ART PERSAGI Revisi-TTD
ART PERSAGI Revisi-TTD
(ART)
PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA
(PERSAGI)
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA
BAB I
LAMBANG ORGANISASI
Pasal 1
(2) Lambang PERSAGI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah berbentuk
PERISAI dibingkai dengan tulisan berbunyi PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA
yang disingkat PERSAGI dengan arti sebagai berikut:
a. Perisai berwarna biru tua merupakan simbol daya tahan tubuh yang diperoleh
dari keseimbangan asupan gizi sebagai perwujudan dari semboyan Svasta
Harena yang berarti Kesehatan Melalui Gizi;
b. Warna biru melambangkan percaya diri, kedalaman, kesetiaan, bijaksana,
kecerdasan, dipercaya dan bertanggung jawab;
c. Warna kuning melambangkan kematangan dan optimisme;
d. Warna putih melambangkan kebersihan dan kemurnian;
e. dalam perisai terdapat gambar padi yang dibatasi garis putih sealur dengan
gambar padi yang telah menguning, melambangkan kedewasaan dan
kesatuan tekad warga PERSAGI, dalam menuju gizi seimbang bagi setiap
rakyat Indonesia;
f. jumlah padi lima butir yang telah menguning melambangkan lima kelompok
pangan yang berkualitas, yang artinya sebagai sumber karbohidrat, sumber
protein, sumber sayur sayuran, sumber buah buahan dan kelompok bahan
pangan yang dikonsumsi secara seimbang.
(3) Keterangan teknis lambang PERSAGI lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) sebagai berikut:
a. Proporsi Lambang : Tinggi : Lebar= 6 : 5
Contoh tinggi 60 cm lebar 50 cm.
b. Warna : Biru dongker #000080 RGB: 128
c. Kuning : #FFFF00 RGB : 2550
(4) Penggunaan lambang PERSAGI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dalam surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat PERSAGI.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Jenis Keanggotaan
(1) Anggota Biasa adalah Nutrisionis dan Dietisien warga Negara Kesatuan
Republik Indonesia lulusan perguruan tinggi dalam dan luar negeri yang
ijazahnya diakui oleh pemerintah Republik Indonesia dengan mengajukan
permintaan menjadi anggota.
(2) Anggota Luar Biasa adalah Nutrisionis dan Dietisien warga Negara asing yang
diangkat oleh Dewan Pimpinan Pusat karena berjasa dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang gizi.
(3) Anggota Kehormatan adalah warga Negara Indonesia bukan Nutrisionis dan
Dietisien yang diangkat oleh Dewan Pimpinan Pusat karena berjasa dalam
perkembangan IPTEK dan profesi gizi.
(4) Ketentuan tentang tata cara pengangkatan setiap jenis keanggotaan diatur lebih
lanjut dalam peraturan organisasi.
Pasal 3
Persyaratan Keanggotaan
Pasal 4
Tata Cara Penerimaan Anggota
Pasal 5
Kewajiban Anggota
Pasal 6
Hak-hak Anggota
Pasal 7
Pemberhentian Anggota
BAB III
STRUKTUR KEPEMIMPINAN
Pasal 8
Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
Pasal 9
Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
Pasal 10
Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
(1) Status:
a. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) adalah struktur kepemimpinan tertinggi
dalam satu Kabupaten/Kota yang diketuai oleh Ketua Dewan Pimpinan
Cabang;
b. dalam satu Kabupaten/Kota hanya boleh ada 1 (satu) DPC;
c. Ketua DPC dipilih dalam Musyawarah Cabang.
d. masa jabatan DPC sama dengan DPP;
e. Dewan Pimpinan Cabang adalah kesatuan organisasi yang dibentuk di
Kabupaten/Kota yang disetujui oleh DPD; dan
f. Ahli Gizi yang bertempat tinggal di daerah yang belum mempunyai DPC dapat
menjadi anggota dari DPC yang terdekat.
(2) Personalia :
a. personalia Dewan Pimpinan Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris, dan Bendahara, serta beberapa Ketua Bidang.
b. yang dapat menjadi Pengurus DPC adalah anggota biasa yang memiliki
integritas, etika serta memiliki komitmen terhadap tujuan organisasi
PERSAGI; dan
c. dalam hal Ketua DPC tidak dapat menjalankan tugas dan/atau non aktif maka
dapat diangkat Pejabat Ketua DPC melalui rapat pleno pengurus cabang dan
selanjutnya ditetapkan dan disahkan menjadi Pejabat Ketua DPC oleh DPD
sampai dilaksanakannya Musyawarah Cabang berikutnya.
(3) Tugas dan Wewenang :
a. melaksanakan keputusan musyawarah cabang dan ketetapan-ketetapan
organisasi PERSAGI;
b. melaksanakan tugas-tugas operasional organisasi yang didelegasikan oleh
DPD, baik yang menyangkut masalah organisasi profesi, etika profesi,
pendidikan profesi dan pelayanan profesi;
c. melakukan pembinaan dan pengawasan internal organisasi yang berada di
daerahnya;
d. melakukan advokasi kebijakan bidang kesehatan di daerahnya;
e. mewakili DPD bila diperlukan dan/atau atas permintaan DPD;
f. Melaksanakan program kerja yang diputuskan pada musyawarah cabang dan
program kerja yang merupakan penjabaran program kerja PERSAGI;
g. memberi laporan kepada DPD tentang hasil kerja yang dilakukan sekurang-
kurangnya satu kali enam bulan;
h. membina hubungan dengan Instansi terkait (stakeholder) pada tingkat
kabupaten/kota; dan
i. bertanggung jawab kepada rapat anggota.
(4) Tata Cara Pengelolaan:
a. Ketua DPC terpilih harus dapat menyusun kepengurusan dan program kerja
paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah selesai rapat anggota;
b. susunan kepengurusan DPC berasal dari anggota biasa;
c. serah terima kepengurusan telah dilakukan paling lambat dalam waktu 30
(tiga puluh) hari setelah selesai rapat;
d. untuk menyelenggarakan kegiatannya Pengurus DPC mengadakan rapat-
rapat;
e. Rapat Pengurus DPC dihadiri oleh segenap pengurus DPC dan diadakan
sekurang-kurangnya sekali dalam 3 bulan; dan
f. ketentuan tata cara dan pengelolaan pemilihan dan pelantikan Pengurus DPC
diatur lebih lanjut oleh DPP.
BAB IV
KOLEGIUM, MAJELIS KEHORMATAN ETIK DAN DISIPLIN,
DEWAN PAKAR, DEWAN PENGAWAS
Pasal 11
Kolegium Ilmu Gizi Indonesia (KIGI)
(1) KIGI dibentuk melalui rapat pleno DPP PERSAGI dan ditetapkan oleh Ketua
Umum DPP PERSAGI.
(2) KIGI dalam menjalankan tugas bertanggung jawab kepada Ketua Umum DPP
PERSAGI.
(3) Keanggotaan KIGI terdiri dari komponen: DPP, Institusi Pendidikan Ilmu Gizi
(D3, D4/S1 Terapan, S1, Profesi, dan Pasca Sarjana), Pengguna, dan Pakar
Gizi yang jumlah, susunan, dan tatalaksananya ditentukan oleh Ketua Umum
DPP.
(4) Masa jabatan KIGI sesuai dengan masa jabatan DPP.
(5) Administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan KIGI difasilitasi DPP
PERSAGI.
(6) Tugas Pokok dan Fungsi KIGI adalah:
a. memberikan pertimbangan, masukan dan saran, mengenai disiplin Ilmu Gizi
baik diminta atau tidak diminta kepada Ketua DPP PERSAGI, AIPGI, dan
pemangku yang relevan;
b. memberikan masukan tentang standar kompetensi gizi kepada PERSAGI,
AIPGI, dan pemangku kebijakan yang relevan untuk ditindaklanjuti;
c. memberikan masukan tentang kebijakan pendidikan vokasi, pendidikan
akademik, dan pendidikan profesi gizi kepada PERSAGI, AIPGI, dan
pemangku kebijakan yang relevan;
d. melakukan monitoring, evaluasi, dan umpan balik tentang penyelenggaraan
pendidikan vokasi, pendidikan akademik, dan pendidikan profesi gizi kepada
PERSAGI, AIPGI, dan pemangku kebijakan yang relevan;
e. memberikan pertimbangan/rekomendasi terhadap rencana pembukaan
program studi baru untuk pendidikan vokasi, pendidikan akademik, dan
pendidikan profesi gizi kepada lembaga akreditasi dan pemangku kebijakan
yang relevan; dan
f. melakukan pembinaan dan pengembangan profesi dalam rangka
meningkatkan profesionalisme ahli gizi.
Pasal 12
Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Ahli Gizi (MKEDAG)
(1) Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Ahli Gizi (MKEDAG) dibentuk melalui
rapat pleno DPP PERSAGI dan ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PERSAGI;
(2) MKEDAG dalam menjalankan tugas bertanggungjawab kepada Ketua Umum
DPP PERSAGI;
(3) Tugas pokok MKEDAG sebagai berikut:
a. melakukan pengawasan pelaksanaan Kode Etik Ahli Gizi dan pelanggaran
disiplin;
b. mewakili DPP pada pembelaan kepada anggota dalam masalah hukum
yang berkaitan dengan pelaksanaan kode etik dan disiplin keilmuan serta
kompetensi;
c. memberikan pertimbangan kepada ketua umum DPP terhadap pelanggaran
Kode Etik Ahli Gizi dan pelanggaran disiplin keilmuan serta kompetensi; dan
d. melakukan pembinaan dan pengembangan profesi dalam rangka
meningkatkan profesionalisme Ahli Gizi.
(4) Susunan personalia dan tata laksana MKEDAG ditentukan oleh DPP
PERSAGI.
(5) Masa jabatan MKEDAG sesuai dengan masa jabatan DPP PERSAGI; dan
(6) Administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan MKEDAG difasilitasi
DPP PERSAGI.
Pasal 13
Dewan Pakar
(1) Dewan Pakar adalah bagian dari Dewan Pimpinan Pusat yang terdiri dari
anggota PERSAGI yang dinilai memiliki kontribusi di bidang gizi pada tingkat
nasional dalam mengembangkan IPTEK gizi, program gizi, profesi gizi, serta
organisasi dan hukum di bidang gizi.
(2) Dewan Pakar dibentuk dan ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.
(3) Dewan Pakar dalam menjalankan tugas bertanggungjawab kepada Ketua
Umum DPP PERSAGI.
(4) Tugas pokok Dewan Pakar sebagai berikut:
a. memberi masukan kepada DPP tentang keilmuan, program, dan profesi
bidang gizi dan kesehatan untuk mencapai status gizi dan derajat kesehatan
masyarakat yang lebih baik;
b. Memberi informasi dan menjelaskan kepada masyarakat tentang isu-isu gizi
terkini; dan
c. Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi dalam rangka
meningkatkan profesionalisme ahli gizi.
(5) masa jabatan Dewan Pakar sesuai dengan masa jabatan DPP PERSAGI;
(6) Administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan Dewan Pakar
difasilitasi DPP PERSAGI.
Pasal 14
Dewan Pengawas
(1) Dewan Pengawas adalah bagian dari Dewan Pimpinan Pusat yang bertugas
membina dan mengawasi pelaksanaan tugas pokok Dewan Pimpinan Pusat.
(2) Dewan Pengawas dibentuk dan ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.
(3) Dewan Pengawas dalam menjalankan tugas bertanggungjawab kepada Ketua
Umum DPP PERSAGI.
(4) Tugas pokok Dewan Pengawas adalah:
a. mengawasi dan memberi masukan kepada DPP tentang hasil kinerja
pelaksanaan tugas DPP, administrasi dan keuangan DPP; dan
b. memberikan rekomendasi pemecahan masalah yang terjadi dari hasil
pembinaan dan pengawasan.
(5) masa jabatan Dewan Pengawas sesuai dengan masa jabatan DPP PERSAGI.
(6) administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan Dewan Pengawas
difasilitasi DPP PERSAGI.
Pasal 15
Pedoman Organisasi dan Tata Laksana
Pedoman organisasi dan tata laksana PERSAGI disusun oleh DPP selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan setelah dilantik.
BAB V
HIMPUNAN SEMINAT
Pasal 16
Himpunan Seminat
Pasal 17
Badan Usaha
BAB VII
KEKAYAAN DAN KEMITRAAN
Pasal 18
Kekayaan
(1) PERSAGI dapat menjalankan kemitraan dengan pihak lain diatur dengan nota
kesepahaman atau perjanjian kerjasama sepanjang tidak bertentangan dengan
Kode Etik Ahli Gizi.
(2) Pada tingkat nasional atau lebih dari satu provinsi nota kesepahaman atau
perjanjian kerjasama ditandatangani oleh Ketua Umum DPP.
(3) Nota kesepahaman kemitraan di tingkat daerah, ditandatangani oleh Ketua DPD
dan wajib melaporkan kepada DPP PERSAGI.
(4) Himpunan seminat dalam melakukan kerjasama dengan pihak lain melalui nota
kesepahaman yang ditandatangani oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.
(5) Pelaksanaan kerjasama sebagaimana tersebut pada ayat (4), himpunan seminat
mempertanggungjawabkan kepada DPP PERSAGI sesuai dengan isi nota
kesepahaman.
BAB VIII
Pasal 20
Kongres Nasional
Pasal 21
Musyawarah Daerah
Pasal 22
Musyawarah Cabang
Pasal 24
Pembubaran Organisasi
(1) Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh kongres nasional yang
diadakan khusus untuk itu.
(2) Keputusan pembubaran organisasi atas usulan dari sekurang–kurangnya dua
pertiga jumlah DPD PERSAGI.
(3) Alasan pembubaran organisasi PERSAGI dinyatakan dalam surat undangan
Kongres Nasional yang khusus diadakan untuk maksud tersebut, sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya.
(4) Sesudah pembubaran, maka segala hak milik PERSAGI diserahkan kepada
badan-badan sosial atau perkumpulan yang ditetapkan oleh kongres nasional.
Pasal 25
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Rumah Tangga (ART) hanya dapat diubah oleh Kongres Nasional.
Pasal 26
Penutup
Hal lain yang belum termaktub dalam ART akan diatur kemudian oleh DPP
PERSAGI.
Ditetapkan di Medan
19 November 2019
PIMPINAN SIDANG,
Mengetahui,
Ketua Umum DPP PERSAGI