Anda di halaman 1dari 11

Deandra Ramadhan P

1906385172
Reguler

No. Surat: A&A/LO.VII/26.10.2022 26 Oktober 2022

Kepada Yth,
Bapak Arif Rahman S.E., M.B.A.
Jl. Wijaya I Blok A7 No. 21, Jakarta Selatan

Perihal : Pendapat Hukum (Legal Opinion) terkait Prosedur dan Persyaratan Pendirian
Perusahaan Asuransi hingga Dapat Menjalankan Usaha Perasuransian Tersebut.

Dengan hormat,
Merujuk pertemuan antara kami, Andra and Associates (A&A) selaku Konsultan Hukum bebas
dan mandiri, telah ditunjuk oleh Bapak Arif Rahman S.E., M.B.A berdasarkan Surat KA/2022-
00169 tanggal 26 Oktober 2022, ditandatangani dan disetujui pada 28 Oktober 2022, untuk
meminta pendapat hukum kami terkait prosedur dan persyaratan pendirian perusahaan asuransi
hingga dapat menjalankan usaha perasuransian tersebut, maka bersama ini kami sampaikan
Pendapat Hukum kami sebagai berikut:

I. PERMASALAHAN
Berdasarkan pertemuan antara kami dengan bapak Arif Rahman dapat diketahui
bahwa terdapat permasalahan sebagai berikut:
1. Hal-hal apa saja yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan pendirian
perusahaan asuransi dan bagaimana prosedur pendirian perusahaan asuransi
tersebut hingga dapat menjalankan usaha perasuransiannya berdasarkan undang-
undang yang berlaku di Indonesia?
II. RUANG LINGKUP DAN PEMBATASAN
PH ini terbatas pada dan memiliki ruang lingkup sebagai berikut:
a. PH ini dibuat dan disusun berdasarkan pemeriksaan atas undang-undang terkait
pendirian perseroan terbatas dan undang-undang asuransi terkait prosedur dan
persyaratan pendirian perusahaan asuransi di Indonesia;
Deandra Ramadhan P
1906385172
Reguler
b. PH secara tegas hanya meliputi hal-hal yang disebutkan di dalamnya dan sama
sekali tidak meliputi hal-hal yang mungkin secara implisit dapat dianggap
termasuk di dalamnya;

c. Hak dan kewajiban dari para pihak di dalam perjanjian-perjanjian adalah terbatas
pada hukum Republik Indonesia dan tunduk pada prinsip itikad baik (goede
trouw) dalam mana hukum tersebut mengatur hubungan antara para pihak dalam
kontrak dan yang mana pada keadaan tertentu dapat menghalangi pelaksanaan
dari kontrak tersebut yang berlaku secara kontraktual;
d. Kami, sebagai konsultan hukum di Indonesia, tidak mempunyai keahlian atau
kualfikasi untuk memberikan pendapat hukum atas undang-undang dan peraturan-
peraturan yang berlaku dari yurisdiksi lain selain daripada Republik Indonesia.
Oleh karenanya kami hanya dapat memberikan pendapat hukum sepanjang
berhubungan dengan hukum Republik Indonesia yang berlaku dan tidak untuk
ditafsirkan berdasarkan hukum serta peraturan perundang-undangan negara lain.

III. ATURAN HUKUM


Aturan hukum yang kami gunakan terbatas pada hukum yang berlaku di wilayah
Republik Indonesia dan yang berlaku pada saat ini, yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian (UU 40/2014).
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor  67/POJK.05/2016  Tentang
Perizinan Usaha Dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi
Syariah, Perusahaan Reasuransi, Dan Perusahaan Reasuransi Syariah.

IV. PENDAPAT HUKUM


Berdasarkan pemeriksaan terhadap Undang-Undang tentang Perasuransian dan POJK
Nomor 67 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi yang
menjadi dasar dan bagian yang tidak terpisahkan dari PH ini, maka kami
berkesimpulan berpendapat sebagai berikut:
1. Perusahaan perasuransian harus merupakan Badan Usaha Berbadan Hukum
berbentuk perseroan terbatas (PT) Koperasi atau Usaha Bersama yang telah ada
Deandra Ramadhan P
1906385172
Reguler
pada saat Undang-Undang ini diundangkan sesuai Pasal 6 Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian (UU 40/2014)
2. Sebelum menjalankan kegiatan usahanya, PT atau Koperasi harus mengantongin
izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 8 UU
40/2014.
3. Pasal 8 Ayat (2) UU 40/2014 mengatur bahwa untuk mendapatkan izin usaha
perasuransian dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus memenuhi persyaratan
berupa:

1. anggaran dasar;

2. susunan organisasi;

3. modal disetor; 

4. dana jaminan; 

5. kepemilikan; 

6. kelayakan dan kepatutan pemegang saham dan Pengendali; 

7. kemampuan dan kepatutan direksi dan dewan komisaris, atau yang


setara dengan direksi dan dewan komisaris pada badan hukum berbentuk
koperasi atau usaha bersama, dewan pengawas syariah, aktuaris
perusahaan, dan auditor internal; 

8. tenaga ahli; 

9. kelayakan rencana kerja; 

10. kelayakan sistem manajemen risiko; 


Deandra Ramadhan P
1906385172
Reguler
11. produk yang akan dipasarkan; 

12. perikatan dengan pihak terafiliasi apabila ada dan kebijakan


pengalihan sebagian fungsi dalam penyelenggaraan usaha; 

13. infrastruktur penyiapan dan penyampaian laporan kepada OJK; 

14. konfirmasi dari otoritas pengawas di negara asal pihak asing, dalam
hal terdapat penyertaan langsung pihak asing; dan

15. hal lain yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan usaha yang
sehat.

4. Menurut Pasal 10 Ayat (2) POJK No 67/POJK.05/2016 berkas-berkas persyaratan


sebagai berikut:

1. Surat permohonan izin usaha dengan format 1 yang tercantum dalam


lampiran POJK No 67/POJK.05/2016.

2. Fotokopi akta pendirian badan hukum yang telah disahkan oleh instansi
yang berwenang. 

3. Fotokopi akta perubahan anggaran dasar terakhir dengan disertai


fotokopi bukti persetujuan dan/atau bukti surat penerimaan pemberitahuan
dari instansi berwenang.

4. Susunan organisasi yang dilengkapi dengan uraian tugas, wewenang,


tanggung jawab, dan prosedur kerja.

5. Fotokopi bukti pelunasan modal disetor dalam bentuk setoran tunai.


Deandra Ramadhan P
1906385172
Reguler
6. Fotokopi bukti penempatan modal disetor minimum dalam bentuk
deposito berjangka dan/atau rekening giro dari bank umum di Indonesia
dan dilegalisasi oleh bank penerima setoran yang masih berlaku selama
dalam proses pengajuan izin usaha.

7. Laporan awal dana jaminan beserta bukti penempatan dana jaminan.

8. Daftar kepemilikan, berupa:

 daftar pemegang saham berikut rincian besarnya masing-masing


kepemilikan saham dan seluruh struktur kelompok usaha yang
terkait Perusahaan Asuransi dan badan hukum pemilik Perusahaan
sampai dengan pemilik terakhir; atau
 daftar anggota berikut jumlah simpanan pokok dan simpanan
wajib.
9. Data pemegang saham atau anggota selain PSP:

Orang Perseorangan, dilampiri dengan:

a. fotokopi KTP;

b. fotokopi NPWP;

c. fotokopi surat pemberitahuan (SPT) pajak 2 (dua) tahun terakhir dan


dokumen lain yang menunjukkan kemampuan keuangan serta sumber
dana calon pemegang saham orang perseorangan;

d. daftar riwayat hidup dengan dilengkapi pas foto berwarna yang terbaru
berukuran 4 x 6 cm; dan

e. surat pernyataan dari yang bersangkutan.


Deandra Ramadhan P
1906385172
Reguler
Badan Hukum, dilampiri dengan:

a. fotokopi akta pendirian badan hukum termasuk anggaran dasar berikut


perubahannya, disertai dengan fotokopi bukti pengesahan, fotokopi bukti
persetujuan, dan/atau fotokopi bukti surat penerimaan pemberitahuan dari
instansi berwenang;

b. laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang


dilengkapi laporan keuangan non-konsolidasi dan laporan keuangan bulan
terakhir;

c. surat pernyataan direksi atau yang setara dengan direksi dari badan
hukum yang bersangkutan; dan

d. hasil rating dari lembaga pemeringkat yang diakui secara internasional,


bagi pemegang saham yang berbentuk badan hukum asing.

10. Daftar Pengendali beserta keterangan mengenai bentuk


pengendaliannya.

11. Bukti mempekerjakan tenaga ahli.

12. Rencana kerja untuk 3 (tiga) tahun pertama.

13. Fotokopi pedoman manajemen risiko perusahaan asuransi.

14. Spesifikasi produk asuransi yang akan dipasarkan, yang dilengkapi


dengan proyeksi pendapatan premi dan pengeluaran yang dikaitkan
dengan pemasaran produk asuransi baru untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun
dan contoh polis yang akan digunakan bagi perusahaan asuransi.
Deandra Ramadhan P
1906385172
Reguler
15. Fotokopi perikatan dengan pihak lain (jika ada) dan kebijakan
pengalihan sebagian fungsi dalam penyelenggaraan usaha.

16. Sistem administrasi dan infrastruktur pengelolaan data yang


mendukung penyiapan dan penyampaian laporan kepada OJK.

17. Konfirmasi dari otoritas pengawas di negara asal pihak asing, dalam
hal terdapat penyertaan langsung dari pihak asing.

18. Bukti pelunasan biaya perizinan; dan

19. Dokumen lain dalam rangka mendukung pertumbuhan usaha yang


sehat, meliputi:  

a. fotokopi laporan posisi keuangan awal/pembukaan perusahaan asuransi;

b. bukti kesiapan operasional;

c. bukti mempekerjakan aktuaris dan auditor internal;

d. rencana bidang kepegawaian termasuk rencana pengembangan sumber


daya manusia paling singkat untuk 3 (tiga) tahun pertama;

e. fotokopi pedoman pelaksanaan program anti pencucian uang dan


pencegahan pendanaan terorisme;

f. fotokopi pedoman tata kelola perusahaan asuransi yang baik;

g. pedoman tata kelola investasi;

h. fotokopi perjanjian kerjasama antara pemegang saham yang berbentuk


badan hukum asing dengan pemegang saham Indonesia, bagi perusahaan
Deandra Ramadhan P
1906385172
Reguler
asuransi yang di dalamnya terdapat penyertaan dari badan hukum asing
yang dibuat dalam bahasa Indonesia.

5. Menurut Pasal 25 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 


67/POJK.05/2016  Tentang Perizinan Usaha Dan Kelembagaan Perusahaan
Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, Dan Perusahaan
Reasuransi Syariah, berikut tahapan pengajuan izin usaha perasuransian, yakni:

1.Direksi mengajukan permohonan izin usaha bersamaan dengan


permohonan penilaian kemampuan dan kepatutan bagi calon pihak utama
perusahaan asuransi.

2. Ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan bagi pihak


utama Perusahaan Asuransi dan format permohonan penilaian kemampuan
dan kepatutan diatur dalam peraturan OJK mengenai penilaian
kemampuan dan kepatutan bagi pihak utama lembaga jasa keuangan.

3. OJK memberikan persetujuan, permintaan kelengkapan dokumen, atau


penolakan  atas permohonan izin usaha dalam jangka waktu paling lama
20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan izin usaha diterima.

4. Dalam rangka memberikan persetujuan atau penolakan OJK


melakukan:

 penelitian atas kelengkapan dokumen;


 verifikasi setoran modal;
 analisis kelayakan atas rencana kerja;
 penilaian kemampuan dan kepatutan terhadap calon pihak utama;
dan
 analisis pemenuhan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perasuransian.
Deandra Ramadhan P
1906385172
Reguler
5. OJK dapat melakukan peninjauan ke kantor perusahaan untuk
memastikan kesiapan operasional Perusahaan.

6. Apabila OJK memberikan permintaan kelengkapan dokumen maka


Direksi Perusahaan harus menyampaikan paling lama 20 (dua puluh) hari
kerja sejak tanggal surat permintaan kelengkapan dokumen.

7. Setelah dinyatakan lengkap maka OJK akan memberikan persetujuan


atau penolakan.

8. Apabila dalam waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejak tanggal surat
permintaan kelengkapan dokumen, OJK belum menerima tanggapan atas
permintaan kelengkapan dokumen dimaksud, Perusahaan dianggap
membatalkan permohonan izin usaha.

9. Dalam hal permohonan izin usaha disetujui, OJK menetapkan


keputusan pemberian izin usaha kepada Perusahaan.

10. Perusahaan asuransi yang telah mendapat izin usaha dari OJK wajib
melakukan kegiatan usaha paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak
tanggal izin usaha ditetapkan oleh OJK.

11. Dalam hal OJK menolak permohonan izin usaha, penolakan dilakukan
secara tertulis dengan disertai alasannya.

12. Perusahaan yang permohonan izin usahanya ditolak, OJK akan


menerbitkan surat persetujuan pencairan Dana Jaminan.

6. Menurut Pasal 6 POJK Nomor 67 /POJK.05/2016 perusahaan Asuransi harus


memiliki Modal Disetor pada saat pendirian paling sedikit sebesar
Rp150.000.000.000,00 (seratus lima puluh miliar rupiah), perusahaan Reasuransi
harus memiliki Modal Disetor pada saat pendirian paling sedikit sebesar
Deandra Ramadhan P
1906385172
Reguler
Rp300.000.000.000,00 (tiga ratus miliar rupiah), perusahaan Asuransi Syariah
harus memiliki Modal Disetor pada saat pendirian paling sedikit sebesar
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah), dan perusahaan Reasuransi Syariah
harus memiliki Modal Disetor pada saat pendirian paling sedikit sebesar
Rp175.000.000.000,00 (seratus tujuh puluh lima miliar rupiah).
7. Menurut ketentuan pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014,
Perusahaan Perasuransian hanya dapat dimiliki oleh:
1. Warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia yang secara
langsung atau tidak langsung sepenuhnya dimiliki oleh warga negara
Indonesia; atau
2. Warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam huruf a,bersama-sama dengan warga negara asing atau badan
hukum asing yang harus merupakanperusahaan perasuransian yang memiliki
usaha sejenis atau perusahaan induk yang salah satuanak perusahaannya
bergerak di bidang usaha perasuransian yang sejenis.
Berdasarkan ketentuan ini, Warga negara asing dapat menjadi pemilik
perusahaan perasuransian hanya melalui transaksi di bursa efek.
Perusahaan perasuransian yang didirikan atau dimiliki oleh perusahaan
perasuransian dalam negeri bersama perusahaan perasuransian asing yang
mempunyai kegiatan usaha sejenis dimaksudkan untuk menumbuhkan
penyelenggaraan kegiatan usaha perasuransian yang lebih profesional.
Selain itu, kerjasama perusahaan perasuransian yang sejenis juga
dimaksudkan untuk lebih memungkinkan terjadinya proses alih teknologi.

V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami berikan dari Pendapat Hukum terkait prosedur dan
persyaratan pendirian perusahaan asuransi hingga dapat menjalankan usaha
perasuransian, dibagi menjadi tiga bagian besar sebagai berikut:
1. Aspek Permodalan
Bapak Arif Rahman harus menyiapkan minimal 150 milliar rupiah untuk Modal
Disetor pada saat pendirian perusahaan asuransi.
Deandra Ramadhan P
1906385172
Reguler
2. Aspek Struktur Organisasi Perusahaan dan Kepemilikan Perusahaan
Struktur dari organisasi perusahaan harus jelas seperti terdapat keterangan terkait
siapa yang menjadi direksi dan komisaris lalu ada berapa jumlah komisaris dan
direksi tersebut. Kepemilikan perusahaan oleh perseorangan atau badan hukum
harus dijelaskan secara detail masing-masing memiliki berapa persentase saham
pada perusahaan asuransi tersebut.

3. Aspek Izin Usaha Asuransi dari OJK


Ini adalah aspek yang paling penting karena jika semua persyaratan sudah
dipenuhi tapi tidak bisa mendapatkan izin usaha dari OJK maka perusahaan
asuransi tersebut tidak bisa menjalankan usaha perasuransiannya tersebut.
Tahapan pengajuan izin usaha perasuransian berdasarkan Pasal 25 POJK 67/2016
harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar dapat memperoleh izin usaha
asuransi tersebut.

Demikian Pendapat Hukum ini kami berikan dalam kapasitas kami sebagai Konsultan Hukum
yang bebas dan mandiri, dengan penuh kejujuran serta tidak berpihak dan terlepas dari
kepentingan pribadi, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap Bapak Arif Rahman
ataupun kegiatan usahanya dan kami bertanggung jawab atas Pendapat Hukum ini.

Hormat Kami,

Andra & Associates

Andra Ramadhan, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai