Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK KENAIKAN HARGA TIKET PESAWAT SERTA PERAMALAN PERTUMBUHAN

ANGKUTAN UDARA
THE IMPACT OF TICKET PRICE INCREASING AND AIR TRANSPORTATION
GROWTH FORECAST

Suryadi
Badan Pusat Statistik
Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta Pusat
email: cokie@bps.go.id

Diterima: 3 Juni 2014, Revisi 1: 23 Juni 2014, Revisi 2: 3 Juli 2014, Disetujui: 17 Juli 2014

ABSTRAK
Angkutan udara memegang peranan yang sangat penting bagi masyarakat dalam berbagai kegiatan,
agar lebih cepat sampai ketujuan. Pada tahun 2014, maskapai penerbangan mengajukan usulan kenaikan
tarif tiket pesawat batas atas sebesar 10 persen berkaitan dengan harga avtur yang sudah naik di atas 
10% sejak  regulator menetapkan kebijakan tarif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) besarn-
ya dampak kenaikan harga tiket pesawat sebesar 10% terhadap inflasi nasional, (2) besarnya dampak
kenaikan harga tiket pesawat sebesar 10% terhadap kenaikan harga pada sektor-sektor ekonomi lainn-
ya, baik secara langsung maupun tidak langsung dan (3) pertumbuhan angkutan udara pada periode
2015-2017. Metodologi penelitian dengan menggunakan Model Input-Output dan Model Sarima. Hasil
penelitian menunjukkan kenaikan harga tiket pesawat sebesar 10 persen, akan meningkatkan inflasi
total sebesar 0,77 persen. Dampak langsung yang terjadi 0,76 persen dan dampak tak langsung 0,01
persen. Kenaikan harga tertinggi pada sektor-sektor ekonomi lainnya terjadi pada angkutan udara itu
sendiri dengan dampak total sebesar 14,44 persen, sektor pemerintahan umum dengan dampak total 5,90
persen, sektor jasa perusahaan 5,63 persen serta jasa penunjang angkutan 2,09 persen. Laju pertumbu-
han angkutan udara tahun 2015-2017 berdasarkan skenario moderat secara berturut-turut sebesar 6,12
persen tahun 2015, 6,38 persen tahun 2016 dan 5,99 persen tahun 2017. Berdasarkan skenario optimistik,
laju pertumbuhan angkutan udara sebesar 10,93 persen tahun 2015, 10,00 persen tahun 2016 dan 9,27
persen tahun 2017.
Kata kunci : input-output, sarima, skenario moderat dan skenario optimistik

ABSTRACT
Air transportation plays a very important for the community in a variety of activities, in order to more quickly to
destination. In 2014, the airline filed proposed rate increase airfares upper limit of 10 per cent related to aviation
fuel prices had gone up over 10% since the regulator set the tariff policy. This study aims to determine: (1) the
magnitude of the impact of rising prices on air tickets by 10% against the national inflation, (2) the magnitude
of the impact of rising prices on air tickets by 10% to price increasing in other economic sectors, either directly
or indirectly and (3) the growth of air transportation in the period 2015-2017. Research methodology using In-
put-Output Model and Sarima Model. The results showed the increasing in air fares by 10 per cent, will increase
the total inflation by 0.77 percent. The direct impact is happening 0.76 percent and 0.01 percent indirect impact.
The highest price increasing in other economic sectors occurred in air transport itself with the impact of a total of
14.44 percent, the general government sector with a total impact of 5.90 percent, the company’s services sector
of 5.63 percent and transportation support services of 2.09 percent . The rate of growth of air transportation in
2015-2017 based on the moderate scenario respectively by 6.12 percent in 2015, 6.38 percent in 2016 and 5.99
percent in 2017. Based on the optimistic scenario, the growth rate air transportation of 10.93 in 2015, 10.00 percent
in 2016 and 9.27 percent in 2017.
Keywords: Input-output, sarima, moderate scenario and optimistic scenario

Dampak Kenaikan Harga Tiket Pesawat Serta Peramalan Pertumbuhan Angkutan Udara, Suryadi 433

PENDAHULUAN dengan biaya murah (low cost carrier) yang sudah
berlangsung selama ini, kembali dipertanyakan.
Angkutan udara di Indonesia memegang peranan
yang sangat penting dalam berbagai kegiatan, Menteri Perhubungan mengungkapkan, permas-
karena masyarakat dalam melakukan aktivitasnya alahan yang dihadapi sektor transportasi semakin
sering menggunakan pesawat udara agar lebih kompleks seperti permasalahan  aksesibiltas dan
cepat sampai ketujuan. Pesawat udara merupakan keterjangkauan, permasalahan transportasi massal,
sarana perhubungan yang cepat, efisien dan nya- kelanjutan reformasi di sektor transportasi dan
man sehingga paling diminati dalam kehidupan kepastian regulasi dalam penyelenggaraan trans-
di era modern yang menuntut segala sesuatu yang portasi yang telah menjadi isu yang harus segera
serba cepat dan efisien. Pesawat udara memiliki diselesaikan. Pada sisi lain, tuntutan masyarakat
karakteristik antara lain mampu mencapai tempat terhadap perubahan layanan jasa transportasi
tujuan dalam waktu cepat, menggunakan teknologi terus meningkat sejalan dengan perkembangan
tinggi serta tidak mengenal batas suatu negara. teknologi transportasi. Selain itu, Menteri Per-
hubungan pada peringatan Hari Perhubungan
Adanya UU No. 5 Tahun 1999 dan deregulasi
Nasional (Harhubnas) tanggal 17 September 2014
berupa Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
mengungkapkan, Indonesia juga menghadapi arus
81 Tahun 2004 tentang Pendirian Perusahaan
globalisasi yang semakin masif dan komprehensif
Penerbangan di Indonesia, telah membuka pel-
serta diperlukannya kesiapan transportasi dalam
uang bagi pengusaha untuk masuk dalam bisnis
menghadapi pasar tunggal ASEAN 2015.
angkutan udara. Adanya kebijakan ini membuat
maskapai penerbangan bersaing dalam merebut Pada tahun 2014, maskapai penerbangan mengaju-
pangsa pasar melalui strategi tarif berupa harga kan usulan kenaikan tarif tiket pesawat batas atas.
tiket pesawat. Tarif merupakan salah satu unsur Tarif batas adalah tarif jarak tertinggi/ maksimum
yang sangat penting bagi pengguna jasa, karena yang diijinkan diberlakukan oleh perusahaan
apabila tarif angkutan udara rendah, masyarakat angkutan udara dan ditetapkan oleh Menteri
atau pengguna jasa akan cenderung semakin ser- Perhubungan. Asosiasi Maskapai Penerbangan
ing menggunakan jasa transportasi udara. Jumlah Komersial  Nasional Indonesia (INACA) berka-
maskapai penerbangan yang meningkat dari tahun li-kali meminta  tarif batas atas dinaikkan  pada
ke tahun menyebabkan harga tarif pun bervariasi. harga tiket pesawat. Hal ini berkaitan dengan harga
avtur yang sudah naik di atas  10% sejak  regulator
Dengan semakin banyaknya maskapai pener-
menetapkan kebijakan tarif. Begitu pula inflasi
bangan, menyebabkan persaingan yang semakin
yang setiap tahun selalu mengalami kenaikan,
meningkat. Persaingan tersebut membuat seba-
sehingga biaya operasional juga meningkat.  Mas-
gian besar maskapai penerbangan di Indonesia
yarakat sebagai pengguna jasa penerbangan secara
menerapkan low fare (tarif tiket murah) sebagai
langsung akan merasakan dampak kenaikan tarif
strategi untuk meraih penumpang. Strategi perang
tiket batas atas ini.
tarif melalui berbagai jenis promosi harga dan
macam-macam jenis tarif diperkenalkan kepada Kenaikan tarif tiket angkutan udara akan men-
masyarakat. Tarif angkutan udara cenderung tidak gakibatkan terjadinya peningkatan laju inflasi
menentu, namun secara umum semakin bervariasi pada level tertentu. Beberapa faktor yang menjadi
dan memungkinkan memperoleh harga murah. pemicu percepatan laju inflasi antara lain adalah
Persaingan yang terjadi secara terus menerus an- faktor biaya produksi (cost push inflation) yaitu
tar maskapai penerbangan, memaksa harga turun kenaikan harga bahan baku, bahan pembantu atau
mendekati biayanya. Bertambahnya jumlah mas- penolong serta kenaikan harga barang impor yang
kapai penerbangan tersebut telah membuat harga digunakan dalam proses produksi.
menjadi terjangkau bagi masyarakat.
Maskapai penerbangan mengusulkan penaikan
Namun, murahnya harga tiket pesawat saat ini ti- tarif tiket batas atas penumpang pesawat kelas
dak membuat rasa aman bertambah. Kekhawatiran ekonomi sebesar 10% akibat pelemahan nilai tukar
konsumen bahwa akibat dari terjadinya perang rupiah terhadap dolar AS yang menyebabkan pen-
tarif dalam bisnis penerbangan, akan berdampak ingkatan biaya operasional perusahaan penerban-
pada penurunan kualitas keselamatan yang seolah gan. Salah satu komponen yang diperhitungkan
terbukti dari berbagai kecelakaan pesawat yang untuk menaikkan tarif tiket pesawat adalah depre-
terjadi belakangan ini. Trend bisnis penerbangan siasi rupiah terhadap dolar AS. Bila harga tiket naik

434 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 8, Agustus 2014


10%, Kementerian Perhubungan memperkirakan semua lini yang mengakibatkan harga tiket dapat
akan terjadi penurunan penumpang pesawat se- ditekan. Model penerbangan ini disebut low cost
banyak itu dan beralih ke moda transportasi lain carrier (LCC). Namun di dalam operasi perusahaan
(Bisnis Indonesia, 2014) secara rutin, layanan penerbangan jenis LCC sering
mengecewakan konsumen (Umar, 2014). Menurut
Pada saat pertumbuhan ekonomi nasional 2010
data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,
sebesar 6,22%, angkutan udara Indonesia tumbuh
jumlah perusahaan penerbangan di Indonesia yang
sangat mengesankan yakni 18,99%. Pada saat per-
memiliki izin usaha per Desember 2007 berjumlah
ekonomian nasional 2011-2013 tumbuh sebesar
lima puluh perusahaan. Banyaknya jumlah mas-
6,49%, 6,26% dan 5,78%, angkutan udara tumbuh
kapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia
14,34%, 8,30% dan 5,78%. Melalui data yang disa-
secara langsung menciptakan persaingan yang
jikan, dapat dilihat bahwa trend pertumbuhan
cukup kompetitif (Kuntjoroadi dan Safitri, 2009).
angkutan udara mengalami penurunan selama
periode 2010-2013. Keberlanjutan usaha angku- Keterkaitan antara kualitas pelayanan dengan loy-
tan udara di Indonesia, sangat bergantung pada alitas pelanggan, akan membuat para pelanggan
kapasitas regulator dalam mendorong perbaikan kembali lagi untuk mendapatkan tiket dari PT.
iklim persaingan usaha, menetapkan standar ke- Garuda Indonesia. Pengaruh kualitas pelayanan
selamatan dan implementasinya yang konsisten, terhadap loyalitas pelanggan dicerminkan oleh
serta pengaturan mekanisme memasuki bisnis persamaan regresi linier sederhana Y= a + 0,6894X
angkutan udara. yang berarti tiap peningkatan 1 persepsi pelanggan
terhadap kualitas pelayanan (X), maka persepsi
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan permasala-
loyalitas pelanggan (Y) akan meningkat sebesar
han yang berkaitan dengan penelitian angkutan
0,6894 kali dengan ditambah nilai konstanta sebe-
udara yaitu :
sar 12,9764 (Marina, et. al., 2014).
1. Bagaimanakah dampak kenaikan harga tiket
Pada umumnya, setiap perusahaan memiliki tu-
pesawat sebesar 10% terhadap inflasi nasional ?
juan untuk memperoleh laba atau keuntungan
2. Bagaimana dampak kenaikan harga tiket pe- yang maksimal. Untuk dapat mencapai tujuan
sawat sebesar 10% terhadap kenaikan harga tersebut perusahaan memerlukan perencanaan
pada sektor-sektor ekonomi lainnya baik secara dan pengendalian biaya. Selain itu, perusahaan
langsung maupun tidak langsung ? jasa pun memerlukan informasi mengenai biaya
3. Bagaimana tingkat pertumbuhan angkutan yang berkenaan dengan suatu kegiatan untuk
udara pada periode 2015-2017 ? kebutuhan internal perusahaan (Astuti dan Her-
liana, 2011). Selain biaya, perusahaan jasa perlu
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: melakukan perhitungan dan juga penentuan harga
1. Besarnya dampak kenaikan harga tiket pesawat pokok produksi. Penentuan harga pokok produksi
sebesar 10% terhadap inflasi nasional. merupakan pembebanan unsur biaya produksi
terhadap produk yang dihasilkan dari suatu proses
2. Besarnya dampak kenaikan harga tiket pesawat
produksi.
sebesar 10% terhadap kenaikan harga pada
sektor-sektor ekonomi lainnya, baik secara Semakin maju suatu bangsa, semakin besar kon-
langsung maupun tidak langsung. stribusi komponen jasa pada struktur pendapatan
nasionalnya. Menurut Subagio dan Saputra (2012),
3. Pertumbuhan angkutan udara pada periode
bisnis transportasi merupakan bisnis jasa yang
2015-2017 dengan menggunakan model SARI-
sangat prospektif untuk masa kini dan mendatang.
MA.
Bisnis transportasi udara menjadi bidang yang
sangat diperlukan untuk masyarakat modern de-
TINJAUAN PUSTAKA wasa ini. Konsep pemasaran, menjadi kunci untuk
Kebutuhan masyarakat atas layanan jasa transpor- mencapai tujuan perusahaan. Untuk itu, ada empat
tasi terus mengalami peningkatan seiring dengan pilar konsep pemasaran yaitu (a) fokus pasar, (b)
meningkatnya pembangunan nasional. Jenis orientasi kepada pelanggan, (c) pemasaran yang
layanan angkutan udara juga terus berkembang, terkoordinasi dan (d) kemampulabaan.
dengan beroperasinya model penerbangan unik Permintaan masyarakat terhadap angkutan udara
yaitu melalui strategi penurunan operating cost di akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan pere-

Dampak Kenaikan Harga Tiket Pesawat Serta Peramalan Pertumbuhan Angkutan Udara, Suryadi 435

konomian. Permintaan Indonesia terhadap trans- jangka pendek, dapat digunakan model ARIMA
portasi udara lebih besar dari yang diperkirakan (Autregressive Integrated Moving Average) untuk
berdasarkan PDB per kapita yang ada. Hal ini tidak data tahunan, dan SARIMA (Seasonal Autregressive
mengejutkan mengingat geografi kepulauan Indo- Integrated Moving Average) untuk data triwulanan.
nesia serta jarak yang jauh antara kota-kota besar ARIMA sering juga disebut metode runtun waktu
(Fairbanks, 2012). Pengalaman sebelumnya dengan Box-Jenkins. Untuk peramalan jangka panjang,
kesepakatan Open Skies, mengindikasikan bahwa ketepatan peramalan ARIMA kurang baik (Wi-
penerapan kebijakan Open Skies ASEAN dapat bowo, et.al., 2012). Dalam membuat peramalan,
menambah pertumbuhan tambahan permintaan model ARIMA sama sekali mengabaikan variabel
sebesar 6 hingga 10 persen lagi. independen karena model ini menggunakan nilai
sekarang dan nilai-nilai lampau dari variabel de-
Hasil penelitian Wulandari (2007) menunjukkan
penden untuk menghasilkan peramalan jangka
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga
pendek yang akurat . Metode ARIMA hanya dapat
tiket pesawat untuk rute tujuan Batam adalah
diterapkan untuk data runtun waktu (time series)
jumlah maskapai penerbangan, jumlah penump-
yang stasioner atau telah dijadikan stasioner melalui
ang, jarak tempuh, pendapatan domestik region-
proses differencing.
al bruto perkapita kota asal, jumlah populasi
(penduduk), jumlah transit dalam rute dengan
tujuan Batam, dan karakteristik bandara kota asal METODOLOGI PENELITIAN
sebagai bandara penghubung atau tidak. Jumlah Data yang digunakan dalam pengukuran dampak
maskapai penerbangan yang semakin banyak akan kenaikan harga tiket pesawat berupa :
menyebabkan rute tersebut menjadi kompetitif dan
1. Tabel Input-Output atas dasar harga produsen
harga tiket pun menjadi rendah. Semakin banyak
tahun 2012 yang bersumber dari kerjasama
jumlah penumpang, semakin tinggi permintaan
antara Badan Pusat Statistik dan Kementerian
terhadap tiket pesawat dan harga tiket pun akan
Pekerjaan Umum.
naik. Harga tiket yang ditetapkan oleh maskapai
penerbangan juga mempertimbangkan keputusan 2. Persentase kenaikan harga tiket pesawat yang
yang ditetapkan oleh maskapai penerbangan lain dalam hal ini sebesar 10%.
dan moda transportasi lain. 3. Struktur input pada masing-masing sektor
ekonomi yang menggunakan jasa angkutan
Kenaikan harga tiket pesawat udara, akan menim-
udara.
bulkan inflasi. Inflasi membawa pengaruh buruk
bagi perekonomian, antara lain dapat menurunkan 4. Matrik pengganda dari Tabel Input-Output
kesejahteraan riil masyarakat yang berpenghasi- 2012 yang sudah ditranspose.
lan tetap dan menciptakan pengangguran. Untuk 5. Output masing-masing sektor pada Tabel
mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya, Input-Output yang akan digunakan sebagai
inflasi dibagi menjadi dua kategori, demand pull penimbang untuk mengetahui besarnya inflasi
inflation atau inflasi yang disebabkan oleh tarikan yang terjadi sebagai dampak kenaikan harga
permintaan dan cost push inflation atau inflasi yang tiket pesawat.
disebabkan oleh dorongan biaya. Hasil penelitian Formula yang digunakan dalam pengukuran
yang dilakukan oleh Rakhman (2012) memperlihat- dampak kenaikan harga tiket pesawat terhadap ke-
kan dari sisi permintaan, inflasi secara signifikan naikan harga pada masing-masing sektor ekonomi,
dipengaruhi oleh variabel perubahan pengeluaran menggunakan model yang dikembangkan oleh
pemerintah dan tingkat pertumbuhan ekonomi Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Nasional,
(berpengaruh positif), sementara variabel peruba- BPS. Model tersebut pernah diaplikasikan oleh
han jumlah uang beredar tidak berpengaruh secara Suryadi (2001) dengan menggunakan data Tabel
signifikan terhadap inflasi. Dari sisi penawaran, Input-Output 1998. Model yang digunakan, dapat
inflasi secara signifikan dipengaruhi oleh variabel ditulis sebagai berikut :
perubahan upah minimum, perubahan kondisi
infrastruktur jalan raya serta perubahan harga P= T
V
minyak dunia (berpengaruh positif), sedangkan
dimana :
variabel perubahan harga pangan dunia tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap inflasi. P = Persentase dampak kenaikan harga tiket
pesawat udara
Untuk meramalkan pertumbuhan angkutan udara

436 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 8, Agustus 2014


Model Seasonal Autoregressive Integrated Moving
T
= Invers Matrik yang ditranspose
Average (SARIMA) yang juga sering disebut
= Konstanta ataupun kenaikan harga tiket metode time series Box-Jenkins sebenarnya adalah
pesawat yang dalam hal ini sebesar 10% teknik untuk peramalan berdasarkan pola data
yang paling cocok dari sekelompok data. SARIMA
V = Input jasa angkutan udara oleh sektor-sek-
memanfaatkan sepenuhnya data masa lalu dan
tor ekonomi lainnya berupa matrik diagonal
sekarang dari variabel dependent untuk melakukan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusu- peramalan jangka pendek yang akurat, sedangkan
nan model : untuk peramalan jangka panjang ketepatan pera-
malannya kurang baik.
1. Menentukan invers matrik yang kemudian dit-
ranspose Notasi SARIMA berupa (p,d,q) (P,D,Q)S dengan :
2. Menentukan atau persentase kenaikan harga p,d,q : bagian yang tidak musiman dari model
tiket pesawat udara
(P,D,Q)S : bagian musiman dari model
3. Menentukan V berupa matrik diagonal kompo-
S : jumlah periode per musim
sisi input jasa angkutan udara yang digunakan
oleh masing-masing sektor ekonomi Adapun rumus umum dari SARIMA (p,d,q)
(P,D,Q)S sebagai berikut :
4. Menentukan penimbang melalui nilai output
masing-masing sektor Langkah-langkah penerapan metode SARIMA
secara berturut-turut adalah :
5. Mengalikan persentase kenaikan harga tiket
pesawat (2) dengan matrik diagonal komposit 1. Melakukan pemeriksaan kestasioneran data
input angkutan udara (3) sehingga diperoleh 2. Mengidentifikasi model dalam SARIMA
matrik diagonal input angkutan udara yang melalui plot ACF (Autocorrelation Function) dan
telah mengalami kenaikan harga PACF (Partial Autocorrelation Function) untuk
menentukan model SARIMA yang dapat di-
6. Mengalikan invers matrik yang ditranspose (1)
gunakan untuk peramalan
dengan (5) sehingga diperoleh matrik peruba-
han harga komoditi atau sektor ekonomi 3. Menentukan parameter p,d,q non musiman dan

7. Menjumlahkan kolom hasil perkalian matrik


pada (6) untuk mendapatkan total dampak.
Total dampak dapat dirinci menjadi dampak
langsung dan dampak tak langsung menurut
sektor ekonomi. Dampak langsung terlihat
pada diagonal (6), sedang dampak tak langsun-
gnya merupakan penjumlahan selain diagonal
sektor
8. Untuk mendapatkan total dampak secara
agregat, perlu ditimbang dengan nilai output
Data yang digunakan untuk meramalkan pertum-
buhan angkutan udara periode dari tahun 2015 – P,D,Q musiman dalam SARIMA
2017 bersumber dari Badan Pusat Statistik berupa 4. Menentukan persamaan model SARIMA
data Nilai Tambah Bruto atas harga konstan tahun
5. Melakukan prediksi data.
2000. Data tersebut dikumpulkan secara triwula-
nan mulai dari tahun 2000 sampai 2014 triwulan 6. Menggunakan model yang sudah diidentifikasi
II. Analisis data peramalan pertumbuhan angkutan untuk peramalan
udara 2015-2017 dilakukan dengan menggunakan 7. Tahapannya dapat dilihat dalam Hasil dan
model SARIMA (Seasonal Autoregressive Integrated Pembahasan
Moving Average) dengan menggunakan software
MINITAB 14. SARIMA merupakan pengemban- HASIL DAN PEMBAHASAN
gan dari model ARIMA yang sering juga disebut
metode runtun waktu Box-Jenkins. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan

Dampak Kenaikan Harga Tiket Pesawat Serta Peramalan Pertumbuhan Angkutan Udara, Suryadi 437

akhirnya merestui penyesuaian atau kenaikan maskapai penerbangan domestik mulai menaikkan
harga tiket pesawat. Kenaikan harga tiket akan harga tiketnya. Kenaikan harga tiket pesawat akan
mulai diberlakukan setelah Peraturan Menteri (Per- disesuaikan berdasarkan jarak tempuh pesawat
men) Nomor 2 Tahun 2014 dicatat di Kementerian dan jenis pesawat yang digunakan.
Hukum dan HAM (Kemenkumham). Gambar 1
Data pada tabel 1 memperlihatkan dampak dari ke-
memperlihatkan perbandingan harga tiket pen-
naikan harga tiket pesawat sebesar 10 persen, akan
umpang km dengan harga avtur per liter pada PT.
mengakibatkan kenaikan harga pada sektor-sektor
Garuda Indonesia. Dengan adanya kenaikan harga
ekonomi lainnya dengan besaran yang berbeda.
avtur mempunyai pengaruh terhadap maskapai
Kenaikan harga tertinggi terjadi pada angkutan
penerbangan yang secara khusus bila dilihat dari
udara itu sendiri dengan dampak total sebesar
unsur biaya operasi akan sulit untuk tetap mem-
14,44 persen, dampak langsung 13,63 persen dan
pertahankan anggaran sesuai rencana. Dengan
tak langsung 0,81 persen yang disebabkan adanya
adanya perubahan harga jual avtur per liter, maka
multiplier efek. Dampak langsung adalah dampak

Sumber Data : PT. Garuda Indonesia


Gambar 1. Perbandingan harga tiket penumpang km dengan
harga avtur per liter pada PT. Garuda Indonesia

yang terjadi pada suatu sektor sebagai akibat menerus. Inflasi juga merupakan seluruh kenaikan
kenaikan harga tiket pesawat karena sektor yang harga output dalam perekonomian.
bersangkutan menggunakan jasa angkutan udara Dalam arti relatif, inflasi dapat didefinisikan se-
dalam proses produksinya. bagai kekuatan membeli dalam satuan moneter
Dampak tak langsung yang terjadi pada suatu menurun atau terjadinya kenaikan harga dari
sektor karena terjadinya peningkatan harga pada sebagian besar komoditi barang dan jasa secara
masing-masing sektor ekonomi lainnya, akibat terus menerus.
terjadinya kenaikan harga tiket angkutan udara. Dalam teori kuantitas, sumber inflasi dibedakan
Kenaikan harga terbesar berikutnya terjadi pada menjadi dua yaitu demand pull inflation dan cost push
sektor pemerintahan umum dengan dampak total inflation. Inflasi pada demand pull inflation bermula
5,90 persen, sektor jasa perusahaan 5,63 persen dari adanya kenaikan permintaan total (aggregate
serta jasa penunjang angkutan 2,09 persen. demand), sedangkan produksi berada pada keadaan
Inflasi yang timbul sebagai dampak kenaikan yang hampir mendekati atau pada kondisi full
harga tiket pesawat sebesar 0,77 persen. Dampak employment. Dalam keadaan mendekati full em-
langsung yang terjadi 0,76 persen dan dampak tak ployment, kenaikan permintaan total disamping
langsung 0,01 persen. Inflasi merupakan proses menaikkan harga dapat juga menaikkan output. Da-
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus

438 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 8, Agustus 2014


Tabel 1. Dampak Kenaikan Harga Tiket Pesawat Terhadap Kenaikan Harga Pada Sektor-
Sektor Ekonomi Lainnya
(Dalam Persen)

Sumber : Analisis penulis dengan menggunakan formula model input-output

lam keadaan full employment, kenaikan permintaan kan peningkatan biaya operasional perusahaan
selanjutnya hanyalah akan menaikkan harga saja. penerbangan.
Apabila kenaikan permintaan ini menyebabkan
Gambaran umum perkembangan nilai tambah
kondisi keseimbangan output berada di atas atau
bruto angkutan udara berdasarkan harga konstan
melebihi output full employment maka akan menim-
tahun 2000, dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah
bulkan inflationary gap. Inflationary gap inilah yang
ini. Melalui data pada Tabel 2 dapat diketahui bah-
menyebabkan munculnya inflasi.
wa pada triwulan 1 tahun 2007 terjadi penurunan
Berbeda dengan demand pull inflation, cost push pertumbuhan angkutan udara sebesar 5,44 %,
inflation biasanya ditandai dengan kenaikan har- pada triwulan 3 tahun 2008 terjadi penurunan
ga serta turunnya produksi. Keadaan ini timbul sebesar 3,76 % dan pada triwulan 4 tahun 2008
akibat adanya penurunan dalam penawaran total terjadi penurunan sebesar 4,04 persen. Penurunan
(aggregate supply) sebagai konsekuensi kenaikan tersebut dipengaruhi oleh runtuhnya stabilitas
biaya produksi. Kenaikan biaya produksi ini dapat ekonomi global, seiring dengan meluasnya krisis
timbul karena kenaikan bahan baku industri, finansial ke berbagai negara. Krisis finansial global
menurunnya nilai mata uang serta industri yang mulai muncul sejak bulan Agustus 2007, yaitu pada
bersifat monopolistis yang memberikan kekuatan saat salah satu bank terbesar Perancis BNP Paribas
kepada produsen untuk menguasai pasar dan me- mengumumkan pembekuan beberapa sekuritas
nentukan harga yang lebih tinggi. Dalam hal ini, yang terkait dengan kredit perumahan berisiko
kenaikan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan tinggi AS (subprime mortgage).
harga tiket pesawat terjadi karena pelemahan nilai
Pembekuan tersebut mulai memicu gejolak di pasar
tukar rupiah terhadap dolar AS yang menyebab-

Dampak Kenaikan Harga Tiket Pesawat Serta Peramalan Pertumbuhan Angkutan Udara, Suryadi 439

finansial dan akhirnya merambat ke seluruh dunia. erung naik pada waktu-waktu tertentu, kemudian
Pada penghujung triwulan III-2008, intensitas krisis turun kembali. Asumsi yang sangat penting dalam
semakin membesar seiring dengan bangkrutnya time series adalah data stasioner deret pengamatan.
bank investasi terbesar AS Lehman Brothers, yang Suatu deret pengamatan disebut stasioner apabila
diikuti oleh kesulitan keuangan yang semakin par- proses tidak berubah seiring dengan perubahan
ah di sejumlah lembaga keuangan berskala besar waktu. Hal ini bermakna bahwa rata-rata deret
di AS, Eropa, dan Jepang (Bank Indonesia, 2009). pengamatan di sepanjang waktu selalu konstan.
Krisis keuangan dunia tersebut telah berimbas ke
Langkah berikutnya adalah mengatasi ketidaksta-
perekonomian Indonesia sebagaimana tercermin
sioneran dalam mean. Data angkutan udara men-
dari gejolak di pasar modal dan pasar uang serta
gandung pola musiman, sehingga kemungkinan
pada Sub Sektor Angkutan Udara.
ketidakstasioneran dalam mean terdapat dua jenis,
Bila data pada tabel 2 dibuat plotnya, akan diper- yakni bentuk trend dan bentuk pola musiman.
oleh hasil seperti gambar 1 di bawah ini. Melalui Langkah yang pertama kali dilakukan adalah
gambar 2 dapat dilihat bahwa data tidak stasioner menangani ketidakstasioneran pada efek trend
dalam mean (rata-rata) karena masih terdapat efek data. Differencing dilakukan pada Lag-1 ternyata
trend yang tercermin dari fluktuasi data yang cend-

Tabel 2. Nilai Tambah Bruto Angkutan Udara Berdasarkan Harga Konstan 2000

Sumber : Badan Pusat Statistik

Sumber Data : Hasil Analisis


Gambar 2. Plot Data Time Series Angkutan Udara

440 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 8, Agustus 2014


Lag-1 telah stasioner dalam mean. Namun masih 10 1434330 0,762
ada ketidakstasioneran pada pola musimannya.
Relative change in each estimate less than 0,0010
Untuk mengatasinya, maka differencing perlu
dilakukan sekali lagi pada periode musiman yaitu Final Estimates of Parameters
pada Lag-4. Plot data tersebut telah menunjukkan Type Coef SE Coef T P
stasioner dalam mean. Tidak ada lagi bentuk trend
maupun pola musiman tertentu sehingga kondisi SMA 4 0,7622 0,1015 7,51 0,000
data demikian telah dapat dimodelkan menggu- Differencing: 1 regular, 1 seasonal of order 4
nakan SARIMA. Ciri data sudah stasioner setelah
dilakukan differencing pada Lag-4 adalah fluktuasi Number of observations: Original series 58, after dif-
data berada di sekitar suatu nilai rata-rata yang ferencing 53
konstan dan tidak tergantung pada waktu. Residuals: SS = 1398400 (backforecasts excluded)
Oleh karena sebelumnya telah dideteksi adanya MS = 26892 DF = 52
ketidakstasioneran pada Lag-1 dan Lag-4, maka
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
selanjutnya dalam pemodelan SARIMA juga akan
melibatkan orde differencing pada lag ke-1 (Orde Lag 12 24 36 48
d=1) dan lag ke-4 musiman (Orde D=1). Apabila Chi-Square 15,3 23,7 28,1 34,5
kestasioneran data telah dipenuhi, identifikasi
selanjutnya adalah melihat pada fungsi autokoko- DF 11 23 35 47
relasi (ACF) dan fungsi autokorelasi parsial (PACF) P-Value 0,168 0,421 0,788 0,913
dari data yang telah distasionerkan. Bentuk ACF
dan PACF berguna dalam menentukan orde dari Tahap selanjutnya adalah melakukan beberapa
model SARIMA. pengujian secara statistik yaitu :

Dari eksplorasi data yang telah dilakukan, model 1. Pengujian Asumsi


SARIMA yang sesuai adalah model SARIMA mul- Ada dua jenis pengujian asumsi, yaitu apakah
tiplikatif berupa gabungan antara non musiman error mengikuti proses White Noise, dan apa-
dan musiman. Adanya orde differencing regular kah error berdistribusi normal.
(d=1) maupun musiman (D=1) yang mengacu
a. White Noise Error
pada identifikasi sebelumnya untuk membuat data
menjadi stasioner, maka model SARIMA yang me- Pengujian ini dilakukan dengan mengacu pada
menuhinya adalah SARIMA (0,1,0) (0,1,1)4. Hasil output MINITAB di atas, pada hasil Modified
pengolahan data dengan menggunakan MINIT- Box-Pierce (Ljung-Box). Hipotesis yang digu-
AB pada model SARIMA (0,1,0) (0,1,1)4 tertera di nakan :
bawah ini : H0 : error memenuhi proses white noise
SARIMA Model: C1 H1 : error tidak white noise
Estimates at each iteration Kriteria penolakan adalah : Tolak H0 bila p-val-
Iteration SSE Parameters ue < 0,05. Dari output MINITAB dapat dilihat
bahwa untuk setiap lag (12, 24, 36 dan 48) dari
0 1984484 0,100
data yang diuji secara statistik, semua p-value
1 1769748 0,250 (0,168, 0,421, 0,788 dan 0,913) bernilai di atas
0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
2 1612197 0,400
bahwa error yang terjadi telah mengikuti proses
3 1501961 0,550 white noise.
4 1440827 0,700 b. Error Berdistribusi Normal
5 1435262 0,739 Pengujian distribusi normal dapat menggu-
6 1434522 0,752 nakan pengujian Normality Test Kolmogor-
ove-Smirnov yang telah disediakan oleh MINIT-
7 1434373 0,757 AB. Hipotesis yang digunakan adalah :
8 1434339 0,760 H0 : error mengikuti distribusi normal
9 1434331 0,761

Dampak Kenaikan Harga Tiket Pesawat Serta Peramalan Pertumbuhan Angkutan Udara, Suryadi 441

H1 : error tidak mengikuti distribusi normal 2. Pengujian Signifikansi Parameter
Kriteria penolakan adalah : Tolak H0 bila p-val- Pada model SARIMA (0,1,0) (0,1,1)4 ini, terdapat
ue < 0,05. Dari output MINITAB pada gambar satu parameter yang akan diuji signifikansinya,
3, dapat dilihat bahwa p-value (0,150) lebih dari yaitu koefisien MA (1) musiman.
0,05 sehingga H0 gagal ditolak. Dengan demiki-
Pengujian MA (1) musiman
an dapat disimpulkan bahwa error yang terjadi
telah mengikuti distribusi normal. Hipotesis yang digunakan
H0 : Ø = 0

Sumber: Hasil Analisis


Gambar 3. Plot Distribusi Normal

H1 : Ø ‘ 0 Tabel 3. Laju Pertumbuhan Angkutan Udara


Kriteria penolakan adalah : tolak H0 bila p-value Tahun 2015-2017 (Persen)
< 0,05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa
p-value Seasonal Moving Average (0,000) bernilai
kurang dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Dalam hal
ini, koefisien SMA sebesar 0,7622.
Dari hasil pengolahan data membuktikan bahwa
model SARIMA (0,1,0) (0,1,1)4 memenuhi pers-
Sumber : Hasil Prediksi Menggunakan Model Sarima
yaratan untuk peramalan. Persamaan model SA-
(0,1,0) (0,1,1)4
RIMA ini adalah : (1-B) (1-B4) Xt = (1 – 0,7622 B4) et.
(1-B) = Pembedaan pertama non-musiman tengah mengalami pertumbuhan penduduk dan
(1-B4) = Pembedaan pertama musiman peningkatan kesejahteraan ekonomi. Pertumbuhan
penduduk yang disertai dengan letak geografis
(1 – 0,7622 B4) = MA (1) musiman yang terdiri dari lebih 18.000 pulau yang tersebar
Tabel 3 memperlihatkan pertumbuhan angku- dibentangan Indonesia menjadi salah satu kunci
tan udara periode 2015-2017 berdasarkan model pertumbuhan pasar angkutan udara.
SARIMA, dengan skenario moderat dan optimis. Indonesia menempati urutan pertama di ASEAN
Melalui data tersebut dapat diketahui bahwa laju berdasarkan kekuatan populasi penduduknya. Hal
pertumbuhan angkutan udara selama periode ini dapat diketahui dari total 600 juta penduduk
2015-2017 cenderung semakin menurun baik ASEAN, hampir setengahnya berada di Indonesia.
berdasarkan skenario moderat, maupun skenario Mulai 1 Januari 2015 akan diberlakukan ASEAN
optimis. Pertumbuhan optimis di atas 9 persen Open Sky Policy sebagai bagian dari Masyarakat
akan dapat dicapai mengingat Indonesia saat ini

442 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 8, Agustus 2014


Ekonomi ASEAN 2015. Open Skies merujuk pada SARAN
seperangkat hak progresif (yang dinamakan “free-
Untuk mencapai pertumbuhan angkutan udara
doms” atau kebebasan), yang diberikan oleh suatu
yang tinggi, industri penerbangan Indonesia
negara kepada maskapai penerbangan negara lain
dapat memanfaatkan ASEAN Open Sky policy da-
untuk terbang melintasi wilayah negara tersebut
lam memperluas pangsa pasarnya. Kementerian
dan berkembang hingga pemberian izin bagi
yang terkait perlu mengeluarkan kebijakan dan
perusahaan maskapai penerbangan asing untuk
regulasi yang betul-betul mendorong pelayanan
melakukan penerbangan yang dimulai dan bera-
dan kompetisi industri penerbangan dengan tetap
khir di negara lain.
berpegang pada keamanan dan keselamatan pen-
Open Sky bukanlah sebuah ancaman, bahkan erbangan, perbaikan manajemen maskapai serta
menjadi keuntungan apabila berbagai pihak yang peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya
terlibat di dalamnya mempersiapkan dengan baik. manusia di bidang penerbangan.
Pemerintah Indonesia dalam hal ini perlu memper-
siapkan regulasi dalam mengatur agar Open Sky ucapan terima kasih
tidak menjadi bumerang. Pada kenyataannya, tidak
ada satupun negara yang melakukan liberalisasi Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu
penerbangan tanpa campur tangan pemerintah, Windi Agustin Maulina yang telah menyiapkan
bahkan pemerintah dari negara liberal seperti data Tabel Input-Output tahun 2012 dan Bapak
AS saat perundingan Open Sky antara Uni Eropa Urip Widiyantoro yang telah mengirimkan data
sekalipun. Pemerintah dalam hal ini kementerian PDB angkutan udara triwulanan lewat e-mail
yang terkait harus mengeluarkan kebijakan dan kepada penulis.
regulasi yang betul-betul mendorong pelayanan
dan kompetisi industri penerbangan dengan tetap DAFTAR PUSTAKA
berpegang pada keamanan dan keselamatan pen-
Astuti, W.A. dan G. Herliana. 2011. Analisis Per-
erbangan, perbaikan manajemen maskapai serta
hitungan Harga Pokok Jasa Pengiriman Untuk
peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya
Penetapan Tarif Pengiriman Paket Internasional
manusia di bidang penerbangan.
(Tujuan Jepang) di PT Pos Indonesia. Majalah
Ilmiah UNIKOM, Vol.11, No.1, hal. 31-40.
KESIMPULAN
Bank Indonesia. 2009. Outlook Ekonomi Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, 2009-2014: Krisis Finansial Global dan Dampakn-
dapat disimpulkan beberapa hal di bawah ini : ya Terhadap Perekonomian Indonesia. Direktorat
Kenaikan harga tiket pesawat sebesar 10 persen, Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank
akan meningkatkan inflasi total sebesar 0,77 persen. Indonesia. Jakarta.
Dampak langsung yang terjadi 0,76 persen dan Fairbanks, M. 2012. Lalu lintas Bertumbuh, Kebu-
dampak tak langsung 0,01 persen. tuhan Bertumbuh. Jurnal Prakarsa Infrastruktur
Kenaikan harga tertinggi pada sektor-sektor Indonesia, Edisi 9, hal.4-8.
ekonomi lainnya terjadi pada angkutan udara itu Kuntjoroadi, W. dan N. Safitri. 2009. Analisis
sendiri dengan dampak total sebesar 14,44 persen, Strategi Bersaing Dalam Persaingan Usaha Pener-
sektor pemerintahan umum dengan dampak total bangan Komersial. Jurnal Ilmu Administrasi dan
5,90 persen, sektor jasa perusahaan 5,63 persen Organisasi, Vol.16, No.1, hal. 45-52.
serta jasa penunjang angkutan 2,09 persen.
Marina, S., A. Darmawati dan I. Setiawan. 2014.
Laju pertumbuhan angkutan udara tahun 2015- Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas
2017 berdasarkan skenario moderat secara ber- Pelanggan Pada Penerbangan Full Service Airlines.
turut-turut sebesar 6,12 persen tahun 2015, 6,38 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik,
persen tahun 2017 dan 5,99 persen tahun 2017. Ber- Vol.01, No.02, hal. 157-164.
dasarkan skenario optimistik, laju pertumbuhan
Rakhman, A. 2012. Faktor-Faktor yang Memengaruhi
angkutan udara sebesar 10,93 persen tahun 2015,
Inflasi di Pulau Jawa : Analisis Data Panel. Institut
10,00 persen tahun 2016 dan 9,27 persen tahun 2017.
Pertanian Bogor. Bogor.

Dampak Kenaikan Harga Tiket Pesawat Serta Peramalan Pertumbuhan Angkutan Udara, Suryadi 443

Subagio, H. dan R. Saputra. 2012. Pengaruh Perceived Wulandari, T. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang
Service Quality, Perceived Value, Satisfaction dan Mempengaruhi Tarif Pada Industri Penerbangan
Image Terhadap Customer Loyalty (Studi Kasus Indonesia Untuk Rute Domestik Dengan Kota Tu-
Garuda Indonesia). Jurnal Manajemen Pemasa- juan Batam Periode 2001-2005. Institut Pertanian
ran, Vol.7, No.1, hal.42-52. Bogor. Bogor.
Suryadi. 2001. Dampak Kenaikan Tarif Angkutan
Udara Terhadap Kenaikan Harga Pada Mas-
ing-Masing Sektor Ekonomi. Warta Penelitian
Perhubungan, No.05/THN.XIII, hal.32-40.
Umar, H. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Loyalitas Pelanggan Pada Penerbangan Low Cost
Carrier. Jurnal Manajemen Transportasi & Lo-
gistik, Vol.01, No.02, hal. 127-138.
Wibowo, H., Y. Mulyadi dan A. G. Abdullah. 2012.
Peramalan Beban Listrik Jangka Pendek Terklasifika-
si Berbasis Metode Autoregressive Integrated Mov-
ing Average. Electrans, Vol.11, No.2, hal.44-50.

444 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 8, Agustus 2014

Anda mungkin juga menyukai