Anda di halaman 1dari 36

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI POLI KEBIDANAN


RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2022”

Disusun oleh :

Desi Scorpinasari Br Ginting / 621200124

Dosen Pengampu:

Prof. DR. dr. Yusrawati, SpOG (K)

PROGRAM MATRIKULASI S2 ILMU KEBDIANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas proposal penelitian ”

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kanker Payudara Di Poli

Kebidanan Rsup Dr. M. Djamil Padang Tahun 2022”. Tugas ini disusun guna

memenuhi tugas mata kuliah E-Learning Metode penelitian Kuantitatif. Dalam

penyusunan makalah ini, tak lupa pula kami berterimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu baik berupa bimbingan, dorongan, doa serta kerjasama yang

baik dari semua pihak. Kami menyadari dalam penyusunan proposal ini masih

jauh dari kata sempurna, untuk itu kami meminta kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan proposal ini. Proposal ini terwujud atas

bimbingan dan arahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

Prof. DR. dr. Yusrawati, SpOG (K) sebagai dosen pengampu mata kuliah.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penyusun


menyadari bahwa penulisan proposal ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi semua pihak.

Padang, September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5

1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6

2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................................6

2.2 Telaah Teori..............................................................................................6

2.2.1 Pengertian Kanker dan Payudara..............................................................8

2.2.2 Pengertian Kanker Payudara...................................................................11

2.2.3 Penyebab Kanker Payudara.....................................................................15

2.2.4 Faktor Risiko Kanker Payudara..............................................................18

2.2.5 Tanda dan Gejala Kanker Payudara........................................................11

2.2.6 Strategi Pencegahan Kanker Payudara....................................................15

2.2.7 Deteksi Dini.............................................................................................11

2.2.8 Stadium Kanker Payudara.......................................................................15

2.2.9 Pengobatan Kanker Payudara..................................................................18

2.2.10 Tip Mencegah Kanker Payudara.............................................................11

2.3 Hipotesis Penelitian.................................................................................15

BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................33

3.1 Desain Penelitian.....................................................................................33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................33


3.3 Populasi dan Sampel...............................................................................33

3.4 Kerangka Konsep....................................................................................33

3.5 Defenisi Operasional dan Aspek Pengukuran.........................................33

3.6 Metode Pengumpulan Data.....................................................................33

3.7 Metode Pengolahan Data.........................................................................33

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kanker Payudara dikenal sebagai salah satu penyakit yang paling sering menyerang kaum

wanita. Selain itu, kecenderungan peningkatan prevalensinya tidak dapat dihindari. Ditambah

lagi kematian karena kanker payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang

berkembang, karena keterlambatan diagnosis yang berarti juga keterlambatan pengobatan.

Semua ini pada gilirannya menyebabkan masalah kanker sebagai suatu masalah kesehatan yang

membawa biaya yang mahal.

Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia

serta menjadi salah satu pemyumbang kematian pertama akibat kanker. Data Globocan tahun

2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914

kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22

ribu jiwa kasus.

Kanker payudara disebabkan karena ketidakseimbangan hormone seks pada wanita. Tanda

penyakit ini yaitu adanya benjolan, pengerasan, mastalgia (rasa sakit) pada payudara. Apabila

rasa sakit yang terjadi tidak berkepanjangan pada umumnya tenaga kesehatan akan menyarankan

untuk menggunakan bra yang tepat dan menghindari penggunaan pakaian ketat. Namun apabila

rasa sakit semakin parah dan kondisi memburuk maka penderita akan diberi analgetik yang

bertujuan untuk menghilangkan nyeri. 1

Kanker payudara adalah kanker paling umum kedua di dunia dan merupakan kanker yang

paling sering diantara perempuan dengan perkiraan 1,67 juta kasus kanker baru yang didiagnosis

pada tahun 2020 (25% dari semua kanker). Kasus kanker payudara lebih banyak terjadi di daerah
kurang berkembang (883.000 kasus) dibanding dengan daerah yang lebih maju (794.000 kasus).

Tingkat Incidence Rate (IR) bervariasi hampir empat kali lipat di seluruh wilayah dunia, mulai

dari 27 kasus per 100.000 di Afrika Tengah dan Asia Timur sampai 92 kasus per 100.000 di

Amerika Utara. 2

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018, dari sekitar 10 juta orang

penderita kanker lebih dari 6 juta meninggal setiap tahunnya. Peningkatan jumlah ini tampak

jelas dibandingkan dua dekade sebelumnya yang hanya berjumlah 6 juta orang dan 4 juta di

antaranya meninggal setiap tahun. Selain itu WHO menyatakan bahwa diantara lima besar

kanker di dunia maka kanker payudara merupakan urutan kedua. 3

Di Eropa dan Amerika, penyakit kanker payudara merupakan penyakit keganasan

terbanyak dijumpai pada kelompok wanita. Angka berkisar 70-75 kasus per 100.000, penduduk

setiap tahun (Swiss). Di benua Australia, satu dari sebelas wanita meninggal akibat kanker

payudara setiap tahunnya. Sebaliknya di Asia, kanker payudara mempunyai insiden rendah.

Diperkirakan di Jepang berkisar 15 hingga 18 kasus per-100 penduduk pertahun. Kuwait sekitar

15 hingga 17 per 100.000 penduduk, dan negeri Tirai Bambu, Cina kejadiannya dibawah 10

kasus per-100.000 penduduk pertahun.4

Menurut Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2020, kanker payudara terjadi

sebesar 40 per 100.000 perempuan. Mengingat adanya kecenderungan peningkatan jumlah

penderita kanker payudara, maka perlu dilakukan upaya untuk pencegahan kanker payudara.

