Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

(KONTRASEPSI/KB)

Oleh:
Mira oktavia
Nim: 2020.01.15401.023

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGK RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI DIPLOMA-lll KEBIDANAN
A. Definisi
Keluarga berencana adalah cara merencanakan keluarga: kapan ingin mendapatkan anak dan berapa jumlah
anak. (Burn, 2000).
 
B. Manfaat KB
1. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak makanan bagi setiap anak.
2. Ibu dan anak akan lebih sehat, karena kehamilan yang penuh resiko akan dihindari.
3. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak waktu bagi keluarga.
4. Menunggu kehamilan bisa memberi kesempatan kepada wanita muda dan pria untuk menuelesaikan
pendidikan.
5. Membantu menikmati hubungan suami istri, dan mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
 
C. Memilih cara KB
1. Cara hambatan yang menghambat kehamilan dengan cara menghambat bertemunya sel terlur wanita
dengan sperma pria.
2. Cara hormonal yang menunda kehamilan dengan cara mencegah indung telur untuk melepaskan sel telur,
membuat sel sperma sukar untuk bertemu sel telur, dan menjaga agar dinding rahim tidak bisa menjadi lahan
kehamilan
3. IUD yaitu alat dalam rahim yang menghambat pembuahan sel sperma dengan sel telur.
4. Cara alami yang membantu wanita untuk mengetahui kapan waktu yang subur, sehingga dia tidak
melakukan hubungan intim pada waktu tersebut.
5. Cara permanen ini merupakan tidakan operasi yang menghentikan kesempatan bagi pria dan wanita bisa
mempunyai anak.
 
D. Jenis-jenis KB:
1. Kondom
a. Kondom Pria
Kondom adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan pria selama melakukan hubungan seksual.
Cara menggunakan kondom:
1) Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke belakang. Kemudian masukan
ujung penis kedalam mulut kondom dan masukan sampai ke ujung akhir penis yang keras. 
2) Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai semua kondom bisa meliputi
semua permukaan penis. Bagian ujung kondom yang agak longgar akan menampung cairan sperma.
Bila ujung penis tidak berongga, kondom bisa pecah. 
3) Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan pinggiran kondom dan
mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis masih dalam keadaan tegang. 
4) Tarik keluar kondom. Jangan sampai bocor sehingga cairan sperma keluar. 
5) Bentuk ikatan pada pangkal kondom kemudian dibuang dengan cara dibakar atau dikubur sehingga
jauh dari kemungkinan permainan ank-anak atau binatang.  
b. Kondom Wanita
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisa dimasukan ke dalam vagina sebelum
melakukan hubungan seksual. Kondom hanya digunakan sekali pakai, karena akan mudah robek bila
dicuci dan digunakan kembali. Kondom wanita merupakan cara KB yang efektif bisa melindungi dari
penularan PMS dan kehamilan serta berada dibawah kendali wanita. 
Cara memakai kondom wanita: 
1) Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang bertutup. 
2) Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan. 
3) Masukan cincin ke dalam lubang vagina
4) Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin luar tetap berada diluar vagina. 
5) Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke dalam cincin luar tersebut.
6) Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan sebelum kita berdiri. Plintir cincin
luar kondom supaya cairan sperma masih tetap berada di dalam kondom. 
 
2. Pil kombinasi (cara KB yang mengandung estrogen dan progestin)
Cara yang paling meyakinkan dalam mencegah kehamilan adalah pasangan wanitanya menggunakan pil
kontrasepsi. Terdapat beberapa jenis pil ini, tetapi masing-masing mengandung hormone esterogen dan
progesterone yang menghambat ovulasi. Agar benar-benar efektif maka pil tersebut harus di minum dengan
tepat sesuai petunjuk yang tercantum. 
Ada beberapa jenis pil kontrasepsi, antara lain :
a. Kontrasepsi Oral Kombinasi
Pil ini mengandung 30-50 µg estrogen dan antara 0,5-2 mg progesterone (noretisteron). Kombinasi
estrogen menekan ovulasi dan progesterone di tambahkan untuk mengendalikan siklus menstruasi.
Maksud pemberian pil ini adalah untuk mencegah pematangan folikel de Graaf dan pembentukkan korpus
luteum. Kombinasi-kombinasi kontrasepsi ini juga:
1) Menyebabkan mucus serviks tidak dapat di tembus oleh sperma dan meningkatkan kekentalannya
(viskositasnya).
2) Mengurangi gerakan atau motilitas tuba falopi dengan cara mengurangi kerja peristaltik sehingga
sperma yang tetap hidup akan sangat mengalami kesulitan bergerak sepanjang tuba falopi untuk sampai
uterus.
 
