Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang adalah untuk mewujudkan ruang wilayah nasional
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Ketahanan Nasional dan Wawasan
Nusantara, sehingga: (i) keharmonisan antara alam lingkungan dan lingkungan buatan/budidaya
dapat diwujudkan, (ii) keterpaduan dalam penggunaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya buatan/budidaya dengan memperhatikan aspek sumber daya manusia dapat
diwujudkan dan (iii) dapat diwujudkannya fungsi lindung pada aspek pelindungan dari fungsi ruang
dan dampak negatif terhadap aspek lingkungan seperti adanya ekplorasi dan eksploitasi yang
berlebihan pada pemanfaatan ruang dapat dicegah. Dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang spasial
dan pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan strategis nasional, dapat dilaksanakan oleh
pemerintah daerah melalui dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan. Dalam rangka
penyelenggaraan tata ruang, dan pemerintah berwenang menyusun dan menetapkan pedoman
pada bidang tata ruang.

Prioritas pembangunan provinsi Sulawesi Barat sejalan dengan prioritas pembangunan di Kabupaten
Polewali Mandar. Adapun prioritas Pembangunan Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2022
diarahkan pada:
1. Pengembangan sektor pertanian dan UMKM
2. Peningkatan kualitas pembangunan manusia
3. Peningkatan taraf hidup masyarakat
4. Pengembangan infrastruktur wilayah dan permukiman yang
berkelanjutan
5. Pemantapan kualitas tata kelola pemerintahan

A. Pembiayaan pembangunan
Tabel. Realisasi Penerimaan Pemerintah Daerah Menurut Jenis Penerimaan (Ribu Rupiah), 2014-
2016

Jenis penerimaan 2014 2015 2016


A. Pendapatan daerah 951506827.00 1081510420.00 1296792511.00
1. pendapatan asli daerah 96599288.00 106992894.00 126047975000.00
pajak daerah 13774952.00 15248844.00 17238343.00
retribusi daerah 3690190.00 4007743.00 8416686.00
hasil perusahaan milik daerah &
pengelolaan kekayaan daerah di 2483182.00 2905656.00 3217557.00
pisahkan

lain-lain PAD yang sah 76650964.00 84830651.00 97175389.00


2. Dana perimbangan 701002121.00 817801681.00 1022662617.00
bagi hasil pajak 15793960.00 11745280.00 13494086.00
bagi hasil bukan pajak/sumber 1570870.00 1984332.00 3565187.00
daya alam
dana alokasi umum 603283761.00 639371455.00 725381526.00
dana alokasi khusus 80353530.00 124138972.00 780221005.00

3.lain-lain Pendapatan yang sah 153905418.00 156715845.00 148081919.00


B. Pembiayaan daerah 1364867.00 54858711.00 73368648.00
jumlah 952871694.00 1136369131.00 1370161159.00
Berdasarkan data tabel diatas adalah penerimaan dana daerah tiap tahunnya mengalami
peningkatan berdasarkan data yang ada di kantor BPS ( KABUPATEN POLEWALI MANDAR )dalam
pembiayaan pembangunan. Di tahun 2022 RENJA BALITBANGRENG kab. polman dalam setiap
perkecamatannya didanai sebesar Rp. 36.334.500 yang bersumber dari APBN untuk di alokasikan ke
daerah-daerah dalam rangka pelaksanaan.

kegiatan yang dilaksanakan terkait dengan urusan Kesehatan, anggaran terbesar dialokasikan untuk
mendanai kegiatan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta JKN sebesar Rp 95,62 milyar atau setara
dengan 60,57 persen dari total anggaran Urusan Kesehatan yang mencapai Rp 157,84 milyar.
Anggaran kedua terbesar pada Urusan Kesehatan dialokasikan untuk Kegiatan Kemitraan asuransi
kesehatan masyarakat, yaitu sebesar Rp 56,71 milyar atau setara dengan 35,93 persen dari total
dana alokasi Urusan Kesehatan Selanjutnya angka paling kecil dialokasikan untuk Manajemen
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan dengan anggaran sebesar Rp 38 juta atau setara dengan 0,02
persen dari total anggaran Urusan Kesehatan

Anggaran terbesar kedua pada alokasi Urusan Wajib ditempati oleh Urusan Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang dengan kegiatan yang meliputi :
1.Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi
2.Pemberdayaan Petani Pemakai Air
3.Pembangunan dan Peningkatan Sumber Air
4.Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Minum bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
5.Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah
6.Pengembangan sistem distribusi Air Minum
7.Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Dari 7 kegiatan yang dilaksanakan pada Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, 3 (tiga)
kegiatan diantaranya dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan 4 (empat)
lainnya dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman. Untuk kegiatan yang
dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, anggarannya berjumlah Rp 43,48 milyar
dan kegiatan yang dilaksanakan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman berjumlah Rp
18,26 milyar.

Dari 7 (tujuh) kegiatan dalam Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Polewali
Mandar, dana terbesar dialokasikan untuk Pembangunan dan Peningkatan Sumber Air, yaitu sebesar
Rp 33,06 milyar atau setara dengan 53,54 persen dari total anggaran Urusan Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang yang mencapai Rp 61,75
milyar.

B. Kelembagaan
Adapun di dalam kecamatan campalagian terdapat beberapa lembaga koperasi yang ikut serta
membantu masyarakat dalam masalah perekonomian. Berikut adalah data tabel lembaga koperasi di
tiap desa/kelurahan kecamatan campalagian

Koperasi
Koperasi industri Kecil Koperasi
Koperasi
Desa/ kelurahan Unit Desa dan Kerajinan Simpan
Lainnya
( KUD ) Rakyat Pinjam
( Kopinkra )
Laliko 0 0 0 0
Lapeo 0 0 0 0
Kenje 0 0 0 0
Suruang 0 0 1 0
Pappang 1 0 0 0
Bonde 0 0 3 0
Parappe 0 0 1 0
Panyampa 0 0 0 0
Lemo 0 0 3 0
Katumbangan 0 0 0 0
Lampoko 0 0 0 0
Ongko 0 0 0 0
Sumarang 0 0 0 0
Botto 0 0 0 0
Lagi Agi 0 0 0 0
Padang 0 0 0 0
Gattungan 0 0 0 0
Padang Timur 0 0 0 0

Tabel diatas menunjukkan terdapat 1 koperasi unit desa ( KUD ) dan 8 Koperasi simpan pinjam yang
berada di kecamatan polewali

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENDIDIKAN

Kemiskinan akan sangat berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia. Kemiskinan muncul salah
satunya karena sumber daya manusia yang tidak berkualitas. Dengan demikinan menjadi sangat
penting bagi setiap orang untuk memiliki pendidikan yang layak dan memadai sehingga diharapkan
akan memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan, berpeluang untuk mendapat pekerjaan yang
layak, dan menjadi lebih produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang layak. Sebaliknya
tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan kemampuan pengembangan diri terbatas,
menyebabkan pilihan pekerjaan menjadi terbatas, serta membatasi kemampuan untuk mencari dan
memanfaatkan peluang. Kondisi wilayah hunian yang terpencil dan terisolasi di Kabupaten Polewali
Mandar disebabkan karena konektivitas wilayah yang tidak optimal, topografi yang bergunung,
posisi wilayah yang berada di kawasan lindung dan buruknya kondisi jalan sehingga arus distribusi
barang dan pergerakan orang terbatas. Penyebab keterisolasian ini saling terkait satu sama lain,
konektivitas wilayah misalnya sangat dipengaruhi oleh topografi, topografi yang bergunung
menyebabkan investasi infrastruktur menjadi lebih mahal dan sulit. Begitupula infrastruktur yang
sulit dioptimalkan

Dibawah ini adalah struktur lembaga organisasi yang menaungi dalam permodalan pembiayaan
pembangunan daerah

Salah satu program kerja pemerintahan dalam program kerja adalah Penanganan Rumah Tidak Layak
Huni (RTLH) Rumah Tidak Layak Huni di Polewali Mandar dilaksanakan melalui Bantuan Stimulan
Perbaikan RTLH pada Rumah Tangga Miskin yang bersumber dari APBD KabupatenPolewali Mandar,
dengan kuota 3 unit RTLH per desa per tahun dengan nominal masing-masing RTLH sebesar
Rp.10.000.000,-. Melalui stimulasi APBD tersebut, dalam kurun waktu tahun 2019-2024 telah
tertangani sebanyak 51.997 unit RTLH. Dibawah ini adalah tabel angka perkembangan pembangunan
HASIL DAN KESIMPULAN

Ada tiga sumber kelembagaan yang selanjutnya menjadi indikator penting dalam penyelenggaraan
penataan ruang, yaitu: Tugas, Wewenang, dan Kedudukan; terhadap penyelenggaraan penataan
ruang (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian) dalam pembentukan pembangunan. Dapat
disimpulkan bahwa :

1. Konflik Kelembagaan pada Penataan Ruang

Sumber konflik kelembagaan pada perencanaan tata ruang, karena turunan RTRW Provinsi Sulawesi
Barat belum lengkap, yang terdiri dari: belum adanya peraturan zonasi, terbatasnya rencana rinci
kawasan strategis, indikasi program, serta sosialisasi belum optimum dan kurangnya Norma,
Standar, Pedoman dan Manual terhadap sumber daya manusianya

2. Konflik sumber-sumber Kelembagaan pada Pemanfaatan Ruang

Aspek kelembagaan pada pemanfaatan ruang belum terakomodasi dan terkoordinasi secara baik
mengenai pemanfaatan sumber daya alam lingkungan untuk berbagai kepentingan secara nasinal,
sektoral, wilayah tersebut. Hal tersebut terlihat pada program dan pembiayaannya dalam rangka
percepatan dan pemerataan pembangunan, keadilan serta kesejahtraan masyarakat pada kawasan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai