Resume009 Tikki

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI DAN KARYA ILMIAH

“Plagiasi Dalam Karya Ilmiah”

Resume Ini Dibuat untuk Melengkapi Tugas Teknologi Informasi Komunikasi dan
Karya Ilmiah

Oleh
THREE RAHMADONA (22124060)

Dosen Pengampu :
Dr. Darmansyah, S.T., M.Pd
Dr. Yanti Fitria, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
A. Pengertian Plagiarisme
Dari sisi etimologis, kata plagiat berasal dari bahasa Inggris
plagiarism. Kata Inggris ini diderivasi dari kata Latin, plagiarius yang berarti
penculik, penjiplak. Berdasarkan etimologi dan arti kata, plagiat adalah
tindakan mencuri (gagasan/karya intelektual) orang lain dan mengklaim atau
mengumumkannya sebagai miliknya. (Putra, 2011:11)
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No.17 tahun 2010:
“Plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya
ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah
pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber
secara tepat dan memadai”.
Menurut KBBI plagiat merupakan pengambilan karangan (pendapat)
orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri. Dalam
dunia akademik, plagiat yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen atau peneliti
dianggap sebagai kecurangan akademik atau penipuan akademis. Pelakunya
dapat dikenakan sanksi akademik dalam berbagai bentuk, dari yang ringan
hingga dikeluarkan sebagai civitas akademika. Hal ini menunjukkan bahwa
tindakan plagiarisme sekecil apapun bentuknya tetap dikenai sanksi karena
merupakan tindakan penipuan akademis.
Plagiarisme merupakan suatu tindakan meniru atau menjiplak karya
orang lain (gagasan maupun idenya) tanpa menyebutkan sumbernya dan
mengakuinya sebagai karya sendiri.
Sedangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No.17 tahun 2010 disebutkan bahwa plagiat meliputi:
1. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data
dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam
catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;
2. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau
kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan
sumber dalam catatan kutipan dan/atau menyatakan sumber secara
memadai;
3. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa
menyatakan sumber secara memadai;
4. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-
kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa
menyatakan sumber secara memadai;
5. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah
dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan
sumber secara memadai.
B. Tipe-tipe Plagiarisme
Tindakan plagiasi atau plagiarisme ini dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Plagiarisme ide
Plagiarisme tipe ini merupakan plagiarisme dimana seseorang menjiplak
ide orang lain dalam membuat sebuah karya.
2. Plagiarisme kata demi kata
Tipe ini yaitu apabila mengutip karya orang lain kata demi kata tanpa
menyebutkan sumbernya sampai seluruh ide penulis aslinya benar-benar
terambil.
3. Plagiarisme atas sumber
Plagiarisme tipe ini merupakan plagiarisme dimana seseorang tidak
menyebutkan secara lengkap sumber referensi yang dirujuk dalam kutipan.
4. Plagiarisme kepengarangan
Plagiarisme tipe ini yaitu apabila seseorang mengakui karya orang lain
sebagai karyanya sendiri.
Menurut R. Masri Sareb Putra plagiarisme terdiri dari beberapa bentuk.
Bentuk-bentuk plagiarisme tersebut antara lain:
1. Plagiat langsung
Plagiat jenis ini merupakan plagiat yang berat dimana seseorang menyalin
secara langsung sumber kata demi kata tanpa menunjukkan bahwa itu
merupakan kutipan dan sama sekali tidak menyebutkan sumbernya.
2. Plagiat karena kutipannya tidak jelas atau salah kutip
Plagiat jenis ini yaitu plagiat dimana tidak ditunjukkan sumber rujukan
secara jelas dimana awal dan akhirnya dalam suatu karya. Jadi dalam hal
ini si plagiat tidak membedakan bagian yang sebenarnya ia kutip.
3. Plagiat mosaic
Plagiat jenis ini merupakan plagiat yang sering terjadi. Plagiat jenis ini
yaitu dimana penulis tidak menyebutkan sumber aslinya, penulis hanya
mengubah kata-kata dalam kutipannya.
Tipe-tipe plagiarisme antara lain dapat dibedakan menjadi 10 macam:
1. Kloning
Kloning merupakan plagiarisme dimana penulis mengutip kata demi kata
seperti aslinya tanpa menyebutkan sumber rujukan dan mengakui gagasan
tersebut sebagai miliknya.
2. Ctrl-C
Ctrl-C adalah perintah singkat untuk menyalin teks yang telah dipilih.
Plagiat jenis ini merupakan bentuk plagiarisme yang memuat sebagian
besar teks asli dari sebuah sumber tanpa adanya perubahan atau
pemaknaan kembali. Jadi disini si plagiat hanya mengcopy sebagian besar
tulisan orang lain tanpa menambahkan gagasannya sendiri.
3. Tulisan Find-Replace
Tulisan find-replace adalah tulisan yang hanya mengubah kata kunci atau
mengganti dengan sinonim pada kata kunci yang ada dalam tulisan rujukan
sehingga esensi inti dari tulisan tetaplah sama. Find-replace ini berati si
plagiat hanya menggunakan kata lain dari karya yang ia jiplak yang
sebenarnya kata itu sama artinya dengan kata yang dimaksud dalam karya
tersebut.
4. Tulisan Remix
Remix merupakan pemaknaan kembali dari beberapa sumber yang
sebenarnya berbeda, tapi ditulis atau digabungkan sehingga seolah-olah
menjadi satu pendapat yang selaras dari satu sumber.
5. Tulisan Daur Ulang (Recycle)
Recycle merupakan tindakan dimana seseorang menggunakan kembali
gagasan yang pernah ia gunakan sebelumnya dengan merubah sedikit pada
karya tersebut untuk kemudian dipublikasikan lagi tanpa menyebutkan
bahwa sebenarnya gagasan ini sudah pernah ia gunakan sebelumnya.
6. Tulisan Hybrid
Tulisan hybrid adalah tulisan yang menggabungkan beberapa sumber
rujukan, namun yang ditulis dalam kutipan hanya satu sumber.
7. Tulisan Mashup
Tulisan mashup yaitu menggabungkan beberapa sumber tanpa
memperhatikan hubungan dan kesesuaian dari sumber-sumber yang
digunakan tersebut.
8. Tulisan “404 Error”
Kesalahan penulisan “404 error” merupakan kesalahan dalam menuliskan
sumber rujukan yang dapat diakses di internet sehingga tidak dapat diakses
atau sumber tersebut memang sebenarnya tidak ada atau rekayasa sumber.
9. Tulisan “Agregator”
Tulisan agregator dicirikan sebagai penulisan pendapat atau argumentasi
dengan mengutip sebuah sumber dengan teknik yang tepat, tetapi dalam
kutipan ini penulis hampir tidak menuangkan pemikirannya.
10. Tulisan “Re-tweet”
Kesalahan tipe re-tweet merupakan kesalahan dimana sebenarnya penulis
sudah menggunakan teknik penulisan kutipan, tapi penulisan tersebut
mirip dengan teks atau sesuai dengan kata-kata asli dari teks yang dikutip.
C. Tingkatan dalam Plagiarisme
Menurut IEEE seperti yang dikutip oleh Wayan Mustika, jenis
plagiarisme dibagi atas 5 tingkatan sebagai berikut:
1. Tingkat 1: Meng-copy paper keseluruhan atau sebagian besar (> 50%) dari
suatu paper tunggal. Contoh: meng-copy lebih dari satu karya sumber oleh
pengarang yang terindikasi plagiat dengan total persentase materi-materi
yang diplagiat mencapai lebih dari 50%.
2. Tingkat 2: Meng-copy sebagian besar (antara 20% – 50%) dari suatu paper
tunggal. Contoh: mengkopi sebagian besar paper asli tanpa referensi atau
meng-copy dengan total persentase materi-materi yang diplagiat antara
20% – 50%.
3. Tingkat 3: Meng-copy elemen-elemen individu dari karya orang lain
sampai 20% (contoh: paragraf, kalimat dan gambar) tanpa memberikan
pengakuan terhadap sumber secara benar dan lengkap.
4. Tingkat 4: Memparafrase isi dari karya orang lain tanpa rujukan yang
memadai terhadap sumbernya.
5. Tingkat 5: Mengambil teks sebagian besar karya orang lain dengan
merujuk secara benar ke sumbernya, namun tanpa penyajian yang jelas.
Contoh: tanpa tanda kutip atau indent.
D. Kiat dalam Menghindari Plagiarisme
Upaya dalam mencegah plagiat di perguruan tinggi, antara lain:
1. Pimpinan perguruan tinggi mengawasi pelaksanaan kode etik
mahasiswa/dosen/tenaga kependidikan, yang antara lain berisi kaidah
pencegahan dan penanggulangan plagiat.
2. Pimpinan perguruan tinggi menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya
selingkung untuk setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni yang
dikembangkan oleh perguruan tinggi.
3. Pimpinan perguruan tinggi secara berkala mendiseminasikan kode etik
mahasiswa/dosen/tenaga kependidikan dan gaya selingkung yang sesuai
agar tercipta budaya anti plagiat.
4. Karya mahasiswa (skripsi, tesis dan disertasi) dilampiri dengan surat
pernyataan dari yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa karya
ilmiah tersebut tidak mengandung unsur plagiat.
5. Pimpinan Perguruan Tinggi berkewajiban mengunggah semua karya
ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tingginya, seperti portal
Garuda atau portal lain yang ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan
Tinggi.
Teknik mengutip merupakan salah satu cara agar terhindar dari
plagiarisme. Kutipan merupakan pinjaman kalimat atau pendapat dari gagasan
seseorang baik yang terdapat dalam buku-buku maupun majalah. Kutipan
dibedakan menjadi dua macam, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung.
1. Kutipan langsung
Kutipan langsung merupakan kutipan yang sama dengan bentuk asli yang
dikutip dalam hal susunan kata dan tanda bacanya. Kutipan langsung ini
tidak boleh lebih dari satu halaman. Jadi, dalam kutipan langsung ini
dibatasi banyaknya kata atau kalimat yang dikutip.
2. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung merupakan kutipan yang hanya mengambil isinya
saja, seperti ringkasan atau parafrasa. Kutipan isi atau parafrasa
merupakan kutipan yang hanya mengambil inti atau maksud dari kalimat-
kalimat yang ditulis dalam buku sumber. Kutipan ini dilakukan dengan
mengambil intinya saja (diringkas) kemudian ditulis dengan bahasa
penulis sendiri.
E. Cara Mendeteksi Plagiarisme
1. Menggunakan mesin atau alat
Software-software tersebut antara lain:
a. Turnitin
Program berbayar ini dikembangkan Universitas California, Berkeley,
melalui perusahaan Ipardigms. Aplikasi ini mendukung 30 bahasa dan
telah dipakai kurang lebih di 106 negara. Menurut catatan, aplikasi ini
dapat menurunkan penjiplakan hingga 82%.
b. Wcopyfind
Program ini dapat diperoleh secara gratis melalui situs internet yang
dibuat oleh Loubloomfield, Profesor Fisika Universitas Virginia,
Amerika Serikat. Aplikasi ini mencari kesamaan kata/frasa sebuah
artikel dengan database yang ada di komputer.
c. Viper
Viper merupakan software pendeteksi plagiarisme. Viper bisa diunduh
secara gratis di situs resmi mereka:
http://www.scanmyessay.com/.
2. Analisis
Analisis merupakan cara sederhana dalam mendeteksi plagiarisme. Cara
ini dapat dengan mudah dilakukan dengan tanpa alat, namun dalam
menganalisis diperlukan ketelitian. Langkah-langkah untuk
mengidentifikasi tindakan plagiasi yaitu:
a. Ada perbedaan internal dalam isi teks, seperti dalam gaya penulisan,
ejaan, tanda baca, penggunaan font, huruf besar, cetak miring, bahasa,
tata bahasa dan konstruksi kalimatnya.
b. Tugas yang diserahkan kualitasnya lebih baik atau bentuknya berbeda
(misalnya ujaran bahasanya) dengan apa yang biasanya mahasiswa
yang bersangkutan hasilkan.
c. Terdapat ketidakkonsistenan internal dalam hal perujukan apakah
diteks utama, pustaka acuan atau keduanya.
d. Ada pernyataan yang tidak didukung oleh bagian teks lainnya.
e. Tugas yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang ditugaskan,
kualitasnya lebih rendah atau lebih bagus dari yang diminta.
f. Perujukan yang tidak memadai atau tak sejalan dengan rincian yang
muncul di dalam naskah.
Menurut Muthoin, apabila terdapat sumber yang berasal dari
internet dapat ditempuh dengan cara analisis sebagai berikut:
a. Telusuri alamat-alamat internet yang disebutkan dalam makalah.
b. Jika alamat internet tidak bisa diakses ada dua kemungkinan yang
pertama pemakalah salah menuliskan alamat dan yang kedua
pemakalah sengaja menuliskan alamat yang tidak sesuai untuk
menyembunyikan sumber aslinya.
c. Jika alamat tidak bisa diakses, maka dilakukan dengan
membandingkan antara makalah dengan sumber aslinya.
d. Jika ditemukan kejanggalan misalnya ada alamat internet yang tidak
diakses atau perujukan tidak memadai karena antara isi dengan sumber
yang dirujuk tidak sesuai, maka dilakukan dengan pencarian terhadap
artikel-artikel yang mempunyai bahasan yang sama dengan makalah.
e. Agar penelusuran artikel dengan search engine lebih fokus terhadap
artikel yang relevan dengan pembahasan, maka diperlukan teknik filter
dengan menggunakan simbol matematika diantaranya tanda plus (+),
tanda minus (-) dan tanda petik.
F. Sanksi bagi Pelaku Plagiarisme
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No.17 tahun 2010 sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan tindakan
plagiasi sebagaimana telah diproses menurut prosedur akademik diberlakukan
secara berurutan mulai dari yang paling ringan sampai dengan yang paling
berat. Sanksi-sanksi tersebut terdiri atas:
1. Teguran
2. Peringatan tertulis
3. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa
4. Pembatalan nilai, satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh
mahasiswa
5. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
6. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
7. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program
pendidikan.

G. Faktor-faktor yang Menyebabkan Tindakan Plagiarisme


Menurut Insley, seperti yang terdapat pada petunjuk teknis pencegahan
plagiat di perguruan tinggi, ada beberapa alasan melakukan plagiat, antara
lain:
1. Tidak memahami apa yang dimaksud dengan kutipan, parafrasa dan
tatacara mengutip secara benar serta tidak memahami perbedaan antara
parafrasa dan plagiat.
2. Menganggap dengan melakukan plagiat tugas dapat cepat terselesaikan.
3. Merasa yakin bahwa dosen tidak akan mendeteksi atau mengoreksi
tugasnya.
4. Tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk mencari sumber yang
relevan dengan tugas yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. “Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di
Perguruan Tinggi”, http://aturan.dikti.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=344:pencegahan-dan-penggulangan-
plagiat-di-perguruan-tinggi&catid=7:peraturan-menteri&Itemid=11(Diakses
tanggal 12 Desember 2015)
Henry, Soelistyo. 2011. Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Yogyakarta:
Kanisius
Indriati, Etty. 2015. Strategi Hindari Plagiarisme. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Mustika, Wayan. “Waspada Plagiarisme”. http://esyslab.te.ugm.ac.id/waspada-
plagiarisme/(Diakses tanggal 16 Desember 2015
Putra, Masri Sareb R. 2011. Kiat Menghindari Plagiat. Jakarta: Indeks.
Suyanto dan Asep Jihad. 2011. Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta:
Multi Solusindo

Anda mungkin juga menyukai