Siklus menstruasi di tekan, tetapi withdrawal bleeding yang siklis tetap terjadi apabila pil harian tersebut
di ganti dengan placebo. Metode ini dapat di terima karena mengurangi gangguan siklis dan secara estetik
dapat di terima, karena metode ini tidak berhubungan dengan masalah hubungan seksual.
Efek Samping
Walaupun demikian, metode ini mempunyai kerugian, mempunyai efek samping seperti :

• Efek karena kelebihan estrogen


Ada rasa mual, kadang di sertai muntah, diare dan rasa perut kembung. Selain itu menyebabkan retensi
cairan karena kurangnya pengeluaran air dan natrium. Retensi cairan ini dapat menyebabkan
bertambahnya berat badan. Oleh karena itu, pada akseptor di anjurkan untuk kurangi konsumsi garam.
Efek samping lainnya berupa sakit kepala, nyeri pada mamae. Konsumsi pil yang cukup lama dengan
dosis estrogen yang tinggi dapat menyebabkan pembesaran mioma uteri, akan tetapi biasanya
pembesaran itu berhenti jika pemakaian pil di hentikan. 
Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting dan withdrawal bleeding dalam
masa intermenstruum. 

• Efek karena kelebihan progesterone


Karena hal ini dapat menyebabkan nafsu makan meningkat disertai bertambahnya berat badan. Dapat
menimbulkan jerawat dan alopesia karena efek androgenic dari jenis progesterone yang di pakai dalam
pil. 

• Efek samping yang berat


Dapat terjadi trombo-emboli, trombo-emboli ini dapat terjadi apabila di dukung oleh faktor-faktor
predisposisi seperti merokok, hipertensi, diabetes mellitus dan obesitas.

• Menstruasi tidak teratur atau bercak-bercak. Pil kombinasi sering membuat datang bulan lebih

pendek dan lebih ringan.


Kontraindikasi
Tidak semua wanita dapat menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi. Kontraindikasinya antara lain :

• Kontraindikasi mutlak
- Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen 
- Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun
- Pernah mengalami trombo phlebitis, trombo-emboli, kelainan serebrovaskular
- Diabetes mellitus
- Kehamilan 
• Kontraindikasi relatif
- Depresi 
- Migraine 
- Mioma uteri
- Hipertensi 
- Oligomenorea dan amenorea 
Kelebihan dan Kekurangan pil kombinasi

