Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN
Kegiatan Pembelajaran : Mengelola Pemanenan Tanaman
Perkebunan

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini anda diharapkan dapat :


1. Menentukan kriteria panen tanaman perkebunan.
2. Menentukan peralatan panen yang akan digunakan.
3. Menentukan kegiatan pemanenan.
4. Mengelola pemanenan.

1. Pemanenan Hasil

Seperti kita ketahui bahwa panen merupakan tahapan puncak dari keseluruhan
kegiatan budidaya tanaman. Apabila terjadi kesalahan dalam pemanenan hasil,
maka saat itu juga kerugian besar yang dapat diperoleh. Karena itu, bagaimana
proses pemanenan yang baik dan benar sehingga resiko kegagalan/ kesalahan
panen dapat ditekan/ dihindari. Berikut ini akan dibahas hal-hal berkaitan dengan
proses pemanenan hasil.
Pernahkah kalian melihat petani memanen tanaman perkebunan? Pemanenan
merupakan saat yang ditunggu-tunggu oleh para petani karena dalam kegiatan
inilah mereka menikmati jerih payah setelah bertahun-tahun membesarkan
tanaman. Sebagai kegiatan yang berkesinambungan selama sekitar 30 tahun,
pemanenan harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip yang benar. Tehnik
pemanenan berkaitan dengan umur ekonomi tanaman, produktivitas, dan kualitas
bahan yang dihasilkan.
Budidaya tanaman merupakan kegiatan bercocok tanam yang tujuan utamanya
adalah untuk menghasilkan produk tanaman, baik berupa getah, bunga, daun, dan
buah/biji. Suatu jenis tanaman umumnya hanya diambil satu bagian dari tanaman
1
yang dianggap sebagai hasil produksinya. Namun ada juga yang dapat diambil lebih
dari satu bagian dari tanaman. Sekalipun demikian hanyalah satu bagian saja yang
dianggap sebagai hasil produksi utamanya. Upaya untuk mengambil bagian dari
tanaman yang merupakan tujuan utama budidaya tanaman tersebut disebut
memanen. Setiap tanaman memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari
karakteristik tanamannya maupun hasil produksinya. Oleh karena itu dalam
memanen tanaman juga mempunyai cara dan peralatan yang berbeda-beda pula
sesuai dengan karakteristik tanaman dan hasil produksinya.
Tanaman perkebunan tahunan adalah tanaman yang dibudidayakan untuk diambil
hasilnya lebih dari satu kali semasa hidupnya. Adapun ciri-cirinya adalah sbb:
 Umur tanaman bisa mencapai 50 tahun atau bahkan lebih.
 Tanamannya berbatang keras dengan pertumbuhannya tumbuh tegak individu.
 Hasil produksinya adalah berupa getah, bunga, daun, dan buah.
 Musim panennya adalah musiman atau sepanjang tahun.

2.Cara Memanen
Cara panen hasil tanaman adalah bervariasi, tergantung dari karakteristik tanaman
dan hasil produksi yang akan diambilnya. Tanaman yang diambil daunnya akan
berbeda cara memanennya dengan komoditas yang diambil getahnya atau
buahnya. Secara umum panen hasil tanaman dapat dilakukan sebagaimana
diuraikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. Macam-macam cara pemanenan.
NO KARAKTERISTIK CARA MEMANEN CONTOH TANAMAN
HASIL TANAMAN
1 Lateks Disadap Karet
2 Daun Dipetik Teh
3 Buah Dipetik Kopi, kelapa
Dipotong tangkainya kakao
4 Tandan buah Dipotong Kelapa sawit
5 Bunga Dipetik Cengkeh

2
Penentuan langkah teknik panen/petik terbaik didasari atas pertimbangan bentuk
dan posisi hasil tanaman yang akan dipanen/dipetik serta resiko kemungkinan
terjadinya kerusakan terhadap bagian tanaman yang ingin dipertahankan untuk
menghasilkan lagi produk berikutnya. Berikut cara panen beberapa komoditas
tanaman perkebunan tahunan.

3. Penilaian Tanaman Siap Panen

Beberapa hal penting yang berkaitan dengan penilaian tanaman siap dipanen yaitu
sebagai berikut:
1). Penetapan Waktu Mulai Panen
Waktu panen yang tepat akan mem berikan kualitas dan kuantitas hasil maksimal.
Sebaliknya, jika waktu panen tidak tepat, misalnya terlalu muda akan menyebabkan
produk berkeriput. Demikian juga, waktu panen yang kelewat akan menye babkan
produk menjadi cepat busuk. Pendek kata, waktu panen harus dilaksanakan secara
tepat yaitu telah mencapai masak fisiologis.
Penetapan waktu panen atau siap panen untuk masing-masing komoditi tanaman
perkebunan sangat beragam bergantung pada berbagai faktor antara lain yaitu
jenis tanaman, bagian tanaman yang dipanen, kesuburan, iklim, serta persyaratan
mutu produk, penanganan dan peng olahannya. Pada tanaman setahun dipanen,
waktu panen yaitu didasar kan pada tanaman telah mencapai pertumbuhan fisik
paling maksimal dan pertumbuhan kualitas paling maksimal. Sebagai misal untuk
ta naman perkebunan setahun seperti tebu, dilakukan pemanenan bilamana
tanaman telah tumbuh maksimal dengan kadar gula tertinggi. Untuk mengetahui
waktu panen biasanya dilakukan pengukuran kadar gula yang dilakukan di
laboratorium pabrik gula. Dan sebagian petani menggu nakan ukuran umur
sebagai penentu an waktu panen.

Menentukan waktu panen adalah menetapkan saat panen yang tepat sehingga
tidak terjadi atau paling tidak mengurangi kendala yang mungkin dihadapi pada saat

3
panen atau pasca panen. Kegiatan ini perlu dilakukan dengan pertimbangan per
timbangan yang berkaitan dengan iklim, kematangan hasil dan faktor faktor lain
seperti ketersediaan peralatan, perlengkapan, tenaga kerja dan pengangkutan
hasil. Kegiatan ini penting dilakukan bagi petani, baik untuk tanaman semusim
maupun ta naman tahunan. Jika petani tidak me nentukan saat panen dari usaha
per taniannya maka kemungkinan petani akan menghasilkan produksi yang tidak
maksimal, baik kualitas maupun kuantitasnya. Akibatnya keuntungan petanipun
menjadi tidak maksimal.

Kegiatan penentuan waktu panen ini umumnya petani tidak melakukan, namun
sesungguhnya dengan tanpa disadari bahwa beberapa petani telah melakukan
kegiatan ini.

2). Pertimbangan Menentukan Saat Panen


Kegiatan ini perlu dilakukanan dengan pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan
dengan iklim, kematangan hasil dan faktor-faktor lain seperti ketersediaan
peralatan, perlengkapan, tenaga kerja dan pengangkutan hasil produksi. Saat
panen sangat berpengaruh terhadap hasil produksi baik kualitas maupun kuantitas.
Sebagai akibat berkurangnya keuntungan yang seharusnya diperoleh bagi petani.
Dari segi kualitas jelas menentukan banyaknya hasil produksi yang memungkinkan
dapat dijual dengan harga yang memuaskan per satuan produksi. Dari segi
kuantitas bahwa jumlah produksi tidak maksimal atau dimungkinkan adanya
sejumlah produksi yang hilang pada saat panen
Sebagai bahan pertimbangan di tentukannya saat panen adalah me ngacu dari
berbagai pertimbangan pertimbangan yang merupakan dasar untuk mengambil
keputusan, me ngapa tanaman harus segera di panen atau ditunda. Adapun
pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:
a. Adanya kriteria yang diberlakukan bagi tanaman untuk siap dipanen sesuai
dengan kebutuhan produksinya. Apakah hasil panen akan dijual sesuai kriteria
permintaan pasar atau sesuai kriteria peman faatan hasil produksi, misalkan
untuk benih, untuk konsumsi dan sebagainya.

4
b. Pertimbangan waktu yang berkaitan dengan keadaan cuaca/ iklim pada saat
panen, baik untuk kemudahan pada saat pelaksana an panen ataupun karena
pengaruh cuaca/iklim terhadap sifat hasil produksi yang akan di panen.
c. Pertimbangan umur tanaman atau umur buah, dimana untuk bebe rapa jenis
tanaman sudah mem punyai ketentuan pada umur tertentu sudah
harus dipanen.

3). Pengaruh Saat Panen Terhadap Produksi

Saat panen sangat berpengaruh terhadap hasil produksi, baik kualitas maupun
kuantitas. Sebagai akibat berkurangnya atau bertambahnya keuntungan yang
seharusnya di peroleh petani yaitu:
a. Dari segi kualitas, menentukan banyaknya hasil produksi yang
memungkinkan dapat dijual de ngan harga yang memuaskan per satuan
produksi.
b. Dari segi kuantitas bahwa jumlah produksi tidak maksimal atau dimungkinkan
adanya sejumlah produksi yang hilang pada saat panen.
c. Secara ekonomis adalah menentukan saat panen terhadap keuntungan
maksimum menurut kon disi pasar tertentu. Oleh karena itu sekalipun hasil
produksi belum saatnya untuk dipanen, namun menurut pasar kondisi
produksi pada saat itu dapat memberikan harga dengan keuntungan mak
simum.

4). Kriteria Penentuan Saat Panen

Sebagaimana diuraikan di atas bah wa ada beberapa kriteria yang sebaiknya diikuti
untuk menentukan saat panen. Hal ini tergantung dari apakah hasil produksi akan
langsung dijual atau akan dijadikan benih. Namun secara umum kriteria yang biasa
digunakan bagi para petani adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan kenampakan (visual). Beberapa jenis komoditi tanaman dapat
ditentukan saat panennya berdasarkan kenampak annya, baik kenampakan dari
buah, batang ataupun daunnya. Misalnya; warna, keadaan kulit, ukuran, bentuk
5
dan sebagainya. Berdasarkan kriteria ini adalah sangat mudah untuk dilakukan
karena dapat dilihat secara langsung.

http://perlintanperkebunanrakyat.blogspot.com/
Gambar 1. Kriteria buah matang berdasakan warna (visual)
b. Berdasarkan fisik (morphologis nya). Beberapa jenis komoditi tanaman dapat
dilihat dari segi fisik atau morphologisnya. Misal; tingkat kekenyalan, berat per
satuan buah/ biji, keriput atau bernas, dan lain-lain. Contoh buah kelapa, kalau
tua akan mengering atau berkerut. Penentuan panen dengan metode ini sangat
su byektif dan juga dipengaruhi faktor lingkungan.
c. Berdasarkan analisis kimia; seba gian produksi diambil sebagai sampel untuk
dilakukan analisis kimia di laboratorium. Dari hasil analisis tersebut akan dapat
menentukan sifat kimiawi dari hasil produksi yang sedang diuji dan barulah dapat
ditentukan apakah tanaman sudah bisa di panen atau menunggu beberapa hari
lagi sesuai dengan persyarat an kualitas produksi yang dikehen daki.
d. Berdasarkan kadar air. Kriteria ini biasa diterapkan untuk tujuan tertentu;
misalnya untuk peng hasil produksi benih. Penentuan panen dengan metode ini
dapat lebih obyektif, karena panen baru dilakukan jika biji telah mencapai kadar
air tertentu. Meskipun demikian kadar air benih sangat dipengaruhi oleh kondisi
ling kungan karena biji selalu dalam keadaan equilibrium/keseimbang an dengan
llingkungan sekitarnya.
e. Berdasarkan fisiologi. Sebagai mana penentuan kadar air yang juga dilakukan di
laboratorium, sifat-sifat kimia yang biasa ingin diketahui adalah kadar gula dan
tingkat keasamannya. Misalnya pada tanaman tebu dan karet merupakan
tanaman spesifik yang memerlukan analisis ini untuk menentukan saat panen.

6
f. Berdasarkan umur tanaman. Pada umumnya adalah tanaman semusim atau
tanaman yang hanya satu kali periode produksi langsung mati. Kelemahan
penentuan saat panen berdasarkan umur adalah bahwa umur tanaman (mulai
sebar benih sampai panen) sangat dipengaruhi oleh lingkungan yakni cahaya
mata hari, curah hujan dan sebagainya sehingga saat panen sangat bervariasi.
Pada umur tertentu ternyata tanaman belum siap panen, padahal seharusnya
sudah harus dipanen.

5). Hubungan Panen dengan Mutu Produk

Hasil panen tanaman perkebunan akan diolah menjadi produk primer maupun
produk sekunder. Jangka waktu panen pada tanaman perkebunan tahunan harus
dapat dipertahankan selama mungkin sampai dengan berakhirnya masa atau usia
ekonomis tanaman. Misal usia ekonomis kelapa sawit 25 tahun, karet 25-30 tahun,
kopi 20 tahun, teh 20-30 tahun, dan kakao 20-25 tahun. Oleh karena itu panen harus
dilakukan dengan cara yang tepat untuk menjaga sustainabilitas/keberlanjutan dan
menghasilkan produk primer atau sekunder yang bermutu (memenuhi standar mutu
produk). Misal panen kelapa sawit terlalu muda dengan memetik tandan buah muda
mengakibatkan kandungan minyak yang rendah, sebaliknya panen pada tandan
yang terlalu masak akan menyebabkan kadar asam lemak bebas tinggi yang
menghasilkan minyak teroksidasi. Misal tanaman lain : seperti kakao panen yang
terlalu muda akan menghasilkan polong kakao berkualitas rendah (kurang
beraroma) sedangkan panen yang terlalu tua akan menyebabkan polong ber
kecambah.

6). Waktu Mulai Panen


Waktu mulai panen pada tanaman perkebunan tahunan pada umumnya didasarkan
atas umur dan kondisi pertumbuhan fisik tanaman.
Misal : karet mulai dapat dipanen bukan ditentukan oleh umur tanaman tetapi
ditentukan oleh lingkar/lilit batang pada ketinggian 100 cm di atas pertautan okulasi
telah mencapai lebih dari 45 cm. Untuk kelapa sawit pada umunya dipergunakan
umur yaitu berkisar 3-5 tahun setelah benih berkecambah.
7
a. Waktu awal panen pada kelapa sawit

Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh subur sudah dapat
menghasilkan buah serta siap dipanen pertama pada umur sekitar 3,5 tahun jika
dihitung mulai dari penanaman biji kecambah di pembibitan. Namun jika dihitung
mulai penanaman di lapaangan maka tanaman berbuah dan siap panen pada umur
2,5 tahun. Lihat Gambar 10.2.1

Gambar 10.2.1 Tanaman Kelapa Sawit

Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang


diperlukan mulai dari penyerbukan sampai buah matang dan siap panen kurang
lebih 5-6 bulan.
Tanaman kelapa sawit rata-rata menghasilkan buah 20-22 tandan/ tahun. Pada
tanaman yang semakin tua produktivitasnya semakin menurun menjadi 12-14
tandan/tahun. Banyaknya buah yang terdapat dalam satu tandan tergantung pada
faktor genetik, umur, lingkungan dan teknik budidaya. Jumlah buah per tandan
pada tanaman yang cukup tua mencapai 1600 buah.

8
b. Waktu awal panen pada karet
Penyadapan merupakan suatu tindak an pembukaan pembuluh lateks, agar lateks
yang terdapat di dalam tanaman karet dapat mengalir ke luar. Cara penyadapan
yang telah dikenal luas adalah dengan mengiris sebagian dari kulit batang. Sistem
penyadapan diharapkan dapat meng hasilkan lateks dalam jumlah yang banyak,
dengan biaya yang rendah, akan tetapi tidak mengganggu ke sinambungan
produksi tanaman. Ka rena itu pelaksanaan penyadapan harus mengikuti aturan
atau norma yang benar yaitu dilakukan setelah tanaman mencapai umur matang
sadap.

1) Matang sadap pohon

Tanaman karet akan siap disadap apabila sudah matang sadap pohon, artinya
tanaman sudah menunjukkan kesanggupan untuk disadap. Tanam an karet telah
sanggup disadap apa bila sudah dapat diambil lateksnya tanpa menyebabkan
gangguan yang berarti terhadap pertumbuhan dan ke sehatannya. Kesanggupan
tanaman untuk disadap dapat ditentukan ber dasarkan lilit batang dan umurnya.

2) Umur tanaman

Dalam keadaan pertumbuhan normal, tanaman karet akan siap di sadap pada umur
5-6 tahun. Namun demikian seringkali dijumpai, tanaman belum siap disadap
walaupun sudah berumur 6 tahun akibat kondisi lingkungan dan pemeliharaan yang
kurang mendukung pertumbuh an tanaman. Tetapi sebaliknya, pe nyadapan dapat
dilakukan kurang dari 5 tahun, karena kondisi lingkung an dan pemeliharaan sangat
baik sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat. Dengan demikian umur tanaman
karet tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan matang sadap
dan hanya dapat digunakan sebagai pedoman waktu untuk pengukuran lilit batang.

9
3) Lilit batang

Lilit batang telah disepakati sebagai pedoman untuk mengetahui pertumbuhan


tanaman karet, karena hasil tanaman karet berupa lateks di peroleh dari batangnya
(kulit batang). Tanaman karet dikatakan matang sadap apabila lilit batangnya sudah
mencapai 45 cm atau lebih.
Pengukuran lilit batang untuk menentukan matang sadap mulai dilakukan pada
waktu tanaman berumur 4 tahun. Lilit batang diukur pada ketinggian batang 100
cm dari pertautan okulasi (Lihat pada Gambar 10.2.2). Alat-alat yang dibutuhkan
untuk mengukur lilit batang adalah meteran kain dan kayu sepanjang 100 cm.

Gambar 10.2.2 Pengukuran Lingkar/Lilit Batang Karet

7. Waktu Pelaksanaan Memanen :


Pelaksanaan memanen produk/hasil pertanian yang benar, penentuan waktunya
didasarkan atas bentuk dari produk/hasil pertaniannya, untuk hasil panen yang
berupa daun-daunan biasanya dilakukan pada pagi hari atau sore hari, untuk hasil
panen yang berupa buah, bunga, biasanya dilakukan pada pagi hari saat cuaca
cerah. Pengambilan getah/lateks dilaksanakan pada pagi-pagi benar agar
diperoleh getah hasil sadapan yang terbanyak karena adanya tekanan yang
terbesar untuk memompa lateks ke bagian batang yang ada di atas.

10
Tugas Aplikasi Konsep :
Lakukan pengamatan pada tanaman perkebunan yang ada di sekitar sekolah
atau tempat tinggal Anda, dan catatlah hal-hal berikut:
1. Nama tanaman perkebunan
2. Umur tanaman
3. Kondisi fisik tanaman
4. Hal-hal spesifik berkaitan dengan tanda-tanda tanaman siap panen
5. Ketentuan waktu mulai dapat di panen.

Tugas Penyelesaian Masalah :

Setiap komoditi tanaman perkebunan memiliki kriteria siap panen yang berbeda-
beda. Berkaitan hal tersebut, tindakan apa yang harus dilakukan bila:
1. Umur tanaman telah mencapai saat panen tetapi kenampakan fisik belum
memenuhi kriteria panen.
2. Umur tanaman belum mencapai kriteria panen tetapi secara bio kimia telah
memenuhi kriteria panen
3. Umur tanaman karet telah mencapai kriteria saat panen tetapi diameter lilit
batang belum memenuhi kriteria panen.
4. Umur tanaman karet belum mencapai kriteria saat panen tetapi diameter lilit
batang telah memenuhi kriteria panen.

11
12
13

Anda mungkin juga menyukai