STANDAR
PELAYANAN
MINIMAL
PUSKESM (SPM)
AS
WILANGA
N
MENUJU PPK
BLUD
PUSKESMAS WILANGAN KABUPATEN NGANJUK.
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BLUD PUSKESMAS WILANGAN 2022-2023| 1
KATA PENGANTAR
Halaman Judul.............................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................1
B. TUJUAN.............................................................................................4
C. PENGERTIAN....................................................................................5
D. LANDASAN HUKUM.........................................................................6
E. PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS...........................................7
F. SISTEMATIKA PENYAJIAN.............................................................7
G. CARA MENYUSUN DOKUKEN SPM PUSKESMAS BLUD............8
BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL..............................................11
A. JENIS PELAYANAN.......................................................................11
B. PROSEDUR PELAYANAN.............................................................13
C. STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS........................13
2.1 UKM ESSENSIAL......................................................................47
2.2 UKM PENGEMBANGAN.........................................................146
2.3 Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP).................................174
BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM.................................................197
A. RENCANA PENCAPAIAN INDIKATOR SPM..............................197
B. STRATEGI PENCAPAIAN SPM BERDASARKAN RENCANA
STRATEGIS..................................................................................213
C. RENCANA ANGGARAN BIAYA...................................................213
BAB IV SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA.......................................220
BAB V PENUTUP...................................................................................223
LAMPIRAN...............................................................................................224
A. LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut masyarakat umum.
Pemberi pelayanan publik selalu dihadapkan dengan norma, aturan,
standar, dan ukuran yang harus dipenuhi agar dalam menjalankan
pelayanan dapat diberikan secara akuntabel, bisa dipertanggung
jawabkan dan berkinerja tinggi.
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas
Kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan yang merupakan sarana pelayanan kesehatan (perorangan
dan masyarakat) strata pertama.
Di samping pelayanan yang berkualitas, pelayanan publik juga
dituntut untuk memberikan pelayanan yang aman (safety), sehingga tidak
terjadi sesuatu tindakan yang membahayakan maupun mencederai
pelanggan, oleh karena itu perlu disusun sistem manajemen untuk
mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan, yang meliputi:
identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko,
monitoring yang berkesinambungan, dan komunikasi. Untuk melakukan
monitoring yang berkesinambungan diperlukan adanya indikator (tolak
ukur) dan target (threshold) yang harus dicapai atau dipenuhi.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan bahkan kesetiaan pelanggan
dan menjamin keamanan pasien dapat dilakukan dengan standardisasi
pelayanan. Bagaimana penerapan standar pelayanan tersebut apakah
telah dapat menjamin kepuasan pelanggan dan keamanan pasien harus
dapat ditunjukkan dengan fakta, oleh karena itu pengukuran (indikator)
dan target pencapaian untuk tiap indikator perlu disusun, disepakati, dan
ditetapkan sebagai acuan.
B. TUJUAN
Adapun tujuan disusunnya Standar Pelayanan Minimal adalah
sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman bagi puskesmas dalam penyelenggaraan layanan
kepada masyarakat.
2. Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima suatu layanan.
3. Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan alokasi anggaran
yang dibutuhkan.
4. Alat Akuntanbilitas Puskesmas dalam penyelenggaraan layanannya.
5. Mendorong terwujudnya checks and balance.
C. PENGERTIAN
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai
jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan
wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
SPM di Puskesmas menjadi acuan Puskesmas dalam mencapai
standar kinerja, membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP).
Ada 2 (dua) Jenis SPM yaitu SPM Kesehatan dan SPM
(Puskesmas) BLUD:
1. SPM Kesehatan, sebagaimana diatur dalam PERATURAN
PEMERINTAH Nomor 2 Tahun 2018, Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 100 Tahun 2018, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4
Tahun 2019, adalah:
a. Standar Pelayanan Minimal, yang selanjutnya disingkat SPM
adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar
yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak
diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
b. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi
kebutuhan dasar Warga Negara.
c. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka
penyediaan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak
diperoleh oleh setiap Warga Negara secara minimal.
d. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas
barang dan/atau jasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya
secara minimal dalam Pelayanan Dasar sesuai standar teknis
agar hidup secara layak.
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik.
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah. 4
4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang telah
diubah kedua kalinya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 Tentang
Badan Layanan Umum Daerah.
F. SISTEMATIKA PENYAJIAN
A. JENIS PELAYANAN
Ada dua jenis pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Wilangan
yaitu Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Pelayanan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) meliputi:
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan lbu, Anak dan Keluarga Berencana
1) Kesehatan Ibu dan Bayi
2) Kesehatan Anak Balita dan Pra Sekolah
3) Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
4) Keluarga Berencana
d. Upaya Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
a) Pencegahan Penyakit Diare
b) Pencegahan Penyakit ISPA
c) Pencegahan Penyakit Kusta
d) Pencegahan Penyakit Tuberkulosis
e) Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV-AIDS
f) Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue
g) Pencegahan dan Pengendalian Malaria
h) Pencegahan dan Pengendalian Rabies
i) Pelayanan Imunisasi
j) Pengamatan Penyakit (Surveillance Epidemiology)
k) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
2. Peserta KB baru
Judul Peserta KB baru
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas Wilangan dalam upaya
pelayanan peserta KB baru di wilayah kerja Puskesmas
Definisi Operasional Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali
menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka yang
pasca keguguran, sesudah melahirkan, atau pasca istirahat
minimal 3 (tiga) bulan pada kurun waktu tertentu .
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 6 bulan
Numerator Jumlah peserta KB baru
Denumerator jumlah PUS
6. KB pasca persalinan
Judul KB pasca persalinan
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas Wilangan dalam upaya
pelayanan KB pasca persalinan di wilayah kerja Puskesmas
Definisi Operasional Ibu yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung
sesudah melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah
melahirkan).
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 6 bulan
Numerator jumlah ibu paska persalinan ber KB
Denumerator Jumlah sasaran ibu bersalin
Sumber Data LB3 USUB
Standart 60%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Pengumpul Data
Langkah – langkah jumlah ibu paska persalinan ber KB dibagi Jumlah sasaran
Kegiatan ibu bersalin x 100%
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan
Manusia
1.5.3. Kusta
1. Pemeriksaan kontak dari kasus Kusta baru
Judul Pemeriksaan kontak dari kasus Kusta baru
1.5.4. TBC
1. Kasus TBC yang ditemukan dan diobati
Judul Kasus TBC yang ditemukan dan diobati
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas Wilangan dalam upaya
pelayanan pemeriksaan kasus TBC yang ditemukan dan
diobati di wilayah kerja Puskesmas
Definisi Operasional Jumlah kasus TBC yang ditemukan, diobati secara baku
dan dilaporkan
Frekuensi Setiap 1 bulan
3. PE kasus DBD
Judul PE kasus DBD
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas Wilangan dalam upaya
pemeriksaan PE kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas
Definisi Operasional Penyelidikan epidemologi (PE) meliputi kegiatan
1.5.7. Malaria
1. Penderita Malaria yang dilakukan pemeriksaan SD
Judul Penderita Malaria yang dilakukan pemeriksaan SD
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas Wilangan dalam upaya
pelayanan pemeriksaan penderita malaria yang dilakukan
pemeriksaan SD di wilayah kerja Puskesmas
Definisi Operasional Kasus klinis malaria yang diperiksa Sediaan Darah (SD) nya
secara laboratorium di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap tribulan
Numerator Jumlah kasus klinis Malaria yang diperiksa SD nya secara
2. UCI desa
Judul UCI desa
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas Wilangan dalam upaya
pelayanan UCI desa di wilayah kerja Puskesmas
Definisi Operasional Jumlah desa yang tercapai UCI (Universal Child
Immunization) adalah suatu kelurahan telah tercapai
minimal 80 % bayi yang ada di desa tersebut mendapatkan
imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas selama
kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap tribulan
Numerator Jumlah Desa UCI
Denumerator jumlah Desa di wilayah Puskesmas
Sumber Data Kohort bayi
Standart 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Program Imunisasi
Pengumpul Data
Langkah – langkah Jumlah Desa UCI dibagi jumlah Desa di wilayah Puskesmas
Kegiatan dikali 100 %
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
4. Kelengkapan laporan C1
Judul Kelengkapan laporan C1
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas Wilangan dalam upaya
Numerator Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang dibina dan telah Mandiri
Denumerator jumlah seluruh keluarga yang dibina, dikali 100%
Sumber Data Register Kohort Keluarga Binaan Perkesmas
Standart 50%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Program Perkesmas
Pengumpul Data
Langkah – langkah Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang dibina dan telah Mandiri,
Kegiatan dibagi jumlah seluruh keluarga yang dibina, dikali 100%
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Perawat dan Dokter
Manusia
2.2.10 Kefarmasian
1. Edukasi dan Pemberdayaan masyarakat tentang obat pada
Gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat
Judul Edukasi dan Pemberdayaan masyarakat tentang obat pada
Gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya edukasi dan
Pemberdayaan masyarakat tentang obat pada Gerakan
masyarakat cerdas menggunakan obat sesuai standar di
wilayah puskesmas
Definisi Operasional Kegiatan dalam rangka upaya mendorong Gerakan
Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat berdasarkan SK
Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/427/2015
yang merupakan Upaya bersama pemerintah dan
masyarakat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka
mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman dan
keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat secara
tepat dan benar.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah % capaian masing-masing indikator pelaksanaan
kegiatan gema cermat
Denumerator jumlah komponen indikator gema cermat
Catatan :
1 Puskesmas menyelenggarakan K3 30 30 30
45,5
Puskesmas (internal)
2 Puskesmas menyelenggarakan 35 35 35
14,3
pembinaan K3 perkantoran
3 Promotif dan preventif yang 40 40 40
dilakukan pada kelompok 100
kesehatan kerja
Pemantaan
2 tumbuh Rupiah Rp8.465.000 Rp8.465.000 Rp9.311.500
kembang balita
Kesehatan Lingkungan
Target
NO KEGIATAN Target Realisasi Capaian (%)
2021
.
I KESEHATAN IBU
Kunjungan Pertama Ibu
1 441 419 416 370 377 366 83,9 90 88
Hamil (K1)
Pelayanan Kesehatan Ibu
2 441 419 416 310 361 340 70,3 86,2 81,7
Hamil (K4) - SPM
Pelayanan Persalinan oleh
3 420 400 - 365 398 - 86,9 99,5 -
tenaga kesehatan (Pn)
4 Pelayanan Persalinan oleh 420 400 397 365 398 381 86,9 99,5 96
tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan (Pf) -
2 Peserta KB baru 5082 4946 4946 535 527 501 10,5 10,7 10,1
3 Akseptor KB Drop Out < 3557 < 3462 < 3864 500 440 462 14,1 12,7 12
Peserta KB mengalami
4 < 3557 < 3462 < 3864 0 0 0 0 0 0
komplikasi
Peserta KB mengalami
5 < 3557 < 3462 - 259 361 - 7,3 10,4 -
efek samping
6 PUS dengan 4 T ber KB 2550 2559 2543 2043 2355 2541 80,1 92,0 99,9
7 KB pasca persalinan 420 400 397 301 356 359 71,7 89 90,4
Ibu hamil yang diperiksa
8 442 419 416 360 377 366 81,4 90 88
HIV
CPW dilayanan kespro
- - 157 - - 215 - - 136,9
catin
I DIARE
1 Cakupan Pelayanan Diare 255 167 329 214 155 30 83,9 92,8 9,1
2 Angka Penggunaan oralit 255 167 329 214 155 30 83,9 92,8 9,1
Proporsi penderita diare
3 255 167 329 214 155 30 83,9 92,8 9,1
yang diberi zinc
Pelaksanaan kegiatan
4 Layanan Rehidrasi Oral 255 167 329 214 155 30 83,9 92,8 9,1
Aktif (LROA)
ISPA (INFEKSI SALURAN
II
PERNAPASAN ATAS)
Cakupan Penemuan
1 1709 65 129 140 3 8 8,2 4,6 9,8
penderita Pneumonia balita
III KUSTA
Pemeriksaan kontak dari
1 >50 >50 >25 40 0 0 80 0 0
kasus Kusta baru
2 Kasus kusta yang >2 >2 - 3 2 - 150 100 -
dilakukan PFSs secara
1 Angka Bebas Jentik (ABJ) >8875 >9978 >10335 8200 9478 0 97,3 100 0
VII MALARIA
PENCEGAHAN DAN
VIII
PENANGGULANGAN RABIES
IX PELAYANAN IMUNISASI