• Kelebihan 
- Efektivitasnya dapat di percaya 
- Frekuensi koitus tidak perlu di atur
- Siklus haid tidak teratur
- Keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali
• Kekurangan 
- Pil harus di minum setiap hari
- Motivasi harus kuat
- Adanya efek samping walaupun efeknya sementara
- Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang persisten 
- Harganya relative mahal
Cara pemakaian pil kombinasi:
Pil tersedia dalam paket berisi 21 atau 28 tablet. Bila memakai paket 28 tablet, minumlah pil setiap hari
selama sebulan. Segera setelah selesai 1 paket, mulailah dengan paket yang baru dan seterusnya. Bila
memakai paket 21 pil, minumlah pil setiap hari selama 21 hari, kemudian tunggu 7 hari sebelum mulai
dengan paket yang baru. Datang bulan akan terjadi pada hari-hari dimana kita sedang berhenti minum pil.
Tetapi mulai dengan paket baru meskipun datang bulan belum datang. Pada kedua paket tersebut baik
yang berisi 21 atau 28 pil, minumlah pil pertama pada hari pertama datang bulan. Dengan cara ini kita
akan terlindungi dengan segera. Bila diminum setelah hari pertama, kita bisa mulai pada tanggal-tanggal
selama 7 hari pertama datang bulan. Tetapi kita tidak akan terlindungi dengan segera, sehingga pada dua
minggu pertama kita minum pil, sebaiknya kita juga memakai cara KB yang lain atau tidak melakukan
hubungan seksual. Kita harus minum pil setiap hari, meskipun kita tidak melakukan hubungan intim
setiap hari. Cobalah memakai pil pada waktu yang sama setiap hari mungkin akan membantu bila kita
selalu mulai minum pil dari paket terbaru pada hari yang sama.
Bila kita lupa minum pil kita bisa hamil
Bila kita lupa minum satu pil begitu ingat, minumlah segera satu pil. Kemudian minumlah pil selanjutnya
secara teratur seperti semula. Ini berarti bahwa kita harus minum dua pil dalam satu hari.
Bila kita lupa minum dua pil secara berturut-turut, mulailah segera minum pil berikutnya. Minumlah dua
pil selama dua hari dan kemudian teruskan minum satu pil setiap hari sampai habis. Gunakan kodom
sampai kita telah minum pil selama tujuh hari selama berturut-turut. Bila kita lupa minum tiga pil atau
lebih, berhentilah minum pil dan kemudian tunggu sampai datang bulan berikutnya. Gunakan kondom
selama sisa siklus bulanan. Kemudian mulai dengan paket yang baru. 
Pil yang terlambat diminum atau lupa akan menyebabkan perdarahan sedikit, seperti datang bulan yang
ringan.
1. Pil Progesteron 
Karena jenis pil ini tidak mengandung estrogen maka pil ini lebih aman bagi wanita yang tidak cocok
pil kombinasi dan bagi wanita timbul efek samping pada pemakaian pil kombinasi. Pil ini juga lebih
baik bagi ibu menyusui karena tidak mengandung zat yang menyebabkan pengurangan produksi ASI.
Penggunaan pil ini sangat efektif bagi ibu-ibu menyusui. 
Pada beberapa wanita pil ini menekan ovulasi secara sempurna. Pada beberapa wanita yang lain folikel
mengalaman pematangan secara normal, tetapi terjadi fase luteal yang dipersingkat dan tidak terjadi
produksi progesterone. Kerja kontrasepsi pil progesterone saja terletak pada kerjanya pada mucus
serviks dengan membuat mukus ini lebih kental dan sulit dilewati sperma, dan dengan mengurangi
kerja peristaltik tuba falopi sehingga sperma yang tetap hidup sangat sulit atau tidak mungkin
mencapai uterus. 
Efek samping yang umum terjadi:

• Perdarahan tidak teratur atau bercak-bercak

• Datang bulan terlambat

• Sering pusing
 
2. Pil sekuensial 
Pil ini hanya mengandung estrogen di minum selama setengah pertama siklus mentruasi dan kemudian
selama setengah siklus yang kedua diberikan pil yang mengandung baik estrogen maupun
progesterone. Efek keseimbangan hormone ini ialah penekanan ovulasi, dan karena kadar estrogen
tinggi, maka juga akan menekan laktasi apabila diberikan kepada pasien post natal. Sekuensial
memberikan banyak efek samping, yang meliputi bertambahnya berat badan, perubahan payudara,
mual, sakit kepala dan penurunan libido. 
Secara umum ada beberapa komplikasi yang terjadi pada kontrasepsi oral, yaitu mencakup sebagai
berikut :
A – Abdominal pain, mengindikasikan masalah pada hepar atau kandung empedu.
C – Chest pain atau sesak napas, mengindikasikan adanya sumbatan pembuluh darah pada paru
atau jantung.
H – Headaches, disebabkan oleh gangguan kardiovaskular atau hipertensi.
E – Eye problem, mengindikasikan gangguan vascular atau hipertensi.
S – Severe leg pain, mengidikasikan proses trombo-emboli.
 
3. Implant
Implant terdiri dari 6 tabung kecil dan lunak yang ditempatkan dibawah kulit lengan. Tabung ini
mengandung hormon progestin dan bekerja seperti mini-pi. Mereka bisa mencegah kehamilan selama 5
tahun. Merk dagang yang tersedia adalah Norplant.
Cara pemakaian implant
Seorang petugas kesehatan yang terlatih membuat sayatan kecil di kulit lengan untuk memasukan dan
mengeluarkan implant. Ini biasanya dilakukan di klinik atau di puskesmas.
4. KB Suntikan
Konrasepsi suntikan progestin yang pertama dikembangkan tahun 1953 oleh Karl Junkmann. Tahun 1957
Junkmann dan kawan-kawan menemukan NET EN. Pada sata yang sama Upjohn Company di Amerika
Serikan menemukan DMPA yang berasal dari hormon alamiah progesteron. NET EN merupakan suntikan
progestin pertama yang pakai sebagai kontrasepsi dan diberi nama dagang Noristerat. Percobaan-percobaan
pertama dari DMPA sebagai metode kontrasepsi dimulai pada tahun 1963, diikuti percobaan-percobaan di
lapangan pada tahun 1965. Pada tahun 1967 Upjohn Company meminta FDA US untuk memasarkan
DMPA sebagai kontrasepsi di Amerika Serikat. Pada saat itu telah diketahui dengan jelas bahwa estrogen
dalam kontrasepsi hormonal per-oral merupakan penyebab munculnya efek samping. Seperti, mual,
muntah, munculnya bekuan darah, sehingga adanya metode kontrasepsi yang bebas esterogen seperti
DMPA dan mini-pil merupakan hal yag sangat menarik. Tetapi pada tahun 1970, penelitian-penelitian
menunjukkan bahwa progestin, termasuk DMPA, menyebabkan timbulan benjolan-benjolan pada payudara
binatang percobaan anjing beagle, sehingga menyebabkan timbulnya kewaspadaan dari FDA. Pada bulan
September 1974, FDA menyatakan keinginannya untuk menyetujui DMPA sebagai suatu metode
kontrasepsi tetapi hanya bagi wanita yang telah mengalami kegagalan kontrasepsi dengan metode lain.
Tidak beberapa lama setelah itu, FDA kembali menangguhkan maksud nya tersebut, setelah timbul
pertanyaan paakah DMPA dapat meninggikan risiko karsinoma serviks. Tahun 1975 dinyatakan tidak ada
bukti-bukti tanda bertambahnya karsinoma serviks, dan diusulkan kembali penggunaan DMPA untuk
kalangan wanita yang terbatas. Tetapi pada tahun 1978 FDA secara resmi menolak pemakaian DMPA
sebagai suatu metode kontrasepsi, dengan alasan :
1. Masalah timbulnya benjolan-benjolan pada payudara binatang anjing beagle yang diberikan DMPA
belum terpecahkan.
2. Adanya risiko potensial timbulnya cacad bawaan pada kasus kegagalan kontrasepsi.
3. Pemberian esterogen untuk menaggulangi perdarahan haid ireguler karena DMPA, akan
mengurangi keuntungan dari kontrasepsi berisi progestin saja.
4. Belum dapat ditunjukkan adanya kebutuhan yang mendesak dari pemakaian DMPA di Amerika
Serikat.
 
Disamping itu pihak-pihak yang menyetujui metode kontrasepsi suntikan juga menyatakan bahwa :
a. Wanita mungkin tidak mengetahui obat apa yang disuntikkan kepadanya atau wanita disuntik tanpa
seizinnya (tanpa irformed consent).
b. Sebagai obat suntik berdaya kerja panjang, efeknya termasuk efek smaping utama maupun yang
minor tidk dapat segera dihentikan dengan jalan menghentikan suntikannya. Baru pada bulan Oktober
1992 FDA menyetujui Depo Provera sebagai kontrasepsi suntikan. 
Kontrasepsi Suntikan (Injektables)
Salah satu tujuan utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk mengembangkan suatu metode
kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama),  yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap
akan bersanggama, tetapi tetap reversibel.
Dua kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang sekarang banyak dipakai adalah :
1. DMPA (Depot Medroxyprogesterone asetat) = Depo Provera
a. Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih 20 tahun dan smapai saat
ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita.
b. Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.
2. NET-EN (Norethindrone enanthate) = Noristerat
a. Dipakai lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5 juta wanita.
b. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan
pertama (= 3x suntikan pertama), kemudin selanjutnya sekali setiap 12 minggu.
Baik DMPA maupun NET EN sangat aktif dengan angka kegagalan untuk :
DMPA: < 1 per 100 wanita pertahun
NET EN: 2 per 100 wanita pertahun
Efek samping utama : gangguan pola haid.Sedangkan efek samping lain kecil sekali, antara lain :

− Berat badan naik, antara 1-5 kg (DMPA).

− Sebagian besar wanita belum kembali fertilitasnya selama 4-5 bulan setelah menghentikan suntikannya.
Penelitian-penelitian membuktikan bahwa sampai saat ini kontrasepsi suntikan tidak menambah risiko
terjadinya karsinoma seperti karsinoma payudara atau serviks, progesteron, termasuk DMPA digunakan
untuk mengobati karsinoma endometrium.
 
