LP Dan Askep Stase KMB Wahyu
LP Dan Askep Stase KMB Wahyu
OLEH :
WAHYU
2022-04-14901-069
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Asuhan
Keperawatan ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penyusunan Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik
Program Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah di RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya. Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk menambah
wawasan bagi pembaca maupun kami sebagai penulis. Sehingga pada waktu yang
akan datang materi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari
bahwa pelaksanaan dan penyusunan Asuhan Keperawatan ini tidak lepas dari
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep, Selaku Ketua Prodi Profesi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
3. Bapak Takesi Arisandy, Ners.,M.Kep Selaku Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
4. Ibu Ocvilien Chornelyn, S.Kep.Ners Selaku pembimbing lahan yang telah
banyak memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini
5. Ibu Isna Wiranti, S.Kep.,Ners selaku koordinator praktik program studi
profesi ners.
6. Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penulis
menyelesaikan LaporanAsuhan Keperawatan ini, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu..
Palangka Raya 6 November 2022
Mahasiswa
Wahyu
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iv
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA1
1.1 Konsep Pneumonia1
1.1.1 Definisi Pneumonia1
1.1.2 Anatomi fisiolog....................................................................................2
1.1.3 Etiologi3
1.1.4 Klasifikasi5
1.1.5 Patofisiologi7
1.1.6 Manfestasi klinis10
1.1.7 Tanda-tanda kehamilan yang berbahaya12
1.1.8 Komplikasi12
1.1.9 Penatalaksanaan14
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan18
1.2.1 Pengkajian18
1.2.2 Diagnosa Keperawatan22
1.2.3 Intervensi Keperawatan23
1.2.4 Implementasi Keperawatan28
1.2.5 Evaluasi Keperawatan28
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL30
2.1 Analisis Data30
2.2 Prioritas Masalah43
2.3 Rencana Keperawatan46
2.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan48
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................58
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Alsagaff (2015) sistem pernapasan terbagi menjadi dari dua proses,
yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah pergerakan dari atmosfer ke dalam paru,
sedangkan ekspirasi adalah pergerakan daridalam paru ke atmosfer. Agar proses
ventil asi dapat berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik pada otot pernafasan dan
elastisitas jaringan paru. Otot-otot pernafasan dibagi menjadi dua yaitu :
a. Otot inspirasi yang terdiri atas, otot interkostalis eksterna,
sternokleidomastoideus, skalenus dan diafragma.
b. Otot-otot ekspirasi adalah rektus abdominis dan interkostalis internus.
1.1.3 Etiologi
a. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organism gram
positif : Steptococcus pneumonia, S.aerous, dan streptococcus pyogenesis.
Bakteri gram negative seperti Haemophilus influenza, Klebsiella pneumonia
dan P. Aeruginosa. (Padila, 2013)
b. Virus
Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia
virus. (Padila, 2013)
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplamosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada
kotoran burung, tanah serta kompos. (Padila, 2013)
d. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia. Biasanya
menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Padila, 2013)
1.1.4 Klasifikasi
Hariadi (2010) membuat klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan
epidemilogi serta letak anatomi.
a. Klasifikasi
pneumonia berdasarkan klinis dan epidemiologi
1) Pneumonia Komunitas (PK) adalah pneumonia infeksius pada seseorang
yang tidak menjalani rawat inap di rumah sakit.
2) Pneumonia Nosokomial (PN) adalah pneumonia yang diperoleh selama
perawatan di rumah sakit atau sesudahnya karena penyakit lain atau
prosedur.
3) Pneumonia aspirasi disebabkan oleh aspirasi oral atau bahan dari
lambung, baik ketika makan atau setelah muntah. Hasil inflamasi pada
paru bukan merupakan infeksi tetapi dapat menjadi infeksi karena bahan
teraspirasi mungkin mengandung bakteri aerobic atau penyebab lain dari
pneumonia.
