Anda di halaman 1dari 8

MATERI 12: LANJUTAN SADAP KARET

4.5 Teknik Penyadapan


4.5.1 Proses/Urutan Penyadapan
Urutan pekerjaan dalam menyadap pohon karet khususnya sadap ke bawah, yaitu :
a. Lump mangkok diambil dan dimasukkan ember plastic, tidak dibenarkan jika diletakkan di tanah
b. Mengambil scrap dan dikumpulkan
c. Menempatkan letak talang 10 cm di bawah alur sadap terendah
d. Membuat garis belakang
e. Melakukan pengirisan/penYadapan dengan langkah awal menyotok bagian alur sadap teratas
f. Memasang mengkok
g. Mengarahkan agar getah mengalir tidak menyimpang dari mangkok
h. Pohon awal yang disadap adalah dimulai dari pohon awal yang distimulansia pertama kali.

4.5.2 Gerakan Penyadapan Ke Bawah


Gerakan-gerakan dasar penyadapan dilakukan dengan gerakan yang kompak antara gerakan kedua
tangan yag memegang pisau sadap, gerakan memutar badan dan langkah kaki berjalan mundur setapak
mengikuti lingkaran pohon karet dan arah miringnya sadapan.
Berikut langkah-langkahnya :
a. Tangkai pisau dipegang dengan jari tangan kanan tepat pada pertengahan sehingga terdapat
keseimbangan berat untuk memudahkan pengendalian penyadapan
b. Jari tangan kiri, selain kelingking dan ibu jari ditempelkan pada punggung pisau sadap untuk membantu
mengendalikan pisau baik untuk menyadap maupun untuk mengatur kedalaman irisan yang menentukan
jumlah liter lateks yang dikeluarkan
c. Penyadap berdiri disamping bidang sadap, bertumpu pada kadua kaki, berat badan bertumpu pada kaki
kiri yang berada diposisi depan dan kaki kanan bertumpu pada ujung kaki yang diletakkan disebelah tumit
kaki kiri dengan jarak ± 1 genggam
d. Sebelum dilakukan penyadapan pada bidang sadapan, bagian ujung sAdap dengan mata pisau
bagaian atas untuk memudahkan duduk pisau pada bidang sadapan dan selanjutnya penyadapan
dilakukan dari kiri atas ke kanan bawah dengan menggerakkan pisau yang diatur oleh reflek pergelangan
tangan dan kemudian diarahkan jari tangan kiri
e. Gerakan kaki mengikuti jalannya pisau ke arah kanan bawah samapai melingkar menurut pohon, kaki
kiri berjalan mundur setapak bergantian dengan kaki kanan dan posisi badan menyesuaiakan dengan
membongkok mengikuti posisi bidang sadap
f. Pada akhir penyadapan, pada saat mata pisau dibatas selokan bawah, mata pisau diangkat keatas
memotong sedikit bidang sadap untuk menambah keluarnya lateks.
4.6 Metode Sadapan
4.6.1 Sadap Biasa (konvensional)
Sistem sadap konvensional adalah sistem sadap yang dilakukan dengan mengiris kulit secara menual
untuk memotong pembuluh lateks, sehingga terjadi pembuangan kulit.
Teknik ini mengakibatkan kelelahan pada pohon yang dapat menimbulkan :
a. Berkurangnya aktivitas metabolisme
b. Berkurangnya pertumbuhan tanaman
c. Mudah menimbulkan penyakit akibat terputusnya saluran
Sadapan konvensional ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu sadapan ke arah bawah, sadapan ke arah atas
yang terdiri dari SKA biasa dan SKA-ATS.
a. Sadap ke arah bawah (SKB)
Sadapan ini dilaksanakan mulai TM 1 sampai dengan tanaman mencapai umur sadap ke 17 dengan arah
sadapan ke bawah menggunakan pisau sadap biasa. Berikut norma sadap untuk SKB :
1) Tinggi bukaan sadap, tinggi bukaan sadap adalah 130 cm diukur dari pertautan okulasi sampai titik
terendah alur sadap
2) Sudut sadapan, sudut sadapan 40o terhadap horizontal kemiringan alur sadap mulai titik tertinggi di
sebelah kiri atas samapai pada bagian terendah kanan bawah
3) Panjang irisan dan kedalaman sadap, panajang irisan sadapan maksimal adalah ½ spiral dengan
kedalaman irisan sadapan diupayakan 1 – 1,5 mm dari kambium., karena pada posisi tersebut terdapat
susunan jaringan lateks terbanyak dengan harapan dapat menghasilkan lateks yang maksimal
4) Bentuk alur dan arah sadap, bentuk alur sadap adalah ke arah bawah dan arah sadap untuk SKB
adalah ke arah bawah
5) Konsumsi kulit, standart pemakaian kulit untuk setiap sistem sadap berbeda, semakin jarang frekuensi
sadapan konsumsi kulit per sadapan cenderung lebih tebal.
Table 4.4 Standard Konsumsi Kulit Per Sadapan

sistem sadap per sadapan pemakaian kulit


1 bulan 1 tahun
1/2 SD4 1,7 mm 1,3 16 cm

1/2 SD3 1,5 mm 1,5 18 cm

Sumber : Pedoman Budidaya Pengelolaan Karet (1997)

b. Sadap ke Arah Atas (SKA)


Pemakaian kulit untuk bidang atas 2 mm. Dengan semakin tingginya letak sadapan maka konsumsi kulit
diperlonggar dengan pertimbangan penyadapan lebih sulit. Jumlah pohon per hanca untuk sadapan atas
75% dari jumlah pohon per hanca untuk sadapan SKB dan semakin tinggi bidang sadap jumlah pohon per
hanca semakin sedikit. Berikut kriteria sadap atas :
1) Sadapan dilakukan ketika tanaman telah mencapai umur sadapan ke 18
2) Rata-rata memiliki lilit batang 70 cm pada ketinggian 150 cm
3) Ketebalan kulit mencapai 9 – 10 mm
4) Sudut kemiringan sama dengan sadapan lain yaitu 40o dengan arah penyadapan dimulai dari titik
terendah sebelah kanan pada bidang H0.2 yang bergantian dengan bidang B1.2
SKA bukan merupakan sadapan mati melainkan sudah masuk pada sistem sadap eksploitasi, sehingga
norma sadpan harus benar-benar konsisten. SKA menggunakan pisau sadap biasa untuk menyadap,
bidang sadap atas disadap dengan sistem sadam ½ S↑D4 + ET.2,5% SAS 30 disadap bulan Januari-Juni,
sadap bawah disadap bulan Juli-Desember dengan sistem sadap ½ S↓D3.Et 2,5% GAS 15.
Table 4.5 Konsumsi Kulit SKA

Tingggi Bidang Sadap Pemakaian Kulit ph/hc


Sadapan Bulan Tahun
130-155 cm 2,6 mm 1,9 cm 23 420-350
155-178 cm 2,6 mm 1,9 cm 23 420-358
178-205 cm 3,0 mm 2,1 cm 27 400-300
205-239 cm 4,0 mm 2,8 cm 34 380-300
239-273 cm 4,5 mm 3,1 cm 40 360-280
274-299 cm 5,0 mm 3,5 cm 43 340-280
› 300 cm 5,5 mm 4,0 cm 48 280-220

Sumber : Pedoman Budidaya Pengelolaan Karet (1997)

c. Sadap Cacah Runcah (CCRC)/sadap mati


Sadap mati diberlakukan untuk tanaman yang sudah memasuki umur sadap 24 tahun menjelang dongkel
dengan bentuk sadapan spiral (1 bidang sadapan atas dan bawah).

4.7 Sarana Sadapan


a. Blok/hanca
1) SKB = 400-500 pohon yang dapat disadap
2) SKA = 300-375 pohon yang dapat disadap
3) Batas hanca ditandai dengan gelang cat, blok A merah, blok B biru, blok C kuning. Batas setengah
hanca diberi tanda gelang cat merah dan putih
4) Nama penyadap ditulis untuk menubuhkan rasa bangga dan memudahkan kontrol pengawasan
b. Talang sadap, fungsi dari talang sadap ini adalah untuk mengalirkan lateks ke mangkok sadap.
c. Mal sadap, sebagai alat kontrol konsumsi kulit dan kemiringan sadpan, dibuat 3 bulan sekali sebanyak 3
daun dengan lebar tergantung sisitem sadap.
d. MangkoK aluminium, disesuaikan dengan jumlah pohon yang disadap ditambah dengan 5% untuk
cadangan. Pemeriksaan mangkok dilakukan 1 bulan sekali, jika mangkok hilang menjadi tanggung jawab
penyadap.
e. Mangkok plastik, diperlukan untuk areal dengan produksi tinggi, mangkok ini berfungsi untuk
menampung tetes lanjut. Volume mangkok 300 cc.
f. Pisau sadap dan batu asah, katajaman pisau sadap dikontrol setiap kali melakukan rol.
g. Ember sadap dan bull ukuran 30 liter
h. Palet dari pelepah pisang, pengambilan lateks harus benar-benar bersih karena pengambilan tanpa
menggunkan palet dapat mengakibatkan kehilangan produksi 15-20%.
i. Paku sadap, diperlukan untuk tempat menggantungnya mangkok sadap.
j. Peralatan sadap lainnya adalah keranjang mangkon sebagai tempat mangkok setelah pengambilan
lateks.

4.8 Usaha- Usaha Dalam Pencapaian Target Produksi


4.8.1 Waktu Penyadapan
Sadapan diusahakan selesai sedini mungkin kolot segera setelah lateks tidak menetes lagi. Selama bulan
potensial penyadap per hari ditambah 16% pohon yang harus disadap semua dengan benar.
Menggunakan antikoagulan untuk kulit pulihan. SKA digunakan untuk tanaman yang mamiliki umur sadap
18 tahun keatas. Upaya untuk meningkatkan KKK dengan cara sebagai berikut :
a. Lump lateks dipisahkan sejak dari kebun
b. Kebersihan sarana sadapan dan pelaksanaan sadapan
c. Dilakukan pengambilan contoh KKK per penyadap
d. Dihindarkan kemungkinan tercampunya lateks dengan air
e. Kedalaman sadapan diusahakan 1 mm dari kambium
f. Meningkatkan pengambilan scrap dan lump mengkok secepatnya dengan sistem pembelian dengan
harga yang menarik.
4.8.2 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman yang intensif, pemupukan dan pengendalian penyakit yang dilakukan secara rutin
tepat waktu. Pada saat tanaman mencapai fase flush yaitu fase pembentukan daun baru maka tanaman
tidak disadap terlebih dahulu. Masa istirahat berkisar antara 2 minggu.
4.8.3 Eksploitasi Stimulansia
Stimulansia yang digunakan dalam ekploitasi tanaman karet ini adalah menggunakan bahan aktif hormone
Ethephone yang terkandung dalam merk dagang bernama ethrel. Ethephone disini berfungsi sebagai anti
koagulasi.
a. Persyaratan pohon yang dapat diberi anti koagulasi
1) Daun sudah berwarna hijau tua setelah masa gugur daun
2) Kondisi pohon sehat, tingkat serangan BB ‹ 8%
3) Dilakukan pemupukan yang mencukupi
4) KKK minimal 27%
5) Umur tanaman minimal 18 tahun dengan penyadapan pada kulit pulihan.
b. Tujuan penggunaan ethephone
Tujuan penggunaan hormone ini adalah untuk mmpertahankan produksi dengan menurunkan frekuensi
sadapan hingga biaya penyadapan menjadi lebih murah. Intensitas sadapan menggunakan ½ SD3.
c. Cara kerja ethephone
1) Etefon melepaskan gas etylen ke dalam jaringan kulit tanaman yang berfungsi sebagai agensia anti
penyumbatan pembuluh lateks
2) Menstabilkan lutoid dengan jalan meningkatkan permeabilitas membrannya
3) Berfungsi sebagai anti koagulan sehingga memperpanjang waktu pengaliran lateks dengan menunda
tersumbatnya pembuluh lateks dan memperlebar areal drainase lateks.
d. Manfaat penggunaan etefon
1) Tenaga penyadap lebih sedikit
2) Konsumsi kulit dalam penyadapan lebih kecil.
e. Prasyarat penggunaan etefon
1) Selain pertimbangan kesehatan tanaman perlu diperhatikan pula KKK lateks tidak turun labih dari 2%
dari standart 27%
2) Produk yang dicapai tidak melampaui 115% disbanding produksi hanca kontrol sistem ½ SD2
3) Tanaman tidak dalam mondisi gugur daun
4) Untuk sistem sadap SKB digunakan dosis 0,5g/pohon/aplikasi. Dengan sistem aplikasi groove
dilakukan 2 minggu sekali, carier air dan konsentrasi 2,5%
5) Untuk sistem sadap SKA digunakan dosis 1g/pohon/aplikasi. Aplikasi 1 bulan sekali dengan sistem
Scrap, carier minyak sawit konsentrasi yang digunakan adalah 2,5 – 5 %.
f. Respon klon terhadap penggunaan etefon
Penggunaan stimulansia hanya disarankan untuk klon karet yang memiliki metabolisme rendah samapai
sedang. Untuk klon karet yang memiliki metabolisme tinggi, respon terhadap etefon kurang baik. Berikut
keterangan respon klon terhadap etefon :
1) Respon baik : RRM 600, AVROS 2037, PR 255 dan Tjir 1
2) Respon sedang : GT1, PR1107, PR 261, PRIM 712 dan BPM 24
3) Respon rendah : RRIM 501, 701, 707, WR 101, PR 25.
g. Dampak negatif penggunaan etefon dalam jangka panjang. Jika kultur teknis tanaman kurang baik,
maka :
1) Produktivitas menurun, sehingga umur ekonomis pendek
2) KKK menurun
3) Kemiringan alur sadap dan kekeringan alur sadap meningkat, sehingga konsumsi kulit perisisan boros
4) Perkembangan lilit batang terhambat
5) Persentase pohon BB meningkat yang mengakibatkan kerusakan akibat angin meningkat.
h. Pengendalian penggunaan anti koagulan
1) Pembuatan hanca kontrol yang disadap sistem ½ SD2 tanpa anti koagulan. Penggunaan etefon
dianggap efktif dan efisien apabila produksi areal sebesar 115% dari prouksi hanca kontrol. Apabila
produksi lebih rendah dari angka tersebut di atas disbanding hanca kontrol penggunaan perlu ditinjau
kembali karena pengurasan produksi sudah dianggap berlebihan
2) Etefon hanya dilakukan pada pohon-pohon yang memiliki KKK 27% dan berumur sadap minimal 18
tahun.

4.9 Penentuan Target Produksi


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan target produksi, yaitu :
a. Klasifikasi TM
b. Klon yang ditanam
c. Umur tanaman
d. Intensitas dan sistem sadap
e. Proyeksi bidang sadap
f. Produksi 5 tahun terakhir
g. Produksi tiap bulan
h. Pemeliharaan tanaman dan pemupukan
i. Gangguan pertumbuhan daun

4.10 Eksploitasi yang dilakukan di Kebun Kali Sanen


4.10.1 Stimulansia Ethrel
Pengertian stimulansia Ethrel dan prasyarat penggunaannya serta tujuan dan dampak dari
penggunaannya telah dijelaskansebelumnya pada sub pokok bahasan mengenai eksploitasi stimulansia di
atas.
4.10.2 Double Cutting
Double cutting ini merupakan sistem eksploitasi yang melakukan penyadapan/pengirisan pada dua bidang
sadap, yaitu bidang kulit pulihan kedua B1.2 dan bidang perawan pada H0.2 dengan rumus sadapan ¼
S↑D3 pada panel H0.2 dan ½ S↓D3 pada panel B1.2. Perlakuan ini diterapkan berdasarkan pertimbangan
produksi yang dicapai di Kebun kali Sanen setelah mencapai panel B1.2 mengalami penurunan, sehingga
untuk mengatasinya dilakukan sistem sadap double cutting.
Perlakuan Double Cutting ini hanya boleh dilakukan pada saat musim basah saja ketika daun tanaman
karet ditdak mengalami gugur. Pertimbangan lainnya adalah dilakukan pada tanaman yang telah
mencapai umur 18th dengan asumsi telah mencapai lilit batang 60cm. hal ini dikarenakan untuk syarat
double cutting irisan ¼ S minimal membentuk panjang irisan sadap 15 cm.
4.10.3 LET 200
LET 200 merupakan merk dagang yang dipakai untuk stimulansia gas dengan bahan dasar gas etylen.
Sistem kerja dari stimulansia LET 200 ini sama seperti stimulansia ethrel yaitu memperlama waktu
penyumbatan pembuluh lateks sehingga memperpanjang waktu pengaliran lateks yang sehingga dapat
menghasilkan produksi lateks dengan volume tinggi.
Pertimbangan penggunaan LET 200 ini adalah untuk mengoptimalkan produksi lateks. Namun harus
memperhatikan beberapa syarat penggunannya sesuai dengan factor yang mempengaruhi efektivitas
kerja stimulant gas etylen yaitu jenis klon, umur tanaman, potensi produksi dan kesehatan tanaman serta
pelaksanaan aplikasi stimulant. Tanaman yang akan diperlakukan menggunakan stimulant sebaiknya
memenuhi persyaratan sudah berumur sekitar 15th, kondisi tanaman sehat dengan daun tidak
meranggas, tidak mengalami kering alur sadap dan status hara tanaman baik.

4.10.4 Sistem Sadap Senar


Sistem sadap senar ini di Kebun Kali Sanen diterapkan pada tanaman kaet yang telah mencapai masa
sadap mati. Pertimbangan untuk menggunakan sistem ini adalah untuk memaksimalkan produksi yang
bisa didapat pada kulit perawan yang letaknya berada di percabangan sehingga dapat memperlama umur
ekonomis tanaman sebelum dongkel. Penggunaan senar ini dimaksudkan untuk mengurangi kehilangan
lateks akibat getah tanah dan lateks yang kering sebagai scrab.
Pertimbangan yang lain adalah untuk mentertibkan konsumsi kulit dan alur sadapan karena penyadapan
dilakukan dengan menggunakan tangga, sehingga konsumsi kulit lebih dapat terkontrol dibandingkan
dengan sadapan sebelum menggunakan senar. Selain itu optimalisasi ini dipacu dengan tingginya harga
karet saat ini, sehingga pemanfaatan kulit karet semakin dioptimalkan untuk menghasilkan produksi yang
tinggi sehingga bisa mendatangka keuntungan yang besar bagi perusahaan.
sumber : http://fahyanig-tanamanperkebunan.blogspot.com/2011_04_01_a…

STOP SINI……………….
Cara menghitung target produksi :
1) Jumlah pohon yang bisa disadap per Ha
2) Sistem sadap yang digunakan. Hari sadap D3 = 113 hari sadap efektif dan D4 = 85 hari sadap efektif
selama setahun
3) GTT. Gram perpohon per hari sadap, perlu uji petik pada bulan potensial dan kurang potensial, lalu
diambil rata-ratanya

Ketarangan :
P = protas per hektas per tahun
A = populasi pohon produktif per hektas
d = jumlah hari sadap efektif per tahun
GTT = potensi produksi pohon

Anda mungkin juga menyukai