Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Menulis Akademik

Menulis akademik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan tulisan akademik.
Tulisan akademik ialah karya tulis yang disusun akademisi untuk memperoleh gelar akademik,
misalnya disertasi untuk mencapai gelar doktor (S-3), tesis untuk mencapai gelar master (S-2),
skripsi untuk mencapai gelar serjana (S-1).

Menulis akademik dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Menulis makalah

2. Menulis laporan

Penulisan akademik adalah penulisan yang dijalankan secara ilmiah atau saintifik. Dengan
mengkaji secara teratur dan teliti suatu persoalan. Dan penulisan akademik berbeda dari
kaedah-kaedah penulisannya seperti, penulisan novel yang berasaskan khayalan atau rekaan
dan generalisasi daripada pengalaman.

Seorang penulis akademik harus mengumpulkan data secara objektif, tidak berat sebelah dalam
mengumpulkan data yang disertai kebenaran hipotesis dan mengabaikan yang tidak mengikuti
kehendak pribadi penyelidik. Untuk menjadikan pengetahuan biasa menjadi pengetahuan ilmiah
(Sains), kita harus melalui jalan yang panjang.

Proses yang disebut sebagai kaedah ilmiah dapat disusun seperti berikut:

1. Pengumpulan data dan fakta

2. Pengamatan data dan fakta

3. Pemilihan data dan fakta

4. Penggolongan data dan fakta

5. Penafsiran data dan fakta

6. Kesimpulan umum

7. Perumusan hipotesis

8. Pengujian terhadap hipotesis melalui kajian dan percobaan empiris

9. Penilaian, menerima atau menolak atau menambah, ataupun merubah hipotesis

10. Perumusan teori ilmu pengetahuan

11. Perumusan dalil atau hukum ilmu pengetahuan


B. Ciri-Ciri Penulisan Akademik

1. Menyampaikan fakta secara sistematik atau mengemukakan hukum alam kepada situasi
yang spesifik.

2. Penulisannya cermat, tepat, benar, dan tidak membuat andaian.

3. Tidak menulis untuk memenuhi kehendak golongan-golongan tertentu.

4. Penulis hanya menulis untuk memaklumkan tentang sesuatu dan tidak bersifat prejudis.

5. Penulisan akademik bersifat sistematik. Setiap langkah direncanakan secara sistematik,


konseptual, dan mengikuti prosedur yang jelas.

6. Penulisan akademik tidak bersifat emosional. Ia menggunakan sebab-musabab dan


pengertian sesuatu masalah atau persoalan. Kata-katanya mudah didefenisikan.

7. Setiap pandangan yang dikemukakan disertai dengan bukti.

8. Menulis dengan jujur dan hanya mengemukakan kebenaran. Tidak ada kenyataan-kenyataan
yang boleh menimbulkan keraguan.

9. Penulisan akademik tidak bersifat argumentatif. Rumusan yang dibuat dalam penulisan
akademik akan membiarkan fakta berbicara sendiri.

10. Penulisan akademik tidak bersifat persuasif. Jika penulisan berkenaan berjaya mengubah
pandangan pembaca, itu bukan melalui kaedah persuasif, argumentasi, perselisihan pendapat
dan protes, tetapi melalui fakta yang berdiri atau berbicara sendiri.

11. Penulisan akademik tidak akan memutar-belitkan fakta karena akan merusak tujuan
penulisan akademik. Ia juga tidak akan melebih-lebihkan sesuatu karena ia akan menunjukkan
motif penulis yang mementingkan dirinya sendiri.

C. Langkah-Langkah Menulis Akademik

1. Merencanakan

Sebagai kegiatan yang kompleks, menulis membutuhkan perencanaan yang memadai. Dalam
proses perencanaan, kegiatan-kegiatan berikut sangat penting diperhatikan sebagai penulis.

a. Mengumpulkan bahan

Hampir semua penulis mengumpulkan segala sesuatu yang mereka perlukan berupa data,
informasi, bacaan sebelum memulai menulis. Tahap seperti inilah yang pada hakikatnya
sebagai tahap pengumpulan bahan untuk menulis.
b. Menentukan tujuan dan bentuk

Dalam penulisan ilmiah, tujuan dan bentuk yang dipilih sering ditentukan oleh situasi. Misalnya,
dalam membuat laporan penelitian, format dan tujuan laporan mungkin sudah ditentukan oleh
sponsor atau pemberi dana peneliti. Segala usaha lain untuk memperluas tujuan yang telah
ditentukan itu pada umumnya cukup bermanfaat.

c. Menentukan pembaca

Pembaca yang berbeda akan memerlukan bacaan yang berbeda pula. Oleh karena itu, penulis
perlu mengetahui keadaan pembaca sebaik-baiknya. Apakah pembaca tulisan kita nanti itu
memiliki pengetahuan cukup banyak atau sedikit tentang bidang yang kita tulis dan apa yang
diharapkan atau diinginkan pembaca dari informasi yang disampaikan oleh penulis. Penulis
perlu mengetahui apa yang diinginkan, yang diperlukan, atau yang diharapkan oleh pembaca.

2. Menulis

Bagi kebanyakan penulis yang sudah profesional, biasanya situasi memaksa mereka untuk
menulis sebelum benar-benar siap. Penulis yang belum berpengalaman sering kurang tepat
dalam memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mengembangkan ide menjadi kata-kata
tidak diperhitungkan. Dalam penulisan ilmiah, karena kompleksnya isi dan adanya batas waktu
yang sudah pasti, lebih baik menulis seawal mungkin, lebih-lebih penulis sudah mempersiapkan
bahan sebagai bahan dasar penulisan, dan paling akhir sedikit menyusun draf untuk mencapai
hasil akhir.

3. Merefleksikan

Teknik yang sering digunakan oleh penulis karangan ilmiah, sebelum merangkum karangannya
mereka merefleksikan apa yang sudah mereka tulis. Kesempatan ini memungkinkan penulis
memperoleh perspektif yang segar tentang kata-kata yang pada mulanya tampak sangat betul
tetapi kemudian terasa salah.

4. Merevisi

Mengerjakan revisi merupakan langkah yang sangat penting untuk menghasilkan tulisan yang
baik. Akan tetapi, hal ini seringkali kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan langkah-
langkah yang lainnya. Revisi, perbaikan, dan penyempurnaan tulisan yang dilaksanakan secara
berhati-hati dan seksama dapat menghasilkan tulisan yang jelas, terarah, terfokus sesuai
dengan keinginan penulis dan pembaca. Penulis perlu merasakan masalah yang mungkin
muncul dan menuntut perbaikan dari penulisnya sendiri sehingga tulisan yang dihasilkan
menjadi lebih baik dan layak baca.

Anda mungkin juga menyukai