Anda di halaman 1dari 8

MEDAN MAGNET DAN INDUKSI MAGNETIK

Anisah Fauzan1, Rezki Ulandari2, dan Hajra3

Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
123

email: anisah.fauzan23@gmail.com, dariw3217@gmail.com, hajra7530@gmail.com

ABSTRAK

Telah melakukan praktikum di laboratorium Fisika Dasar dengan percobaan Medan


Magnet dan Induksi Magnetik. Medan magnet adalah medan atau daerah disekitar magnet dimana
magnet lain atau benda lain yang mudah dipengaruhi magnet akan mengalami gaya magnetik jika
diletakkan dalam ruangan tersebut. Pada percobaan ini dilakukan dua kegiatan, kegiatan pertama
medan magnet dan kegiatan yang kedua induksi magnetik. Adapun tujuan pada kegiatan pertama
yakni medan magnet adalah dapat membuktikan bahwa arus listrik menimbulkan medan magnet
dan dapat mengetahui pengaruh jumlah lilitan kumparan terhadap medan magnet yang dihasilkan.
Pada kegiatan yang kedua yakni induksi magnetik bertujuan untuk dapat membuktikan bahwa
medan magnet dapat menimbulkan arus listrik, dapat mengetahui pengaruh jumlah lilitan
kumparan terhadap kuat arus yang dihasilkan dan dapat mengetahui metode induksi megnetik yang
dapat menghasilkan arus yang lebih besar. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah power
supply, kompas, amperemeter, beberapa kumparan dengan jumlah lilitan yang berbeda serta kabel
penghubung rangkaian dan magnet batang.
Keywords: Medan, Induksi, Magnet, Magnetik, Kumparan, Listrik.

1. PENDAHULUAN
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling mendasar, karena berhubungan dengan
perilaku dan struktur benda (Giancoli, 2001). Fisika merupakan mata pelajaran yang
mempelajari keadaan suatu benda secara fisik, baik sifat, perubahan bentuk, maupun
keadaan benda yang diamati. Fisika terdiri dari konsep-konsep yang bersifat abstrak,
sehingga sulit untuk dipahami. Untuk dapat dipahami, konsep-konsep yang bersifat abstrak
tersebut dibuat konkret atau nyata, salah satunya dengan melalui penggunaan alat
praktikum

Salah satu konsep Fisika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari adalah
medan magnet. Suatu titik dikatakan terdapat medan magnet apabila ada gaya (selain gaya
elektrostatik) bekerja terhadap sebuah muatan yang bergerak di titik itu. Medan magnet,
mirip dengan medan listrik, yaitu merupakan medan vektor yang besar dan arahnya di
sembarang titik diperincikan berdasarkan sebuah vektor B yang disebut induksi magnet.
Untuk menghitung gaya magnetik di antara muatan yang bergerak, harus mencari besar dan
arah vektor B di suatu titik, kemudian besar dan arah gaya pada muatan yang bergerak
dalam medan juga dicari, dengan anggapan bahwa muatan bergerak dan arus menimbulkan
medan magnet (Sears, 2008).

Penggunaan listrik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari. Jika terdapat suatu arus listrik yang mengalir melalui suatu bahan, maka pada
sekeliling bahan tersebut terdapat dua jenis medan, yaitu medan magnet dan medan listrik.
Besarnya medan listrik dan medan magnet ini tidak sama, dimana medan listrik setelah
Q
dihitung dengan persamaan E = k k 2 menghasilkan nilai medan listrik 10-9 Volt,
r
μ0i
sedangkan medan magnetnya setelah dihitung dengan persamaan 𝐵 = maka dihasilkan
2 πa
nilai medan magnet sebesar 10-7 T. Hal ini menyatakan bahwa nilai medan magnet lebih
besar dari nilai medan listrik dan medan listrik dapat diabaikan.

Medan magnet, muncul dari gerakan muatan listrik, kekuatan medan magnet diukur
dalam ampere per meter (A/m) atau lebih umum para peneliti menentukan kuantitas
kerapatan fluks atau yang biasa disebut mikrotesla (μT). Berbeda dengan medan listrik,
medan magnet dihasilkan pada saat perangkat diaktifkan atau pada saat ada arus yang
mengalir. Semakin tinggi arus yang mengalir, semakin tinggi kekuatan medan magnet.
Berbeda juga dengan medan listrik, medan magnet tidak terhalangi oleh bangunan dan
kabel, jadi medan magnet dapat menembus jaringan dan bangunan. Medan magnet statik
berinteraksi dengan partikel bermuatan yang bergerak seperti ion, dan dengan momen
magnetik (dipol) yang muncul dari gerakan orbital atau putaran elektron dalam atom.
Interaksi dengan muatan sering disebut juga dengan electrodynamic dan interaksi dengan
momen magnetik disebut juga dengan magnetomechanical (Swerdlow, 2008:35).

Gejala penyimpangan yang terjadi pada magnet jarum yang berada disekitar arus
listrik ini dapat membuktikan bahwa arus listrik ini dapat menghasilkan medan magnet.
Arah pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik dapat diterangkan melalui
kaidah tangan kanan, dimana suatu pengantar berarus listrik digenggam oleh tangan kanan.
Jika arus listrik searah ibu jari, arah medan magnet yang ditimbul akan searah dengan
keempat jari yang menggenggam (Tim Praktikum, 2022).

Gambar 2.2 Kaidah tangan kanan menggenggam


Hukum ampere menyatakan “integral garis konduksi Magnet B disekeliling
lintasan tertutup. Hukum ampere dapat dipakai untuk menghitung rapat fluks magnetik.
Salah satu penerapan hukum ampere yaitu induksi magnet toroida (Pambuka, 2015)

Jika diperhatikan bahwa belum pernah diamati adanya muata magnetik untuk atau
“kutub” yang memainkan peran yang serupa dengan muatan listrik, sumber utama
medan magnet adalah arus listrik. Medan magnetik yang muncul dari arus tidaklah
berawal dan berakhir pada titik ruang, tetapi sebaliknya membentuk sampai titik tertutup
yang melingkupi arusnya, yang menghubungkan komponen normal medan listrik yang
dijumlahkan terhadap suatu permukaan tertutup didekat muatan total didalam ruangan
tersebut. Terdapat persamaan yang analog untuk medan magnetik yang disebut hukum
ampere yang menghubungkan komponen tangensial B yang dijumlahkan pada seluruh
kurva tertutup C dengan arus Ic yang mekintasi kurva tersebut. Dalam bentuk persamaan
matematis hukum ampere ialah:

∮ B . dl=μ0 I c
(2.1)

dengan I c yang merupakan arus yang dapat menembus luasan yang dibatasi oleh
kurva C (Tipler 2001).

Meskipun J. C Maxcell (1831-1879) berhasil memandukan semua hukum dan


rumus kelistrikan dalam bentuk empat persamaan yang lalu dikenal sebagai persamaan
Maxwell, sehingga gejala kelistrikan selalu dapat diterangkan berdasarkan atau
dijabarkan dari empat persamaan itu, pada hakikatnya persamaan itu dapat dipadukan
menjadi hukum Coulomb:

q1 q2 (2.3)
F=k r 2

yakni menyatakan bahwa gaya antara dua muatan listrik masing-masing serta
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (r) antara kedua muatan listrik tersebut. jika
hukum coulomb bisa dikatakan hukum yang paling fundamental dalam ilmu kelistrikan
yang mendasari semua hukum dan rumus mekanik. Sehingga hukum coulomb
berbentuk:

q1 q2
F= 4 πε r
2
(2.4)

dan ε disebut permivitas medium. Dengan F positif berarti gaya itu tolak menolak
dan sebaliknya F negatif tarik menarik (Soedijo 2004).

Ayat yang berhubungan dengan percobaan ini adalah Qs. Al-Hadid/57: 25


ۡ ‫ ِه‬/‫ َد فِي‬/‫ا ۡٱل َح ِدي‬//َ‫ ِۖط وَأن َز ۡلن‬/‫اس ب ۡٱلقِ ۡس‬
ٞ ‫أ‬//َ‫ب‬
...‫س‬ َ ِ ُ َّ‫و َم ٱلن‬//ُ‫ب َو ۡٱل ِمي َزانَ لِيَق‬ َ َ‫َوَأن َز ۡلنَا َم َع ُه ُم ۡٱل ِك ٰت‬
ِ ۚ ‫سلَهۥُ بِ ۡٱل َغ ۡي‬
ٌّ ‫ب ِإنَّ ٱهَّلل َ قَ ِو‬
٢٥ ‫يز‬ٞ ‫ي َع ِز‬ ُ ‫س َولِيَ ۡعلَ َم ٱهَّلل ُ َمن يَن‬ ٰ
ُ ‫ص ُرهۥُ َو ُر‬ ِ ‫يد َو َمنَفِ ُع لِلنَّا‬ٞ ‫ش ِد‬ َ
Terjemahnya:

“...Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak
dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”

Menurut Jalalain, dan kami ciptakan besi, maksudnya kami keluarkan besi dari
tempat-tempat penambangannya (yang padanya terdapat kekuatan hebat) yakni dapat
digunakan sebagai alat untuk berperang.

Pada ayat di atas allah memusatkan perhatian kita pada buah “besi” yang mempunyai
kekuatan hebat dan memiliki banyak manfaat. Seperti yang kita ketahui bahwa besi
merupakan bahan faromagnetik, yaitu benda yang mudah dipengaruhi oleh medan magnet.

2. METODE PENELITIAN

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

a. Power Supply

(1 buah)

Berfungsi sebagai sumber tegangan AC/DC.

b. Kompas

(1 buah)

Berfungsi untuk menunjukkan arah.


c. Amperemeter

(1 buah)

Berfungsi untuk mengukur arus listrik yang mengalir dalam rangkaian listrik.

d. Beberapa kumparan dengan jumlah lilitan yang berbeda (1 buah)

Berfungsi sebagai objek yang akan diamati.

e. Kabel penghubung rangkaian

Berfungsi untuk menghubungkan basic meter dan power supply dengan lilitan

kumparan.

f. Inti besi

(1 buah)

Berfungsi sebagai objek yang akan diamati.

g. Saklar

(1 buah)

Berfungsi untuk menghunungkan atau memutus arus listrik.

h. Magnet

(1 batang)

Berfungsi sebagai objek yang diamati.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Tabel Pengamatan

Kegiatan 1: Medan magnet

Jumlah lilitan: 300 lilitan


A=5A

L = 3 cm

Tegangan Arus Sudut Penyimpangan

3V 0,4 A 4

6 1A 16

10 3A 35

12 4A 37

Jumlah Lilitan Percobaan Arus Listrik

Lambat 14 A
300 Lilitan
Cepat 14 A

Lambat 96 A
1200 Lilitan
Cepat 147 A
IV. 2 Analisis Data

Tabel IV.1 Pengamatan medan magnet

Tegangan Arus Sudut Penyimpangan B (T) F (N)


−6 −6
3 0,4 4 4,8 × 10 5,76 ×10
−4 −4
6 1 16 1,2 ×10 3,6 ×10
−4 −4
10 3 35 3,6 ×10 32,4 ×10
−4 −4
12 4 37 4,8 × 10 57,6 ×10

3.2 Pembahasan

Medan magnet merupakan daerah atau ruang disekitar magnet dimana magnet lain

atau benda lain yang mudah dipengaruhi oleh magnet akan mengalami gaya magnetik jika

diletakkan dalam ruang tersebut.

Pada pratikum ini. Kami melakukan dua kali percobaan yaitu medan mgnet dan

induksi magnetik. Pada percobaan pertama kita membuktikan bahwa arus listrik dapat

menimbulkan medan magnet, dengan cara mendekatkan kompas dengan kumparan kawat

yang telah dialiri arus listrik yang mengakibatkan kompas bergerak. Hal ini menandakan

bahwa arus listrik dapat menimbulkan medan magnet. Selanjutnya, bagaimana pengaruh

jumlah lilitan kumparan terhadap medan magnet, semakin banyak jumlah lilitan kumparan

terhadap medan magnet, maka semakin besar.

Pada percobaan kedua, kita membuktikan bahwa medan magnet dapat menimbulkan

arus listrik, dengan cara mendekatkan atau menjauhkan magnet dengan kumparan sehingga

amperemeter menghasilkan arus yang lebih besar ketika magnet didekatkan dengan cepat.

Hal tersebut menandakan bahwa magnet menimbulkan arus. Selanjutnya bagaimana


pengarus jumlah lilitan kumparan terhadap kuat arus yang dihasilkan yaitu semakin banyak

lilitan, maka arus yang dihasilkan besar.

Dari percobaan yang dilakukan dan hasil yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa

pratikum percobaan yang dilakukan sesuai dengan teori.

4. SIMPULAN

Kesimpulan pada percobaan ini adalah cara membuktikan bahwa arus listrik

menimbulkan medan maget yaitu dengan mendekatkan kompas dengan kawat yang telah

dialiri arus listrik yang mengakibatkan kompas bergerak. Hal itu menentukan arus yang

menimbulkan medan magnet. Pengaruh jumlah lilitan terhadap medan magnet yang

dihasilkan yaitu semakin banyak lilitan maka semakin besar arus listrik yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, D. C. (2014). Fisika Edisi Kelima jilid 2. (Terjemahan oleh: Yuhilza Hanum).
Jakarta: Erlangga.
Pambuka, R. N. (2015). pembuatan alat Eksprimen Induksi Magnet Pada Toroida
Menggunakan Arduino dan Hall Effect Sensor. Jakarta: Erlangga.
Sears, F. W. (2008). Fisika untuk Universitas: Listrik Magnet. Jilid 2. Bandung: Binacipta.
Swerdlow, A. (2008). Static Magnetic Field. London: The Health Protection Agency.
Tim, P. (2022). Penuntun Praktikum Fisika Dasar II. Gowa: Laboratorium Fisika.

Anda mungkin juga menyukai