24 Januari 1916[a]
Lahir Purbalingga,
Hindia Belanda
29 Januari 1950
(umur 34)
Meninggal
Magelang,
Indonesia
Taman Makam
Pahlawan Semaki (
7°48′9,88″LU
110°23′2,11″BT / 7,8
°LS
Dimakam 110,38333°B
kan
TKoordinat:
7°48′9,88″LU
110°23′2,11″BT / 7,
8°LS
110,38333°BT)
Kekaisar
an Jepang
Pengabdia (1944–1945)
n Indonesi
a (1945–1950)
Lama dina
1944–1950
s
Letnan
Jenderal (saat
kematian)
Jenderal
Pangkat (anumerta, 1950)
Jenderal
Besar (anumerta,
1997)
Tentara
PETA,
Banyumas
Divisi V
TKR,
Banyumas
Komando
Panglima
Besar TKR,
dan
kemudian
TNI
Revolusi Nasional
Perang
Indonesia
Pengharga Pahlawan Nasional
an Indonesia
Tanda
tangan
Pada tanggal 19 Desember 1948, beberapa hari setelah Soedirman keluar dari rumah sakit,
Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Di saat pemimpin-
pemimpin politik berlindung di kraton sultan, Soedirman, beserta sekelompok kecil tentara dan
dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama
tujuh bulan. Awalnya mereka diikuti oleh pasukan Belanda, tetapi Soedirman dan pasukannya
berhasil kabur dan mendirikan markas sementara di Sobo, di dekat Gunung Lawu. Dari tempat
ini, ia mampu mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret
1949 di Yogyakarta, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Ketika Belanda mulai
menarik diri, Soedirman dipanggil kembali ke Yogyakarta pada bulan Juli 1949. Meskipun ingin
terus melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda, ia dilarang oleh Presiden Soekarno.
Penyakit TBC yang diidapnya kambuh; ia pensiun dan pindah ke Magelang. Soedirman wafat
kurang lebih satu bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
Kematian Soedirman menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Bendera setengah tiang
dikibarkan dan ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan prosesi upacara pemakaman.
Soedirman terus dihormati oleh rakyat Indonesia. Perlawanan gerilyanya ditetapkan sebagai
sarana pengembangan esprit de corps bagi tentara Indonesia, dan rute gerilya sepanjang 100-
kilometer (62 mil) yang ditempuhnya harus diikuti oleh taruna Indonesia sebelum lulus dari
Akademi Militer. Soedirman ditampilkan dalam uang kertas rupiah keluaran 1968, dan namanya
diabadikan menjadi nama sejumlah jalan, universitas, museum, dan monumen. Pada tanggal 10
Desember 1964, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.