Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 1

MATA KULIAH : ARBITRASE, MEDIASI DAN NEGOSIASI

SEMESTER 6

UNIVERSITAS TERBUKA

TUGAS DIKUMPULAN MELALUI LMS

PALING LAMBAT TANGGAL 2 NOVEMBER 2022 PUKUL 23.59 WITA

1. Faktor-faktor kunci kesuksesan (key success factors) dalam pelaksanaan Mekanisme Alternatif
Penyelesaian Sengketa (APS) diantara adalah Komitmen para pihak dan keberlanjutan
hubungan, coba saudara Jelaskan !
2. Mengapa proses sengketa di pengadilan tidak popular bagi kalangan Pengusaha dan bisnis ?
3. Sebutkan secara singkat tahap-tahap dalam Negosiasi ?

Jawaban

1.a.Komitmen Para Pihak Keberhasilan penyelesaian sengketa melalui APS ditentukan oleh tekad
maupun itikad baik (te goede trouw) para pihak yang bersengketa untuk menerima tanggung jawab
atas keputusan mereka sendiri serta menerima legitimasi dari APS ditentukan dari seberapa besar
komitmen dan penerimaan atas proses APS dari para pihak yang bersengketa. Dengan demikian jika
para pihak tidak memulai APS dengan tekad itikad baik, maka proses APS akan menjadi sia-sia, tidak
produktif, dan hanya akan menghabiskan uang dan waktu. Terlepas dari rendahnya biaya dalam APS
dibanding litigasi.

b.Keberlanjutan Hubungan Penyelesaian melalui APS didasari oleh semangat win-win solution. Oleh
karena itu, dengan mempertimbangkan kepentingan di masa depan, maka dari pihak yang
bersengketa harus ada keinginan untuk mempertahankan hubungan baik mereka. Hal inilah yang akan
mendorong mereka untuk tidak hanya memikirkan hasil akhir yang menguntungkannya, tetapi juga
memikirkan proses cara untuk mencapainya. Definisi APS yang diatur dalam Pasal 1 ayat (10) Undang-
Undang No. 30 Tahun 1999, APS sebagai lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui
prosedur yang disepakati para pihak yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi,
negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli dan arbitrase.

2. Menurut Ajinderpal Singh, Partner firma hukum asal Singapura, Rodyk & Davidson LLP, tren
terhadap alternatif penyelesaian sengketa (APS) itu karena pada dasarnya mediasi maupun arbitrase
memiliki kelebihan tersendiri. Ia menyebutnya, hal itu jika harus dibandingkan dengan upaya
penyelesaian sengketa lewat jalur pengadilan. Ajinderpal mengatakan, kini semakin banyak yang
menyadari bahwa mediasi dan arbitrase merupakan penyelesaian sengketa yang efektif.

Dia mengatakan, salah satu faktor penting dalam menilai efektivitas tersebut adalah terkait dengan
kerahasiaan. Dalam dunia komersial, sengketa yang diketahui oleh umum bisa membawa dampak
terhadap citra yang mungkin berakhir pada berkurangnya pendapatan. Oleh karena itu, para
pengusaha lebih memilih menyelesaikan sengketa melalui mediasi maupun arbitrase.

“Kerahasiaan para pihak hanya diketahui mereka yang bersengketa dan pihak yang menjadi arbiter
atau mediator. Beda halnya dengan peradilan yang terbuka untuk umum,” kata Ajinderpal dalam 2nd
Annual Symposium For Arbitrators and Mediators di Jakarta, Rabu (2/12).

Selain itu, menurut Ajinderpal, keuntungan lain yang bisa didapatkan para pihak dengan memilih jalur
mediasi atau arbitrase adalah penghematan. Ia menggarisbawahi bahwa efisiensi merupakan hal
penting dalam dunia komersial. Lebih lanjut ia pun menjabarkan, ada dua bentuk efisiensi yang
dijanjikan alternatifpenyelesaian sengketa.

Pertama, penghematan biaya. Menurutnya, dengan menempuh jalur mediasi atau arbitrase
perusahaan akan menghemat biaya. Sebab, mereka tak perlu menghabiskan uang untuk menyewa
banyak penasehat hukum.

Kedua, penghematan waktu. Ajinderpal menyebut, arbitrase bisa diputuskan dalam waktu yang
hampir setengah dari yang dibutuhkan bila sengketa diselesaikan melalui litigasi. Sementara itu,
menurutnya mediasi bisa diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat.

“Para pihak tidak perlu membuang banyak waktu untuk bolak-balik mendengarkan saksi atau
mengumpulkan banyak bukti,” tambahnya.

3 . Tahap-tahap dalam Negosiasi

1. )Perencanaan dan persiapan

Tahap pertama yang harus dilalui adalah perencanaan dan persiapan. Proses dalam pengumpulan
data akan sangat dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mendukung posisi ketika bernegosiasi. Ketika
menyampaikan sebuah argumen dalam mendukung posisi, harus dilakukan dengan bijaksana.

2. )Menentukan aturan

Tahap kedua adalah menentukan sebuah aturan. Pada proses ini, seseorang harus menentukan garis
besar dan aturan. Tujuannya adalah untuk menentukan apa yang akan dinegosiasikan.

3. )Penjelasan

Tahap selanjutnya adalah penjelasan. Pada tahap ini, masing-masing pihak harus saling mengutarakan
apa yang diinginkannya. Masing-masing pihak dapat memberikan sebuah dokumentasi atau
pemaparan secara jelas. Hal tersebut dibutuhkan untuk mendukung posisi masing-masing pihak.

4. )Tawar menawar dan penyelesaian masalah

Tahap keempat adalah tawar menawar. Ketika selesai, maka dilanjutkan dengan penyelesaian
masalah. Pada tahap ini, semua pihak akan melakukan pencarian solusi terhadap masalah. Semua
pihak yang terlibat diharapkan untuk saling fokus terhadap masalah dan kepentingannya.

5. )Penutupan dan implementasi

Tahap kelima ini adalah tahap terakhir dalam melakukan negosiasi. Pada tahap ini, semua sesuatu
akan diputuskan secara bersama-sama. Sebelum itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Ada empat hal yang harus diperhatikan. Pertama, dokumen yang sudah disepakati. Kedua, meneliti
kembali semua poin utama untuk menghindari salah paham. Ketiga, menguraikan dengan jelas semua
ketetapan dari pertunjukan yang ada. Keempat, membuat secara tertulis masing-masing pihak
kemudian menandatangani untuk kesepakatan yang sudah dirundingkan.

Anda mungkin juga menyukai