 
Farmakologi dari Kontrasepsi Suntikan
DMPA:
1. Tersedia dalam larutan mikrokristaline.
2. Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak, lalu kadarnya tetap tinggi untuk 2-3
bulan, selanjutnya menurun kembali.
3. Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73 hari penyuntikan, tetapi umumnya ovulasi baru timbul
kembali setelah 4 bulan atau lebih.
4. Pada pemakaian jangka alama, tidak tejadi efek akumulatif dari DMPA dalam darah/serum.
 
NET EN :
1. Merupakan suatu progestin yang berasal dari testosterone, dibuat dalam larutan minyak. Larutan
minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang tetap dengan akibat pelepasan obat dari tempat suntikan
kedalam sirkulasi darah dapat sangat bervariasi.
2. Lebih cepat di metabolisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat dibandingkan dengan DMPA.
3. Setelah disuntikkan, NET EN harus di ubah menjadi norethindrone (NET) sebelum ia menjadi aktif
secara biologis.
4. Kadar puncak dalam serum tercapai dlam 7 hari setelah penyuntikan, kemudian menurun secara tetap
dan tidak ditemukan lagi dalam waktu 2,5 – 4 bulansetelah disuntikkan.
 
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
1. Primer: Mencegah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH (LH surge). Respons kelenjar hypofisis
terhadap gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi
di hipothalamus daripada kelenjar di hypofisis. Ini berbeda dengan POK, yang tampaknya menghambat
ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar hypofisis. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak
menyebabkan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian PDMA, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif.
Sering stroma menjadi edematous. Pemakaian jangka panjang, endometrium dapat menjadi sedemikian
tipisnya, sehingga tidak dapat atau sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-
perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA terakhir.
2. Sekunder:
a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga dapat menjadi barier terhadap spermatozoa
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi
c. Kemungkinan besar mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopii
 
Efektivitas Kontrasepsi Suntikan
a. Baik DMPA maupun NET EN sangat efektif sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 1 per 100
wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA, dan 2 per 100 wanita per-tahun
pemakaian NET EN
b. Kontrasepsi suntikan sama efektifnya seperti POK (Pil Oral Kombinasi), dan lebih efektif daripada
IUD
c. Dosis DMPA dengan daya kerja kontraseptif yang paling sering dipakai 150 mg setiap 3 bulan
adalah dosis yang tinggi. Setelah suntikan DMPA, ovulasi tidak akan terjadi untuk minimal 14 minggu.
Sehingga terdapat periode “tenggang-waktu/ waktu kelonggaran” (grace period) selam 2 minggu untuk
akseptor DMPA yang disuntik ulang setiap 3 bulan
d. Penelitian dalam skala kecilk akhir-akhir ini menemukan bahwa dosis lebih rendah dari DMPA –
100 mg sekali setiap 3 bulan hampir sama efektifnya dngan suntikan 150 mg, dengan angka kegagalan
0,44 per 100 wanita per tahun.
Sedangkan pemberian sekali setiap 6 bulan dengan dosis 250, 300, 400 atau 450 mg DMPA umumnya
menujukkan angka kegagalan yang sedikit lebih tinggi, 0-3,6 kehamilan per 100 wanita-per tahun.
e. NET EN 200 mg lebih efektif bila diberikan dalam jarak waktu yang lebih pendek. Penyuntikan
sekali setiap 8 minggu: angka kegagalan 0,4-1,8 per 100 wanita per 24 bulan. Penyuntikan sekali setiap
12 minggu angka kegagalan 6,6 per 100 wanita per 24 bulan
f. Masa kerja NET EN lebih singkat daripada DMPA, sehingga tidak terdapat “tenggang-waktu”waktu-
kelonggaran” (grace period) untuk akseptor NET EN yang terlambat disuntik-ulang.
 
Menurut WHO pemakaian sekali setiap 8 minggu sedikit lebih efektif dibandingkan sekali setiap 8
minggu selama 6 bulan yang disusul suntikan sekali setiap 12 minggu.
 
 
 
 
 
 
Kontra-Indikasi Suntikan
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada: 
- Kehamilan
- Ca Mammae
- Ca Traktus Genitalia
- Pendarahan Abnormal Uterus
Disamping itu WHO juga menganjurkan untuk:
- Mempertimbangkan kontra indikasi yang berlaku untuk POK
- Pada wanita dengan DM atau riwayat DM selama kehamilan, harus dilakukan follow up dengan teliti,
karena dari beberapa percobaan laboratorium, ditemukan bahwa DMPA mempengaruhi metabolism
karbohidrat.
Efek Samping Suntikan
- Gangguan haid; ini yang paling sering terjadi dan paling sering mengganggu.
a. Pola haid yang normal dapat berubah menjadi:
- Amenore 
- Perdarahan ireguler
- Perdarahan bercak
- Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang
b. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian
Perdarahan inter-menstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan jalannya waktu, sedangkan
kejadian amenore bertambah besar.
c. Insidens yang tinggi dari amenore diduga berhubungan dengan atrofi endometrium. Sedangkan
sebab-sebab dari perdarahan ireguler masih belum jelas, dan tampaknya tidak ada hubungan dengan
perubahan dalam kadar hormone atau histologi endometrium.
d. DMPA lebih sering menyebabkan perdarahan, perdarahan- bercak dan amenore dibandingkan
dengan NET EN, dan amenore pada DMPA tampaknya lebih sering terjadi pada akseptor dengan
berat badan tinggi
e. Bila terjadi amenore, berkurangnya darah haid sebenarnya memberikan efek yang
menguntungkan yakni berkurangnya insidens anemia
f. Untung bahwa perdarahan yang hebat, yang dapat membahayakan diri akseptor, jarang terjadi. 
- Berat badan yang bertambah
a. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara < 1kg- 5 kg pada tahun
pertama
b. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak
tubuh dan bukan karena retensi cairan tubuh
c. Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hypothalamus, yang
menyebabkan ekseptor makan lebih banyak dari pada biasanya. 
- Sakit Kepala
Inseden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN dan terjadi pada kurang dari 1-17%
akseptor
- System kardiovaskular 
a. Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atau system pembekuan darah maupun
system fibrinolitik. Tidak ditemukan bukti-bukti bahwa DMPA maupun NET EN menambah resiko
timbulnya bekuan darah atau gangguan sirkulasi lain.
b. Perubahan dalam metabolism lemak, terutama penurunan HDL kolesterol, baik pada DMPA
maupun NET EN dicurigai dapat menambah besar resiko timbulnya penyakit kardiovaskuler. HDL
kolesterol rendah menyebabkan timbulnya arterosklerosis. Sedangkan terhadap trigliserida dan
kolesterol total tidak ditemukan efek apapun dari kontrasepsi suntikan. 
 
Jenis kontrasepsi berdasarkan waktu pemberian:
a. Kontrasepsi suntikan jangka panjang yang baru
WHO meneliti dua macam kontrasepsi suntikan yang baru, yang merupakan senyawa ester berasal dari
NET atau Levonorgestrel. Ester adalah kombinasi streroid dengan suatu asam:
1) HRP002 
Berisi levonorgestrel butanoate, dosis 20mg akan mencegah ovulasi untuk 3 bulan, beredar tahun
1992 
2) HRP011
Berisi levonorgestrel 3-oxime cyclopentyl carboxylate, yang secara kimiawi serupa dengan
progestin lain yaitu norgestimate. Senyawa tersebut kurang mengakibatkan perubahan-perubahan
endometrium. Dosis yang sedang diteliti 20, 40, dan 60 mg. jangka penyuntikan 6 bulan beredar
pada pertengahan dasawarsa 1990.
 
Keuntungan dari kontrasepsi suntikan senyawa ester ini lebih banyak dibandingkan kontrasepsi
suntikan yang sudah ada atau standar:
➢ Pelepasan hormon dari tempat suntikan berjalan hampir konstan, tanpa pelepasan-awal
yang tinggi seperti yang terjadi pada DMPA dan NET EN 
➢ Diberikan dalam larutan mikrokristaline yang aqueous seperti yang dipakai pada DMPA,
sehingga pembuatannya lebih mudah dan biaya nya lebih murah.
 
b. Kontrasepsi suntikan sekali sebulan
Banyak digunakan di Negara-negara latin dan RRC terdiri dari kombinasi dari estrogen dan
progesteron.
Kontrasepsi sekali sebulan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan kontrasepsi biasa atau
standar, yaitu:
1) Menimbulkan perdarahan teratur setiap bulan
2) Kurang menimbulkan perdarahan bercak atau perdarahan irregular lainnya
3) Kurang menimbulkan amenore
4) Efek samping lebih cepat menghilang setelah suntikan dihentikan
Adapun kekurangan dari kontrasepsi sekali sebulan adalah:

a. Penyuntikan lebih sering

b. Biaya keseluruhan lebih tinggi

c. Kemungkinan efek samping karena estrogen


Efek Non-Kontraseptif
Kontrasepsi suntikan juga mempunyai efek non-kontraseptif yang menguntungkan, yaitu:
a. DMPA telah diakui sebagai terapi untuk karsinoma endometrium (primer maupun mestatik)
b. Pada wanita yang sedang menyusui, DMPA dapat menambah jumlah ASI
c. Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat menolong mencegah anemia, baik pada DMPA maupu
NET EN
d. Pada penderita penyakit sickle cell (suatu penyakit genetic di afrika), DMPA mengurangi rasa sakit
dan terdapat lebih sedikit sel darah merah abnormal.
e. DMPA juga memberi proteksi terhadap beberapa macam infeksi traktus genitalia/PID
f. DMPA juga mencegah vulvo-vaginal candidiasis
g. DMPA mengurangi resiko karsinoma ovarium dan karsinoma endometrium 
h. DMPA diperbolehkan di Amerika Serikat untuk dipakai pada karsinoma ginjal (sebagai pengobatan
paliatif)
i. DMPA kadang-kadang digunakan untuk mengobati pubertas praecox
j. DMPA dalam dosis sangat tinggi digunakan untuk mengurangi kadar testosterone pada pria dengan
kelakuan seksual yang abnormal.
5. Alat dalam rahim IUD (IUCD, COPPER-T, SPIRAL)
IUD adalah sebuah alat yang kecil yang dimasukan ke dalam rahim oleh dokter atau petugas kesehatan
yang terlatih atau bidan. Setelah di rahim, IUD akan mencegah sel sperma pria untuk bertemu dengan sel
terlur wanita. IUD bisa tinggal di dalam rahim sampai 10 tahun (tergantung pada jenis IUD) sebelum di
lepas dan diganti. Sebuah IUD dapat digunakan tanpa sepengatuhan pria (meskipun kadang-kadang pria
dapat merasakan benangnya). 
Kontraindikasi:
- Hamil atau mungkin hamil.
- Dalam bahaya penularan PMS.
- Pernah menderita infeksi tuba atau rahim, atau infeksi setelah melahirkan atau setelah keguguran.
- Pernah hamil diluar kandungan.
- Pernah mengalami perdarahan hebat dan rasa sakit selama datang bulan.   
- Sangat anemik.
- Belum pernah hamil.
Efek samping:
Mengalami perdarahan ringan selama minggu pertama setelah memakai IUD. Beberapa wanita bisa
mengalami datang bulan yang lebih lama lebih banyak dan lebih sakit tetapi ini akan menghilang setelah
tiga bulan pertama pemakaian IUD.
Cara menggunakan IUD:
Sebuah IUD dimasukan oleh seorang petugas kesehatan yang telah dilatih khusus setelah dilakukan
pemeriksaan. Waktu yang terbaik pemasangan IUD adalah selama datang bulan. Setelah melahirkan, lebih
baik menunggu enam bulan untuk memberi kesempatan rahim pulih kembali baik ukuran dan bentuknya
sebelum memasukan IUD.
Kadang-kadang IUD bisa terlepas dari tempatnya. Bila ini terjadi, maka tidak akan efektif lagi untuk
mencegah kehamilan, karena itu sangat penting untuk bisa memeriksa sendiri letak IUD untuk memastikan
letak masih baik. Sebagian besar IUD mempunyai dua benang yang terjurai kadang-kadang sampai di
mulut vagina. Kita bisa memeriksa benang tersebut setiap setelah datang bulan untuk memastikan letak
IUD masih baik. 
Cara memeriksa letak IUD:
1. Cuci tangan.
2. Berjongkoklah dan dengan dua jari masukkan ke dalam vagina dan jangkau sedalam-dalamnya.
Rasakan adanya benang tetapi jangan mencoba untuk menarik keluar.
3. Keluarkan jari-jari dan cucilah tangan dengan baik.
Penghentian pemakaian IUD:
Bila kita ingin menghentikan pemakaian IUD, kita harus pergi ke petugas kesehatan yang akan
mengeluarkan IUD, jangan mencoba mengeluarkannya sendiri. Kita bisa segera menjadi hamil setelah IUD
dikeluarkan.
6. Sterilisasi
Terdapat beberapa cara operasi yang bisa membuat pria atau wanita hampir tidak mungkin bisa mempunyai
anak lagi. Karena hasil operasi ini bersifat permanen, maka tindakan ini hanya tepat bagi ibu atau bapa
yang betul-betul telah yakin tidak ingin mempunyai anak lagi. 
Untuk mendapatkan pelayanan tindakan operasi ini, ibu atau bapa harus pergi ke RS yang mampu melayani
operasi tersebut. Operasi ini cukup cepat dan aman yang jarang menimbulkan efek samping. 
a. Vasektomi (operasi pria)
Adalah suatu tindakan bedah yang sangat sederhana dimana dilakukan pemotongan saluran yang
membawa sperma dari buah pelir ke penis. Buah pelirnya sendiri masih tetap utuh, tidak dipotong sama
sekali. Operasi ini dilakukan di Puskesmas, dimana petugas kesehatan telah dilatih untuk melakukannya.
Tindakan operasi ini hanya berlangsung beberapa menit.
Operasi ini tidak mengubah kemampuan untuk melakukan hubungan seksual ataupun untuk merasakan
kenikmatan hubungan seksual. Pria masih mampu untuk ejakulasi cairan sperma atau semen tetapi
cairan tersebut tidak mengandung benih sperma. Setelah operasi, pria tersebut harus terlebih dahulu
ejakulasi sampai 20 kali sebelum benih sperma betul-betul telah bersih. Selama menunggu pakailah
cara-cara kb yang telah biasa dipakai.
b. Tubektomi (operasi wanita)
Pemutusan saluran telur wanita sedikit lebih rumit dari pada vasektomi, tetapi tetap merupakan tindakan
bedah yang aman hanya berlangsung sekitar 30 menit.  
Petugas kesehatan membuat sayatan kecil di kulit perut ibu, kemudian memotong atau mengikat saluran
yang membawa sel telur dari indung telur kerahim. Tindakan ini tidak akan mengubah kemampuan
wanita untuk melakukan hubungan seksual ataupun menikmati hubungan seksual. Penting: sterilisasi
tidak melindungi terhadap PMS, termasuk AIDS. Kita harus tetap memikirkan cara untuk perlindungan
untuk penyakit-penyakit tersebut. 
 
7. MAL (Metode Aminorea Laktasi)
Metode Aminorea Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian ASI
secara eksklusif artinya, diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya. 
Cara kerja
Cara kerja dari metode MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi atau
menyusui hormon yan berperan adalah oksitosin dan prolaktin.semakin sering menyusui maka kadar
prolaktin meningkat dan hormon gonadotropin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon
penghambat akan mengurangi kadar estrogen sehingga tidak terjadi ovulasi.
Manfaat
Metode MAL memberikan manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi. Manfaat non kontrasepsi:
Untuk bayi:
- Mendapatkan kekebalan pasif.
- Peningkatan gizi.
- Mengurangi resiko penyakit menular.
- Terhidar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula, atau alat minum yang dipakai.
Untuk ibu:
- Mengurangi perdarahan post partum.
- Membantu proses involusi uteri.
- Mengurangi resiko anemia.
- Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.
Kelemahan:
- Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.
- Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan, belum mendapat haid dan
menyusui secara eksklusif.
- Tidak melindungi dari penyakit menular.
- Bukan merupakan pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
- Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.
Menyusui bisa efektif mencegah kehamilan bila terdapat keadaan seperti berikut ini:
1. Bayi berumur kurang dari 6 bulan.
2. Datang bulan belum dimulai sejak melahirkan.
3. Ibu hanya memberikan ASI saja bagi bayi dan memberikannya setiap bayi merasa lapar dengan
jarak antara waktu makan kurang dari 6 jam baik siang maupun malam. Bayi sering minum ASI di
malam hari.
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Burns, August, dkk.2000. Pemberdayaan Wanita Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Andi
Hamilton, Persis Mary.1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: ECG
Pillitteri, Adele.2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai