Anda di halaman 1dari 25

Adam

Manusia Pertama Menurut Agama


Abrahamik

Adam (bahasa Arab: ‫آدَ م‬, translit. ʾĀdam, bahasa Ibrani: ‫אָדם‬


ָ , Modern ʼAdam Tiberias ʾĀḏām,
berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) adalah tokoh dalam Al-Qur'an, Alkitab, dan Tanakh.
Meskipun keyakinan penciptaan[1] menurut agama Abrahamik kerap dipandang meyakini
Adam sebagai manusia pertama, tetapi nyatanya tidak semuanya demikian, seperti
kelompok Ahmadiyyah yang meyakini bahwa Adam bukanlah manusia pertama yang hidup di
bumi.
Adam
‫אָדם‬
ָ • ‫آدم‬

Kaligrafi Adam 'alaihis-salam

Tempat peristirahatan Gunung di anak benua India

Gua Makhpela, menurut Yahudi tradisional

Bait Salomo, menurut Apokalips Musa

Bukit Golgota, sekarang di Kapel Adam di


Gereja Makam Kudus, menurut tradisi Kristen
berdasar Apokalips Musa

Biara Salib, Yerusalem, menurut tradisi Kristen

Gunung Abu Qubais, Makkah

Al-Haram Imam 'Ali, menurut kepercayaan


Syi'ah

Gelar Nabi

'alaihis-salam (keselamatan atasnya)

Suami/istri Hawa

Anak Qabil (Kain)

Habil (Habel)

Syits (Set)

Adam diciptakan oleh Allah dari tanah dan tinggal di surga atau taman eden, tetapi kemudian
diusir dari sana karena memakan buah terlarang. Bersama Hawa, Adam kemudian memiliki
beberapa anak, di antaranya adalah Qabil (Kain), Habil (Habel), dan Syits (Set).

Ayat
“ Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga
'Imran melebihi segala umat (pada masa masing-masing), (sebagai) satu
keturunan, sebagiannya adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Allah
Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
— Ali 'Imran (3): 33-34 ”
“ Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu
menjadi makhluk yang hidup. Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di
Eden, di sebelah timur, disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya
itu.
— Kejadian 2: 7-8 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+2%3A+7-8&version=tb) ”
Kisah

Dalam Al-Qur'an (kitab suci Islam), nama Adam disebutkan 25 kali[a] dan kisahnya termaktub
dalam surah Al-Baqarah (2): 30-39, Al-A'raf (7): 11-25, Al-Hijr (15): 26-44, Al-Isra' (17): 61-65,
Thaha (20): 115-126, dan Shad (38): 67-88, sedangkan kisah Adam dalam Tanakh (kitab suci
Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen) termuat pada Kitab Kejadian (Beresyit) pasal 2-5.
Selain dari kitab suci, kisah Adam juga terdapat dalam beberapa riwayat hadits dan literatur
Rabinik.

Sebelum penciptaan Adam



Dalam Al-Qur'an, kisah penciptaan Adam diawali dengan percakapan antara Allah dan
malaikat. Allah menyatakan hendak menciptakan manusia yang berperan sebagai khalifah
(wakil, penerus) di bumi dan malaikat menanggapi, "Apakah Engkau hendak menjadikan
orang yang akan merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih
memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?"[2]

Alkitab tidak menyertakan percakapan ini. Kisah Adam dalam Kejadian diawali dengan Allah
menciptakan alam semesta, termasuk hewan dan tumbuhan. Allah menciptakan alam
semesta beserta isinya dalam enam hari. Pada hari ketujuh, Allah berhenti dan menguduskan
hari tersebut.[3]

Penciptaan Adam …
Sumber Al-Qur'an dan Alkitab sama-sama menyebutkan Adam dibentuk dari tanah.[4][5]
Dalam Alkitab disebutkan bahwa manusia dibentuk sesuai gambar dan rupa Allah agar dapat
menguasai binatang-binatang ternak, juga hewan-hewan di laut dan udara.[6] Alkitab
menyebutkan bahwa Adam diciptakan pada hari keenam.[7] Setelahnya, Allah menciptakan
taman di Eden dan menempatkan Adam di sana[8] untuk mengurusnya.[9]

Lukisan mural Creazione di Adamo karya Michelangelo di atap Kapel Sistine di Vatikan yang menggambarkan
peristiwa penciptaan Adam
Usia dalam Alkitab

Nama Umur (Masoret) Umur (LXX)

Metusalah 969 969

Yared 962 962

Nuh 950 950

Adam 930 930

Set 912 912

Kenan 910 910

Enos 905 905

Mahalaleel 895 895

Lamekh 777 753

Sem 600 600

Eber 464 404

Kenan — 460

Arpakhsad 438 465

Selah 433 466

Henokh 365 365

Peleg 239 339

Rehu 239 339

Serug 230 330

Ayub 210? 210?

Terah 205 205

Ishak 180 180

Abraham 175 175

Nahor 148 304

Yakub 147 147

Esau 147? 147?


Ismael 137 137

Lewi 137 137

Amram 137 137

Kehat 133 133

Laban 130+ 130+

Debora 130+ 130+

Sara 127 127

Miryam 125+ 125+

Harun 123 123

Ribka 120+ 120+

Musa 120 120

Yusuf 110 110

Yosua 110 110

Dalam hadits disebutkan bahwa Adam tercipta dari tanah yang diambil dari berbagai penjuru
bumi, sehingga keturunannya memiliki berbagai warna kulit.[10] Saat peniupan roh ke tanah
yang menjadi jasad Adam, roh mulai masuk dari kepala dan Adam bersin pada saat itu. Saat
roh masuk melalui matanya, Adam langsung melihat buah-buahan. Saat roh tersebut masuk
ke kerongkongannya, dia jadi menginginkan buah-buahan tersebut. Roh belum sampai
kakinya saat Adam bergegas hendak mengambil buah-buahan tersebut.[11] Hadits lain
menerangkan bahwa Adam diciptakan pada hari Jum'at.[12]

Adam, malaikat, dan iblis …


Adam kemudian diajarkan nama-nama. Dijelaskan dalam Alkitab bahwa Adam diajarkan
memberi nama hewan-hewan ternak, binatang hutan, dan burung-burung.[13]

Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Adam diajarkan nama-nama semuanya.[14] Ibnu Abbas
menjelaskan bahwa maksudnya adalah Adam diajarkan nama-nama yang banyak dikenal
manusia, seperti binatang, tanah, lembah, lautan, gunung, unta, himar, dan sebagainya.
Mujahid menyatakan bahwa yang dimaksud adalah nama binatang melata, burung, dan
segala sesuatu. Hal ini senada dengan Sa'id bin Jubair, Qatadah, dan yang lainnya. Ar-Rabi'
mengatakan bahwa yang dimaksud adalah nama-nama malaikat, sedangkan 'Abdurrahman
bin Zaid menyatakan nama-nama keturunannya. Ibnu Katsir berpendapat bahwa yang
dimaksud adalah nama-nama binatang beserta tingkah lakunya, baik yang kecil maupun
yang besar.[15]

Miniatur yang menggambarkan para malaikat yang sujud kepada Adam

Al-Qur'an mengisahkan bahwa Allah kemudian memerintahkan para malaikat untuk


menyebut nama-nama hal yang ditunjuk, tetapi mereka tidak dapat melakukannya. Adam
diberi perintah serupa dan dapat menyebutkan nama-namanya.[16] Bagian para malaikat yang
tidak mampu menyebutkan nama-nama tersebut tidak terdapat dalam Alkitab.

Setelahnya, Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam. Para malaikat
kemudian bersujud, tetapi iblis menolak karena merasa bahwa dirinya yang tercipta dari api
lebih mulia dari manusia yang diciptakan dari tanah.[17] Atas penolakannya, Allah mengutuk
iblis dan mengusirnya dari surga.[18][19] Iblis kemudian meminta penangguhan, tidak bisa mati
dan tidak diazab sampai hari kiamat.[20] Sebagian pendapat menyatakan bahwa permohonan
iblis diterima sebagai balasan atas amal baik dan ketaatan yang dia lakukan sejak sebelum
Adam diciptakan, yang membuatnya dapat tinggal di surga.[21] Beberapa menyatakan bahwa
iblis, dulunya bernama Azazil, sebelumnya adalah pemimpin para malaikat sehingga dia
tinggal di surga. Pendapat lain menyatakan bahwa iblis termasuk bangsa jin yang membuat
kerusakan di bumi sehingga para malaikat menahannya.[22] Alkitab tidak mengisahkan
perintah sujud kepada Adam dan pengusiran iblis.

Penciptaan Hawa

Alkitab menyebutkan bahwa saat Adam tidur, Allah mengambil salah satu tulang rusuknya
dan menciptakan seorang manusia berjenis kelamin perempuan.[23] Adam menamai
perempuan itu Hawa, sebab dia menjadi ibu bagi semua yang hidup.[24]

Penciptaan Hawa tidak dikisahkan secara jelas dalam Al-Qur'an dan namanya juga tidak
disebutkan secara tersurat. Namun ayat Al-Qur'an yang menyatakan bahwa manusia
diciptakan "dari diri yang satu dan Allah menciptakan pasangannya dari dirinya"[25][26]
ditafsirkan sebagai penciptaan Hawa yang berasal dari bagian Adam. Dalam hadits juga
disebutkan bahwa wanita tercipta dari tulang rusuk.[27]

Pohon terlarang

Dalam surga atau taman eden, disebutkan bahwa Adam dan Hawa dapat memakan buah
dari pohon mana saja, tetapi Allah melarang mereka memakan buah dari salah satu pohon.
Dalam Al-Qur'an disebutkan peringatan bahwa Adam akan tergolong orang yang zalim bila
mendekati pohon tersebut,[28] sementara Alkitab menjelaskan bahwa Adam akan mati.[29]

Alkitab mengisahkan bahwa ular kemudian membujuk Hawa untuk memakannya dan
menyatakan bahwa jika mereka memakan buah terlarang tersebut, mereka akan menjadi
seperti Allah dan mengetahui yang baik dan buruk. Hawa kemudian memakannya. Adam
kemudian terbujuk oleh Hawa dan memakan buah tersebut.[30]

Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa setan yang membujuk Adam dan Hawa untuk memakan
buah tersebut. Setan membujuk dengan menyatakan bahwa mereka dilarang memakan buah
tersebut karena nanti mereka akan menjadi malaikat atau menjadi kekal.[31] Buah khuldi
(keabadian) yang kerap dianggap sebagai nama dari buah terlarang tersebut adalah nama
yang digunakan setan untuk membujuk Adam dan Hawa agar memakannya.[32] Al-Qur'an
menjelaskan bahwa keduanya kemudian mencicipi buah tersebut, tanpa menyebutkan pihak
yang pertama kali memakannya.[33]

Menurut Alkitab, sejak awal Adam dan Hawa tinggal di taman eden dalam keadaan telanjang,
tetapi mereka tidak merasa malu.[34] Setelah memakan buah terlarang, mereka menjadi sadar
akan ketelanjangan mereka dan kemudian membuat cawat dari dedaunan.[35] Dalam Al-
Qur'an disebutkan bahwa Adam dan Hawa mengenakan pakaian saat di surga, tetapi pakaian
mereka terlepas saat memakan buah terlarang tersebut.[36][37]

Kejatuhan manusia …
Setelah Adam dan Hawa memakan buah terlarang, Alkitab memusatkan kisah pada hukuman
dan konsekuensi dari penyimpangan yang telah dilakukan. Di hadapan Allah, Adam
menyalahkan Hawa atas kesalahannya memakan buah terlarang tersebut. Hawa kemudian
menyalahkan ular atas kejadian tersebut. Allah kemudian mengutuk ular dan membuatnya
berjalan menggunakan perut seumur hidup, menghukum Hawa dengan memberikan
kepayahan saat mengandung dan melahirkan dan membuat suaminya berkuasa atasnya, dan
menghukum Adam dengan menjadikannya bersusah payah mencari rezeki dari tanah sampai
dia sendiri kembali menjadi tanah.[38]

Dalam Al-Qur'an, kisah kejatuhan Adam berpusat pada pertaubatan Adam dan Hawa atas
kesalahan yang telah diperbuat.[39][40] Tidak ada perincian mengenai hukuman yang masing-
masing diterima sebagaimana yang dijabarkan dalam Alkitab. Mereka berdua kemudian
dikeluarkan dari surga.[41] Meski tidak tercantum dalam Al-Qur'an, banyak Muslim meyakini
bahwa Adam dan Hawa diturunkan di tempat terpisah[42] dan mereka akhirnya bertemu
kembali di Jabal Rahmah, Arafah. Sebagian ulama berpendapat bahwa Adam dan Hawa
sejak awal sudah tinggal di dunia, dan surga yang ditinggali mereka sebelumnya adalah
sebuah taman yang ada di dunia.[43]

Dalam kebudayaan Swahili, Hawa memakan buah terlarang terlebih dulu dan kemudian diusir
dari surga. Adam kemudian ikut memakan buah tersebut untuk mengikuti Hawa agar dapat
melindunginya di bumi.[44]

Dua putra Adam


Gunung Qasiyun tampak dari Damaskus. Tempat ini diyakini sebagai tempat pembunuhan Habil oleh Qabil/Kain.

Alkitab menyebutkan bahwa Adam dan Hawa kemudian memiliki seorang anak laki-laki
bernama Kain (Qabil dalam sumber Islam). Pada kehamilan selanjutnya, Hawa kembali
melahirkan anak laki-laki, diberi nama Habel (Habil dalam sumber Islam). Kain menjadi
petani dan Habel menjadi penggembala. Setelah beberapa waktu, keduanya
mempersembahkan kurban. Kain mempersembahkan sebagian hasil panennya, sedangkan
Habel anak sulung kambing dombanya. Korban Habel diterima Allah, tidak dengan milik Kain.
Hal ini membuat Kain marah. Kemudian saat mereka berada di padang, Kain membunuh
Habel. Allah kemudian mengutuk Kain untuk menjadi pelarian dan mengembara di muka
bumi. Namun Kain takut akan ada orang yang membunuhnya, sehingga kemudian Allah
memberikan tanda pada Kain agar dia tidak dibunuh.[45] Istri Kain kemudian mengandung
dan melahirkan anak laki-laki bernama Henokh.[b] Kain kemudian membangun kota dan
menamakannya sesuai nama anaknya.[46]

Al-Qur'an juga mengisahkan bagian ini, tetapi lebih menitikberatkan pada hikmah dan
pelajaran dari kisah tersebut daripada rincian kejadiannya. Al-Qur'an tidak menyebutkan
nama mereka secara tersurat, berikut pekerjaan dan jenis kurban yang mereka berikan. Titik
tekan cerita ada pada nasihat Habil pada Qabil tentang rasa takutnya pada Allah sehingga
dia tidak mau melakukan dosa pembunuhan, meski Qabil berusaha membunuhnya. Pada
akhirnya Qabil benar-benar membunuh Habil. Kemudian Allah mengutus burung gagak untuk
mengajari Qabil cara mengebumikan jasad saudaranya.[47]

Dalam sumber Sunni, di antaranya dalam karya Ibnu Katsir, disebutkan bahwa peristiwa
pembunuhan Habil diawali dengan pernikahan Qabil dan Habil. Dikatakan bahwa Hawa selalu
melahirkan sepasang anak, satu laki-laki dan satu perempuan, pada tiap kelahiran. Setelah
dewasa, Qabil dinikahkan dengan saudari kembar Habil, sedangkan Habil dinikahkan dengan
saudari kembar Qabil. Qabil tidak menerima karena dia ingin menikahi sendiri saudari
kembarnya. Adam kemudian memerintahkan mereka agar mempersembahkan kurban
sebagai penyelesaian. Habil berkurban dengan unta betina yang gemuk, sementara Qabil
mempersembahkan padi yang jelek. Api dari langit kemudian menyambar kurban Habil yang
menjadi tanda bahwa kurbannya diterima.[48][49][50]

Sumber Syiah menyatakan bahwa perselisihan Qabil dan Habil bukan karena pernikahan,
tetapi karena Habil diterima kurbannya dan diangkat sebagai penerus Adam. Terkait
pernikahan, dikatakan bahwa Allah mengutus bidadari untuk menjadi istri dari putra-putra
Adam. Baik masalah pernikahan maupun penerus ini tidak termaktub dalam Al-Qur'an.
Dikatakan bahwa tempat Qabil/Kain membunuh Habil adalah di gua yang sekarang disebut
dengan "Gua Darah" (Maghārat ad-Dam) yang berada di Gunung Qasiyun, dekat
Damaskus.[51][52]

Wafat

Sebuah hadits menyebutkan bahwa Allah menampakkan kepada Adam keturunan-
keturunannya kelak. Saat melihat Dawud, Adam meminta agar umur Dawud ditambah empat
puluh tahun dari umurnya sendiri. Namun saat malaikat maut mendatangi Adam, Adam
mengelak dengan alasan usianya masih tersisa empat puluh tahun lagi dan dia lupa pernah
memberikannya kepada Dawud.[53][54]
Dalam riwayat hadits lain disebutkan bahwa saat menjelang ajal, Adam meminta anak-
anaknya mengambilkan buah anggur dari surga. Namun para malaikat memerintahkan anak-
anak Adam kembali ketika mereka sedang mencarikan buah tersebut. Saat melihat para
malaikat datang, Hawa langsung mendekati Adam untuk menjaganya, tetapi Adam
memintanya untuk menyingkir. Malaikat kemudian mencabut nyawa Adam.[53]

Menurut Alkitab, usia Adam adalah 930 tahun.[55] Bila mengacu pada perhitungan usia Adam
dan keturunannya dalam Alkitab, Adam masih hidup selama beberapa tahun setelah Lamekh
lahir. Lamekh adalah ayah Nuh. Al-Qur'an tidak menyebutkan usia Adam, tetapi para ulama
berpendapat bahwa dia meninggal saat berusia seribu tahun. Ibnu Katsir menyatakan bahwa
selisih perhitungan ini mungkin dikarenakan perbedaan sistem penanggalan (menggunakan
penanggalan bulan atau matahari) ditambah lamanya Adam saat tinggal di surga.[56]

Wujud Adam

Sebuah hadits menyebutkan bahwa "Allah menciptakan Adam menurut bentuknya."[57] Ibnu
Hajar al-'Asqalani menyatakan bahwa maksudnya adalah tidak ada seorangpun yang
menyamai Adam dalam bentuknya.[58] Dalam hadits yang sama juga dijelaskan bahwa Adam
memiliki tinggi 60 hasta. Setelah Adam, perawakan manusia semakin mengecil hingga
sekarang.[57][59]

Dalam hadits lain disebutkan bahwa Yusuf dikaruniai separuh ketampanan.[60] Sebagian
ulama menafsirkan bahwa maksudnya adalah Yusuf dikaruniai separuh dari ketampanan
Adam, karena Allah menciptakan Adam dengan tangan-Nya sendiri sehingga Adam
merupakan sosok manusia yang paling tampan. Hal ini juga berlaku bagi Hawa yang diyakini
merupakan wanita paling cantik.[61]

Dalam literatur Rabinik, disebutkan bahwa kulit Adam adalah pakaian yang terang, bersinar
seperti kukunya. Saat Adam berdosa, cahayanya lenyap dan dia menjadi tampak telanjang.
(Targum Yer. Gen. iii. 7; Bereshith Rabba xi.).[62]

Surga tempat Adam


The Garden of Eden karya Thomas Cole (sekitar 1828)

Terdapat perbedaan pendapat mengenai surga atau taman eden yang ditempati Adam
sebelum memakan buah terlarang. Satu pendapat bahwa itu adalah surga abadi yang sama
dijanjikan untuk umat beriman di akhirat, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa surga
tersebut adalah sebuah taman yang ada di dunia.

Dalam Al-Qur'an, ada beberapa istilah yang digunakan untuk merujuk pada surga. Surga
dalam kisah Adam dan Hawa merupakan terjemahan dari kata jannah (bahasa Arab: ‫)ﺟﻨّﺔ‬
yang secara harfiah bermakna "kebun" atau "taman".

Kebanyakan ulama menyatakan bahwa surga yang ditinggali Adam dan Hawa adalah surga
abadi.[63] Di sisi lain, ada ulama yang berpendapat bahwa surga yang ditempati Adam
bukanlah surga abadi di akhirat. Penjelasannya:[43]

Setan dapat membujuk Adam dan Hawa yang ada di dalam surga untuk memakan buah
terlarang

Riwayat[53] yang menyatakan bahwa saat menjelang ajal, Adam memerintahkan anak-
anaknya mengambil buah anggur dari surga. Tentu perintah itu mustahil dilaksanakan jika
surga yang dimaksud adalah surga abadi

Adam diciptakan dari tanah, tapi tidak disebutkan dia diangkat ke langit

Adam sejak awal diciptakan untuk tinggal di bumi, sebagaimana yang Allah sampaikan
pada para malaikat bahwa Dia akan menciptakan khalifah di bumi

Untuk perihal ayat yang menyatakan bahwa Adam diturunkan dari surga,[64] belum tentu
makna "turun" tersebut adalah turun dari langit ke dunia, karena kata tersebut juga digunakan
untuk menjelaskan Nuh yang "turun" dari bahtera.[65]

Dalam Talmud dan Yahudi Kabbalah,[66] terdapat dua jenis tempat spiritual yang bernama
taman eden, yakni Taman Eden bawah, yang memiliki kesuburan melimpah dan Taman Eden
atas, tempat tinggal orang-orang yang benar dan jiwa-jiwa abadi. Adam dikatakan tinggal di
Taman Eden bawah, sedangkan Taman Eden atas tidak terlihat oleh mata.[66]
Berdasar rincian mengenai taman eden dalam Kejadian 2: 10-14, terdapat beberapa tempat
yang dianggap sebagai lokasinya,[67] yakni tempat sumber mata air sungai-sungai, kepala
Teluk Persia, di Mesopotamia selatan tempat sungai Tigris dan Eufrat menuju ke laut,[68] dan
Dataran Tinggi Armenia.[69][70][71][72] Arkeolog Britania David Rohl berpendapat di Iran dan di
sekitar Tabriz.[73]

Lilith

Dalam literatur Rabinik disebutkan bahwa istri pertama Adam bukanlah Hawa, tetapi Lilith.
Adam dan Lilith diciptakan bersama-sama dari tanah. Namun terjadi perselisihan di antara
keduanya karena Lilith tidak mau patuh pada Adam, sehingga Lilith pergi meninggalkan
Adam. Setelahnya, Allah menciptakan pasangan baru untuk Adam dari tulang rusuk Adam
sendiri. Legenda ini berkembang secara luas selama Abad Pertengahan, dalam tradisi
Aggadah, Zohar, dan mistisisme Yahudi.[74][75]

Keterangan mengenai Lilith tidak terdapat dalam Al-Qur'an dan Alkitab secara tersurat, tetapi
sebagian menyandarkan keberadaannya menggunakan Kejadian 1: 27 (http://alkitab.sabda.o
rg/?Kejadian+1%3A+27&version=tb) yang mengesankan bahwa laki-laki dan perempuan
diciptakan bersamaan dan perempuan yang disebut dalam ayat ini dianggap adalah Lilith. Ini
berbeda dengan Kejadian 2: 22 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+2%3A+22&version=tb)
yang menyebutkan bahwa seorang perempuan diciptakan dari tulang rusuk, yang secara
umum telah diketahui bahwa perempuan ini adalah Hawa.

Makhluk cerdas sebelum Adam

Ada beberapa gagasan dan pendapat, disebut pra-Adamit, yang menyatakan bahwa terdapat
manusia (atau makhluk cerdas lain) yang hidup sebelum Adam. Pada masa Islam awal,
sudah menjadi kepercayaan umum bahwa manusia adalah penerus makhluk cerdas di bumi
seperti jin dan hinn.[c] Meski jin diterima secara umum sebagai makhluk cerdas sebelum
manusia, gagasan mengenai manusia lain yang sudah ada sebelum Adam masih menjadi
perdebatan. Pada pertengahan abad kesembilan, sebuah gagasan muncul yang menyatakan
bahwa Allah menciptakan banyak Adam dan masing-masingnya memimpin era yang
berlangsung selama 50.000 tahun. Gagasan ini dianggap bid'ah oleh kebanyakan Muslim,
tetapi diterima secara luas oleh aliran Ismailiyah dan Sufi.[79] Menurut aliran Ahmadiyah,
Adam bukanlah manusia pertama di dunia, tetapi ketika umat manusia muncul, menyebar ke
seluruh dunia, dan mengembangkan kemampuan untuk menerima wahyu, Allah mengirim
Adam ke setiap peradaban.[80]
Pada dan setelah Abad Pencerahan, keberadaan manusia pra-Adam mulai diterima secara
luas di Eropa dan menantang narasi penciptaan menurut Alkitab. Setelahnya, gagasan pra-
Adamit diterima dan bersanding dengan keyakinan penciptaan Alkitab dengan aura
supremasi kulit putih. Dikatakan bahwa manusia kulit putih adalah keturunan Adam,
sedangkan ras lain merupakan keturunan manusia pra-Adam.[81] Keturunan manusia pra-
Adam dipandang tidak memiliki jiwa, amoral, jelek, dan seperti monster. Hal ini menjadikan
pernikahan antara ras kulit putih dan kulit hitam dipandang sebagai hujatan kepada Tuhan.[82]

Dosa asal

Dalam doktrin Kristen, peristiwa Adam dan Hawa yang memakan buah terlarang memicu
yang kemudian disebut dosa asal. Katekismus Gereja Katolik (KGK) 377 menuliskan yang
intinya bahwa awalnya manusia diciptakan sempurna, seluruh kodratnya utuh dan teratur,
bebas dari kecenderungan jahat yang membuatnya terikat pada kenikmatan inderawi.[83]
Namun Adam dan Hawa yang memakan buah terlarang membuat kodrat manusia yang
sempurna tersebut rusak, karunia keadilan dan kesucian dari Allah yang terdapat dalam diri
manusia menjadi berkurang dan kekurangan ini menurun pada keturunan mereka.
Kekurangan tersebut yang dinamakan "dosa asal" (KGK 416-417).[84] Dosa asal tersebut
mengakibatkan kodrat manusia rusak dan melemah dari yang seharusnya, tetapi kodratnya
tidak sepenuhnya rusak (KGK 405).[84]

Dosa asal yang dilakukan manusia pertama mengakibatkan manusia kehilangan:[85]

Rahmat kekudusan

Empat berkat yang terdiri dari:


1. keabadian, yakni manusia diyakini diciptakan bersifat abadi dan dosa asal membuat
manusia dapat mengalami kematian.

2. tidak adanya penderitaan

3. pengetahuan akan Tuhan

4. keutuhan, yaitu harmoni antara nafsu kedagingan dan akal budi. Hilangnya berkat
keutuhan menyebabkan manusia kesulitan menundukkan keinginan dagingnya pada
akal budinya, sehingga manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa atau
konkupisensi (KGK 405-418).[84]

Doktrin dosa asal ini tidak ditemukan dalam ajaran Yahudi arus utama. Meskipun sebagian
Yahudi Ortodoks menyalahkan Adam dan Hawa atas kerusakan di dunia dan beberapa guru
Yahudi di Babel[86] percaya bahwa kematian merupakan hukuman pada manusia lantaran
dosa Adam, hal itu bukan pandangan mayoritas Yahudi sekarang. Yahudi modern
mengajarkan bahwa manusia lahir dalam keadaan bebas dan suci, dan berbuat dosa atas
pilihan mereka sendiri.[87]

Dalam Islam juga tidak ditemukan adanya kepercayaan ini.[88][89] Di Al-Qur'an disebutkan
bahwa meski bersalah, Adam dan Hawa bertaubat dan telah menerima
pengampunan.[90][91][92]

Keturunan

Putra

Qabil/Kain

Habil

Syits/Set. Kejadian menyebutkan bahwa Syits dilahirkan saat Adam berusia 130 tahun.

Putri

Al-Qur'an atau Alkitab tidak mencantumkan mengenai nama anak-anak perempuan Adam,
tetapi mereka disebutkan di tulisan keagamaan lain, seperti Legenda Emas.

Luluwa, Iqlima, atau Aqlima. Saudari kembar Qabil dan istri Habil.[93]

Awan atau Aven. Saudari kembar Habil dan istri Qabil.[94]

Azura. Istri Syits.[95][96]

Keturunan lain

Alkitab menjelaskan mengenai sebagian keturunan Adam dan Hawa. Putra pertama Adam,
Qabil, memiliki putra bernama Henokh. Henokh memiliki putra bernama Irad. Irad memiliki
putra bernama Mehuyael. Mehuyael memiliki putra bernama Metusael. Metusael memiliki
putra bernama Lamekh. Lamekh memiliki dua istri: Ada dan Zila.[97]

Setelah kematian Habil, Hawa melahirkan seorang putra bernama Set (Syits dalam sumber
Islam) pada saat Adam berusia 130 tahun. Setelahnya Adam memiliki putra dan putri lain
yang tidak disebutkan namanya. Garis keturunan Adam sampai Nuh menurut Kejadian
adalah:[98]

Set memiliki putra bernama Enos saat berumur 150 tahun

Enos memiliki putra bernama Kenan ketika berumur 90 tahun

Kenan memiliki putra bernama Mahalaleel saat berusia 70 tahun

Mahalaleel memiliki putra bernama Yared ketika berusia 65 tahun


Yared memiliki putra bernama Henokh saat berusia 162 tahun

Henokh memiliki putra bernama Metusalah ketika berumur 65 tahun. Henokh kerap
dipandang sebagai Nabi Idris dalam sumber Islam.

Metusalah memiliki putra bernama Lamekh saat berusia 187 tahun

Lamekh memiliki putra bernama Nuh saat berusia 182 tahun

Al-Qur'an tidak memberikan rincian mengenai keturunan Adam, tapi disebutkan dalam
sebuah hadits bahwa Adam dan Nuh terpisah jarak sepuluh qarn.[99] Sebagian menafsirkan
bahwa makna qarn ini adalah generasi yang berarti bahwa Adam dan Nuh terpisah 10
generasi. Pendapat lain menyatakan bahwa qarn adalah abad, yang berarti bahwa Adam dan
Nuh terpisah jarak 10 abad.

Makam

Gua Makhpela atau Masjid Ibrahimi, Hebron

Ada beberapa tempat yang diyakini sebagai makam Adam dan sebagian tempat-tempat ini
juga merupakan makam dari tokoh penting lain atau tempat terjadinya peristiwa penting
dalam agama Abrahamik.

Sebuah gunung di anak benua India[100]

Gua Makhpela atau Masjid Ibrahimi, Hebron, menurut literatur Midras Yahudi.[101][102]
Tempat ini juga makam dari Ibrahim (Abraham), Sarah, Ishaq, Ribka, Ya'qub, dan
Lea.[103][104][105]
Bait Salomo/Baitul Maqdis/Masjid Al-Aqsha, Yerusalem, menurut Apokalips Musa.
Sebagian pendapat menyatakan bahwa saat terjadi banjir bandang pada masa Nuh, Nuh
membawa serta jasad Adam dan Hawa, kemudian dikebumikan di Baitul Maqdis.[56]

Bukit Golgota, sekarang di Kapel Adam di Gereja Makam Kudus, menurut tradisi Kristen
berdasar Apokalips Musa. Tempat ini adalah tempat penyaliban Yesus.

Biara Salib, biara Ortodoks Timur yang terletak di Yerusalem. Legenda menyatakan bahwa
di tempat ini titik dari kepala Adam dikebumikan, yang kemudian tumbuh pohon yang
kayunya digunakan untuk menyalib Yesus.[106]

Gunung Abu Qubais, Makkah[56]

Al-Haram Imam 'Ali, Najaf, menurut kepercayaan Syi'ah.[107][108] Tempat ini merupakan
makam dari 'Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi Muhammad.

Lihat pula

Hawa, istri Adam

Adam dan Hawa, pengaruh kisah Adam dan Hawa dalam kehidupan manusia

25 Nabi, di antaranya:
Idris

Nuh

Hud

Shaleh

Penciptaan menurut Kitab Kejadian

Bagian Alkitab yang berkaitan: Kejadian 1, Kejadian 2

Swayambu Manu

Catatan

1. ^ Dalam Al-Qur'an, nama Adam disebutkan 25 kali, yakni pada surah:


1. Al-Baqarah (2): 31, 33, 34, 35, 37

2. Ali 'Imran (3): 33, 59

3. Al-Ma'idah (5): 27

4. Al-A'raf (7): 11, 19, 26, 27, 31, 35, 172

5. Al-Isra' (17): 61, 70


. Al-Kahfi (18): 50

7. Maryam (19): 58

. Thaha (20): 115, 116, 117, 120, 121

9. Yasin (36): 60

2. ^ Henokh putra Kain merupakan orang yang berbeda dengan Henokh putra Yared yang
kerap disamakan dengan Nabi Idris dalam sumber Islam.

3. ^ Hinn (bahasa Arab: ‫ﺣﻦ‬


ّ ) adalah makhluk cerdas ghaib purba dalam cerita masyarakat
Arab. Hinn berbeda dengan jin, setan, atau malaikat, dan diyakini sudah hidup sejak
sebelum Adam diciptakan.[76] Keberadaan hinn diakui oleh umat Druze,[77] berikut bersama
jenis makhluk lain yang bernama binn, timm, dan rimm.[78] Sebagian menyatakan bahwa,
berbeda dengan jin yang masih ada hingga sekarang, bangsa hinn sudah punah.

Rujukan

1. ^ Womack 2005, hlm. 81 (http://books.google.com/books?id=MQi5x7_-eksC&pg=PA81) ,


"Creation myths are symbolic stories describing how the universe and its inhabitants came
to be. Creation myths develop through oral traditions and therefore typically have multiple
versions."

2. ^ Al-Baqarah (2): 30

3. ^ Kejadian 1: 1-31 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+1%3A+1-31&version=tb)

4. ^ Al-Hijr (15): 26

5. ^ Kejadian 2: 6 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+2%3A+6&version=tb)

. ^ Kejadian 1: 26 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+1%3A+26&version=tb)

7. ^ Kejadian 1: 26-31 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+1%3A+26-31&version=tb)

. ^ Kejadian 2: 8 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+2%3A+8&version=tb)

9. ^ Kejadian 2: 15 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+2%3A+15&version=tb)

10. ^ "Allah menciptakan Adam dari segenggam (tanah) yang Dia genggam dari seluruh
penjuru bumi. Maka anak keturunan Adam sesuai dengan bagian tanah yang ada. Ada
yang berkulit putih, merah, hitam, atau berkulit antara warna-warna itu. Kemudian ada yang
buruk, baik, mudah, sedih, dan ada yang campuran daripada itu semua." (HR. Ahmad
(4/400))

11. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 48.


12. ^ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, "Hari paling baik saat matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari
itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga, serta
diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi, pada hari tersebut terdapat
suatu waktu yang tidaklah seorang mukmin shalat menghadap Allah mengharapkan
kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintaannya.” (HR. Muslim)

13. ^ Kejadian 2: 19-20 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+2%3A+19-20&version=tb)

14. ^ Al-Baqarah (2): 31

15. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 9-10.

1 . ^ Al-Baqarah (2): 32–33

17. ^ Al-A'raf (7): 12

1 . ^ Al-A'raf (7): 13

19. ^ Al-Hijr (15): 34-35

20. ^ Al-Hijr (15): 36-38

21. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 17.

22. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 15.

23. ^ Kejadian 2: 21-24 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+2%3A+21-24&version=tb)

24. ^ Kejadian 3: 20 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+3%3A+20&version=tb)

25. ^ An-Nisa' (4): 1

2 . ^ Al-A'raf (7): 189

27. ^ "Bersikaplah yang baik kepada wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan
tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian paling atas. Jika kalian luruskan dengan
keras, akan patah. Sebaliknya, jika kalian biarkan akan selalu bengkok. Karena itu,
bersikaplah yang baik kepada wanita." (HR. Bukhari 3331 & Muslim 1468)

2 . ^ Al-Baqarah (2): 35

29. ^ Kejadian 3: 4 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+3%3A+4&version=tb)

30. ^ Kejadian 3: 1-6 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+3%3A+1-6&version=tb)

31. ^ Al-A'raf (7): 20

32. ^ Thaha (20): 120

33. ^ Al-A'raf (7): 22


34. ^ Kejadian 2: 25 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+2%3A+25&version=tb)

35. ^ Kejadian 3: 7 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+3%3A+7&version=tb)

3 . ^ Al-A'raf (7): 27

37. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 29-30.

3 . ^ Kejadian 3: 14-19 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+3%3A+14-19&version=tb)

39. ^ Al-Baqarah (2): 37

40. ^ Al-A'raf (7): 23

41. ^ Al-A'raf (7): 24

42. ^ Wheeler, Brannon M. (2001). Introduction to the Quran : stories of the prophets. New
York: Continuum. ISBN 978-0-8264-4957-3.

43. ^ a b Ibnu Katsir 2014, hlm. 21-25.

44. ^ John Renard Islam and the Heroic Image: Themes in Literature and the Visual Arts
Mercer University Press 1999 ISBN 9780865546400 hlm. 122

45. ^ Kejadian 4: 1-16 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+4%3A+1-16&version=tb)

4 . ^ Kejadian 4: 17 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+4%3A+17&version=tb)

47. ^ Al-Ma'idah (5): 27-31

4 . ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 64.

49. ^ Brewer, Cobham (2001). Wordsworth Dictionary of Phrase and Fable. hlm. 197.

50. ^ "Cain (https://archive.org/stream/dictionnairedes01coll#page/n151/mode/2up) ",


Dictionnaire des sciences occultes (Encycloedie Theologique Vol. 48), ed. Jacques Paul
Migne, cols. 297–298.

51. ^ "Jabal Qasiyun - Site of Wonders" (https://web.archive.org/web/20120305025659/http://


www.naqshbandi.org/events/hajj/jabal.htm) . Diarsipkan dari versi asli (http://www.naqs
hbandi.org/events/hajj/jabal.htm) tanggal 2012-03-05. Diakses tanggal 2009-03-07.

52. ^ Jason Koutsoukis (September 27, 2008). "Progress at a standstill at the crossroads of
the Middle East" (http://www.theage.com.au/world/progress-at-a-standstill-at-the-crossroa
ds-of-the-middle-east-20080926-4ov4.html?skin=text-only) . The Age. Diakses tanggal
28 Desember 2010.

53. ^ a b c HR. Ahmad (5/136)

54. ^ Al-Qarni 2006, hlm. 61-63.

55. ^ Kejadian 5: 5 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+5%3A+5&version=tb)


5 . ^ a b c Ibnu Katsir 2014, hlm. 78.

57. ^ a b Diriwayatkan dari Abu Huraira, Nabi berkata: “Allah menciptakan Adam dan tingginya
60 hasta. Kemudian Ia berkata, ‘Pergilah dan berilah salam kepada para malaikat dan
dengarkanlah bagaimana mereka memberi salam kepadamu, karena itu akan menjadi
salam bagimu dan salam bagi keturunanmu’. Ia berkata, `Al-salaamu `alaykum (damai
besertamu).’ Mereka berkata, `Al-salaamu `alaykum wa rahmat-Allaah (damai ada atasmu
dan kemurahan Allah).’ Maka mereka menambahkan kata-kata `wa rahmat Allaah.’ Dan
setiap orang yang memasuki firdaus akan memasukinya dalam bentuk/wujud Adam.
Orang senantiasa menjadi semakin pendek hingga sekarang”. Imam Bukhari no. 3336 juga
no.246; Muslim 7092, juga al-Haafiz ibn Hajar di Fath al-Baari (6/367)

5 . ^ Al-Qarni 2006, hlm. 60.

59. ^ Al-Qarni 2006, hlm. 59-61.

0. ^ HR. Muslim (162/259) dari hadits Anas

1. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 349.

2. ^ "ADAM - JewishEncyclopedia.com" (http://jewishencyclopedia.com/articles/758-


adam) . jewishencyclopedia.com.

3. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 21.

4. ^ Hud (11): 48

5. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 25.

. ^ a b Gan Eden (http://www.jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=39&letter=E) –


JewishEncyclopedia; 02-22-2010.

7. ^ Wilensky-Lanford, Brook (2012). Paradise Lust: Searching for the Garden of Eden (https://
books.google.com/books?id=AucnMV_ZsWYC&printsec=frontcover&dq=paradise+lust&hl
=en&sa=X&ved=0ahUKEwjk-6PKkuTKAhVK4SYKHVdqDhQQ6AEIHTAA#v=onepage&q=par
adise%20lust&f=false) . Grove Press.

. ^ Hamblin, Dora Jane (May 1987). "Has the Garden of Eden been located at last? (Dead
Link)" (https://web.archive.org/web/20140109135715/http://www.theeffect.org/resource
s/articles/pdfsetc/Eden.pdf) (PDF). Smithsonian. 18 (2). Diarsipkan dari versi asli (http://
www.theeffect.org/resources/articles/pdfsetc/Eden.pdf) (PDF) tanggal 9 Januari 2014.
Diakses tanggal 8 Januari 2014.

9. ^ Zevit, Ziony. What Really Happened in the Garden of Eden? 2013. Yale University Press,
hlm. 111.
70. ^ Day, John. Yahweh and the Gods and Goddesses of Canaan. 2002. Sheffield Academic
Press, hlm. 30.

71. ^ Duncan, Joseph E. Milton's Earthly Paradise: A Historical Study of Eden. 1972. University
Of Minnesota Press, hlm. 96, 212.

72. ^ Scafi, Alessandro. Return to the Sources: Paradise in Armenia, in: Mapping Paradise: A
History of Heaven on Earth. 2006. London-Chicago: British Library-University of Chicago
Press, hlm. 317-322

73. ^ Cline, Eric H. (2007). From Eden to Exile: Unraveling Mysteries of the Bible (https://books.
google.com/books?id=bJW-zhffwk4C&printsec=frontcover&dq=From+Eden+to+Exile:+Unr
aveling+Mysteries+of+the+Bible&hl=en&sa=X&ved=0CCUQ6AEwAGoVChMIvPSQ6qf_yAIV
UjuICh3wFAF2#v=onepage&q=From%20Eden%20to%20Exile%3A%20Unraveling%20Myster
ies%20of%20the%20Bible&f=false) . National Geographic. hlm. 10. ISBN 978-1-4262-
0084-7.

74. ^ Schwartz, Howard (2006). Tree of Souls: The Mythology of Judaism (https://books.googl
e.com/books?id=5psRDAAAQBAJ) . Oxford University Press. hlm. 218. ISBN 978-0-19-
532713-7.

75. ^ Kvam, Kristen E.; Schearing, Linda S.; Ziegler, Valarie H. (1999). Eve and Adam: Jewish,
Christian, and Muslim Readings on Genesis and Gender (https://books.google.com/book
s?id=Ux3bSDa2rHkC&pg=PA220) . Indiana University Press. hlm. 220–1. ISBN 978-0-253-
21271-9.

7 . ^ Franz Rosenthal Knowledge Triumphant: The Concept of Knowledge in Medieval Islam


Brill Archive 1970 page 152

77. ^ Ebied, R. Y. and Young, M. J. L., “Ḥinn”, in: Encyclopaedia of Islam, Second Edition, Edited
by: P. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Consulted
online on 13 January 2020 <http://dx.doi.org/10.1163/1573-3912_islam_SIM_8622 >
Erste Online-Erscheinung: 2012 Erste Druckedition: ISBN: 9789004161214, 1960-2007

7 . ^ Ebied, R. Y. and Young, M. J. L., “Binn”, in: Encyclopaedia of Islam, Second Edition, Edited
by: P. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Consulted
online on 13 January 2020 <http://dx.doi.org/10.1163/1573-3912_islam_SIM_8419 >
Erste Online-Erscheinung: 2012 Erste Druckedition: ISBN: 9789004161214, 1960-2007

79. ^ Patricia Crone Islam, the Ancient Near East and Varieties of Godlessness: Collected
Studies in Three Volumes, Band 3 BRILL 2016 ISBN 978-9-004-31931-8 page 230-231

0. ^ "Man Lived on Earth Even Before the Advent of Adam" (http://www.alislam.org/library/lin


ks/00000179.html) . Al Islam. 2000-02-16.

1. ^ Barkun 1996, hlm. 153.


2. ^ Colin Kidd, The Forging of Races: Race and Scripture in the Protestant Atlantic World,
1600 – 2000, 2006, hlm. 150

3. ^ (Inggris) "Man", Catechism of the Catholic Church (http://www.vatican.va/archive/ccc_cs


s/archive/catechism/p1s2c1p6.htm#IV) , Holy See

4. ^ a b c (Inggris) "The Fall", Catechism of the Catholic Church (http://www.vatican.va/archiv


e/ccc_css/archive/catechism/p1s2c1p7.htm) , Holy See

5. ^ "Masih Perlukah Sakramen Pengakuan Dosa (Bagian 1) ?" (http://katolisitas.org/218/ma


sih-perlukah-sakramen-pengakuan-dosa-bagian-1) . katolisitas.org.

. ^ Babylonian Talmud. Tractate Shabbat 55b.

7. ^ Kolatch, Alfred J. (1989). "Judaism's Rejection Of Original Sin". The Jewish Book of
Why/The Second Jewish Book of Why (https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Judais
m/Original_Sin.html) . Jewish Virtual Library. New York: Jonathan David Publishers – via
American-Israeli Cooperative Enterprise. "Sementara ada beberapa guru Yahudi di zaman
Talmud yang percaya bahwa kematian adalah hukuman yang ditanggung atas manusia
karena dosa Adam, pandangan dominan adalah bahwa manusia berdosa karena ia bukan
makhluk yang sempurna, dan bukan, seperti yang diajarkan agama Kristen, karena ia
adalah secara inheren berdosa."

. ^ "Islamic beliefs about human nature" (http://www.religionfacts.com/islam/beliefs/huma


n.htm/) . ReligionFacts. 20 November 2016. Diakses tanggal 24 January 2017.

9. ^ "Repentance - Oxford Islamic Studies Online" (http://www.oxfordislamicstudies.com/artic


le/opr/t125/e2004) . www.oxfordislamicstudies.com (dalam bahasa Inggris). Diakses
tanggal 2018-08-25.

90. ^ Al-Baqarah (02): 37

91. ^ John L. Esposito (2004). The Oxford dictionary of Islam. Oxford University Press. p. 295

92. ^ "Adam - Oxford Islamic Studies Online" (http://www.oxfordislamicstudies.com/article/op


r/t125/e47) . www.oxfordislamicstudies.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal
2018-08-25. "Manusia pertama. Diciptakan untuk menjadi wakil Allah (pelayan) di bumi. Al-
Quran mencatat kejatuhan Adam dari kasih karunia sebagai akibat dari ketidaktaatan pada
perintah-perintah Allah, tetapi, tidak seperti tradisi Kristen, kejatuhan itu tidak disertai
“dosa asal” yang diturunkan kepada seluruh umat manusia. Tuhan memaafkan Adam
ketika dia bertobat dan berbalik dari ketidakpercayaan."

93. ^ Brewer, E. Cobham. "Brewer's dictionary of phrase and fable." (1894).

94. ^ The Empowerment of Women in the Book of Jubilees - Page 17, Betsy Halpern Amaru -
1999
95. ^ Amaru, Betsy (1999). The Empowerment of Women in the Book of Jubilees. hlm. 17.

9 . ^ "The Wesley Center Online: The Book Of Jubilees" (http://wesley.nnu.edu/index.php?id=


2127) . wesley.nnu.edu. Diakses tanggal 2016-07-19.

97. ^ Kejadian 4: 17-26 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+4%3A+17-26&version=tb)

9 . ^ Kejadian 5: 1-29 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+5%3A+1-29&version=tb)

99. ^ "Abû Umâmah menceritakan bahwa suatu ketika, seorang pria bertanya kepada Nabi
Muhammad, 'Apakah Adam menjadi seorang Nabi?' Nabi Muhammad menjawab, 'Ya.' Pria
itu bertanya, 'Berapa banyak waktu yang berlalu antara dia dan Nuh?' Nabi Muhammad
menjawab, 'Sepuluh Qarn.'" (Shahîh Ibn Hibbân, Hadits 6190).

100. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 77.

101. ^ Talmud Yerusalem, Taanith 4:2; Babylonian Talmud, Erubin 53a; Pirke Rebbe Eliezer,
chapter 20; Midrash Rabba (Bereshith Rabba), ch. 28:3

102. ^ The Asatir (ed. Moses Gaster), The Royal Asiatic Society: London 1927, pp. 210, 212

103. ^ Kejadian 23: 1-20 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+23%3A+1-20&version=tb)

104. ^ Kejadian 49: 29-32 (http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+49%3A+29-32&version=tb)

105. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 270.

10 . ^ Sylvester Saller & Bellarmino Bagatti, "The Sanctity and Cult of Lot" (http://www.christusr
ex.org/www1/ofm/mad/articles/SallerLot.html#Sallb34) , first published in The Town of
Nebo (Khirbet el-Mekhayyat). With a Brief Survey of Other Ancient Christian Monuments in
Transjordan, Jerusalem 1949, 5.193–199. Accessed 2008-03-02

107. ^ al-Qummi, Ja'far ibn Qūlawayh (2008). Kāmil al-Ziyārāt. Shiabooks.ca Press. hlm. 66–67.

10 . ^ "Iraq" (https://web.archive.org/web/20200428010414/https://www.al-islam.org/ziyarat/ir
aq.htm) . www.al-islam.org. Diarsipkan dari versi asli (https://www.al-islam.org/ziyarat/ira
q.htm) tanggal 2020-04-28. Diakses tanggal 2020-06-14.

Daftar pustaka

Barkun, Michael (1996). Religion and the Racist Right: The Origins of the Christian Identity
Movement. UNC Press. ISBN 0-8078-4638-4.

Ibnu Katsir (2014). Kisah-Kisah Para Nabi. Diterjemahkan oleh Muhammad Zaini. Surakarta:
Insan Kamil Solo. ISBN 978-602-6247-11-7.

Al-Qarni, A'idh (2006). 40 Hadits Qudsi dan Dzikir. Diterjemahkan oleh Abbas Sungkar, Ferry
Irawan. Surakarta: Aqwam. ISBN 979-3653-20-5.

Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Adam.

(Indonesia) KisahMuslim: Kisah Nabi Adam (https://kisahmuslim.com/2544-kisah-nabi-ada


m-alaihis-salam.html)

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Adam&oldid=17886128"

Lihat riwayat suntingan halaman ini.

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai