Anda di halaman 1dari 17

ANGGARAN RUMAH TANGGA

(ART)
PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA
(PERSAGI)
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

BAB I
LAMBANG ORGANISASI

Pasal 1

(1) Lambang Organisasi PERSAGI digambarkan sebagai berikut:

(2) Lambang PERSAGI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah berbentuk
PERISAI dibingkai dengan tulisan berbunyi PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA
yang disingkat PERSAGI dengan arti sebagai berikut:
a. Perisai berwarna biru tua merupakan simbol daya tahan tubuh yang diperoleh
dari keseimbangan asupan gizi sebagai perwujudan dari semboyan Svasta
Harena yang berarti Kesehatan Melalui Gizi;
b. Warna biru melambangkan percaya diri, kedalaman, kesetiaan, bijaksana,
kecerdasan, dipercaya dan bertanggung jawab;
c. Warna kuning melambangkan kematangan dan optimisme;
d. Warna putih melambangkan kebersihan dan kemurnian;
e. dalam perisai terdapat gambar padi yang dibatasi garis putih sealur dengan
gambar padi yang telah menguning, melambangkan kedewasaan dan
kesatuan tekad warga PERSAGI, dalam menuju gizi seimbang bagi setiap
rakyat Indonesia;
f. jumlah padi lima butir yang telah menguning melambangkan lima kelompok
pangan yang berkualitas, yang artinya sebagai sumber karbohidrat, sumber
protein, sumber sayur sayuran, sumber buah buahan dan kelompok bahan
pangan yang dikonsumsi secara seimbang.
(3) Keterangan teknis lambang PERSAGI lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) sebagai berikut:
a. Proporsi Lambang : Tinggi : Lebar= 6 : 5
Contoh tinggi 60 cm lebar 50 cm.
b. Warna : Biru dongker #000080 RGB: 128
c. Kuning : #FFFF00 RGB : 2550
(4) Penggunaan lambang PERSAGI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dalam surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat PERSAGI.

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 2
Jenis Keanggotaan

(1) Anggota Biasa adalah Nutrisionis dan Dietisien warga Negara Kesatuan
Republik Indonesia lulusan perguruan tinggi dalam dan luar negeri yang
ijazahnya diakui oleh pemerintah Republik Indonesia dengan mengajukan
permintaan menjadi anggota.
(2) Anggota Luar Biasa adalah Nutrisionis dan Dietisien warga Negara asing yang
diangkat oleh Dewan Pimpinan Pusat karena berjasa dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang gizi.
(3) Anggota Kehormatan adalah warga Negara Indonesia bukan Nutrisionis dan
Dietisien yang diangkat oleh Dewan Pimpinan Pusat karena berjasa dalam
perkembangan IPTEK dan profesi gizi.
(4) Ketentuan tentang tata cara pengangkatan setiap jenis keanggotaan diatur lebih
lanjut dalam peraturan organisasi.

Pasal 3
Persyaratan Keanggotaan

(1) Persyaratan untuk diterima menjadi anggota biasa sebagai berikut:


a. seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan di bidang gizi menurut
Undang-Undang;
b. mendaftarkan diri untuk menjadi anggota dengan mengisi formulir
keanggotaan secara online di www.persagi.org;
c. bersedia mematuhi AD-ART, Kode Etik Ahli Gizi, Peraturan Organisasi
PERSAGI; dan
d. sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditetapkan oleh PERSAGI.
(2) Persyaratan menjadi anggota luar biasa sebagai berikut:
a. diangkat oleh Dewan Pimpinan Pusat; dan
b. bersedia mematuhi AD-ART, Kode Etik Ahli Gizi, Peraturan Organisasi
PERSAGI.
(3) Persyaratan menjadi anggota kehormatan adalah diangkat oleh Dewan
Pimpinan Pusat.
(4) Ketentuan tentang persyaratan keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi.

Pasal 4
Tata Cara Penerimaan Anggota

(1) Anggota biasa setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 3 ayat (1) diberikan Kartu Tanda Anggota.
(2) Anggota luar biasa dan anggota kehormatan setelah memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dan (3) diberikan Kartu Tanda
Anggota.
(3) Ketentuan tentang tata cara penerimaan anggota diatur lebih lanjut dalam
pedoman organisasi.

Pasal 5
Kewajiban Anggota

(1) Anggota PERSAGI berkewajiban untuk:


a. memegang teguh Kode Etik Ahli Gizi Indonesia, Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, dan Peraturan Organisasi;
b. aktif melaksanakan program organisasi; dan
c. membela dan memajukan organisasi.
(2) Anggota biasa mempunyai kewajiban:
a. mematuhi AD/ART PERSAGI, Kode Etik Ahli Gizi serta keputusan- keputusan
yang dikeluarkan oleh PERSAGI; dan
b. membayar uang iuran keanggotaan yang besarnya dan proporsinya untuk
DPP, DPD dan DPC ditetapkan oleh DPP.
(3) Anggota luar biasa memiliki kewajiban mematuhi AD-ART PERSAGI, Kode Etik
Ahli Gizi serta keputusan- keputusan yang dikeluarkan oleh PERSAGI.
(4) Anggota kehormatan memiliki kewajiban menjaga martabat dan kehormatan
PERSAGI.

Pasal 6
Hak-hak Anggota

(1) Anggota Biasa PERSAGI mempunyai hak-hak:


a. memiliki Kartu Tanda Anggota dengan format standar yang dikeluarkan oleh
DPP;
b. mengemukakan pendapat;
c. bertanya dan mengusulkan sesuatu dengan lisan atau tertulis;
d. membela diri;
e. memilih dan dipilih dalam pemilihan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat,
Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang;
f. mendapat perlindungan hukum dalam menjalankan tugas-tugas keprofesian;
g. mengikuti semua kegiatan organisasi; dan
h. memperoleh penghargaan.
(2) Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan mempunyai hak-hak:
a. memiliki Kartu Tanda Anggota;
b. mengemukakan pendapat, usul, dan saran; dan
c. memperoleh penghargaan.
(3) Setiap anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan tidak memiliki hak untuk
memilih dan dipilih dalam kepengurusan PERSAGI di setiap tingkatan.

Pasal 7
Pemberhentian Anggota

Tata cara pemberhentian anggota sebagai berikut:


(1) Anggota meninggal dunia;
(2) Pemberhentian atas permintaan sendiri;
(3) Proses pemberhentian atas permintaan sendiri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya dapat dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis kepada
DPD dan ditetapkan oleh DPP;
(4) Diberhentikan dengan hormat, bila:
a. anggota dapat dikenakan pemberhentian sementara oleh DPC atau DPD
apabila melanggar ketentuan organisasi;
b. paling lama 6 (enam) bulan sesudah pemberhentian sementara, DPC atau
DPD dapat merehabilitasi atau mengusulkan pemberhentian secara
permanen kepada DPP;
c. DPP dapat melakukan pemberhentian langsung, dan memberitahukannya
kepada DPD, berdasarkan rekomendasi Majelis Etik dan Disiplin Ahli Gizi;

BAB III
STRUKTUR KEPEMIMPINAN

Pasal 8
Dewan Pimpinan Pusat (DPP)

(1) Status Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sebagai berikut:


a. Dewan Pimpinan Pusat adalah struktur kepemimpinan tertinggi organisasi
yang melaksanakan, dan mengurus kebijakan-kebijakan strategis dan
operasional yang bersifat nasional yang diputuskan dalam Kongres Nasional;
b. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat bertanggungjawab untuk dan atas nama
organisasi baik ke dalam maupun ke luar organisasi;
c. Ketua Umum dipilih pada Kongres Nasional;
d. Syarat Calon Ketua Umum:
1. terdaftar sebagai Anggota Biasa PERSAGI;
2. diutamakan pernah menjadi Pengurus PERSAGI (DPC/ DPD/ DPP);
3. diusulkan sekurang-kurangnya oleh 3 Dewan Pimpinan Daerah;
4. menyatakan kesediaannya menjadi Ketua Umum secara lisan;
5. menyampaikan visi, misi, program kerja dalam forum Kongres Nasional;
6. memiliki komitmen untuk melaksanakan program kerja yang diamanatkan
dalam Kongres Nasional;
e. Kongres Nasional memutuskan dan menetapkan Ketua Umum;
f. tugas pokok dan fungsi Ketua Umum dijelaskan dalam Pedoman Tatalaksana
Organisasi PERSAGI;
g. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat bersama-sama dengan Formatur yang
dipilih secara aklamasi oleh Peserta Kongres Nasional, menyusun dan
menetapkan kebijakan organisasi;
h. dalam melaksanakan kebijakan operasional, Ketua Umum Dewan Pimpinan
Pusat dibantu oleh Pengurus DPP dan badan-badan kelengkapan; dan
i. masa jabatan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat adalah 5 (lima) tahun,
dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya.
(2) Personalia:
a. sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekretaris
Jenderal, Bendahara Umum, beberapa ketua bidang yaitu Bidang Organisasi,
Bidang Sertifikasi, Bidang Ilmiah, Bidang Pembinaan Profesi, Bidang
Pendidikan dan Pelatihan, Bidang Kemitraan, Bidang Hukum dan Hubungan
Masyarakat, serta bidang-bidang lainnya bila dibutuhkan;
b. para ketua bidang ditetapkan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat.
c. Ketua Umum DPP PERSAGI hasil Kongres Nasional beserta Formatur yang
dipilih, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari harus sudah terbentuk
kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat PERSAGI; dan
d. yang dapat menjadi pengurus Dewan Pimpinan Pusat adalah anggota biasa
yang memiliki integritas, etika, disiplin, loyalitas, dan komitmen terhadap
pencapaian tujuan organisasi.
(3) Tugas dan Wewenang:
a. melaksanakan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
serta keputusan yang telah ditetapkan oleh kongres nasional;
b. mengumumkan kepada seluruh Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan
Pimpinan Cabang yang menyangkut pengambilan keputusan organisasi;
c. melakukan pembinaan dan pengawasan internal organisasi;
d. melakukan advokasi kebijakan kesehatan kepada pembuat kebijakan;
e. membina hubungan baik dengan para pihak baik pemerintah maupun swasta
termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat, di dalam maupun di luar negeri,
khususnya yang berhubungan dengan gizi dan kesehatan;
f. memberikan akreditasi Lembaga Penyelenggara Pendidikan Gizi
Berkelanjutan tingkat nasional dan regional;
g. mengesahkan dan melantik kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah serta
perangkat organisasi baik tingkat pusat maupun tingkat daerah;
h. menetapkan Satuan Kredit Profesi (SKP) pada kegiatan-kegiatan terkait
peningkatan kapasitas dan keilmuan anggota PERSAGI;
i. melakukan pembinaan dan pengembangan profesi dalam rangka
meningkatkan profesionalisme ahli gizi;
j. memberikan penghargaan PERSAGI kepada tokoh-tokoh yang berjasa dalam
bidang gizi yang ketentuannya diatur dalam keputusan DPP;
k. menyelenggarakan kongres nasional pada akhir periode kepengurusan.; dan
l. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota pada forum
kongres nasional.
(4) Tata Cara Pengelolaan:
a. DPP yang baru menjalankan tugasnya segera setelah dilakukan serah terima
dengan DPP yang lama, yang dilakukan paling lambat dalam kurun waktu 30
hari setelah Kongres Nasional;
b. DPP yang baru menjabarkan program kerja yang diamanatkan oleh kongres
nasional selama 5 (lima) tahun kepengurusannya;
c. untuk melaksanakan program kerja DPP mengadakan rapat yang meliputi
Rapat Pleno sekurang-kurangnya 3 bulan sekali, Rapat Terbatas, dan Rapat
masing-masing bidang;
d. Rapat Terbatas dilaksanakan apabila ada kepentingan khusus yang harus
segera diselesaikan;
e. rapat masing-masing bidang dihadiri sekurang-kurangnya oleh ketua bidang
dan setengah dari anggotanya; dan
f. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur dalam
suatu peraturan tersendiri oleh DPP sepanjang tidak bertentangan dengan
tata cara pengelolaan ini.

Pasal 9
Dewan Pimpinan Daerah (DPD)

(1) Status Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sebagai berikut:


