Anda di halaman 1dari 13

AUDIT INTERNAL BERBASIS RESIKO

Alivia Reysa Putri

Abstract :
Audit Internal menjadi salah satu bagian penting yang bisa mendukung keberlanjutan operasional
perusahaan. Sebab seringkali ditemukan adanya ketidaksinambungan antara kontrol yang dijalankan dalam
proses audit internal dengan risiko yang sebenarnya perusahaan miliki. Hal ini menjadi salah satu yang
mendorong perusahaan untuk melakukan proses audit internal dengan pendekatan berbasis risiko atau Risk
Based Internal Audit. Audit internal berbasis risiko merupakan suatu pendekatan pemeriksaan dimana
departemen audit internal memberikan keyakinan/jaminan bahwa risiko dikelola sampai dengan tingkat yang
dapat diterima. Audit internal berbasis risiko terdiri dari tahap pengidentifikasian, dan tahap penilaian risiko
yang ada. Dalam audit internal berbasis risiko terdapat risk management yaitu pengelolaan risiko, selain itu
juga terdapat risk assessment yaitu penilaian terhadap risiko-risiko. Kecurangan terdiri dari kecurangan
laporan keuangan, penyalahgunaan asset, dan korupsi. Kecurangan dapat terjadi akibat adanya kesempatan,
tekanan,dan sikap. Kecurangan dapat dicegah dengan membangun struktur pengendalian intern yang baik,
mengefektifkan aktivitas pengendalian, meningkatkan kultur organisasi, dan mengefektifkan fungsi internal
audit.
Kata kunci : Auditing, internal auditing, risk based internal auditing, risk management

PENDAHULUAN

Fokus pekerjaan audit internal telah


Berdasarkan hal tersebut, manajemen
bergeser selama dekade terakhir dari audit
suatu entitas mengharuskan untuk mampu
berbasis sistem ke audit berbasis proses ke
merancang, menerapkan, dan
audit berbasis risiko (IIA - Inggris dan
mengevaluasi tata kelola, pengendalian,
Irlandia, 2003). Auditor internal telah
serta manajemen risiko yang digunakan
menanggapi dengan kuat kekhawatiran
untuk menjalankan fungsi – fungsi yang
manajemen tentang risiko bisnis (Selim
ada untuk mencapai tujuan serta sasaran
dan McNamee, 1999, hal. 159). Pekerjaan
organisasi. Mengapa ini menjadi suatu
auditor internal telah bergeser dari
keharusan? Karena pada saat ini mengelola
dikendalikan oleh kontrol menjadi
resiko menjadi bagian integral dalam tata
didorong oleh risiko bisnis. Lindow dan
kelola perusahaan, jadi jika suatu
Race (2002) mencatat bahwa auditor
perusahaan menjalankan good corporate
internal harus memainkan peran kunci
governance maka pasti didalamnya harus
dalam memantau profil risiko perusahaan.
memperhatikan resiko karena yang terkait
Pada era globalisasi perusahaan didalamnya yaitu tanggung jawab
menghadapi lingkungan bisnis yang menentukan dan pengelolaannya.
berubah-ubah karena adanya pengaruh
internal maupun dari eksternal. Tentunya terkadang manajemen kurang menyadari
suatu entitas dibentuk dan diorganisasikan bahwa pencapaian kinerja perusahaan juga
agar dapat menjalankan tugas dan fungsi harus diimbangi dengan mengelola risiko
dengan cara yang efektif, efisien, dan bisnis. Perusahaan bukan hanya sekedar
senantiasa patuh pada peraturan dan mempunyai pemahaman yang menyeluruh
ketentuan yang berlaku. mengenai risiko, melainkan juga
mengontrol pengelolaanya dan
memastikan bahwa kontrol berjalan secara Audit Internal menjadi salah satu bagian
efektif, sehingga nantinya bisa menjadikan penting yang bisa mendukung
peluang bagi perusahaan. keberlanjutan operasional perusahaan.
Dalam praktik bisnis, kegiatan- Sebab seringkali ditemukan adanya
kegiatan berkenaan dengan pengelolaan ketidaksinambungan antara kontrol yang
risiko diakui memainkan peran penting dijalankan dalam proses audit internal
dalam mengadakan sistem pengendalian dengan risiko yang sebenarnya perusahaan
internal yang memadai. Hal ini berarti miliki. Hal ini menjadi salah satu yang
manajemen memiliki peranan penting dan mendorong perusahaan untuk melakukan
tanggung jawab terhadap upaya untuk proses audit dengan berbasis risiko
meminimalisir risiko yang kemungkinan atau Risk Based Audit.
akan terjadi, bahkan jika perlu merubah
risiko tersebut menjadi sebuah strategi Pelaksanaan risk based audit bertujuan
bisnis yang diharapkan meningkatkan agar perusahaan dapat mengurangi risiko,
kinerja perusahaan. Risiko merupakan mengantisipasi risiko potensial yang dapat
ukuran seberapa besar para investor merugikan operasional perusahaan dan
bersedia berkorban untuk memperoleh melindungi perusahaan dari kejadian yang
keuntungan dari investasinya tak terduga yang diantisipasi sebelum
Audit Berbasis Risiko atau Risk kejadian tersebut benar-benar terjadi. Risk
Based Audit ( RBA) merupakan based audit juga merupakan proses yang
pendekatan audit yang berkembang melibatkan pihak manajemen beserta
pesat sejak tahun 2000an. Mendekati jajarannya dalam memitigasi risiko yang
saat ini mendapatkan perhatian yang akan terjadi. Metode risk based audit
luas dan dianggap sebagai pendekatan memungkinkan perusahaan siap
yang paling efektif karena terbukti menghadapi risiko dan mengantisipasi dari
paling cocok diterapkan untuk kondisi kemungkinan kerugian yang berdampak
lingkungan bisnis yang selalu besar bagi perusahaan. Risiko yang terjadi
berubah-ubah seperti sekarang ini. diakibatkan beberapa faktor yaitu strategic
Indonesia telah meratifikasi risk, compliance risk, reporting risk, dan
ketentuan untuk menerapkan operation risk.
International Standards on Auditing (ISA)
mulai awal tahun 2013. Jika suatu organisasi mencapai tujuannya,
maka ia harus memeriksa semua kontrol
Risiko yang dihadapi perusahaan- yang bertujuan untuk mengurangi semua
perusahaan saat ini tidak menentu atau di risiko yang mengancam pencapaian tujuan
luar prediksi, karena beberapa faktor yang tersebut. Peran Audit internal yang akan
mempengaruhi. Setiap audit bisnis melakukan ini. Istilah audit internal
merupakan evaluasi atas pengendalian berbasis risiko muncul untuk membedakan
internal yang terkait dengan pengelolaan audit internal dengan Audit internal
risiko. Tujuan dari penilaian ini adalah 'tradisional
untuk menentukan apakah sistem
informasi efektif dalam memenuhi tujuan TUJUAN DAN METODOLOGI
yang telah ditetapkan. Proses ini
menghasilkan bukti objektif di mana Tujuan utama dari artikel ini adalah untuk
penilaian dan keputusan yang baik dapat memberikan pemahaman mendalam
dibuat. tentang literatur mengenai audit berbasis
risiko dipergunakan untuk memberikan relevan standar menyatakan perlunya
jaminan bahwa risiko yang ada sudah kompetensi berbasis risiko.
dikelola dengan baik serta ada batasan
yang telah ditetapkan manajemen yang Pencapaian tujuan internal audit
tidak berdampak terhadap tujuan membutuhkan serangkaian aktivitas yang
perusahaan. Dilihat dari sisi internal, terstruktur dan sistematis. Pendekatan
manajemen lebih memahami prioritas audit yang digunakan meliputi serangkaian
risiko yang akan dihadapi serta bagaimana aktivitas atau proses audit berbasis risiko
mengatasi agar efisien dan efektif sehingga yang berurutan. Aktivitas dimaksud terdiri
dapat mengurangi terjadinya kesalahan dari :
pada audit. 1. Perencanaan Audit.
Tahap menyusun rencana penugasan audit
PEMBAHASAN selama satu tahun dengan hasil akhir
berupa Rencana Audit Tahunan (RAT)
Internal Audit
yang meliputi auditable activities yang
Institute of Internal Auditor (IIA) akan diaudit, skedul waktu, alokasi biaya
mendefenisikan internal audit sebagai dan sumber daya manusia.
aktivitas independen, keyakinan objektif 2. Persiapan Audit.
dan konsultasi yang dirancang untuk Aktivitas yang dilakukan oleh Tim Audit
memberi nilai tambah dan meningkatkan dalam mempersiapkan sebuah penugasan
operasi organisasi. Audit tersebut dan merencanakan aktivitas yang akan
membantu organisasi mencapai tujuannya dilakukan selama penugasan audit dalam
dengan menerapkan pendekatan yang rangka mencapai tujuan.
sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi 3. Program Audit Dan Pendekatan Audit
dan meningkatkan efektivitas proses Berdasarkan analisa pendahuluan, auditor
pengelolaan resiko, kecukupan kontrol, menyusun program audit/prosedur audit
dan pengelolaan organisasi. 2010. A1 sebagai dasar pelaksanaan audit.