4) Pneumonia pada penderita immunocompromised adalah pneumonia yang
terjadi pada penderita yang mempunyai daya tahan tubuh lemah.
b. Klasifikasi pneumonia berdasarkan letak anatomi
1) Pneumonia lobaris Pneumonia lobaris melibatkan seluruh atau satu bagian
besar dari satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka
dikenal sebagai pneumonia bilateral atau “ganda”.
2) Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) Bronkopneumonia terjadi pada
ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk
membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya.
3) Pneumonia interstisial Proses implamasi yang terjadi di dalam dinding
alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobular
1.1.5 Patofisiologi
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena
eksudat yang mengisi elveoli dan brokiolus. Saat saluran nafas bagian bawah
terinfeksi, respon inflamasi normal terjadi, disertai dengan jalan obstruksi nafas
(Terry & Sharon, 2013).
Sebagian besar pneumoni didapat melalui aspirasi partikel inefektif seperti
menghirup bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan
normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi dihidung, atau
terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia disaluran napas. Bila
suatu partikel dapat mencapai paruparu , partikel tersebut akan berhadapan dengan
makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik dan humoral.
Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu mekanisme
pertahanan dan organisme dapat mencapai traktus respiratorius terbawah melalui
aspirasi maupun rute hematologi. Ketika patogen mencapai akhir bronkiolus maka
terjadi penumpahan dari cairan edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar.
Kemudian makrofag bergerak mematikan sel dan bakterial debris. Sisten limpatik
mampu mencapai bakteri sampai darah atau pleura viseral. Jaringan paru menjadi
terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan aliran darah
menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi fisiologis right-to-left
shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia. Kerja
jantung menjadi meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia
(Nugroho.T, 2011).
PNEUMONIA
Infeksi saluran napas bawah Kuman terbawa kesaluran Kuman berlebih di bronkus
Kuman berlebih di bronkus Iritasi jaras N. vagus Kuman berlebih di bronkus
cerna
Peradangan
Akumulasi secret di bronkus Penurunan kecepatan dan Akumulasi secret di bronkus Akumulasi secret di bronkus
kekuatan kerja jantung Peningkatan flora normal di
Suhu tubuh meningkat usus
MK: Bersihan Jalan Mukus di bromkus Gangguan difusi
CO Menurun meningkat gas
Napas Tidak Efektif
Peristaltic usus meningkat
1.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana
tindakan, dan pelaksanaanya sudah berhasi dicapai. Perawat melakuakn
evaluasi pada pasien setelah dilakukan.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Ny. Y
Umur : 21 Tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
Suku bangsa : Dayak
Alamat : Jl Basir Jahan No 27
Tanggal Masuk : 01 November 2022
Tanggal Pengkajian : 01 November 2022
No. Register : 39.80.69
Diagnose medis : pneumonia
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 50 Tahun
Hub. Dengan pasien : Orang tua
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl Basir Jahan No 27
2. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan utama (saat MRS dan Saat ini)
Klien mengatakan nafas terasa berat dan batuk berdahak
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan saat ini
Pada tanggal 01 November 2022, pukul 14.00 klien mengatakan
merasa sesak nafas, disertai ada batuk berdahak,dahak kental
berwarna kuning ,batuk sudah lebih dari -+ 1 bulan, klien juga
mengatakan kurang nafsu makan, Pada tanggal 01 November 2022,
pukul 16.00 WIB klien dibawa oleh keluarga klien ke RSUD Dr.
Doris Sylvanus agar bisa mendapatkan perawatan di ruang gardenia
klien dilakukan pemeriksaan TTV: 116/82 mmHg N: 98 x/mnt Sat
O2 :99% S: 36,2 0C.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Upaya yang dilakukan keluarga untuk klien dengan membawa klien
ke rumah sakit
b. Status kesehatan masa lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan memiliki riwayat asma sejak kecil
2) Pernah dirawat
Klien mengatakan pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya
dengan keluhan penyakit yang sama
3) Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki alergi
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol dll)
Klien mengatakan tidak memiliki kebiasaan minum ber alcohol
c. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit yang sama dengan klien, serta tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti penyakit jantung, hipertensi dll.
d. Diagnose medis dan therapy
Pneumonia dengan terapi int RL drip aminofilin , inj fluconazole 2x1,
inj ceftazidane 2x1, inj.ondansetron 1x1, inj. Vancomicylin dlm NS 100
cc, Inj HK 10 g 2x1, inj Phentoin 2x1, Po/ salbutamol 3x1, pemberian
obat syirup 3x15 ml
II. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
1. Pola persepsi dan Pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit:
Menurut Ny. Y kesehatan sangalah penting dan berharga. Klien
mengatakan sangat cemas dengan penyakit yang dideritanya, ia sangat ingin
sembuh dari penyakit yang dideritanya.
