Anda di halaman 1dari 95

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN PETUGAS

KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS ANDALAS KOTA PADANG
TAHUN 2022

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu untuk menyelesaikan


Pendidikan Strata I Keperawatan

Oleh:

Weni Shelomita
1810105040

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TAHUN 2022
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama Lengkap : Weni Shelomita


NIM : 1810105040
Tempat/Tgl. Lahir : Kerinci,31Juli 2000
Tahun Masuk : 2018
Program Studi : S1 Keperawatan
Nama Pembimbing Akademik : Hj.Djusmanidar,SK. M
Nama Pembimbing I : Ns. Ledia Restipa, M.Kep
Nama Pembimbing II : Defi Yulita, M.Biomed

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penelitian skripsi saya
yang berjudul :

“Hubungan Dukungan Keluarga Dan Peran Petugas Kesehatan Terhadap


Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Andalas Kota Padang
2022”

Apabila suatu saat ini terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Padang, Agustus 2022

Weni Shelomita

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini diajukan oleh:


Nama : Weni Shelomita
NIM : 1810105040
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Hubungan Dukungan Keluarga Dan Peran Petugas
Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2022

Telah disetujui untuk diseminarkan dan dipertahankan dihadapan Tim Pen


guji Seminar Hasil Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehata
n Alifah Padang.

Padang, Agustus 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Ledia Restipa, M.Kep Defi Yulita, M.Biomed

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang


Ketua,

Dr. Ns. Asmawati, S. Kep. M.Kep

ii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
Skripsi, Agustus 2022

Weni Shelomita
Hubungan Dukungan Keluarga Dan Peran Petugas Kesehatan Terhadap
Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Andalas Kota Padang
2022
xii + 71 Halaman + 7 Tabel + 2 Gambar + 10 lampiran

ABSTRAK

Kecemasan ibu hamil adalah reaksi ibu hamil terhadap perubahan dirinya
dan lingkungannya yang membawa perasaan tidak senang atau tidak nyaman.
Data World Health Organization (2019) di Indonesia (33,93%) ibu hamil
mengalami kecemasan. Faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil
diantaranya yaitu status kesehatan ibu dan bayi, umur, pendidikan, petugas
kesehatan, pekerjaan, ekonomi, dan dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan peran petugas kesehatan
terhadap tingkat kecemasan pada ibu hamil di Puskesmas Andalas Padang.
Jenis penelitian ini bersifat analitik kuantitaif dengan pendekatan cross
sectional study. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Purpossive
Sampling. Kemudian data dianalisis secara Univariat dan Bivariat dengan uji
statistic Chi Square.
Hasil penelitian berdasarkan uji statistic Chi-Square didapatkan bahwa
dari 72 responden 30 orang (41,7%) ibu hamil mengalami kecemasan sedang.
sebanyak 41 orang (56,9%) memiliki dukungan keluarga yang baik. Sebanyak 39
orang (54,2%) responden mengatakan peran petugas kesehatan baik. Dari 72
responden 17 responden (41,5%) mendapatkan dukungan keluarga yang baik
mengalami kecemasan ringan. Hasil uji statistik Chi square didapatkan p-value
0,000. Sedangkan 21 responden (67,7%) mendapatkan dukungan keluarga tidak
baik mengalami kecemasan sedang. Hasil uji statistik Chi square didapatkan p-
value 0,002.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dan peran petugas kesehatan
terhadap tingkat kecemasan pada ibu hamil. Diharapkan peneliti selanjutnya untuk
meneliti factor lain yang berpengaruh terhadap kecemasan pada ibu hamil.

Daftar Pustaka : 27 (2010-2021)


Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Peran Petugas Kesehatan,
Kecemasan Ibu Hamil

iii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
Scription, August 2022

Weni Shelomita
Relationship between family support and the role of health workers on the level
of anxiety in pregnant women at the Andalas Padang Health Center 2022
xii + 71 Pages + 7 Tables + 2 Pictures+ 10 attachments

ABSTRACT
Anxiety of pregnant women is the reaction of pregnant women to changes
in themselves and their environment that bring feelings of discomfort or
discomfort. Data from the World Health Organization (2019) In Indonesia
33.93% of pregnant women experience anxiety. Factors that affect anxiety in
pregnant women include the health status of the mother and baby, age, education,
health workers, employment, economy, and family support. This study aims to
determine the relationship between family support and the role of health workers
on the level of anxiety in pregnant women at the Andalas Padang Health Center.
This type of research is quantitative analytic with a cross sectional study
approach. The sampling technique used the Purposive Sampling formula. Then
the data were analyzed by Univariate and Bivariate with Chi Square statistical
test.
The results of the study based on the Chi-Square statistical test, it was
found that from 72 respondents, 30 (41.7%) pregnant women experienced
moderate anxiety. 41 people (56.9%) had good family support. A total of 39
people (54.2%) of respondents said the role of health workers was good. Of the 72
respondents, 17 respondents (41.5%) who received good family support
experienced mild anxiety. The results of the Chi square statistical test obtained a
p-value of 0.000. Meanwhile, 21 respondents (67.7%) who received poor family
support experienced moderate anxiety. The results of the Chi square statistical
test obtained a p-value of 0.002.
Based on the results of this study, it can be concluded that there is a
significant relationship between family support and the role of health workers on
the level of anxiety in pregnant women. It is hoped that further researchers will
examine other factors that influence anxiety in pregnant women.

References : 27 (2010-2021)
Keywords : Family Support, Role of Health Officers, Anxiety of Pregnant
Women

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi
Nama : Weni Shelomita
NIM : 1810105040
Tempat/Tanggal Lahir : Kerinci,31 Juli 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Program Studi : S-1 Keperawatan
Agama : Islam
Anak ke : 3 (Tiga)
Jumlah bersaudara : 4 Orang
Alamat : Koto Tinggi, Kecamatan Sungai Bungkal

Identitas Orang Tua


Nama Ayah : Salman
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Ermita
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Riwayat Pendidikan
1. TK Kemala Bhayangkari Sungai Penuh : 2005-2006
2. SD Negri 009 Sungai Penuh : 2006-2012
3. SMP Negri 5 Sungai Penuh : 2012-2015
4. SMA Negri 4 Sungai Penuh : 2016-2018
5. STIkes Alifah Padang : 2018- Sekarang

KATA PENGANTAR

v
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sholawat serta salam juga dipanjatkan

kepada Nabi yang mulia, Muhammad SAW sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Hubungan Dukungan

Keluarga Dan Peran Petugas Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasan Pada

Ibu Hamil Di Puskesmas Andalas Kota Padang Tuhan 2022”.

Peneliti sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan dapat

berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak baik secara moril dan meteril. Pada kesempatan ini peneliti ingin

menyampaikan terimakasih kepada :

1. Ibu Ns. Ledia Restipa, M.Kep selaku pembimbing I dan Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang

yang telah meluangkan waktu dalam membimbing, memberikan arahan

dan masukan kepada peneliti dengan penuh kesabaran sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Defi Yulita, M.Biomed selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dalam membimbing, memberikan arahan dan masukan kepada

peneliti dengan penuh kesabaran sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ns. Asmawati, S.Kep. M.Kep selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alifah Padang.

vi
4. Ibu Dr.Mela Aryati Selaku Kepala Puskesmas Andalas Padang yang telah

memberikan izin dalam melakukan penelitian di Puskesmas Andalas

Padang.

5. Orang tua tercinta dan keluarga besar yang telah memberikan doa,

semangat, dan segala dukungannya sejak lahir hingga saat ini kepada

peneliti.

6. Teman-teman seperjuangan S1 Keperawatan angkatan 2018 yang telah

memberikan dukungan, motivasi, dan doa kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh responden yang telah bersedia membantu peneliti dalam

pengumpulan data.

8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah serta

karunia-Nya yang telah diberikan dan peneliti berharap semoga skripsi penelitian

ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.

Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini banyak

terdapat kekurangan, hal ini bukanlah suatu kesengajaan melainkan karena

keterbatasan ilmu peneliti. Peneliti mengharapkan skripsi ini dapat diterima.

Padang, Agustus 2022

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT..............................................................i
PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................ii
ABSTRAK......................................................................................................iii
ABSTRACT....................................................................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................v
KATA PENGANTAR....................................................................................vi
DAFTAR ISI................................................................................................viii
DAFTAR TABEL............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................8
C. Tujuan Penelitian..............................................................................8
D. Manfaat penelitian............................................................................9
E. Ruang Lingkup Penelitian..............................................................10
BAB II TINJAUN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis............................................................................14
1. Konsep Kehamilan.....................................................................14
2. Konsep Kecemasan.....................................................................16
3. Dukungan Keluarga....................................................................27
4. Peran petugas kesehatan.............................................................30
B. Kerangka Teori...............................................................................37
C. Kerangka Konsep...........................................................................38
D. Defenisi Operasional......................................................................39
E. Hipotesis Penelitian........................................................................40

viii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian............................................................41
B. Tempat dan waktu Penelitian.........................................................41
C. Populasi dan sampel.......................................................................42
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................43
E. Teknik Pengolahan Data.................................................................44
F. Analisa Data....................................................................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian.............................................50
B. Analisis Univariat...........................................................................51
C. Analisis Bivariat.............................................................................53
BAB V PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat...........................................................................56
1. Tingkat Kecemasan....................................................................56
2. Dukungan Keluarga....................................................................62
3. Peran Petugas Kesehatan............................................................64
B. Analisis Bivariat.............................................................................66
1. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan ...66
2. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Kecemasan..........68
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................72
B. Saran...............................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL
Nomot Tabel Halaman
Tabel 3.1 Defenisi Operasional......................................................................39
Tabel 4.1 Karakteristik Responden................................................................56
Tabel 4.2 Distribusi Frekunesi Tingkat Kecemasan......................................56
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga......................................62
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan..............................63
Tabel 4.5 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kecemasan......................66
Tabel 4.5 Hubunngan Peran Petugas Kesehatan dengan Kecemasan...........68

x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Halaman
2.1 Kerangka Teori .........................................................................................37
2.2 Kerangka Konsep......................................................................................38

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
1. Jadwal Kegiatan
2. Permohonan Kepada Responden
3. Format Persetujuan Responden
4. Kuesioner Penelitian
5. Master Tabel
6. Hasil Analisa Data
7. Surat Izin Pengambilan Data STIKes Alifah Padang
8. Surat Izin Dinas Kesehatan Kota Padang
9. Surat Izin Selesai Penelitian
10. Lampiran Foto
11. Lembar Konsul

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecemasan ibu hamil adalah reaksi ibu hamil terhadap perubahan

dirinya dan lingkungannya yang membawa perasaan tidak senang atau tidak

nyaman yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustasi yang

mengancam, membahayakan rasa aman, keseimbangan atau kehidupan seorang

individu atau kelompok sosialnya. Kecemasan terdiri dari pikiran, perasaan,

dan perilaku dan hal tersebut dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis dan

genetis. Sindrom-sindrom yang ditunjukkan berbeda-beda pada setiap orang

dan situasi. Setiap ibu hamil memiliki tingkat kecemasan yang berbeda

tergantung bagaimana ibu mempersiapkan kehamilannya. Tidak semua ibu

hamil menyadari bahwa aspek fisik dan psikis adalah dua hal yang terkait dan

saling mempengaruhi (Marniati, 2017).

Menurut Stuart dan Laraia dalam Zuhrotunida dan Yudiharto (2017)

Penyebab kecemasan pada masa kehamilan dalam hal ini seperti rasa cemas

dan takut mati, trauma kelahiran, perasaan bersalah atau berdosa dan ketakutan

seperti ketakutan bayinya lahir cacat. Pada saat yang sama, ibu hamil juga

merasakan kegelisahan mengenai kelahiran bayinya dan permulaan dari fase

baru dalam hidupnya. Perasaan cemas ibu hamil dalam memikirkan proses

melahirkan serta kondisi bayi yang akan dilahirkan tidak hanya berlangsung

pada kehamilan pertamanya, tetapi juga pada kehamilan-kehamilan berikutnya.

1
Walaupun mereka telah mempunyai pengalaman dalam menghadapi kehamilan
2

sebelumnya tetapi rasa cemas tetap akan selalu ada (Ambarwati dalam Sari &

Novriani, 2017).

Proses kehamilan terdiri dari beberapa perubahan normal yang terjadi

pada tubuh wanita. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi kondisi fisik dan

kondisi psikologis. Khususnya pada kondisi psikologis, setiap wanita hamil

pasti akan mengalami kecemasan baik tingkat ringan, sedang bahkan berat dan

dapat berdampak pada proses persalinan (Salehi, 2018).

Berdasarkan Data (POGI) Kematangan emosi sangat diperlukan bagi

seseorang yang berkeinginan untuk mempunyai anak karena akan mendukung

kesanggupannya untuk menyesuaikan diri selama proses kehamilan dan dapat

menimbulkan rasa kecemasan. Data menunjukan sekitar 5% wanita hamil

tidak mengalami kecemasan, 8-10% wanita selama kehamilan, dan meningkat

menjadi 13% ketika menjelang persalinan (POGI, 2019).

Data World Health Organization (WHO) 2019 di Columbia pada 650

ibu hamil berisiko rendah dengan umur kehamilan 35-39 minggu sebanyak

25% mengalami ketakutan tingkat tinggi dan ini berkorelasi positif dengan

kecemasan. Di Swedia tentang antenatal care pada kehamilan 35 minggu

sebanyak 24% mengalami kecemasan. Penelitian yang dilakukan di Hongkong

pada ibu hamil trimester 1, 2 dan 3, 54% mengalami kecemasan, di Pakistan

dari 165 ibu hamil, sebanyak 70% mengalami cemas. Di Minnesota pada ibu

hamil mengalami kecemasan sebanyak 10%. Di Bangladesh 29% ibu hamil

mengalami gejala kecemasan. Di Indonesia ibu hamil primigravida trimester

III sebanyak 33,93% mengalami kecemasan, ibu hamil normal dalam


3

menghadapi persalinan mengalami 47,7% kecemasan berat, 16,9% kecemasan

sedang, dan 35,4% mengalami kecemasan ringan. Permasalahan tersebut di

atas tidak mungkin terjadi apabila pada unit pelayanan ibu hamil sudah

dilakukan asuhan yang komprehensif, termasuk intervensi untuk masalah

psikososial (WHO, 2019).

Kecemasan pada ibu hamil pada tiap trimesternya berbeda, pada

trimester pertama, sering timbul rasa cemas bercampur rasa bahagia, rasa

sedih, rasa kecewa, sikap penolakan, ketidakyakinan atau ketidakpastian,

sikap ambivalen (bertentangan), perubahan seksual, fokus pada diri sendiri,

stress dan goncangan psikologis sehingga menimbulkan ras tidak nyaman.

Kecemasan ibu hamil pada trimester kedua seperti rasa khawatir, perubahan

emosional dan terjadi peningkatan libido. Pada trimester ketiga kehamilan,

kecemasan ibu hamil semakin kompleks dan meningkat dibandingkan

trimester sebelumnya akibat kondisi kehamilan yang semakin membesar,

perubahan emosional dan rasa tidak nyaman, sehingga ibu hamil

membutuhkan dukungan dari suami, keluarga dan tenaga medis (Siallagan dan

Lestari, 2018).

Penelitian yang dilakukan Asnawir (2017) terdapat 373.000.000 ibu

hamil, dan yang mengalami kecemasan dalam menghadapi kehamilan ada

sebanyak 107.000.000 ibu hamil (28,7%). Selanjutnya Heriani (2016)

menyebutkan dari hasil penelitiannya di Puskesmas Tanjung Agung

Kabupaten Organ Komeringulu bahwa 53.3% (dari 45 responden wanita

hamil) mengalami kecemasan. Penelitian oleh Koelewijn (2017) di


4

Netherlands juga menyebutkan prevalensi kecemasan selama kehamilan 1,45

atau 95% dari semua responden yang dipilih. Hal ini terjadi karena kecemasan

ibu dalam menghadapi segala komplikasi yang bisa terjadi.

Kecemasan disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya,

hal ini disebutkan dalam penelitian di Latvia, Eropa bahwa dukungan

keluarga, tingkat pendidikan, status ekonomi keluarga dan kesiapan ibu

merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan menjelang

persalinan (Liana, 2015). Kemudian hal serupa di Indonesia Evi (2018)

menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu menjelang

persalinan yaitu dukungan keluarga, kemudian disusul oleh usia, paritas,

pendidikan dan petugas kesehatan.

Menurut Stuart (2008) faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu

hamil diantaranya yaitu status kesehatan ibu dan bayi, umur, pendidikan,

petugas kesehatan, pekerjaan, ekonomi, dan dukungan keluarga khususnya

suami. Hasil data penelitian yang dilakukan oleh Aprianawati (2007)

menunjukan bahwa dukungan suami yaitu cukup 8 responden (29,6%), dan

dukungan suami baik yaitu 19 responden (70,4%). Hasil tingkat kecemasan

pada ibu hamil menunjukan bahwa ibu hamil yang memiliki kecemasan ringan

yaitu sebanyak 17 ibu hamil (63,0%), dan yang mengalami kecemasan sedang

sebanyak 6 ibu hamil (22,2%).

Dukungan suami sangat diharapkan oleh seorang ibu primigravida yang

pertama kali menghadapi kehamilan. (Musbikin, 2006). Namun saat ini

partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi masih rendah, masih banyak


5

suami belum mampu menunjukkan dukungan penuh terhadap proses

persalinan. Rendahnya partisipasi suami tersebut dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya pengetahuan suami tentang kehamilan,

pengalaman status perkawinan, status sosial ekonomi, budaya, pendapatan,

tingkat pendidikan (Kholil, 2010).

Dukungan suami yang diberikan untuk istri dapat berupa mendampingi

istri saat kunjungan antenatal, memberikan perhatian dan kasih sayang ekstra

saat istri hamil, memberikan tambahan informasi hal- hal penting dalam

merawat kehamilan serta memberikan sarana baik biaya maupun transportasi

selama kehamilan. Dukungan emosional suami terhadap istri dapat

menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri,

sehingga istri akhirnya menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi

kehamilannya tersebut (Fithriany, 2011).

Peran penting petugas kesehatan sebagai pemberi asuhan, preventif,

promotive, rehabilitative dan edukasi sangat berkaitan dengan pengetahuan

ibu sehingga menyadari untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas yang

tersedia. Pengetahuan yang didapatkan Ibu hamil yang tidak bersumber dari

petugas kesehatan dapat meningkatkan kecemasan pada ibu hamil terkait

dengan permasalahan kehamilan, oleh sebab itu banyak ditemukan ibu hamil

dengan minim pengetahuan terkait kehamilan mengalami kecemasan dalam

masa kehamilannya (Sinabela, 2020).

Upaya dalam mengurangi kecemasan ibu hamil dari petugas kesehatan

akan memberikan prioritas utama untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan

ibu hamil serta memberikan informasi yang diperlukan ibu dan keluarga untuk
6

membentuk suasana keluarga yang sehat. Keluarga sehat adalah keluarga yang

percaya diri untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan fisiologis dan

psikologis ibu hamil sebelum melahirkan untuk menjaga dan meningkatkan

kesehatan fisiologis serta psikologis ibu. Orang terdekat membutuhkan upaya

khusus untuk mendukung suaminya, sehingga perasaan ibu hamil stabil dan

tidak cemas. Peran suami sangat penting karena merupakan pendukung utama

selama kehamilan (Mukhadiono, 2015).

Petugas kesehatan sebagai penolong dan pemberi asuhan kepada ibu

hamil untuk memenuhi kesiapan ibu menghadapi persalinan seperti kesiapan

informasi terkait kemajuan persalinan, saran untuk mengatasi rasa sakit, teknik

untuk meningkatkan kenyamanan. Selain itu, petugas kesehatan juga dapat

memberdayakan keluarga untuk selalu memberikan dukungan kepada ibu

bersalin, seperti kehadiran terus-menerus, memberikan pujian, dan berbagi

pengalaman saat melahirkan dan memberikan sentuhan yang nyaman, pijat,

mandi air hangat atau mendorong ibu untuk bergerak, dan memastikan ibu

minum cukup cairan (Baraki et al., 2019). Pada penelitian oleh Durat (2018)

menyatakan petugas kesehatan (Dokter, Bidan dan Perawat) yang berperan

aktif dalam manajemen persalinan, harus menangani kecemasan dan ketakutan

terkait dengan persalinan sambil memberikan observasi dan merawat ibu

hamil dalam persalinan.

Penelitian Sangkoy (2020) tentang Dukungan Keluarga Terhadap

Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Primigravida Menjelang Persalinan

didapatkan hubungan anatara kedua variabel yang menunjukan bahwa


7

responden yang memiliki dukungan keluarga cukup berjumlah 22 responden

(53,7%), dan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida paling banyak

kecemasan sedang berjumlah 22 responden (53,7%). Hasil kedua variabel ini

menunjukan adanya dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan ibu hamil

primigravida menjelang persalinan, hubungan kedua variable menggunakan

uji statistic correlations spearmanrho diperoleh bahwa nilai (r)= 0,872 dan

nilai kemaknaan menunjukan tingkat hubungan yang sangat kuat antara

variabel bebas dan variable terikat. Hal ini dilihat dari nilai hitung (p) = 0,000

< dari α=0,05.

Penelitian Gustianti (2017) tentang Hubungan Peran Petugas Kesehatan

Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Dalam Menghadapi

Proses Persalinan Di Kamar Bersalin Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura

Palu didapatka Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi peran

petugas kesehatan sebagai komunikator, motivator, fasilitator dan konselor

yang baik, dapat menurunkan tingkat kecemasan sedang menjadi ringan.

Penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara peran petugas kesehatan

sebagai komunikator, motivator, fasilitator dan konselor dengan tingkat

kecemasan ibu hamil trimester III P-Value (0,023), (0,003), (0,005), (0,009).

Peran petugas kesehatan terhadap tingkat kecemasan ibu hamil trimester III

dalam menghadapi proses persalinannya sangat penting untuk mengurangi

kecemasan ibu hamil.

Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan oleh peneliti di

Puskesmas Andalas pada tanggal 23-24 Mei 2021 dari hasil wawancara

terhadap 6 orang ibu hamil, 2 diantaranya mengatakan suami ataupun keluarga


8

selalu menemani saat melakukan pemeriksaan, ikut melakukan konsultasi

sehingga ibu hamil merasa lebih tenang, 4 diantaranya mengatakan lebih

sering melakukan konsultasi sendiri atau bersama teman. 3 dari 6 ibu hamil

tersebut mengatakan merasa cemas dengan kehamilan dan persalinannya

karena kurangnya informasi yang diperoleh dari pelayanan kesehatan, 3 orang

tersebut mengatakan terkadang tidak puas bertanya kepada petugas kesehatan

terkait dengan kehamilan, sehingga mengakibatkan kecemasan. Berdasarkan

hasil observasi tingkat kecemasan, 4 orang ibu hamil mengalami kecemasan

sedang dan 2 orang mengalami kecemasan ringan.

Berdasarkan fenomena dan fakta pada latar belakang, maka telah

dilakukan penelitian terkait dengan “Hubungan Dukungan Keluarga Dan

Peran Petugas Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil di

Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, dapat dirumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut ”Apakah Ada Hubungan Dukungan

Keluarga Dan Peran Petugas Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasan Pada

Ibu Hamil di Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2022”?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
9

Untuk mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga Dan Peran Petugas

Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil di Puskesmas

Andalas Kota Padang Tahun 2022?”.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada ibu hamil

di Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2022.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan keluarga pada ibu hamil

di Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2022.

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi peran petugas kesehatan pada ibu

hamil di Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2022.

d. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kecemasan ibu

hamil di Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2022.

e. Untuk mengetahui hubungan peran petugas kesehatan dengan kecemasan

ibu hamil di Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2022.

D. Manfaat penelitian

1. Teoritis

a. Bagi Peneliti

Mengetahui hubungan empiris antara kejadian di lapangan dengan

teori yang diuraikan dan dapat menambah pengetahuan serta pengalaman

bagi penulis dan mengembangkan konsep-konsep penelitian serta

mengaplikasikan ilmu hasil studi yang telah diperoleh selama

perkuliahan.

b. Bagi peneliti selanjutnya


10

Peneliti lain dapat melakukan penelitian selanjutnya untuk

mengetahui faktor lain yang berhubungan dengan tingkat kecemasan

pada ibu hamil dengan menggunakan metode atau variabel yang

berhubungan dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas Andalas Padang

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menjadi bahan

pertimbangan bagi para praktisi dan tenaga kesehatan yang berada di

Puskesmas Andalas agar dapat mengambil tindakan cepat dan tepat

dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi, seperti

pemberian pendidikan kesehatan pada ibu hamil terkait dengan kesehatan

psikologis pada ibu hamil.

b. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan informasi bagi peneliti tentang

pengaruh dukungan keluarga dan peran petugas kesehatan terhadap

kecemasan ibu hamil, selain itu penelitian diharapkan dapat menjadi

salah satu cara peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari

institusi pendidikan.

c. Bagi STIKes Alifah Padang

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kesedaran

mahasiswa dalam melakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif dalam ikut serta dalam mengatasi kecemasan diberbagai

kalangan terutama pada ibu hamil.


11

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang Hubungan Dukungan Keluarga Dan

Peran Petugas Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil di

Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2022. Variabel independen pada

penelitian ini adalah Dukungan Keluarga dan Peran Petugas Kesehatan.

Sedangkan variabel dependen ialah Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Agustus 2022. Jenis penelitian ini

bersifat deskriptif analitik dengan metode cross sectional study. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh Ibu hamil yang ada di Puskesmas Andalas yaitu

sebanyak 256 orang ibu hamil. Sampel pada penelitian ini berjumlah 72 orang

ibu hamil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara Purpossive

Sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariate

dengan menggunakan uji chi-square.


12

BAB II
TINJAUN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Konsep Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan proses setelah terjadinya pembuahan

spermatozoa terhadap ovum kemudian tertanamnya pembuahan tersebut

kedalam endometrium atau nidasi. Lama kehamilan normal jika dihitung

dari fase pembuahan atau fertilisasi akan berlangsung selama 40 minggu

atau atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan berlangsung selama tiga bulan, 13 minggu pada trimester

pertama, 14 minggu pada trimester kedua (14 hingga 27 minggu), dan 13

minggu pada trimester ketiga (28 hingga 40 minggu) (Evayanti, 2015).

b. Proses Kehamilan

Proses kehamilan sampai persalinan merupakan proses

berkesinambunngan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi,

pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan

menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan

pemeliharaan bayi (Wiknjosastro, 2012).

Minggu pertama setelah masa haid berakhir merupakan awal usia

kehamilan yang perlu diperhatikan, minggu ke-2 dan ke-3 merupakan

masa subur yang akan terjadinya proses ovulasi dan konsepsi di saluran

telur. Hasil konsepsi berkembang dan membentuk sekelompok sel yang

12
13

menuju dinding rahim. Minggu ke-4 embrio melekat pada dinding rahim,

minggu ke-5 embrio sudah memiliki sistem peredaran darah dan

terbentuknya lapisan ketuban, minggu ke-6 terbentuk tulang belakang,

kepala besar, bakal tangan dan kaki, soket mata dan telinga, jantung

sedang dibentuk. Minggu ke-8 organ besar dan bagian-bagiannya mulai

terbentuk, embrio tampak seperti manusia yang meningkat menjadi janin.

Minggu ke-10 jantung janin hampir terdeteksi menggunakan peralatan,

sirkulasi darah melalui tali pusar, ukuran kepala masih terlihat besar.

Minggu ke-12 ginjal janin mulai berfungsi, alat kelamin terbentuk,

minggu ke-16 alat kelamin sudah terbentuk, organ lain sudah mulai

tampak jelas, plasenta sudah terbentuk sempurna. Minggu ke-20 sampai

minggu ke-27 janin terus tumbuh dan berkembang, minggu ke-28

pertumbuhan kepala mulai lambat dan ukurannya sebanding dengan

tubuh. Minggu ke-32 bayi aktif didalam kandungan dan mulai pada

posisi siap lahir, minggu ke-34 janin lebih banyak berkembang dan mata

terbuka sepenuhnya. Minggu ke-36 badan janin menjadi lebih bulat,

sebagian wanita melahirkan bayi premature karena fase ini bayi sudah

turun. Minggu ke 38 kepala janin masuk ke dalam panggul dan minggu

ke-40 janin telah berkembang sempurna dan siap lahir (Rukiyah, 2009).

c. Adaptasi Fisiologis Pada Kehamilan

Pada saat kehamilan terjadi perubahan fisiologis terhadap ibu hamil

diantaranya perubahan sistem reproduksi payudara, uterus, vagina dan

vulva, kardiovaskuler, respirasi, perkemihan, gastrointestinal,


14

muskuloskletal, integumen, dan endokrin. Perubahan tersebut di

pengaruhi oleh peningkatan jumlah estrogen dan progesteron dan

pertumbuhan janin yang dikandung oleh ibu (Karjatin, 2016).

Adanya perubahan fisiologis menyebabkan perubahan fisik ibu

pada trimester pertama ibu akan terjadi tidak adanya mensturasi,

sembelit, nyeri pada panggul, mual dan muntah (mual pada pagi hari),

lelah dan mengantuk, Sering buang air kecil, tidak menyukai bau atau

makanan tertentu, keputihan meningkat, berat badan turun atau

bertambah menjadi 2,5 kg, dan perubahan payudara: nyeri tekan, gatal di

area puting, aerola menjadi gelap. Pada trimester kedua perubahan fisik

yang terjadi adalah sudah merasa enak secara fisik, merasakan gerakan

janin, nafsu makan meningkat, mual menghilang, sembelit, nyeri di lipat

paha akibat kontraksi ligament rotundum, kenaikan berat badan rata-rata

0,4-0,5 kg per minggu, kejang kaki. Pada trimester ketiga perubahan fisik

yang terjadi adalah kontraksi Braxton-Hicks (kontraksi palsu) yang lebih

nyata, produksi kolostrom meningkat, nyeri pinggang, pergelangan kaki

bengkak, insomnia, anemia, dan kenaikan berat badan sampai 12,5-17,5

kg (Simkin, 2007).

d. Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan

Masa kehamilan akan terjadi berbagai perubahan pada ibu, baik

secara fisiologis maupun psikologis. Perubahan tersebut terutama

disebabkan oleh pengaruh hormon yaitu peningkatan hormon estrogen

dan progesteron yang diproduksi oleh korpus luteum. Hormon tersebut


15

berkembang menjadi tubuh hamil dan terus disekresikan oleh plasenta

setelah plasenta terbentuk sempurna (Rahmawati, dkk. 2017).

Perubahan psikologis ibu hamil merupakan penyesuaian emosi,

pola berpikir, dan perilaku yang berkelanjutan hingga bayi lahir. Latar

belakang gangguan mental dan emosional yang muncul dalam konteks

kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan situasi tertentu

(termasuk kehamilan). Pengaruh faktor psikologis terhadap kehamilan

adalah terhadap ketidakmampuan pengasuhan kehamilan dan mempunyai

potensi melakukan tindakan yang membahayakan terhadap kehamilan

(Pantikawati, 2010).

Kehamilan merupakan krisis maturasi yang dapat menimbulkan

stress, namun jika krisis tersebut dapat diatasi maka ibu hamil akan siap

berada di fase baru yaitu mengemban tanggung jawab dan merawat

kehamilannya (Susanti, 2008). Kondisi psikologis dan emosional ibu

hamil yang tidak stabil menentukan keadaan yang muncul sebagai akibat

atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga dapat terjadi kehamilan dengan

beberapa komplikasi atau kehamilan patologis yang seharusnya normal.

Ada dua stressor, yaitu:

1) Stressor internal: berasal dari diri ibu berupa latar belakang ibu,

kondisi hormonal selama kehamilan. Akibat kecemasan, ketegangan,

ketakutan, penyakit, kecacatan, ketidakamanan, perubahan

penampilan, perubahan status orang tua, sikap ibu terhadap

kehamilan, takut melahirkan, pengangguran.


16

2) Stressor eksternal: dapat berupa pengalaman ibu, penyesuaian diri

yang buruk terhadap lingkungan atau maladaptasi, hubungan kasih

sayang, dukungan mental, masalah rumah tangga (Rukiyah, 2009).

e. Dampak Kecemasan Pada Ibu Hamil

Kecemasan yang dialami selama masa kehamilan dapat beresiko

tinggi keguguran janin. Namun tidak semua ibu hamil beresiko ketika

menghadapi kecemasan karena setiap individu memiliki daya tahan

tubuh yang berbeda-beda (Asnuriyati & Lenny, 2020). Kecemasan pada

ibu hamil juga menyebabkan beberapa komplikasi seperti kelahiran bayi

premature, BBLR, hambatan pertumbuhan janin dan komplikasi setelah

melahirkan. Kecemasan tersebut juga berkaitan dengan terjadinya

tekanan darah tinggi, kandungan urine yang tinggi protein serta diabetes

gestasional (Durankuş & Aksu, 2020).

2. Konsep Kecemasan

a. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan respons individu terhadap suatu keadaan

yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam

kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjective

dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta

merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik. Kecemasan

pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan

merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan

hidup (Suliswati, 2012)


17

Menurut American Psychological Association (APA) kecemasan

merupakan keadaan emosi yang muncul saat individu sedang stress, dan

ditandai oleh perasaan tegang, pikiran yang membuat individu merasa

khawatir dan disertai respon fisik (jantung berdetak kencang, naiknya

tekanan darah dan lain sebagainya). (Muyasaroh et al. 2020),

Kecemasan atau anxietas adalah rasa khawatir atau rasa takut yang

tidak jelas sebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya

kedewasaan, merupakan masalah penting dalam perkembangan

kepribadian. Kecemasan merupakan kekuatan yang besar dalam

menggerakan. Baik tingkah laku normal maupun tingkah laku yang

menyimpang, yang terganggu, kedua-duanya merupakan pernyataan,

penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan itu. Jelaslah

bahwa pada gangguan emosi dan gangguan tingkah laku, kecemasan

merupakan masalah pelik (Handayani, 2019).

c. Tanda dan Gejala Kecemasan

Menurut Ifdil dan Anissa (2016) ada beberapa tanda-tanda

kecemasan, yaitu:

1) Tanda-Tanda Fisik Kecemasan,

Tanda fisik kecemasan diantaranya yaitu: kegelisahan,

kegugupan,, tangan atau anggota tubuh yang bergetar atau gemetar,

sensasi dari pita ketat yang mengikat di sekitar dahi, kekencangan

pada pori - pori kulit perut atau dada, banyak berkeringat, telapak

tangan yang berkeringat, pening atau pingsan, mulut atau


18

kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, bernafas

pendek, jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang, suara

yang bergetar, jari-jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin,

pusing, merasa lemas atau mati rasa, sulit menelan, kerongkongan

merasa tersekat, leher atau punggung terasa kaku, sensasi seperti

tercekik atau tertahan, tangan yang dingin dan lembab, terdapat

gangguan sakit perut atau mual, panas dingin, sering buang air kecil,

wajah terasa memerah, diare, dan merasa sensitif atau “mudah

marah”.

2) Tanda-Tanda Behavioral Kecemasan

Tanda-tanda behavorial kecemasan diantaranya yaitu: perilaku

menghindar, perilaku melekat dan dependen, dan perilaku terguncang.

3) Tanda-Tanda Kognitif Kecemasan

Tanda-tanda kognitif kecemasan diantaranya: khawatir tentang

sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan atau aprehensi terhadap

sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang

mengerikan akan segera terjadi (tanpa ada penjelasan yang jelas),

terpaku pada sensasi kebutuhan, sangat waspada terhadap sensasi

kebutuhan, merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang

normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian, ketakutan

akan kehilangan kontrol, ketakutan akan ketidakmampuan untuk

mengatasi masalah, berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan,

berpikir bahwa semuanya tidak lagi bisa dikendalikan, berpikir bahwa

semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bisa diatasi, khawatir


19

terhadap hal-hal yang sepele, berpikir tentang hal mengganggu yang

sama secara berulang-ulang, berpikir bahwa harus bisa kabur dari

keramaian (kalau tidak pasti akan pingsan), pikiran terasa bercampur

aduk atau kebingungan, tidak mampu menghilangkan pikiran-pikiran

terganggu, berpikir akan segera mati (meskipun dokter tidak

menemukan sesuatu yang salah secara medis), khawatir akan ditinggal

sendirian, dan sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran. Dadang

Hawari (2006) dalam Ifdil dan Anissa (2016), mengemukakan bahwa

gejala kecemasan diantaranya yaitu:

a) Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang

b) Memandang masa depan dengan rasa wa -was (khawatir)

c) Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum (demam

panggung)

d) Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain

e) Tidak mudah mengalah

f) Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah

g) Sering mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), khawatir

berlebihan terhadap penyakit

h) Mudah tersinggung, membesar-besarkan masalah yang kecil

(dramatisasi)

i) Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu

j) Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya seringkali diulang-ulang

k) Apabila sedang emosi sering kali bertindak histeris.


20

d. Dampak Kecemasan

Ketakutan, kekhawatiran dan kegelisahan yang tidak beralasan

pada akhirnya menghadirkan kecemasan, dan kecemasan ini tentu akan

berdampak pada perubahan perilaku seperti, menarik diri dari

lingkungan, sulit fokus dalam beraktivitas, susah makan, mudah

tersinggung, rendahnya pengendalian emosi amarah, sensitive, tidak

logis, susah tidur (Jarnawi, 2020). Menurut Arifiati dan Wahyuni (2019),

membagi beberapa dampak dari kecemasan ke dalam beberapa simtom,

antara lain:

1) Simtom Suasana Hati

Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan

adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber

tertentu yang tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak

bisa tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah

marah.

2) Simtom Kognitif

Simtom kognitif yaitu kecemasan dapat menyebabkan

kekhawatiran dan keprihatinan pada individu mengenai hal yang tidak

menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak

memperhatikan masalah yang ada, sehingga individu sering tidak

bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya akan menjadi lebih

merasa cemas.
21

3) Simtom Motorik

Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak

tenang, gugup, kegiatan motorik menjadi tanpa arti dan tujuan,

misalnya jari kaki mengetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang

terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor merupakan gambaran

rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan usaha

untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam.

e. Tingkatan Kecemasan

Semua orang pasti mengalami kecemasan pada derajat tertentu,

Menurut Peplau dalam Muyasaroh (2020) mengidentifikasi empat

tingkatan kecemasan, yaitu:

1) Kecemasan Ringan

Kecemasan ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Kecemasan ini dapat memotivasi belajar menghasilkan pertumbuhan

serta kreatifitas. Tanda dan gejala antara lain: persepsi dan perhatian

meningkat, waspada, sadar akan stimulus internal dan eksternal,

mampu mengatasi masalah secara efektif serta terjadi kemampuan

belajar. Perubahan fisiologi ditandai dengan gelisah, sulit tidur,

hipersensitif terhadap suara, tanda vital dan pupil normal.

2) Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang memusatkan pada

hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga individu

mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu


22

yang lebih terarah. Respon fisiologi: sering nafas pendek, nadi dan

tekanan darah naik, mulut kering, gelisah, konstipasi. Sedangkan

respon kognitif yaitu lahan persepsi menyempit, rangsangan luar tidak

mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatiaannya.

3) Kecemasan Berat

Kecemasan berat sangat mempengaruhi persepsi individu,

individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan

spesifik, serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku

ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Tanda dan gejala dari

kecemasan berat yaitu: persepsinya sangat kurang, berfokus pada hal

yang detail, rentang perhatian sangat terbatas, tidak dapat

berkonsentrasi atau menyelesaikan masalah, serta tidak dapat belajar

secara efektif. Pada tingkatan ini individu mengalami sakit kepala,

pusing, mual, gemetar, insomnia, palpitasi, takikardi, hiperventilasi,

sering buang air kecil maupun besar, dan diare. Secara emosi individu

mengalami ketakutan serta seluruh perhatian terfokus pada dirinya.

4) Panik

Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan

terperangah, ketakutan, dan teror. Karena mengalami kehilangan

kendali, individu yang mengalami panik tidak dapat melakukan

sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik menyebabkan

peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan

dengan orang lain persepsi yang menyimpang kehilangan pemikiran


23

yang rasional. Kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan jika

berlangsung lama dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan

kematian. Tanda dan gejala dari tingkat panik yaitu tidak dapat fokus

pada suatu kejadian.

f. Kecemasan Pada Ibu Hamil

Wanita selama masa kehamilan merupakan kelompok yang rentan

mengalami gangguan psikologis, termasuk gangguan kecemasan. Hampir

10 semua wanita hamil mempunyai pengalaman peristiwa kecemasan.

Cemas terhadap perubahan fisik, kesukaran kehamilan dan kesehatan

janin yang dikandungnya (Karlina & Gustina, 2017).

1) Gangguan Cemas Menyeluruh

Gambaran utama gangguan ini yaitu kekhawatiran dan

kecemasan yang berlebihan tentang kehamilan, misalnya komplikasi

kehamilan, sekalipun kehamilan itu normal, yang ditandai dengan

ketegangan motorik dan hiperaktivitas motorik dan otonom. Misalnya:

gemetar, gugup, gelisah, cepat lelah; gejala hiperaktifitas otonom

misalnya: nafas pendek, palpitasi, keringat, kaki dan tangan dingin,

pusing, mual, gangguan menelan, kewaspadaan yang berlebihan,

perasaan terancam, iritabel, dan insomia.

2) Gangguan Panik

Adanya periode kekhawatiran yang mendalam atau perasaan

tidak enak yang berlangsung beberapa menit dan sifatnya berulang

secara tak terduga. Wanita yang hamil mengalami peningkatan gejala


24

panik selama kehamilan. Gejala yang dialami selama serangan panik

yaitu nafas pendek, rasa tercekik, jantung berdebar-debar telinga

mendengung, penglihatan kabur/ berkunang, perasaan gatal, takut mati

dan kehilangan kontrol.

3) Gangguan Obsesif Kompulsif

Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang

cukup berat dan menyebabkan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide

yang menetap, pikiran atau inpuls yang tidak masuk akal misalnya

keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku yang berulang-ulang yang

dilakukan 11 sebagai respons atau obsesi. (Bender et al., 2020).

Kecemasan pada masa kehamilan sering terjadi karena merasa

tidak mampu untuk menjalankan sebagai ibu sehingga terkadang ragu

tentang kesiapan diri dalam menghadapi masa kehamilannya.

Kecemasan yang muncul pada saat kehamilan adalah reaksi terhadap

perasaan takut yang menggangu kehidupan sehari-hari dan

mempengaruhi penyesuaian diri mereka terhadap lingkungannya

(U’budiyah, 2013)

Campuran perasaan yang dibawakan oleh ibu hamil. Yaitu rasa

takut menanggung segala percobaan, rasa lemah, rasa cinta dan benci,

rasa ketaguhan dan kepastian, rasa kegelisahan dan bahagia, harapan

dan ketercemasan semuanya itu menjadi intensif dan mencapai

klimaksnya pada minggu-minggu terakhir saat mendekati kelahiran

bayi.
25

Wanita yang akan melahirkan mengkhawatirkan akan nasib

anaknya yang akan dilahirkan. Penyebab wanita yang akan

melahirkan yaitu (Afiyah, 2016):

a. Kecemasan terhadap diri sendiri

1) Cemas berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan diri

sendiri.

2) Cemas terhadap nyeri waktu persalinan.

3) Cemas terhadap tidak segera mendapat pertolongan maupun

perawatan semestinya.

4) Cemas terhadap bahaya maut

b. Kecemasan berhubungan dengan anaknya

1) Takut bayinya cacat.

2) Takut keguguran kemungkinan beranak kembar.

3) Takut kematian dalam kandungan dan sebagainya

g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Ibu Hamil

Menurut (Trsetiyaningsih dan Jannah, 2016) mengemukakan

bahwa terdapat faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kecemasan Ibu

dalam menghadapi persalinan yakni :

1) Umur

Umur adalah usia individu yang terhitung dari mulai saat

dilahirkan sampai saat berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok

dalam Azwar (2010), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kuat seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari
26

segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan

lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya.

Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.

Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan kualitas perawatan

bayi sangat berkaitan erat dengan tingkat pengetahuan seseorang.

2) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat

kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat

pengetahuan yang lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja.

3) Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan yang dilahirkan atau jumlah

anak yang dimiliki baik dari hasil perkawinan sesudahnya atau

sebelumnya (Prawirohardjo, 2016). Bagi primigravida, kehamilan

yang dialaminya merupakan pengalaman pertama kali, sehingga

trimester III dirasakan semakin mencemaskan karena semakin dekat

dengan proses persalinan. Ibu akan cenderung merasa cemas dengan

kehamilannya, merasa gelisah, dan takut menghadapi persalinan,

mengingat ketidaktahuan menjadi faktor penunjang terjadinya

kecemasan. Sedangkan ibu yang pernah hamil sebelumnya

(multigravida),mungkin kecemasan berhubungan dengan pengalaman

masa lalu yang pernah dialaminya (Kartono, 2016).


27

4) Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah salah satu bentuk interaksi yang

didalamnya terdapat hubungan yang saling memberi dan menerima

bantuan yang bersifat nyata yang dilakukan oleh keluarga terhadap

anggota keluarganya. Dukungan yang diberikan keluarga merupakan

salah satu bentuk interaksi sosial yang di dalamnya terdapat

hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat

nyata

5) Status kesehatan

Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan

kehamilan ke pelayanan kesehatan. Tujuannya untuk memantau

kemajuan kehamilan, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan

fisik dan mental ibu hamil, serta mengenali secara dini adanya

ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama

kehamilan. Bagi seorang ibu yang mengalami gangguan kesehatan

selama kehamilan tentunya akan mengalami kecemasan. Pada mereka

yang memiliki janin dengan resiko tinggi untuk kelainan bawaan

kecemasan makin meningkat, sedangkan wanita dengan komplikasi

kehamilan adalah dua kali cenderung memiliki ketakutan terhadap

kelemahan bayi mereka atau menjadi depresi.

6) Sikap

Saat mengalami masa kehamilan tak jarang ibu hamil

menampilkan sikap negative dalam masa kehamilannya, seperti


28

berfikiran negative terkait dengan kehamilan dan overthink, sehingga

menimbulkan sikap yang buru. Ibu yang bersikap positif akan

memiliki pikiran yang positif, tentu ini akan mempengaruhi

kecemasan dalam masa kehamilan, sikap yang positif mampu

menurunkan tingkat kecemasan yang berlebihan pada ibu hamil.

7) Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan memberikan kemudahan dalam menyediakan

fasilitas bagi orang lain yang membutuhkan. Petugas kesehatan harus

mampu menjadi seorang pendamping dalam suatu forum dan

memberikan kesempatan pada pasien untuk bjuga harus mampertanya

mengenai penjelasan yang kurang mengerti. Menjadi fasiliator tidak

hanya di waktu pertemuan atau proses penyuluhan saja, tetapi

seorang kesehatan hanya di waktu pertemuan atau proses penyuluhan

saja, tetapi seorang tenaga kesehatan juga harus mampu menjadi

fasiliator khusus,seperti menyediakan waktu dan tempat ketika pasien

ingin bertanya secara lebih mendalam dan tertutup.

h. Pengukuran Kecemasan

Kecemasan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang di

sebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Menurut skala HARS ada

14 symptom yang Nampak pada individu yang mengalami kecemasan.

Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0-4 (Annie,

2011).
29

Skala HARS pertama kali diperkenalkan oleh Max Hamilton pada

tahun 1999 dan sekarang telah menjadi standart dalam pengukuran

kecemasan utama pada penelitian trial klinik. Skala HARS telah

dibuktikan mimiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk

melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial klinik yaitu 0,93

dan 0,97. Kuisioner skala HARS penilaian terdiri dari 14 item meliputi:

1) Perasaan cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah

tersinggung.

2) Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu, dan

wajah lesu.

3) Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang asing.

4) Gangguan tidur: sukar memulai tidur, tebangun pada malam hari, juga

tidak pulas, dan mimpi buruk.

5) Gangguan kecerdasan: penurunan daya ingat, mudah lupa, dan sulit

konsentrasi.

6) Perasaan depresi: hilangnya minat, berkurannya kesenangan pada

hobi, sedih, rasa tidak menyenangkan sepanjang hari.

7) Gejala Somatik: nyeri pada otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak

stabil, dan kedutan otot.

8) Gejala semsorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, mukak

merah dan pucat, serta merasa lemah.

9) Gejala cardiovascular: nyeri di dada, denyut nadi mengeras, dan detak

jantung hilang sekejap.


30

10) Gejala pernafasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik,sering

menarik nafas panjang, dan merasa nafas pendek.

11) Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan

menurun, mual dan muntah, nyeri lambiung sebelum dan sesudah

makan, perasaan panas di perut.

12) Gejala urogenital: sering kencing, tidak dapat menahan kencing,

aminorea.

13) Gejala autonomi: mulut kering,mudah berkeringat, muka merah,

pusing atau sakit kepala.

14) Perilaku atau sikap: gelisah, jari jari gemetar, muka tegang,tonus otot

meningkat dan nafas pendek.

Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai

dengan kategori:

0 = tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)

1 = ringan (satu dari gejala yang ada)

2 =sedang (separuh dari gejala yang ada)

Penentuan tingkat kecemasan menurut Hamilton dalam Scalaepfer

(2012) dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-4 dengan hasil :

Skor < 21 = Tidak cemas

Skor 21-26 = Kecemasan ringan

Skor 27-41 = Kecemasan Sedang

3. Dukungan Keluarga
31

a. Pengertian Dukungan Keluarga

Pengertian Dukungan keluarga adalah dukungan dan motivasi yang

diberikan oleh anggota keluarga kepada anggota keluarga yang sakit.

Keluarga merupakan orang yang paling sering berinteraksi dengan

seseorang yang akan meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga

(Hidayat, 2016).

Dukungan keluarga adalah salah satu bentuk interaksi yang

didalamnya terdapat hubungan yang saling memberi dan menerima

bantuan yang bersifat nyata yang dilakukan oleh keluarga terhadap

anggota keluarganya. Dukungan yang diberikan keluarga merupakan

salah satu bentuk interaksi sosial yang di dalamnya terdapat hubungan

yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat nyata, bantuan

tersebut akan menempatkan individu-individu yang terlibat dalam sistem

sosial yang pada akhirnya akan dapat memberikan cinta, perhatian

maupun sense of attachment baik pada keluarga sosial maupun pasangan

(Rahmanila, 2018).

b. Jenis Dukungan Keluarga

Jenis dukungan menurut Friedman (2010) yang dapat diberikan

keluarga adalah sebagai berikut :

1) Dukungan Informasional

Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran

atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi
32

seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi

masalah dengan lebih mudah.

2) Dukungan Penilaian

Dukungan penilaian adalah jenis dukungan dimana suami

bertindak sebagai pembimbing dan bimbingan umpan balik,

memecahkan masalah dan sebagai sumber validator identitas anggota

dalam keluarga. Dukungan penilaian merupakan bentuk penghargaan

yang diberikan seseorang kepada orang lain sesuai dengan kondisinya.

Bantuan penilaian dapat berupa penghargaan atas pencapaian kondisi

keluarga berdasarkan keadaan yang nyata. Bantuan penilaian ini dapat

berupa penilaian positif dan penilaian negatif yang pengaruhnya

sangat berarti bagi seseorang (Rahmanila, 2017).

3) Dukungan Instrumental

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat

memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian

barang, makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat

mengurangi stress karena individu dapat langsung memecahkan

masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental

sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih

mudah (Rahmanila, 2017).

4) Dukungan Emosional

Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan

nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial

sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik.


33

Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang

dianggap tidak dapat dikontrol.

c. Pengukuran Dukungan Keluarga

Skala yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan

aspek aspek dukungan keluarga yang dibuat oleh Friedman (2010) yaitu

aspek dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan

instrumental, dan dukungan informatif.

Nilai skala setiap pernyataan diperoleh dari jawaban subjek yang

menyatakan mendukung (favourable) terhadap semua pernyataan dalam

empat kategori jawaban, masing-masing pernyataan terdiri atas 4

alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS) (4), Setuju (S) (3), Tidak

Setuju (TS) (2), dan Sangat Tidak Setuju (STS) (1).

4. Peran petugas kesehatan

a. Pengertian

Petugas kesehatan adalah seseorang yang dihargai, dihormati

dimata klien, karena mereka berstatus tinggi sesuai pendidikanya.

Peranya dalam pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan baik sebagai

pelaksana, pengelola, pendidik, maupun peneliti. Dalam melaksanakan

tugas sesuai dengan peran, petugas harus mampu mempengaruhi perilaku

masyarakat, dengan memberikan suatu dukungan agar masyarakat dapat

menggerakan perilaku yang positif terhadap kesehatan (Hermawan,

2017).
34

b. Manfaat dukungan petugas kesehatan

Dukungan petugas kesehatan adalah sebuah proses yang terjadi

sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda

dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Sebagai akibatnya, hal ini

meningkatkan kesehatan dan adaptasi (Hidayat, 2016).

Teori menyimpulkan bahwa baik efek-efek penyangga (dukungan

sosial menahan efek-efek negatif dari stres terhadap kesehatan) dan efek-

efek utama (dukungan sosial secara langsung mempengaruhi akibat-

akibat dari kesehatan) ditemukan. Sesungguhnya efek-efek penyangga

dan utama dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan

boleh jadi berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan

dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya

mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit dan dikalangan kaum tua,

fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi (Ambarwati, 2018).

c. Peran Petugas Kesehatan

Menurut Sumatri (2015) macam-macam peran petugas kesehatan

di bagi menjadi beberapa, yaitu :

1) Sebagai komunikator

Komunikator adalah orang yang emebrikan informasi kepada

orang yang menerimanya. Komunikator adalah orang ataupun

kelompok yang menyampaikan pesan atau stimulasi kepada orang

atau pihak lain dan di harapkan pihak lain menerima pesan tersebut

memberikan respond terhadap pesan yang di berikan. Sebagai seorang


35

komunikator ,petugas kesehatan seharusnya memberikan informasi

yang jelas kepada pasien. Pemberian informasi sangat di perlukan

karena komunikasi bermanfaat untuk memperbaiki kurangnya

pengetahuan dan sikap masyarakat yang salah terhadapkesakitan dan

penyakit. Komunikasi di katakana efektif jika dari petugas kesehatan

mampu memberikan informasi secara jelas kepada pasien

2) Sebagai motivator

Motivator adalah orang yang memberikan motivasi kepada

orang lain. Petugas kesehatan dalam melakukan tugasnya sebagai

motivator memiliki ciri ciri yang perlu di ketahui yaitu melakukan

pendampingan,menyadarkan, dan mendorong kelompok untuk

mengenali masalah yang di hadapi, dan dapat mengembangkan

potensinya untuk memecahkan masalah tersebut.

3) Sebagai fasiliator

Fasililator adalah orang atau badan yang memberikan

kemudahan dalam menyediakan fasilitas bagi orang lain yang

membutuhkan. Petugas kesehatan harus mampu menjadi seorang

pendamping dalam suatu forum dan memberikan kesempatan pada

pasien untuk bjuga harus mampertanya mengenai penjelasan yang

kurang mengerti. Menjadi fasiliator tidak hanya di waktu pertemuan

atau proses penyuluhan saja, tetapi seorang kesehatan hanya di waktu

pertemuan atau proses penyuluhan saja, tetapi seorang tenaga

kesehatan juga harus mampu menjadi fasiliator khusus,seperti


36

menyediakan waktu dan tempat ketika pasien ingin bertanya secara

lebih mendalam dan tertutup.

4) Sebagai konselor

Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kepada orang

lain dalam membuat keputusan atau memecahkan masalah melalui

pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan perasan

klien. Proses dari pemberian bantuan tersebut di sebut juga konseling.

Konseling yang di lakukan petugas kesehatan dan ibu hamil memiliki

beberapa unsur: proses dari konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan

yaitu pembinaan hubungan baik anatar petugas kesehatan dengan ibu

hamil, penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan,

perasaan, kekuatan diri)

d. Pengukuran Peran Petugas Kesehatan

Skala yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan

aspek aspek peran petugas kesehatan menurut Sumatri (2015). Nilai skala

setiap pernyataan diperoleh dari jawaban subjek yang menyatakan

berperan (favourable) terhadap semua pernyataan dalam empat kategori

jawaban, masing-masing pernyataan terdiri atas 4 alternatif jawaban yaitu

Sangat Setuju (SS) (4), Setuju (S) (3), Tidak Setuju (TS) (2), dan Sangat

Tidak Setuju (STS) (1).


37

B. Kerangka Teori

Faktor yang Mempengaruhi


Kecemasan Pada Ibu Hamil

1. Umur

2. Pekerjaan

3. Paritas
Kecemasan ibu hamil
4. Dukungan Keluarga

5. Status kesehatan

6. Sikap

7. Petugas Kesehatan

Sumber: Trsetiyaningsih dan Jannah (2016)

Ket:

: Tidak Diteliti

: Diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Hubungan Dukungan Keluarga Dan Peran Petugas Kesehatan Terhadap
Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Andalas
Kota Padang Tahun 2022
38

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian atau visualisasi hubungan atau

kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Konsep

adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu

pengertian, oleh karena itu, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara

langsung (Notoatmodjo, 2012).

Variabel Independen Variabel Dependen

Dukungan keluarga

Kecemasan ibu hamil

Peran petugas kesehatan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


Hubungan Dukungan Keluarga Dan Peran Petugas Kesehatan Terhadap
Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Andalas
Kota Padang Tahun 2022

D. Definisi Operasional

Tabel 2. 1 Definisi Operasional


Variabel Defenisi operasional Cara ukur Alat ukur Skal Hasil Ukur
Ukur

Kecemasan Kecemasan Wawancara HARS Ordinal Skor < 21 =


merupakan Tidak cemas
pengalaman subjective (Hamilton
dari individu dan tidak Rating Skor 21-26 =
dapat diobservasi Scale For Kecemasan
secara langsung serta Anxiety) ringan
merupakan suatu
39

keadaan emosi tanpa Skor 27-41 =


objek yang spesifik Kecemasan
Sedang

Dukungan Dukungan keluarga Angket Kuisioner Ordinal Skor < 38


Keluarga adalah salah satu Tidak
bentuk interaksi yang Mendukung
didalamnya terdapat
hubungan yang saling Skor > 38
memberi dan Mendukung
menerima bantuan
yang bersifat nyata
yang dilakukan oleh
keluarga terhadap
anggota keluarganya

Peran Petugas kesehatan Angket Kuisoner Ordinal Skor < 33


petugas adalah seseorang yang Tidak Berperan
kesehatan dihargai, dihormati
dimata klien, karena Skor 33-52
mereka berstatus Berperan
tinggi sesuai
pendidikanya. Peranya
dalam pelayanan
kesehatan sangat
dibutuhkan baik
sebagai pelaksana,
pengelola, pendidik,
maupun peneliti.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

yang bersifat praduga yang masih harus dibuktikan kebenarannya, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Hipotesa atau jawaban sementara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha : Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu hamil di

Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2022.

Ha : Ada hubungan peran petugas kesehatan dengan tingkat kecemasan ibu

hamil di Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2022.


40

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Desain yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Deskriptif Korelatif yaitu suatu penelitian yang

memaparkan, mencari atau menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan dan

menguji berdasarkan teori yang sudah ada. Penelitian ini menggunakan

pendekatan secara Cross Sectional. Cross Sectional adalah jenis penelitian

yang menekankan waktu pengukuran/ observasi data variabel independen

(Dukungan Keluarga dan Peran Petugas Kesehatan) dan dependen (Tingkat

Kecemasan Pada ibu Hamil) dalam satu waktu bersamaan.


41

B. Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Andalas Kota Padang. Waktu

penelitian pada bulan Januari-Agustus 2022. Pengumpulan data dilakukan pada

tanggal 23 Juni 2022 – 05 Juli 2022

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu hamil yang ada di

Puskesmas Andalas dari bulan Februari-Maret 2022 yaitu sebanyak 256

orang ibu hamil.

2. Sampel
41
Sampel bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili polulasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Ibu hamil yang ada di Puskesmas Andalas. Sampel merupakan bagian dari

populasi yang menjadi objek penelitian yang digunakan akan mewakili dari

jumlah populasi yang ada. Sampel dalam penelitian ini diambil

menggunakan rumus Slovin:


N
n=
1+Ne2

Ket :

N= Besar Populasi (256 orang)


42

n= Besar Sampel

e= Tingkat signifikansi (e= 0,1)

Populasi yang berjumlah 256 orang dengan tingkat signifikansi 0,1

maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah:

256
n=
1+256 (0,1)2

256
n=
1+71,9

256
n=
3,56

n = 71,9

n = 72

Tabel 3.1
Jumlah Sampel
N Hari/ Tanggal Jumlah
O
1 Kamis 23 Juni 2022 7 Orang
2 Jumat 24 Juni 2022 5 Orang
3 Sabtu 25 Juni 2022 6 Orang
4 Senin 27 Juni 2022 6 Orang
5 Selasa 28 Juni 2022 6 Orang
6 Rabu 29 Juni 2022 5 Orang
7 Kamis 30 Juni 2022 7 Orang
8 Jumat 01 Juli 2022 7 Orang
9 Sabtu 02 Juli 2022 8 Orang
10 Senin 04 Juli 2022 7 Orang
11 Selasa 05 Juli 2022 8 Orang
Total 72 Orang

3. Teknik Pengambilan Sampel


43

Untuk memperoleh informasi yang cukup dari populasi dan mewakili

populasi tersebut maka dilakukan teknik sampling. Teknik sampling yang

digunakan ialah non-probability dengan metode Purpossive Sampling yaitu

teknik pengambilan sampel dimana peneliti menentukan pengambilan

sampel dengan cara menetapkan kriteris khusus yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Kriteria subjek penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Kiteria Inklusi

1) Ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Andalas pada saat

pengumpulan data

2) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden

3) Ibu hamil yang dapat membaca

b. Kriteria Eksklusi

1) Ibu hamil yang tidak berada di Puskesmas Andalas pada saat

pengumpulan data

2) Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden

D. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden dengan

menggunakan kuesioner, pada pengumpulan data ini sebelumnya peneliti

menjelaskan tujuan dari penelitian kepada responden, setelah itu peneliti


44

memberikan lembaran persetujuan kepada responden untuk ditanda

tangani sebagai bukti kesediaan responden dalam penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah adalah data yang diambil melalui perantara

atau pihak yang telah mengumpulkan data tersebut sebelumnya, dalam

penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah data laporan

kunjungan ibu hamil di Puskesmas Andalas dari bulan Februari-Maret

tahun 2021 yang berjumlah 256 orang.

2. Teknik Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu:

a. Peneliti memasukkan surat permohonan izin penelitian pada Institusi

STIKes Alifah Padang

b. Peneliti memasukkan surat permohonan izin kepada Dinas Kesehatan

Kota Padang

c. Setelah mendapatkan izin, peneliti meminta izin ke Puskesmas Andalas

untuk mengambil data awal.

d. Peneliti melakukan penelitian selama 11 hari dengan tahap sebagai

berikut:

1) Peneliti melihat buku status responden di poli khusus ibu hamil (KIA)

2) Peneliti menunggu responden di depan ruangan KIA

3) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden, menjelaskan tujuan

penelitian dan meminta izin atau persetujuan responden untuk menjadi

responden pada penelitian ini.


45

4) Responden diminta untuk menyetujui “Inform Concent” dan memberi

tanda tangan pada bagian kanan bawah sebagai bukti atau tanda

persetujuan menjadi responden.

5) Peneliti menjelaskan cara pengisian kusioner kepada responden

6) Peneliti melakukan wawancara pada ibu hamil terkait dengan

dukungan keluarga, peran petugas kesehatan dan tingkat kecemasan

ibu hamil, dengan langkah penelitian sebagai berikut :

(a) Penelitian dilakukan mulai dari hari Kamis 23 Juni 2022 yang

dimilai pada jam 08:00 WIB dengan melakukan wawancara

kepada 7 orang

(b) Penelitian dilakukan pada hari berikutnya Jumat 24 2022 yang

dimulai pada jam 08:00 WIB dengan melakukan wawancara

kepada 5 orang.

(c) Penelitian dilakukan pada hari berikutnya Sabtu 25 Juni 2022

yang dimulai pada jam 08:00 WIB dengan melakukan

wawancara kepada 6 orang

(d) Penelitian dilakukan pada hari berikutnya Senin 27 Juni 2022

yang dimulai pada jam 08:00 WIB dengan melakukan

wawancara kepada 6 orang

(e) Penelitian dilakukan pada hari berikutnya Selasa 28 Juni 2022

yang dimulai pada jam 08:00 WIB dengan melakukan

wawancara kepada 6 orang


46

(f) Penelitian dilakukan pada hari berikutnya Rabu 29 Juni 2022

yang dimulai pada jam 08:00 WIB dengan melakukan

wawancara kepada 5 orang

(g) Penelitian dilakukan pada hari berikutnya Kamis 30 Juni 2022

yang dimulai pada jam 08:00 WIB dengan melakukan

wawancara kepada 7 orang

(h) Penelitian dilakukan pada hari berikutnya Jumat 01 Juli 2022

yang dimulai pada jam 08:00 WIB dengan melakukan

wawancara kepada 7 orang

(i) Penelitian dilakukan pada hari berikutnya Sabtu 02 Juli 2022

yang dimulai pada jam 08:00 WIB dengan melakukan

wawancara kepada 8 orang

(j) Penelitian dilakukan pada hari berikutnya Senin 04 Juli 2022

yang dimulai pada jam 08:00 WIB dengan melakukan

wawancara kepada 7 orang

(k) Penelitian dilakukan pada hari berikutnya Selasa 05 Juli 2022

yang dimulai pada jam 08:00 WIB dengan melakukan

wawancara kepada 8 orang

7) Selanjutnya mengucapkan terimakasih kepada responden yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk penelitian

F. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan proses, data di olah

secara komputerisasi dengan tahapan pengolahan sebagai berikut :


47

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Pemeriksaan kembali hasil pengumpulan data, kuesioner sudah diisi

dengan lengkap, apabila belum lengkap dilakukan kembali pemberian

kuesioner pada responden yang bersangkutan.

2. Pengkodean data ( Coding )

Kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri

atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting dalam melakukan

pengolahan dan analisis secara komputerisasi. Pengkodean yang dilakukan

peneliti pada saat penelitian yaitu:

Kecemasan

a. Tidak Cemas 0

b. Kecemasan ringan 1

c. Kecemasan sedang 2

Dukungan Keluarga

a. Tidak Mendukung 0

b. Mendukung 1

Peran Keluarga

a. Tidak Berperan 0

b. Berperan 1

3. Memasukkan data (Entry)

Setelah semua lembar kuesioner terisi, maka langkah Selanjutnya

peneliti memasukan data ke master tabel, baik data primer ataupun data

sekunder kemudian diolah dengan program komputerisasi. Proses entry data


48

juga dikenal dengan tabulasi data, yaitu poses pemindahan data dari

kuesioner ke tabel

4. Tabulating (Mentabulasi data)

Tabulating merupakan langkah lanjut setelah pemeriksaan dan

pemberian kode. Dalam tahap ini data di susun dalam bentuk table agar

lebih mempermudah dalam menganalisis data sesuai dengan tujuan

penelitian. Tabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel frekuensi

yang dinyatakan dalam persen.

F. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif

untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dari masing-masing

variabel. Variabel Independen (dukungan keluarga dan peran petugas

kesehatan) dan variable dependen (tingkat kecemasan pada ibu hamil).

2. Analisis Bivariat

Pada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada

ibu hamil di Puskesmas Andalas Kota Padang didapatkan nilai p Value =

0,000 (p < 0,05) dan Peran petugas kesehatan dengan tingkat kecemasan

pada ibu hamil di Puskesmas Andalas Kota Padang di dapatkan nilai p value

= 0,002 (p<0,05), yang berarti adanya hubungan Dukungan keluarga dan

peran petugas kesehatan terhadap tingkat kecemasan pada ibu hamil di

Puskesmas Andalas Kota Padang.


49

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Puskesmas Andalas Padang bertempat di Jalan Andalas Padang

Timur, Sumatera Barat, Indonesia dengan wilayah kerja Puskesmas Andalas

meliputi 10 (sepuluh) kelurahan yaitu: Kelurahan Sawahan, Jati Baru, Jati,

Sawahan Timur, Simpang Haru, Andalas, Kubu Marapalam, Kubu Dalam

Parak Karakah, Parak Gadang Timur dan Gantiang Parak Gadang dengan luas

wilayah ±8.15 km2, terletak lebih kurang 20 meter di atas permukaan laut.

Batas wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Padang Utara, Sebelah Selatan

berbatasan dengan Kecamatan Padang Selatan. Sebelah Barat berbatasan

dengan Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh (Profil Puskesmas Andalas

Padang Tahun 2022).

Puskesmas Andalas memiliki 20 sarana dan prasarana penunnjang

kesehatan, yaitu 6 jenis posyandu (Posyandu balita, lansia, Posbindu dan

Poskeskel) serta praktek bidan dan dokter. Adapun jumlah tenaga kesehatan

di Lingkungan kerja Puskesmas Andalas pada Tahun 2022 adalah sebanyak

66 orang (52 orang PNS, 5 orang PTT, 6 orang Volunter, 3 orang Honor/

sukarela) diantaranya 5 orang dokter umum, 4 orang dokter gigi, 20 orang


50

bidan pelaksana, 4 orang apoteker, 3 orang ahli gizi, 18 orang perawat umum,

3 orang perawat gigi, 4 orang rekam medic, dan 5 orang analisis kesehatan.

Puskesmas Andalas memiliki beberapa ruangan, tempat peneliti

mengumpulkan data yaitu di poli ibu dan anak (Kehamilan, Reproduksi).

Ruangan poli ibu dan anak di puskesmas Andalas Padang terletak diantara

poli lansia dan poli umum. Di Ruangan poli ibu dan anak terdapat 5 orang

perawat dan 1 dokter. Poli ibu dan anak melayani berbagai macam

pemeriksaan dan pengobatan, serta beberapa program penunjang kesehatan

pada ibu hamil: pemeriksaan ibu hami, edukasi kehamilan, USG dan penyakit

kehamilan serta masalah Obgyn (Profil Puskesmas Andalas Padang Tahun

2022).

B. Karakteristik Responden

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Di Puskesmas Andalas Padang
Tahun 2022
Karakteristik f %
Usia Responden
\ 62 72.2
20 10 27.8
Pendidikan
SD 6 8.3
SMP 23 31.9
SMA 38 52.8
Sarjana 5 6.9
Pekerjaan
Tidak bekerja 50 69.4
Wiraswasta 14 19.4
PNS 8 11.1
Usia Kehamilan
TM1 9 12.5
TM2 26 36.1
TM3 37 51.4
51

Berdasarkan Tabel 4.1 menerangkan bahwa dari 43 responden

(59,7%) memiliki umur dalam rentang Remaja Akhir (26-35 tahun).

Pendidikan responden terbanyak yaitu lilusan SMA sebanyak 38 orang

(52,8%) Sebanyak 50 orang (69,4%) responden tidak bekerja atau hanya

sebagai Ibu Rumah Tangga. Responden terbanyak dengan usia kehamilan

Trimester 3 sebanyak 37 orang 951,4).

C. Analisis Univariat

1. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil


Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Di Puskesmas Andalas
Padang Tahun 2022
Kecemasan f %
Tidak Cemas 16 22.2
Kecemasan Ringan 26 36.1
Kecemasan Sedang 30 41.7
Jumlah 72 100

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat sebanyak 30 responden (41.7%)

ibu hamil mengalami kecemasan sedang Di Puskesmas Andalas Padang

Tahun 2022.

2. Dukungan Keluarga
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Di Puskesmas Andalas Padang
Tahun 2022
Dukungan Keluarga f %
Mendukung 41 56.9
Tidak Mendukung 31 43.1
Jumlah 72 100

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat sebanyak 41 responden (56.9%)

memiliki keluarga yang mendukung Di Puskesmas Andalas Padang Tahun

2022.
52

3. Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan


Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan Di Puskesmas Andalas
Padang Tahun 2022
Peran Petugas Kesehatan f %
Berperan 39 54.2
Tidak Berperan 33 45.8
Jumlah 72 100

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat sebanyak 39 responden (54.2 %)

mengatakan peran petugas kesehatan berperan Di Puskesmas Andalas

Padang Tahun 2022.

D. Analisa Bivariat

1. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pada Ibu


Hamil

Tabel 4. 5
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan
Pada Ibu Hamil di Puskesmas Andalas Padang
Tahun 2022
Tingkat Kecemasan Jumlah P-
valu
Dukungan Tidak Kecemasan Kecemasan
e
Keluarga Cemas Ringan Sedang

f % f % F % f %

4
Mendukung 15 36.6 17 41.5 9 22.0 100
1

Tidak 3 40. 0,00


1 3.2 9 29.0 67.7
Mendukung 21 1 9 0

30 41.7 7 100
Jumlah 16 22.2 26 36.1
2

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukan bahwa proporsi didapatkan

tingkat kecemasan sedang dengan dukungan tidak mendukung 21 responden

(67.7%) Hasil uji statistik Chi square didapatkan p-value 0,000 (p<0,05)
53

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada ibu

hamil di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2022.

2. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Tingkat Kecemasan Pada


Ibu Hamil

Tabel 4. 6
Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Tingkat Kecemasan
Pada Ibu Hamil di Puskesmas Andalas Padang
Tahun 2022
Tingkat Kecemasan Jumlah P-
Peran valu
Tidak Kecemasan Kecemasan
Petugas e
Cemas Ringan Sedang
Kesehatan
f % f % f % f %

3
Berperan 14 35.9 15 38.5 10 25.6 100
9

0,00
Tidak 3
2 6.1 11 33.3 60.6 100 2
Berperan 20 3

30 41.7 7 100
Jumlah 16 22.2 26 36.1
2

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukan bahwa proporsi didapatkan tingkat

kecemasan sedang peran petugas kesehatan idak berperan 20 responden

(60,6%. Hasil uji statistik Chi square didapatkan p-value 0,002 (p<0,05)

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara peran petugas kesehatan dengan tingkat kecemasan pada

ibu hamil di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2022.


54

BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa data dan penyajian hasil penelitian tentang

Hubungan Dukungan Keluarga dan Peran Petugas Kesehatan dengan Tingkat

Kecemasan Pada Ibu Hamil di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2022, maka

pembahasan dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Analisis Univariat

1. Kecemasan Pada Ibu Hamil

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat sebanyak 30 reponden (41,7%)

ibu hamil mengalami kecemasan sedang Di Puskesmas Andalas Padang

Tahun 2022. Hasil penelitian yang sama juga ditunjukkan pada penelitian

Rahimah (2018) di Klinik Umum Pelita Hati Banguntapan Bantul dengan

hasil penelitian yaitu sebagian besar responden mengalami kecemasan

ringan (36.1%).

Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini yaitu penelitian

Rahmitha (2017) di Puskesmas Tamanlanrea Makassar dimana pada

penelitian ini respondennya adalah ibu primigravida TM III dan pada hasil
55

penelitiannya menyebutkan bahwa sebagian besar responden mengalami

kecemasan sedang (29.7%) dari pada responden yang mengalami

kecemasan berat (13.5%).

Penelitian yang sama dilakukan oleh Deklava, Liana, et al (2017)

yang melibatkan 150 wanita dewasa menyebutkan bahwa sebagian besar

responden sebanyak (72,1%) ibu hamil mengalami cemas sedang daripada

cemas berat (23,1%) ibu hamil, dan juga menyebutkan pada penelitiannya
56
bahwa kecemasan itu merupakan respons normal terhadap ancaman atau

bahaya dan bagian dari pengalaman manusia yang biasa, tetapi bisa jadi

masalah kesehatan mental jika responsnya berlebihan, berlangsung lebih

dari tiga minggu dan mengganggu kehidupan sehari-hari.

Kecemasan ibu pada tingkat ringan dan sedang ini dapat dilihat dari

perubahan ibu yang memusatkan perhatian pada hal yang penting sampai

mengesampingkan hal lain, dengan kata lain ibu fokusnya tidak baik, badan

terasa lemah, mudah tersinggung, konsentrasi menurun hingga sering

berpikir yang bernilai negatif. Kecemasan ibu pada tingkat sedang dan

ringan ini akan mempersempit lahan persepsi ibu, dan butuh perhatian

khusus. Dan bila dibiarkan dapat menjadi kecemasan tingkat berat yang

dapat membuat ibu merasa ada sesuatu yang berbeda dan bersifat

mengancam (Videbeck, 2012).

Menurut asumsi peneliti hubungan terjadinya kecemasan selama

proses kehamilan menuju persalinan biasanya sering terjadi pada kehamilan

pertama bagi seorang wanita. Pengalaman baru ini memberikan perasaan


56

yang bercampur baur antara bahagia dan penuh harapan dengan

kekhawatiran tentang apa yang akan dialaminya semasa kehamilan dimana

terdapat kombinasi perasaan cemas tentang apa yang akan terjadi pada saat

melahirkan. Namu tidak menutup kemungkinan kecemasan juga dirasakan

oleh ibu multigravida, wajar juga mengalami kecemasan, dimana kecemasan

itu adalah kecemasan akan bayangan rasa sakit yang dideritanya dulu

sewaktu melahirkan. Apalagi bagi ibu yang memiliki pengalaman

kehamilan dengan resiko tinggi, tingkat kecemasannya juga pasti akan

meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil kusioner yang didapatkan bahwa

terdapat 50% responden dengan usia kehamilan TM3, dimana pada TM3 ini

sangat mendekati proses persalinan. Adapun salah satu kecemasan para ibu

menghadapi persalinan adalah ketakutan terhadap rasa nyeri, dan terbayang-

bayang hal yang buruk saat menuju persalinannya.

2. Dukungan Keluarga

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat sebanyak 41 responden (56,9%)

memiliki keluarga yang mendukung Di Puskesmas Andalas Padang Tahun

2022. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Zhorutunida (2017) di

Puskesmas Kecamatan Mauk Tangerang yang menyatakan bahwa dari 50

responden, ibu hamil tidak mendapatkan dukungan keluarga yang baik

sebanyak (30%) responden.

Kehadiran keluarga dengan memberikan suatu dukungan merupakan

hal yang sangat penting bagi ibu selama menjalani proses persalinan.

Keluarga dapat melibatkan diri pada masa kehamilan dan persalinan ibu
57

sehingga membawa dampak posistif (Henderson, 2010). Fungsi keluarga

yang utuh yaitu fungsi internal keluarga, baik dalam memberikan

perlindungan psikososial dan dukungan terhadap anggota keluarga dan

keluarga juga sebagai sumber cinta, pengakuannya (Zuhrotunida, 2017).

Menurut Friedman (2014), bahwa banyak sekali dukungan yang di

lakukan oleh keluarga antara lain: Dukungan emosi berupa dukungan untuk

mendampingi, tempat bercerita, berlindung dan sebagainya. Dukungan

penilaian, hal ini terkait dengan dukungan yang bersifat umpan balik.

Dimana keluarga sebagai kerabat yang paling dekat akan selalu menyokong

segala masalah sehingga bisa selesai. Dukungan instrumental hal ini

menyangkut tentang pertolongan yang diberikan dalam bentuk finansial,

waktu dan menolong saat kesulitan dan Dukungan infomatif, hal ini terkait

dengan dukungan yang diberikan berupa informasi, nasehat, saran dan

kritikan.

Berdasarkan pengamatan peneliti, dukungan keluarga pada ibu hamil

menjelang persalinan sangatlah penting. Dukungan yang diberikan keluarga

kepada ibu hamil dapat meningkatkan kepercayaan ibu dalam menjelang

persalinan, sehingga ibu merasa nyaman dan terhindar dari pikiran-pikiran

negatif yang membuat ibu cemas. Jika keluarga turut memberikan dukungan

penuh seperti kehadiran yang terus menerus saat ibu membutuhkan maka

ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dalam menjalani

kehamilan, selain itu memberikan informasi, dukungan penilaian, ataupun


58

dukungan emosional yang dibuktikan dengan keluarga memberikan

informasi seputar kehamilan dan proses melahirkan dapat

3. Peran Petugas Kesehatan

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat sebanyak 39 responden (54,2%)

mengatakan peran petugas kesehatan berperan Di Puskesmas Andalas

Padang Tahun 2022.

responden mengatakan peran petugas kesehatan berperan Di

Puskesmas Andalas Padang Tahun 2022. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Fitrayeni (2018) yang menyatakan (43,3%) peran petugas

kesehatan tidak baik, responden pada penelitian tersebut berpendapat bahwa

pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan belum optimal.

Petugas kesehatan adalah seseorang yang dihargai, dihormati dimata

pasien karena mereka berstatus tinggi sesuai dengan pendidikannya.

Perannya dalam kesehatan sangat dibutuhkan, untuk itu petugas kesehatan

harus mampu memberikan kondisi yang dapat mempengaruhi prilaku positif

terhadap kesehatan.

Peran petugas kesehatan yang baik merupakan factor yang membuat

ibu hamil menyadari pentingnya melakukan kunjungan ANC, menjaga

kehamilan, menjaga makanan bergizi dan bervitamin, informasi tentang gizi

yang baik bagi ibu dan janin serta bagaimana persiapan dalam persalinan

nantinya, hal ini akan membuat ibu lebih percaya diri dalam kehamilannya,

segingga rasa cemas dari ketidaktahuan ibu dapat berkurang (Fatmawati,

2010)
59

Tenaga kesehatan sudah seharusnya menjadi pendengar yang baik

(Marmi, 2014), artinya tenaga kesehatan dengan setia harus mendengar apa

yang menjadi keluhan ibu selama melakukan kunjungan, tentunya disertai

dengan memberikan masukan atau motivasi yang bersifat positif agar ibu

lebih tenang dalam menghadapi kehamilannya. Jika ditemukan bahwa ibu

hamil jarang melakukan kunjungan kehamilan maka tenaga kesehatan yang

ada membagi peran untuk mengunjungi ibu dan memberikan pendidikan

yang mudah dimengerti oleh ibu tentang mengontrol kecemasan pada masa

kehamilan sampai pada proses persalinan (Marmi, 2014).

Menurut asumsi peneliti peran tenaga kesehatan yang baik merupakan

faktor yang bisa membuat ibu hamil siap mental dan psikologis dalam

menghadapi kehamilan dan melakukan persalinan dengan baik.. Peran

tenaga kesehatan yang baik merupakan faktor yang bisa mengurangi

kecemasan pada ibu hamil, untuk itu peran tenaga kesehatan harus diberikan

semaksimal mungkin untuk mendukung kesehatan dan keselamatan ibu dan

bayi. Tenaga kesehatan harus lebih aktif dalam memotivasi dan memberikan

afirmasi positif pada ibu dalam menghadapi kehamilannya, dan lebih

mengarahkan ibu hamil untuk bertindak sebaik mungkin agar menjauhkan

diri dari bahaya yang bisa mengancam kehidupan ibu dan janin.
60

B. Analisis Bivariat

1. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pada Ibu

Hamil Di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2022

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukan bahwa proporsi didapatkan tingkat

kecemasan sedang dengan dukungan tidak mendukung 21 responden

(67.7%) dengan keluarga tidak mendukung mengalami kecemasan sedang.

Hasil uji statistik Chi square didapatkan p-value 0,000 (p<0,05) dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil di

Puskesmas Andalas Padang Tahun 2022.

Hasil uji statistik Chi square didapatkan p-value 0,000 (p<0,05)

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada ibu

hamil di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2022. Hasil uji statistik Chi

square didapatkan p-value 0,000 (p<0,05) dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan

keluarga dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil di Puskesmas Andalas

Padang Tahun 2022.

Hasil penelitian yang sama dilakukan oleh Sinambela (2020)

menyatakan bahwa responden yang mengalami kecemasan berat lebih

banyak pada responden yang mengalami dukungan keluarga kurang (50%)

dari pada dukungan keluarga baik (6,7%) dan responden yang mengalami

tingkat kecemasan ringan dan sedang lebih banyak mendapat dukungan


61

keluarga baik (23,3%) daripada responden yang mendapat dukungan

keluarga buruk (20%). Hasil analisa data menunjukkan nilai P Value = 0.02

dengan α = 0,05 (P value < α) maka Ha diterima dan Ho ditolak sehingga

ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu hamil.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Zuhrotunida (2017) dari

hasil penelitiannya didapatkan lebih banyak responden dengan dukungan

keluarga kurang mengalami kecemasan (38%) dari pada responden dengan

dukungan keluarga baik (5%), hasil uji statistik nilai p = 0,000 < 0,05 yang

artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu

hamil dalam menghadapi persalinan. Dalam penelitian ini juga peneliti

berpendapat bahwa dukungan itu sangat berpengaruh untuk menentukan ibu

hamil cemas atau tidak menjelang persalinannya.

Penelitian juga menunjukkan bukti bahwa kehadiran seorang

pendamping pada saat persalinan dapat menimbulkan efek positif terhadap

persalinan dalam arti dapat menurunkan morbiditas, mengurangi rasa sakit,

persalinan yang lebih singkat dan menurunnya persalinan dengan operasi

termasuk bedah besar, selain itu kehadiran seorang pendamping persalinan

dapat memberikan rasa aman, nyaman, semangat, dukungan emosional, dan

dapat membesarkan hati ibu (Damayanti, dkk, 2012). Maka dari pengertian

diatas, dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu hamil menjelang

persalinan terutama ibu yang pertama kali hamil (primigravida) serta

memberikan efek yang bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental pada

wanita hamil.
62

Berdasarkan penelitian Sari dan Novriani (2017) mengenai hubungan

antara dukungan suami dengan kecemasan menjelang persalinan trimester

III didapatkan data bahwa (80%) mendapatkan dukungan dari keluarga dan

(53,3%) mengalami kecemasan ringan, (20%) mengalami panik, (16,7%)

mengalami kecemasan sedang, dan (10%) responden mengalami kecemasan

berat. Pada analisa bivariat p value = 0,041 terdapat hubungan antara

dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan menjelang persalinan

trimester ketiga. Sementara itu penelitian mengenai hubungan dukungan

keluarga dengan kecemasan ibu hamil menghadapi proses persalinan di

Puskesmas Budilatama Kecamatan Gadung Kabupaten Buol Propinsi

Sulawesi Tengah oleh Arifin (2015) didapatkan hasil bahwa ada hubungan

yang signifikan antara dukungan keluarga dan kecemasan ibu hamil di

puskesmas Budilatama Kabupaten Buol dengan nilai p= 0,009 < 0,05.

Tingkat kecemasan disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya

adalah dukungan keluarga. Setiap ibu hamil yang akan melahirkan terutama

anak pertama akan mengalami kecemasan yang berat. Kehadiran keluarga

memberi dukungan adalah hal yang sangat penting bagi ibu selama

menjalani proses persalinan keluarga yang melibatkan diri pada masa

kehamilan dan persalinan membawa dampak posistif yang berguna bagi

dirinya dan perkembangan anaknya dukungan yang membawa dampak

pisitif adalah dukungan yang bersifat fisik dan emosional. Dukungan

tersebut meliputi beberapa aspek seperti menggosok punggung ibu,

memegang tangannya, mempertahankan kontak mata, ibu ditemani orang–


63

orang yang ramah dan ibu tidak menjalani proses persalian sendirian

(Henderson, 2010)

Kartono & Yulianti dalam Maharani (2008) menyatakan bahwa setiap

wanita apabila dirinya hamil pasti di hinggapi campuran perasaan yaitu rasa

kuat dan berani menganggung segala beban dan rasa lemah hati, takut, rasa

cinta dan dibenci, keraguan dan kepastian, kegelisahan dan rasa tenang

bahagia, harapan penuh kegembiraan dan rasa cemas, yang semuanya akan

menjadi intensif pada saat mendekati masa lahiran bayinya. menurutnya

yang menjadi penyebab ketakutan dan kegelisahan adalah takut mati, taruma

kelahiran, perasaan bersalah atau berdosa seperti ketakutan bayinya lahir

cacat. wanita hamil dengan dukungan keluarganya yang tinggi tidak akan

mudah menilai situasi dengan kecemasan karena wanita hamil dengan

kondisi demikian tahu bahwa akan ada keluarga nya yang membantu.

wanita hamil dengan dukungan keluarga nya yang tinggi akan mengubah

respon terhadap sumber kecemasan dan pergi kepada keluarga nya untuk

mencurahkan isi hatinya.

Berdasarkan asumsi peneliti, banyak faktor yang mempegaruhi cemas

ibu terjadi, salah satunya adalah dukungan dari keluarganya. Ibu hamil yang

mendapat dukungan dari keluarga akan lebih percaya diri untuk menghadapi

persalinannya dan dapat mengurangi tingkat kecemasan yang dirasakan.

Keluarga dapat membuat ibu lebih nyaman dan merasa aman saat melewati

proses persalinannya. Keluarga yang dimaksud meliputi suami, keluarga

atau saudara lain, orang tua dan mertua. Pada penelitian yang dilakukan saat
64

ini masih terdapat responden yang mendapat dukungan baik namun masih

mengalami kecemasan berat hal ini dapat terjadi karena faktor lain selain

dukungan keluarga yaitu, tingkat pendidikan, usia dan riwayat komplikasi

selama kehamilan. Maka dari itu perlunya dukungan keluarga yang terus-

menerus sehingga tingkat kecemasan pada ibu hamil menurun di Puskesmas

Andalas Padang Tahun 2022.

2. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Tingkat Kecemasan Pada

Ibu Hamil di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2022.

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukan bahwa proporsi didapatkan tingkat

kecemasan sedang peran petugas kesehatan tidak berperan 20 responden

(60,6%). Hasil uji statistik Chi square didapatkan p-value 0,002 (p<0,05)

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara peran petugas kesehatan dengan tingkat kecemasan pada

ibu hamil di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2022. Hasil uji statistik Chi

square didapatkan p-value 0,002 (p<0,05) dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara peran petugas

kesehatan dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil di Puskesmas Andalas

Padang Tahun 2022.

Petugas kesehatan adalah seseorang yang dihargai, dihormati dimata

pasien karena mereka berstatus tinggi sesuai dengan pendidikannya.

Perannya dalam kesehatan sangat dibutuhkan, untuk itu petugas kesehatan

harus mampu memberikan kondisi yang dapat mempengaruhi prilaku positif

terhadap kesehatan (Khrisna, 2014).


65

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitria Hayu

Palupi: 2012 “Perbedaan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida dan

Multigravida dalam menghadapi proses persalinan kala I di Rumah Sakit

Bersalin Saras Jaten Karanganyar”. Jenis penelitian ini adalah observasional

analitik. Sedangkan rancangan penelitiannya adalah cross sectional. Tehnik

pengambilan sampel menggunakan tehnik purpossive sampling. Analisa

data menggunakan rumus ttest. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada

perbedaan tingkat kecemasan antara 50 primigravida dan multigravida di

Rumah Sakit Bersalin Saras Jaten Karanganyar. Kemaknaan (signifikan) ini

menunjukan hasil 5% to:t = 8,3373>2,024 sehingga hipotesis nol ditolak,

hipotesis alternatif diterima.

Focus group discussions pada ibu mertua dan penyedia pelayanan

kesehatan menyimpulkan bahwa ada hubungan pelayanan kesehatan

terhadap kurangnya pemanfaatan ibu kepelayanan kesehatan, Khrisna

menjelaskan bahwa intervensi yang kurang dari petugas kesehatan membuat

ibu tidak termotivasi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, sehingga

penting dilakukan pelatihan kesehatan tambahan untuk petugas kesehatan

untuk meningkatkan kinerja pelayanan mereka dalam hal ini memberikan

informasi bagi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan selama masa

kehamilan (Khrisna, 2014).

Sesuai dengan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran tenaga

kesehatan yang baik merupakan faktor yang bisa membuat ibu hamil

menyadari pentingnya melakukan kunjungan kehamilan. Dalam buku


66

Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa Antenatal Care merupakan

pencegahan yang dibuat untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin

sehingga informasi tentang cara merawat kehamilan, gizi yang baik untuk

ibu dan janin sangat penting diberikan oleh tenaga kesehatan selama

kunjungan ibu hamil. Dalam penelitian dilapangan sebagian besar

responden menjelaskan bahwa tenaga kesehatan yang berada didaerah

tersebut sudah cukup aktif dalam memberikan informasi untuk pelaksanaan

Antenatal Care namun ada beberapa faktor lain seperti keterlambatan

petugas dan sikap yang tidak ramah membuat ibu hamil jarang melakukan

pemeriksaan kehamilan.

Padila (2014) menjelaskan bahwa pelayanan sejatinya harus diberikan

oleh petugas atau tenaga kesehatan profesional dan terlatih, sehingga

mereka mampu melakukan pendekatan dan memberikan penjelasan yang

baik dan mudah dimengerti oleh ibu hamil. Pelayanan yang baik membuat

ibu hamil tidak cemas dan rileks. Dalam buku terbarunya Padila (2015)

petugas kesehatan memiliki tugas atau peran dalam mengawasi

pertumbuhan dan perkembangan ibu dan janin, hal ini bertujuan untuk

mengoptimalkan kesehatan ibu agar tetap sehat sampai proses bersalin.

Peran tenaga kesehatan yang baik bisa membantu mensukseskan safe

motherhood dalam usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian

ibu dan janin (Marmi, 2014). Keberhasilan pelayanan ini tentunya perlu

diketahui dan menjadi tanggung jawab oleh semua tenaga kesehatan yang

ada karena semakin banyak petugas yang berperan dalam pelayanan


67

Antenatal dapat menurunkan resiko komplikasi yang bisa terjadi pada ibu

dan janin (Rauf, 2013).

Penelitian ini diperkuat dengan teori kesehatan yang dikembangkan

oleh Lawrencee Green yang menekankan bahwa terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dan

peran tenaga kesehatan masuk dalam Reinforcing Factor. Tenaga kesehatan

yang aktif dalam memberikan dan memperkenalkan manfaat-manfaat dari

kesehatan bisa memicu ibu untuk meninggalkan kebiasaan buruk yang bisa

merusak kehamilannya dan mulai mencintai kehamilannya, hal inilah yang

mendorong ibu untuk aktif dalam pemeriksaan kehamilan karena ibu

menyadari bahwa kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan sangatlah

penting (Notoadmotdjo, 2005).

Lawrence Green menjelaskan bahwa terdapat faktor yang

mempengaruhi seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan

didalamnya terdapat sarana dan prasarana kesehatan dijelaskan bahwa

pelayanan kesehatan yang didukung oleh sarana dan prasarana kesehatan

yang lengkap bisa meningkatkan minat seseorang dalam hal ini ibu hamil

untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Maka dari itu perlunya peran

petugas kesehatan terhadap tingkat kecemasan pada ibu hamil di Puskesmas

Andalas Padang Tahun 2022.

Menurut asumsi peneliti bahwa petugas kesehatan harus berperan

dalam memberikan pelayanan pada ibu bersalin, mencegah terjadinya

depresi saat atau setelah melahirkan. Cemas menghadapi persalinan adalah


68

hal yang wajar tetapi petugas kesehatan harus mampu menghadapi hal

tersebut dan mampu memberikan motivasi serta solusi untuk menurunkan

kecemasan ibu. Petugas kesehatan harus memberikan motivasi kepada ibu

hamil dan dapat memecahkan masalah yang di hadapi pasien, seperti

kecemasan dalam menghadapi persalinan. Kemudian kurangnya penyuluhan

kesehatan kepada ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan. Jarangnya

peran petugas kesehatan memberikan konseling tentang kecemasan dalam

menghadapi proses persalinan dan petugas kesehatan seharusnya

memberikan informasi yang jelas kepada pasien. Sehingga tenaga kesehatan

juga memiliki peranan penting terhadap kesehatan masyarakat agar

masyarakat mampu meningkatkan kemampuan dalam menghadapi proses

persalinan
69

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Hampir separuh (41.7%) ibu hamil mengalami kecemasan sedang

2. Hampir separuh (43,1%) %) ibu hamil memiliki keluarga tidak mendukung

3. Lebih sari separuh (45,8%ibu hamil mengatakan petugas kesehatan tidak

berperan

4. Kecemasan ibu hamil lebih banyak terjadi pada ibu hamil mendapatkan

keluarga tidak mendukung (67.7%) dengan tingkat kecemasan sedang,

sedangkan ibu hamil yang tidak mengalami kecemasan mendapat dukungan

(36.6%). Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga

dengan tingkat kecemasan ibu hamil di Puskesmas Andalas Padang dengan

(p-value = 0,000< 0,05)

5. Kecemasan ibu hamil lebih banyak terjadi pada ibu hamil yang mengatakan

petugas kesehatan tidak berperan (60.6%) dengan tingkat kecemasan sedang

dengan (p-value = 0,002< 0,05)

B. Saran 71
70

Mengacu dari kesimpulan tersebut , ada beberapa saran yang diajukan

dan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan :

1. Bagi Puskesmas Andalas Padang

Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi acuan bagi pelayanan

kesehatan agar dapat meningkatkan pelayanan, mengutamakan peran-peran

aktif seorang perawat dalam melakukan asuhan pada ibu hamil dalam

mengurangi tingkat kecemasan pada ibu hamil di Puskesmas Andalas.

