Anda di halaman 1dari 11

Nama : M.

Aditya Cahyo Nugroho


NPM : 2074201106
Fakultas/Prodi : Hukum/Ilmu Hukum
Hari/Tanggal : Sabtu, 09 Januari 2021

HAKIKAT MENULIS AKADEMIK, PENULISAN KUTIPAN, DAFTAR PUSTAKA


DAN CATATAN KAKI

A. MENULIS AKADEMIK

1. Pengertian
Penulisan akademik adalah genre tulisan ilmiah yang dirancang untuk
mengungkapkan pemikiran intelektual dalam suatu disiplin ilmu tertentu.
Karya tulis akademik merupakan karya tulis yang disiapkan oleh para sarjana
untuk memperoleh gelar, seperti disertasi untuk memperoleh gelar doktor (S-3),
disertasi untuk memperoleh gelar master (S-2), dan disertasi untuk memperoleh
gelar sarjana (S-1). Penulisan ilmiah juga bisa untuk memenuhi tugas-tugas
akademik, seperti laporan penelitian, diskusi/seminar/makalah simposium.
Menulis akademik dibagi menjadi dua yaitu Melukis Makalah dan Menulis
Laporan.
Penulisan pada menulis akademik dijalankan secara ilmiah atau saintifik.
Dengan mengkaji secara teratur dan teliti suatu persoalan. Dan penulisan
akademik berbeda dari kaedah-kaedah penulisannya seperti, penulisan novel yang
berasaskan khayalan atau rekaan dan generalisasi daripada pengalaman.
Kaedah saintisfik berasaskan kepercayaan bahwa dimana suatu fenomena
memiliki keterangan-keterangan tertentu, yaitu tiap-tiap kesan mempunyai sebab.
Kaedah ini berasaskan idea bahwa kesimpulan hanya boleh diterima bila diikuti
dengan bukti.
Seorang penulis akademik harus mengumpulkan data secara objektif, tidak
berat sebelah dalam mengumpulkan data yang disertai kebenaran hipotesis dan
mengabaikan yang tidak mengikuti kehendak pribadi penyelidik. Untuk
menjadikan pengetahuan biasa menjadi pengetahuan ilmiah (Sains), kita harus
melalui jalan yang panjang.

2. Proses yang disebut sebagai kaedah ilmiah dapat disusun seperti berikut :
a. Pengumpulan data dan fakta
b. Pengamatan data dan fakta
c. Pemilihan data dan fakta
d. Penggolongan data dan fakta
e. Penafsiran data dan fakta
f. Kesimpulan umum
g. Perumusan hipotesis
h. Pengujian terhadap hipotesis melalui kajian dan percobaan empiris
i. Penilaian, menerima atau menolak atau menambah, ataupun merubah hipotesis
j. Perumusan teori ilmu pengetahuan
k. Perumusan dalil atau hukum ilmu pengetahuan

3. Ciri-Ciri Penulisan Akademik


Secara ringkas ciri-ciri penulisan akademik adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan fakta secara sistematik atau mengemukakan hukum alam
kepada situasi yang spesifik
b. Penulisannya cermat, tepat, benar, dan tidak membuat andaian.
c. Tidak menulis untuk memenuhi kehendak golongan-golongan tertentu.
d. Penulis hanya menulis untuk memaklumkan tentang sesuatu dan tidak bersifat
prejudis.
e. Penulisan akademik bersifat sistematik. Setiap langkah direncanakan secara
sistematik, konseptual, dan mengikuti prosedur yang jelas.
f. Penulisan akademik tidak bersifat emosional. Ia menggunakan sebab-musabab
dan pengertian sesuatu masalah atau persoalan. Kata-katanya mudah
didefenisikan.
g. Setiap pandangan yang dikemukakan disertai dengan bukti.
h. Menulis dengan jujur dan hanya mengemukakan kebenaran. Tidak ada
kenyataan-kenyataan yang boleh menimbulkan keraguan.
i. Penulisan akademik tidak bersifat argumentatif. Rumusan yang dibuat dalam
penulisan akademik akan membiarkan fakta berbicara sendiri.
j. Penulisan akademik tidak bersifat persuasif. Jika penulisan berkenaan berjaya
mengubah pandangan pembaca, itu bukan melalui kaedah persuasif,
argumentasi, perselisihan pendapat dan protes, tetapi melalui fakta yang
berdiri atau berbicara sendiri.
k. Penulisan akademik tidak akan memutar-belitkan fakta karena akan merusak
tujuan penulisan akademik. Ia juga tidak akan melebih-lebihkan sesuatu
karena ia akan menunjukkan motif penulis yang mementingkan dirinya
sendiri.