a. Dewan Pimpinan Daerah adalah struktur kepemimpinan tertinggi dalam satu
Provinsi yang diketuai oleh Ketua DPD;
b. dalam satu provinsi hanya boleh ada 1 (satu) DPD;
c. Ketua DPD dipilih dalam Musyawarah Daerah;
d. masa jabatan DPD sama dengan DPP; dan
e. DPD sebagai koordinator dari DPC.
(2) Personalia :
a. Personalia DPD sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara
dan beberapa Ketua Bidang;
b. Yang dapat menjadi Pengurus DPD adalah anggota biasa yang memiliki
integritas, etika, disiplin, loyalitas, dan komitmen terhadap pencapaian tujuan
organisasi; dan
c. Dalam hal Ketua DPD tidak dapat menjalankan tugas dan/atau non aktif maka
dapat diangkat Pejabat Ketua DPD melalui rapat pleno pengurus daerah dan
selanjutnya ditetapkan dan disahkan menjadi Pejabat Ketua DPD oleh DPP
sampai dilaksanakannya Musyawarah Daerah berikutnya.
(3) Tugas dan Wewenang :
a. melaksanakan keputusan musyawarah daerah dan ketetapan-ketetapan DPP;
b. melaksanakan tugas-tugas operasional organisasi yang didelegasikan oleh
DPP, baik yang menyangkut masalah organisasi profesi, etika profesi,
pendidikan profesi dan pelayanan profesi;
c. melakukan pembinaan dan pengawasan internal organisasi yang berada di
daerahnya;
d. melakukan advokasi kebijakan bidang kesehatan di daerahnya;
e. menghadiri setiap Musyawarah Cabang yang berada di daerahnya;
f. mengesahkan dan melantik pengurus Dewan Pimpinan Cabang;
g. mewakili DPP bila diperlukan dan/atau atas permintaan DPP;
h. melaksanakan program kerja yang diputuskan pada musyawarah daerah dan
program kerja yang merupakan penjabaran program kerja DPP;
i. mengkoordinasikan DPC PERSAGI di wilayah kerjanya;
j. membina hubungan dengan Instansi terkait dan pemangku kepentingan pada
tingkat Provinsi; dan
k. mengikuti Kongres Nasional PERSAGI.
(4) Tata Cara Pengelolaan:
a. DPD PERSAGI berkedudukan di Ibukota Provinsi;
b. Ketua DPD PERSAGI dipilih oleh DPC PERSAGI dalam musyawarah daerah
dan disahkan oleh DPP PERSAGI;
c. Untuk menyelenggarakan kegiatan, DPD melaksanakan rapat koordinasi
dengan DPC yang diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan;
d. Pengurus DPD adalah anggota biasa PERSAGI; dan
e. ketentuan tata cara dan pengelolaan pemilihan serta pelantikan Pengurus
DPD diatur lebih lanjut oleh DPP.

Pasal 10
Dewan Pimpinan Cabang (DPC)

(1) Status:
a. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) adalah struktur kepemimpinan tertinggi
dalam satu Kabupaten/Kota yang diketuai oleh Ketua Dewan Pimpinan
Cabang;
b. dalam satu Kabupaten/Kota hanya boleh ada 1 (satu) DPC;
c. Ketua DPC dipilih dalam Musyawarah Cabang.
d. masa jabatan DPC sama dengan DPP;
e. Dewan Pimpinan Cabang adalah kesatuan organisasi yang dibentuk di
Kabupaten/Kota yang disetujui oleh DPD; dan
f. Ahli Gizi yang bertempat tinggal di daerah yang belum mempunyai DPC dapat
menjadi anggota dari DPC yang terdekat.
(2) Personalia :
a. personalia Dewan Pimpinan Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris, dan Bendahara, serta beberapa Ketua Bidang.
b. yang dapat menjadi Pengurus DPC adalah anggota biasa yang memiliki
integritas, etika serta memiliki komitmen terhadap tujuan organisasi
PERSAGI; dan
c. dalam hal Ketua DPC tidak dapat menjalankan tugas dan/atau non aktif maka
dapat diangkat Pejabat Ketua DPC melalui rapat pleno pengurus cabang dan
selanjutnya ditetapkan dan disahkan menjadi Pejabat Ketua DPC oleh DPD
sampai dilaksanakannya Musyawarah Cabang berikutnya.
(3) Tugas dan Wewenang :
a. melaksanakan keputusan musyawarah cabang dan ketetapan-ketetapan
organisasi PERSAGI;
b. melaksanakan tugas-tugas operasional organisasi yang didelegasikan oleh
DPD, baik yang menyangkut masalah organisasi profesi, etika profesi,
pendidikan profesi dan pelayanan profesi;
c. melakukan pembinaan dan pengawasan internal organisasi yang berada di
daerahnya;
d. melakukan advokasi kebijakan bidang kesehatan di daerahnya;
e. mewakili DPD bila diperlukan dan/atau atas permintaan DPD;
f. Melaksanakan program kerja yang diputuskan pada musyawarah cabang dan
program kerja yang merupakan penjabaran program kerja PERSAGI;
g. memberi laporan kepada DPD tentang hasil kerja yang dilakukan sekurang-
kurangnya satu kali enam bulan;
h. membina hubungan dengan Instansi terkait (stakeholder) pada tingkat
kabupaten/kota; dan
i. bertanggung jawab kepada rapat anggota.
(4) Tata Cara Pengelolaan:
a. Ketua DPC terpilih harus dapat menyusun kepengurusan dan program kerja
paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah selesai rapat anggota;
b. susunan kepengurusan DPC berasal dari anggota biasa;
c. serah terima kepengurusan telah dilakukan paling lambat dalam waktu 30
(tiga puluh) hari setelah selesai rapat;
d. untuk menyelenggarakan kegiatannya Pengurus DPC mengadakan rapat-
rapat;
e. Rapat Pengurus DPC dihadiri oleh segenap pengurus DPC dan diadakan
sekurang-kurangnya sekali dalam 3 bulan; dan
f. ketentuan tata cara dan pengelolaan pemilihan dan pelantikan Pengurus DPC
diatur lebih lanjut oleh DPP.

BAB IV
KOLEGIUM, MAJELIS KEHORMATAN ETIK DAN DISIPLIN,
DEWAN PAKAR, DEWAN PENGAWAS

Pasal 11
Kolegium Ilmu Gizi Indonesia (KIGI)

(1) KIGI dibentuk melalui rapat pleno DPP PERSAGI dan ditetapkan oleh Ketua
Umum DPP PERSAGI.
(2) KIGI dalam menjalankan tugas bertanggung jawab kepada Ketua Umum DPP
PERSAGI.
(3) Keanggotaan KIGI terdiri dari komponen: DPP, Institusi Pendidikan Ilmu Gizi
(D3, D4/S1 Terapan, S1, Profesi, dan Pasca Sarjana), Pengguna, dan Pakar
Gizi yang jumlah, susunan, dan tatalaksananya ditentukan oleh Ketua Umum
DPP.
(4) Masa jabatan KIGI sesuai dengan masa jabatan DPP.
(5) Administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan KIGI difasilitasi DPP
PERSAGI.
(6) Tugas Pokok dan Fungsi KIGI adalah:
a. memberikan pertimbangan, masukan dan saran, mengenai disiplin Ilmu Gizi
baik diminta atau tidak diminta kepada Ketua DPP PERSAGI, AIPGI, dan
pemangku yang relevan;
b. memberikan masukan tentang standar kompetensi gizi kepada PERSAGI,
AIPGI, dan pemangku kebijakan yang relevan untuk ditindaklanjuti;
c. memberikan masukan tentang kebijakan pendidikan vokasi, pendidikan
akademik, dan pendidikan profesi gizi kepada PERSAGI, AIPGI, dan
pemangku kebijakan yang relevan;
d. melakukan monitoring, evaluasi, dan umpan balik tentang penyelenggaraan
pendidikan vokasi, pendidikan akademik, dan pendidikan profesi gizi kepada
PERSAGI, AIPGI, dan pemangku kebijakan yang relevan;
e. memberikan pertimbangan/rekomendasi terhadap rencana pembukaan
program studi baru untuk pendidikan vokasi, pendidikan akademik, dan
pendidikan profesi gizi kepada lembaga akreditasi dan pemangku kebijakan
yang relevan; dan
f. melakukan pembinaan dan pengembangan profesi dalam rangka
meningkatkan profesionalisme ahli gizi.

Pasal 12
Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Ahli Gizi (MKEDAG)

(1) Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Ahli Gizi (MKEDAG) dibentuk melalui
rapat pleno DPP PERSAGI dan ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PERSAGI;
(2) MKEDAG dalam menjalankan tugas bertanggungjawab kepada Ketua Umum
DPP PERSAGI;
(3) Tugas pokok MKEDAG sebagai berikut:
a. melakukan pengawasan pelaksanaan Kode Etik Ahli Gizi dan pelanggaran
disiplin;
b. mewakili DPP pada pembelaan kepada anggota dalam masalah hukum
yang berkaitan dengan pelaksanaan kode etik dan disiplin keilmuan serta
kompetensi;
c. memberikan pertimbangan kepada ketua umum DPP terhadap pelanggaran
Kode Etik Ahli Gizi dan pelanggaran disiplin keilmuan serta kompetensi; dan
d. melakukan pembinaan dan pengembangan profesi dalam rangka
meningkatkan profesionalisme Ahli Gizi.
(4) Susunan personalia dan tata laksana MKEDAG ditentukan oleh DPP
PERSAGI.
(5) Masa jabatan MKEDAG sesuai dengan masa jabatan DPP PERSAGI; dan
(6) Administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan MKEDAG difasilitasi
DPP PERSAGI.