Rencana penugasan aktivitas internal audit Penyusunan program audit ini dengan
harus didasarkan pada penilaian risiko memperhatikan Internal Audit Approach,
yang terdokumentasi, dilaksanakan yaitu suatu pendekatan internal audit
sekurangkurangnya setiap tahun. 2120. A1 dimana penyusunan program audit
Berdasarkan hasil penentuan risiko disesuaikan dengan kondisi risikonya.
aktivitas internal audit haruslah 4. Pelaksanaan Audit:
mengevaluasi kecukupan dan efektivitas Pelaksanaan audit difokuskan terhadap
kontrol yang mencakup tata kelola, operasi pengujian kehandalan pengendalian intern
dan sistem informasi organisasi. dan risk control system terhadap eksposur
risiko yang ada. Prosedurprosedur yang
Misi Audit Internal adalah untuk telah disusun berdasarkan approach yang
meningkatkan dan melindungi nilai sesuai dilaksanakan dengan
organisasi dengan memberikan berbasis memperhatikan kecukupan pengujian
risiko dan objektif jaminan, saran dan terhadap kehandalan pengendalian intern.
wawasan. Prinsip-prinsip inti untuk praktik Pengujian ini dilaksanakan melalui
profesional Audit Internal menuntut bahwa metodologi micro risk assessment
Auditor internal memberikan jaminan 5. Temuan Audit:
berbasis risiko. Untuk menambahkan,
Dalam Risk Based Audit, suatu temuan Audit berbasis risiko (RBA) adalah sebuah
audit bukan hanya mengungkapkan metologi yang menghubungkan audit
fakta/kondisi dilapangan. internal dengan seluruh kerangka
6. Pelaporan Audit: manajemen risiko yang memungkinkan
Pengungkapan temuan audit melalui proses audit internal mendapatkan
evaluasi/kajian yang memadai terhadap keyakinan memadai bahwa manajemen
inherent risk dan risk control system, akan risiko organisasi telah dikelola dengan
mendukung pelaporan audit yang lebih memadai sehubungan dengan risiko yang
fokus terhadap pemetaan risiko dan profil dapat diterima (risk appetite).
risiko. Laporan audit lebih ditujukan pada
kondisi risiko, pengujian kehandalan risk Menurut Wollard audit berbasis resiko
assessment dan manajemen risiko serta diartikan sebagai pengindentifikasian salah
rekomendasi terhadap risk control system saji material pada laporan keuangan
yang perlu dibangun dalam manajemen sehingga dapat menentukan langkah
risiko di bank. Laporan ini menampilkan selanjutnya yang paling efisien dan tepat
matrik micro risk assessment melalui yang akan diterapkan pada suatu
scoring terhadap tingkat kehandalan permasalahan dengan beberapa langkah
pengendalian intern dan risk control 1. auditor perlu mengidentifikasi area
system. di mana terdapat risiko salah saji
7. Monitoring Audit: material yang tinggi; itu adalah
Monitoring audit bukan semata ditujukan area yang membutuhkan penerapan
pada pemantauan tindak lanjut hasil temuan lebih banyak prosedur.
audit, namun lebih diarahkan pada off-site 2. Kedua, auditor harus menentukan
monitoring. Analisa dalam off-site bagaimana mengurangi prosedur
monitoring bukan sekedar untuk yang diterapkan pada area Alat
mengetahui sejauh mana tindaklanjut telah diidentifikasi sebagai risiko rendah.
dilakukan. Namun secara 3. Selain itu, hal-hal berikut juga
berkesinambungan juga untuk memantau harus dianalisis untuk
perkembangan parameter inherent risk serta mengidentifikasi risiko salah saji
kondisi perubahan terhadap risk control material:
system. a. risiko bisnis klien (risiko
8. Evaluasi Audit: bahwa suatu peristiwa akan
Untuk mendukung quality assurance, setiap berdampak buruk pada tujuan
pelaksanaan audit harus dilakukan evaluasi. perusahaan dan tujuan
Evaluasi tersebut bukan hanya b. bagaimana manajemen
dimaksudkan untuk menilai memitigasi risiko tersebut, dan
kekurangankekurangan dalam proses c. area risiko yang belum
pelaksanaan audit yang telah dilakukan, ditangani sama sekali oleh
namun juga untuk mendukung evaluasi manajemen
kompetensi melalui analisa kebutuhan The IIA Standards for the professional
training/pelatihan para auditor. Practice of Internal Auditing 2011, 29-30)
Standard 2110 Governance menyatakan
Internal Audit dan Audit Berbasis bahwa kegiatan audit internal mampu
Risiko (RBA) menilai dan membuat recomendasi yang
sesuai untuk meningkatkan proses tata
kelola dalam pencapaiannya tujuan
berikut: Mempromosikan etika dan nilai-  Meningkatkan kemampuan auditor
nilai yang sesuai dalam perusahaan, (sebagai auditor sekaligus konsultan
Memastikan manajemen memiliki kinerja yang terpadu dalam GCG)
organisasi yang efektif dan Akuntable,  Membantu pemahaman yang lebih baik
Mengkomunikasikan risiko dan atas operasi klien
pengendalian informasi ke setiap bagian di  Membantu auditor untuk dapat menjadi
perusahaan dan mengkoordinasikan konsultan yang dapat dipercaya oleh klien
aktivitas dan informasi serta komunikasi Keuntungan Audit Berbasis Resiko bagi
antara internal auditor dan manajemen Auditee
eksternal.  Memberikan tingkat jaminan yang
lebih tinggi atas proses dan hasil audit
Yang mana dapat disimpulkan Risk Based
Audit adalah audit dengan didasarkan hasil  Membantu meningkatkan proses
identifikasi dan analysis/ assessment manajeman dalam pengelolaan risiko
dan proses pengendalian risiko
terhadap risiko yang material dan
perusahaan
berpotensi menghambat strategi bisnis,
aktivitas atau transaksi, sehingga diperoleh  Memberikan nilai tambah bagi jasa
perencanaan audit yang lebih terarah serta audit melalui rekomendasi/saran yang
pemeriksaan dan pelaporan yang lebih terkait dengan peningkatan kinerja
fokus. Iya tidak hanya memusatkan organisasi dan bagaimana mengelola
perhatian pada catatan akuntansi dan risiko operasi
penyiapan laporan keuangan, namun juga
memusatkan perhatian pada proses Tabel Pendekatan Metode Audit
akuntansi, pemilihan dan pencatatan data,
pengidentifikasian indikator risiko
kegagalan.
Stages of Risk Based Audit (IIA, 2014)

Keuntungan Audit Berbasis Resiko bagi


KAP
 Proses audit dapat dilaksanakan
dengan lebih efisien
 Mengurangi risiko pelaksanaan audit
 Memberikan pendekatan audit
sitematis dan unggul yang terfokus
pada pengurangan risiko
No Pelaksanaan Audit berbasis
Resiko
1 Ketentuan Semua aktivitas
umum audit usaha, khususnya
yang mengandung
risiko usaha perlu
dipetakan
2 Tujuan Audit Lebih memberikan
keyakinan
(assurance) bahwa
risiko yang
diidentifikasi telah
dikurangi ke tingkat
yang dapat diterima
3 Rencana Diproritaskan ke area
Audit yang berisiko tinggi
Tahunan
4 Tugas Memastikan bahwa
lapangan perusahaan telah
mengidentifikasi,
mengendalikan, dan
memantau semua
risiko yang ada.
5 Pengujian Teknik pengujian pencegahan atau mitigasi risiko tertentu
sama tetapi lebih atau sekelompok risiko.
memastikan bahwa
important risk control Dalam menerapkan RBIA, keyakinan yang
berfungsi dengan diperlukan oleh berbagai fungsi dalam
baik untuk organisasi perlu diperhatikan, dan harus
mengurangi risiko tergambarkan dalam tugas internal audit.
6 Pelaporan Memberi keyakinan Tanggungjawab departemen internal audit
bahwa semua risiko adalah untuk memenuhi keinginan dewan
telah dikelola dengan direksi, dan tanggungjawab dari dewan
baik direksi adalah untuk memenuhi ketentuan
7 Rekomendasi Diberikan dalam legislatif yang telah ditetapkan. Audit
kaitannya manajemen berbasis risiko dimulai dengan proses
risiko agar risiko penilaian risiko audit, sehingga dalam
dihindari,
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
didiversifikasi, dan
dikelola dengan baik auditnya lebih difokuskan pada area-area
penting yang berisiko dari penyimpangan
Implementasi risk based audit merupakan dan atau kecurangan.
salah satu cara untuk meningkatkan kinerja
perusahaan karena hasil audit berbasis Dengan demikian audit berbasis risiko
risiko memiliki kontribusi dalam bukanlah merupakan suatu jenis audit,
perbaikan kinerja perusahaan yaitu dalam tetapi lebih merupakan suatu pendekatan
meminimalisir risiko bisnis. implementasi dalam melaksanakan suatu audit. Salah
risk based audit memiliki beberapa satu contoh proses pengendalian risiko
tahapan yaitu – menilai risiko, yang penting adalah sistem pengendalian
mendapatkan gambaran menyeluruh internal yang berusaha mengurangi risiko
tentang bagaimana dewan dan manajemen sampai kepada tingkat yang dapat diterima
menentukan, menilai, mengelola, dan oleh pimpinan perusahaan, atau disebut
memantau risiko. Gambaran ini akan juga risk appetite dari organisasi Gambar
memberikan petunjuk apakah catatan atau di bawah menunjukkan hubungan antara
daftar risiko (risk register) dapat dipercaya risk appetite (digambarkan dalam bentuk
untuk tujuan perencanaan audit. garis putus-putus), risko sebelum
Perencanaan audit berkala, umumnya dikendalikan (inherent risks) dan risiko
setahun sekali, menentukan penugasan setelah dikendalikan (residual risks).
asurans dan konsulting dengan
mengidentifikasi dan memberi prioritas Risk Based Internal Auditing (RBIA)
kepada hal-hal di mana dewan atau Menurut David M. Griffths, PhD, FCA
manajemen membutuhkan asurans, (Risk Based Internal Auditing An
termasuk asurans atas proses-proses Introduction, 2006) “Internal auditing
manajemen risiko, pengelolaan risiko- provides an independent and objective
risiko kunci (key risk), dan pencatatan dan opinion to an organisations management as
pelaporan risiko dan melaksanakan tugas- to whether its risks are being managed to
tugas audit yang sudah direncanakan, acceptable levels. Yaitu suatu metode yang
untuk memberikan asurans dalam digunakan oleh departemn internal audit
kerangka manajemen risiko, termasuk untuk menyediakan keyakinan bahwa
risiko diatur agar berada dalam batas appetite perusahaan (menjadi residual
roleransi risiko perusahaan. Atau dengan risk).
kata lain, suatu proses yang mengelola
risiko sampai pada suatu tingkat yang Penerapan RBIA
dipertimbangkan untuk dapat diterima oleh
dewan direksi untuk bekerja secara efektif Metode RBIA terdiri dari lima bagian inti
dan efisien. aturan audit internal yang mana meliputi
kerangka manajemen risiko secara
Dalam menerapkan RBIA, keyakinan yang keseluruhan organisasi (diketahui sebagai
diperlukan oleh berbagai fungsi dalam Enterprise-wide Risk Management
organisasi perlu diperhatikan, dan harus (ERM)) yang mengatur hal-hal sebagai
tergambarkan dalam tugas internal audit. berikut:
Tanggung jawab departemen internal audit 1. Memberikan keyakinan/jaminan bahwa
adalah untuk memenuhi keinginan dewan proses yang digunakan oleh manajemen
direksi, dan tanggungjawab dari dewan untuk mengidentifikasi semua risiko yang
direksi adalah untuk memenuhi ketentuan signifikan berjalan dengan efektif
legislatif yang telah ditetapkan. 2. Memberikan keyakinan/jaminan bahwa
Audit berbasis risiko dimulai dengan risiko secara benar telah dinilai (diberi
proses penilaian risiko audit, sehingga skor) oleh manajemen dalam hal
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan memberikan prioritasnya
pelaporan auditnya lebih difokuskan pada 3. Mengevaluasi proses manajemen risiko,
area-area penting yang berisiko dari untuk meyakinkan respon dari setiap risiko
penyimpangan dan atau kecurangan. adalah tepat dan sesuai dengan kebijakan
Dengan demikian audit berbasis risiko organisasi
bukanlah merupakan suatu jenis audit, 4. Mengevaluasi pelaporan atas risiko yang
tetapi lebih merupakan suatu pendekatan menjadi kunci utama, oleh manajer ke
dalam melaksanakan suatu audit. direktur
Hubungan Antara Risk Appetite Inherent
5. Mereview manajemen atas risiko kunci
Risk Residual Risk
oleh manajer untuk meyakinkan
pengendalian diambil ke dalam
operasional dan akan dimonitoring
RBIA untuk selanjutnya
diaplikasikan pada setiap risiko yang
mengancam tercapainya tujuan organisasi.
Di sini akan meliputi berbagai macam
risko, seperti contohnya risiko keuangan,
risiko strategis, dan operasional, baik
internal organisasi maupun eksternal
organisasi. Menunjuk pada RBIA yang
efektif, maka pemimpin organisasi
Pada gambar di atas, dapat dilihat peran diharuskan untuk meyakinkan bahwa
resiko basis audit dalam memberikan kerangka manajemen risiko meliputi
keyakinan bahwa pengendalian telah beberapa hal dibawah ini :
berjalan dengan efektif, sehingga risiko 1. Pemimpin organisasi harus
sebelum dilakukan pengendalian (inherent mengidentifikasi dan menilai risiko
risk) dapat ditekan ke bawah batas risk yang mengancam tujuan organisasinya
dan mengembangkan suatu sistem yang berada di atas batas toleransi
pengendalian internal, atau respon risiko.
yang cocok lainnya, untuk 2. Telah mengevaluasi risiko-risiko
mengurangi ancaman ini sampai pada tersebut sehingga dapat diprioritaskan
tingkat risiko yang rendah, atau berdasarkan urutan dari ancaman yang
melaporkannya ke dewan direksi jika dihasilkan dari risiko tersebut.
hal ini tidak memungkinkan. 3. Telah mendefinisikan batas toleransi
2. Risiko yang melekat (inherent risk) risiko (risk appetite), sehingga
dilaporkan dan dinilai dalam berbagai inherent dan residual risks dapat
cara yang mengijinkan mereka untuk dievaluasi untuk menetukan apakah
mengurutkan ancaman yang ada. risiko-risiko tersebut berada di atas
3. Pemimpin organisasi menemukan atau di bawah risk appetite.
suatu risiko yang muncul bagi Dengan persyaratan di atas menyatakan
organisasi seperti halnya suatu dasar bahwa :
risiko yang dapat secara mudah 1. Pimpinan perusahaan telah
diidentifikasi baik risiko yang tinggi menentukan kebijakan yang tepat
maupun rendah. mengenai pengendalian internal
4. Tanggung jawab untuk memberikan perusahaan.
jaminan pada kerangka manajemen 2. Pimpinan perusahaan telah menyetujui
risiko akan didefinisikan. Hal ini batas toleransi risiko
termasuk mendefinisikan tanggung 3. Pihak manajemen perusahan telah
jawab manajemen, eksternal audit, dilatih dengan tepat untuk
internal audit, dan setiap fungsi mengidentifikasi dan mengevaluasi
lainnya yang memberikan jaminan, risiko dan merancang, melaksanakan
seperti Human Resource, keuangan, serta memantau sistem pengendalian
dan bagian keamanan. internal yang mengimplementasikan
Penerapan dan pelaksanaan operasional kebijakan-kebijakan yang diadopsi
RBIA mempunyai 3 tahapan : oleh pimpinan perusahaan.
1. Menilai tumbuhnya siklus risiko pada
Terdapat tiga aspek dalam Risk Based
organisasi.
Auditing, yaitu penggunaan faktor risiko
2. Memberikan risiko kepada suatu audit
(risk factor) dalam audit planning,
yang akan menguji manajemennya.
identifikasi independent risk & assesment
Merancang Risk and Audit Universe
dan partisipasi dalam inisiatif risk
(RAU) dan menggambarkan suatu
management & processes. Cakupan dari
rencana untuk melakukan audit,
risk based internal auditing termasuk
biasanya tahunan.
dilakukannya identifikasi atas inherent
3. Melakukan audit berdasarkan risiko
business risks dan control risk yang
tersendiri dan timbal balik hasil audit
potensial. Departemen Internal Audit
ke dalam RAU (Risk and Audit
dapat melakukan review secara periodik
Universe).
tiap tahun atas risk based internal audit
Dalam menerapkan RBIA, organisasi
dikaitkan dengan audit plan. Manajemen
disyaratkan untuk:
puncak (Board of Director) dan Komite
1. Mengetahui semua inherent risks yang
Audit dapat melakukan assessment atas
signifikan, yaitu semua inherent risks
kinerja (performance) dari risk based
internal audit untuk mengetahui
realibilitas, keakuratan dan yang sangat dikendalikan dan kemudian
obyektivitasnya. memakan sumber daya yang tidak penting.
Profil risiko (Risk profile) atas risk based Dengan RBIA, penekanan pemeriksaan
internal audit didokumentasikan dalam pengendalian berpindah dari semula
audit plan yang dibuat oleh Departemen meyakinkan pengendalian operasi yang
Internal Audit. Risk profile tersebut dapat utama (seperti otorisasi dari invoice)
digunakan untuk melakukan evaluasi berjalan efektif, menjadi meyakinkan
apakah metodologi risk assesment telah bahwa pengendalian manajemen yang
rasional melaporkan kegagalan dalam pengendalian
operasi yang utama telah berjalan dengan
Dalam menerapkan RBIA kita tidaklah efektif.
hanya mengubah teknik audit yang
digunakan, tetapi juga menentukan di Memeriksa pengendalian operasi berjalan
bagian mana yang akan diubah. Verifikasi dengan efektif merupakan proses yang
fisik yang vital tetap dilakukan untuk penting, namun masih ada bahaya yang
meyakinkan apakah seseorang akan dapat timbul, yaitu bahwa pihak
mengatakan apa yang seharusnya terjadi manajemen perusahaan bergantung pada
secara aktual. Sebagai contoh, kita dapat internal audit untuk mengkonfirmasi
tetap melanjutkan menggunakan bahwa operasi perusahaan telah berjalan
pengujian berkelanjutan, sampling dengan tepat, dan tidak melakukan
transaksi, pengujian otorisasi tandatangan, pemeriksaan sendiri.
dan verifikasi neraca. Alasan untuk
melibatkan pengujian ini adalah untuk Manfaat yang akan diperoleh internal
meyakinkan bahwa pengendalian yang auditor apabila menggunakan risk based
akan menghilangkan risiko, dan audit approach, antara lain internal auditor
pengendalian monitoring yang akan lebih efisien & efektif dalam
meyakinkan pengendalian ini melakukan audit, sehingga dapat
dilaksanakan secara efektif. Pengujian meningkatkan kinerja Departemen Internal
tidak dirancang secara khusus untuk Audit.
mendeteksi kesalahan, atau kecurangan
transaksi. Jadi, sepanjang RBIA Hubungan RBIA dengan RM
memberikan keyakinan pada semua
risiko, audit berbasis risiko dapat Auditor internal bertanggung jawab untuk
melibatkan area yang biasanya tidak diuji. memverifikasi rekomendasi yang dibuat
mengenai manajemen risiko yang baik.
Tujuan dan manfaat RBIA Proses manajemen risiko dan fungsi audit
internal sangat penting untuk keberhasilan,
Salah satu tujuan dari RBIA adalah untuk keberlanjutan organisasi, dan manajemen
menguji bahwa sistem pengendalian risiko merupakan elemen vital yang
internal akan mengurangi risiko sampai ke didasarkan pada ketidakpastian tentang
tingkat yang dapat diterima. Salah satu peristiwa atau hasil yang dapat terjadi yang
keuntungan dari RBIA adalah, tidak hanya berdampak utama pada pencapaian tujuan
menyoroti risiko yang tidak secara tepat strategis
dikendalikan, namun juga menyoroti risiko
Menurut David Griffiths, Enterprise Risk
Management (ERM) merupakan suatu
proses manajemen risiko, yang bawah batas toleransi (risk tolerance) dan
dipengaruhi oleh pimpinan perusahaan, selera (risk appetite) yang tetapkan.
pihak manajemen dan personel lainnya, Nampak jelas bahwa audit berbasis risiko
yang diterapkan pada penetapan strategi bukan berarti audit terhadap risiko
organisasi. ERM dirancang untuk melainkan audit terhadap proses
mengidentifikasikan kejadian potensial manajemen risiko. Konsepsi ini sekaligus
yang dapat mempengaruhi perusahaan dan menegaskan pemisahan antara tanggung
mengendalikan risiko agar berada dalam jawab audit intern dengan tanggung jawab
batas toleransi, serta untuk menyediakan manajemen risiko. Manajemenlah yang
keyakinan yang memadai dari pencapaian bertanggung jawab terhadap manajemen
tujuan organisasi. Penerapan ERM risiko organisasi, lalu auditor intern
memungkinkan pihak manajemen untuk mengaudit atau menguji pelaksanaan
secara efektif menangani ketidakpastian tanggung jawab itu.
yang berupa risiko serta kesempatan, serta
meningkatkan kapasitas untuk Griffiths (2015) berpendapat bahwa dalam
menghasilkan nilai bagi para konteks RBIA, audit intern dapat
stakeholdernya, sesuai dengan tujuan memberikan opini hanya jika telah ada
perusahaan. kerangka manajemen risiko. Jika tidak,
semua aktivitasnya adalah konsultansi.
RBIA adalah suatu rancangan yang dibuat
dengan muatan yang selaras dengan Karena penerapan manajemen risiko
penerapan ERM, sebagai proses menjadi syarat mutlak RBIA, maka
manajemen terkini. RBIA menggunakan diperlukan kriteria untuk menentukan
filosofi yang sama dengan yang digunakan penerapan manajemen risiko yang layak
ERM, bahwa usaha pencapaian tujuan sebagai dasar untuk memulai RBIA.
organisasi akan memiliki nilai tambah Kriteria ini penting mengingat setiap
terbesar jika: Semua risiko yang signifikan organisasi akan berbeda-beda level
dalam pencapaian tujuan organisasi di penerapan manajemen risikonya.
identifikasi dan diukur dengan tepat,
Setiap risiko yang signifikan dikelola di Pentingnya membuat manajemen risiko
dalam suatu risk appetite (risiko yang 'diperhitungkan' dalam keputusan strategis
dapat diterima oleh organisasi) yang tingkat tinggi mungkin merupakan
tertentu, Manajemen operasi merespon pelajaran yang paling disepakati para
setiap risiko tepat dan sesuai kapasitas pelaku industri saat ini Tanggung jawab
organisasi. RBIA memiliki hubungan erat utama untuk manajemen risiko tidak hanya
dengan RM organisasi. Ia merupakan terletak pada direktur dan manajemen
metodologi yang menghubungkan antara senior, melainkan juga auditor internal
audit intern dengan keseluruhan kerangka juga dipandang sebagai kontributor utama
manajemen risiko organisasi. sebagai konsultan dan penyedia jaminan
pada proses dan sistem manajemen risiko
RBIA atau audit berbasis risiko secara
khusus ditujukan untuk menguji efektivitas Menurut Standar IIA 2120: Manajemen
manajemen risiko organisasi dalam Risiko, audit internal harus mengevaluasi
mengelola risikonya. Efektivitas tersebut efektivitas dan berkontribusi pada
bisa dilihat dari keberhasilan organisasi perbaikan proses manajemen risiko.
dalam menjaga risikonya agar berada di Aktivitas manajemen risiko yang
dilakukan oleh audit internal harus terdiri pertahanan ketiga, tetapi juga dalam upaya
dari lima langkah (Coetzee & Lubbe untuk mendapatkan efisiensi bagi
2014), yaitu: organisasi dengan memanfaatkan sinergi
 menetapkan tujuan perikatan audit penjadwalan dan memanfaatkan upaya
berdasarkan tujuan aktivitas yang assurance semaksimal mungkin. Namun,
ditinjau fungsi audit internal tidak boleh
menetapkan selera risiko organisasi,
 mengidentifikasi kejadian operasional
membuat keputusan tentang respons risiko
atau strategis dalam ruang lingkup
yang sesuai, atau mengambil alih
perikatan audit (termasuk risiko yang
kepemilikan (bertanggung jawab atas)
mengancam pencapaian tujuan)
proses manajemen risiko karena hanya
 melakukan penilaian risiko di mana
manajemen yang harus mengambil peran
risiko diukur dalam hal kemungkinan
ini.
(kemungkinan bahwa suatu peristiwa
tertentu akan terjadi) dan dampak KESIMPULAN
(hasil atau akibat dari suatu peristiwa)
 respons risiko (manajemen Berdasarkan hasil pembahasan yang telah
mengembangkan serangkaian tindakan dipaparkan Audit internal telah memasuki
untuk menyelaraskan risiko dengan paradigma baru di mana kini auditor tidak
selera risiko organisasi) yang telah lagi berfungsi sebagai watchdog, tetapi
atau harus diterapkan oleh manajemen lebih sebagai miha. Sejalan dengan hal itu,
 dan aktivitas pengendalian yang harus pendekatan audit berbasis pengendalian
menjadi bagian dari respons risiko. yangbersifat pasif dan reaktif berubah
Dengan melakukan langkah-langkah menjadi pendekatan audit berbasis risiko
tersebut, auditor internal dapat yang. bersifat aktif dan antisipatif. Dalam
membantu perusahaan untuk Audit Berbasis Risiko, auditor harus
melakukan manajemen risiko yang mengevaluasi efektivitas proses
efektif dan efisien. manajemen proses, pengendafian intern,
dan public governance sebagai bentuk
Oleh sebab itu, fungsi audit internal harus pelaksana anaktivitas assurarice dan
mengevaluasi kecukupan desain dan konsultasi untuk dapat memberikan nilai
efektivitas operasi proses manajemen tambah dan memperbaiki kegiatan
risiko organisasi dengan memberikan organisasi. Audit Berbasis Risiko adalah
masukan dan umpan balik melalui tinjauan metodologi audit bagi para auditor, yang
berkala (audit). Hal ini juga sesuai untuk berfokus pada risiko-risiko dan manaiemen
fungsi audit internal untuk memfasilitasi risiko sebagai sasaran audit.
identifikasi dan evaluasi risiko dan
peluang, melatih manajemen tentang cara Manajemen risiko dan teknik pengendalian
yang tepat untuk menanggapi peristiwa risiko telah menjadi suatu bagian penting
dan peluang risiko, dan membantu dalam suatu organisasi. Tantangan bagi
organisasi mengoordinasikan aktivitas para auditor adalah untuk memahami
manajemen risiko di seluruh perusahaan. risiko yang relevan, dampak finansial dari
Semakin, internal fungsi audit setiap transaksi yang dilakukan dan tujuan
berkoordinasi lebih aktif dengan kelompok mendasar dari parapengguna, untuk
manajemen risiko lainnya, tidak hanya menentukan dan menetapkan pengendalian
dalam perannya sebagai bagian dari lini yang efektif.
Manfaat diterapkannya pendekatan risk IIA – UK and Ireland (2003), Risk Based
based internal auditing antara lain dapat Internal Auditing, Institute of
meningkatkan efisienst dan efektivitas Internal Auditors, Altamonte
internal auditor dalam melakukan audit, Springs, FL, available at:
sehingga secara tidak langsung dapat www.iia.org.uk
meningkatkan kinerja Departemen Internal
audit. Internal Auditor saat ini perlu Institute of Internal Auditors. (2000).
melakukan reorientasi dalam audit, antara Standards for the Professional
lain dengan menerapkan suatu pendekatan Practice of Internal Auditing
yang disebut dengan Risk Based intemal (SPPIA)
Auditing.
Institute of Internal Auditors. 2009. IIA
position paper: the role of internal
auditing in enterprise-wide risk
DAFTAR PUSTAKA management
Arens, Alvin A, Elder, Randal J, & Beasly, Institute of Internal Auditors. (2014).
Mark S. (2011). Auditing and Chartered Institute of Internal
Assurance Services, An Integrated Auditors – Risk based internal
Approach (13thed). Pearson Prentice auditing.
Hall; New Jersey
Sawyer, Lawrence, Dittenhofer, Mortimer,
Ayagre. (2014). The Adoption of Risk and Scheiner, 2003, Sawyer,s
Based Internal Auditing in Internal Auditing : The Practice of
Developing Countries: The Case of Modern lntemal Auditing,
Ghanaian Companies,2, 52-65. TheInstitute of Inlemal Auditor
Retrieved November 15, 2016.
Tampubolon, M. (2005). Manajemen
COSO ERM Integrated Framework. Keuangan, Edisi Pertama. Jakarta,
(2004) by the Committee of Indonesia: Ghalia Indonesia
Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission The Institute of Risk Management. 2012.
A Risk Management Standar
Griffiths, D. (2006), Risk Based Internal http://www.theirm.org/publications
Auditing: An Introdution, available /documents/ Risk Management
at: www.internalaudit. biz (accessed Standar 030820.pdf
24 Oktober, 2022).
Tunggal, A.W. (2009). Akuntansi
Griffiths, D. (2006), Risk Based Internal Manajemen. Jakarta, Indonesia:
Auditing: An implementation, Harvindo.
available at: www.internalaudit. biz
(accessed 24 Oktober, 2022).

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar


Profesional Akuntan Publik. IAI;
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai