Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN

REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : M.124.Kp.04.11 TAHUN 1999
TENTANG
PENDELEGASIAN WEWENANG MENGENAI PEMBERIAN/
PENOLAKAN IZIN UNTUK MENJADI ANGGOTA PARTAI
POLITIK BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM LINGKUNGAN
DEPARTEMEN KEHAKIMAN

MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk memperlancar Penetapan Pemberian/Penolakan izin


untuk menjadi anggota partai politik bagi Pegawai Negeri Sipil
dalam lingkungan Departemen Kehakiman dipandang perlu untuk
memberikan delegasi wewenang kepada para Pejabat dalam
lingkungan Departemen Kehakiman.

Mengingat : a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974


tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun
1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1977
tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 6 Tahun 1997;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1994
tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan
Struktural, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 67 Tahun 1998;
d. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1994
tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 1995;
e Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985
tentang Jenjang Pangkat dan Tunjangan Struktural sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1998;
f. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998
tentang Prosedur Pengusulan, Penetapan dan Evaluasi Organisasi
Pemerintahan.

Memperhatikan : 1. Persetujuan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan


Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara dalam
surat Nomor : 328/MK/WASPAN/11/1998 tanggal 23
Nopember 1998.
2. Surat Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan
Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
373/MK/WASPAN/12/1998 tanggal 21 Desember 1998.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK
INDONESIA TENTANG PENYEMPURNAAN KEPUTUSAN
MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :
M.01.KP.04.04 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS
LAMPIRAN I ANGKA 3 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG JENJANG
PANGKAT DAN TUNJANGAN JABATAN STRUKTURAL
SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH
TERAKHIR DENGAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 1998 DAN KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA NOMOR 177 TAHUN 1997.

Pasal I

Mengubah Lampiran I Angka 3, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9


Tahun 1985 tentang Jenjang Pangkat dan Tunjangan Jabatan Struktural sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 1998 dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 177 Tahun 1997, sehingga berbunyi :
1. Lampiran I angka 3 Departemen Kehakiman
c. Eselon IIa :
1) Kepala Biro.
2) Inspektur.
3) Direktur.
4) Sekretaris Inspektorat Jenderal/Direktorat Jenderal/Badan.
5) Kepala Pusat.
6) Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman Tipe A dan Tipe B.

d. Eselon IIb :
1) Koordinator pada Kantor Wilayah Departemen Kehakiman.
2) Panitera/Sekretaris pada Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara.
3) Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas I.

e. Eselon IIIa :
1) Kepala Bagian;
2) Inspektorat Pembantu;
3) Kepala Subdirektorat;
4) Kepala Bidang;
5) Kepala Bagian/Bidang pada Kantor Wilayah Departemen Kehakiman
Tipe A dan Tipe B;
6) Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIIa;
7) Kepala Balai Pemasyarakatan (BAPAS);
8) Direktur Akademi Imigrasi;
9) Direktur Akademi Pemasyarakatan;
10) Ketua Balai Harta Peninggalan (BHP);
11) Kepala Kantor Imigrasi (KANIM) Kelas I;
12) Panitera/Sekretaris pada Pengadilan Negeri Kelas IA dan Pengadilan
Tata Usaha Negara Kelas I;
13) Wakil Sekretaris pada Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara;
14) Wakil Panitera pada Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara.

f. Eselon IIIb :
1) Anggota Teknis Hukum/Sekretaris merangkap Anggota Teknis Hukum
pada Balai Harta Peninggalan;
2) Kepala Kantor Imigrasi Kelas II;
3) Kepala Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas I;
4) Kepala Lembaga Kemasyarakatan Kelas IIB;
5) Kepala Bagian/Bidang/Kesatuan Pengamanan pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas I;
6) Wakil Sekretaris pada Pengadilan Negeri Kelas IA dan Pengadilan Tata
Usaha Negara Kelas I;
7) Wakil Panitera pada Pengadilan Negeri Kelas IA dan Pengadilan Tata
Usaha Negara Kelas I;
8) Panitera/Sekretaris pada Pengadilan Negeri IB;
9) Panitera/Sekretaris pada Pengadilan Tata Usaha Negara Kelas II.

g. Eselon IVa :
1) Kepala Subbagian;
2) Pemeriksa;
3) Kepala Seksi;
4) Kepala Subbidang;
5) Kepala Subbagian/Seksi pada Kantor Wilayah Departemen Kehakiman
Tipe A dan Tipe B;
6) Kepala Bagian Pemasyarakatan (BAPAS) Kelas II;
7) Kepala Subbagian/Seksi pada Balai Harta Peninggalan;
8) Kepala Subbagian/Seksi pada Kantor Imigrasi Kelas I;
9) Kepala Kantor Imigrasi Kelas III;
10) Kepala Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas IIA dan Kelas IIB;
11) Kepala Rumah Penyimpangan Benda Sitaan Negara (RUPBASAN)
Kelas I;
12) Kepala Subbagian/Seksi/Kesatuan Pengamanan pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA;
13) Kepala Subbagian pada Pengadilan Tinggi, Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara, Pengadilan Negeri Kelas IA dan Pengadilan Tata Usaha
Negara Kelas I;
14) Panitera Muda pada Pengadilan Tinggi, Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara, Pengadilan Negeri Kelas IA dan Pengadilan Tata Usaha Negara
Kelas I;
15) Wakil Sekretaris pada Pengadilan Negeri Kelas IB dan Pengadilan Tata
Usaha Negara Kelas II;
16) Wakil Panitera pada Pengadilan Negeri Kelas IB dan Pengadilan Tata
Usaha Negara Kelas II;
17) Panitera/Sekretaris pada Pengadilan Negeri Kelas II.

h. Eselon IVb :
1) Kepala Subbagian/Seksi pada Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Kelas I;
2) Kepala Subbagian/Seksi pada Balai Harta Peninggalan;
3) Kepala Subbagian/Seksi pada Kantor Imigrasi Kelas II;
4) Kepala Subbagian/Seksi/Kesatuan Pengamanan pada Rumah Tahanan
Negara (RUTAN) Kelas I;
5) Kepala Cabang Rumah Tahanan Negara (RUTAN);
6) Kepala Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (RUPBASAN) Kelas
II;
7) Kepala Subbagian/Seksi/Kepala Kesatuan Pengamanan pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB;
8) Kepala Subbagian/Seksi pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas I;
9) Kepala Subbagian pada Pengadilan Negeri Kelas IB dan Pengadilan Tata
Usaha Negara Kelas II;
10) Panitera Muda pada Pengadilan Negeri Kelas IB dan Pengadilan Tata
Usaha Negara Kelas II;
11) Wakil Sekretaris pada Pengadilan Negeri Kelas II;
12) Wakil Panitera pada Pengadilan Negeri Kelas II.

i. Eselon Va :
1) Kepala Subbagian/Seksi pada Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Kelas II;
2) Kepala Urusan pada Balai Harta Peninggalan dan Pengawasan;
3) Kepala Urusan/Subseksi pada Kantor Imigrasi Kelas I dan Kelas II;
4) Kepala Urusan/Subseksi/Kesatuan Pengamanan pada Rumah Tahanan
Negara (RUTAN) Kelas IIA dan Kelas IIB;
5) Kepala Urusan/Subseksi pada Rumah Penyimpanan Benda Sitaan
Negara (RUPBASAN) Kelas I;
6) Kepala Urusan/Subseksi pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA;
7) Kepala Urusan pada Pengadilan Negeri Kelas II;
8) Panitera Muda Urusan pada Pengadilan Negeri Kelas II.

j. Eselon Vb :
1) Kepala Urusan pada Kantor Imigrasi Kelas III;
2) Kepala Urusan/Subseksi pada Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas
I;
3) Kepala Subseksi pada Cabang Rumah Tahanan Negara (RUTAN);
4) Kepala Subseksi pada Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara
(RUPBASAN) Kelas II;
5) Kepala Subseksi/Urusan pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB.

Pasal II

1. Sejak tanggal mulai berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Kehakiman


Republik Indonesia Nomor M.10.KP.04.04 Tahun 1999 tanggal 5 Januari 1999
tentang Perubahan atas lampiran I angka 3 Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 tentang Jenjang Pangkat dan Tunjangan Jabatan
Struktural sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1998 dan Keputusan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 177 Tahun 1997 tidak berlaku
lagi.
2. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia ini berdaya laku surut sejak
tanggal 5 Januari 1999.
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal :
MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA

Ttd.

PROF.DR. MULADI, SH.

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada :


1. Menko Wasbangpan;
2. Kepala BAKN;
3. Ketua Lembaga Administrasi Negara;
4. Dirjen Anggaran Departemen Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai