dan merupakan Bab 1
atau bab pertama. Pendahuluan merupakan bagian
karya ilmiah yang memperkenalkan kepada para
pembaca mengenai masalah yang akan dibahas dan
diteliti oleh penulis. Pendahuluan di dalam karya
ilmiah biasanya akan menjelaskan mengenai bahan
atau barang apa yang menjadi pokok pembahasan
dan penelitian. Selain itu juga memaparkan tujuan,
wawasan, dan juga rencana pengembangannya.
Sehingga dalam laporan penelitian isi dari
Pendahuluan akan berbeda dengan buku
pengetahuan umum.  Pada bab pertama ini nantinya
akan terdiri dari beberapa pokok pembahasan yang
memaparkan semua dasar dilakukannya kegiatan
penelitian, Bagian-bagian di bab Pendahuluan ini
antara lain: 

A. Latar Belakang Masalah 


Bagian pertama di dalam bab Pendahuluan
adalah Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan
namanya pada bagian ini penulis akan menjelaskan
mengenai latar belakang kenapa suatu tema
penelitian dijadikan pilihan diantara tema
penelitian menarik lainnya. Secara umum pada
Latar Belakang Masalah penulis akan memaparkan
kesenjangan antara harapan dengan kenyataan.
Kesenjangan yang dipaparkan ini bisa secara
teoritis dan bisa juga secara praktis. Selain itu juga
memaparkan hal lain yang mendukung pemilihan
masalah penelitian. Misalnya dari hasil diskusi
dengan para ahli, penjelasan mengenai pengalaman
pribadi, hasil pengamatan di suatu tempat atau
lingkungan, dan lain sebagainya. Sehingga di
bagian ini penulis akan meyakinkan pembaca
bahwa tema penelitian yang diambil memang layak
untuk diangkat. 

B. Rumusan Masalah 
Dalam susunan kerangka penulisan karya
ilmiah berikutnya di bab Pendahuluan ada
Rumusan Masalah. Rumusan Masalah merupakan
bagian yang menyatakan berbagai masalah yang
akan dicari jawabannya. Biasanya berbentuk
sebagai kalimat tanya dan merupakan suatu
pernyataan. Namun, pernyataan ini dibuat secara
tersurat dengan membuatnya dalam bentuk kalimat
tanya. Dalam suatu karya ilmiah Rumusan Masalah
bisa terdiri dari dua atau tiga pertanyaan, dan bisa
juga lebih sesuai dengan rangkaian masalah yang
ditemukan oleh penulisnya. 

C. Hipotesis 

Berikutnya di dalam bab Pendahuluan adalah


Hipotesis yang merupakan bagian dengan
menyatakan sejumlah jawaban dan sifatnya
sementara. Maksudnya di bagian Hipotesis ini
penulis akan menjelaskan jawaban atas pertanyaan
di bagian Rumusan Masalah dan merupakan
jawaban sementara. Sebab ketika hasil penelitian
sudah didapatkan dan dipaparkan pada bagian bab
inti. Maka hipotesis ini bisa menjadi jawaban yang
benar dan bisa menjadi sebaliknya. Penulis perlu
mencantumkan hipotesis ini sejak awal, dan
pembaca dan peneliti tadi akan menggunakan
jawaban akhir di bagian Kesimpulan. 

D. Tujuan Penulisan

Berikutnya adalah Tujuan Penulisan yang


menjelaskan tentang sasaran yang ingin dicapai
dari suatu kegiatan penelitian. Tujuan Penulisan
bisa disusun dalam bentuk daftar, hanya saja pada
Rumusan Masalah berbentuk kalimat tanya. Maka
di Tujuan Penulisan berbentuk kalimat pernyataan. 

E. Metode Penulisan 

Bagian selanjutnya di dalam bab Pendahuluan


adalah Metode Penulisan. Metode Penulisan
merupakan bagian yang akan memaparkan metode
penulisan yang digunakan oleh penulis. Pada
bagian ini akan membantu pembaca mengetahui
proses yang dilalui penulis dalam menyusun karya
ilmiah. 

F. Manfaat Penulisan 

Berikutnya ada Manfaat Penulisan yang


kemudian juga disebut dengan nama Manfaat
Penelitian. Pada bagian ini penulis akan
memaparkan berbagai bentuk manfaat yang bisa
didapatkan penulis dan pembaca dari penelitian
yang dilakukan. 

G. Sistematika Penulisan 

Terakhir di bab Pendahuluan ada


Sistematika Penulisan yang menjelaskan tentang
gambaran keseluruhan dari isi karya tulis ilmiah
yang disusun. Pada bagian isi, akan dijelaskan
mengenai konten karya tulis dan bagian akhir berisi
penjelasan tentang data pelengkap dan data
pendukung penulisan karya tulis ilmiah. 

Bab 2 – Landasan Teori 

Bab kedua di dalam susunan kerangka


penulisan karya ilmiah adalah Landasan Teori.
Sesuai dengan namanya pada bab 2 ini penulis akan
menjelaskan tentang teori-teori atau ilmu-ilmu
yang menjadi dasar dilakukannya kegiatan
penelitian. Bab ini terbilang bab yang mudah untuk
diselesaikan para penulis karya ilmiah. 

Sebab teori diambil dari buku dan sumber


lain yang dijadikan referensi atau rujukan dalam
menyusun karya tulis ilmiah. Pada bagian ini juga
sering dijumpai sitasi atau mengambil kutipan dan
kemudian dicantumkan sitasi atau kreditnya.
Penulis bisa menulis kutipan langsung dengan
menyalin semua kalimat sumber. Namun bisa juga
memakai kutipan tidak langsung, bisa dengan
menyusun parafrasa maupun menyederhanakan
suatu pernyataan dari penulis lain. Apapun
bentuknya, wajib mencantumkan sitasi untuk
menghindari tindakan plagiarisme. Selain itu, teori
yang dipaparkan wajib sesuai dengan tema
penelitian. 

Penulis tidak perlu mengejar jumlah halaman


dengan memperbanyak teori. Apalagi proses
menyusun bab dua ini bisa tinggal menyalin dan
mengkopi saja. Namun, karena hal ini pula yang
sering membuat bab dua memaparkan teori tidak
sesuai tema penelitian. Hal ini perlu dihindari. 

Bab 3 – Metodologi Penulisan 

Bab berikutnya atau bab ketiga dalam


struktur kerangka penulisan karya ilmiah adalah
bab Metodologi Penelitian. Bab ini sendiri secara
umum memiliki 4 (empat) bagian, yaitu: 

a. Metode Penelitian 

Bagian pertama dari Metodologi


Penelitian adalah Metode Penelitian yang
menjelaskan tentang metode yang
digunakan dalam kegiatan penelitian
yang dilakukan penulis. Pada bagian ini
akan dijelaskan tentang apa dan siapa
yang diteliti, cara memilih sampel, data
yang dikumpulkan, dan teknik analisis
data. 

b. Teknik Pengambilan Data

Berikutnya adalah Teknik


Pengambilan Data yang menjelaskan
tentang teknik yang dipakai penulis
dalam mengambil data penelitian. Sebab
dalam proses pengambilan data memang
terdapat beberapa bentuk teknik atau
cara. Salah satu atau beberapa akan
dipilih peneliti dan dijelaskan di bagian
ini. 
Selain itu, nantinya juga dijelaskan
tentang instrumen pengambilan data.
Yakni jenis dan nama alat yang
digunakan untuk membantu peneliti
dalam mengambil data yang diperlukan.
Alat bantu ini membantu peneliti untuk
mengumpulkan data dengan cermat dan
benar. 

c. Teknik Sampling

Bagian berikutnya di Metodologi


Penelitian adalah memaparkan Teknik
Sampling. Dalam sampling peneliti
mengambil contoh sampel dari suatu
populasi yang merupakan subjek
penelitian. Sebab melakukan penelitian
terhadap keseluruhan populasi bisa
memakan waktu lama, menguras banyak
biaya, dan lain-lain. 

Teknik sampling juga cukup beragam,


dan pada bagian kerangka penulisan
karya ilmiah inilah penulis menjelaskan
teknik pilihannya. Penggunaan teknik
atau metode sampling yang tepat akan
membantu mendapatkan hasil penelitian
yang akurat. 

d. Teknik Analisis 

Selanjutnya penulis akan menyusun


bagian Teknik Analisis di mana
dipaparkan proses analisis data penelitian
untuk bisa dijelaskan menjadi bentuk data
lain yang mudah dipahami oleh banyak
orang. Teknik dalam melakukan analisis
data juga beragam, peneliti perlu memilih
yang sesuai. 

Bab 4 – Hasil dan Pembahasan 

Bab 4 (empat) adalah bab inti yang juga


disebut bab pokok, sebab berisi Pembahasan Hasil
Penelitian. Jadi, hasil penelitian yang dilakukan
selama berbulan-bulan akan dipaparkan pada bab
ini. Secara lengkap, detail, menyeluruh, dan
tentunya tetap sistematis. Sebagai bab inti, maka
bab Pembahasan ini biasanya yang paling dicermati
oleh penilai atau penguji. Jadi untuk mahasiswa
tingkat akhir biasanya bab 4 menjadi poin utama
dalam meraih nilai tinggi saat sidang skripsi
digelar. Sehingga harus teliti dan memastikan
isinya menyampaikan betul data hasil penelitian,
bukan rekayasa. Jadi, di dalam pembahasan ini
peneliti perlu memaparkan hasil penelitian dengan
sistematis dan jelas. Selain itu bisa mengikuti
landasan teori yang digunakan, dan jika hasilnya
berbeda dengan teori tersebut maka tidak masalah
jika dipaparkan. Sebab bisa jadi memang ada
pembaharuan terhadap teori dan hasil penelitian
yang sudah ada. 

Bab 5 – Penutup 

Bab berikutnya dan merupakan bab terakhir


dari rangkaian kerangka penulisan karya
ilmiah berisi bab pokok adalah bab Penutup. Bab
Penutup berisi dua bagian, yakni: 

a. Kesimpulan

Bagian pertama dari bab Penutup adalah


Kesimpulan yang memang menjelaskan kesimpulan
dari hasil penelitian yang dipaparkan di bab
Pembahasan. Isinya akan menjelaskan kesimpulan
dari hasil penelitian yang diperoleh dan digunakan
untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis. 

b. Saran 

Bagian berikutnya adalah Saran yang berisi


saran dari penulis terhadap semua pihak yang
terkait dengan penelitian yang dilakukan. Saran ini
bisa menjadi masukan untuk proses implementasi
hasil penelitian ketika mampu memperbaiki kondisi
atau menyelesaikan masalah di lapangan. 

Bab 6 – Daftar Pustaka 


Selanjutnya adalah Daftar Pustaka yang
masuk ke bab tersendiri yakni di bab 6 (enam).
Pada bab ini penulis menyusun daftar dari semua
rujukan atau referensi yang digunakan untuk
melakukan penelitian dan menulis laporan hasil
penelitian tersebut. 

H. CONTOH KARYA TULIS ILMIAH

Pengertian dari Karya
Ilmiah adalah karya tulis yang dibuat untuk
memecahkan suatu permasalahan dengan landasan
teori, metode ilmiah, dan contoh metode
penulisan karya ilmiah. Biasanya Karya
ilmiah berisikan data, fakta, dan solusi mengenai
suatu masalah yang diangkat.Contoh karya tulis
ilmiah salah satunya yaitu dalam pembuatan
makalah yang terdiri dari:

1. Sampul
Cover/Sampul makalah memuat judul
makalah serta nama penulis, logo lembaga/institusi,
tempat dan tahun terbit. Nama penulis ditulis dengan
jelas, nama asli dan nama lengkap tanpa disingkat
serta tanpa menyebutkan gelar. Alamat penulis
memuat nama instansi atau lembaga tempat penulis
bekerja atau menempuh jenjang studi (universitas).
Tahun terbit adalah tahun pada saat makalah telah
selesai penelitian dan penulisannya kemudian
diterbitkan untuk umum. .Judul yang ditampilkan
harus judul yang jelas, informatif, singkat namun
menjelaskan isi dari penelitian dalam makalah
tersebut. Anda tidak dianjurkan menuliskan judul
makalah misalnya “Laporan Penelitian Kajian Sosial
di Masyarakat”, Anda harus menjelaskan lebih
spesifik pada judul Anda tersebut, yaitu misalnya
“Pengaruh Budaya Patrilineal dalam kehidupan
masyarakat Jawa” judul tersebut akan
menginformasikan kepada pembaca, garis besar dari
isi atau bahasan makalah Anda. 

2. Kata pengantar
Kata pengantar mencakup isi dari
keseluruhan esensi makalah, yaitu membahas isi
makalah secara menyeluruh namun umum. Hal ini
perlu dilakukan agar pembaca mempunyai
pandangan umum arah dari penelitian dalam
makalah Anda tersebut. Biasanya pada kata
pengantar, penulis juga mencantumkan ucapan
syukur kepada Tuhan YME, serta ucapan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung dan membantu proses penyelesaian
makalah.

3. Daftar isi

Bab 6 – Daftar Pustaka 

Selanjutnya adalah Daftar Pustaka yang


masuk ke bab tersendiri yakni di bab 6 (enam).
Pada bab ini penulis menyusun daftar dari semua
rujukan atau referensi yang digunakan untuk
melakukan penelitian dan menulis laporan hasil
penelitian tersebut. 
I. CONTOH KARYA TULIS ILMIAH

Pengertian dari Karya
Ilmiah adalah karya tulis yang dibuat untuk
memecahkan suatu permasalahan dengan landasan
teori, metode ilmiah, dan contoh metode
penulisan karya ilmiah. Biasanya Karya
ilmiah berisikan data, fakta, dan solusi mengenai
suatu masalah yang diangkat.Contoh karya tulis
ilmiah salah satunya yaitu dalam pembuatan
makalah yang terdiri dari:

1. Sampul

Cover/Sampul makalah memuat judul


makalah serta nama penulis, logo lembaga/institusi,
tempat dan tahun terbit. Nama penulis ditulis dengan
jelas, nama asli dan nama lengkap tanpa disingkat
serta tanpa menyebutkan gelar. Alamat penulis
memuat nama instansi atau lembaga tempat penulis
bekerja atau menempuh jenjang studi (universitas).
Tahun terbit adalah tahun pada saat makalah telah
selesai penelitian dan penulisannya kemudian
diterbitkan untuk umum. .Judul yang ditampilkan
harus judul yang jelas, informatif, singkat namun
menjelaskan isi dari penelitian dalam makalah
tersebut. Anda tidak dianjurkan menuliskan judul
makalah misalnya “Laporan Penelitian Kajian Sosial
di Masyarakat”, Anda harus menjelaskan lebih
spesifik pada judul Anda tersebut, yaitu misalnya
“Pengaruh Budaya Patrilineal dalam kehidupan
masyarakat Jawa” judul tersebut akan
menginformasikan kepada pembaca, garis besar dari
isi atau bahasan makalah Anda. 

2. Kata pengantar

Kata pengantar mencakup isi dari keseluruhan


esensi makalah, yaitu membahas isi makalah secara
menyeluruh namun umum. Hal ini perlu dilakukan
agar pembaca mempunyai pandangan umum arah
dari penelitian dalam makalah Anda tersebut.
Biasanya pada kata pengantar, penulis juga
mencantumkan ucapan syukur kepada Tuhan YME,
serta ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah mendukung dan membantu proses penyelesaian
makalah.

3. Daftar isi

Daftar isi merupakan sebuah halaman yang


memuat sebuah informasi dari halaman dari sebuah
konten dalam makalah atau daftar dari susunan
informasi tentang halaman yang ingin dibaca.

1. BAB 1 Pendahuluan

Setelah daftar isi, maka masuk ke Bab I dari


makalah yang berisi tentang pendahuluan. Pada bab
ini biasanya terdiri atas tiga sub-bab, yakni latar
belakang, rumusan masalah, dan tujuan makalah.

Latar belakang harus ditulis dengan jelas


dan mudah dimengerti, selain memuat jawaban dari
sebuah pertanyaan, latar belakang juga harus
memuat data-data atau fakta yang mendukung.
Kemudian, di bagian rumusan masalah Anda bisa
mengisinya dengan beberapa pertanyaan yang
nantinya akan dijelaskan di bagian pembahasan.
Lalu, untuk isi tujuan masalah biasanya
menggambarkan secara jelas manfaat dari makalah
yang dibuat untuk para pembaca.

2. BAB II Kajian Teori

Di bagian pembahasan ini secara garis besar


membahas dan menjawab pertanyaan dari rumusan
masalah. Di bagian isi ini akan menjelaskan
tentang permasalahan, penelitian yang dilakukan,
metode penelitian, tempat penelitian, sasaran
penelitian, serta penjabaran hasil data-data yang
diperoleh dari lapangan. Data yang diperoleh bisa
berupa data kualitatif, data kuantitatif, maupun
metode campuran.

3. BAB III Penutup

a. Kesimpulan

Penjabaran dari hasil penelitian yang


didapatkan. Kesimpulan juga menjabarkan apakah
penelitian yang dilakukan telah menjawab rumusan
masalah atau masih diperlukan penelitian lanjutan.

b. Saran

Saran ditujukan kepada pembaca. Saran


diambil dari kesimpulan penelitian agar dapat
dikembangkan, ditindaklanjuti, maupun diterapkan.
Saran sendiri biasaya berisi manfaat penelitian
kepada pembaca berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dengan harapan agar dilaksanakan atau
diterapkan oleh pembaca.

4. DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi referensi yang


dicantumkan atau yang digunakan dalam
penyusunan makalah. Referensi tersebut bisa
berasal dari jurnal, maupun buku. Dalam
penulisannya, daftar pustaka ditulis secara
sistematis berdasarkan abjad nama pengarang.
BAB VI
Pengumpulan Data,Pembuatan
Konsep,Penyuntingan,Dan Pengetikan Dalam
Karya Tulis Ilmiah

A. Pengumpulan Data
1. Pengertian Data
Data adalah kumpulan fakta atau angka atau
segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya
sehingga dapat digunakan sebagai dasar penarikan
kesimpulan. Data dapat dapat juga diartikan sebagai
fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk
kepentingan memecahkan masalah atau menjawab
pertanyaan penelitian atau sebagai deskripsi dari
suatu dan kejadian yang kita hadapi. Data dapat
berupa catatan-catatan dalam kertas, buku, atau
tersimpan sebagai file dalam database. Data akan
menjadi bahan dalam suatu proses pengolahan data.
Oleh karena itu, suatu data belum dapat berbicara
banyak sebelum diolah lebih lanjut. Data dapat
dikelompokkan berdasarkan:
1) Berdasarkan sumber data
Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi
data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang
langsung dikumpulkan oleh peneliti
sendiri. Data primer disebut juga sebagai
data asli atau data baru yang memiliki
sifat up to date. Data primer dapat berupa
opini subjek (orang) secara individual
atau kelompok, hasil observasi terhadap
suatu benda (fisik), kejadian atau
kegiatan, dan hasil pengujian. Contoh:
Mewawancarai langsung penonton
bioskop 21 untuk meneliti preferensi
konsumen bioskop.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber
data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip (data
dokumenter) yang dipublikasikan dan
yang tidak dipublikasikan. Data sekunder
dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai
berikut:
1. Pemahaman Masalah
Data sekunder dapat digunakan
sebagai sarana pendukung untuk
memahami masalah yang akan
kita teliti. Sebagai contoh apabila
kita akan melakukan penelitian
dalam suatu perusahaan,
perusahaan menyediakan
company profile atau data
administratif lainnya yang dapat
kita gunakan sebagai pemicu
untuk memahami persoalan yang
muncul dalam perusahaan tersebut
dan yang akan kita gunakan
sebagai masalah penelitian.
2. Penjelasan masalah
Data sekunder bermanfaat sekali
untuk memperjelas masalah dan
menjadi lebih operasional dalam
penelitian karena didasarkan pada
data sekunder yang tersedia, kita
dapat mengetahui komponen-
komponen situasi lingkungan
yang mengelilinginya. Hal ini
akan menjadi lebih mudah bagi
peneliti untuk memahami
persoalan yang akan diteliti,
khususnya mendapatkan
pengertian yang lebih baik
mengenai pengalaman-
pengalaman yang mirip dengan
persoalan yang akan diteliti
3. Formulasi alternative-alternative
penyelesaian masalah yang layak.
Sebelum kita mengambil suatu
keputusan, kadang kita
memerlukan beberapa alternative
lain. Data sekunder akan
bermanfaat dalam memunculkan
beberapa alternative lain yang
mendukung dalam penyelesaian
masalah yang akan diteliti.
Dengan semakin banyaknya
informasi yang kita dapatkan,
maka peneyelesaian masalah akan
menjadi jauh lebih mudah.
4. Solusi masalah.
Data sekunder disamping
memberi manfaat dalam
membantu mendefinisikan dan
mengembangkan masalah, data
sekunder juga kadang dapat
memunculkan solusi
permasalahan yang ada. Tidak
jarang persoalan yang akan kita
teliti akan mendapatkan
jawabannya hanya didasarkan
pada data sekunder saja.
2) Berdasarkan penampilan
Berdasarkan penampilannya, data dibedakan
menjadi data kuantitatif dan kualitatif.
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang
dinyatakan dalam angka atau data
kualitatif yang diangkakan. Dalam
komputer dikenal sebagai data
numeric. Data kuantitatif
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Data diskrit: data kuantitatif
diskrit adalah data hasil
pencacahan dan berupa
bilangan bulat (dalam
komputer dikenal sebagai
integer).
2) Data kontinyu: data kuantitatif
diskrit adalah data hasil proses
pengukuran dan dapat berupa
bilangan pecahan (bilangan
real).
b. Data Kualitatif
Data yang dinyatakan dalam bentuk
non-angka/non-numerik atau biasa
juga disebut atribut. Dalam istilah
komputer disebut data bertipe string.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak
akan mendapatkan data dapat yang memenuhi
standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data
dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara.
1) Bila dilihat dari settingnya, data dapat
dikumpulkan dengan beberapa cara yaitu:
a) pada setting alamiah atau natural
setting
b) pada laboratorium dengan metode
eksperimen
c) di rumah dengan berbagai responden
2) Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber
primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data dan
sumber sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Sumber primer dapat
diperoleh dengan tiga cara yaitu wawancara
(interview), kuosioner (angket) dan observasi
(pengamatan langsung). Sedangkan sumber
sekunder dapat diperoleh melalui lewat orang
lain atau dokumen
3) Bila dilihat segi, cara atau teknik
pengumpulan data maka teknik pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara/interview,
kuesioner, observasi dan gabungan
ketiganya.
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila pneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil.
Wawancara dapat dilakukan secara
terstruktur maupun tidak terstruktur, dan
dapat dilakukan melalui tatap muka atau
face to face maupun dengan
menggunakan telepon.
a) Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti bila peneliti
atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh.
Dalam melakukan wawancara, selain
harus membawa instrumen sebagai
pedoman untuk wawancara, maka
pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur dan materi
lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara menjadi
lancar. Dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya telah disiapkan.
b) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Dalam
wawancara tidak terstruktur, peneliti
belum mengetahui secara pasti data
apa yang akan diperoleh, sehingga
peneliti lebih banyak mendengarkan
apa yang diceritakan oleh respoden.
b. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner cocok digunakan bila jumlah
responden cukup besar dan tersebar di
wilayah yang lebih luas. Berikut ini
prinsip-prinsip penulisan angket.
a) Isi dan tujuan pertanyaan harus
disusun dalam skala pengukuran dan
jumlah itemnya mencukupi untuk
mengukur variabel yang diteliti.
b) Bahasa yang digunakan dalam
penulisan angket harus disesuaikan
dengan kemampuan berbahasa
responden.
c) Tipe pertanyaan dalam angket dapat
terbuka atau tertutup dan bentuknya
dapat menggunakan kalimat postif
atau negatif. Pertanyaan terbuka
adalah pertanyaan yang
mengharapkan responden untuk
menuliskan jawabannya dalam bentuk
uraian, sedangkan pertayaan tertutup
adalah pertanyaan yang
mengharapkan jawaban singkat atau
mengharapkan responden untuk
memilih salah satu alternatif jawaban
dari setiap pertanyaan yang telah
tersedia.
d) Pertanyaan dalam angket jangan
mendua sehingga menyulitkan
responden dalam memberikan
jawaban.
e) Setiap pertanyaan dalam instrumen
angket, sebaiknya tidak mengajukan
pertanyaan yang memerlukan
jawaban dengan berpikir berat.
c. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu
besar. Dari segi proses pelaksanaan
pengumpulan data, obsevasi dapat
dibedakan menjadi participant
observation (observasi berperan serta)
dan non participant observation,
selanjutnya dari segi instrumentasi yang
digunakan, maka observasi dapat
dibedakan menjadi observasi terstruktur
dan tidak terstruktur.
a) Participant observation
(observasi berperan serta)
Dalam observasi ini, peneliti
terlibat dalam kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau
yang digunakan sebagai sumber
data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut
melakukan apa yang dikerjakann
sumber data dan ikut merasakan
suka dukanya. Dengan observasi
partisipan ini, maka data yang
diperoleh akan lebih lengkap,
tajam, terpercaya dan sampai
mengetahui pada tingkat mana
dari setiap perilaku yang nampak.
b) Non participant observation
Dalam observasi non partisipan
peneliti tidak terlibat dan hanya
sebagai pengamat independen.
Pengumpulan data dengan
observasi non partisipan ini tidak
mendapatkan data yang
mendalam, dan tidak sampai pada
tingkat makna.
B. Pembuatan Konsep
Maria S.W. Sumardjono mengatakan bahwa
"konsep adalah unsur-unsur abstrak yang mewakili
kelas-kelas fenomena dalam satu bidang studi.
Dengan demikian konsep merupakan penjabaran
abstrak dari teori”. Konsep yang menggambarkan
abstraksi dari teori inilah yang dinamakan dengan
"kerangka konsep".Menurut Soedono Soekanto
"Kerangka konsepsional adalah kerangka yang
mengggambarkan hubungan antara konsep-konsep
khusus yang akan diteliti" (Soekanto, Soerjono,
1982: 132).
Penentuan kerangka konseptual oleh peneliti
akan sangat membantu dalam menentukan arah
kebijakan dalam pelaksanaan penelitian. Kerangka
konseptual merupakan kerangka fikir mengenai
hubungan antar variabel variabel yang terlibat dalam
penelitian atau hubungan antar konsep dengan
konsep lainnya dari masalah yang diteliti sesuai
dengan apa yang telah diuraikan pada studi
kepustakaan.
Konsep dalam hal ini adalah suatu abstraksi
atau gambaran yang dibangun dengan
menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh karena
itu, konsep tidak dapat diamati dan diukur secara
langsung. Agar supaya konsep tersebut dapat diamati
dan diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan
terlebih dahulu menjadi variabel-variabel. Dengan
adanya kerangka konseptual akan bermanfaat bagi:
a. Minat penelitian akan lebih terfokus ke
dalam bentuk yang layak diuji dan akan
memudahkan penyusunan hipotesis.
b. Memudahkan identifikasi fungsi variabel
penelitian, baik sebagaivariabel bebas,
tergantung, kendali, dan variabel lainnya.
Cara yang terbaik untuk mengembangkan
kerangka konseptual tentu saja harus memperkaya
asumsi-asumsi dasar yang berasal dari bahan-bahan
referensi yang digunakan. Hal ini dapat diperkuat
dengan mengadakan amatan-amatan langsung pada
lingkup area masalah yang akan dijadikan penelitian.
Dengan demikian kerangka konseptual yang dibuat
merupakan paduan yang harmonis antara hasil
pemikiran dari konsep-konsep (deduksi) dan hasil
empirikal (induksi).
Pola berpikir deduksi adalah proses logika
yang berdasar dari kebenaran umum mengenai suatu
fenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran
tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang
berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan.
Pola pikir induksi adalah proses logika yang
berangkat dari data empirik lewat observasi menuju
kepada suatu teori. Dengan kata lain induksi adalah
proses mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil-
hasil pengamatan yang terpisah menjadi suatu
rangkuman hubungan atau suatu generalisasi.

C. Penyuntingan
1. Pengertian Penyuntingan
Penyuntingan merupakan kata benda yang
dibentuk dari kata-dasar sunting. Kata yang semakna
dengannya adalah pengeditan, yang berasal dari kata
dasar edit. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
penyuntingan atau pengeditan bermakna ‟proses,
cara, perbuatan sunting-menyunting‟ atau ‟segala
sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan
menyunting/mengedit‟ (2005:284 dan 1106). Eneste
(2005:8) mengemukakan bahwa penyuntingan
naskah adalah proses, cara, atau perbuataan
menyunting naskah. Eneste berpedoman pada
pengertian menyunting dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia yaitu, menyunting merupakan bentuk
turunan dari sunting yang artinya:
a. menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit
dengan memperhatikan segi sistematika
penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut
ejaan, diksi, dan struktur kalimat); mengedit;
b. merencanakan dan mengarahkan penerbitan
(surat kabar, majalah);
c. menyusun atau merakit (film, pita rekaman)
dengan cara memotong-motong dan
memasang kembali.
Orang yang melakukan pekerjaan
menyunting disebut penyunting, yaitu orang yang
bertugas menyiapkan naskah (Depdiknas,
2015:1106). Selanjutnya kata penyunting bermakna
proses, cara, perbuatan sunting-menyunting; segala
sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan
menyunting; pengeditan. Dengan demikian,
penyuntingan naskah adalah pross, cara, perbuatan
menyunting naskah.
Konotasi yang berkembang di Indonesia
lebih mengaitkan istilah redaksi pada surat kabar dan
majalah berkala. Istilah ini sulit diterima untuk
kegiatan seperti mempersiapkan buku buat
penerbitan, atau pemeriksaan tugas tesis mahasiswa
sebelum diuji. Perkataan pnyuntingan yang bari
digali dari kosakata pribumi itu dianggap lebih
neutral untuk memenuhi berbagai keperluan yang
maksudnya semakin luas. Oleh karena itu,
penyuntingan dapat didefenisikan sebagai orang
yang mengatur, memperbaiki, merevisi, mengubah
isi dan gaya naskah orang lain, serta menyesuaikan
dengan suatu pola yang dilakukan untuk kemudian
membawanya ke depan umum dalam bentuk
terbitan.
Pekerjaan penyuntingan karya ilmiah untuk
diterbitkan bukanlah pekerjaan yang ringan sehingga
tidak dapat dijadikan kegiatan sampingan. Namun,
sudah bukan rahasia lagi bahwa penyuntingan
berkala tidak pula pekerjaan berat. Pada pihak lain
penyuntingan menuntut banyak dari seseorang,
sebab disamping itu secara sempurna menguasai
bidang. Umumya ia harus mempunyai kesempurnaan
bahasa yang tinggi. Selanjutnya ia pun perlu
memahami gaya penyuntingan dan proses penerbitan
ataupun redaksi penernbitan karya termaksud. Oleh
karena itu, untuk dapat memenuhi fungsinya dengan
baik seorang penyunting haruslah mempunyai modal
waktu, kemauan, kemampuan, dsiplin kerja serta
pemahan teori.Karena pentingnya fungsi penyunting
sebagai penghubung, haruslah tersedia saluran akrab
dan terbuka diantara penulis-penyunting-pembaca.
Semuanya harus satu nada, satu irama, dan satu
gelombang. Keselarasan tersebut akan sangat
menentukan keteraturan isi karya yang disusun oleh
penulis, kemudian diolah penyunting dan
dikeluarkan penerbit serta akhirnya di telaah
pembaca. Pengaturan dan penyelarasan semua
parameter tadi berada di tangan penyunting yang
kemudian menghasilkan berbagai kategori terbitan
berkala.
Penyuntingan bermaksud mengenal pasti
masalah yang terdapat dalam taipskrip dan
menyelesaikannya. Penyuntingan melibatkan tugas-
tugas menulis semula, menyusun semula,
melengkapkan, membaiki dan menyelaraskan
taipskrip bagi mengawal dan meningkatkan mutunya
untuk tujuan penerbitan. Untuk bisa menjadi seorang
editor atau penyunting yang baik, ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi oleh penyunting. Syarat-
syarat tersebut sebagai berikut :
a. Editor hendaklah mempunyai kelayakan dan
pengetahuan dalam bidang yang dinilai;
b. Mempunyai waktu yang cukup untuk menilai
taipskrip dalam tempoh yang ditentukan oleh
Dewan Bahasa dan Pustaka; dan
c. Bertanggungjawab terhadap laporan
penilaiannya.
2. Tujuan
Tujuan Penyuntingan yang dilakukan oleh para
penyunting adalah sebagai berikut.
a. Untuk menjadikan taipskrip sebagai karya
yang sempurna yang dapat dibaca dan
dihayati dengan mudah oleh pembaca apabila
diterbitkan kelak.
b. Untuk memastikan isi dan fakta taipskrip
berkenaan disampaikan dengan jelas, tepat,
dan tidak bercanggah atau menyalahi agama,
undang-undang, etika dan norma masyarakat.
c. Untuk memastikan pengaliran atau
penyebaran idea daripada
d. penulis kepada pembaca dapat disampaikan
dalam bahasa yang gramatis, jelas, indah dan
menarik.
e. Untuk menjadikan persembahan e-buku yang
akan diterbitkan itu dapat menggambarkan
nilai dan identiti karya itu sendiri sehingga
dapat menarik minat pembaca.
f. Menonjolkan identiti penerbit dengan
memastikan e-buku itu menepati gaya
penerbitan penerbit.
3. Manfaat Penyuntingan
Ada tiga manfaat penyuntingan terhadap naskah
yang sudah ditulis, yaitu sebagai berikut.
a. Penyuntingan akan mempertajam segmentasi
dan positioning tulisan kita;
b. Penyuntingan dapat memperbaiki tingkat
keterbacaan tulisan;
c. Penyuntingan dapat menaikkan gengsi dan
kredibilitas.

D. Pengetikan
Pengetikan merupakan tahap yang penting
dalam penulisan karya ilmiah. Melalui proses
pengetikan, karya tulis ilmiah akan memiliki
tampilan yang lebih rapi, cantik, mudah terbaca, dan
mudah untuk dipahami.
Disertai, tesis, skripsi, tugas akhir, laporan
penelitian lainya, paper/makalah, buku, modul, hand
out, diklat, dan lain sebagainya, memiliki format
penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah
karya tulis ilmiah. Uraian dibawah ini membahas
secara umum format penulisan karya tulis ilmiah,
khususnya yang berbentuk skripsi jenjang S-1.
Namun beberapa point penting dalam format
penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai acuan
dalam penulisan karya tulis ilmiah selain skripsi,
seperti tersebut di awal.
1. Bahan dan ukuran
a. Naskah
Naskah dibuat di atas kertas HVS 80 gr/m2
dan tidak dicetak bolak-balik.
b. Sampul
Sampul dibuat dari kertas Buffalo atau yang
sejenis dan sebaiknya diperkuat dengan
karton dan dilapisi dengan plastik
(dilaminating). Tulisan yang tercetak pada
sampul sama dengan yang terdapat terdapat
pada halaman judul. Dan warna sampul
sesuai dengan jenjang studi
c. Ukuran
Ukuran kertas yang digunakan adalah A4
(297 x 210 mm).
2. Teknik pengetikan
a. Jenis huruf
Jenis huruf yang dapat dipakai untuk
penulisan skripsi, tesis, atau disertasi adalah
Times New Roman ukuran 12.
b. Margin (batas tepi ketikan) adalah sebagai
berikut :
a) Batas atas 4 cm
b) Batas bawah 3 cm
c) Batas kiri 4 cm
d) Batas kanan 3 cm
e) Pengetikan dilakukan dengan rata
kanan dan rata kiri (justify)
c. Spasi
Naskah diketik pada satu permukaan halaman
(tidak bolak-balik), dengan jarak 2 (dua)
spasi. Pengecualian untuk Judul Bab, spasi
1,5; untuk judul sub bab bila terdiri dari dua
baris spasi 1,5; sedangkan untuk kutipan
langsung spasi 1.
d. Pengisian ruang
Ruang yang terdapat pada halaman naskah
harus terisi penuh. Artinya, pengetikan harus
dimulai dari batas tepi kiri sampai ke batas
tepi kanan sehingga tidak ada ruang yang
terbuang, kecuali jika memulai alinea baru,
memasukkan persamaan, tabel, gambar, judul
subbab, atau hal-hal lain yang khusus. Jika
menggunakan perangkat lunak (seperti
Microsoft Word), pilih alternatif justified.
e. Alinea baru
Alinea baru yang berada tepat di bawah judul
bab, sub bab, atau anak sub bab ditulis rata
kiri. Alinea baru setelahnya ditulis menjorok
pada ketikan yang ke - 5 dari batas tepi kiri.
Jika menggunakan perangkat lunak, maka
alinea baru tersebut dapat dimulai mengikuti
pengaturan otomatis tab dari perangkat lunak
tersebut.
f. Permulaan kalimat
Kalimat diawali dengan huruf besar (kapital).
Bilangan, lambang, atau rumus kimia yang
memulai suatu kalimat harus dieja dengan
huruf. Contoh: “Sepuluh ekor tikus...”
g. Judul bab, judul sub bab, dan judul anak sub
bab
a) Judul bab ditulis simetris di tengah-
tengah kertas, ditebalkan, dan ditulis
dengan huruf besar (kapital). Judul ditulis
dengan jarak 4 cm dari tepi atas kertas
tanpa diakhiri dengan titik.
b) Judul subbab diketik mulai dari tepi kiri.
Judul ditulis dengan gaya penulisan judul
headline style, yaitu semua kata dimulai
dengan huruf besar (kapital), kecuali kata
penghubung dan kata depan, dan semua
kata dicetak tebal tanpa diakhiri dengan
titik. Kalimat pertama sesudah judul
subbab dimulai dengan alinea baru di
bawah judul, tetapi rata kiri. Alinea
selanjutnya ditulis menjorok sesuai
ketentuan.
c) Judul anak subbab diketik mulai dari tepi
kiri. Judul ditulis dengan gaya penulisan
judul sentence style, yaitu awal kata
pertama ditulis dengan huruf besar
(kapital) dan awal dari kata-kata
selanjutnya ditulis dengan huruf kecil.
Semua kata dicetak tebal tanpa diakhiri
dengan titik. Kalimat pertama sesudah
judul subbab dimulai dengan alinea baru
di bawah judul, tetapi rata kiri. Alinea
selanjutnya ditulis menjorok sesuai
ketentuan.
d) Jika di dalam anak subbab masih terdapat
segmen-segmen, maka judul segmen
dimulai dari ketikan ke-5 (1 tab) dari sisi
kiri, ditulis dengan gaya penulisan judul
sentence style, diikuti dengan tanda titik
(.) dan dicetak tebal. Kalimat pertama
yang menyusul kemudian, diketik terus
kebelakang dalam satu baris dengan judul
segmen. Judul segmen dapat juga ditulis
langsung berupa kalimat, tetapi yang
berfungsi sebagai subjudul ditempatkan
paling depan dan dicetak tebal.
h. Perincian kebawah
Jika pada penulisan naskah ada perincian
yang harus disusun ke bawah, pakailah
nomor urut dengan angka atau huruf sesuai
dengan derajat perincian. Penggunaan bulir
seperti garis penghubung (-) atau titik tebal
(.) yang ditempatkan di depan perincian tidak
dibenarkan.
g. Letak simetris
Gambar, tabel, persamaan, dan judul bab
ditulis simetris terhadap tepi kiri dan kanan
pengetikan.
3. Penomoran dan tata letak
a. Halaman
1) Bagian awal karya ilmiah: halaman
judul sampai dengan intisari diberi
nomor halaman dengan angka
Romawi kecil (i, ii, iii...).
2) Bagian utama dan bagian akhir:
Pendahuluan (Bab I) sampai dengan
halaman terakhir, memakai angka
Arab (1, 2, 3...) sebagai nomor
halaman.
3) Nomor halaman ditempatkan di
sebelah kanan atas. Untuk halaman
yang memuat judul bab, nomor
halaman ditulis di sebelah kanan
bawah.
4) Nomor halaman diketik dengan jarak
3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari
tepi atas atau tepi bawah.
4. Bahasa
Bahasa merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan ketika menulis karya ilmiah. Kualitas
dari karya ilmiah tidak hanya ditilik dari metode dan
hasil penelitian saja, tetapi juga dari sisi
penyampaiannya melalui kata-kata yang tertuang
dalam karya ilmiah. Oleh karena itu, karya ilmiah
harus memperhatikan kaidah bahasa dalam penulisan
akademik yang benar. Aturan bahasa dalam karya
ilmiah diatur sebagai berikut.
a. Bahasa yang dipakai
Bahasa yang dipakai ialah bahasa Indonesia
yang baku (dalam kalimat terdapat subjek,
predikat dan agar lebih sempurna, dapat
ditambah dengan objek dan
keterangan).Ejaan dan penggunaan tanda
baca disesuaikan dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang terbaru (saat ini
adalah Permendikbud no. 50 tahun 2015).
Kosakata dalam bahasa Indonesia merujuk
pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
b. Bentuk kalimat
Kalimat-kalimat tidak boleh menampilkan
sudut pandang orang pertama atau orang
kedua (saya, aku, kita, engkau, dan lain-
lainnya), tetapi ditulis dalam bentuk pasif.
Pada penyajian ucapan terima kasih di dalam
kata pengantar/prakata, kata saya diganti
dengan penulis.
c. Istilah
a) Istilah yang dipakai dalam penelitian
adalah istilah dalam bahasa Indonesia
atau kata serapan yang sudah baku
sesuai dengan KBBI.
b) Jika terpaksa harus memakai istilah
asing, maka dicetak miring dan
dijelaskan artinya.
d. Kesalahan umum (yang sering terjadi)
a) Kata penghubung seperti sehingga
dan sedangkan tidak boleh dipakai
untuk memulai kalimat.
b) Kata depan pada sering dipakai tidak
pada tempatnya, misalnya diletakan di
depan subjek (merusak susunan
kalimat).
c) Kata dimana dan dari kerap kurang
tepat pemakaiannya dan diperlakukan
seperti kata where dan of dalam
bahasa Inggris. Dalam bahasa
Indonesia bentuk yang demikian
tidaklah baku dan tidak dipakai dalam
tulisan akademik.
d) Awalan ke dan di harus dibedakan
dengan kata depan “ke” dan “di”
e) Tanda baca harus dipergunakan
dengan tepat.
5. Istilah baru
Istilah-istilah baru yang belum dibakukan dalam
bahasa Indonesia dapat digunakan asalkan digunakan
secara konsisten. Pada penggunaan yang pertama
kali perlu diberikan padanannya dalam bahasa asing
di dalam tanda kurung. Jika menggunakan istilah
baru, sebaiknya dibuat daftar istilah.
BAB VII

SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

A. Komponen Proposal Penelitian

Proposal penelitian skripsi dan tesis harus


memenuhi struktur penulisan yang mencakup
komponen berikut ini.

1) Bagian awal
Bagian awal mencakup halaman sampul dan
halaman persetujuan pembimbing.
a. Halaman sampul
Halaman sampul terdiri atas dua bagian, yaitu
bagian luar dan dalam. Sampul luar berbentuk
hard cover yang warnanya disesuaikan dengan
fakultas masing-masing.
Halaman sampul dalam berisi teks yang sama
dengan yang tertera pada halaman sampul luar,
tetapi ditulis di atas kertas biasa. Teks halaman
sampul luar dan sampul dalam tersebut terdiri
atas:
1. judul,
2. keterangan tujuan penyusunan,
3. logo institusi standar (terlampir),
4. nama penulis,
5. nomor induk mahasiswa (nim),
6. nama program studi, fakultas, dan
institusi, dan
7. tahun penyelesaian (masehi).
Huruf yang digunakan untuk bagian lembar
sampul ini adalah Times New Roman, dengan
ukuran 14 untuk judul, nama program studi,
fakultas, institusi, dan tahun penyelesaian, serta
ukuran 12 untuk nama penulis, nomor induk
mahasiswa, dan bagian “keterangan tujuan
penulisan.” Semua teks tersebut disusun secara
simetris tengah (center).
b. Halaman judul
Komponen teks pada bagian lembar judul ini
sama persis dengan komponen teks pada lembar
sampul yang membedakan hanya jenis
kertasnya.
c. Halaman pernyataan keaslian
Lembar ini berisi pernyataan dari penulis
tentang keaslian karyanya, dan kesiapan untuk
memberikan pertanggungjawaban jika
ditemukan unsur plagiat. Lembar pernyataan
dibubuhi tanda tangan penulis dan bermaterai
Rp 6.000,00. Kata “HALAMAN
PERNYATAAN KEASLIAN” ditulis tebal
(bold) dengan huruf kapital serta diletakkan di
tengah dengan jarak tiga spasi.
d. Halaman persetujuan pembimbing
Halaman ini memuat persetujuan
pembimbing bahwa skripsi siap diuji. Jika telah
selesai diuji dan dinyatakan lulus, halaman ini
memuat bahwa skripsi telah diperiksa
pembimbing.
e. Halaman Pengesahan Penguji
Halaman Pengesahan berfungsi untuk
menjamin keabsahan karya ilmiah atau
pernyataan tentang penerimaannya, khususnya
skripsi oleh institusi penulis
f. Halaman Pernyataan Orisinalitas
Halaman ini berisi pernyataan tertulis dari
penulis bahwa Skripsi yang disusun adalah hasil
karyanya sendiri dan ditulis dengan mengikuti
kaidah penulisan ilmiah.
g. Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi
Karya Ilmiah untuk Kepentingan Akademis
Halaman ini berisi pernyataan dari mahasiswa
penyusun tugas akhir yang memberikan
kewenangan universitas merawat, dan
mempublikasikan Skripsinya untuk kepentingan
akademis. Artinya, universitas untuk
mempublikasikan suatu tugas akhir hanya untuk
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan,
sedangkan hak cipta tetap pada penulis.
Ketentuan mengenai penulisan halaman
Pernyataan Persetujuan.
h. Kata Pengantar/Ucapan Terima Kasih
Halaman Kata Pengantar memuat pengantar
singkat atas karya ilmiah. Halaman Ucapan
Terima Kasih memuat ucapan terima kasih atau
penghargaan kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Skripsi.
Sebaiknya, ucapan terima kasih atau
penghargaan tersebut juga mencantumkan
bantuan yang mereka berikan, misalnya bantuan
dalam memperoleh masukan, data, sumber
informasi, serta bantuan dalam menyelesaikan
tugas akhir.
i. Abstrak/Abstract
Abstrak merupakan ikhtisar suatu Skripsi yang
memuat permasalahan, tujuan, metode
penelitian, hasil, dan kesimpulan. Abstrak dibuat
untuk memudahkan pembaca mengerti secara
cepat isi skripsi untuk memutuskan apakah perlu
membaca lebih lanjut atau tidak.
j. Daftar Isi
Daftar Isi memuat semua bagian tulisan beserta
nomor halamannya, yang ditulis sama dengan isi
yang bersangkutan. Biasanya, agar daftar isi
ringkas dan jelas, subbab derajat ke dua dan ke
tiga boleh tidak ditulis.
k. Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lain
Daftar tabel, gambar, dan daftar lain digunakan
untuk memuat nama tabel, gambar, dan
sebagainya yang ada dalam tugas akhir.
Penulisan nama tabel, gambar, dan sebagainya
menggunakan huruf kapital di awal kata (title
case).
2) Bagian tengah
terdiri atas :
1. Pendahuluan.
Bagian pendahuluan meliputi komponen
berikut ini.
a. Latar belakang mencakup alasan pemilihan
judul dan permasalahan yang akan diteliti.
b. Rumusan masalah memuat masalah yang
menjadi fokus penelitian.
c. Tujuan penelitian menunjukkan luaran yang
akan dicapai dan pengetahuan yang
diperoleh dengan penelitian/kajian tersebut.
d. Manfaat penelitian memuat manfaat yang
dapat diperoleh dari hasil penelitian/kajian.
e. Sistematika penulisan (kerangka isi laporan
skripsi dan tesis). Bagian ini memuat
susunan laporan hasil penelitian yang terdiri
atas BAB I Pendahuluan, BAB II Kajian
Teori, BAB III Metode Penelitian, BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan, BAB V
Penutup.
2. Kajian teori
Bagian ini terdiri atas komponen berikut ini.
a. Penelitian terdahulu yang relevan.
Penelitian terdahulu yang relevan berisi
tentang hasil penelitian terdahulu oleh
peneliti sebelumnya yang memiliki tema
yang sama. Perlu ditunjukkan pula kajian
yang berbeda atau nilai lebih pada skripsi
atau tesis jika dibandingkan dengan
penelitian yang terdahulu.
b. Landasan teori. Landasan teori berisi
konsep atau teori yang bersifat
mendukung dan menjadi dasar analisis
dari penelitian yang dilakukan.
c. Kerangka pikir. Kerangka pikir
menyatakan hubungan antara variabel
dalam penelitian berdasarkan
pembahasan teoretis yang disertai
dengan gambar. Kerangka piker
disajikan dalam bentuk bagan.
d. Hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian
merupakan jawaban atau dugaan
penelitian yang masih bersifat teoretis
dan sementara. Dalam hal ini, kebenaran
hipotesis masih perlu diuji kebenarannya
berdasarkan data penelitian yang
diperoleh dari lapangan.
3. Metode penelitian
Bagian ini terdiri atas komponen berikut ini.
a. Jenis penelitian. Bagian ini berisi tentang
jenis penelitian yang digunakan.
b. Lokasi dan waktu penelitian. Lokasi
penelitian adalah tempat
dilaksanakannya penelitian. Lokasi yang
dimaksud dapat berupa wilayah atau
instansi tertentu. Waktu penelitian berisi
interval waktu pelaksanaan penelitian.
Waktu interval tersebut dapat dihitung
mulai dari peneliti melakukan observasi
pendahuluan sampai dengan selesainya
penelitian.
c. Definisi operasional. Definisi
operasional berisi tentang definisi
variabel penelitian yang bersifat
operasional. Hal ini diperlukan untuk
menghindari multitafsir terhadap
variabel penelitian yang diteliti.
d. Populasi dan sampel. Bagian ini perlu
dipertegas tentang subjek atau objek
yang dijadikan sebagai populasi dan
sampel. Untuk sampel penelitian, perlu
dilengkapi dengan ukuran dan teknik
pengambilan sampel.
e. Instrumen penelitian. Bagian ini
menjelaskan alat atau media yang
digunakan dalam mengumpulkan data
agar penelitian lebih mudah dan
memiliki hasil yang lebih baik. Contoh
instrumen penelitian, yaitu lembar tes,
pedoman observasi, pedoman
wawancara, dan lain-lain.
f. Teknik pengumpulan data. Bagian ini
berisi tentang teknik yang digunakan
dalam pengumpulan data disertai dengan
alasannya.
g. Teknik analisis data. Bagian ini
menjelaskan tentang teknik analisis data
yang digunakan disertai dengan
alasannya
4. Bab hasil penelitian dan pembahasan
Bagian ini terdiri atas komponen berikut ini.
a. Hasil penelitian. Bagian ini berisi
tentang temuan yang diperoleh dalam
penelitian. Temuan tersebut dapat
disajikan dalam bentuk deskriptif
maupun tabulasi dan grafik.
b. Pembahasan. Bagian ini berisi tentang
pembahasan hasil penelitian. Temuan
yang diperoleh dalam penelitian dibahas
secara detail dan menyeluruh.
Pembahasan harus disandingkan kembali
dengan teori dan penelitian terdahulu
yang relevan yang ada pada bab kajian
teori. Di akhir pembahasan, diberikan
penjelasan tentang keterbatasan
penelitian.
5. Bab penutup
Bagian ini terdiri atas komponen berikut ini.
a. Simpulan. Bagian ini berisi simpulan
penelitian. Jumlah simpulan disesuaikan
dengan jumlah rumusan masalah.
b. Saran. Bagian ini berisi saran atau
rekomendasi dari peneliti untuk
memperbaiki kekurangan atau
keterbatasan penelitian yang ditemukan
dalam penelitian ini.
3) Bagian akhir
Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka dan
lampiran (jika ada).
1. Daftar pustaka
Daftar pustaka yang terdiri atas buku, jurnal,
majalah, dan bahan pustaka lainnya yang
relevan dan mutakhir. Sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi, daftar
pustaka juga dapat dilengkapi dengan tulisan
dari website atau bahan lain dari internet, selama
ditulis sesuai dengan aturan yang berlaku.
Secara umum, rujukan yang digunakan untuk
materi utama sebanyak 70%, sementara sisanya
adalah penggunaan materi pendukung. Penulis
diwajibkan menggunakan referensi artikel jurnal
ilmiah. Jumlah minimal daftar pustaka untuk
skripsi lima belas referensi yang terdiri atas
sepuluh buku dan lima jurnal. Untuk tesis dua
puluh lima referensi yang terdiri atas lima belas
buku dan sepuluh jurnal.
2. Lampiran (jika ada)
Lampiran memuat informasi yang mendukung
pelaksanaan penelitian. Setiap lampiran harus
diacu dalam uraian yang terkait.

B. Teknik Penulisan
Penulisan pedoman karya ilmiah skripsi dan
tesis menggunakan gaya penulisan yang disesuaikan
dengan bidang ilmu masing-masing universitas.
Penelitian skripsi dan tesis diharapkan dapatdimuat di
artikel ilmiah pada jurnal bereputasi

1. Jenis dan Ukuran Kertas


Jenis kertas yang digunakan dalam penulisan
skripsi dan tesis adalah kertas HVS berwarna putih,
ukuran A4 (lebar 21 cm x 29,7 cm) dengan berat 80
gram. Apabila di dalam skripsi atau tesis
memerlukan kertas khusus seperti kertas milimeter
untuk grafik dan lainnya maka dapat menggunakan
kertas di luar ukuran yang telah ditentukan tetapi
dilipat sesuai dengan ukuran kertas skripsi atau
tesis.
2. Jenis dan Ukuran Huruf
Huruf yang digunakan adalah huruf Latin dengan
jenis Times New Roman, ukuran font 12 untuk body
teks, dan ukuran font 10 untuk catatan kaki
(footnote). Sementara, untuk jenis huruf yang
ditulis dalam bahasa Arab, menggunakan jenis font
Traditional Arabic, ukuran font 18 untuk body teks
dan ukuran font 14 untuk catatan kaki.
3. Pias (Margin)
a. Batas tepi Batas pengetikan skripsi dan tesis
diukur dari tepi atas kertas dengan ukuran tepi
atas 4 cm dan tepi bawah 3 cm, tepi kiri 4 cm
dan tepi kanan 3 cm.
b. Alinea/paragraf Alinea dimulai dengan jarak
1,25 cm dari batas tepi kiri. Permulaan
paragraf tidak menggunakan kata sambung,
seperti: pada, dalam, misalnya, dan lain-lain.
c. Jarak antarbaris Jarak antara judul bab dengan
judul subbab 3 spasi. Jarak antarbaris dalam
kalimat diketik dengan jarak 2 spasi, kecuali
abstrak, kutipan langsung, daftar pustaka, judul
tabel dan judul gambar yang lebih dari satu
baris diketik dengan jarak 1 spasi.
d. Penulisan judul bab, judul subbab, dan judul
anak subbab
1) Penulisan judul bab, judul subbab, dan judul
anak subbab tanpa diakhiri dengan tanda
titik.
2) Penulisan judul bab ditulis dengan huruf
kapital, dicetak tebal, rata tengah, dan
penomoran judul bab menggunakan angka
romawi (I, II, III, dan seterusnya).
3) Penulisan judul subbab dimulai dari batas kiri
dengan menggunakan huruf kapital (A, B, C,
dan seterusnya), dicetak tebal (bold), huruf
pertama tiap kata ditulis dengan huruf
kapital, kecuali kata sambung.
4) Penulisan judul anak subbab diketik mulai
dari batas kiri dengan menggunakan angka
Arab (1, 2, 3, dan seterusnya), hanya huruf
pertama judul anak subbab yang
menggunakan huruf kapital, dan kata lain
yang menurut aturan bahasa harus ditulis
dengan huruf kapital dan dicetak tebal.
5) Penomoran cucu subbab menggunakan huruf
kecil (a, b, c, dan seterusnya), cicit subbab
menggunakan angka Arab yang diberi kurung
satu (1), 2), 3), dan seterusnya), dan
penomoran piut subbab menggunakan huruf
kecil yang diberi kurung satu (a), b), c), dan
seterusnya).
6) Penulisan naskah harus dirinci dan disusun
ke bawah dengan penomoran menggunakan
angka atau huruf sesuai derajat rincian dan
tidak dibenarkan menggunakan lambang
(bullet).
7) Gambar dan tabel diletakkan simetris
terhadap tepi kanan dan kiri pengetikan.
4. Penulisan dan Pemenggalan Kata
Berikut ini aturan penulisan dan pemenggalan kata.

1. Pemenggalan kata mengikuti aturan Pedoman


Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
2. Hindari pemenggalan suku kata pada akhir
baris, baik di awal maupun di akhir kata yang
hanya terdiri atas satu huruf, misalnya
memunyai, menyadari dan imunisasi. Apabila
dipenggal, tidak boleh memunya-i, menyadar-i
dan imunisas-i. Yang benar adalah memu-nyai,
menyadari dan imunisasi.
3. Bilangan, seperti Rp50,00 dan pukul 12.00 tidak
boleh dipenggal. Sementara, apabila nama itu
ditulis sesudah nama bilangan dan bukan
singkatan, pemenggalan boleh dilakukan,
seperti 10 kilometer, 15.000 rupiah, dan
sebagainya.
4. Singkatan gelar keluarga orang tidak boleh
dipisahkan dari nama keseluruhan (lengkap),
seperti R.A. (dipisah dari) Kartini.
5. Tulisan Arab tidak ada pemenggalan kata,
termasuk kata ganti yang berhubungan dengan
kata yang bersangkutan.
6. Bilangan-bilangan dalam teks yang terdiri atas
satu atau dua angka hendaknya ditulis penuh
dengan huruf, tidak boleh ditulis dengan angka.
Untuk bilangan yang lebih dari dua angka
ditulis dengan angka, tidak ditulis dengan huruf,
misalnya “Rata-rata penduduk Indonesia makan
tiga kali sehari,” “Jarak Jakarta—Cirebon
sejauh 300 kilometer dapat ditempuh dalam
waktu lima jam”.
7. Persen, tanggal, jumlah uang, nomor rumah,
nomor telepon, pecahan desimal, dan bilangan
yang disertai dengan singkatan harus ditulis
dengan angka, misalnya 10%, 26 Desember
2007, Rp10.000, Jalan Jeruk nomor 5, telepon
7401925, 0,08, 7 km.
8. Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka.
Untuk menghindari hal itu, susunan kalimat
harus diubah. Jika kalimat itu tidak dapat
diubah susunannya, angka itu ditulis penuh
dengan huruf.
9. Judul buku, nama majalah, koran, jurnal, dan
kata asing termasuk kata yang berasal dari
daerah, yang bukan kata baku dalam bahasa
Indonesia, diketik miring (italic). Sementara
nama asing, seperti nama lembaga, tidak diketik
miring, misalnya World Health Organization,
Râbitah al-’Alam al-Islâmî.

5. Sistem Penomoran

Nomor halaman penulisan skripsi/tesis diatur


dalam penulisan berikut ini.

1. Bagian awal skripsi dan tesis menggunakan


huruf Latin berupa angka Romawi kecil, yaitu
i, ii, iii, iv, dan seterusnya dimulai dari halaman
judul. Nomor halaman pada judul tidak
dicantumkan. Penomoran diletakkan di tengah
bagian bawah (bottom-center) halaman
tersebut. Pada skripsi dan tesis yang
menggunakan huruf Arab, angka Romawi kecil
diganti dengan abjad Arab, yaitu ‫ ب‬،‫أ‬، ‫ ج‬dan
seterusnya.
2. Pada bagian tengah dan bagian akhir dimulai
dari BAB Pendahuluan dan seterusnya, nomor
halamannya berupa angka Arab, yaitu 1,2,3,
dst. yang ditulis pada sudut kanan atas untuk
skripsi dan tesis yang menggunakan huruf
Latin dan sudut kiri atas untuk skripsi dan tesis
yang menggunakan huruf Arab, kecuali pada
halaman Pendahuluan (BAB I), BAB-BAB
selanjutnya, dan Daftar Pustaka. Nomor pada
halaman bab tersebut ditempatkan di tengah
bagian bawah (bottom-center). Semua nomor
halaman tidak diberi tanda titik.
3. Nomor pada bab ditulis dengan angka Romawi
besar, seperti BAB I, BAB II, BAB III, dan
seterusnya, diletakkan di tengah (center) di atas
judul bab untuk karya ilmiah yang
menggunakan huruf Latin. Untuk karya ilmiah
yang menggunakan huruf Arab, bab itu ditulis
penuh dengan huruf Arab.
4. Nomor pada catatan kaki dimulai dari angka 1
pada setiap bab baru. Oleh karena itu, pada
setiap bab baru sumber tulisan ditulis dengan
lengkap.

6. Gaya Penulisan

Gaya penulisan yang dipakai adalah Chicago


Manual of Style 16th edition (full note, with ibid)
dengan format footnote atau catatan kaki. Semua
sumber rujukan yang dimuat pada catatan kaki akan
menjadi daftar pustaka. Secara manual, penulisan
catatan kaki (footnote) dan daftar pustaka
(bibliography) untuk beberapa sumber dijelaskan
sebagai berikut.

1. Buku

Footnote:
Nama pertama Nama terakhir, Judul Buku,
Nomor Edisi (Tempat Terbit: Penerbit, Tahun
terbit), nomor halaman.

Bibliography:

Nama terakhir, Nama pertama. Judul Buku.


Nomor Edisi.

Tempat Terbit: Penerbit, Tahun


terbit.

a. Buku dengan Satu Pengarang


Footnote:
Creswell, Educational Research: Planning,
Conducting, And Evaluating Quantitative
and

Qualitative Research, 4 edition (India:


Pearson India, 2015), 23.

Bibliography:

Creswell. Educational Research:


Planning, Conducting, And
Evaluating Quantitative and
Qualitative Research. 4 edition.
India:
Pearson India, 2015.

b. Buku dengan Dua atau Tiga


Pengarang Footnote:
John W. Creswell and J. David Creswell,
Research

Design: Qualitative, Quantitative, and


Mixed Methods Approaches, Fifth edition
(Los Angeles: SAGE
Publications, Inc, 2018), 324.

Bibliography:

Creswell, John W., and J. David Creswell.


Research Design: Qualitative,
Quantitative, and Mixed Methods
Approaches. Fifth edition. Los
Angeles: SAGE Publications, Inc,
2018.

c. Buku lebih dari Tiga Pengarang


Footnote:
David E. Sadava et al., Life: The Science of
Biology,

Eleventh edition (Sunderland, MA: W. H.


Freeman,

2016), 204

Bibliography:

Sadava, David E., David M. Hillis, H.


Craig Heller, and Sally D.
Hacker. Life: The Science of
Biology. Eleventh edition.
Sunderland, MA:

W. H. Freeman, 2016

Catatan:

Footnote: Nama pengarang pertama yang


dikutip diikuti dengan, et al
Bibliography: Semua nama pengarang
disebutkan.

2. Artikel Jurnal Footnote:


Nama pertama, Nama kedua, dan Nama Ketiga,
“Judul Artikel,” Judul Jurnal Volume, No.
Edisi (Tanggal Terbit): halaman yang dikutip,
https://doi.org/DOI.

Bibliography:

Suku kata terakhir nama pertama, Suku kata


pertama nama pertama, Nama kedua,
dan Nama Ketiga,

“Judul Artikel,” Judul Jurnal Volume, No. Edisi

(Tanggal Terbit):
halaman artikel.
https://doi.org/DOI.

Contoh:

Footnote:

Vincenzo Bove and Leandro Elia, “Migration,


Diversity, and Economic Growth,” World
Development 89, no. 1

(January 1, 2017): 228,


https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2016.08.012.
Bibliography:

Bove, Vincenzo, and Leandro Elia. “Migration,

Diversity, and Economic Growth.”


World Development 89, no. 1 (January
1, 2017): 227–39.

https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2016.08.012.

3. Website

Footnote:

Nama pertama, Nama kedua, dan Nama


Ketiga, “Judul”, tanggal publish, alamat
website, tanggal akses.

Bibliography:

Suku kata terakhir nama pertama, Suku kata


pertama nama pertama, Nama kedua, dan
Nama Ketiga, “Judul”, tanggal publish. alamat
website. tanggal akses.

Contoh:

Footnote:
Ewen MacAskill and Suzanne Goldenberg
Mark Tran,

“Barack Obama to Be America’s First Black


President,”

The Guardian, November 5,


2008,

https://www.theguardian.com/world/2008/
nov/05/uselec tions20083.

Bibliography:

MacAskill, Ewen, and Suzanne Goldenberg


Mark Tran.

“Barack Obama to Be America’s First Black

President.” The Guardian, November


5, 2008.
https://www.theguardian.com/world/2
008/nov/ 05/uselections20083.
Penggunaan aplikasi manajemen referensi seperti

Mendeley (https://www.mendeley.com), Zotero


(https://www.zotero.org), Refworks
(https://www.refworks.com), atau beberapa aplikasi
manajemen referensi lainnya sangat dianjurkan
untuk menghindari kesalahan penulisan catatan
kaki atau daftar pustaka.

7. Penulisan Tabel dan Gambar

1. Tabel

Tabel meliputi judul tabel, kepala baris,


kepala kolom, medan informasi, dan catatan kaki-
tabel. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penulisan tabel dapat dilihat dalam penjelasan
berikut ini.

a. Penomoran terdiri dari dua bagian yang


dipisahkan dengan tanda titik. Bagian pertama
menunjukan bahwa tabel atau gambar berada
pada bab ke berapa. Bagian kedua menunjukkan
urutan tabel atau gambar itu ditampilkan.
Penomoran tabel diikuti judul tabel yang
bersangkutan. Posisi judul tabel berada di atas
tabel dengan posisi rata tengah, huruf tidak
tebal, dan tanpa diakhiri dengan tanda titik.
b. Jarak antarjudul tabel adalah 1,5 spasi. Jika satu
judul memerlukan dua baris atau lebih maka
jarak antarbaris adalah 1 spasi dan huruf
pertama baris kedua dan seterusnya diketik
dengan sejajar dengan huruf pertama dari judul
tabel.
c. Tipe tabel yang digunakan, yaitu open table,
yakni tidak ada garis pembatas vertikal pada tepi
kiri dan kanan. Garis tabel hanya pada garis
horizontal paling atas dan paling bawah serta
garis horizontal yang memisahkan antara judul
tabel pada baris pertama dengan isi tabel.
d. Baris pertama kolom yang berisikan judul tetap
dibuat transparan tidak diperkenankan dibuat
blok warna gelap. Semua huruf pada isi tabel
ditulis tidak tebal.
e. Tabel tidak boleh dipenggal, kecuali jika tidak
mungkin diketik dalam satu halaman. Jika tidak
memungkinkan berada dalam satu halaman,
pada halaman berikutnya tabel dicantumkan
nomor tabel dan ditulis kata (lanjutan) tanpa
judul.
f. Apabila tabel berukuran cukup besar maka
ukuran huruf dapat diperkecil, tetapi harus tetap
mudah terbaca atau format halaman dibuat
horizontal (landscape).
g. Penulisan data dengan angka desimal
menggunakan tanda koma (,).
h. Apabila tabel harus dibuat dalam bentuk
horizontal (landscape) maka bagian atas tabel
harus diletakkan di sebelah kiri. Tabel yang
lebih dari dua halaman atau yang harus dilipat
maka ditempatkan pada lampiran.
i. Jika tabel dikutip dari referensi maka sitasi
dituliskan pada bagian terakhir judul.
Perkecualian untuk tabel yang memodifikasi
beberapa data yang berasal dari berbagai sumber
maka sitasi ditunjukkan dengan simbol pada
data dan di bagian bawah tabel dituliskan
referensi yang dimaksudkan. Contoh penyajian
tabel diberikan pada lampiran 31.
2. Gambar
Gambar dalam penulisan skripsi dan tesis
terdiri atas bagan, diagram, grafik, peta, foto,
sketsa, dan skema. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyajian gambar berikut ini.

a. Nomor dan judul gambar ditulis di bawah


gambar tanpa diakhiri dengan tanda titik dan
tidak ditulis dengan huruf tebal. Bagian pertama
menunjukkan bahwa gambar berada pada bab ke
berapa. Bagian kedua menunjukkan urutan
gambar itu ditampilkan. Huruf pada kata
pertama judul ditulis kapital, kata selanjutnya
dengan huruf kecil. Judul gambar yang lebih dari
satu baris harus ditulis satu spasi, dan judul
gambar dengan posisi tengah (center justified).
b. Bila gambar dilukis melebar sepanjang tinggi
kertas, maka bagian atas gambar harus
diletakkan di sebelah kiri kertas.
c. Jika gambar diambil langsung dari sumber lain
secara utuh maka sumber (nama dan tahun
sumber) langsung ditulis di akhir judul gambar.
d. Keterangan gambar dituliskan pada tempat-
tempat yang kosong di dalam gambar dan tidak
pada halaman lain.

Anda mungkin juga menyukai