Anda di halaman 1dari 2

Hasil wawancara

1. WTP  image
Dengan mendapat opini WTP akan membuat reputasi baik bagi BPOM di mata masyarakat.
2. Kerugian negara  korupsi
Menurunkan repeated findings terutama yang berkaitan dengan kerugian negara bisa
menurunkan risiko adanya kasus korupsi.
3. Pengelolaan pengadaan  efisiensi
Minimalisasi repeated finding untuk meningkatkan efisiensi, misalnya pada kasus temuan terkait
pengadaan kebanyakan masalah yang terjadi menyebabkan kerugian negara sehingga tidak
tercapai tujuan utama pengadaan yaitu value for money.
4. Kerugian negara  opini
Pengembalian ke negara yang besar dapat mempengaruhi materialitas yang menjadi dasar
pemberian opini.
5. Komitmen pemimpin  internal control
Rendahnya komitmen pemimpin dapat menyebabkan lemahnya sistem internal control yang
diterapkan.
6. Internal control  opini WTP
Internal control yang lemah dapat menyebabkan banyaknya temuan yang dapat mempengaruhi
opini yang diberikan oleh BPK.
7. WTP  akuntabilitas
Dengan mendapatkan opini WTP berarti LK akuntabel  cari data dukung literatur.
8. Internal control  aset security
Internal control yang lemah menyebabkan tujuan SPIP tidak tercapai, salah satunya adalah
pengamanan aset.
9. Kepatuhan peraturan  kerugian negara
Temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan dapat menyebabkan kerugian negara dan lebih
lanjut dapat menjadi kasus hukum terkait korupsi.
10. IT  non tax revenue, asset management, procurement proses
Perkembangan IT membantu dalam hal pengelolaan keuangan, seperti pada pengelolaan non
tax revenue. Selain itu juga informasi teknologi dapat membantu pengelolaan aset dan juga
proses pengadaan. Dengan penggunaan IT dalam meminimalisasi human error sehingga dapat
meningkatkan efektivitas dan juga membantu mencegah terjadinya kecurangan.
11. Long problem  percepatan tindak lanjut
Beberapa masalah yang menjadi temuan berulang beberapa merupakan masalah yang sudah
lama namun belum bisa dipecahkan. Jika permasalahan-permasalahan tersebut dapat segera
dipecahkan maka rekomendasi BPK pun dapat segera ditindaklanjuti.
12. Kurangnya kompetensi  manajemen aset
Kurangnya kompetensi membuat berbagai permasalahan, baik manajemen aset, pengelolaan
non tax revenue, maupun masalah pegadaan.
13. Ketidaktepatan kebijakan  aset
Beberapa masalah yang terjadi baik pada baik manajemen aset, pengelolaan non tax revenue,
maupun masalah pegadaan disebabkan karena kebijakan kurang sesuai ataupun belum terdapat
kebijakan yang mengatur secara detail tentang beberapa hal tertentu. Hal ini menyebabkan
ketidakkonsistenan penerapan kebijakan dan masalah lainnya.
14. Ketidakpatuhan  kerugian negara
Faktor ketidakpatuhan terhadap perundangan dapat menyebabkan terjadinya kerugian negara,
misalnya pada proses pengadaan, masalah yang sering menjadi temuan berulang adalah adanya
kekurangan volume pekerjaan. Hal ini disebabkan PPK tidak menjalankan fungsinya sesuai
dengan peraturan dengan optimal.
15. Leadership commitment  policy
Diperlukan komitmen pemimpin untuk dapat membuat kebijakan secara tegas yang dapat
diterapkan denngan baik.
16. Planning  budget performance
Sering kali proses perencanaan terutama terkait anggaran kurang baik sehingga pembagian
anggaran kurang jelas prioritasnya, hal ini akan berefek pada budget performance.
17. Planning  procurement process
Perencanaan pada proses pengadaan merupakan hal yang sangat penting. Tanpa perencanaan
yang baik maka proses pengadaan akan mengalami banyak masalah. Misalnya saja jika proses
pengadaan dilakukan terlambat maka pekerjaan kemungkinan besar akan tidak selesai, selain itu
pembuat komitmen juga akan memiliki sedikit waktu untuk melakukan proses pemeriksaan hasil
pekerjaan. Sehingga akan muncul banyak masalah seperti denda keterlambatan dan kekurangan
volume pekerjaan yang selama ini sering menjadi temuan berulang pada audit BPK.
18. Komitmen pemimpin  continous improvement
Dengan adanya komitmen pemimpin dapat memberi tuntutan dan semangat untuk selalu
melakukan continous improvement.
19. Policy  knowledge
Penyesuaian policy harus disertai dengan sosialisasi sehingga dapat diketahui dan dipahami oleh
seluruh pegawai terutama pegawai yang bertanggungjawab dalam pengelolaan keuangan
negara.
20. Internal auditor  planning
Tugas internal auditor tidak hanya pada akhir sebuah aktivitas namun juga mulai dari
perencanaan, yaitu melalui reviu. Setiap awal tahun perencanaan anggaran dan kegiatan harus
direviu terlebih dahulu oleh internal auditor. Jika proses reviu yang dilakukan oleh internal
auditor optimal, maka perencanaan pun seharusnya menjadi baik dan sesuai dengan peraturan.
21. Employee awareness  akuntabilitas
Masalah temuan berulang dapat berkurang jika para pegawai memiliki kesadaran yang tinggi
bahwa dalam menggunakan anggaran dari negara harus disertai dengan tanggungjawab yang
besar.
22. Internal auditor  kepatuhan perundangan
Salah satu peran dari internal auditor adalah memastikan aktivitas yang dilakukan pada
organisasi telah sesuai dengan peraturan. Sehingga dengan adanya pengawasan internal secara
rutin oleh internal auditor dapat meningkatkan dan memastikan kepatuhan para pegawai dalam
melaksanakan tugasnya.

Employee reward system consist of an organisation’s incorporated policies, processes and practices
for rewarding its employees in union with their contribution, skills and competence and their market
value.

Anda mungkin juga menyukai