4. Langkah-Langkah Menulis Akademik


Adapun langkah-langkah pada proses penulisan akademik adalah sebagai
berikut:
a. Merencanakan
Sebagai kegiatan yang kompleks, menulis membutuhkan perencanaan
yang memadai. Dalam proses perencanaan, kegiatan-kegiatan berikut sangat
penting diperhatikan sebagai penulis.

1) Mengumpulkan bahan
Hampir semua penulis mengumpulkan segala sesuatu yang
mereka perlukan berupa data, informasi, bacaan sebelum memulai
menulis. Tahap seperti inilah yang pada hakikatnya sebagai tahap
pengumpulan bahan untuk menulis.
2) Menentukan tujuan dan bentuk
Dalam penulisan ilmiah, tujuan dan bentuk yang dipilih sering
ditentukan oleh situasi. Misalnya, dalam membuat laporan penelitian,
format dan tujuan laporan mungkin sudah ditentukan oleh sponsor atau
pemberi dana peneliti. Segala usaha lain untuk memperluas tujuan
yang telah ditentukan itu pada umumnya cukup bermanfaat.
3) Menentukan pembaca
Pembaca yang berbeda akan memerlukan bacaan yang berbeda
pula. Oleh karena itu, penulis perlu mengetahui keadaan pembaca
sebaik-baiknya. Apakah pembaca tulisan kita nanti itu memiliki
pengetahuan cukup banyak atau sedikit tentang bidang yang kita tulis
dan apa yang diharapkan atau diinginkan pembaca dari informasi yang
disampaikan oleh penulis. Penulis perlu mengetahui apa yang
diinginkan, yang diperlukan, atau yang diharapkan oleh pembaca.

b. Menulis
Bagi kebanyakan penulis yang sudah profesional, biasanya situasi
memaksa mereka untuk menulis sebelum benar-benar siap. Penulis yang
belum berpengalaman sering kurang tepat dalam memperkirakan waktu yang
diperlukan untuk mengembangkan ide menjadi kata-kata tidak diperhitungkan.
Dalam penulisan ilmiah, karena kompleksnya isi dan adanya batas waktu yang
sudah pasti, lebih baik menulis seawal mungkin, lebih-lebih penulis sudah
mempersiapkan bahan sebagai bahan dasar penulisan, dan paling akhir sedikit
menyusun draf untuk mencapai hasil akhir.

c. Merefleksikan
Teknik yang sering digunakan oleh penulis karangan ilmiah, sebelum
merangkum karangannya mereka merefleksikan apa yang sudah mereka tulis.
Kesempatan ini memungkinkan penulis memperoleh perspektif yang segar
tentang kata-kata yang pada mulanya tampak sangat betul tetapi kemudian
terasa salah.

d. Merevisi
Mengerjakan revisi merupakan langkah yang sangat penting untuk
menghasilkan tulisan yang baik. Akan tetapi, hal ini seringkali kurang
mendapat perhatian dibandingkan dengan langkah-langkah yang lainnya.
Revisi, perbaikan, dan penyempurnaan tulisan yang dilaksanakan secara
berhati-hati dan seksama dapat menghasilkan tulisan yang jelas, terarah,
terfokus sesuai dengan keinginan penulis dan pembaca. Penulis perlu
merasakan masalah yang mungkin muncul dan menuntut perbaikan dari
penulisnya sendiri sehingga tulisan yang dihasilkan menjadi lebih baik dan
layak baca.
Tulisan ilmiah selalu membawa nama penulisnya. Oleh karena itu,
penulis sebaiknya tidak terlalu cepat puas dengan apa yang pernah ditulisnya.
Upayakan jangan sampai para pembaca tidak dapat memahaminya, atau salah
menginterpretasi serta menafsirkan tulisannya karena tidak jelas arah, fokus,
dan tujuannya.
B. PENULISAN KUTIPAN

1. Pengertian
Pengutipan adalah proses meminjam pendapat para ahli dalam disiplin tertentu
baik langsung atau pun tidak langsung yang dituangkan dalam karya ilmiah. Hasil
pengutipan karya ilmiah disebut kutipan. Fungsi kutipan adalah (a) sebagai bukti
untuk menunjang pendapat penulis dan (b) sebagai bukti tanggung jawab penulis.

2. Kaidah Penulisan Kutipan


Mengutip pendapat atau tulisan seseorang ada ketentuannya. Hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Kutipan harus sama persis dengan aslinya, baik ejaan, susunan kalimat, dan
tanda baca.
b. Kutipan yang panjangnya kurang dari 5 baris diintegrasikan dengan teks,
spasi dua, dan dibubuhi tanda kutip.
c. Kutipan yang panjangnya 5 baris atau lebih tidak harus diberi tanda kutip,
dipisahkan dari teks utama dengan jarak 2,5 spasi, jarak antarbaris satu spasi,
serta seluruh kutipan diketik ke dalam 5—7 ketikan.
d. Bila ada bagian yang dihapus, bagian ini diberi tanda titik-titik tiga buah.
e. Tiap kutipan diberi nomor pada akhir kutipan dan penulisannya setengah
spasi ke atas.

Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan langsung tidak lebih dari empat
baris, Kutipan ini akan dimasukkan dalam teks dengan cara berikut :

a. Kutipan diintegrasikan dengan teks.


b. Jarak antara baris dengan baris dua spasi.
c. Kutipan diapit dengan tanda kutip.
d. Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas
atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman tempat terdapat kutipan itu.

Contoh:
Supaya tulisan kita mudah dipahami orang lain, maka kita hendaknya
membuat kalimat yang efektif. Yang dimaksud dengan kalimat efektif itu
yang bagaimana? “Kalimat efektif adalah kalimat yang dengan sadar atau
sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik”
(Parera,1988:42). Dengan demikian…..

Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan langsung lebih dari empat baris
ketentuan penulisannya sebagai berikut:
a. Kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi.
b. Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi.
c. Kutipan boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip.
d. Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas,
atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman tempat terdapat kutipan itu.
e. Seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5 – 7 ketikan.

Contoh:
“Anda tidak bisa menang dalam sebuah debat. Anda tidak bisa, karena
kalau Anda kalah, Anda akan kalah; dan kalau Anda menang, Anda kalah
juga. Mengapa? Nah, misalkan Anda menang atas pihak lawan dan mampu
menembak argumennya sehingga penuh lubang, lalu membuktikan bahwa dia
noncomposmentis. Lalu bagaimana? Ya, Anda akan merasa senang. Tapi
bagaimana dengan dia? Anda telah membuatnya merasa rendah diri”
(Carnegie; 1996:181).

Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan tidak langsung.


Kutipan tidak langsung berupa intisari pendapat yang dikemukakan. Oleh sebab
itu, kutipan ini tidak diberi tanda kutip. Kaidah penulisan kutipan tidak langsung
adalah :
a. Kutipan diintegrasikan dengan teks.
b. Jarak antarbaris dua spasi
c. Kutipan tidak diapit tanda kutip
d. Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas,
atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu.
Contoh:
Menurut Gorys Keraf, kalimat yang baik adalah yang menunjukkan
kesatuan gagasan, atau hanya mengandung satu ide pokok. Bila ada dua
kesatuan yang tidak mempunyai hubungan digabungkan, maka akan merusak
kesatuan pikiran (1994 :36).

C. DAFTAR PUSTAKA

1. Pengertian
Daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-
buku, artikel, dan bahan-bahan penerbitan lain yang mempunyai pertalian dengan
karangan yang telah disusun.
Daftar pustaka berfungsi sebagai sumber informasi bagi seseorang
peneliti/penulis agar hasil tulisannya dapat dipertanggungjawabkan.

2. Petunjuk umum penulisan daftar pustaka


adalah sebagai berikut :
a. Daftar pustaka diletakkan pada bagian akhir tulisan.
b. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
c. Nama penulis diurutkan menurut abjad setelah nama pengarang dibalik.
d. Tiap sumber bacaan diketik dengan jarak satu spasi.
e. Jarak antarsumber bacaan yang satu dengan yang lainnya dua spasi.

3. Hal-hal lain yang perlu kita perhatikan dalam penyusunan daftar pustaka
adalah sebagai berikut :
a. Nama Pengarang
 Penulisan nama pengarang dari buku dengan seorang pengarang.
 Nama keluarga ditulis sebelum nama kecil atau inisial. (Untuk memudahkan
penyusunan secara alfabetis.)
 Jika buku disusun oleh sebuah komisi/lembaga, nama pengarang. Jika tidak
ada nama pengarang, urutan dimulai dari judul buku. Keraf, Gorys. 1988.
Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

b. Penulisan nama pengarang dari buku dengan dua atau tiga pengarang.
 Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalik. Ketentuan lain sama dengan
bagian pertama.
 Urutan nama pengarang harus sesuai dengan yang tercantum dalam halaman
judul buku dan tidak boleh ada perubahan urutan.
Contoh: Kridalaksana, Harimurti dan Djoko Kentjono,ed. 1991.Seminar
Bahasa Indonesia. 1968. Ende-Flores: Nusa Indah.

c. Penulisan nama pengarang dari buku dengan banyak pengarang.


 Hanya nama pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik.
 Nama-nama pengarang yang lainnya dituliskan dengan singkatan dkk.
Contoh: Karso, dkk. 1994. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum. Bandung:
Angkasa.

d. Tahun Terbit
 Tahun terbit ditulis sesudah nama pengarang dipisahkan dengan tanda titik.

e. Judul Buku
 Judul buku digarisbawahi atau dicetak miring. Setiap huruf awal kata dalam
judul diketik dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan konjungsi.

f. Tempat Terbit
 Tempat terbit ditulis sesudah judul buku, dipisahkan dengan tanda titik.

g. Penerbit
 Nama penerbit ditulis sesudah tempat terbit dipisahkan dengan tanda titik dua
(:) dan diakhiri dengan titik.

h. Penulisan daftar pustaka dari buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih
 Angka jilid ditempatkan sesudah judul dipisahkan dengan sebuah tanda titik.
 Tulisan jilid disingkat Jil. atau Jld..
Contoh:
Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia.Jil.2.
Yogyakarta: Kanisius.
i. Penulisan daftar pustaka dari sebuah buku terjemahan
 Nama pengarang asli diurutkan dalam daftar urutan alfabetis.
 Keterangan penerjemah ditempatkan sesudah judul buku dipisahkan dengan
tanda koma.
Contoh:
Multatuli. 1972. Max Havelar, Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda,
terj. H.B. Jassin. Jakarta: Jambatan.

j. Data Pustaka dari artikel majalah


 Judul artikel dan judul majalah diapit oleh tanda petik.
 Tidak ada tempat publikasi dan penerbit, tapi dicantumkan nomor, tanggal,
dan halaman
Contoh:
Solihin, Burhan, dkk. ”Selamat Datang di Surga Nirkabel”.Tempo. Edisi 4-10
April 2005, hal 90-91.Artikel dari Harian

k. Tanda titik dipakai sesudah nama pengarang/penulis, selanjutnya


menggunakan tanda koma sebagai pemisah.
Contoh :
Pramudianto.”Denderita dan Pemulihan Nias”.Kompas, 2 April 2005, hal 46.

D. CATATAN KAKI

1. Pengertian
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang
ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Semua kutipan, baik
langsung maupun tidak langsung dapat dijelaskan sumbernya dalam sebuah
catatan kaki. Catatan kaki digunakan untuk memberikan keterangan, komentar,
atau menerangkan sumber kutipan yang digunakan pada tulisan tersebut. Dengan
demikian, catatan kaki dicantumkan untuk:
a. Mendukung keabsahan pernyataan penulis yang tercantum di dalam
tulisannya.
b. Petunjuk sumber tulisan.
c. Memperluas pembahasan yang diperlukan, tetapi tidak relevan jika
dimasukkan ke dalam teks tulisan.
d. Referensi silang (petunjuk pada karya tulis apa dan pada halaman berapa hal
yang sama dibahas).
e. Memenuhi kode etik penulisan, dalam hal ini penghargaan terhadap karya
orang lain.

2. Jenis Catatan Kaki.


Catatan kaki ada dua macam, yaitu catatan kaki lengkap dan catatan kaki singkat.
a. Catatan kaki lengkap
adalah catatan kaki yang ditulis lengkap dengan mencantumkan :
 Nama pengarang
 Judul buku
 Nama atau nomor seri (jika ada)
 Jumlah jilid (jika ada)
 Nomor cetakan
 Kota penerbit
 Nama penerbit
 Tahun terbit
 Nomor halaman.

b. Catatan kaki singkat


adalah catatan kaki yang ditulis secara singkat, tidak selengkap catatan kaki
jenis pertama. Catatan kaki singkat terdiri atas tiga macam, yaitu :
 Ibid.
Adalah singkatan dari ibidum, artinya “sama dengan di atas”. Ibid.
dipergunakan untuk menunjukkan catatan kaki yang sumbernya sama
dengan catatan kaki yang tepat di atasnya.
 Op.cit.
Adalah singkatan dari opere citato, artinya “dalam karya yang telah
dikutip”. Op.cit. digunakan untuk catatan kaki dari sumber yang telah
dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain.
 Loc.cit.
Ialah singkatan dari loco citati, artinya “tempat yang sudah dikutip”.
Loc.cit. digunakan seperti op.cit., namun sumber yang dikutip berasal dari
halaman yang sama.

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan kaki


a. Hubungan catatan kaki dan teks ditandai dengan nomor penunjukan yang
ditempatkan agak ke atas setengah spasi dari teks.
b. Pemberian nomor urut yang berlaku untuk tiap bab atau untuk judul buku
dipergunakan tanda seluruh karangan. koma.

4. Teknik pembuatan catatan kaki


adalah sebagai berikut :
a. Sediakan tempat secukupnya pada kaki halaman tersebut.
b. Sesudah baris terakhir dari teks dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis,
mulai dari kiri sepanjang 15 ketikan.
c. Dalam jarak 2 spasi dan garis dalam jarak 5-7 ketikan dari margin kiri diketik
nomor penunjukan.
d. Langsung sesudah nomor, setengah ke bawah mulai diketik baris pertama dari
catatan kaki.
e. Jarak antarbaris dalam catatan kaki adalah spasi rapat, sedangkan jarak
antarcatatan kaki pada halaman yang sama adalah dua spasi.
5. Unsur-unsur yang ada dalam catatan kaki dan penulisannya
adalah sebagai berikut :
a. Pengarang.
Nama pengarang dicantumkan sesuai urutan biasa, pada penunjukan
yang kedua dan selanjutnya cukup dipergunakan nama singkat.
Bila terdiri dari dua atau tiga pengarang, semuanya dicantumkan,
sedangkan lebih dari 3 orang cukup nama pertama yang dicantumkan. Nama
yang lain digantikan dengan singkatan dkk.
Penunjukan kepada sebuah kumpulan sama dengan no (a) dan (b)
ditambah singkatan ed. (editor) di belakang nama penyunting dan dipisahkan
dengan tanda koma. Jika tidak ada pengarang/editor, langsung dimulai dengan
judul.
b. Semua judul mengikuti peraturan yang sama dengan daftar pustaka.
c. Sesudah catatan kaki pertama, penyebutan sumber yang sama digantikan
dengan Ibid., Op.cit., Loc.cit.
d. Sesudah penunjukan pertama sebuah artikel dalam majalah atau harian, maka
selanjutnya cukup dipergunakan judul majalah atau harian tanpa judul artikel.
e. Tempat dan tahun penerbitan dicantumkan pada referensi pertama dan
ditempatkan dalam tanda kurung dan dipisahkan dengan tanda koma, misalnya
(Jakarta, 2005).
f. Majalah harus dicantumkan nomor jilid dan nomor halaman, tanggal, bulan
dan tahun. Semua keterangan dapat ditempatkan dalam kurung.
g. Data publikasi sebuah harian terdiri dari hari, tanggal, bulan, tahun, dan nomor
halaman. Penanggalan tidak ditempatkan dalam kurung.

6. Cara membuat catatan kaki lengkap


a. Di depan nama pengarang, diberi nomor catatan kaki yang angkanya
dinaikkan ke atas setengah spasi.
b. Nama pengarang ditulis lengkap. Jika terdapat gelar di depan atau di belakang
nama pengarang tersebut, tidak perlu dicantumkan. Jika nama pengarang itu
lebih dari satu kata, maka nama tersebut tidak perlu diindeks. (dibalik). Kalau
pengarangnya dua orang, maka kedua nama pengarang tersebut ditulis
lengkap, tidak diindeks, serta antara nama pertama dan kedua disisipi kata
“dan”. Kalau tiga orang, cara penulisannya sama, namun antara nama pertama
dan kedua disisipi tanda koma (,) dan antara nama kedua dan ketiga disisipi
kata “dan”.
c. Antara nama pengarang dan judul buku diberi tanda koma.
d. Judul buku ditulis lengkap dan dicetak miring (italik).
e. Setelah judul buku, diikuti (tanpa koma) kota tempat penerbit, nama penerbit,
dan tahun terbit yang semuanya berada dalam tanda kurung [(…)]. Antara kota
penerbit dan nama penerbit diberi titik dua (:); antara nama penerbit dan tahun
terbit diberi tanda koma.
f. Di belakang tanda kurung tutup keterangan di atas, diikuti tanda koma, lalu
huruf “h atau hal.” yang berarti halaman, dan nomor halaman yang ditutup
dengan tanda titik (.). Jika halaman yang dikutip lebih dari satu, maka
digunakan huruf “hh” dan nomor halaman ditulis dari halaman pertama
sampai terakhir dengan menggunakan tanda hubung (misalnya, hh. 10-25).
g. Keterangan tentang jilid ditempatkan dalam kurung sebelum tempat terbit atau
di luar kurung sebelum nomor halaman, dan ditulis dengan angka Romawi.
Contoh:
Gorys Keraf, Komposisi (Ende Flores, 1980), hal. 203.
Pramudianto, ”Penderitaan dan Pemulihan Nias”,Kompas,(2 April 2005),hal.
46.
Burhan Solihin, dkk .”Selamat Datang di Surga Nirkabel”. Tempo ,
(April,2005 ),hal. 90 -91.

7. Cara menulis catatan kaki singkat


Contoh:
Ibid., hal. 30.
Kuntowijoyo, op.cit., hal. 37.
Kuntowijoyo, loc.cit.

Berdasarkan contoh catatan kaki ini, dapat disimak ketentuan penulisannya sebagai
berikut:

a. Ibid., op.cit., dan loc.cit. ditulis italik.


b. Ibid. diikuti tanda titik, koma, dan nomor halaman.
c. Op.cit. di depannya dicantumkan nama pengarang, lalu di belakang op.cit. diikuti
nomor halaman.
d. Loc.cit. sama dengan op.cit., tetapi tidak diikuti nomor halaman.
e. Aturan penulisan nomor catatan kaki sama dengan penulisan pada catatan kaki
lengkap.
f. Ketentuan penulisan nama sama dengan penulisan pada catatan kaki lengkap.
g. Jika halaman yang dikutip lebih dari satu, ketentuan penulisannya, juga sama
dengan penulisan pada catatan kaki lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Suyatno, dkk. 2017. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Membangun


Karakter Mahasiswa melalui Bahasa). Jakarta : In Media
As. Haris. Sumadiria. 2005. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature,
Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Bandung.
Jauhari, H. 2008. Terampil Mengarang dari Persiapan Hingga Presentasi, dari
Karangan Ilmiah Hingga Sastra. Bandung: Nuansa Cendekia.
Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Jakarta: Gramedia.
Kusmiatun, Ari. Catatan Kaki (Foot Note). Melalui
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ari%20Kusmiatun,
%20S.Pd.,M.Hum./CATATAN%20KAKI_b%20arik.pdf [09 Januari 2021]
S., Effendi. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Jakarta:
Pustaka Jaya.
Sofyan, Agus N., Eni Karlieni, et al. 2007. Bahasa Indonesia dalam Penulisan
Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Widyatama.
Wahyu, Tri R.N. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai