Jiptummpp GDL Annisaraha 48620 3 Babii
Jiptummpp GDL Annisaraha 48620 3 Babii
TINJAUAN PUSTAKA
(Hakim, 2008). Belajar menurut Nasution (2011) merupakan suatu aktivitas mental
dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya
adalah segala kegiatan yang dapat merubah kepribadian atau tingkah laku
yang dirasakan.
mengolah informasi (Syakir, 2014). Gaya belajar menurut Dryen dkk (2001) adalah
6
7
Gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi setiap individu.
tingkatannya. Maka dari itu, setiap orang harus menempuh cara yang berbeda untuk
bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama (Nasution, 2011).
adalah cara belajar yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh informasi
menjadi empat yaitu : lingkungan fisik, kebutuhan emosional, kebutuhan sosial dan
kebutuhan biologis. Faktor lingkungan fisik meliputi suara, cahaya, suhu, tempat
duduk, dan sikap tubuh. Faktor kebutuhan emosional : emosi berperan penting
dalam proses belajar, muatan emosi dari prestasi dapat berpengaruh besar dalam
sebagian individu lebih senang apabila belajar sendiri, sebagian yang lain lebih
senang bila belajar bersama seorang teman, dan sebagian individu lebih senang jika
Gaya belajar dipengaruhi oleh dua faktor menurut Susilo (2006) yaitu
faktor alamiah dan faktor lingkungan. Faktor alamiah adalah faktor pembawaan
yang tidak dapat diubah meskipun dengan latihan seperti intelegensi, bakat, minat,
kebiasaan, dan modalitas belajar sedangkan faktor lingkungan adalah faktor yang
8
berada diluar individu dan dapat diubah meliputi suara, pencahayaan, temperatur
tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik.
lingkungan fisik seperti suara, pencahayaan, temperatur atau suhu dan desain
visual (V), auditorik (A), read/writing (R), dan kinestetik (K). Mahasiswa yang
disebut multimodal, sedangkan kombinasi antara dua gaya belajar disebut bimodal,
kombinasi tiga gaya belajar disebut trimodal, dan kombinasi empat gaya belajar
namun diantaranya ada yang paling dominan dimiliki seseorang, hal ini terkait
menggambarkan informasi dalam bentuk peta, gambar, grafik, flow chart, dan
simbol visual seperti panah, lingkaran, hirarki, dan materi lain yang digunakan
9
informasi paling baik dan efektif dengan memakai indra penglihatan (visual)
(Fleming dan Mills, 2016). Ciri-ciri gaya belajar visual adalah sebagai berikut :
mengajar.
4. Lihatlah orang yang sedang berbicara dengan anda itu akan membantu
anda fokus.
10
latar belakang.
10. Cobalah untuk menempatkan meja anda jauh dari pintu dan jendela dan
12. Bila memungkinkan gunakan grafik, peta, poster, film, video, dan
menerima informasi paling baik dan efektif dengan memakai indra pendengaran
Maka dari itu mahasiswa dengan gaya belajar auditorik dapat belajar
secara maksimal dari ceramah, tutorial, tape, diskusi kelompok, bicara, dan
membicarakan materi (Dryden dkk, 2001). Ciri-ciri gaya belajar auditorik adalah
sebagai berikut :
11
4. Menyukai diskusi yang lebih lama terutama untuk hal-hal yang kurang
mereka pahami.
5. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik
karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.
(Slameto, 2013).
diatas adalah catatan yang dibuat mungkin sangat tidak memadai, tambahkan
informasi yang didapat dengan cara berdiskusi dengan orang lain dan
mengumpulkan catatan dari buku lain, rekam ringkasan yang dibuat dan dengarkan
rekaman tersebut, dan baca buku atau catatan dengan keras (Dryden dkk, 2001).
Belajar untuk dapat memperoleh hasil baik dalam setiap tes, tugas atau ujian adalah
sebagai berikut :
ide.
5. Katakan jawaban anda dengan suara keras atau di dalam kepala anda
(Prihanti, 2015).
pada input berupa teks dan output berupa bacaan atau tulisan dalam segala
bentuknya. Orang yang memiliki gaya belajar seperti ini menyukai power point,
daftar, kamus, dan bentuk kata-kata lainnya (Fleming dan Mills, 2016).
berikut :
pengalaman belajar secara langsung. Orang yang memiliki gaya belajar seperti ini
menyukai demonstasi, simulasi, video dan film dari pelajaran yang sesuai aslinya,
13
sama halnya dengan studi kasus, latihan dan aplikasi (Fleming dan Mills, 2016).
7. Mengingat secara baik bila secara fisik terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
materi pembelajaran.
11. Sulit apabila diminta untuk berdiam diri atau berada disuatu tempat untuk
konsep.
14
kepada gaya belajarnya. Indikator gaya belajar visual adalah 1) belajar dengan
visual yang berarti individu tersebut lebih mudah memahami pelajaran dengan
baik mengenai posisi, bentuk, angka, dan warna, 3) rapi dan teratur, 4) tidak
fisik, 2) peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh, 3) berorientasi terhadap fisik dan
banyak bergerak, 4) suka mencoba dan kurang rapi, 5) lemah dalam aktivitas verbal
(VARK)
untuk menjaring gaya belajar mahasiwa. Kuisioner ini dalam bentuk pertanyaan
yaitu pertanyaan tentang cara belajar dan gaya belajar dengan menggunakan pilihan
satu macam gaya belajar (VARK) yang digunakan oleh responden dalam mengisi
kuisioner responden diperbolehkan untuk memilih lebih dari satu jawaban untuk
setiap pertanyaan atau mengabaikan pertanyaan yang sama sekali tidak sesuai
dengan pilihannya. Jumlah pertanyaan yang diabaikan sebaiknya tidak lebih dari
dua karena akan membuat hasil menjadi bias (Fleming dan Mills, 2016).
responden memilih jawaban dengan kode VARK. Gaya belajar dibagi menjadi dua
yaitu unimodal dan multimodal. Jika responden lebih banyak memilih jawaban
dengan kode V lebih banyak berarti responden memiliki gaya belajar visual atau
disebut unimodal dan begitupun dengan gaya belajar yang lain. Jika terdapat jumlah
yang sama besar diantara VARK berarti responden memiliki lebih dari satu gaya
2. Menghitung jumlah tanggapan atau skor untuk setiap gaya belajar VARK.
3. Mengurutkan skor VARK dari yang tertinggi sampai yang paling rendah.
a. Bila selisih skor gaya belajar pertama dan kedua melebihi ambang batas
b. Bila selisih skor gaya belajar pertama dan berikutnya lebih kecil sama
multimodal.
VARK adalah :
dimiliki.
mahasiswa lain.
17
6. Memberi hasil belajar yang baik apabila gaya belajar sudah sesuai
(Shoimin, 2014).
mampu mengkombinasikan keempat gaya belajar sehingga hanya satu atau dua
gaya belajar yang digunakan dan membuat materi yang dimengerti tidak seluruhnya
melainkan materi yang diajarkan sesuai dengan gaya belajar mahasiswa tersebut
(Shoimin, 2014).
yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses
(Daryanto, 2010).
Indeks prestasi adalah penilaian yang dihitung pada setiap akhir semester
yang digunakan sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan belajar dari semua
mata kuliah yang diikuti pada semester yang bersangkutan. Indeks prestasi
akademik terbagi menjadi dua yaitu indeks prestasi semester dan indeks prestasi
semester yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf
setiap mata kuliah yang ditempuh dan satuan kredit semester (SKS) mata kuliah
bersangkutan dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang diambil dalam satu
pembelajaran pada akhir program studi yang dihitung dengan cara menjumlahkan
18
perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan satuan kredit
semester (SKS) mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah
perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan satuan kredit
semester (SKS) mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah
yang diambil dalam satu semester sedangkan indeks prestasi kumulatif dihitung
dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang
ditempuh dan SKS mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah SKS mata
kuliah yang diambil yang telah ditempuh. Nilai huruf mata kuliah dinyatakan dalam
Acuan Patokan (PAP). Skala penilaian akhir sebagai pengukur hasil belajar
kumulatif (IPK) menurut Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
{𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ (𝐾 × 𝑁𝑖)}
𝐼𝑃𝑆 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾
Keterangan :
K : SKS dari mata kuliah yang telah diambil pada satu semester atau pada
semester tersebut.
Ki : SKS dari mata kuliah yang telah diambil mulai dari semester awal sampai
semester akhir
program sarjana dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar
yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh
program studi dengan indeks prestasi kumulatif lebih besar atau sama dengan 2,00
(dua koma nol). Kelulusan mahasiswa ini dinyatakan dengan beberapa predikat
yaitu :
20
mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 2,76 (dua koma tujuh enam)
mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,01 (tiga koma nol satu) sampai
prestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,50 (tiga koma lima nol).
menyelesaikan beban studi dalam program studinya dengan IPK ≥ 2,0 tanpa nilai
D dan nilai E dalam waktu maksimum 14 (empat belas) semester, khusus Fakultas
terdiri dari tiga dan ditetapkan berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif dan waktu
Belajar
indikator pencapaian tujuan pembelajaran dikelas yang tidak terlepas dari banyak
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar itu. Faktor – faktor tersebut terbagi
menjadi dua faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
21
berasal dari dalam diri individu tersebut sedangkan faktor eksternal adalah faktor
atau prestasi belajar. Individu yang memiliki intelegensi yang tinggi dan
bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari maka proses belajarnya akan
modal yang besar untuk mencapai cita-cita atau memperoleh tujuan yang
ingin dicapai.
belajar ini mencakup gaya belajar, cara pemilihan tempat saat belajar, dan
juga waktu untuk belajar. Dengan belajar yang teratur setiap hari,
pembagian waktu yang baik, cara belajar dan gaya belajar yang tepat dan
dan juga faktor keadaan rumah dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap
pembelajaran, fasilitas, keadaan ruangan, dan jumlah mahasiswa dalam satu kelas
22
dapat mempengaruhi prestasi belajar, dan 3) keadaan tempat tinggal seperti keadaan
lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar rumah, dan juga tetangga sekitar
Belajar
Gaya belajar mahasiswa umumnya ditentukan lewat cara kita menyerap dan
mengatur informasi-informasi yang kita dapat melalui pancaindera atau apa yang
dapat diamati hingga hal yang abstrak seperti ide-ide dan juga dari yang belum
tersebut. Jika mahasiswa salah dalam memilih gaya belajar dapat menyebabkan
kegagalan, stres, dan mungkin frustasi pada mahasiswa tersebut sedangkan apabila
mahasiswa tepat dalam memilih gaya belajar maka dapat menunjang keberhasilan
belajar mahasiswa dan juga dapat mengatasi masalah yang dihadapi selama proses
belajar (Westwood, 2004). Hipotesis Meshing mengatakan bahwa hasil belajar bisa
baik jika pembelajaran sesuai dengan gaya belajar dominan peserta didik (Liew,
Jika mengenali gaya belajar maka kita dapat mengelola pembelajaran pada
kondisi apa,dimana, kapan, dan bagaimana cara pembelajaran yang baik dan
efektif. Mengenali gaya belajar akan dapat menentukan cara belajar yang lebih
maksimal sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat optimal (Wulandari ,2011).
23
prestasi belajar (Liew, Sidhu, dan Barua, 2015). Beberapa penelitian yang
karena gaya belajar memberi pengaruh positif terhadap prestasi belajar atau nilai
(Rahmawati, 2016).