Anda di halaman 1dari 2

 

Cara Kerja Sistem Pemipaan 

Pada sistem pemipaan digunakan sistem refrigerasi kompresi uap dengan condensing unit
dengan rincian 3 buah kompresor dan 1 buah kondensor. Kompresor yang bekerja pada sistem ini hanya
2 buah dengan bergantian. Maka dari itu dibutuhan solenoid valve pada saluran suction dan discharge.

Uap refrigeran bertekanan dan bertemperatur rendah dari ketiga evaporator akan ditampung
terlebih dahulu di header suction dan akan dihisap oleh kompresor sehingga tekanan refrigeran menjadi
tinggi dan bertemperatur tinggi. Setelah dikompresi uap rerigeran mengalir menuju sebuah kondensor
dengan pendingin air, sebelum menuju kondensor, refrigeran ditampung di sebuah komponen bernama
header discharge. Kalor akan berpindah dari refrigeran ke udara. Karena kondisi tersebut, refrigeran
berubah dari fasa uap menjadi fasa cair.

Setelah perubahan fasa terjadi, refrigeran mengalir menuju expansion valve, melewati liquid
receiver, filter drier, sight glass, dan solenoid valve. Terdapat 3 buah evaporator, sehingga aliran akan
terbagi menjadi 3. Ketika masuk TXV, refrigeran cair akan diatur alirannya berdasarkan beban panas
pada evaporator yang terdeteksi oleh bulb TXV. Jika beban panas pada evaporator besar maka bulb TXV
akan merasakan panas dan refrigeran yang ada di bulb TXV menguap lalu menekan diafragma ke bawah.
Sehingga katup TXV akan membuka lebar dan refrigeran cair akan banyak mengalir ke evaporator.
Begitu juga ketika beban panas evaporator kecil, maka bukaan katup akan mengecil. Perbedaan bukaan
katup tersebut mengakibatkan refrigeran cair mengalami penyempitan saluran sehingga refrigeran yang
menuju evaporator berfasa campuran dan bertekanan rendah. Pada evaporator terjadi penyerapan
kalor oleh refrigeran dengan udara kabin. Penyerapan kalor menyebabkan perubahan fasa dari cair
menjadi uap. Setelah refrigeran berubah fasa menjadi uap, refrigeran akan mengalir menuju check valve
pada evaporator cold storage dan akan mengalir menuju evaporator pressure regulator pada evaporator
anteroom dan Chiller. EPR disimpan pada evaporator dengan temperatur kabin lebih tinggi. Setelah
refrigeran melewati komponen tersebut, refrigeran Kembali menuju header suction sebelum dihisap
oleh kompresor.

Cara Kerja Sistem Kelistrikan

Pada sistem pendinginan ini menggunakan kelistrikan dan kontrol 3 phasa. Ketika MCB ditekan
maka aliran listrik akan mengalir ke setiap aliran phasa dan akan terbaca oleh ammeter, voltmeter, dan
wattmeter. Aliran pun mengalir menuju ke defrost timer, pada defrost timer terdapat 2 kontak, ketika
waktu belum tercapai aliran akan menuju ke HLP, ketika waktu sudah tercapai aliran akan menuju lampu
yang menandakan waktu defrost dan K7 untuk menyalakan defrost heater. Pada HLP terdapat 2 kontak,
ketika tekanan belum tercapai maka aliran akan menuju ke K4 (motor fan evaporator cold storage), K5
(motor fan evaporator anteroom), K6 (motor fan evaporator Chiller), Thermostat cold storage dan
anteroom yang menuju solenoid valve 1, 2 dan 3. Aliran listrik akan menyambung ke rangkaian setiap
kompresor pula. Ketika thermostat belum tercapai maka akan membuka solenoid valve, dan ketika
thermostat tercapai maka akan menutup solenoid valve menuju evaporator.

Pada sistem pendinginan ini menggunakan kelistrikan dan kontrol tiga phasa. Dengan rangkaian
seperti pada gambar yang terlampir dan cara kerjanya sebagai berikut. Ketika MCCB ditekan maka aliran
listrik akan mengalir ke setiap aliran phasa dan terbaca oleh amperemeter juga voltmeter. Setelah itu
MCB ditekan maka aliran listrik akan mengalir ke wattmeter, lalu ke defrost timer. Kemudian
menghubungkan thermostat dan mengalir menuju HLP, lalu ke beban – beban yang dipasang parallel.
Beban – beban tersebut ialah K4 (kontaktor motor fan evaporator cold storage), K5 (kontaktor motor
fan evaporator anteroom), K6 (kontaktor motor fan Chiller), koil solenoid valve dan rangkaian kontrol
masing – masing kompresor. Ketika K4, K5 dan K6 energized, kontak bantu dari ketiganya akan menutup
dan dialiri arus yang akan menghubungkan oil pressurestat, lalu menghidupkan timer switch dengan
menyalanya lampu indikator. Dengan hidupnya timer switch maka kompresor sudah dalam keadaan
steady, hanya tinggal menunggu giliran beroperasi. Jika kompresor telah mencapai waktu operasinya
maka lampu indikator akan off dan arus mengalir menuju dua buah solenoid valve, TDR dan K1 dan K2
(kontaktor motor compressor 1 dan 2) yang dipasang parallel. Ketika kedua solenoid valve telah
membuka, TDR akan menghitung mundur hingga kontak bantunya menutup (5 detik) dan K5 dan K6
energized maka kompresor 1 dan 2 mulai beroperasi bergantian.

Komponen defrost timer yang terpasang disetting setiap 7.5 jam sekali untuk beroperasi selama
30 menit dalam 24 jam. Jika waktu setting telah tercapai maka defrost timer akan memutus aliran
menuju kompresor dan memindahkannya ke K1 (kontaktor electric defrost evaporator). Ketika
kontaktor energized maka elctric defrost akan beroperasi dan terjadi defrost pada evaporator. Jika
sudah 30 menit maka defrost timer akan memutus aliran menuju kontaktor dan kembali mengalir ke
kompresor. Kedua kompresor dirancang untuk bekerja berpasangan secara bergantian selama 8 jam
sekali dalam 24 jam.

Sistem keseluruhan akan berhenti beroperasi ketika HLP dan thermostat telah mencapai nilai
rancangannya. Sedangkan untuk oil pressurestat, jika telah mencapai nilai rancangannya maka akan
memutus arus menuju kompresor yang bersangkutannya saja. Ketika ketiga komponen tersebut telah
mencapai nilai rancangan yang ditentukan, maka sistem keseluruhan dan kompresor akan kembali
beroperasi. Untuk komponen kelistrikan lainnya seperti door heater dan drain heater akan beroperasi
selama 24 jam. Keduanya akan off jika MCB atau MCCB ditekan. Hal tersebut dilakukan untuk
menghindari adanya frost pada pintu dan saluran drain

Anda mungkin juga menyukai