Anda di halaman 1dari 40

ONTOLOGI DARI

ILMU KEBIDANAN

Relina M Simamora - 2220332001


Dyan Permata Rachim - 2220332002
Besty Berliana - 2220332003
Septia Suherlis - 2220332007
Intan Silvia Nesva - 2220332010
Nur Purnama Sari - 2220332016
Desi Scorpinasari – 2220332023
1

Apa itu ILMU KEBIDANAN ?


Kebidanan (Midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk
dari sintesa berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yang
terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu
kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku,
ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu
manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada
ibu dari masa pra konsepsi, masa hamil, ibu bersalin, bayi
baru lahir.
Pelayanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan
abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan
pendidikan kesehatan terhadap individu, keluarga dan
masyarakat.
2

POSISI ILMU KEBIDANAN


DIANTARA
ILMU PENGETAHUAN
KEDOKTERAN,
KESEHATAN MASYARAKAT
DAN KEPERAWATAN
ILMU KEBIDANAN
Filosofi bidan meliputi
(1) Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan
(2) Keyakinan tentang perempuan
(3) Keyakinan fungsi profesi dan manfaatnya
(4) Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat
keputusan
(5) Keyakinan tentang tujuan asuhan
(6) Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan

Bidan dalam bekerja memberikan pelayanan profesinya


berpegang pada paradigma, berupa pandangan terhadap
manusia / perempuan, lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan / kebidanan dan keturunan.
Bidan berwenang memberikan pelayanan yang meliputi ;
pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, dan
pelayanan kesehatan reproduksi perempuan serta keluarga
berencana. Dalam melaksanakan tugas, bidan melakukan
kolaborasi, konsultasi, dan rujukan sesuai kondisi pasien

Bidan memiliki peran sebagai;


 pelaksana (tugas mandiri, kolaborasi dan
ketergantungan)
 pengelola (pelayanan dasar dan partisipasi dalam tim)
 pendidik (memberikan pendidikan dan penyuluhan
kesehatan pada klien, melatih dan membimbing kader)
 peneliti.
ILMU KEDOKTERAN
Kedokteran adalah ilmu dan praktik dalam
melakukan diagnosis, terapi, dan pencegahan penyakit. Kedokteran
meliputi berbagai praktik perawatan kesehatan yang berkembang
untuk mempertahankan dan memulihkan
kesehatan dengan pencegahan dan pengobatan penyakit.
Kedokteran kontemporer menggunakan ilmu biomedis, penelitian
biomedis, genetika, dan teknologi medis untuk mendiagnosis,
mengobati, dan mencegah cedera dan penyakit, biasanya
melalui obat-obatan atau pembedahan, tetapi juga melalui terapi
yang beragam, antara lain, psikoterapi, belat dan traksi
eksternal, peralatan medis, biofarmasi, dan radioterapi.
Berdasarkan sejarah, hanya dokterlah yang dianggap
mempraktikkan ilmu kedokteran secara harfiah, dibandingkan
dengan profesi-profesi perawatan kesehatan terkait. Profesi
kedokteran adalah struktur sosial, dan pekerjaan dari
sekelompok orang yang dididik secara formal, serta diberikan
wewenang untuk menerapkan ilmu kedokteran. Di berbagai
negara, dan wilayah hukum, terdapat batasan hukum atas
siapa yang berhak mempraktikkan ilmu kedokteran atau
bidang kesehatan terkait.

Ilmu kedokteran umumnya dianggap memiliki berbagai cabang


spesialis, mulai dari pediatri (ilmu kesehatan anak), ginekologi
(ilmu penyakit pada wanita), neurologi (ilmu penyakit saraf),
hingga melingkupi bidang lainnya seperti kedokteran olahraga,
dan kesehatan masyarakat.
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat


antara lain ;
1. Epidemiologi
2. Biostatistik/statistik kesehatan
3.  Kesehatan lingkungan
4. Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
5. Administrasi kesehatan masyarakat
6. Gizi masyarakat
7.  Kesehatan kerja.
Tujuan kesehatan masyarakat adalah baik dalam bidang
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative adalah agar
setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya baik fisik,
mental, social serta diharapkan berumur panjang.

Secara garis besar, memang ilmu ini bertujuan untuk


menekan angka penularan penyakit dengan harapan jika
masyarakat telah teredukasi, maka bisa dilakukan tindakan
sedini mungkin agar penyakit tersebut tidak semakin parah.
ILMU KEPERAWATAN
Peran perawat diartikan sebagai tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam
sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat
konstan

Peran perawat berdasarkan hasil Lokakarya Nasional Keperawatan


(1983) adalah:
1) Pelaksana pelayanan keperawatan
2) Pendidik dalam keperawatan
3) Pengelola pelayanan keperawatan
4) Peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan.
PERAWAT DALAM MENJALANKAN PERANNYA
MEMILIKI BEBERAPA FUNGSI
Fungsi Independen yaitu fungsi mandiri dan tidak tergantung pada
orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan
secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan
dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia

Fungsi Dependen yaitu fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan


atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagian tindakan
pelimpahan tugas yang di berikan.

Fungsi Interdependen yaitu fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang
bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan yang lainnya.
Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja
sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderita yang mempunya penyakit kompleks. Keadaan
ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter
ataupun yang lainnya
Pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan cara
perorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice)atau
secara bersama sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya
untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan,
serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pelayanan kesehatan yang


termasuk dalam kelompok kesehatan masyarakat (public health
service)disertai dengan cara perorganisasian yang umumnya secara
bersama sama dalam suatu organisasi. Tujuan utamanya untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit,
serta sasarannya untuk kelompok dan masyarakat.
3

Perbedaan ilmu ontology dari


kebidanan dengan ilmu
pengetahuan lain
Secara khusus setiap disiplin keilmuan mempunyai
obyek forma dan obyek materia mengenal wujud yang
menjadi focus penelaahannya. Obyek forma merupakan
cara pandang terhadap sesuatu, sedangkan obyek
materia merupakan substansi dari obyek tertentu.
Setiap disiplin keilmuan yang mandiri mempunyai obyek
forma dan obyek materia yang berbeda dengan disiplin
keilmuan yang lain.dan inilah yang menjadi kriteria
untuk menilai keberadaan suatu disiplin keilmuan yang
mandiri. Oleh karena itu objek forma dan obyek materia
merupakan ciri yang spesifik dari suatu disiplin
keilmuan.
Pada hakekatnya pengetahuan ilmiah suatu
disiplin keilmuan dapat dibedakan antara fikiran
dasar yang melandasi suatu pemikiran dan
tubuh pengetahuan teoritis yang dibangun
diatas fikiran dasar tersebut. Fikiran dasar ini
terdri dari postulat, asumsi, dan prinsip.
Postulat merupakan anggapan tentang suatu
objek yang merefleksikan sudut pandang
tertentu. Anggapan ini tidak terkait kepada
benar atau salah melainkan kepada setuju atau
tidak setuju dengan postulat yang diajukan.
Setiap disiplin keilmuan mempunyai postulat yang khas
yang berbeda dengan disiplin keilmuan yang disebabkan
cara pandanga yang berbeda pula meskipun mungki
obyek yang menjadi telaahannya sama. Pikiran dasar
kedua adalah asumsi yakni pernyataan dasar tentang
realitas menjadi obyek.Oleh karna kaitannya dengan
realitas yang bersifat empiric, maka pernyataan ini harus
diuji kebenarannya. Suatu asumsi belum tentu bener
atau cocok dengan suatu kondisi tertentu. Asumsi yang
berbeda akan menghasilkan tubuh pengetahuan yang
berbeda pula dan pada akhirnya akan menghasilkan
kesimpulan yang berbeda.
a. Obyek materia Ilmu Kebidanan
Obyek materia ilmu kebidanan adalah substansi
dari obyek penelaahan dalam lingkup tertentu.
Objek materia dalam disiplin keilmuan kebidanan
adalah janin, bayi baru lahir, bayi dan anak
dibawah lima tahuan (balita) dan wanita secara
utuh (holistih) dalam siklus kehidupannya ( kanak-
kanak, pra remaja, remaja, dewasa muda, dewasa
lansia dini dan lansia lanjut) terutama dalam
masa reproduksi pada masa pra konsepsi, masa
kehamilan, masa melahirkan, masa nifas/masa
menyusui dan bayi baru lahir.
b. Obyek forma Ilmu Kebidanan
Obyek forma ilmu kebidanan adalah cara pandang yang
berfokus pada obyek penelaahan dalam batas atau ruang
lingkup tertenu. Obyek forma dari disiplin keilmuan
kebidanan adalah mempertahankan status kesehatan
reproduksi yaitu kesejahteraan wanita sejak lahir sampai
masa tuanya termasuk upaya keamanan dan
kesejahteraan ibu dan janinnya pada pra konsepsi masa
kehamilan, masa persalinan, masa nifas/masa menyusui,
sehingga tercapai kondisi yang sejahtera pada ibu dan
janinnya dan selanjutnya ibu tersebut dapat memelihara
bayinya secara optimal.
4

Persamaaan Ilmu Kebidanan


dengan
Ilmu Pengetahuan Lain
Sama halnya dengan ilmu
pengetahuan lain,
khususnya ilmu kesehatan,
ilmu kebidanan adalah ilmu yang
berdasarkan bukti ilmiah
(evidence based).
Dalam kebidanan disebut dengan
Evidence Based Midwifery (EBM)
Selain itu, oleh karena kaitannya
dengan ilmu yang mempelajari
manusia, dalam pengembangannya
ilmu kebidanan memperhatikan
aspek-aspek biopsikososio-spiritural.
Bidan sebagai “pelaku utama” ilmu kebidanan harus
memperhatikan hal-hal di atas ketika mengaplikasikan
ilmunya dalam pelayanan kebidanan.
Hal ini juga didukung dengan adanya organisasi profesi
ilmu kebidanan dan pemerintah yang berperan dalam
memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap
pengembangan ilmu kebidanan, sama halnya dengan ilmu
kesehatan lainnya.
5

organisasi
IBI (IKATAN BIDAN INDONESIA)
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) merupakan
organisasi profesi bidan di Indonesia.
Wadah Para bidan dalam mencapai tujuan
melalui kebijakan peningkatan
profesionalisme anggota guna menjamin
masyarakat mendapatkan pelayanan
berkualitas.
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) merupakan organisasi profesi
bidan di Indonesia. Wadah Para bidan dalam mencapai
tujuan melalui kebijakan peningkatan profesionalisme
anggota guna menjamin masyarakat mendapatkan
pelayanan berkualitas.
IBI didirikan pada tanggal 24 Juni 1951, menjadi anggota
Kongres Wanita Indonesia (KOWANI)  pada tahun 1951
dan bergabung menjadi anggota ICM (International
Confederation of Midwives) pada tahun 1956.
Kantor pusat berkedudukan di Jakarta, IBI memiliki
perwakilan di 34 Provinsi, 509 kota/kabupaten dan 3728
ranting diseluruh indonesia.
Visi IBI adalah mewujudkan bidan profesional
berstandar global.
Misi IBI adalah meningkatkan kekuatan organisasi, 
meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu
pendidikan bidan serta pelayanan,  meningkatkan
kesejahteraan anggota dan  mewujudkan kerjasama
dengan jejaring kerja.
Nilai – nilai yang mendasari IBI adalah
mengutamakan kebersamaan, mempersatukan diri
dalam satu wadah, pengayoman terhadap anggota, 
pengembangan diri, peran serta dalam komunitas,
mempertahankan citra Bidan dan  pelayanan
berkualitas kepada Ibu dan Anak.
Ibu Sehat -  Anak Sehat - Bangsa Sehat
Dr. Emi Nurjasmi, M Kes
Ketua Umum IBI 2018-2023
AIPKIND
(ASOSIASI PENDIDIKAN KEBIDANAN INDONESIA)
Asosiasi Pendidikan Kebidanan Indonesia (AIPKIND) lahir tahun 2008
pada tanggal 28 Oktober atas dasar keinginan bersama institusi
pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan bidan melalui
wadah yang menghimpun seluruh Pendidikan Bidan Indonesia.
Pada awal pembentukan AIPKIND kepengurusan terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Bendahara berpusat di Jakarta.
Selanjutnya, dengan tingginya aktifitas dan kegiatan yang melibatkan
AIPKIND, ditunjuk Koordinator Wilayah (Korwil) yang bertujuan
memudahkan koordinasi baik kepada Pengurus AIPKIND dan
Stakeholder Pendidikan di wilayahnya.
Saat ini sudah terbentuk 13 Korwil AIPKIND yang disesuaikan dengan
13 Wilayah Kopertis Dikti Kemendikbud RI dan didukung oleh 42 sub
Korwil untuk memudahkan komunikasi.
ICM
(INTERNATIONAL CONFEDERATION OF MIDWIFES)
ICM merupakan organisasi kebidanan dari berbagai negara (60
negara) yang markas besarnya berada di London Inggris. Tujuan
umum dari ICM yaitu memperbaiki standar pelayanan kebidanan
pada ibu bayi dan keluarga dan pendidikan yang berguna untuk
peningkatan profesionalisme. 
Tujuan khusus dari ICM adalah:
1. Memperbaiki standar asuhan kepada ibu, bayi, dan keluarga
diseluruh dunia.
2. Meningkatkan penerapan asuhan kebidanan.
3. Mengembangkan peranan kebidanan sebagai praktisi profesional
dengan hak-haknya sendiri.
4. Meningkatkan secara global potensi dan nilai kebidanan untuk
menurunkan morbiditas dan moRtalitas ibu dan bayi.
6

SEJarah
 Perkembangan bidan di Prancis
Setelah kebidanan dikenal wanita bangsawan, dokter
atau bidan selalu dipanggil dalam pertolongan
persalinan. Kemudian ditiru oleh wanita biasa di negara
tersebut.
Tokoh-tokoh:
• Francois Mauriceau Perasat Mauriceau pada letak
sungsang
• Ambroise Pare versi ekstraksi (diputar) lalu ditarik
keluar (1510).
• Grullemau
• Louise Bourgeous
 Setelah Amerika Serikat mengalami kemajuan negara
lain menyusul dan membuat buku-buku kebidanan
Tokoh tersebut:
• William Harvey (1578-1657) : Fisiologi plasenta
dan selaput janin
• Arantinus
• Fallopius : menemukan saluran sel telur
• Boudelocque (1745-1810) : Buku fisiologi persalinan
• Hugh I : Bidang Hodge
• Peter III Chamberlein (1610-1683) : Cunam/forsep

Anda mungkin juga menyukai