Pasal 13
Dewan Pakar

(1) Dewan Pakar adalah bagian dari Dewan Pimpinan Pusat yang terdiri dari
anggota PERSAGI yang dinilai memiliki kontribusi di bidang gizi pada tingkat
nasional dalam mengembangkan IPTEK gizi, program gizi, profesi gizi, serta
organisasi dan hukum di bidang gizi.
(2) Dewan Pakar dibentuk dan ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.
(3) Dewan Pakar dalam menjalankan tugas bertanggungjawab kepada Ketua
Umum DPP PERSAGI.
(4) Tugas pokok Dewan Pakar sebagai berikut:
a. memberi masukan kepada DPP tentang keilmuan, program, dan profesi
bidang gizi dan kesehatan untuk mencapai status gizi dan derajat kesehatan
masyarakat yang lebih baik;
b. Memberi informasi dan menjelaskan kepada masyarakat tentang isu-isu gizi
terkini; dan
c. Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi dalam rangka
meningkatkan profesionalisme ahli gizi.
(5) masa jabatan Dewan Pakar sesuai dengan masa jabatan DPP PERSAGI;
(6) Administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan Dewan Pakar
difasilitasi DPP PERSAGI.

Pasal 14
Dewan Pengawas

(1) Dewan Pengawas adalah bagian dari Dewan Pimpinan Pusat yang bertugas
membina dan mengawasi pelaksanaan tugas pokok Dewan Pimpinan Pusat.
(2) Dewan Pengawas dibentuk dan ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.
(3) Dewan Pengawas dalam menjalankan tugas bertanggungjawab kepada Ketua
Umum DPP PERSAGI.
(4) Tugas pokok Dewan Pengawas adalah:
a. mengawasi dan memberi masukan kepada DPP tentang hasil kinerja
pelaksanaan tugas DPP, administrasi dan keuangan DPP; dan
b. memberikan rekomendasi pemecahan masalah yang terjadi dari hasil
pembinaan dan pengawasan.
(5) masa jabatan Dewan Pengawas sesuai dengan masa jabatan DPP PERSAGI.
(6) administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan Dewan Pengawas
difasilitasi DPP PERSAGI.
Pasal 15
Pedoman Organisasi dan Tata Laksana

Pedoman organisasi dan tata laksana PERSAGI disusun oleh DPP selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan setelah dilantik.

BAB V
HIMPUNAN SEMINAT

Pasal 16
Himpunan Seminat

(1) Himpunan Seminat adalah kelompok seminat di bidang gizi berdasarkan


kompetensi yang spesifik.
(2) Himpunan Seminat dapat dibentuk di tingkat pusat sesuai kebutuhan.
(3) Himpunan Seminat merupakan bagian tak terpisahkan dari PERSAGI.
(4) Ketua Himpunan Seminat di tingkat pusat ditunjuk oleh Dewan Pimpinan
Pusat berdasarkan kompetensi anggota PERSAGI.
(5) Himpunan Seminat bidang gizi terdiri dari:
a. Asosiasi Dietisien Indonesia (Indonesian Dietitien Association/AsDI),
b. Asosiasi Nutrisionis Indonesia (Indonesian Nutrisionist Association/AsNI),
c. Asosiasi Ahli Gizi Olahraga Indonesia (Indonesia Sport Nutritionist
Association/ ISNA),
d. Asosiasi sejenis lainnya.
(6) Kepengurusan dan keanggotaan Himpunan Seminat di tingkat pusat
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditentukan oleh anggota himpunan
seminat.
(7) pengesahan dan pelantikan kepengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) dilakukan oleh DPP PERSAGI.
(8) pengesahan dan pelantikan kepengurusan Himpunan Seminat di tingkat
daerah dilakukan oleh DPD PERSAGI.
(9) Masa jabatan kepengurusan himpunan seminat sesuai dengan masa jabatan
DPP PERSAGI.
(10) Dalam menjalankan program kerjanya, himpunan seminat mengacu pada
AD/ART PERSAGI.
(11) Tata hubungan kerja antara organisasi seminat dengan DPP PERSAGI dan
DPD PERSAGI akan diatur tersendiri dalam keputusan DPP PERSAGI.
BAB VI
BADAN USAHA

Pasal 17
Badan Usaha

(1) DPP PERSAGI dapat membentuk badan usaha/yayasan sesuai kebutuhan


sepanjang tidak bertentangan dengan Kode Etik Ahli Gizi.
(2) DPD PERSAGI dapat membentuk badan usaha/yayasan sesuai kebutuhan
sepanjang tidak bertentangan dengan Kode Etik Ahli Gizi.
(3) Badan usaha/yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian
tak terpisahkan dari kepengurusan DPP PERSAGI.
(4) Badan usaha/yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bagian
tak terpisahkan dari kepengurusan DPD PERSAGI.
(5) Badan usaha/yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dapat
meliputi bidang, antara lain:
a. Pendidikan dan Pelatihan;
b. Penelitian Gizi;
c. Konsultasi Dietetik;
d. Konseling Gizi;
e. Penyelenggaraan Makanan Banyak;
f. Penyelenggaraan Makanan Khusus;
g. Gizi Olahraga Prestasi dan Kebugaran;
h. Label Kandungan Gizi pada Makanan Non Kemasan; dan
i. bidang-bidang lain sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB VII
KEKAYAAN DAN KEMITRAAN

Pasal 18
Kekayaan

Kekayaan PERSAGI dapat berasal dari:


a. Uang Pendaftaran, yang nilainya ditetapkan oleh DPP;
b. Iuran tahunan anggota, yang nilainya ditetapkan oleh DPP;
c. Usaha-usaha yang dilaksanakan oleh DPP/DPD/DPC, seperti: kegiatan
seminar, pelatihan, dan/atau sejenis harus membayar untuk memperoleh
Satuan Kredit Profesi (SKP) kepada PERSAGI, untuk tingkat nasional oleh DPP
yang besarnya diatur dengan ketentuan DPP PERSAGI;
d. Kemitraan dengan pihak lain sepanjang tidak melanggar Kode Etik;
e. Usaha-usaha lain yang sah; dan
f. Sumbangan yang tidak mengikat.
Pasal 19
Kemitraan

(1) PERSAGI dapat menjalankan kemitraan dengan pihak lain diatur dengan nota
kesepahaman atau perjanjian kerjasama sepanjang tidak bertentangan dengan
Kode Etik Ahli Gizi.
(2) Pada tingkat nasional atau lebih dari satu provinsi nota kesepahaman atau
perjanjian kerjasama ditandatangani oleh Ketua Umum DPP.
(3) Nota kesepahaman kemitraan di tingkat daerah, ditandatangani oleh Ketua DPD
dan wajib melaporkan kepada DPP PERSAGI.
(4) Himpunan seminat dalam melakukan kerjasama dengan pihak lain melalui nota
kesepahaman yang ditandatangani oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.
(5) Pelaksanaan kerjasama sebagaimana tersebut pada ayat (4), himpunan seminat
mempertanggungjawabkan kepada DPP PERSAGI sesuai dengan isi nota
kesepahaman.

BAB VIII
Pasal 20
Kongres Nasional

(1) Kongres Nasional adalah forum pengambilan keputusan tertinggi PERSAGI


yang dihadiri lebih dari atau sama dengan 2/3 (dua pertiga) jumlah DPD.
(2) Kongres Nasional bertujuan untuk:
a. menilai dan mengesahkan pertanggungjawaban kepengurusan DPP
sebelumnya;
b. menetapkan dan/atau mengubah AD-ART;
c. memilih dan menetapkan Ketua Umum;
d. menetapkan program kerja; dan
e. menetapkan keputusan PERSAGI lainnya
(3) Peserta Kongres Nasional terdiri dari:
a. Pengurus Dewan Pimpinan Pusat;
b. Kolegium Ilmu Gizi Indonesia;
c. Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Ahli Gizi;
d. Dewan Pakar;
e. Dewan Pengawas;
f. Dewan Pimpinan Daerah;
g. Anggota Biasa; dan
h. Anggota Kehormatan.
(4) Peserta Kongres Nasional yang mempunyai hak suara dalam pemilihan Ketua
Umum sebagai berikut:
a. Dewan Pimpinan Pusat mempunyai 5 (lima) suara;
b. Dewan Pimpinan Daerah masing-masing mempunyai 1 (satu) suara;
c. Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Ahli Gizi mempunyai 1 (satu) suara;
d. Kolegium Ilmu Gizi Indonesia mempunyai 1 (satu) suara;
e. Dewan Pengawas mempunyai 1 (satu) suara;
f. Dewan Pakar mempunyai 1 (satu)
g. Himpunan Seminat masing-masing mempunyai 1 (satu) Suara
h. Asosiasi Institusi Pendidikan masingt-masing mempunyai 1 (satu) Suara
(5) Dalam hal jumlah suara total genap maka DPP diberi hak tambahan 1 (satu)
suara sehingga jumlah suara menjadi ganjil.
(6) Sebelum Kongres Nasional, dilakukan Pra Kongres sesuai kebutuhan.
(7) Keterwakilan DPD pada kongres nasional sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang
dan mempunyai hak 1 (satu) suara.
(8) Kongres Nasional diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun.

Pasal 21
Musyawarah Daerah

(1) Musyawarah daerah adalah forum pengambilan keputusan tertinggi tingkat


daerah yang dihadiri lebih dari atau sama dengan 2/3 (dua pertiga) jumlah DPC..
(2) Musyawarah Daerah bertujuan untuk:
a. menilai dan mengesahkan pertanggungjawaban kepengurusan DPD
sebelumnya;
b. memilih dan menetapkan Ketua DPD; dan
c. menetapkan program kerja daerah;
(3) Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari:
a. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah;
b. Pengurus Dewan Pimpinan Cabang; dan
c. Anggota DPD;
(4) Peserta Musyawarah Daerah yang mempunyai hak suara dalam pemilihan
Ketua DPD adalah:
a. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah mempunyai 5 (lima) suara; dan
b. Dewan Pimpinan Cabang masing-masing 1 (satu) suara.
(5) Keterwakilan DPC pada musyawarah daerah sebanyak-banyaknya 3 (tiga)
orang dan mempunyai hak 1 (satu) suara.
(6) Musyawarah Daerah diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun.

Pasal 22
Musyawarah Cabang

(1) Musyawarah cabang adalah forum pengambilan keputusan tertinggi tingkat


Kabupaten/Kota yang dihadiri oleh anggota DPC PERSAGI.
(2) Musyawarah Cabang bertujuan untuk:
a. melakukan evaluasi program kerja;
b. memilih dan menetapkan Ketua DPC; dan
c. menetapkan program kerja cabang.
(3) Peserta Musyawarah Cabang terdiri dari:
a. Pengurus Dewan Pimpinan Cabang; dan
b. Anggota DPC.
(4) Seluruh peserta Musyawarah Cabang mempunyai hak suara dalam pemilihan
Ketua DPC.
(5) Musyawarah Cabang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun.
Pasal 23
Pengambilan Keputusan
(1) Pengambilan keputusan dalam kongres nasional, musyawarah daerah dan
musyawarah cabang dilaksanakan secara musyawarah mufakat.
(2) Dalam hal sebagaimana pada ayat (1) tidak bisa terlaksana, maka pengambilan
keputusan organisasi dilakukan melalui pemungutan suara terbanyak.

Pasal 24
Pembubaran Organisasi
(1) Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh kongres nasional yang
diadakan khusus untuk itu.
(2) Keputusan pembubaran organisasi atas usulan dari sekurang–kurangnya dua
pertiga jumlah DPD PERSAGI.
(3) Alasan pembubaran organisasi PERSAGI dinyatakan dalam surat undangan
Kongres Nasional yang khusus diadakan untuk maksud tersebut, sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya.
(4) Sesudah pembubaran, maka segala hak milik PERSAGI diserahkan kepada
badan-badan sosial atau perkumpulan yang ditetapkan oleh kongres nasional.

Pasal 25
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Rumah Tangga (ART) hanya dapat diubah oleh Kongres Nasional.

Pasal 26
Penutup
Hal lain yang belum termaktub dalam ART akan diatur kemudian oleh DPP
PERSAGI.
Ditetapkan di Medan
19 November 2019

PIMPINAN SIDANG,

1. Bambang Harianto, SKM, M.Sc (Ketua merangkap Anggota)


2. Ir. Kresnawan, M.Sc (Sekretaris merangkap Anggota)
3. Dr. Andrianto, SH, M.Kes (Anggota)
4. Zul Amri, DCN, M.Kes (Anggota)
5. Bambang Supangkat, SKM, M.Si (Anggota)

Mengetahui,
Ketua Umum DPP PERSAGI

DR. ENTOS ZAENAL, SP, MPHM

Anda mungkin juga menyukai