Kemenkes RI telah melaksanakan program deteksi dini kanker payudara yang dikenal dengan

program see and treat (temukan dan tangani), melalui metode Clinical Breast Examination

(CBE) untuk deteksi dini kanker payudara atau pun dengan metode SADARI (pemeriksaan

payudara sendiri). 5
Program pencegahan melalui deteksi dini dan skrining penyakit tidak menular termasuk

kanker juga telah dikembangkan kementerian kesehatan melalui prilaku CERDIK. C berarti Cek

kesehatan secara berkala, E berarti Enyahkan asap rokok, R berarti Rajin berolahraga atau

beraktivitas fisik, D berarti diet yang sehat dengan banyak mengkomsumsi buah dan sayur

dengan kalori seimbang, I berarti Istirahat yang cukup, K berarti Kelola stress yang baik. 5

Profil Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018 menunjukkan

kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian

26 per 100 perempuan. Angka yang sama ditunjukkan oleh data dari Sistem Informasi Rumah

Sakit (SIRS) tahun 2018, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di

seluruh RS Indonesia dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan (16,85%). Tahun 2022

kanker payudara dan kanker leher rahim kembali mendominasi pada pasien rawat inap maupun

rawat jalan di seluruh RS di Indonesia, dengan proporsi sebesar 28,7% untuk kanker payudara

dan 12,8% untuk kanker leher rahim. 5

Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Imdonesia

serta menjadi salah satu pemyumbang kematian pertama akibat kanker. Data Globocan tahun

2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914

kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22

ribu jiwa kasus.6

Kanker payudara bukan penyakit menular, tetapi merupakan salah satu penyakit

“menakutkan” bagi kaum wanita. Masalah infeksi akibat kanker ini merupakan masalah utama

dan penderitanya cenderung meningkat. Untuk menurunkan angka penderita kanker payudara,

diperlukan kerjasama terkait antara Departemen Kesehatan ataupun yayasan-yayasan yang


bergerak di bidang kesehatan untuk menanggulangi masalah kanker payudara antara lain

Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) dengan RS Kanker Dharmais. 7

Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI

tahun 2018 di Sumatera Barat tercatat yang terkena Kanker Serviks sebanyak 4.694 dan yang

terkena Kanker Payudara sebanyak 2.682. 6

Fenomena yang didapatkan dari pasien yang dirawat dengan kanker payudara yang

mendapatkan kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah terdapat peningkatan jumlah

kanker payudara sepanjang tahun 2014 ada 9.189 orang. Angka kejadian kanker payudara pada

wanita di Medan khususnya semakin meningkat dan pasien yang datang berobat ke rumah sakit

biasanya sudah berada pada tahap lanjut. 8

Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun ada beberapa

faktor kemungkinannya antara lain Faktor Usia semakin tua usia seorang wanita, maka risiko

untuk menderita kanker payudara akan semakin tinggi. Faktor Kelahiran Anak pada usia 30

tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan anak risiko terkena kanker payudara juga akan

meningkat. Faktor Genetik ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat mungkin

menjadi faktor risiko pencetus kanker payudara. Bila ibu, saudara wanita mengidap kanker

payudara maka ada kemungkinan untuk memiliki risiko terkena kanker payudara dua kali lipat

dibandingkan wanita lain yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena kanker payudara.
9

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rina Suryani yang berjudul “Faktor

Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Daerah dr.

H. Abdul Moelok Provinsi Lampung”. Data pada tahun 2018 kejadian kanker payudara di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung sebanyak 1.347 orang,

sedangkan data rawat jalan selama tahun 2018 sebanyak 3.500 orang. 5

Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan oleh peneliti di Poli Kebidanan RSUP Dr.

M. Djamil Padang Tahun 2022 ditemukan adanya 110 kasus. Adapun jumlah penderita kanker

payudara perbulannya di Poli Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang dapat dijelaskan sebagai

berikut Januari 12 kasus, Februari 18 kasus, Maret 12 kasus, April 12 kasus, April 37 kasus, Mei

18 kasus, Juni 13 kasus, dan Juli 17 kasus. Sehingga terkumpul keseluruhan 110 kasus penderita

kanker payudara selama Januari – Juli 2022 di Poli Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang

Tahun 2022.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicari jawabannya melalui

penelitian.10

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diuraikan rumusan masalah yang diambil dengan

judul Faktor yang Berhubungan dengan Kanker Payudara di Poli Kebidanan RSUP Dr. M.

Djamil Padang Tahun 2022 adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan umur terhadap Kanker Payudara di Poli Kebidanan RSUP Dr.

M. Djamil Padang Tahun 2022?

2. Apakah ada hubungan kelahiran anak terhadap Kanker Payudara di Poli Kebidanan

RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2022?

3. Apakah ada hubungan riwayat keluarga terhadap Kanker Payudara di Poli Kebidanan

RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2022?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin

melakukan penelitian tersebut. Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan

perumusan masalah.10

Adapun tujuan dari Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kanker Payudara di Poli

Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2022 adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan umur dengan Kanker Payudara di Poli Kebidanan RSUP

Dr. M. Djamil Padang Tahun 2022

2. Untuk mengetahui hubungan kelahiran anak dengan Kanker Payudara di Poli

Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2022

3. Untuk mengetahui hubungan riwayat keluarga dengan Kanker Payudara di Poli

Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2022

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat ditinjau dari segi praktis dan teoritis. Dari segi teoritis

dimaksudkan untuk mengembangkan suatu teori, apakah untuk menguatkan atau melemahkan

teori. Tidak semua penelitian mempunyai manfaat teoritis. Dari segi praktis, manfaat penelitian

dimaksudkan untuk praktek lapangan.10

1.4.1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis adalah manfaat yang dapat membantu kita untuk lebih memahami suatu

konsep atau teori dalam suatu disiplin ilmu.11

Adapun manfaat teoritis sebagai berikut :

1) Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang faktor yang berhubungan dengan

kejadian kanker payudara


2) Sebagai bahan pengembangan keilmuan dan menambah wawasan dan pengetahuan

yang baru mengenai faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara

1.4.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah manfaat yang berisi terapan dan dapat segera digunakan untuk

keperluan praktis, misalnya memecahkan suatu masalah, membuat keputusan, memperbaiki

suatu program yang sedang berjalan.11

Adapun manfaat praktis sebagai berikut :

1) Manfaat bagi responden dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang faktor

yang berhubungan dengan kanker payudara

2) Manfaat bagi tempat penelitian sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan.

3) Manfaat bagi instansi pendidikan sebagai referensi tambahan bagi perpustakaan di

Universitas Andalas khususnya mengenai kanker payudara

4) Manfaat bagi peneliti lanjutan sebagai wahana dalam memperoleh pengetahuan dari

lapangan usaha untuk mengembangkan kemampuan peneliti.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Tinjauan pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review

of related literature). Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai

peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya) tentang masalah yang

berkaitan – tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi – tetapi

termasuk pula yang seiring dan berkaitan (collateral). 10

Tinjauan Pustaka menurut para ahli adalah menurut Castetter dan Heisler memberikan

pengertian tinjauan pustaka sebuah saran yang mencakup pada bagian-bagian penelitian, seperti

pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan. Harus ada pada tinjauan pustaka.

Selanjutnya menurut Leedy mengartikan bahwa tinjauan pustaka adalah uraian yang

harus berisi tentang ungkapan-ungakap peneliti sebelumnya yang serupa dengan penelitian yang

akan dilakukan.

Sedangkan menurut Gandas memberikan pengertian bahwa tinjauan pustaka adalah bab

yang membahas tentang tinjauan mengenai teori-teori terhadap judul tulisan atau makalah yang

ingin peneliti lakukan.

Dan yang terakhir menurut Eki Meliansyah memberikan pengertian bahwa tinjauan

pustaka adalah sebuah kegiatan yang meliputi mencari, membaca dan menelaah laporan-laporan

penelitian dan bahan pustaka yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.12

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian tinjauan pustaka

adalah bab yang berisi tentang penelusuran kepustakaan yang relevan terhadap penelitian yang
ingin dilakukan. Baik penelusuran kepustakaan tersebut di dapatkan dari jurnal, buku, atau yang

lainnya.12

Tinjauan Peneliti Terdahulu adalah memasukkan beberapa referensi dari peneliti terdahulu

yang dapat mendukung tujuan dari penelitian. Tidak ada keharusan batasan minimal jumlah

peneliti terdahulu.10

Kanker payudara merupakan ancaman bagi kaum wanita. Walaupun kini sudah ada

pengobatan terbaik, tetapi perjuangan melawan kanker payudara tidak selalu berhasil. Hal itu

karena masih kurangnya atensi dari kaum wanita dalam memahami kanker payudara guna

menghindarkan diri dari serangan kanker payudara serta cara melakukan deteksi sejak dini. 7

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ulya Qoulan Karima yang

berjudul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara Wanita di Rumah

Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusuma Jakarta Tahun 2013”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kanker

payudara. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko kanker payudara pada umur

35-44 tahun (OR=3,370, 95% CI=1,390-8,170), dan 45-54 tahun (OR= 3,690, 95% CI=1,558-

8,739) dibandingkan umur <35 tahun, umur menarche <12 tahun (OR= 2,962, 95% CI=1,352-

6,488) dibanding ≥12 tahun, adanya riwayat keturunan kanker payudara (OR=3,035, 95%

CI=1,286-7,165) dan adanya keluarga tingkat 1 yang menderita kanker payudara (OR= 3,854,

95% CI= 1,031=14,411) dibandingkan tidak ada riwayat keturunan kanker payudara sama sekali.

Sementara itu efek protektif yang signifikan melindungi kanker payudara adalah menyusui anak

selama ≥6 tahun (OR=0,419, 95% CI= 0,202-0,868) dibandingkan menyusui anak selama < 2

tahun. Perlu adanya peningkatan promosi kesehatan mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan kanker payudara kepada masyarakat.13


Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Iin Yulianti yang berjudul

“Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara di Rumah Sakit Ken Saras Semaranh”. Berdasarkan

data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2015 jumlah pasien yang dirawat inap di

Rumah Sakit Ken Saras berjumlah 610 pasien kanker payudara, sedangkan jumlah pasien rawat

jalan 1540 pasien. Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kanker

payudara berdasarkan analisi bivariat adalah riwayat kanker payudara pada keluarga ( OR =

1,148 ; 95% Cl : 0,794 – 6,488 ; p = 0,029) dan aktivitas fisik (OR = 1,222 ; 95% Cl : 0,508 –

2,948 ; p = 0,032). Yang tidak berpengaruh terhadap kanker payudara adalah usia responden,

usia menarche, usia menopause, lama menyusui, lama pemakaian kontrasepsi oral, pola

konsumsi makanan berlemak, pola konsumsi makanan berserat, kegemukan / obesitas, pola diet

perokok pasif dan konsumsi alkohol. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor risiko

yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian kanker payduara adalah riwayat kanker payudara

pada keluarga dan aktivitas atau olahraga.14

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anna Uswatun yang berjudul

“Hubungan Usia Menarche Dengan Kejadian Kanker Payudara Di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta tahun 2015”. Data dari Rekam Medik kanker payudara tahun 2014 di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta terdapat 3.516 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan usia

menarche dengan kejadian kanker payudara di RSU Dr. Moewardi Surakarta tahun 2014. Hasil

penelitian dari 92 responden yang mengalami kanker payudara terdapat 85 respoenden

mengalami usia menarche < 10 tahun dengan stadium III. Nilai x 2 hitung 21.710 dan nilai p =

0,001. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara usia menarche dengan

kejadian kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2014. 15

2.2. Telaah Teori


2.2.1. Pengertian Kanker dan Payudara

Kanker merupakan suatu golongan penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang

tumbuh abnormal dan tidak terkendali, sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat

menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat.9

Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan

mekanisme normalnya, cepat serta tidak terkendali.16

Kanker adalah benjolan patologis pada tubuh yang dapat berwujud dalam beberapa bentuk

dan terminologinya masing-masing.17

Payudara adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada. Payudara

dewasa beratnya kira-kira 200 gr, yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan.18

Payudara merupakan salah satu organ penting wanita yang erat kaitannya dengan fungsi

reproduksi dan kewanitaan (kecantikan).17

2.2.2. Pengertian Kanker Payudara

Kanker Payudara (Carcinoma Mammae) merupakan suatu kondisi dimana

sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan

yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara.9

Kanker payudara adalah suatu dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan

tidak kontrol dari sel-sel (jaringan) payudara.18

Kanker payudara merupakan kanker yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan

jaringan penunjang payudara. Sejumlah sel didalam payudara tumbuh yang berkembang dengan

tidak terkendali.18

Kanker payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di payudara. Kanker ini

menyerang jaringan payudara, tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, dan jaringan lemak.
Terjadinya karena ada pertumbuhan abnormal sel pada kelenjar payudara. Namun, pertumbuhan

kanker payudara jauh lebih lambat dibanding dengan jenis kanker lainnya. 19

Kanker payudara berdasarkan sifat serangannya terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Kanker Payudara Invasif

Pada kanker payudara invasive, sel kanker merusak saluran serta dinding kalenjar

susu, menyerang lemak dan jaringan konektif di sekitarnya. Kanker dapat bersifat

invasif atau menyerang tanpa selalu menyebar (metastatic) ke simpul limfe atau organ

lain dalam tubuh.

2. Kanker Payudara Non-Invasif

Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak serta jaringan

konektif disekitarnya. DCIS atau Ductal Carcinoma In Situ lebih jarang terjadi tetapi

lebih justru lebih diwaspadai karena merupakan tanda meningkatnya risiko kanker

payudara. 9

2.2.3. Penyebab Kanker Payudara

Kanker payudara belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun ada beberapa faktor

kemungkinan, antara lain :

1. Faktor Usia

Semakin tua usia seorang wanita, maka risiko untuk menderita kanker payudara

akan semakin tinggi.

2. Faktor Genetik

Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat mungkin menjadi faktor

risiko pencetus kanker payudara. Bila ibu, saudara wanita mengidap kanker payudara

maka ada kemungkinan untuk memiliki risiko terkena kanker payudara dua kali lipat
dibandingkan wanita lain yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena kanker

payudara.

3. Penggunaan Hormon Ekstrogen

Penggunaan hormon ekstrogen (misalnya pada penggunaan terapi estrogen

replacement), penggunaan terapi estrogen replacement mempunyai peningkatan risiko

yang signifikan untuk mengidap kanker payudara. 9

4. Gaya Hidup Yang Tidak Sehat

Jarang berolahraga atau kurang gerak, pola makan yang tidak sehat dan tidak

teratur, merokok serta mengkomsumsi alkohol akan meningkatkan risiko kanker

payudara.

5. Perokok Pasif

Merupakan orang yang tidak merokok tapi orang yang tidak sengaja menghisap

asap rokok yang dikeluarkan oleh orang perokok sering kali didengar perokok pasif

terkena risiko dari bahaya asap rokok dibanding perokok aktif. Menurut ahli dari

California Enviromental Protection Agency. Perokok pasif memiliki hubungan erat

dengan risiko terserang penyakit kanker payudara, oleh karena itu jangan menjadi

perokok pasif dan jangan menjadi perokok aktif, hindarilah orang-orang yang merokok

di sekitar anda agar anda tidak menjadi perokok pasif.

6. Penggunaan Kosmetik

Bahan-bahan kosmetik yang bersifat seperti estrogen berisiko menyebabkan

peningkatan risiko mengalami penyakit kanker payudara, sehingga berhati-hatilah

dalam penggunaan alat kosmetik untuk kesehatan diri kita.

7. Penggunaan Pil KB
Penggunaan pil KB pada waktu yang lama dapat meningkatkan wanita terkena

risiko kanker payudara karena sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal

mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas dan risiko ini

akan menurun secara otomatis bila penggunaan pil KB berhenti.9

2.2.4. Faktor Risiko Kanker Payudara

Faktor-faktor yang memiliki risiko dan berhubungan dengan terjadinya kanker payudara

adalah :

1. Umur

Perempuan yang berumur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko kanker payudara

lebih besar dibanding perempuan yang berumur kurang dari 40 tahun. Hal ini

dikarenakan kebanyakan perempuan di umur tersebut melakukan mammografi pada

program pemriksaan payudara setempat. Banyak kasus kanker payudara yang

ditemukan terjadi pada perempuan berumur 40-64 tahun

2. Jenis Kelamin

Perempuan mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Menurut

penelitian di Inggris, 99% dari semua kasus kanker payudara terjadi pada perempuan

dan pada pria hanya 1%.

3. Umur Menarche

Pada perempuan yang riwayat menarche-nya lambat, insidensinya lebih rendah,

tetapi menarche awal (dibawah 12 tahun) termasuk dalam faktor risiko terjadinya

kanker payudara. 18

4. Umur Menopause
Perempuan yang umur menopause-nya terlambat atau lebih dari 50 tahun

mempunyai risiko terkena kanker payudara lebih besar dibanding perempuan yang

umur menopause-nya normal, yaitu umur kurang dari 50 tahun

5. Genetik

Risiko terkena kanker payudara meningkat pada perempuan yang mempunyai ibu

atau saudara perempuan yang terkena kanker payudara. Semua saudara dari penderita

kanker payudara memiliki peningkatan risiko mengalami kanker payudara.

6. Paritas

Paritas merupakan keadaan yang menunjukkan jumlah anak yang pernah

dilahirkan. Perempuan yang tidak mempunyai anak (nullipara) yang mempunyai risiko

insiden 1,5 kali lebih tinggi dari pada perempuan yang mempunyai anak (Multipara).

7. Tidak Menyusui Anak

Menyusui merupakan salah satu faktor penting yang memberikan proteksi

terhadap risiko kanker payudara. Perempuan yang tidak menyusui bayinya mempunyai

risiko tinggi terkena kanker payudara dibanding perempuan yang menyusui bayinya.18

2.2.5. Tanda dan Gejala Kanker Payudara

Menurut American Cancer Association, kemungkinan wanita terkena kanker payudara itu

satu banding delapan orang atau 12 persen. Adapun beberapa gejala kanker payudara :

1. Ditemukannya Benjolan pada Payudara

Menurut American Cancer Society gejala awal yang signifikan dan sering dialami

wanita ialah benjolan tidak biasa yang ditemukan pada payudara. Benjolan itu biasa

ditandai dengan rasa sakit bila dipegang atau ditekan.

2. Perubahan pada Payudara


Biasanya gejala yang terjadi ialah berubahnya ukuran, bentuk payudara dan

putting. Dimana gejala itu awalnya ditandai dengan permukaan payudara akan

berwarna merah, kemudian perlahan kulit mengerut seperti kulit jeruk. Adapula dalam

kasus lain, warna payudaranya berubah orange.

3. Putting Mengeluarkan Cairan

Pada putting seringkali mengeluarkan cairan (Nipple Discharge) seperti darah,

tetapi juga terkadang berwarna kuning , kehijau-hijauan berupa nanah.

4. Pembengkakan pada payudara

Gejala kanker payudara juga ditandai dengan pembengkakan payudara tanpa ada

benjolan, yang merupakan gejala umumnya. Bahkan, kadang-kadang salah satu

payudara pembuluh darah jadi lebih terlihat.9

2.2.6. Strategi Pencegahan Kanker Payudara

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu

pencegahan pada lingkungan, pada pejamu dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat

bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi

kesehatan dan deteksi dini.

Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa :

1. Pencegahan Primer

1) Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi

kesehatan karena dilakukan pada orang yang “sehat” melalui upaya

menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan

melaksanakan pola hidup sehat


2) Pencegahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan

payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor

risiko terkena kanker payudara ini.

2. Pencegahan Sekunder

1) Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk

terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid

normal merupakan population at risk dari kanker payudara 16

2) Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode

deteksi dini terus mengalami perkembangan.

3) Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita

kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada

wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara.

Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan

beberapa pertimbangan antara lain :

(1) Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk

assessement survey.

(2) Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan mammografi setiap

tahun.

(3) Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai

mencapai usia 50 tahun

(4) Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara

lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI

(Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun


sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26 %, bila

dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivtas mendeteksi secara dini

menjadi 75%

3. Pencegahan tersier

1) Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita

kanker payudara.

2) Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan

dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita 16

3) Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta

mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan

pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak tehadap

ketahanan hidup penderita.

4) Bila kanker telah jauh bermestastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan

sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa

simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternative. 16

2.2.7. Deteksi Dini

Deteksi kanker payudara dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang dapat dilakukan

dengan cara pemeriksaan secara klinis (pemeriksaan fisik), maupun dengan pemeriksaan

penunjang. Adapun deteksi dini kanker payudara, yaitu :

1. Sadari

Dengan melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri, kanker payudara

dapat ditemukan secara dini serta dengan dilakukannya pemeriksaan klinik dan

pemeriksaan mammografi. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah


pemeriksaan payudara sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal.

Manfaat dari SADARI yaitu dapat mendeteksi ketidaknormalan atau perubahan yang

terjadi pada payudara serta untuk mengetahui benjolan yang memungkinkan adanya

kanker payudara karena penemuan secara dini adalah kunci untuk menyelamatkan

hidup.

Wanita yang dianjurkan untuk melakukan SADARI adalah pada saat wanita sejak

pertama mengalami haid.

Adapun tahap-tahap melakukan SADARI, yaitu :

1) Tahap awal, berdirilah di depan cermin, pandanglah kedua payudara.

Perhatikan kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan

dari putting, pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit

2) Angkatlah kedua tangan ke atas kepala. Perhatikan, apakah ada kelainan.

Pada kedua payudara atau putting.

3) Kedua tangan diletakkan di pinggang agak membungkuk kearah cermin

sambil menarik bahu dan siku ke arah depan. Periksa kembali, apakah ada

perubahan atau kelainan pada kedua payudara atau putting

4) Angkatlah lengan kanan, dengan menggunakan 3-4 jari tangan kiri umtuk

memeriksa payudara kanan secara lembut, hati-hati dan secara menyeluruh.

Di mulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan membentuk

lingkaran-lingkaran kecil dan pindahkan lingkaran itu secara lambat seputar

payudara. Secara bertahap lakukan k arah putting. Pastikan mencakup seluruh

payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudara dengan ketiak

sendiri. Rasakan untuk setiap benjolan di bawah kulit.


5) Dengan kedua tangan, pijat putting payudara kanan dan tekan payudara untuk

melihat apakah ada cairan atau darah yang keluar dari putting payudara.

Lakukan hal yang sama pada payudara kiri.9

6) Mengulangi langkah (4) dan (5) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di

tempat dengan permukaan rata, berbaringlah dengan lengan kanan di

belakang kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk diletakkan dibawah

pundak. Posisi ini menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat

pemriksaan lebih mudah. Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada

tahap (4) dan (5). Lakukan pula pada payudara kiri 2

Adapun program dari American Cancer Society, yang dalam programnya

menganjurkan sebagai berikut :

(1) Wanita > 20 tahun melakukan SADARI tiap tiga bulan

(2) Wanita > 35-40 tahun melakukan mammografi

(3) Wanita > 50 tahun check up rutin / mammografi setiap tahun

(4) Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi (misalnya ada yang

menderita kanker) pemeriksaan ke dokter lebih rutin dan lebih sering.

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dapat dilakukan :

1) Ketika Mandi

Periksa payudara sewaktu anda mandi. Tangan dapat lebih mudah

bergerak pada kulit yang basah. Mulailah dengan melakukan pemijatan di


bawah ketiak (kearah dalam) dengan menggerakkan ujung jari-jari anda.

Lakukan pemijatan ini pada kedua payudara.

2) Berbaring

Berbaring dan letakkan sebuah bantal kecil di bawah pundak kanan

(untuk memeriksa payudara kiri). Letakkan tangan kanan anda dibawah

kepala. Cara pemeriksaan sama dengan pada saat mandi. Lakukan hal yang

sama untuk pemeriksaan payudara kanan 9

2. Mammografi

Mammografi merupakan proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan

sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Melalui pemeriksaan

mammografi , angka kematian karena kanker payudara dapat diturunkan sampai

dengan 30%. Metode mammografi, sinar-X yang dipancarkan sangat kecil, sehingga

metode ini relative aman dan pelaksanaannya relative mudah. Mammografi

merupakan suatu tes yang bertujuan untuk melihat adanya masalah pada payudara

wanita.

Mammografi biasanya digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista dan

telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara. Beberapa Negara

telah menyarankan melakukan mammografi rutin (1-5 tahun sekali) bagi wanita yang

telah melewati paruh baya sebagai metode screening untuk mendiagnosa kanker

payudara sedini mungkin. Tes ini dilakukan dengan menggunakan mesin khusus

dengan sinar-X dosis rendah untuk mengambil gambar kedua payudara. Hasil dari tes

ini direkam dalam suatu film sinar-X atau langsung menuju komputer untuk dilihat

seorang ahli radiologi. Dengan mammogram memungkinkan dokter untuk melihat


dengan lebih jelas benjolan pada payudaradan perubahan pada jaringan payudara.

Selain itu mammogram dapat menunjukkan benjolan kecil atau pertumbuhan yang

tidak teraba baik oleh wanita itu sendiri. Jika dokter menemukan suatu benjolan maka

dokter akan melakukan tes-tes lainnya seperti USG atau Biopsy. 9

2.2.8. Stadium Kanker Payudara

1) Stadium I

Kanker invasif kecil, ukuran tumir kurang dari 2 cm dan tidak menyerang kelenjar

getah bening. Pada stadium ini tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta

tidak ada titik pada pembuluh getah bening 9

2) Stadium II

Kanker invasif kecil, ukuran tumor 2-5 cm dan sudah menyerang kelenjar getah

bening.

(1) Stadium II A

Pada stadium ini tumor, diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm

dan telah ditemukan pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak (axillary

limph nodes). Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5cm,

belum menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak (axilarry limph

nodes). Tidak adanya tanda-tanda tumor pada payudara, tetapi ditemukan pada

titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.

(2) Stadium II B

Pada kondisi ini diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi tidak melebihi 5

cm, telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak, dan diameter

tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar .


3) Stadium III

Kanker invasif besar, ukuran tumor lebih dari 5 cm dan benjolan sudah menonjol

ke permukaan kulit, pecah, berdarah, dan bernanah. 9

(1) Stadium III A

Pasien pada kondisi ini, diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah

menyebar ke titik titik pada pembuluh getah bening ketiak. Diameter tumor lebih

besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening

ketiak

(2) Stadium III B

Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan

bisa juga lika bernanah di payudara dapat didiagnosis sebagai Inflammatory

Breast Cancer. Dapat juga sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik

pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tetapi tidak menyebar ke

bagian lain dari organ tubuh.

(3) Stadium III C

Seperti stadium III B, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh

getah bening dalam group N3 (kanker telah menyebar lebih dari 10 titik disaluran

getah bening di bawah tulang selangka).

4) Stadium IV

Pada stadium IV ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah menyebar pada

lokasi yang jauh seperti tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk 9

2.2.9. Pengobatan Kanker Payudara


Biasanya pengobatan dimulai detalah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap

kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsy. Pengobatan terdiri dari

pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormone. Terapi penyinaran

untuk membunuh sel-sel kanker di tempat pengangkatan tumor dan sekitarnya (termasuk

kelenjar getah bening). Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh/menekan sel-sel

yang berkembangbiak dengan cepat) dan obat-obat penghambat hormone (obat yang

mempengaruhi kerja hormone yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk

menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tumbuh. 20

2.2.10. Tip Mencegah Kanker Payudara

Berikut ini adalah beberapa langkah sederhana yang dapat anda lakukan untuk mencegah

terjadinya kanker payudara.

1. Perbanyak makan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, seperti tempe, tahu, dan makanan

yang banyak mengandung serat

2. Hindari memiliki berat badan berlebihan atau kegemukan

3. Kurangi makanan gorengan, jeroan, serta makanan yang banyak mengandung protein

dan lemak tinggi

4. Hindari mengomsumsi makanan yang diolah dengan suhu tinggi (makanan cepat saji

atau junk food)

5. Konsumsi makanan yang diolah dengan cara direbus

6. Hindari makanan dengan pemanis buatan, pewarna makanan atau zat pengawet

makanan yang berlebihan

7. Jaga kebersihan makanan harus bebas dari zat yang mencemarkan lingkungan

8. Hindari mengomsumsi alkohol


9. Jangan merokok

10. Perbanyak olahraga secara teratur

11. Hindari stress, jaga keseimbangan mental dan rohani.7

2.3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah :

Ha : ada hubungan umur, kelahiran anak, riwayat keluarga, dengan Kanker Payudara di

Poli Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2022


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Metode penelitian (scientific method) adalah upaya untuk memahami dan memecahkan

masalah-masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara yang sederhana atau secara tradisional

(non ilmiah) dan dapat dilakukan secara kompleks atau modern (ilmiah).21

Desain penelitian merupakan bagian penelitian kuantitatif yang berisi uraian-uraian tentang

gambaran alur penelitian yang menggambarkan pola pikir peneliti dalam melakukan penelitian. 10

Desain penelitian yang digunakan survei analitik (analyze survey) dengan menggunakan

pendekatan Bedah Lintang (Cross Sectional) yang bertujuan untuk mengetahui Faktor yang

Berhubungan dengan Kanker Payudara di Poli Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun

2022.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan. Lokasi

penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut, misalnya apakah di tingkat

provinsi, kabupaten, kecamatan atau tingkat institusi tertentu. 21 Adapun lokasi penelitian ini

dilaksanakan di Poli Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merujuk kepada periode pelaksanaan penelitian. 10 Adapun waktu

penelitian ini dilaksanakan selama bulan September 2017 dengan rincian sebagai berikut :

1. Minggu ke-I

1) Melakukan pertemuan kepada kepala ruang diklat


2) Mengantar surat ijin penelitian ke ruang Diklat

3) Menunggu surat balasan untuk ijin penelitian dari kepala ruang diklat

2. Minggu ke-II

1) Mengambil surat balasan untuk ijin penelitian dari kepala ruang diklat

2) Mengantar surat balasan untuk ijin penelitian ke Rekam Medik

3. Minggu ke-III

1) Mengambil data kanker payudara yang ada di Rekam Medik Poli Kebidanan

RSUP Dr. M. Djamil Padang

2) Melakukan dokumentasi pada saat dilakukan penelitian tersebut

3) Setelah data terkumpul, lalu dilakukan Pengolahan Data.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 22


Populasi dalam peneltian ini adalah

seluruh pasien penderita kanker payudara 110 kasus yang ada di Poli Kebidanan RSUP Dr. M.

Djamil Padang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.22 Adapun jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah seluruh pasien penderita kanker payudara sebanyak 110 orang dengan cara

menggunakan Total Populasi. Total Populasi adalah jenis teknik purposive sampling yang

melibatkan atau memeriksa keseluruhan populasi yang memiliki satu karakteristik tertentu. 10

3.4. Kerangka Konsep


Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang

peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap

penting untuk masalah. 22

Adapun Kerangka Konsep penelitian tentang Faktor yang Berhubungan dengan Kanker

Payudara Tahun 2022 adalah sebagai berikut :

Variabel Independent Variabel Dependent

1. Umur
2. Kelahiran Anak Kanker Payudara
3. Riwayat Keluarga
Gambar 3.4. Kerangka Konsep

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.5.1. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah batasan atau pengertian secara operasional tentang variabel-

variabel yang diamati atau yang terdapat dalam kerangka konsep yang dikembangkan peneliti. 23

Berdasarkan uraian diatas maka defenisi operasional yang didapat penulis dari variabel

yang akan diteliti adalah :

1. Variabel Independent

1) Umur adalah usia responden yang terhitung sejak lahir hingga ulang tahun

terkahir

2) Kelahiran anak adalah responden pernah melahirkan anak atau tidak

3) Riwayat keluarga adalah adanya riwayat kanker payudara dalam keluarga yang

didapat dari ibu atau saudara kandung perempuan responden

2. Variabel Dependent
1) Kanker payudara adalah seluruh pasien yang menderita kanker payudara di Poli

Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang.

3.5.2. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran adalah aturan-aturan yang meliputi cara dan alat ukur (instrument),

hasil pengukuran, kategori, dan skala ukur yang digunakan untuk menilai suatu variabel.10

Adapun pembagian dari skala pengukuran dapat dibagi menjadi :

1. Skala Ordinal

Obyek-obyek dalam suatu himpunan dapat disusunkan urutan peringkatnya

berdasarkan ciri atau sifat yang telah didefenisikan secara operasional. Skala

pengukuran Ordinal memiliki jarak antar range yang tidak sama. 24

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran

Nama Alat Kategori Value Skala


No Variabel Ukur Ukur
Variabel X
1 Umur Data dari 1=<20 tahun 1 Ordinal
Rekam 2=20-35 tahun 2
Medik 3=>35 tahun 3
2 Kelahiran Data dari 0=Tidak Pernah 0 Ordinal
Anak Rekam Melahirkan
Medik 1=Pernah 1
Melahirkan
3 Riwayat Data dari 0=Tidak Ada 0 Ordinal
Keluarga Rekam Riwayat
Medik 1=Ada Riwayat 1
Variabel Y
1 Kanker Data dari 1= Stadium I 1 Ordinal
Payudara Rekam 2= Stadium II 2
Medik 3= Stadium III 3
4= Stadium IV 4

3.6. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang

diambil dari rekam medik Rumah Sakit Martha Friska Medan Brayan Medan.
1. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh pihak lain,

misalnya rekam medik, data kunjungan pasien dan data yang mendukung penelitian.

2. Data Tertier

Data tertier adalah data yang diperoleh dari naskah yang sudah dipublikasikan,

misalnya WHO, Profil Depkes, IARC

3.7. Metode Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan komputerisasi dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner, angket maupun observasi.

2. Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar

observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan data

memberikan hasil yang baik.

3. Coding

Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-variabel yang

diteliti, misalnya nama responden dirubah menjadi nomor 1,2,3,…..,42.

4. Entering

Data Entry, yakni jawaban – jawaban dari masing masing responden yang masih

dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program computer

yang digunakan peneliti yaitu SPSS 17,0.


5. Data Processing

Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi computer akan diolah sesuai

dengan kebutuhan dari penelitian 10

3.8. Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan :

2.8.1 Analisis Univariat

Analisis Univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan pada tiap

variabel dari hasil penelitian

2.8.2 Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan dengan menghubungkan variable independent variabel

dependent. Tujuannya adalah melihat adanya hubungan yang disignifikan antara variabel

independent dan variable dependent. Uji statistik yang digunakan adalah uji statisti Chi-

square. Pada batas kemaknaan perhitungan statistic p value (00,5). Apabila hasil

perhitungan menunjukkan nilai p < p value (00,5) maka dikatakan (Ho) ditolak dan (Ha)

diterima, artinya kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan. 10
DAFTAR PUSTAKA

1. Saryono, Pramitasari, Roischa, Dyah. Perawatan Payudara. Yogyakarta: Mitra Cendikia,


2014
2. "Bulan Peduli Kanker Payudara." Info Datin Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI, 2022.
3. Riskesdas. Data WHO tentang Kanker Payudara, 2018.
4. "Repository USU." Jurnal Kesehatan, 2018.
5. Suryani, Rina, Hery Djoko Subandriyo, and Dhiny Easter Yanti. "Faktor Risiko Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum daerah dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung." Jurnal Kesehatan, April 2018: 73-80.
6. Situasi Penyakit Kanker." Pusat Data dan Informasi (Kementerian Kesehatan RI), 2015.
7. Setiati, Eni. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta : Andi, 2014
8. Sianipar, Connie Melva, Nurmaini, and Nur Afi Darti. "Pengalaman Pasien Kanker Payudara
Yang Menjalani Kemoterapi." Jurnal Kesehatan, 2018.
9. Mulyani, Nina Siti, and Nuryani. Kanker Payudara dan PMS Pada Kehamilan. Yogyakarta:
Nuha Medika, 2016.
10. Muhammad, Iman. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan
Menggunakan Metode Ilmiah. Bandung: Citapustaka Media Printis, 2011.
11. Manfaat Penelitian Teori dan Praktis. Diakses 29 Agustus 2022
12. Tinjauan Pustaka menurut Para Ahli. Diakses 29 Agustus 2022.
http://www.indonesiastudent.com/pengertian-tinjauan-pustaka-beserta-manfaat-tinjauan-
pustaka-menurut-ahli/
13. Karima, Ulya Qoulan, and Tri Yunis Miko Wahyono. "Faktor faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Kanker Payudara Wanita di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN)
dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta." Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2018.
14. Yulianti, Iin, Henry Setyawan, and Dwi Sutiningsih. "Faktor-Faktor Risiko Kanker
Payudara." Jurnal Kesehatan Masyarakat 4, no. 2356-3346 (Oktober 2016).
15. Uswatun, Anna, and Triyas Yuliyani. "Hubungan Usia Menarche Dini Dengan Kejadian
Kanker Payudara Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta." Jurnal Kebidanan VIII (Juni 2016).
16. Nugroho, Dr. Taufan. Asi dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika, 2014.
17. Bustan, M. Nadjib. Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka
Cipta, 2017.
18. Ariani, Sofi. Stop Kanker. Yogyakarta: Istana Media, 2015.
19. Soebachman, Agustina. Awas 7 Kanker Paling Mematikan. Yogyakarta: Syura Media
Utama, 2013.
20. Sastrosudarmo, W.H. Kanker The Silent Killer. Garda Media, 2018.
21. Notoatmodjo, Prof Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
22. Hidayat, Azis Alimul. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika, 2011.
23. Hermawanto, Hery. Menyiapkan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media,
2016
24. Muhammad, Iman. SPSS Dalam Penelitian Bidang Kesehatan Dan Umum. Bandung:
Citapustaka Media Perintis, 2016.

Anda mungkin juga menyukai