Anda di halaman 1dari 122

ATHEROSKLEROSIS

KORONER
MK : KARDIOVASKULER
PSIK FIK UNIK

EVA DWI R. S.Kep Ns


LOGO
www.themegallery.com

LOGO
TUJUAN PEMBELAJARAN

1 DEFINISI

2 PENYEBAB

3 KLASIFIKASI

4 PATOFISIOLOGI
www.themegallery.com

LOGO
TUJUAN PEMBELAJARAN

1 PATOGENESA

FAKTOR RESIKO
2

MANIFESTASI KLINIK
3

4 DIAGNOSIS
www.themegallery.com

LOGO
TUJUAN PEMBELAJARAN

1 PENTALAKSANAAN

2 PENGOBATAN

3 KOMPLIKASI

4 PENCEGAHAN
www.themegallery.com

LOGO
DEFINISI

Atherosclerosis (ath"er-o-skleh-RO'sis)
berasal dari bahasa Yunani: athero
(yang berarti bubur atau pasta) dan
sklerosis (pengerasan).
www.themegallery.com

LOGO
DEFINISI
 Aterosklerosis (Atherosclerosis) merupakan
istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana
dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang
lentur
www.themegallery.com

LOGO
DEFINISI
 proses dimana deposit substansi lemak,
kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan
berbagai substansi lainnya terbentuk dalam
lapisan dalam dari arteri.
 Pertumbuhan ini disebut dengan plak. Hal ini
biasanya mempengaruhi arteri ukuran sedang
dan besar.
 Beberapa pengerasan dari arteri biasanya
terjadi ketika orang mulai tua
www.themegallery.com

LOGO
DEFINISI

Penyakit yang paling penting dan


paling sering ditemukan adalah
aterosklerosis, dimana bahan lemak
terkumpul dibawah lapisan sebelah
dalam dari dinding arteri.
www.themegallery.com

LOGO
DEFINISI

 Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di


otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya
dan lengan serta tungkai
 Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri
yang menuju ke otak (arteri karotid), maka
bisa terjadi stroke.
 Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke
jantung (arteri koroner), bisa terjadi
serangan jantung.
www.themegallery.com

LOGO
DEFINISI
 Aterosklerosis (Atherosclerosis) merupakan
istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana
dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang
lentur. (www.medicastore.com)
 Aterosklerosis adalah arteriosklerosis plus
adanya ateroma (plak kekuningan) yang
mengandung lipid dan kolesterol pada dinding
arteri. Arteriosklerosis adalah proses
pengerasan dinding arteri dan penyempitan
lumen arteri. (www.kalbe.co.id)
www.themegallery.com

LOGO
DEFINISI
 Aterosklerosis adalah perubahan dinding arteri
yang ditandai akumulasi lipid ekstrasel,
recruitment dan akumulasi lekosit, pembentukan
sel busa, migrasi dan proliferasi miosit, deposit
matriks ekstrasel, akibat pemicuan
patomekanisme multifaktor yang bersifat kronik
progresif, fokal atau difus, bermanifestasi akut
maupun kronis, serta menimbulkan penebalan
dan kekakuan arteri. (www.m3undip.org)
www.themegallery.com

LOGO
DEFINISI
 Aterosklerosis adalah suatu keadaan pada arteri
besar dan kecil yang ditandai oleh penimbunan
endapan lemak, trombosit, makrofag, dan sel-
sel darah putih lainnya di seluruh kedalaman
tunika intima (lapisan endotel) dan akhirnya ke
tunika media (lapisan otot polos). Jika terjadi di
dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri
koroner), bisa terjadi serangan jantung.
(www.juraganmedis.com)
www.themegallery.com

LOGO
PENYEBAB

 Aterosklerosis bermula ketika sel darah


putih yang disebut monosit, pindah dari
aliran darah ke dalam dinding arteri dan
diubah menjadi sel-sel yang
mengumpulkan bahan-bahan lemak.
 Pada saatnya, monosit yang terisi lemak
ini akan terkumpul, menyebabkan bercak
penebalan di lapisan dalam arteri.
www.themegallery.com

LOGO
PENYEBAB

Setiap daerah penebalan (yang disebut


plak aterosklerotik atau ateroma) yang
terisi dengan bahan lembut seperti keju,
mengandung sejumlah bahan lemak,
terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan
sel-sel jaringan ikat.
www.themegallery.com

LOGO
PENYEBAB

 Ateroma bisa tersebar di dalam arteri


sedang dan arteri besar, tetapi biasanya
mereka terbentuk di daerah percabangan,
mungkin karena turbulensi di daerah ini
menyebabkan cedera pada dinding arteri,
sehingga disini lebih mudah terbentuk
ateroma
www.themegallery.com

LOGO
PENYEBAB

 Arteri yang terkena aterosklerosis akan


kehilangan kelenturannya dan karena ateroma
terus tumbuh, maka arteri akan menyempit.
 Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan
kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa
pecah.
 Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang
pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar
dan lebih mempersempit arteri.
www.themegallery.com

LOGO
PENYEBAB

 Ateroma yang pecah juga bisa


menumpahkan kandungan lemaknya dan
memicu pembentukan bekuan darah
(trombus).
 Selanjutnya bekuan ini akan
mempersempit bahkan menyumbat arteri,
atau bekuan akan terlepas dan mengalir
bersama aliran darah dan menyebabkan
sumbatan di tempat lain (emboli).
www.themegallery.com

