Aterosklerosis merupakan penyakit yang melibatkan cabang-cabang aorta yang besar
danarteri berukuran sedang, seperti arteri yang menyuplai darah ke bagian-bagian
ekstremitas,otak, jantung dan organ dalam utama. Penyakit ini multifokal, dan lesi unit, atau a teroma (bercakaterosklerosis), terdiri dari masa bahan lemak dengan jaringan ikat fibrosa. Sering disertaiendapan sekunder garam kalsium dan produk-produk darah. Bercak aterosklerosis mulai padalapisan intima atau lapisan dalam dinding pembuluh tetapi dalam pertumbuhannya dapat meluassampai melewati tunika media atau bagian muskuloelastika dinding pembuluh. Sekarang aterosklerosis tak lagi dianggap merupakan proses penuaan saja. Timbulnya"bercak-bercak lemak" di dinding arteria koronaria merupakan fenomena alamiah bahkan sejakmasa kanak-kanak dan tidak selalu harus menjadi lesi aterosklerotik; terdapat banyak faktorsaling berkaitan yang dapat mempercepat proses aterogenik. Telah dikenal beberapa faktor yangmeningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis koroner pada individu tertentu. Aterosklerosis adalah perubahan dinding arteri yang ditandai akumulasi lipid ekstrasel,recruitment dan akumulasi lekosit, pembentukan sel busa, migrasi dan proliferasi miosit, depositmatriks ekstrasel, akibat pemicuan patomekanisme multifaktor yang bersifat kronik progresif,fokal atau difus, bermanifestasi akut maupun kronis, serta menimbulkan penebalan dan kekakuanarteri.Aterosklerosis disebabkan faktor genetik serta intensitas dan lama paparan faktorlingkungan (hemodinamik, metabolik, kimiawi eksogen, infeksi virus dan bakteri, faktorimunitas dan faktor mekanis), dan atau interaksi berbagai faktor tersebut Atherosklerosis bukanlah penyakit yang baru dikenal. Pembuluh darah mummi Mesir, lebih dari 3500 tahun yang lalu, ternyata telah mengidap penyakit ini. Otopsi pertama yangdil akukan pada tahun 1931menunjukkan adanya tanda-tanda pengapuran pada pembuluh korone rseorang mummi wanita berusia 50 tahun. Otopsi pada 200 serdadu yang mati muda dalam pe rang Korea menunjukkan 50 persen serdadu itu menunjukkan tanda-tanda pengapuran pada p embuluh koronernya walaupun mereka tidak mempunyai keluhan sama sekali. Di AmerikaSe rikat, 46 persen dari anak muda yang mati karena kecelakaan lalu lintas ternyata sudahmengi dap pengapuran koroner yang nyata, tetapi tetap tanpa gejala yang nyata. Penyakit jantungkor oner (PJK) yang berawal dari aterosklerosis telah menjadi penyebab utama kematian dewasai ni. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 117 juta orang meninggal akibat PJK diseluruh dunia pada tahun 2002. angka ini diperkirakan meningkat 11 juta orang pada tahun 2020.Di Indonesia, kasus PJK semakin sering ditemukan karena pesatnya perubahan gaya hid up.Meski belum ada data epidemiologis pasti, angka kesakitan/kematiannya terlihat cenderun gmeningkat. Hasil survey kesehatan nasional tahun 2001 menunjukkan tiga dari 1.000 pendu dukIndonesia menderita PJK. Perbaikan kesehatan secara umum dan kemajuan teknologi ked okteranmenyebabkan umur harapan hidup meningkat, sehingga jumlah penduduk lansia berta mbah.Survey di tiga kecamatan di daerah Djakarta Selatan pada tahun 2000 menunjukkan pre valensilansia melewati angka 15% yang sebelumnya diperkirakan hanya 7,5% bagi Negara be rkembang. Usia lansia yang didefinisikan sebagai umur 65 tahun ke atas (WHO) ditenggarai meningkatkan berbagai penyakit degeneratif yang bersifat multiorgan. Prevalensi PJK (Penya kitJantung Koroner) diperkirakan mencapai 50% dan angka kematian mencapai lebih dari 80 %yang berarti setiap 2 (dua) orang lansia satu mengidap PJK dan jika terserang PJK makake matian demikian tinggi dan hanya 20% yang dapat diselamatkan.Melihat dari data yang telah dikembangkan, banyaknya pasien yang tercatat menderitaaterosklerosis kemudian berlanjut k e jantung koroner, penulis tertarik untuk mempelajari tentangateroskleosis lebih dalam.