2. Bagi Institusi Pendidikan STIKes Alifah Padang

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi ilmu

keperawatan mengenai bagaimana hubungan dukungan keluarga dan peran

petugas kesehatan dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan agar peneliti selanjutnya lebih mengembangkan dalam

meneliti topik yang sama dengan desain yang berbeda atau meneliti faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pada ibu hamil atau

melakukan penelitian/ kajian mendalam tentang dukungan keluarga dan

peran petugas kesehatan secara kualitatif.


DAFTAR PUSTAKA

Abrori, Hermawan.,D.,A, Ermulyadi. (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Keputihan Patologis Siswi SMAN 1 Simpang Hilir Kabupaten
Kayong Utara. Unes journal of public health 6 (1): 25-34

Amariyah, N. S. (2021). Tingkat Kecemasan Ibu Hamil di Kota Bengkulu. Journal


of Midwifery, Volume 9 Nomor 1

Ambarwati, Eny. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Nuha Medika

Annisa, D., Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia
(Lansia). Jurnal Konselor Universitas Padang, 5(2), 93-99

Arifiati, Endang. (2019). Peningkatan Sense of Humor Untuk Menurunkan


Kecemasan Pada Lansia. Indonesian Journal of Islamic Psychology
1(2):139–69.

Bender, W. R., Srinivas, S., Coutifaris, P., Acker, A., Hirshberg, A. (2020). The
Psychological Experience of Obstetric Patients and Health Care Workers
after Implementation of Universal SARS-CoV-2 Testing. American Journal
of Perinatology. https://doi.org/10.1055/s-00401715505

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2020). Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota
Padang. Padang: Dinas Kesehatan Kota Padang

Desiani (2019). Hubungan Peran Serta Suami Dan Petugas Kesehatan Dengan
Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Proses Persalinan Di
Klinik Zulliarti. Institusi Kesehatan Helvetia. Medan

Dinas Kesehatan RI. (2020). Laporan Tahunan Dinas Kesehatan RI. Jakarta:
Dinas Kesehatan Kota Jakarta

Evayanti, Yulistiana. (2015) . Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami


Pada Ibu Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenalat Care (ANC) Di
Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun 2014. Jurnal Kebidanan. Vol.1,
No 2, Juli 2015

Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan


Praktek. Edisi ke-5. Jakarta: EGC.

Handayani, Diah. (2020). Penyakit Virus Corona 2019. Jurnal Respirologi


Indonesia. 40(2): 119-129
Hidayat, C.W. Suhartono. Dharminto. (2016). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Jurnal), Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346). http://ejurnal-
s1.undip.ac.id/index.php/jkm.

Jarnawi. (2020). Mengelola Cemas Di Tengah Pandemik Corona. Jurnal At-


Taujih Bimbingan Dan Konseling Islam 3(1):60–73.

Karjatin, A. (2016). Keperawatan Maternitas. Pusdik SDM Kesehatan.

Karlina, N.,Gustina. (2017). Keterampilan dasar kebidanan 1. In Media: Bogor

Mandang, Jenni. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bogor : In Media

Mukhadiono. (2015). Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Tingkat


Kecemasan Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III dalam Menghadapi
persalinan. Jurnal Keperawatan Soedirman. Vol 10 No 1 Edisi Maret 2015.

Niven, Neil. (2017). Psikologi Kesehatan : Pengantar Untuk Perawat Dan


Profesional. Jakarta: EGC

Notoatmodjo. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Pantiawati. (2010). Asuhan Kebidanan 1. Jakarta: Nuha Medika

Purwaningsih, H. (2020). Analisis Masalah Psikologis pada Ibu Hamil  :


Literature Review. 9–15

Rahmawati, A. (2017). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI pada


Ibu Menyusui yang Bekerja. Jurnal Ners dan Kebidanan, 4(2) : 134=140,
November 2017

Rukiyah, A, Y. Yulianti L. (2013). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.


Jakarta : CV. Trans Info Medika

Rottie, Lady (2016). Peran Tenaga Kesehatan dan Dukungan Keluarga terhadap
kunjungan Ante Natal Care di Desa Batu Kupang. Universitas Katolik De
La Salle. Manado.

Suliswati. (2012). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC

Wiknjosastro, Hanifa. (2009). Ilmu Kebidanan. Edisi Kelima. Jakarta : Yayasan


Bina Pustaka
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN PETUGAS
KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS
ANDALAS KOTA PADANG
TAHUN 2022

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Umur :
Alamat :

Setelah dijelaskan tujuan penelitian kepada saya dan beberapa pertanyaan


saya telah terjawab, maka saya memahami bahwa penelitian ini bertujuan untuk
kepentingan peneliti dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat
menyelesaikan Program Sarjana (S1) Keperawatan STIKes Alifah Padang

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini, saya menyatakan bersedia


menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Weni Selomita dengan
judul “Hubungan Dukungan Keluarga Dan Peran Petugas Kesehatan Terhadap
Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun
2020 ”

Padang, 2022

(.......................)
KUESIONER

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN PETUGAS


KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS
ANDALAS KOTA PADANG
TAHUN 2022

No Responden:
Tanggal :
Petunjuk pengisian :
Jawablah pertanyaan berikut dengan mengisi jawaban atau memberikan tanda
centang (√) pada kotak yang tersedia di bawah ini!
I. Identitas
Nama Inisial :
Umur : Tahun
Alamat :
Pekerjaan : 1. Tidak Bekerja 2. Nelayan
3. Wiraswasta 4.PNS
Tamat Pendidikan : 1.SD 2. SMP 3.SMA 4. PT
Usia Kehamilan :

II. Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Petunjuk pengisian Kuesioner


2. Isilah identitas Anda diatas
3. Bacalah pernyataan-pernyataan pada tabel
4. Centang atau berikan tanda  pada kolom sesuai pilihan anda
5. Responden dapat memberikan pertanyaan secara langsung pada peneliti
jika menemukan kesulitan dalam mengisi kuesioner
6. Mohon kuesioner ini dikembalikan pada peneliti setelah mengisi kuesioner
7. Selamat mengisi kuesioner
LEMBAR WAWANCARA

TINGKAT KECEMASAN IBU HARS


(HAMILTON ANXIETY
RATING SCALE)

No Responden :

Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi tanda Checklist (V) pada
salah satu kolam yang menurut anda benar.
Tingkat Kecemasan Skor :
0 = tidak ada gejala (keluhan)
1 = gejala ringan (satu gejala dari pilihan yang ada)
2 = gejala sedang (separuh dari gejala yang ada)
3 = gejala berat (lebih dari separuh gejala yang ada)
4 = gejala berat sekali (semua gejala ada)
Nilai angka (score)
No Gejala Kecemasan 0 1 2 3 4
Perasaan Cemas (Ansietas)
a) Cemas
1 b) Firasat Buruk
c) Takut Akan Pikiran Sendiri
d) Mudah tersinggung
Ketegangan
a) Merasa Tegang
b) Lesu
c) Tak bisa istirahat tenang
2 d) Mudah terkejut
e) Mudah menangis
f) Gemetar
g) Gelisah
Ketakutan
a) Pada gelap
b) Pada orang asing
3 c) Ditinggal sendiri
d) Pada binatang besar
e) Pada keramaiaan lalu lintas
f) Pada kerumunan orang banyak
Gangguan tidur
a) Sukar masuk tidur
b) Terbangun malam hari
c) Terbangun malam hari
d) Tidur tidak nyenyak
4 e) Bangun dengan lesu
f) Banyak mimpi-mimpi
g) Mimpi buruk
h) Mimpi menakutkan
Gangguan kecerdasan
a) Sukar konsentrasi
5 b) Daya ingat menurun
c) Daya ingat buruk
Perasaan depresi (Murung)
6 a) Hilangnya minat
b) Berkurangnya kesenangan pada
hobi
c) Sedih
d) Bangun dini hari
e) Perasaan berubah-ubah sepanjang
hari
Gejala Somatik/fisik (otot)

a) Sakit dan nyeri diotot-otot


7 b) Kaku
c) Kedutan otot
d) Gigi gemerutuk
e) Suara tidak satabil
Gejala somatic/fisik (sensorik)

a) Tinnitus (telinga berdenging)


8 b) Penglihatan kabur
c) Muka merah/pucat
d) Merasa lemas
e) Perasaan ditusuk-tusuk
Gejala kardiovaskuler (jantung dan
pembuluh darah)

a) Takikardia (denyut jantung cepat )


9 b) Berdebar-debar
c) Nyeri di dada
d) Denyut nadi mengeras
e) Rasa lesu
f) Detak jantung menghilang
Gejala respiratori (pernapasan)

a) Rasa tertekan/sempit di dada


10 b) Rasa tercekik
c) Sering menarik nafas
d) Sesak
Gejala gastrointestinal (pencernaan)

a) Sulit menelan
11 b) perut melilit
c) gangguan pencernaan
d) Nyeri sebelum dan sesudah makan
e) Perasaan terbakar di perut
f) Rasa penuh/kembung
g) Mual
h) Muntah
i) BAB lembek
j) Konstipasi
k) Kehilangan berat badan
Gejala urogenital

a) Sering BAK
b) Tidak dapat menahan air seni
c) Tidak haid
12 d) Darah haid berlebihan
e) Darah haid sedikit
f) Masa haid berkepanjangan
g) Masa haid pendek
h) Haid beberapa kali dalam sebulan
i) Menjadi dingin
j) Ejakulasi dini
k) Eresksi melemah
l) Ereksi hilang
m) Impotensi
Gejala autonom

a) Mulut kering
b) Muka merah
13 c) Mudah berkeringat
d) Kepala pusing
e) Kepala terasa berat
f) Kepala terasa sakit
g) Bulu-bulu berdiri

Tingkah laku (Sikap) pada wawancara

a) Gelisah
b) Tidak tenang
14 c) Jadi gemetar
d) Kerut kening
e) Muka tegang
f) Otot tegang
g) Nafas pendek dan cepat
h) Muka merah
Penelitian : Desiani (2019)

KUESIONER

PERAN TENAGA KESEHATAN DAN DUKUNGAN KELUARGA


No Pernyataan Sangat Setuju Tidak Sangat
setuju (3) setuju tidak
(4) (2) setuju
(1)
Peran Petugas Kesehatan
1. Informasi saat
pemeriksaan kehamilan
yang diberikan oleh
petugas mudah
dimengerti oleh
saya
2. Petugas kehamilan
melakukan
pelayanannya dengan
terampil
3. Petugas memberikan
informasi untuk
mengkonsumsi vitamin
dan makanan tambahan
ibu hamil untuk
meningkatkan
nutrisi selama kehamilan
4. Pemeriksaan yang
diberikan petugas sangat
baik sehingga saya
percaya dengan
pelayanan
yang mereka berikan
5. Saya mendapat
pendidikan kesehatan
dari petugas tentang
merawat kehamilan saat
berada
dirumah
6. Saya mendapat
pelayanan yang baik dari
petugas
7. Petugas menganjurkan
bahwa saya harus
melakukan Kunjungan
kehamilan minimal
empat kali
8. Petugas mengontrol masa
kehamilan saya dengan
baik
9. Petugas memberikan
nasihat bahwa perubahan
yang terjadi saat
kehamilan adalah hal
yang normal sehingga
saya tidak
khawatir
10. Petugas sangat ramah
dalam memberikan
penjelasan
11. Saya diberikan semangat
oleh petugas dan perawat
untuk
menjaga kehamilan
12. Saya dihubungi oleh
petugas jika saya tidak
melakukan pemeriksaan
kehamilan
13. Petugas memberikan
jadwal untuk
pemeriksaan kehamilan
Dukungan Keluarga
No Pernyataan Sangat Setuju Tidak Sangat
setuju (3) setuju tidak
(4) (2) setuju
(1)
1. Saya merasa tenang
ketika
bersama dengan keluarga
2. Keluarga memberikan
nasehat/ dukungan kepada
saya selama
kehamilan
3. Saya selalu menerima
perhatian
dari keluarga selama
hamil
4. Saya bebas memilih
pelayanan
kesehatan sebagai tempat
untuk pemeriksaan
kehamilan dan membantu
persalinan
5. Ketika saya butuh
keluarga
mereka ada untuk saya
6. Keluarga yang membuat
saya
Percaya bahwa saya bisa
menjadi ibu yang baik.
7. Keluarga tidak
membiarkan saya
berpergian sendirian saat
hamil
8. Keluarga membantu saya
kekamar mandi saat
kesulitan
9. Keluarga menanyakan
keluahan saya selama
kehamilan
10. Saya diajak mengobrol
oleh
keluarga selama
kehamilan
11. Semua yang saya makan
dan minum selama hamil
diperhatikan oleh
keluarga
12. Keluarga tidak pernah
lupa mengingatkan saya
untuk periksa kehamilan
13. Ketika saya punya
masalah keluarga
membantu saya
14. Keluarga menemani saya
berpergian

15. Keluarga memperhatikan


kenyamanan tempat tidur
bagi saya
16. Keluarga saya selalu
berbicara dengan lembut
kepada saya
17. Selama hamil pekerjaan
rumah
tangga dibantu oleh
keluarga
Penelitian: Lady Rottie (2016)

Anda mungkin juga menyukai