LOGO
PENYEBAB
 Aterosklerotik dimulai dengan adanya
kerusakan endotel, adapun penyebabnya antara
lain adalah:
 Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida
dalam darah
 Tekanan darah yang tinggi
 Tembakau
 Diabetes
www.themegallery.com

LOGO
KLASIFIKASI
 Berbagai Tipe Lesi Aterosklerotik.
Lesi aterosklerotik, terutama terjadi pada arteri
elastis berukuran sedang dan besar serta arteri
muskularis, dapat menimbulkan iskemi jantung,
otak atau ekstremitas yang menyebabkan
terjadinya infark.
www.themegallery.com

LOGO
KLASIFIKASI
 The American Heart Association Committee on
Vascular Lesions menentukan klasifikasi baru
perkembangan lesi aterosklerotik menjadi 6
(enam) fase.
 Sistem klasifikasi ini mengkaitkan fase klinik
evolusi plak dengan tipe lesi yang tampak
secara patologis.
www.themegallery.com

LOGO
KLASIFIKASI
 Lesi aterosklerotik tipe I

 Lesi aterosklerotik tipe I atau lesi inisial


memperlihatkan perubahan paling dini yang
pertama kali bisa terdeteksi secara mikroskopik
dan kimiawi.
 Secara seluler ditandai dengan penambahan
sejumlah sel busa di tunika intima arteri dan
penebalan adaptif tunika intima, terutama di regio
yang mudah terkena.
www.themegallery.com

LOGO
KLASIFIKASI
 Lesi aterosklerotik tipe II.

 Lesi tipe II (garis lemak) berupa garis-garis,


bercak atau bintik berwarna kuning di permukaan
intima arteri.
 Gambaran mikroskopis lesi aterosklerotik tipe II
terdiri atas; sel busa berlapis, miosit berisi butiran
lemak, sejumlah besar makrofag tanpa butiran
lemak, sel limfosit T dan sel mast di tunika intima,
disertai butiran heterogen lipid ekstrasel.
www.themegallery.com

LOGO
KLASIFIKASI
 Garis lemak mulanya terdiri atas makrofag, monosit, dan limfosit T
yang mengandung sel busa yang bergabung dengan sejumlah sel
miosit.
 Tahapan pembentukan garis lemak (Gambar 2.) meliputi;
 1) migrasi miosit yang distimulasi oleh PDGF, FGF 2 dan TGF-,
 2) aktivasi sel T yang diperantarai oleh TNF-, IL-2 dan GMCSF,
 3) pembentukan sel busa yang diperantarai oleh LDL-oks, MCSF,
TNF-, IL-1,
 4) aderensi dan agregasi platelet yang dirangsang oleh integrin, P-
selektin, fibrin, tromboksan A2, faktor jaringan dan faktor lain yang
bertanggungjawab terhadap aderensi dan migrasi leukosit.
www.themegallery.com

LOGO
KLASIFIKASI
 Lesi aterosklerotik tipe III.
 Lesi tipe III (intermedia, transisional, preateroma)
merupakan jembatan morfologis dan kimiawi antara lesi
tipe II dan lesi tipe lanjut (tipe IV).
 Gambaran histopatologinya khas, ditandai timbunan
butiran dan partikel lipid ekstrasel yang identik dengan lesi
tipe II, di sekitar lapisan miosit di era tertentu yang
mengalami penebalan adaptif tunika intimanya.
 Timbunan lipid yang lebih banyak dan tebal terletak tepat
di bawah lapisan makrofag dan sel busa, menggantikan
matriks dan serabut proteoglikan intersel, serta
mendorong dan memisahkan miosit.
www.themegallery.com

LOGO
KLASIFIKASI
 Lesi aterosklerotik tipe lanjut (IV, V dan VI).
 Pada lesi lanjut yang terbagi menjadi tipe IV, V
dan VI, terdapat deposit lipid ekstrasel yang
cukup besar untuk merusak intima, juga terjadi
mekanisme trombotik yang lebih menonjol dalam
mempercepat terjadinya aterosklerosis.
 Sedangkan pada stadiun yang amat lanjut,
deposit lipid memodifikasi tunika media dan
adventitia di bawahnya.
www.themegallery.com

LOGO
KLASIFIKASI
 Lesi fase ini cenderung membentuk sumbat
fibrosa yang memisahkan lesi dengan lumen
arteri.
 Sumbat fibrosa menutupi campuran lekosit,
lipid dan debris yang membentuk inti nekrotik.
 Pinggiran lesi meluas akibat adesi dan
masuknya lekosit yang terus berlangsung.
 Faktor utama yang berhubungan dengan
akumulasi makrofag meliputi; MCSF, MCP-1
dan LDL-oks
www.themegallery.com

LOGO
KLASIFIKASI
 . Inti nekrotik merupakan akibat terjadinya
apoptosis dan nekrosis, peningkatan aktivitas
proteolitik dan akumulasi lipid.
 Sumbat fibrosa terbentuk akibat meningkatnya
aktivitas PDGF, TGF-, IL-1, TNF- dan
osteopontin, serta berkurangnya degradasi
jaringan ikat.
www.themegallery.com

LOGO
PATOFISIOLOGI
 Sistem kardiovaskuler bekerja secara terus-
menerus dan pada kebanyakan kasus, secara
efisien.
 Tapi masalah dapat muncul ketika aliran darah
berkurang atau tersumbat.
 Bila pembuluh darah ke jantung tersumbat total,
jantung tidak mendapatkan oksigen secara
cukup dan suatu serangan jantung dapat terjadi.
www.themegallery.com

LOGO
PATOFISIOLOGI
 Hal ini dapat berakibat fatal, dan pada
kenyataannya, menghasilkan jumlah jutaan
kematian setiap tahun, membuat penyakit
kardiovaskuler adalah penyebab utama
kematian di Amerika Serikat.
 Penyakit jantung dapat bersiklus fatal, karena
pembuluh darah terbatas, tidak hanya dapat
merusak jantung, tapi juga membuatnya bekerja
lebih keras untuk memompa darah melalui
sistem sirkulasi.
www.themegallery.com

LOGO
PATOFISIOLOGI
 kerusakan jantung menjadikan jantung kurang
efisien dan harus bekerja walaupun dengan
keras untuk tetap melanjutkan suplai oksigen ke
seluruh tubuh.
 Dari waktu ke waktu, penyakit jantung
memimpin masalah utama penglibatan jantung,
paru-paru, ginjal, dan segera keseluruhan
sistem, sebab setiap organ dalam tubuh
mempercayakan kecukupan oksigen dan
nutrisinya pada jantung.
www.themegallery.com

LOGO
PATOFISIOLOGI
 Secara khusus, sumbatan yang menyebabkan
masalah dibentuk oleh suatu pertumbuhan
lekatan yang dikenal sebagai plak aterosklerotik
 Arterosklerosismerupakan suatu proses yang
kompleks. Secara tepat bagaimana
arterosklerosis dimulai atau apa penyebabnya
tidaklah diketahui, tetapi beberapa teori telah
dikemukakan.
www.themegallery.com

LOGO
PATOFISIOLOGI
 Kebanyakan peneliti berpendapat aterosklerosis
dimulai karena lapisan paling dalam arteri,
endotel, menjadi rusak. Sepanjang waktu,
lemak, kolesterol, fibrin, platelet, sampah seluler
dan kalsium terdeposit pada dinding arteri.

 Timbul berbagai pendapat yang saling


berlawanan sehubungan dengan patogenesis
aterosklerosis pembuluh koroner.
www.themegallery.com

LOGO
PATOFISIOLOGI
 Namun perubahan patologis yang terjadi pada
pembuluh yang mengalami kerusakan dapat
diringkaskan sebagai berikut:5
 Dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang
tampak bagaikan garis lemak.
 Penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung
banyak kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian
dalam.
 Lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak
fibrosis.
 Timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri
dari lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan
kapiler.
 Perubahan degeneratif dinding arteria.
www.themegallery.com

LOGO
CON’T.......
 Meskipun penyempitan lumen berlangsung
progresif dan kemampuan vascular untuk
memberikan respon juga berkurang, manifestasi
klinis penyakit belum nampak sampai proses
aterogenik sudah mencapai tingkat lanjut.
 Fase preklinis ini dapat berlangsung 20-40
tahun.
www.themegallery.com

LOGO
CON’T.......
 Lesi yang bermakna secara klinis, yang dapat
mengakibatkan iskemia dan disfungsi
miokardium biasanya menyumbat lebih dari
75% lumen pembuluh darah.
 Banyak penelitian yang logis dan konklusif baru-
baru ini menunjukkan bahwa kerusakan radikal
bebas terhadap dinding arteri memulai suatu
urutan perbaikan alami yang mengakibatkan
penebalan tersebut dan pengendapan zat kapur
deposit dan kolesterol
www.themegallery.com

LOGO
CON’T.......
 Sel endotel pembuluh darah mampu
melepaskan endothelial derived relaxing factor
(EDRF) yang menyebabkan relaksasi pembuluh
darah, dan endothelial derived constricting
factor (EDCF) yang menyebabkan kontraksi
pembuluh darah.
 Pada keadaan normal, pelepasan ADRF
terutama diatur oleh asetilkolin melalui
perangsangan reseptor muskarinik yang
mungkin terletak di sel endotel
www.themegallery.com

LOGO
CON’T.......
 Berbagai substansi lain seperti trombin,
adenosine difosfat (ADP), adrenalin, serotonin,
vasopressin, histamine dan noradrenalin juga
mampu merangsang pelepasan EDRF, selain
memiliki efek tersendiri terhadap pembuluh
darah
 Pada keadaan patologis seperti adanya lesi
aterosklerotik, maka serotonin, ADP dan asetil
kolin justru merangsang pelepasan EDCF.
Hipoksia akibat aterosklerotik pembuluh darah
juga merangsang pelepasan EDCF
www.themegallery.com

LOGO
CON’T.......
 8 Langkah akhir proses patologis yang
menimbulkan gangguan klinis dapat terjadi
dengan cara berikut:5
 Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran
plaque
 Perdarahan pada plak ateroma
 pembentukan thrombus yang diawali agregasi
trombosit
 Embolisasi thrombus atau fragmen plak
 Spasme arteria koronaria
www.themegallery.com

LOGO
PATOGENESA
 Patogenesis aterosklerosis (aterogenesis)
dimulai ketika terjadi jejas (akibat berbagai
faktor risiko dalam berbagai intensitas dan lama
paparan yang berbeda) pada endotel arteri,
sehingga mengaktivasi atau menimbulkan
disfungsi endotel
www.themegallery.com

LOGO
PATOGENESA
 Paparan jejas pada endotel, memicu berbagai
mekanisme yang menginduksi dan mempromosi
lesi aterosklerotik
www.themegallery.com

LOGO
PATOGENESA
 mekanisme;
 1) untuk menghasilkan efek sitopatik pada sel
endotel dan miosit,
 2) pembentukan toksin yang bersirkulasi atau
kompleks imun yang berdeposit pada dinding
pembuluh darah,
 3) untuk menimbulkan respon inflamasi,
 4) untuk menginduksi perubahan prostaglandin
serum dan metabolisme lipid, atau
 5) untuk menimbulkan keadaan hiperkoagulan
yang dapat meningkatkan risiko trombosis.
www.themegallery.com

LOGO
FAKTOR RESIKO

 Resiko terjadinya aterosklerosis meningkat


pada:
 Tekanan darah tinggi
 Kadar kolesterol tinggi
 Perokok
 Diabetes (kencing manis)
 Kegemukan (obesitas)
 Malas berolah raga
 Usia lanjut.

Pria memiliki resiko lebih tinggi daripada wanita.


www.themegallery.com

LOGO
FAKTOR RESIKO

 Penderita penyakit keturunan


homosistinuria memiliki ateroma yang
meluas, terutama pada usia muda.
Penyakit ini mengenai banyak arteri tetapi
tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri
yang menuju ke jantung).
www.themegallery.com

LOGO
FAKTOR RESIKO

 Sebaliknya, pada penyakit keturunan


hiperkolesterolemia familial, kadar
kolesterol yang sangat tinggi
menyebabkan terbentuknya ateroma yang
lebih banyak di dalam arteri koroner
dibandingkan arteri lainnya.
www.themegallery.com

LOGO
GEJALA (MANIFESTASI KLINIK)

 Sebelum terjadinya penyempitan arteri


atau penyumbatan mendadak,
aterosklerosis biasanya tidak
menimbulkan gejala.

 Gejalanya tergantung dari lokasi


terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala
jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya.
www.themegallery.com

LOGO
GEJALA (MANIFESTASI KLINIK)

 Jika aterosklerosis menyebabkan


penyempitan arteri yang sangat berat,
maka bagian tubuh yang diperdarahinya
tidak akan mendapatkan darah dalam
jumlah yang memadai, yang mengangkut
oksigen ke jaringan.
www.themegallery.com

LOGO
GEJALA

 Gejala awal dari penyempitan arteri bisa


berupa nyeri atau kram yang terjadi pada
saat aliran darah tidak dapat mencukupi
kebutuhan akan oksigen.
 Contohnya, selama berolah raga, seseorang
dapat merasakan nyeri dada (angina) karena
aliran oksigen ke jantung berkurang; atau ketika
berjalan, seseorang merasakan kram di
tungkainya (klaudikasio interminten) karena aliran
oksigen ke tungkai berkurang.
www.themegallery.com

LOGO
GEJALA

 Yang khas adalah bahwa gejala-gejala


tersebut timbul secara perlahan, sejalan
dengan terjadinya penyempitan arteri oleh
ateroma yang juga berlangsung secara
perlahan.
 Tetapi jika penyumbatan terjadi secara
tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan
menyumbat arteri), maka gejalanya akan
timbul secara mendadak.
www.themegallery.com

LOGO
DIAGNOSIS

 Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis


mungkin tidak akan terdiagnosis.

 Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya


bruit (suara meniup) pada pemeriksaan
dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk
dari aterosklerosis.
Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa
berkurang.
www.themegallery.com

LOGO
DIAGNOSIS

 Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk


mendiagnosis aterosklerosis:
 ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan
darah di pergelangan kaki dan lengan
 Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena
 Skening ultrasonik Duplex
 CT scan di daerah yang terkena
 Arteriografi resonansi magnetik
 Arteriografi di daerah yang terkena
 IVUS (intravascular ultrasound).
www.themegallery.com

LOGO
KOMPLIKASI
 1. Stroke
2. Penyakit Jantung Koroner
3. Angina Pektoris
www.themegallery.com

LOGO
PENATALAKSANAAN
 Penatalaksanaan aterosklerosis secara
tradisional tergantung pada modifikasi faktor
risiko, obat-obatan, prosedur bedah tandur
(penggabungan dua pembuluh darah yang
masih memiliki aliran bagus) dan cara
perawatan telah didiskusikan sebelumnya.
 Prosedur bedah tandur dilakukan berdasarkan
pada angiogram yang dapat memperlihatkan
tingkat obstruksinya
www.themegallery.com

LOGO
CON’T..................
 Prosedur bedah vaskuler dibagi menjadi dua
kelompok; prosedur inflow yang menyuplai
darah dari aorta ke arteri femoralis, dan
prosedur outflow yang menyuplai darah ke
pembuluh di bawah arteri femoralis.
 Bila obstruksi terletak setinggi aorta atau arteri
iliaka, diperlukan inflow darah yang baru.
Prosedur bedah pilihan adalah tandur aorta-bi-
iliaka
www.themegallery.com

LOGO
CON’T..................
 . Bila mungkin, anastomosis bagian distalnya
disambungkan pada arteria iliaka, sehingga
seluruh prosedur pembedahan dapat dikerjakan
seluruhnya dalam abdomen.
 Namun, bila arteri iliaka mengalami
penyumbatan atau aneurisma, anastomosis
distalnya hanis disambungkan ke arteri
femoralis (aorta bifemoral
www.themegallery.com

LOGO
CON’T........
 Bila dilakukan inflow pada pasien namun kondisi
pasien tersebut tidak memungkinkan untuk
pembedahan abdomen, yang dapat
menyebabkan berbagai variasi tekanan darah
dan memerlukan waktu pembedahan yang
lama, maka dapat dilakukan prosedur inflow dari
arteri aksilaris ke arteri femoralis.
www.themegallery.com

LOGO
CON’T........
 Kedua arteri aksilaris dapat dipakai untuk inflow. Hal ini
penting karena kebanyakan pasien tersebut juga
meng¬alami penyumbatan pembuluh darah seperti
gagal ginjal kronis yang memerlukan cuci darah.
 Misalnya, bila digunakan arteri aksilaris kanan, maka
dapat disambung¬kan ke tandur yang disambungkan ke
arteri femoralis kiri (bila arteria femoralis ini adekuat)
untuk menyuplai kedua tungkai.
 Jadi pasien menerima tandur aksiler-femoral dan
femoral-femoral dari kanan ke kiri. Apabila kedua sisi
memerlukan darah, maka tandur aksiler-bifemoral lebih
diutamakan.
www.themegallery.com

LOGO
CON’T........
 Apabila penyumbatan aterosklerotik terletak di
bawah ligamen inguinalis di arteri femoralis
superfisialis, pembedahan pilihannya adalah
tandur femoral-popliteal.
 Bila anastomosis distal dilakukan di atas lutut,
mungkin perlu dipakai bahan prostesis untuk
tandur.
 Namun bila, anastomosis distalnya di bawah
lutut, yang diperlukan adalah tandur vena
safena agar tetap paten.
www.themegallery.com

LOGO
CON’T........
 Pembuluh darah yang tersumbat di daerah tungkai bawah dan
pergelangan kaki juga memerlukan tandur.
 Terkadang seluruh arteria poplitea tersumbat dan hanya terdapat
sirkulasi kolateral.
 Oleh sebab itu, tandur dibuat dari femoral ke arteri tibialis atau
arteri peroneal.
 Tandur memerlukan vena asli agar tetap paten. Vena asli adalah
vena autolog, biasanya vena safena magna atau parva atau
kombinasi keduanya untuk memperoleh panjang yang diperlukan.
 Kepatenan tandur ditentukan oleh berbagai hal mencakup ukuran
tandur, lokasi tandur dan terjadinya hiperplasi lapisan intima pada
tempat anastomosis.
www.themegallery.com

LOGO
CON’T........
 Berbagai teknik sinar X terbukti sebagai terapi yang
dianjurkan pada prosedur pembedahan.
 Angioplasti laser adalah teknik dimana gelombang
cahaya yang kuat disalurkan melaiui kateter serat optik.
 Gelombang laser akan memanaskan ujung kateter
perkutan dan menguapkan plak aterosklorosis.
 Alat artektomi rotasional dapat mengangkat lesi dengan
mengabrasi plak yang telah menyumbat arteri secara
total.
 Kelebihan laser, angioplasti dan artektomi adalah waktu
untuk dirawat di rumah sakit menjadi singkat.
www.themegallery.com

LOGO
PENGOBATAN

 Bisa diberikan obat-obatan untuk


menurunkan kadar lemak dan kolesterol
dalam darah (contohnya Kolestiramin,
kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil,
probukol, lovastatin).

 Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-


koagulan bisa diberikan untuk mengurangi
resiko terbentuknya bekuan darah.
www.themegallery.com

LOGO
PENGOBATAN
 Angioplasti balon dilakukan untuk
meratakan plak dan meningkatkan aliran
darah yang melalui endapan lemak.

 Enarterektomi merupakan suatu


pembedahan untuk mengangkat endapan.
Pembedahan bypass merupakan prosedur
yang sangat invasif, dimana arteri atau vena
yang normal dari penderita digunakan untuk
membuat jembatan guna menghindari arteri
yang tersumbat.
www.themegallery.com

LOGO
PENCEGAHAN
 Tujuan utama dalam mengidentifikasi dan
mengurangi faktor risiko adalah untuk
mencegah aterosklerosis. Pencegahan bisa
bersifat primer atau sekunder. Pencegahan
primer meliputi segala usaha yang dilakukan
sebelum timbulnya gejala proses penyakit;
sedang pencegahan sekunder meliputi segala
usaha yang dilakukan untuk mengurangi
perkembangan atau mencegah kekambuhan
proses penyakit.
www.themegallery.com

LOGO
PENCEGAHAN
 Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang
harus dihilangkan adalah faktor-faktor
resikonya. Jadi tergantung kepada faktor resiko
yang dimilikinya, seseorang hendaknya:
1. Menurunkan kadar kolesterol darah.
2. Menurunkan tekanan darah.
3. Berhenti merokok.
4. Menurunkan berat badan.
5. Berolah raga secara teratur
www.themegallery.com

LOGO
PENCEGAHAN
 Untuk membantu mencegah aterosklerosis
yang harus dihilangkan adalah faktor-faktor
resikonya.

 Jadi tergantung kepada faktor resiko yang


dimilikinya, seseorang hendaknya:
 Menurunkan kadar kolesterol darah
 Menurunkan tekanan darah
 Berhenti merokok
 Menurunkan berat badan
 Berolah raga secara teratur.
www.themegallery.com

LOGO
PENCEGAHAN

 Pada orang-orang yang sebelumnya telah


memiliki resiko tinggi untuk menderita
penyakit jantung, merokok sangatlah
berbahaya karena:

1. merokok bisa mengurangi kadar kolesterol


baik (kolesterol HDL) dan meningkatkan
kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL)
www.themegallery.com

LOGO
CON’T......

2.merokok menyebabkan bertambahnya


kadar karbon monoksida di dalam darah,
sehingga meningkatkan resiko terjadinya
cedera pada lapisan dinding arteri
3.merokok akan mempersempit arteri yang
sebelumnya telah menyempit karena
aterosklerosis, sehingga mengurangi
jumlah darah yang sampai ke jaringan
www.themegallery.com

LOGO
CON’T.....

4. merokok meningkatkan kecenderungan


darah untuk membentuk bekuan, sehingga
meningkatkan resiko terjadinya penyakit
arteri perifer, penyakit arteri koroner,
stroke dan penyumbatan suatu arteri
cangkokan setelah pembedahan
www.themegallery.com

LOGO
PENCEGAHAN

 Resiko seorang perokok untuk menderita


penyakit arteri koroner secara langsung
berhubungan dengan jumlah rokok yang
dihisap setiap harinya.
 Orang yang berhenti merokok hanya
memiliki resiko separuh dari orang yang
terus merokok, tanpa menghiraukan
berapa lama mereka sudah merokok
sebelumnya.
www.themegallery.com

LOGO
PENCEGAHAN

 Berhenti merokok juga mengurangi resiko


kematian setelah pembedahan bypass
arteri koroner atau setelah serangan
jantung.
 Selain itu, berhenti merokok juga
mengurangi penyakit dan resiko kematian
pada seseorang yang memiliki
aterosklerosis pada arteri selain arteri
yang menuju ke jantung dan otak.
www.themegallery.com

LOGO

Any
question....??????
????
Add your company slogan

www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com

LOGO

QUIS.........???? APA ARTI GAMBAR


DIATAS
www.themegallery.com

LOGO
JAWABAN
 Gambar diatas menunjukkan ilustrasi arteri
normal dengan aliran darah (A) dan sebuah
arteri yang mengalami pertumbuhan plak
aterosklerotik (B)
ATHEROSKLEROSIS
KORONER

www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com

LOGO

 Definisi
 Merupakan istilah umum untuk beberapa
penyakit dimana dinding arteri menjadi lebih
tebal dan kurang lentur.

 Etiologi
 Penyakit aterosklerosis disebabkan akibat
kelainan metabolisme lipid, koagulasi darah dan
keadaan biofisika serta biokimia dinding arteri.
www.themegallery.com

LOGO

 Patofisiologi
 Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak terimbun di
intima arteri besar. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak
yang akan mengganggu absorbsi nutrient oleh sel endotel yang
menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan
menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen
pembuluh darah.
 Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik
dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi sempit
dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan
berdinding kasar akan cenderung terjadi bekuan darah.
www.themegallery.com

LOGO

 Tanda dan gejala


 Manifestsi klinik penyakit arteri koroner ini dapat
berupa perubahan pola EKG, aneurisma
ventrikel, disritmia dan kematiaan mendadak.
www.themegallery.com

LOGO

 Pemeriksaan diagnostic
 ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran
tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan
 Pemeriksaan Doppler didaerah yang terkena
 Skening ultrasonic Duplex
 CT scan di daerah yang terkena
 Arteriografi resonansi magnetic
 Arteriografi di daerah yang terkena
 IVUS (intravaskuler ultrasound)
www.themegallery.com

LOGO

 Penanganan
 Sampai tingkat tertentu tubuh akan melindungi dirinya sendiri
dengan cara membentuk pembuluh darah baru didaerah yang
terkena.
 Bisa diberikan obat – obatan untuk menurunkan kadar lemak
dan kolesterol dalam darah ( kolestiramin, kolestipol, asam
nikotinat, gemfibrosil, probukol, lovastatin). Aspirin, tiklopidin
dan klopidogrel atau anti koagulan bisa digunakan untuk
mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah.
 Angioplastin balon dilakukan untuk meratakan plak dan
meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak.
 Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk
mengangkat endapan
www.themegallery.com

LOGO

 Komplikasi
 Sebelum terjadi komplikasai aterosklerosis tidak
akan terdiagnosis, sebelum terjadi komplikasi
terjadi bruit  pada pemeriksaan dengan stetoskop
bisa merupakan petunjuk aterosklerosis.
 Jika aterosklerosis terjadi didalam arteri yang
menuju ke otak (arteri karotid) maka bisa terjadi
stroke.
 Jika terjadi di arteri koroner maka akan terjadi
serangan jantung.
www.themegallery.com

LOGO

ANY QUESTION.........????????????????????
www.themegallery.com

LOGO
www.themegallery.com

LOGO
ASUHAN
KEPERAWATAN

www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com

LOGO

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
www.themegallery.com

LOGO
PENGKAJIAN
1. Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk
tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia dan
dispnea pada saat beristirahat atau pada saat
beraktivitas).
www.themegallery.com

LOGO
PENGKAJIAN
2.Sirkulasi
a. Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung
koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes
melitus.
b. Tekanan darah mungkin normal atau
meningkat, nadi mungkin normal atau
terlambatnya capilary refill time, disritmia.
c. Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau
S4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan
jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
www.themegallery.com

LOGO
PENGKAJIAN
d. Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub
atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi.

e. Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan


(tachy atau bradi cardia).

f. Irama jnatung mungkin ireguler atau juga normal.

g. Edema: Jugular vena distension, odema anasarka,


crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung.

h. Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.


www.themegallery.com

LOGO
PENGKAJIAN
3.Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
4.Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor
kulit, berkeringat banyak, muntah dan perubahan
berat badan.
5.Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-
debar pada saat melakukan aktivitas.
www.themegallery.com

LOGO
PENGKAJIAN
6.Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
7.Kenyamanan
a. Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang
tidak hilang dengan beristirahat atau dengan
nitrogliserin.
b. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal
yang mungkin menyebar sampai ke lengan,
rahang dan wajah.
www.themegallery.com

LOGO
PENGKAJIAN
7.C. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai
rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami.
Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di
dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan
postur tubuh, menangis, penurunan kontak
mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan
darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat
kesadaran.
www.themegallery.com

LOGO

8. Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk
produktif, riwayat perokok dengan penyakit
pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin
di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau
cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes
atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga
merah muda/ pink tinged.
www.themegallery.com

LOGO

9. Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan
stresor, emosi yang tak terkontrol.
10.Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita
penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi,
perokok.
www.themegallery.com

LOGO
PENGKAJIAN
 Nyeri
 Biasanya dirasakan setelah 75 % darah
tersumbat, tapi hilang saat istirahat.
 Denyut nadi
 Aliran darah dapat terganggu bisa menurunkan
atau menghilangkan  denyut nadi ekstremitas
www.themegallery.com

LOGO
CON’T.....................
 Perubahan
penampakan dan  sianosis
temperature kulit  rambut hilang
 aliran darah yang tidak  kuku rapuh
memadai mengakibatkan
ekstremitas dingin  kulit kering
 rubor terlihat dalam 20  atropi dan ulserasi
menit sampai 2 menit
setelah ektremitas  edema bilateral
tergantung dan merupakan
petunjuk adanya kerusakan
atau unilateral
arteri dimana pembuluh
darah tidak mampu
berkonstruksi.
www.themegallery.com

LOGO

DIAGNOSA KEPERAWATAN
www.themegallery.com

LOGO
DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan
pada arteri koronaria.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan


ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang
nekrotik dan iskemi pada miokard.
www.themegallery.com

LOGO
CON’T................
3.Resiko terjadinya penurunan cardiac output
berhubungan dengan perubahan dalam rate,
irama, konduksi jantung, menurunya preload atau
peningkatan SVR, miocardial infark.
4. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan
berhubungan dengan penurunan tekanan darah,
hipovolemia.
5. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan
excess berhubungan dengan penurunan perfusi
organ (renal), peningkatan retensi natrium,
penurunan plasma protein.
www.themegallery.com

LOGO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 resiko terhadap kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan melemahnya sirkulasi
 nyeri berhubungan dengan iskemi otot
 resiko cedera berhubungan dengan penurunan
sensasi
 resiko infeksi berhubungan dengan sirkulasi
yang melemah
www.themegallery.com

LOGO
PLANING
 memperbaiki sirkulasi perifer
1. menaikkan kepala tempat tidur 15 cm dengan kedua kaki
diletakan di lantai
2. berjalan isometric ringan dan bertahap
 mengusahakan vasodilatasi dan mencegah
kompresi vaskuler
1. mempertahankan suhu hangat
2. hindari merokok
3. hindari stress
4. hindari pakaian ketat
5. hindari melipat tungkai
www.themegallery.com

LOGO

PLANNING KEPERAWATAN
www.themegallery.com

LOGO

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan


dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan
pada arteri koronaria.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di
harapkan mampu menunjukan adanya
penurunan rasa nyeri dada, menunjukan
adanya penuruna tekanan dan cara berelaksasi.
www.themegallery.com

LOGO

 Rencana:
a. Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri.
b. Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi,
kesadaran).
c. Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri
dada.
d. Ciptakn suasana lingkungan yangtenang dan nyaman.
e. Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik
relaksasi.
f. Kolaborasi dalam : Pemberian oksigen dan Obat-obatan (beta
blocker, anti angina, analgesic).
g. Ukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan
dengan narkosa.
www.themegallery.com

LOGO

 2. Intoleransi aktivitas berhubungan


ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang
nekrotik dan iskemi pada miokard.
Tujuan:
Setelah di lakukan tindakan perawatan klien
menunnjukan peningkatan kemampuan dalam
melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama
dalam batas normal) tidak adanya angina.
www.themegallery.com

LOGO

 Rencana:
a. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama
dan sesudah melakukan aktivitas.
b. Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih
dahulu.
c. Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” pada saat buang air
besar.
d. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh
dilakukan oleh pasien.
e. Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisiki bahwa aktivitas
melebihi batas.
www.themegallery.com

LOGO

 3. Resiko terjadinya penurunan cardiac output


berhubungan dengan perubahan dalam rate,
irama, konduksi jantung, menurunya preload
atau peningkatan SVR, miocardial infark.
Tujuan:
Tidak terjadi penurunan cardiac output selama
di lakukan tindakan keperawatan.
www.themegallery.com

LOGO

 Rencana:
a. Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan
pada posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan).
b. Kaji kualitas nadi.
c. Catat perkembangan dari adanya S3 dan S4.
d. Auskultasi suara nafas.
e. Dampingi pasien pada saat melakukan aktivitas.
f. Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi
kafeine.
g. Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax,
pemberian obat-obatan anti disritmia.
www.themegallery.com

LOGO

 4. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan


berhubungan dengan penurunan tekanan
darah, hipovolemia.
Tujuan:
Selama dilakukan tindakan keperawatan tidak
terjadi penurunan perfusi jaringan.
www.themegallery.com

LOGO

 Rencana:
a. Kaji adanya perubahan kesadaran.
b. Inspeksi adanya pucat, cyanosis, kulit yang dingin dan
penurunan kualitas nadi perifer.
c. Kaji adanya tanda Homans (pain in calf on dorsoflextion),
erythema, edema.
d. Kaji respirasi (irama, kedalam dan usaha pernafasan).
e. Kaji fungsi gastrointestinal (bising usus, abdominal distensi,
constipasi).
f. Monitor intake dan out put.
g. Kolaborasi dalam: Pemeriksaan ABG, BUN, Serum ceratinin dan
elektrolit.
www.themegallery.com

LOGO

 5. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan


excess berhubungan dengan penurunan perfusi
organ (renal), peningkatan retensi natrium,
penurunan plasma protein.
Tujuan:
Tidak terjadi kelebihan cairan di dalam tubuh
klien selama dalam perawatan.
.
www.themegallery.com

LOGO
PLANNING
 penghilangan nyeri, dengan diberi analgetik
 menjaga integritas jaringan
 memakai sandal,alas kaki. Memakai kaos kaki,
dan hindari garukan yang kuat
 penyuluhan pasien perawatan dirumah dalam
perawatan kaki dan tungkai
www.themegallery.com

LOGO

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
www.themegallery.com

LOGO

 Implementasi ini disusun menurut Patricia A.


Potter (2005)
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana
tindakan keperawatan yang telah disusun / ditemukan,
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien
secara optimal dapat terlaksana dengan baik dilakukan
oleh pasien itu sendiri ataupun perawat secara mandiri
dan juga dapat bekerjasama dengan anggota tim
kesehatan lainnya seperti ahli gizi dan fisioterapis.
Perawat memilih intervensi keperawatan yang akan
diberikan kepada pasien.
www.themegallery.com

LOGO

 Berikut ini metode dan langkah persiapan untuk


mencapai tujuan asuhan keperawatan yang
dapat dilakukan oleh perawat :
1. Memahami rencana keperawatan yang telah
ditentukan
2. Menyiapkan tenaga dan alat yang diperlukan
3. Menyiapkan lingkungan terapeutik
4. Membantu dalam melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari
5. Memberikan asuhan keperawatan langsung
6. Mengkonsulkan dan memberi penyuluhan pada klien
dan keluarganya.
www.themegallery.com

LOGO

 Implementasi membutuhkan perawat untuk


mengkaji kembali keadaan klien, menelaah, dan
memodifikasi rencana keperawatn yang sudah
ada, mengidentifikasi area dimana bantuan
dibutuhkan untuk mengimplementasikan,
mengkomunikasikan intervensi keperawatan.
www.themegallery.com

LOGO

 Implementasi dari asuhan keperawatan juga


membutuhkan pengetahuan tambahan keterampilan dan
personal. Setelah implementasi, perawat menuliskan
dalam catatan klien deskripsi singkat dari pengkajian
keperawatan, Prosedur spesifik dan respon klien
terhadap asuhan keperawatan atau juga perawat bisa
mendelegasikan implementasi pada tenaga kesehatan
lain termasuk memastikan bahwa orang yang
didelegasikan terampil dalam tugas dan dapat
menjelaskan tugas sesuai dengan standar keperawatan.
www.themegallery.com

LOGO

EVALUASI
www.themegallery.com

LOGO

 Evaluasi keperawatan ini disusun menurut


Patricia A. Potter (2005)
Evaluasi merupakan proses yang dilakuakn
untuk menilai pencapaian tujuan atau menilai
respon klien terhadap tindakan leperawatan
seberapa jauh tujuan keperawatan telah
terpenuhi.
www.themegallery.com

LOGO

 Pada umumnya evaluasi dibedakan menjadi


dua yaitu evaluasi kuantitatif dan evaluasi
kualitatif. Dalam evalusi kuantitatif yang dinilai
adalah kuatitas atau jumlah kegiatan
keperawatan yang telah ditentukan sedangkan
evaluasi kualitatif difokoskan pada masalah satu
dari tiga dimensi struktur atau sumber, dimensi
proses dan dimensi hasil tindakan yang
dilakukan.
www.themegallery.com

LOGO

 Adapun langkah-langkah evaluasi keperawatan


adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data keperawatan pasien
2. Menafsirkan (menginterpretasikan) perkembangan
pasien
3. Membandingkan dengan keadaan sebelum dan
sesudah dilakukan tindakan dengan menggunakan
kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
4. Mengukur dan membandingkan perkembangan
pasien dengan standar normal yang berlaku.
www.themegallery.com

LOGO
DAFTAR PUSTAKA
 Carpenito J.L. (1998). Buku Saku Diagnosa
Keperawatan. Edisi 8. EGC: Jakarta.
 Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan
Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3. EGC:
Jakarta.
 Hudack & Galo. (1996). Perawatan Kritis.
Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I EGC:
Jakarta.
www.themegallery.com

LOGO
DAFTAR PUSTAKA
 Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta
Kedokteran. Media aesculapius Universitas
Indonesia: Jakarta.
 Kaplan, Norman M. (1991). Pencegahan
Penyakit Jantung Koroner. EGC: Jakarta.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. (1993).
Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Departemen
Kesehatan: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai