Makalah Study Al Quran
Makalah Study Al Quran
Dosen
Pengampuh:
Dr. H. M. Shulthon, M.A.
Disusun oleh:
Marhalim
(NIM 02040522032)
PENDAHUN
A. Latar Belakang
I‟jāz Alqurān sebagai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,
menjadi populer untuk digunakan dalam menggungulkan Alqurān dari teks- teks lain pada
budaya Arab bahkan mukjizat-mukjizat Nabi lain sebelum Nabi Muhammad. 1Menurut
mukjizat (bukti kebenaran) itu datang dari dalam Alqurān itu sendiri, bukan kebenaran yang
datang dari luar atau faktor luar. Para ulama berpendapat bahwa Alqurān dapat difahami
sebagaimana keseluruhan dari firman Allah tersebut, tetapi juga dapat bermakna dari
Namun pada kenyataannya ada ulama lain yang berpendapat bahwa i‟jāz
Alqurān juga datang dari luar Alqurān itu sendiri seperti yang dikemukakan oleh Ibn
yang digunakan oleh Alqurān. 3Atau dalam redaksi lain adanya campur tangan Allah
1
Rosihon Anwar, ‘Ulūm Alqurān, (Bandung: Cv Pustaka Setia, 2013), h. 183.
2
Abū Ishāq Ibrahim Sāyyar al-Nazzām atau yang lebih dikenal dengan an-Nazzām adalah gurunya
syekh Al-Jāhiẓ dan salah seorang pemuka golongan mu‟tazilah. Darinya lahir kemudian aliran
Niḍzhamiyyāh.
3
Sholahuddin Ashani, “Kontruksi Pemahaman Terhadap I‟jaz Alqurān” Analytica Islamica, (Vol. 4,
No. 2, 2015), h. 217-230.
(sebagai faktor luar dari teks Alqurān) untuk memalingkan kemampuan bangsa Arab
dengan gagasan dasar bahwa ia adalah salah satu bentuk mukjizat yang menjadi bukti
kenabian Muhammad saw.4 Akan tetapi segi-segi mukjizat ini masih terus menjadi
bahan perbincangan di antara pemikir Islam. Mukjizat yang diturunkan kepada para
rasul harus dapat difahami secara umum oleh para umatnya namun tidak dapat
mereka lakukan atau peroleh. Maka mukjizat bukanlah sesuatu yang baru dan berada
Mukjizat merupakan hal yang menyalahi sesuatu yang biasanya terjadi akan
tetapi masih dalam batas pengetahuan yang dapat difahami umat, sehingga dapat
disaksikan dan dibuktikan sendiri oleh umat pada umumnya. Karena apabila mukjizat
adalah sesuatu yang dengan mudah dapat dilakukan oleh umat, tidak
4
Muhammad „Abd al-„Adzim Az-Zarqani, Manāhil al-Irfān Fī ‘Ulūmul Alqurān, Jilid. 1, tahqiq:
Fawwad Ahmad Zamarli, (Beirūt: Dār al-Kūtūb al-„Arabi, 1415H/1995M), h. 63.
5
Dengan cara memberikan keunggulan diantara kaumnya supaya terdapat kepercayaan dari umat
bahwa para rasul itu adalah benar-benar utusan Allah, seperti Nabi Musa a.s yang memiliki mukjizat
untuk membuat ular dari tongkat dan membelah lautan karena diutus untuk kaum yang memiliki
kepandaian dibidang sihir, juga Nabi Isa a.s yang dapat menyembuhkan penyakit dan menghidupkan
Pendapat Ibn Ṡayyār al-Nazzām tentang ṣarfah kemudian mendapatkan
dukungan dari kaum mutazilah lain yaitu Abū Hasan Ali bin Isa Al-Rummāni
mendoronguntuk menandinginya.
d. Balagah Alqurān.
kembali orang yang telah meninggal karena karakteristik umatnya yang memiliki keterampilan
dibidang kedokteran.
6
Al-Khāttibi, al-Rūmmāni dan al-jūrjāni, ditahqiq oleh Muhammad Khalafah Ahmad dan
Muhammad Zaglul Salam, Tṣālātṣu Rosail Fī I’jāz Alqurān, (Mesir: Dārul Mā‟ārīf, 1956), h.75.
BAB II
yang mempunyai arti “ketidak berdayaan atau keluputan”. Makna Lainnya adalah
“membuat tidak mampu”, seperti dalam contoh a‟jaza akhoohu “dia telah membuat
saudaranya itu dalam suatu hal. Kata i‟jaz juga berarti “terwujudnya
ketidakmampuan”, seperti dalam contoh: a‟jaztu zaidan “aku mendapati Zaid tidak
mampu”.i'jāz atau yang sering disebut juga (mukjizat atau kemukjizatan), secara
Artinya: Mukjizat adalah sesuatu peristiwa yang (sangat) luar biasa, yang
Dengan definisi seperti ini, maka dapat dirumuskan bahwa “mukjizat” adalah suatu
keluarbiasaan yang terjadi pada diri seorang yang mengaku sebagai nabi atau rasul
untuk membuktikan kebenaran misinya, yang disertai unsur tantangan dan tidak dapat
7
Shihab, Quraish, Lentera Al-Qur’an: Kisah dan Hikmah Kehidupan, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2008
B. Sejarah Terjadinya I’jaz Al-qur’an
Dalam sejarah, I‟jaz Al-qur‟an terjadi sejak zaman Nabi Muhammad Saw.
banyak sekali orang yang meragukan eksistensi al-Qur‟an sebagai firman Allah.
Sebagian dari mereka mengatakan bahwa al-Qur‟an adalah syair, al-Qur‟an adalah
sihir dan lain sebagainya. Maka dari itu, al-Qur‟an mengeluarkan tantangan kepada
˚: ¸ p˚ ˚i
t˚ ´ ˚ ´ﻪp ´ ˚ ´ ´ 'p˚ ˚ ¸ﻪ i 'p˚ ˚ ´
´ ´p˚ p˚ i¸ ¸ ¹ :¹ ¸ ˚ ¸ i´ ˚ ´ p
beralasan bahwa mereka tidak mengetahui sejarah umat terdahulu, maka wajar kalau
mereka tidak bisa membuat yang sepadan dengan al-Qur‟an. Selanjutnya, karena
دو ّل ِال ٌْتُ اا ِد َِلي ه ْفت ث ع هي س ْ ه ىا ِ َ هثiُتiْ َرا ٍُ لُ ْل َفأiََأ ْم ُمىلُى ى ا ْفت
ى ِن ْى ْن ن َر يَ ا وا ْد ىا ا ت ن ْي َِ ِبع ر ى ِل
ط ش ٍر
ُْعت س
8
Qatthan, Manna‟ Khalil, Tarikh al-Tasyri’ al-Islamy: al-Tasyri’ wa al-Fiqh, Riyadh: Maktabah al-
Ma‟arif li al-Nashr Wa al-Tauzig, 1996.
Artinya: Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah membuat-buat Al
sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”.
Namun kenyataannya tantangan yang kedua ini juga gagal dilayani dengan
alasan yang sama, yaitu tidak mengetahui sejarah umat terdahulu yang digunakan
sebagai isi dari sepuluh surah tersebut. Maka Allah meringankan tantangannya
dengan firman-Nya.
اا ِد لِ َي
ُّل ِال ٌْت دو ىا ِب سى هث ْ ع هي س ْ هiُتiْ َرا ٍُ أiَأَ ْم مُىلُى ى ا ْفت
ِن ْن ن ى َر ٍة ِل َِ د ىا ا ت ن ْي لُ ْل
ْى ط ا
و
ُْعت
buatnya.” Katakanlah: “(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah
datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu
panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
masih ditambah tantangan yang keempat yang dikemukakan ketika Nabi sudah
ن ٌُْت ْن
دو ّل ِال ش َه ه سى ه هث ْ ع ىاiُتiْ ْن ْ ه ْل ع ْب أiُن ٌْت و ِن
ى ْى َدا َء ْي َر ٍة ْي ِل َِ د ىا ٌَا َ ًل ًَِدا فِ ي ي َوا ْى
ُن ْن وا ع ب َس
ر
اا ِد َِلي
Artinya: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur‟an yang Kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal
Al Qur‟an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang
yang benar.
Ayat ini sebenarnya redaksinya mirip dengan ayat yang ada dalam surah
Yunus. Namun ayat dalam surah al-Baqarah ini di dalamnya terdapat min yang
menurut para pakar menunjukkan arti “kurang lebih”. Akan tetapi tantangan tersebut
belum juga terjawab, bahkan sampai sekarang tantangan tersebut masih berlaku dan
juga belum ada jawaban atau balasan, karena hal itu tidak mungkin dilakukan oleh
seorang manusia.9
Pada zaman Nabi Muhammad pernah ada yang mengaku mendapat wahyu dan
membuat syair yang menandingi al-Qur‟an, namun juga tidak berhasil. Ia adalah
. وهاذان هي خلك ربٌا بملَل, و ًذب اثَل, َل خرطىم طىيل, وهاادرن هاالفَل,ها الفَل,الفَل
Artinya: Gajah, Apa itu gajah?, Tahukah engkau apa gajah, Ia mempunyai
belalai yang panjang, dan ekor yang mantab. Itu bukanlah bagian dari ciptaan Tuhan
Kalimat di atas jika dilihat sekilas, nampaknya dari segi bahasanya teratur.
Namun itu hanya berlaku bagi orang yang tidak berilmu, karena setiap orang yang
9
Ibrahim, Farid Wajdi, Orientalisme dan Sikap Umat Islam, Yogyakarta: Lanarka Publisher, 2006.
berilmu pasti tahu bahwa kata wa ma adraka itu dipakai untuk menunjukkan sesuatu
yang agung dan besar pengaruhnya, bukan dipakai untuk menunjukkan gajah.
Apalagi dari segi arti dan makna yang tersurat di dalamnya. Apabila dilihat dari segi
makna, maka kalimat di atas hanyalah nyanyian atau lagu anak kecil yang berjudul
gajah. Maka dari itu, pada zaman dahulu tantangan untuk membuat yang seperti al-
Qur‟an belum ada jawaban dan tantangan tersebut tetap eksis dan berlanjut hingga
Pada zaman sekarang atau era modern, tuduhan yang serupa muncul kembali
dan itu terlontar dari kaum orientalist. Orientalist melontarkan tuduhan bahwa al-
Qur‟an bukan wahyu Tuhan dan merupakan karangan Muhammad. Di samping itu, ia
lama, perjanjian baru, dan sumber-sumber lainnya termasuk pengaruh agama Yahudi.
Itu semua merupakan tuduhan klasik yang sejak zaman Nabi Muhammad sudah
Macam-macam Mu’jizat
10
Mufidah, Lukluk Nur, “Al-Qur‟an Sebagai Sumber Konsep Pendidikan Islam”, dalam Ta’allum
a. Indrawi(hissiyah)
Mu‟jizat yang tampak dan dapat di tangkap oleh panca indera, seperti
tongkat nabi musa yang dapat berubah menjadi ular dan dapat membelah
lautan, mu‟jizat nabi nuh membuat perahu yang sangat besar dalam waktu
b. Rasional (aqliyah)
al-qur‟an sebagai mukjizat nabi muhammad atas umatnya yaitu dari segi
(5 ) ث َأ ْه ًرا
( َفا ْل4) س ْبًما اiس ْب ًحا ) س ا ِبi( َواٌَلا ث ش ًطا وا س1) غ ْرًلا واٌَلا ِز َعاث
ُو َد ِّب َرا ( فَال ِبمَاث3 ( ل َحاث2) ِش َطا
Artinya: Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, dan
malaikat) yang turun dari langit dengan cepat, dan (malaikat-malaikat) yang
(Q.S.al-Nazi‟at: 1-5)
manapun. gaya bahasa yang digunakan unik dan berbeda dengan gaya bahasa Arab
biasa. Sejarah telah menyaksikan bahwa bangsa Arab pada saat turunnya al-Quran
telah mencapai tingkat yang belum pernah dicapai oleh bangsa satu pun yang ada
didunia ini, baik sebelum dan seudah mereka dalam bidang kefashihan bahasa
(balaghah).
Oleh karena bangsa Arab telah mencapai taraf yang begitu jauh dalam bahasa
dan seni sastra, karena sebab itulah al-Quran menantang mereka. Padahal mereka
memiliki kemampuan bahasa yang tidak bias dicapai orang lain seperti kemahiran
dalam berpuaisi, syi‟ir atau prosa (natsar), memberikan penjelasan dalam langgam
sastra yang tidak sampai oleh selain mereka. Namun walaupun begitu mereka tetap
11
Manna‟ Khalil al Qattan, Mabahits fi Ulum al Qur‟an
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
I‟jaz Al-qur‟an telah ada sejak masa Rosulullah, karena untuk melemahkan
dan menlumpuhkan celaan orang orang kafir terhadap al-qur‟an yang mereka kira
sebuah syair yang dibuat-buat oleh Nabu Muhammad Saw, sebagaimana pengertian
dari segi Bahasanya, yang indah dan teratur. Menjelaskan sesuatu yang belum
Saran
Saya mneyadari bahwasannya kaya tulis kami ini sangat jauh dari sempurna,
maka dari itu kami mohon saran dan komrntanya bagi para pembaca agar karya tulis
Dan kami berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para