HEMATEMESIS
Disusun Oleh :
RIYANTI IRAWAN
2214901070
Pembimbing Klinik
( )
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran tinja yang
berwarna hitam seperti teh yang mengandung darah dari pencernaan. Warna
hematemesis tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antar darah dengan
asam lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi
(bekuan/gumpalan atau cairan berwarna merah cerah) atau berubah karena enzim dan
asam lambung, menjadi kecoklatan dan berbentuk seperti butiran kopi. Memuntahkan
sedikit darah dengan warna yang telah berubah adalah gambaran nonspesifik dari
muntah berulang dan tidak selalu menandakan perdarahan saluran pencernaan atas
yang signifikan. Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal,
dengan bau yang khas, yang lengket dan menunjukkan perdarahan saluran pencernaan
Melena adalah keluarnya feses berwarna hitam per rektal yang mengandung
campuran darah, biasanya disebabkan oleh perdarahan usus proksimal (Grace &
Borley, 2017).
Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal, dan lengket
yang menunjukkan perdarahan saluran pencernaan bagian atas serta dicernanya darah
pada usus halus. Warna merah gelap atau hitam berasal dari konversi Hb menjadi
hematin oleh bakteri setelah 14 jam. Sumber perdarahannya biasanya juga berasal dari
(SCBA) yang termasuk dalam keadaan gawat darurat yang dapat terjadi karena
pecahnya varises esofagus, gastritis erosif, atau ulkus peptikum (Nurarif, 2016).
2. Etiologi
b. Kelainan lambung dan duodenum: tukak lambung dan duodenum, keganasan dan
lain-lain.
Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran makan
perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab perdarahan saluran makan bagian
atas yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esofagus dengan
rata-rata 45-50 % seluruh perdarahan saluran makan bagian atas (Davey, 2017).
alkohol, dan lai-lain. Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal
perdarahan saluran makan bagian atas yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah
3. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa
mempersiapkan nya untuk diasimilasi tubuh. Selain itu mulut memuat gigi untuk
mengunyah makanan, dan lidah yang membantu untuk cita rasa dan menelan.
(membran mukosa), dari bibir sampai ujung akhir esofagus, ditambah lapisan-lapisan
epitelium.
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi
organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu.
1) Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal
dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan
masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput
lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman
dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai
macam bau.
gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan
mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan
2) Tenggorokan ( Faring)
(amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan
kerongkongan.
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
4) Usus besar
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk
fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan
gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak
dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis
reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora
eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada
organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus
besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi
untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
8) Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan
dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk
inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan.
Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
9) Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam
obat.
4. Patofisiologi
Adanya riwayat muntah-muntah berulang yang awalnya tidak berdarah lebih kearah
40%), penyakit ulkus peptikum (30-40%), atau kadang-kadang varises (Davey, 2017).
riwayat perdarahan saluran cerna bagian atas singkat berulang (sering disertai kolaps
darah (coagulopathy) seperti pada hemophilia, sirosis hati dan lain-lain. Malahan pada
hipersplenisme, dan terdapat pula coagulophaty akibat kegagalan sel-sel hati (Davey,
2017).
Khusus pada pecahnya varises esophagus ada 2 teori, yaitu teori erosi yaitu
pecahnya pembuluh darah karena erosi dari makanan yang kasar (berserat tinngi dan
kasar), atau minum OAINS (NSAID), dan teori erupsi karena tekanan vena porta yang
terlalu tinggi, yang dapat pula dicetuskan oleh peningkatan tekanan intra abdomen
yang tiba-tiba seperti pada mengejan, mengangkat barang berat, dan lain-lain (Davey,
2017).
Perdarahan saluran makan dapat pula dibagi menjadi perdarahan primer, seperti
pula secara sekunder, seperti pada kegagalan hati, uremia, DIC, dan iatrigenic seperti
2017).
5. Pathway
a. Gelisah
f. Rasa kembung
7. Komplikasi
parenkim hati)
b. Syok hipovolemik (kehilangan volume darah sirkulasi sehingga curah jantung dan
c. Aspirasi pneumoni (infeksi paru yang terjadi akibat cairan yang masuk saluran
napas)
(Mubin, 2016).
8. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis, ph dan kadar gula jika diduga ada intoleransi
gula, biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap
2) Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na,K,Ca dan
3) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
b. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan fisik
Anemia
Demam
2) Pemeriksaan khusus
Colon rektal
Rektosigmoideskopi
Barium enema
Barium meal
3) Pemeriksaan laboratorium
LED
Hipokalsemia
Avitaminosis D
4) Radiologis
9. Penatalaksanaan medis
Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini mungkin dan
sebaiknya diraat di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan yang teliti dan
pertolongan yang lebih baik. Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian
atas meliputi :
3) Infus cairan langsung dipasang & diberilan larutan garam fisiologis slama
4) Pengawasan tekanan darah, nadi, kesadaran penderita dan bila perlu dipasang
CVP monitor.
8) Dilakukan klisma atau lavemen dgn air biasa disertai pemberian antibiotika yg
tidak diserap oleh usus, sebagai tindadakan sterilisasi usus. Tindakan ini
Tujuan pemasangan pipa naso gastrik adalah untuk aspirasi cairan lambung, lavage
(kumbah lambung) dengan air , dan pemberian obat-obatan. Pemberian air pada
akan berhenti. Kumbah lambung ini akan dilakukan berulang kali memakai air
sebanyak 100- 150 ml sampai cairan aspirasi berwarna jernih dan bila perlu
tindakan ini dapat diulang setiap 1-2 jam. Pemeriksaan endoskopi dapat segera
Pitresin mempunyai efek vasokoktriksi, pada pemberian pitresin per infus akan
tekanan vena porta, dengan demikian diharapkan perdarahan varises dapat berhenti.
Perlu diingat bahwa pitresin dapat menrangsang otot polos sehingga dapat terjadi
tersebut terutama pada penderita penyakit jantung iskemik. Karena itu perlu
alat tersebut, cara pemasangannya dan kemungkinan kerja ikutan yang dapat timbul
pada waktu dan selama pemasangan. Beberapa peneliti mendapatkan hasil yang
tube yang berat seperti laserasi dan ruptur esofagus, obstruksi jalan napas tidak
pernah dijumpai.
kemudian ditekan dengan balon SB tube. Tindakan ini tidak memerlukan narkose
umum dan dapat diulang beberapa kali. Cara pengobatan ini sudah mulai populer
dan merupakan salah satu pengobatan yang baru dalam menanggulangi perdarahan
f. Tindakan operasi
Bila usaha-usaha penanggulangan perdarahan diatas mengalami kegagalan dan
operasi yang basa dilakukan adalah : ligasi varises esofagus, transeksi esofagus,
berhenti dan fungsi hari membaik. Selain cara-cara diatas, adapula metode lain
sebagai berikut :
b) Diathermy coagulation
1. Pengkajian
Nama, Umur (biasanya bisa usia muda maupun tua), Jenis kelamin (bisa laki-laki
b. Keluhan utama
biasanya keluhan utama kx adalah muntah darah atau berak darah yang datang
secara tiba-tiba.
c. Riwayat kesehatan
keluhan utama pasien adalah muntah darah atau berak darah yang datang secara
tiba-tiba
ulserogenik
kembung, dan nafsu makan menurun, dan intake nutrisi harus daam bentuk
yang dapat menyebabkan keluhan subjektif pada pasien berupa kelemahan otot
4) Pola eliminasi
Pola eliminasi mengalami gangguan,baik BAK maupun BAB. Pda BAB terjadi
konstipasi atau diare. Perubahan warna feses menjadi hitam seperti petis,
konsistensi pekat. Sedangkan pada BAK, warna gelap dan konsistensi pekat.
Terjadi perubahan tentang gambaran dirinya seperti badan menjadi kurus, perut
Dengan adanya perawatan yang lama makan akan terjadi hambatan dalam
estrogen, bila terjadi pada lelaki (suami) dapat menyebabkan penurunan libido
dan impoten, bila terjadi pada wanita (istri) menyebabkan gangguan pada siklus
haid atau dapat terjadi aminore dan hal ini tentu saja mempengaruhi pasien
Biasanya kx dengan koping stres yang baik, maka dapat mengatasi masalahnya
namun sebaliknya bagi kx yang tidak bagus kopingnya maka kx dapat destruktif
lingkungan sekitarnya.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) Sistem respirasi
hipoksia, ascites.
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem gastrointestinal.
Nyeri tekan abdomen / nyeri kuadran kanan atas, pruritus, neuritus perifer.
5) Sistem persyarafan
Penurunan kesadaran, perubahan mental, bingung halusinasi, koma, bicara
penurunan / tak adanya bising usus, feses warna tanah liat, melena, urin gelap
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif b.d posisi tubuh yang menghambat ekspnsi paru
3. Intervensi Keperawatan
B.
DAFTAR PUSTAKA
Grace, P. A. dan Borley, N.R. (2017). At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Mansjoer, Arif (2018). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1(3rd ed.). Jakarta: Media. Aesculapius.
Mubin (2016).Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam: Diagnosis Dan Terapi(2ndEd.). Jakarta:
EGC.