Anda di halaman 1dari 6

Aterosklerosis (gagal jantung) adalah suatu penyakit yang menyerang pembuluh

darah besar maupun kecil dan ditandai oleh kelainan fungsi endotelial, radang vaskuler dan
pembentukan lipid, kolesterol, zat kapur, bekas luka vaskuler di dalam dinding pembuluh
intima. Aterosklerosis berasal dari kata athero dalam bahasa Yunani (athera) suatu bentuk
gabung yang menunjukan degenerasi lemak atau hubungan dengan atheroma yang bisa juga
berdampak pda fungsi otak untuk mengontrol aktivitas tubuh . Sedangkan skelosis dalam
bahasa Yunani adalah indurasi dan pengerasan, Seperti pengerasan sebagian peradangan,
pembentukan jaringan ikat atau meningkat atau penyakit zat inersisial.
Aterosklerosis berawal dari penumpukan kolesterol terutama ester kolesterol-LDL
(lipoprotein densitas rendah) di dinding arteri. LDL secara normal bisa masuk dan keluar dari
dinding arteri lewat endotel. Masuknya lipoprotein ke lapisan dalam dinding pembuluh darah
meningkat seiring tingginya jumlah lipoprotein dalam plasma (hiperlipidemia), ukuran
lipoprotein dan tekanan darah (hipertensi). Peningkatan semua itu akan meningkatkan
permeabilitas dinding pembuluh darah, sehingga lipoprotein dan ester kolesterol mengendap
di dinding arteri.
Faktor resiko dibedakan menjadi faktor konstitutional, yaitu usia, jenis kelamin dan
genetika serta faktor yang dapat dimodifikasi meliputi hiperlipidemia, hipertensi, merokok,
dan diabetes. Namun, ternyata 20% kejadian kardiovaskular terjadi tanpa adanya faktor-
faktor tersebut. Faktor-faktor resiko tambahan tersebut di antaranya adalah inflamasi,
hiperkromosistinemia, sindrom metabolik, lipoprotein (a), faktor yang mempengaruhi
hemostasis (penanda fungsi hemostasis dan fungsi fibrinolitik untuk memprediksi) serta
faktor lain. Faktor-faktor lain yang dimaksud merupakan faktor yang berkaitan dengan resiko
yang jarang didiskusikan atau sulit untuk dihitung seperti jarangnya olahraga, gaya hidup
yang kompetitif dan penuh tekanan/stres (orang dengan A personality), serta obesitas.

Patofisiologi
Proses aterosklerosis diawali pada masa kanak-kanak dan manifes secara klinis pada usia
menengah dan lanjut. Proses ini terutama mengenai arteri-arteri berukuran sedang. Dalam
fase pertumbuhannya, lesi-lesi aterosklerosis dibagi menjadi:
o Fatty streak
Lesi ini mulai tumbuh pada masa kanak-kanak, makroskopik berbentuk bercak
berwarna kekuningan, yang terdiri dari sel-sel yang disebut foam cells. Sel-sel ini ialah
sel-sel otot polos dan makrofag yang mengandung lipid, terutama dalam bentuk ester
cholesterol.
o Fibrous plaque
Lesi ini berwarna keputihan dan sudah menonjol ke dalam lumen arteri. Fibrous
plaque berisi sejumlah besar sel-sel otot polos dan makrofag yang berisi cholesterol dan
ester cholesterol, di samping jaringan kolagen dan jaringan fibrotik, proteoglikan, dan
timbunan lipid dalam sel-sel jaringan ikat. Fibrous plaque biasanya mempunyai fibrous
cap yang terdiri dari otot-otot polos dan sel-sel kotagen. Di bagian bawah fibrous plaque
terdapat daerah nekrosis dengan debris dan timbunan ester cholesterol.
o Complicated lesion
Lesi ini merupakan bentuk lanjut dari ateroma, yang disertai kalsifikasi, nekrosis,
trombosis, dan ulserasi. Dengan membesarnya ateroma, dinding arteri menjadi lemah,
sehingga menyebabkan okiusi arteri.

Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, berpindah dari aliran
darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan
lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak
penebalan di lapisan dalam arteri. Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik
atau ateroma) yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan
lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar
di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah
percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding
arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma
terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan
kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah. Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang
pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri. Ateroma yang
pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah
(trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau
bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di
tempat lain (emboli).
Riwayat alamiah ateroklerosis dapat dimulai sejak masa kanak-kanak dengan
terbentuknya garis lemak (fatty streaks), lalu plak fibrosa, dan menyusul klasifikasi.
Kekakuan pembuluh darah ini pada gilirannya dapat menyebabkan gangguan lanjut sesuai
organ yang diserangnya.
Pengobatan
Pada tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya dengan membentuk
pembuluh darah baru di daerah yang terkena. Bagi penderita bisa diberikan obat-obatan
untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah (contohnya colestyramine,
kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin). Aspirin, ticlopidine dan
clopidogrel atau anti koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko terjadinya bekuan
darah.
Angioplasti balon :
Dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang melalui endapan
lemak.
Enarterektomi :
Merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan. Pembedahan bypass
merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita
digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.
Pencegahan:
Adapun cara-cara yang membantu dalam mencegah terjadinya arteriosclerosis:
o Mengendalikan tekanan darah agar selalu normal dan mengendalikan kadar gula darah
bila anda menderita kencing manis atau DM.
o Jangan pernah merokok lagi apapun yang terjadi.
o Berolah ragalah yang teratur.
o Turunkan berat badan bila anda merasa gemuk.
o Turunkan kadar kolesterol LDL anda. Caranya, kurangi konsumsi makanan yang tinggi
kandungan lemak jenuhnya.
o Tingkatkan kadar kolesterol HDL anda. Caranya, perbanyak konsumsi makanan yang
banyak mengandung lemak tak kenuh.
o Kurangi konsumsi makanan yang berlemak untuk menurunkan kadar kolesterol
lipoprotein dan triglesirida.
o Konsumsilah makanan atau minuman yang mengandung anti oksidan guna mencegah
kerusakan pembuluh darah akibat radikal bebas.
o Konsumsilah makanan yang banyak mengandung asam folat dan vitamin B lainnya guna
menurunkan kadar homosistein dalam darah.
o Bila diperlukan, minumlah obat obat pencegah atherosklerosis yang dianjurkan oleh
dokter anda. Dalam mengkonsumsi obat ini, lebih baik anda mendapat pengawasan dari
dokter untuk mencegah hal hal yang tidak diinginkan.
Farmakoterapi Arteriosklerosis
1. Nitrat (obat pertama yang dipilih untuk mengurangi angina pektonis)
Nitrat dapat mengurangi serangan angina atau nyeri dada yang disebabkan oleh
arteriosklerosis sehingga obat ini tepat untuk diberikan.
2. Aspirin ,ticlopidin dan clopidogrel atau anti koagualn bias diberikan untuk mengurangi
resiko terbentuknya pembekuan darah.
3. Modifikasi diet (mengurangi makanan yang mengandung lemak dan kolesterol)
Pembedahan bila tindakan diatas tidak berhasil mengontrol angina
1. Angioplasti koroner trasluminal perkutan (PTCA)
Dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang terdapat endapan
lemak.
2. Tandur bypass arteri koroner (CABG)
Merupakan prosedur yang sangat invasive, dimana arteri atau vena yang normal dari
penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang telah
tersumbat
Enarteroktomi
Pembedahan untuk mengangkat endapan.

Farmakoterapi angina
1. Beta-blocker
Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine dan norepinephrine pada jantung dan
organ lainnya .Beta-blocker mengurangi denyut jantung pada saat istirahat. Selama
melakukan aktivitas, Beta-blockerr membatasi peningkatan denyut jantung sehingga
mengurangi kebutuhan akan oksigen.
2. Nitrat (contohnya nitroglycerin).
Nitrat menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah, terdapat dalam bentuk
short-acting dan long-acting.
Sebuah tablet nitroglycerin yang diletakkan di bawah lidah (sublingual) biasanya akan
menghilangkan gejala angina dalam waktu 1-3 menit, dan efeknya berlangsung selama 30
menit.
Penderita stable angina kronik harus selalu membawa tablet atau semprotan nitroglycerin
setiap saat.
3. Antagonis kalsium
Obat ini mencegah pengkerutan pembuluh darah dan bisa mengatasi kejang arteri
koroner. Antagonis kalsium juga efektif untuk mengobati variant angina. Beberapa
antagonis kalsium (misalnya verapamil dan diltiazem) bisa memperlambat denyut
jantung. Obat ini juga bisa digabungkan bersama Betablocker untuk mencegah terjadinya
episode takikardi (denyut jantung yang sangat cepat).
4. Antiplatelet (contohnya aspirin)
Platelet adalah suatu faktor yang diperlukan untuk terjadinya pembekuan darah bila
terjadi perdarahan. Tetapi jika platelet terkumpul pada ateroma di dinding arteri, maka
pembentukan bekuan ini (trombosis) bisa mempersempit atau menyumbat arteri sehingga
terjadi serangan jantung. Aspirin terikat pada platelet dan mencegahnya membentuk
gumpalan dalam dinding pembuluh darah, jadi aspirin mengurangi resiko kematian
karena penyakit arteri koroner.
IMA(Lawrence M.Tierney,Jr.2006)
1. Istirahat total.
2. Diet makanan lunak/saring serta rendah garam (bila gagal jantung).
3. Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena.
4. Atasi nyeri :
a. Morfin 2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg im, bisa diulang-ulang.
b. Lain-lain : nitrat, antagonis kalsium, dan beta bloker.
c. Oksigen 2-4 liter/menit.
d. sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg per oral. Pada insomnia dapat
ditambah flurazepam 15-30 m
5. Antikoagulan :
a. Heparin 20.000-40.000 U/24 jam iv tiap 4-6 jam atau drip iv dilakukan atas
indikasi
b. Diteruskan asetakumoral atau warfarin
c. Streptokinase / trombolisis
6. Pengobatan ditujukan sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran pembuluh darah
koroner. Bila ada tenaga terlatih, trombolisis dapat diberikan sebelum dibawa ke rumah
sakit. Dengan trombolisis, kematian dapat diturunkan sebesar 40%.

Anda mungkin juga menyukai