Saat sakit:
Klien hanya mampu berbaring di rumah sakit tidak bisa melakukan
aktivitas seperti saat sehat
2. Pola nutrisi dan metabolic
Sebelum sakit:
Klien mengatakan sebelum sakit nafsu makan baik, makanan selalu
habis kebiasan makan 3-4x dalam sehari
Saat sakit:
Klien mengatakan saat sakit nafsu makan menurun, makan dalam satu
hari hanya 2x dengan jumlah ½ porsi yang sedikit dan tidak dihabiskan
dan merasa mual BB turun. klien tampak kurus
Pengkajian indeks masa tubuh menggunakan rumus BMI (berat badan
kg dibagi tinggi badan m2).
TB : 165 Cm
(berat badan dibawah normal)
BB sekarang : 47 Kg
BB Sebelum sakit : 50 Kg
47
IMT = =17,4 Penggolongan berat badan berdasarkan
1.65 x 1.65
indeks masa tubuh sebagai berikut :
Obesitas = IMT sama dengan atau di atas 30
Berat badan berlebih = IMT antara 25-29,9
Berat badan normal = IMT antara 18,5-24,9
Berat badan dibawah normal = IMT di bawah 18,5
Pola eliminasi
1) Eliminasi Feses
Sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit klien BAB lancer, tidak ada
kendala tidak ada diare.
Saat sakit :
Klien mengatakan BAB, bahkan hanya 2 kali dalam sehari bahkan
tidak ada BAB, konsistensi lembek
2) BAK
Sebelum sakit:
Klien mengatakan BAK sebelum sakit lancer tidak ada kendala
Saat sakit:
Klien mengatakan kesulitan untuk pergi kekamar kecil jika ingin
BAK jadi harus dibantu saat ingin BAK kekamar kecil oleh
keluarga klien
3. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan Penilaian:
0 1 2 3 0: Mandiri
Perawatan diri
Makan dan minum 1: Kergantungan minimal
2: Keteragntungan parsial
Mandi 3: Ketergantungan total
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Klien mengatakan badan terasa lemas, klien tampak lemah, aktivitas
dibantu oleh keluarga.
2) Latihan
Sebelum sakit
klien mengatakan sebelum sakit klien bisa melakukannya secara
mandiri
Saat sakit
Setelah sakit klien hanya ketergantungkan dengan kedua orang
tuannya
4. Pola kognitif dan perseptual sensori
Kognitif
Sebelum sakit:
Klien mengatakan mengetahui bahwa dirinya sedang dirawat
dirumah sakit
Saat sakit:
Klien mengatakan masih tetap bisa berbahasa jelas, mengingat
sesuatu dan berpikir.
Persepsi
Sebelum sakit:
Klien mengatakan selalu berpikir yang baik baik saja
Saat sakit:
Klien mengatakan selalu berpikir ingin cepat sembuh dan klien
menyerahkan perawatannya kepada perawat di ruangan.
5. Pola persepsi diri dan Konsep diri
Persepsi diri:
Sebelum sakit:
Klien mengatakan sebelum sakit klien selalu bisa beraktivitas setiap
hari
Saat sakit:
Klien mengatakan menerima kenyataan dengan keadaannya saat ini
Konsep diri
Sebelum sakit:
Sebelum sakit klien merasa yakin terhadap kemampuannya sendiri
dalam melakukan apapun
Saat sakit:
Setelah sakit klien memahami diri dengan kondisinya sekarang yang
membutuhkan perawatan dari tim medis
6. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit:
Sebelum sakit klien tidur malam 9 jam, tidur siang 1-2 jam
Saat sakit:
Saat sakit klien sulit tidur tidur malam hanya 5 jam dan sering
terbangun, tidak tidur siang pada siang hari menit
7. Pola peran hubungan dengan orang lain
Sebelum sakit:
Sebelum sakit klien selalu bersikap baik dengan anggota keluarga dan
orang lain
Saat sakit:
Setelah sakit klien masih tetap bersikap baik dengan keluarga, orang
sekitar, dan dengan tim medis
8. Pola seksual-reproduksi:
Sebelum sakit :
Pada saat sehat klien mengatakan alat vitalnya normal tidak ada gatal
ataupun jamuran
Saat sakit :
Pada saat sakit pun klien mengatakan alat vitalnya normal tidak ada
gatal dan jamuran
9. Pola mekanisme koping:
Sebelum sakit:
Klien mengatakan sebelum sakit keluarga selalu memberikan yang
terbaik pada klien
Saat sakit:
Klien mengatakan orang tua dan tim medis selalu memberikan
dukungan untuk kesehatan klien
10. Pola nilai dan kepercayaan:
Sebelum sakit:
Klien mengatakan sebelum sakit klien rutin beribadah mengikuti
kegiatan keagamaan
Saat sakit:
Saat sakit klien hanya bisa berdoa meminta pertolongan Tuhan
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum:
Klien tampak terpasang infus dengan cairan RL 20 tpm di lengan
sebelah kiri, terpasang Oksigen nasal 3 tpm, klien mengeluh sesak
sedikit dan klien tampak lemas
Tingkat kesadaran: Kesadaran klien compos mentis
GCS : 15 Mata: 4 Verbal: 5 Motorik: 6
b. Tanda-tanda vital
Nadi : 98 x/m
Suhu : 36,5⁰C
TD : 116/82 mmHg
RR : 25x/m
Spirometri : 99%
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher: (kepala,rambut,hidung,telinga,mata,mulut dan
leher)
Inspeksi : kepala simetris, tidak ada benjolan, lesi atapun luka,
rambut bersih, hidung simetris tidak terdapat luka, telinga simetris
tidak ada sumbatan, mata simetris tidak ada kelainan pupil mengecil
ketika terkena cahaya, seklera berwarna putih, konjungtiva normal,
mulut bersih,gigi lengkap, lidah lembab, membrane mukosa lembab,
tidak ada luka ataupun radang, leher normal tidak ada hambatan
gerak dan tidak ada pembengkakan pada area leher, tidak ada
distensi vena jugularis.
Palpasi : tidak terdapat benjolan atau nyeri ketika di palpasi di
sekitar area kepala, hidung, telinga, mata dan leher.
2) Dada:
1. Paru:
Klien mengtakan merasa sesak napas dan batuk berdahak
Inspeksi : Napas pendek, pernapasan cuping hidung,
Palpasi : tidak ditemukan ada benjolan
Perkusi : suara hipersonor dengan tinggi nada rendah
Auskultasi: terdapat suara napas tambahan ronkhi
2. Jantung:
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada benjolan atau luka di
area jantung pergerakan dada teratur, tidak sianosis
Palpasi : tidak ada nyeri dada, akral teraba hangat
Perkusi : tidak ada nyeri dada
Auskultasi: suara jantung normal Lup dup (S1 S2 tunggal)
3) Payudara dan ketiak:
Inspeksi : ketiak tampak normal
Palpasi :ketiak teraba simetris tidak ada benjolan maupun
pembengkakan kelenjar getah bening
4) Abdomen:
Inspeksi : tidak tampak adanya asites perut, tidak tampak adanya
luka dibagian perut
Auskultasi : bising usus normal 15-30x/menit
Perkusi :-
Palpasi : tidak teraba benjolan dibagian perut
5) Genetalia :
Inspeksi : genetalia tidak dikaji
Palpasi : genetalia tidak dikaji
6) Integument:
Inspeksi : waran kulit putih pucat, kulit tampak bersih
Palpasi : turgor kulit baik
7) Ektremitas :
1. Atas :
Inspeksi : ekstermitas atas tampak normal dan simetris,
terpasang infus pada tangan kiri, tidak ada keluhan
Palpasi : esktermitas atas normal tanpa ada benjolan dan vulnus
2. Bawah :
Inspeksi: ekstermitas atas tampak normal dan simetris, kedua
kaki tampak kecil tetapi masih bisa digerakan dengan normal
Palpasi : esktermitas bawah normal tanpa ada benjolan dan
vulnus
8) Neurologis:
1. Status mental dan emosi: (tingkat kesadaran, orientasi, memori,
suasana hati dan afek, nyeri, intelektual, bahasa).
Tingkat kesadaran klien compos mentis, orientasi klien terhadap
waktu tempat dan petugas kesehatan baik dan bisa menjawab
dengan baik, suasana hati berubah-ubah sesuai kondisi klien,
intelektual klien baik, Bahasa yang diggunakan klien bahasa
Indonesia
2. Pengkajian saraf cranial:
Nervus Kranial I : (Olfaktrius) klien dapat membedakan bau
parfum dengan minyak kayu putih. Nervus Kranial II :
(Optikus) Klien dapat melihat dengan jelas. Nervus Kranial III :
(Okulomotorius) pasien dapat menggerakan bola mata ke atas
dan ke bawah. Nervus Kranial IV : (Troklear) klien dapat
memutar bola mata. Nervus Kranial V (Trigeminal) klien dapat
memejamkan mata. Nervus Kranial VI : (Abdusen) :klien dapat
memejamkan mata. Nervus Kranial VII : (Facial) klien dapat
mengerutkan wajah. Nervus Kranial VIII : (Albitorius)klien
dapat mendengar suara dengan jelas. Nervus Kranial IX :
(Glosofaringeal) tidak diuji. Nervus Kranial X : (Vagus) klien
mampu menelan. Nervus Kranial XI : (Asesoris) klien mampu
menggerakan bahu kiri. Nervus Kranial XII (Hipoglosal) klien
dapat menggerakan lidahnya.
3. Pemeriksaan reflek:
Ekstemitas Atas : jari ke jari positif, jari ke hidung positif,
Estemitas bawah : tumit ke jempul kaki positif, Uji Kestabilan
Tubuh Positif
4. Pemeriksaan Sensorik
Fungsi sensori normal, klien masih merasakan adanya sentuhan
pada tangannya
5. Pemeriksaan motorik
Fungsi motorik normal klien masih dapat melakukan gerakan
pada anggota tubuhnya
6. Pemeriksaan rangsangan meningeal
Pemeriksaan kaku duduk normal, tanda brudzinki I normal,
tanda brudzinski normal II normal, perasat kering normal.
IV. DATA PENUNJANG
1) Data laboratorium yang berhubungan:
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Ny.Y Tanggal Tgl : 01 November 2022
2) Pemeriksaan radiologi :
-
3) Hasil Konsultasi :
-
4) Terapi farmakologi:
Obat Dosis Indikasi
Infus Ringer 500ml Digunakan untuk mempertahankan hidrasi
Lactate + drip pasien rawat inap yang tidak dapat
aminofilin ½ menahan cairan,atau mengembalikan
cairan tubuh, Aminofilin adalah obat
untuk meredakan keluhan sesak napas,
napas berat, atau mengi, pada
penderita asma, bronkitis, atau penyakit
paru obstruktif kronis. Obat ini tersedia
dalam dua sediaan, yaitu tablet dan suntik.
Inj Fluconazole 1x2 bekerja dengan cara mengganggu
pembentukan ergosterol. Ergosterol
merupakan salah satu komponen penting
pada dinding sel jamur. Dengan
dihambatnya komponen ini, sel jamur
akan mati. Fluconazole juga dapat
menghambat pertumbuhan jamur yang
baru..
Injeksi 2x1 obat antibiotik untuk mengobati infeksi
ceftazidime bakteri. Beberapa penyakit infeksi yang
bisa ditangani dengan obat ini adalah
pneumonia
Salbutamol 3x1 bekerja dengan cara melemaskan otot-otot
di sekitar saluran pernapasan yang
menyempit, sehingga udara dapat mengalir
lebih lancar ke dalam paru-paru.
Salbutamol bekerja dengan cepat. Efek
obat ini bisa dirasakan dalam beberapa
menit setelah digunakan dan bertahan
selama 3–5 jam.
OBH 13x15m OBH Combi Batuk Berdahak digunakan
l untuk meredakan batuk dan gejala flu
Mahasiswa
Wahyu
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS : “klien mengatakan klien Infeksi Bersihan Jalan
batuk berdahak sputum kental Nafas Tidak
dan berwarna kuning Efektif
DO :
Klien tampak lemas Nafsu makan menurun
Klien tampak sesak
Klien tampak pucat lemas
Klien tampak kurus
Ada penurunan berat
badan Defisit Nutrisi
BB 47 kg
IMT 17,4 dibawah
normal
PRIORITAS MASALAH
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan infeksi
dibuktikan dengan klien mengatakan “ batuk berdahak dan ”, Klien
tampak batuk-batuk, Dahak sulit keluar , sputum kental dan berwarna
kuning terdengar suara paru Ronhki basah, Klien tampak lemah.
2. Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Hambatan upaya
jalan napas dibuktikan dengan klien mengatakan, Klien tampak
sesak, Napas klien pendek, Klien tampak lemah, Frekuensi napas
25x/menit,
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan nafsu makan menurun ditandai
dengan , Klien tampak lemah Klien tampak sesak, Klien tampak
pucat, Klien tampak kurus, ada penurunan berat badan, BB 47 kg ,
IMT 17,4 dibawah normal
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Rencana Perawatan
Hari/ tgl Diagn Ttd
osa Tujuan dan kriteria
Intervensi Rasional
hasil
Selasa Dx 2 SLKI (L.01004 Hal. 95) Pemantauan Respirasi (SIKI I.01014 1. Mengetahui tanda
1 Setelah di lakukan Hal.247) tanda vital klien
Novemb perawatan selama 1x7 1. Monitor tanda tanda vital 2. Mengetahui
er jam diharapkan jalan 2. Monitor pola napas frekuensi, kemampuan bernapas
2022 nafas membaik dengan kedalaman, usaha napas klien
kriteria: 3. Monitor bunyi napas tambahan 3. Mengetahui apakah
1. Produksi sputum wheezing, ronchi ada suara napas
cukup menurun 4. Posisikan klien semi fowler atau tambahan pada klien
dengan nilai 4 fowler 4. Membantu meringkan
2. Wheezing cukup 5. Atur interval waktu sesuai sesak napas klien dan
menurun dengan kondisi klien upaya napas Wahyu
nilai 4 6. Jelaskan tujuan dan prosedur 5. Mengumpulkan dan
3. Frekuensi napas pemantauan menganalisa
membaik dengan pernapasan klien
nilai 5 6. Memberikan
4. Pola napas membaik informasi terkait
dengan nilai 5 prosedur pemantauan
5. Ronkhi menurun
dengan nilai 5
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Rencana Perawatan
Hari/
Diagn Ttd
tgl
osa Tujuan dan kriteria
Intervensi Rasional
hasil
Selasa Dx 1 SLKI L.01001 Hal.18 Manajemen Jalan Napas. SIKI. I 1. Mengetahui pola
1 Setelah di lakukan 01012. Hal 187) napas klien
Novem perawatan selama 1 x 7 1. Monitor pola napas, frekuensi, 2. Mengetahui adanya
ber jam diharapkan teratasi, kedalaman, usaha napas. suara napas tambahan
2022 dengan kriteria: 2. Monitor bunyi napas tambahan, 3. Mengetahui kualitas
1. Batuk efektif cukup wheezing, ronchi, gurgling sputum klien
meningkat dengan nilai 3. Monitor sputum, jumlah , warna 4. Mengetahui apakah
4 4. Monitor adanya sumbatan jalan ada sumbatan jalan
2. Produksi sputum cukup napas napas
menurun dengan nilai 4 5. Berikan minuman hangat 5. Membantu
3. Wheezing cukup 6. Ajarkan tekhnik batuk efektif mengencerkan Wahyu
menurun dengan nilai 4 7. Kolaborasi pemberian obat sputum
4. Ronkhi menurun nebulizer 6. Mampu melakukan
dengan nilai 5 batuk efektif secara
5. Frekuensi napas mandiri
membaik dengan nilai 7. Membantu meredakan
5 sesak napas dan
6. Pola napas membaik mengencerkan
dengan nilai 5 sputum
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Rencana Perawatan
Hari/
Diagn Ttd
tgl
o Tujuan dan kriteria
Intervensi Rasional
hasil
Selasa Dx 3 SLKI (L.03030 Hal. 121) Manajemern Nutrisi (SIKI I.03119 1. Kandungan nutrisi
1 Setelah di lakukan Hal.200) yang tepat untuk
Novem perawatan selama 1 x 7 1. Pantau kandungan nutrisi dan klien, untuk
ber jam diharapkan teratasi, kalori pada catatan asupan memeulihkan stamina
2022 dengan kriteria: 2. Ciptakan lingkungan yang dan energi klien.
1. Porsi makan yang optimal pada saat mengonsumsi 2. Membuat waktu
dihabiskan cukup makanan (misalnya, lingkungan makan lebih
meningkat dengan bersih, berventilasi, santai, dan menyenangkan, yang
nilai 5 bebas dari bau yang dapat meningkatkan
2. Perasaan cepat menyengat). nafsu makan
kenyang cukup 3. Melakukan oral hygiene pada 3. Klien merasanya
menurun dengan nilai pasien terkait dengan perawatan nyaman dan mulut Wahyu
5 mulut sebelum makan akan selalu terjaga
3. Bising usus sedang 4. Ketahui makanan kesukaan bersih guna mampu
dengan nilai 3 pasien memberikan
4. Indeks masa tubuh 5. Berikan pilihan makanan sambil kenyamanan saat
IMT membaik dengan menawarkan bimbingan terhdap makan.
nilai 5 pilihan atau makanan yang 4. Makanan kesukaan
5. Nafsu makan lebih sehat, jika diperlukan. biasanya
membaik dengan nilai 6. Anjurkan keluarga untuk meningkatkan selera
5 membawa makanan favorit makan.
7. Kolaborasi dengan ahli gizi 5. Untuk dapat
untuk menentukan jumlah kalori meningkatkan nafsu
dan jenis nutrient yang makan.
dibutuhkan pasien. 6. Untuk meningkatkan
selera makan pasien
7. Untuk menambah
jumlah nutrisi dan
kalori yang sesuai
dengan klien
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/tgl/ No Evaluasi Proses.
No Tindakan Keperawatan Ttd
Jam Dx Pukul 16:30 WIB
1 Selasa DX 1. Memonitor pola napas, frekuensi,
1 kedalaman, usaha napas. S: Klien mengatakan batuk muncul
1 dan produksi sputum masih sering
Novemb 2. Memonitor bunyi napas tambahan,
er 2022 dan sputum tamapak kental
wheezing, ronchi, gurgling
O:
3. Memonitor sputum, jumlah , warna Klien masih batuk
4. Memonitor adanya sumbatan jalan napas Wahyu
Klien mampu melakukan
Pukul 5. Meberikan minuman hangat tekhnik batuk efektif
16:30 6. Mengajarkan tekhnik batuk efektif Suara napas wheezing +
7. Kalobarasi pemberian obat fluconazole dan Suara nafas Ronkhi +
WIB Klien masih sering membuang
ceftazidime dan syrup OBH
sputum
Hidung klien masih terlihat
basah
SPO2 klien 99%
TTV
TD: 115/80 mmhg
N: 90x/menit
S: 36, 4°C
RR: 22 x/menit
A: Masalah belum teretasi
Sur M, Mohiuddin SS. Potassium. 2019. In: StatPearls. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2019 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539791/