Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN SBdP KELAS 6 TEMA 7

SUB TEMA 1 NADA dan INTERVAL NADA ( KD 3. 2)


1. Nada merupakan bunyi yang beraturan dan memiliki tinggi rendah yang berbeda-beda.
2. Tinggi rendahnya sebuah nada dapat ditunjukkan dalam sebuah tanda, yaitu not atau tini nada.
3. Beberapa not yang ada dalam sebuah sistem tertentu disebut notasi.
4. Notasi terbagi menjadi dua, yaitu notasi angka dan notasi balok.
5. Dalam notasi angka, simbol yang dipakai adalah angka, seperti 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.
6. Interval nada merupakan jarak antarnada, baik jarak ke atas maupun ke bawah.
7. Untuk mengetahui interval nada, kita juga harus memperhatikan tanda kromatik.
8. Tanda kromatik adalah tanda yang berfungsi untuk menaikkan, menurunkan, atau
mengembalikan nada yang telah dinaikkan atau diturunkan ke nada aslinya.
9. Contoh tanda kromatik adalah tanda kres (#), tanda mol (b), dan tanda pugar ( ).
a. Tanda kres (#) digunakan untuk menaikkan setengah nada.
b. Tanda mol (b) digunakan untuk menurunkan setengah nada.
c. Tanda pugar ( ) digunakan untuk mengembalikan nada ke nilai semula.
10. Tangga nada kres baru selalu diawali dengan nada kelima dari tangga nada sebelumnya.
Nada ketujuh dari tangga nada awal akan mengalami kenaikan ½ .
11. Tangga nada mol baru selalu diawali dengan nada keempat dari tangga nada sebelumnya.
Tangga nada keempat selalu mengalami penurunan nilai ½ .
12. Tangga nada diatonis memiliki tujuh tingkatan nada dan dua nilai interval, yaitu ½ dan 1.
13. Tangga nada diatonis terbagi menjadi dua, yaitu tangga nada diatonis mayor dan tangga
nada diatonis minor.
14. Beberapa hal terkait tangga Nada Diatonis Mayor:
a. Tangga nada diatonis mayor memiliki memiliki interval nada 1 – 1 – ½ - 1 – 1 – 1 – ½ .
b. Kesan yang ditimbulkan dari tangga nada diatonis mayor adalah riang, bersemangat, dan
bahagia.
c. Tangga nada diatonis mayor natural adalah Do = C.
15. Beberapa hal terkait tangga Nada Diatonis Minor
a. Tangga nada diatonis minor adalah memiliki jarak nada atau interval nada, yaitu 1 – ½ -
1 – 1 – ½ - 1 – 1.
b. Kesan yang ditimbulkan dari tangga nada diatonis minor adalah sedih.
c. Tangga nada diatonis minor biasanya dimulai dari A atau la sebagai nada awal dan
nada akhir.
16. Tangga nada minor terdiri dari tiga jenis, yaitu
a. Tangga nada minor asli , merupakan tangga nada minor yang memiliki nada-nada pokok
dan belum mendapat nada sisipan.
b. Tangga nada minor harmonis , merupakan tangga nada minor yang nada ketujuhnya
dinaikkan setengah. Dalam tangga nada ini, deretan naik dan turun tetap sama.
c. Tangga nada minor melodis , merupakan tangga nada minor asli yang nada keenam dan
ketujuhnya dinaikkan setengah. Pada saat turun, nada keenam dan ketujuh tersebut
dikembalikan ke nada aslinya (untuk kasus ini, diturunkan ½ ) dengan menggunakan tanda
pugar ( ).

SUB TEMA 2 Tari Berpasangan dalam Tari Daerah ( KD 3.3)

1. Tari berpasangan adalah tari yang dibawakan oleh dua penari saja, baik penari putri dengan
putri, putra dengan putra, atau putra dengan putri.
2. Dalam tari berpasangan, gerakan kedua penari dimainkan untuk saling mengisi, melengkapi,
dan berinteraksi.
3. Berikut ini beberapa contoh tari berpasangan dalam tari daerah di nusantara.
1. Tari Serampang Dua Belas
2. Tari piring
3. Tari Janger
4. Tari Bambangan Cakil
5. Tari Caci
4. Hal-hal penting pada Tari serampang dua belas :
 berkembang di daerah Sumatra Utara, Riau, dan Sumatra Barat.
 Terdapat 12 jenis gerakan
 Kostum yang digunakan adalah baju adat melayu
 Properti yang digunakan penari putri adalah saputangan.
5. Hal-hal penting pada Tari Piring:
 tari daerah yang berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat
 Gerakan dalam tarian ini menggunakan dua piring yang diletakkan pada kedua telapak
tangan
 Penari akan melakukan gerakan dengan tempo yang cepat.
6. Hal-hal penting pada Tari Janger:
 Tari janger tari tradisional dari Bali.
 Tari janger terinspirasi dari aktivitas para petani yang bernyanyi bersahut-sahutan
ketika lelah bekerja.
 Gerakan tari janger merupakan paduan antara vokal dan gerakan tari
 Busana yang dipakai adalah pakaian tradisional Bali.
 Properti yang digunakan adalah kipas prada.
 Tata rias yang dipakai disebut “rias ayu” yang membuat penari tampil memesona dan
anggun.
 Musik pengiringnya antara lain satu pasang kendang kekrumpungan, kajar, gong
palu, klenang, cengceng ricik, dan suling.
7. Tari Bambangan Cakil:
 termasuk tarian klasik yang terdapat di Jawa Tengah.
 Tari ini menceritakan adegan perang seorang kesatria Pandawa melawan Cakil
(raksasa).
 Bambangan merupakan istilah untuk menyebut kesatria Pandawa. Kesatria dalam
cerita memiliki sifat halus dan lemah lembut sebagai lambang kebaikan.
 Raksasa bernama Cakil menggambarkan tokoh dengan karakter kasar, sombong, dan
beringas yang melambangkan kejahatan.
8. Beberapa hal mengenai Tari Caci:
 berasal dari Nusa Tenggara Timur.
 menceritakan tradisi masyarakat Manggarai, yaitu para laki-laki yang bertarung satu
lawan satu untuk menguji keberanian dan ketangkasan dalam bertarung.
 Properti yang digunakan, yaitu pecut dan tameng.
 Tarian ini biasanya diiringi alat musik tradisional, seperti gong.
9. Unsur-unsur dalam tari meliputi :
a. gerak, merupakan unsur yang paling utama.
b. tata busana, merupakan unsur tari yang digunakan sebagai pelengkap dalam
menampilkan sebuah tarian.
c. tata rias,
d. iringan tari,
e. properti,
f. Panggung merupakan tempat pementasan.
10. Gerak tari terdiri dari serangkaian gerakan yang indah menggunakan anggota tubuh, seperti
kepala, kaki, dan tangan.
11. Gerak dalam tari terbagi menjadi dua macam, yaitu
1. Gerak tari murni merupakan gerak yang tidak mengandung arti, tetapi
mementingkan keindahan.
2. Gerak tari maknawi merupakan gerak yang mengandung arti tertentu.
12. Tata busana dapat berfungsi untuk memperkenalkan karakter tokoh dalam penyajian tari
tersebut.
13. Tarian meliputi pakaian yang digunakan penari serta disesuaikan dengan konsep, tema,
karakter, dan bentuk tarian.
14. Tata rias yang digunakan oleh penari disesuaikan dengan karakter tarian yang ditampilkan.
15. Iringan tari dapat berupa bunyi-bunyian dari alat musik tradisional atau modern.
16. Ada juga iringan tari berupa bunyi yang berasal dari gerakan tubuh, seperti tepuk tangan,
entakan kaki, siulan, atau nyanyian.
17. Properti merupakan pelengkap dalam pertunjukkan tari yang meliputi alat-alat yang
digunakan untuk menunjang gerakan tari.
18. Pemilihan properti disesuaikan dengan jenis tari yang ditampilkan.
19. Pementasan tari biasanya ditampilkan di atas panggung tertutup atau panggung terbuka.
a. Panggung tertutup terletak di dalam aula atau ruangan.
b. Panggung terbuka biasanya terletak di lapangan atau halaman.

SUB TEMA 3 Karya Seni Patung di Nusantara (KD 3.4)

1. Ada berbagai macam patung di Nusantara, baik yang bersifat daerah maupun nasional.
2. Contoh patung yang ada di Indonesia:

Patung Garuda Wisnu kencana Monumen Patung Dirgantara Patung sigale-gale


di Bali di Jakarta di Sumatra Utara

3. Patung sigale-gale terbuat dari kayu. Kayu tersebut diukir menyerupai bentuk
manusia dan diberi pakaian sebagai pelengkapnya.
4. Patung sigale-gale merupakan sebuah patung yang menyerupai seorang anak laki-laki
raja Bernama Manggale.
5. Saat ini, patung sigale-gale dapat dijumpai ketika berkunjung ke Tomok, Pulau Samosir.
6. Bahan dasar kayu dipahat menggunakan alat pahat karena kayu termasuk bahan keras.
7. Bahan dasar pembuatan patung dibagi menjadi dua, yaitu bahan keras dan bahan lunak.
8. Bahan keras, seperti batu, kayu, dan marmer, membutuhkan alat bantu seperti pahat
dan palu untuk membentuknya menjadi sebuah patung.
9. Bahan lunak, seperti tanah liat, bubur kertas, lilin, dan sabun, mudah dibentuk dengan
tangan atau bantuan alat, seperti butsir.
10. Adonan bubur kertas dapat menjadi bahan pembuatan patung karena akan mengeras
setelah kering.
11. Berikut cara pembuatan karya seni patung menggunakan bubur kertas :
1. Siapkan kertas koran bekas.
2. Rendam kertas koran selama satu hari di dalam ember yang berisi air.
3. Tumbuk kertas koran yang sudah direndam sampai halus.
4. Peras dan campurkan dengan tepung kanji. Aduk adonan tersebut sampai tercampur
rata.
5. Buatlah rancangan bentuk patung menggunakan kawat
6. Tempelkan bubur kertas yang sudah jadi mengikuti bentuk patung yang diinginkan.
7. Agar bagian luar menjadi halus, dapat dilapisi kertas berwarna putih dengan lem.
8. Keringkan patung di bawah sinar matahari. Setelah itu warnai patung dengan cat.

Anda mungkin juga menyukai